Jenis Media: Kesehatan

  • Apakah Air Hujan Aman Untuk Diminum? Ini Penjelasannya

    Apakah Air Hujan Aman Untuk Diminum? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Tubuh kehilangan air melalui berbagai proses biologis alam seperti berkeringat dan buang air. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih cukup tiap hari membantu menggantikan cairan yang hilang dan menjaga fungsi organ tetap optimal.

    Ada banyak sumber air yang bisa dikonsumsi, misalnya dari air tanah, sungai, atau air minum dalam kemasan. Muncul pertanyaan, bagaimana dengan air hujan? Apakah minum air hujan aman?

    Berbicara Soal Air Hujan

    Air apapun secara umum boleh diminum selama kondisinya bersih. Air hujan tidak selalu bisa langsung diminum, karena tidak semua air hujan itu bersih.

    Kebersihan air hujan dipengaruhi oleh banyak faktor fisik dan lingkungan sehingga dengan cepat mengubah air yang bersih menjadi kotor dan berbahaya untuk kesehatan. Air hujan bisa saja mengandung parasit dan bakteri berbahaya.

    Air hujan yang jatuh di wilayah dengan polusi tinggi atau berkontak dengan kontaminan seperti kotoran hewan dan logam mungkin juga tidak layak dikonsumsi manusia.

    “Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mulai mengumpulkan dan minum hujan kecuali kamu benar-benar yakin air tersebut telah bersih dan aman untuk dikonsumsi manusia,” kata ahli gizi Ansley Hill, RD dikutip dari Healthline, Minggu (6/7/2025).

    Tips Mengonsumsi Air Hujan

    Berbagai faktor dapat memengaruhi kualitas air hujan yang ingin dikonsumsi. Jenis bakteri, virus, atau parasit tertentu dapat dihilangkan dengan cara merebus air hujan terlebih dahulu. Tapi, dalam beberapa kasus air hujan mungkin tetap memerlukan perlakuan kimiawi dulu sebelum benar-benar aman untuk diminum.

    “Untuk menghilangkan kontaminan kimia seperti logam berat, Anda mungkin juga perlu menggunakan sistem penyaringan air,” sambung Ansley.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), air hujan yang dikumpulkan untuk air minum harus disaring, desinfeksi, dan pengujian secara berkala.

    Sebuah penelitian di Universitas Ibn Khaldun pada 2023 membagikan salah satu cara untuk membuat alat filtrasi air hujan sederhana. Alatnya menggunakan botol bekas air minum besar sebagai alat penyaring, pasir silika 4-30 mesh, zeolit ukuran 5-30 mm, karbon aktif, dan spons sebagai sistem filtrasinya.

    Pasir silika berfungsi untuk menyaring lumpur dan partikel kasar, zeolit untuk menyerap logam seperti kapur dan partikel halus, karbon aktif untuk menghilangkan bau dan kontaminan organik, dan kapas untuk menyaring endapan halus dan membuatnya jernih.

    Air hujan yang sudah ditampung dan dimasukkan ke dalam sistem filtrasi, bisa direbus untuk menghilangkan patogen.

    Air yang sebelumnya keruh dan berbau, menjadi jernih dan tidak berbau setelah proses penyaringan. Tidak hanya membersihkan air, sistem filtrasi tersebut juga menurunkan kadar zat besi.

    “Zeolit atau kerikil dapat menyaring kotoran berukuran besar seperti butiran tanah,lumut dan lain-lain, pasir dan kapas berfungsi menyaring kotoran berukuran kecil, selain itu juga dapat menghilangkan bau yang terkandung di dalam air,” tulis peneliti.

    Apakah Minum Air Hujan Ada Manfaatnya?

    Ada banyak klaim soal manfaat kesehatan dari hujan, tapi hal tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Meski minum air hujan bersih bisa menjadi cara sehat untuk menghidrasi tubuh, itu tidak memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar dibanding air minum bersih dari sumber lain.

    Salah satu klaim soal air hujan adalah air ini bersifat lebih basa dibandingkan air ledeng, sehingga dapat menjaga pH darah tetap basa. Namun, makanan atau minuman apapun sebenarnya tidak mengubah pH darah secara signifikan.

    Air hujan sebenarnya juga malah cenderung asam. Air hujan bahkan bisa lebih asam jika dikumpulkan di wilayah dengan polusi udara tinggi.

    “Klaim populer lainnya mengenai manfaat kesehatan dari minum air hujan meliputi peningkatan pencernaan dan pengeluaran limbah tubuh yang lebih efisien. Namun, kedua manfaat ini merupakan ciri dari konsumsi air bersih pada umumnya, bukan manfaat khusus dari air hujan,” tandas Ansley.

    (avk/up)

  • Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Air Mani Pria, Inikah Pemicunya?

    Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Air Mani Pria, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Ilmuwan menemukan partikel mikroplastik dalam air mani pria dan cairan folikular wanita, cairan yang mengelilingi sel telur di dalam ovarium. Temuan ini memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang mikroplastik terhadap sistem reproduksi manusia.

    Penelitian dilakukan terhadap 18 pria dan 25 wanita yang menjalani program fertilitas di Spanyol. Hasilnya, mikroplastik ditemukan di 69 persen cairan folikular dan 55 persen air mani yang dianalisis. Penemuan ini dipresentasikan dalam ajang European Society of Human Reproduction and Embryology di Paris, Selasa (2/7/2025), dikutip dari CNN.

    “Yang mengejutkan bukan hanya keberadaannya, tapi betapa umumnya partikel ini ditemukan. Ini bukan kasus terisolasi,” ujar Dr Emilio Gómez-Sánchez, kepala laboratorium di Next Fertility Murcia, dalam pernyataan resmi.

    Apa Itu Mikroplastik?

    Mikroplastik adalah potongan kecil plastik berukuran kurang dari 5 milimeter. Biasanya masuk ke tubuh manusia melalui makanan, udara yang dihirup, dan kontak kulit. Setelah masuk, partikel ini dapat menyebar lewat aliran darah hingga ke organ reproduksi.

    Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah polyamide (PA), polyurethane (PU), polyethylene (PE), PTFE, dan PET, yang umumnya digunakan dalam berbagai produk plastik sehari-hari.

    Sejauh ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM AS) FDA menyebut mikroplastik tidak beracun karena jumlahnya sangat kecil. Namun, zat kimia yang terkandung dalam plastik, seperti BPA dan phthalates, telah dikaitkan dengan gangguan hormon, kanker, dan penyakit kronis lainnya.

    Penelitian ini masih dalam bentuk abstrak dan belum ditinjau sejawat. Namun, para ahli menyerukan perlunya penelitian lebih lanjut terkait pengaruh mikroplastik terhadap kesuburan manusia.

    (naf/naf)

  • Cerita 2 Pasien saat Alami Kanker Usus di Usia 20-an, Apa yang Awalnya Dirasakan?

    Cerita 2 Pasien saat Alami Kanker Usus di Usia 20-an, Apa yang Awalnya Dirasakan?

    Jakarta

    Kanker usus besar atau kanker kolorektal semakin sering menyerang usia muda. Dua wanita ini menjadi bukti bahwa penyakit yang dulu kerap dikaitkan dengan usia lanjut, kini bisa menyerang bahkan sejak usia 20-an. Gejalanya pun kerap samar, mirip keluhan ringan seperti sakit perut biasa hingga masuk angin.

    Hana Lailaszma, wanita domisili Jakarta Timur, pertama kali mengalami nyeri perut hebat saat usianya baru 20 tahun. Tanpa riwayat gejala sebelumnya, sakit itu datang mendadak dan membuatnya nyaris tak bisa bernapas.

    “Sakit perut tiba-tiba dan ini beda banget sama sakit perut biasanya, karena sampai nggak bisa nahan, sampai ngerasa sesak napas juga,” kata Hana kepada detikcom, Sabtu (5/7/2025).

    Obat nyeri yang ia beli di apotek tidak banyak membantu. Ia pun memutuskan ke klinik 24 jam untuk suntik anti-nyeri. Meski keluhan perut mereda, beberapa waktu kemudian Hana mengalami gejala yang lebih serius, buang air besar (BAB) berdarah.

    “Saya sempat konsumsi obat ambeien tiga bulan, tapi nggak membaik. Sampai akhirnya saya cek darah dan HB saya cuma 7, padahal normalnya 14,” lanjut Hana.

    Setelah serangkaian pemeriksaan lanjutan termasuk USG dan CT scan, barulah diketahui bahwa Hana mengidap kanker usus stadium 2. Ia pun harus menjalani perawatan intensif.

    “Pemicu bisa dari keturunan, pola makan nggak teratur, sering makan pedas, kurang protein dan serat,” ujar Hana.

    Mirip Masuk Angin dan Maag Biasa

    Cerita serupa dialami Eriama Agustina, perempuan di Bandung yang divonis kanker usus pada usia awal 30-an. Tiga gejala yang paling membekas di ingatannya sebelum diagnosis, mual, pusing, dan kolik alias nyeri perut tajam.

    “Kalau tidak terdiagnosa kanker usus, aku nggak bakal tahu tiga gejala itu adalah gejala kanker yang berlangsung lama aku alami,” ujarnya, saat dihubungi terpisah.

    Tak hanya itu, Eriama juga mengalami nyeri punggung dan BAB yang tidak lancar, bahkan bisa seminggu sekali. Setelah memeriksakan diri, hasil CT scan menunjukkan adanya tumor yang kemudian dipastikan bersifat ganas.

    Beruntung, Eriama tak perlu menjalani pemasangan stoma (lubang buatan untuk mengeluarkan feses). Ia hanya menjalani pemotongan usus, dan kini sudah dinyatakan remisi dari kanker usus stadium 2a.

    “Kontrol masih sebulan sekali. Dokter minta hindari makanan terlalu pedas, makanan berbahan pengawet, tepung-tepungan, dan yang dibakar,” jelas Eriama.

    Dokter belum bisa memastikan penyebab pasti kanker yang dideritanya. Namun, pola makan rendah serat dan gaya hidup tidak sehat disebut sebagai faktor risiko yang besar.

    Kanker Usus di Usia Muda Kian Meningkat

    Tren kanker usus besar pada generasi Z, milenial, hingga generasi X mengalami peningkatan. Data American Cancer Society 2023 mencatat, pada 1995 hanya 1 dari 10 pasien kanker kolorektal berusia di bawah 55 tahun. Kini jumlahnya melonjak jadi 1 dari 5 orang.

    Para ahli menduga pola makan rendah serat, konsumsi tinggi makanan olahan dan gaya hidup sedentari menjadi penyebab utama kanker kolorektal semakin umum di usia muda. Gejala-gejala berikut perlu diwaspadai:

    Diare atau konstipasi (sembelit)Darah dalam tinjaNyeri atau kram perut.

    Gejala lain yang mungkin muncul antara lain kelelahan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan perasaan bahwa usus tidak sepenuhnya kosong setelah buang air besar. Penting untuk diketahui bahwa beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun, terutama pada tahap awal penyakit ini.

    (naf/kna)

  • Viral 21 Olahraga Kena Pajak Hiburan di Jakarta, Dokter Bilang Gini

    Viral 21 Olahraga Kena Pajak Hiburan di Jakarta, Dokter Bilang Gini

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menambahkan aktivitas olahraga dalam daftar objek Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) untuk Jasa Kesenian dan Hiburan. Beberapa cabang olahraga yang dikenakan pajak antara lain padel hingga lari dengan besaran pajak 10 persen.

    Saat ditanya apakah ini akan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat masyarakat, spesialis olahraga dr Andhika Raspati SpKO mengatakan selama mereka masih aktif latihan fisik, kebugaran tubuh bisa tetap terjaga.

    “Kalau saya sebenarnya yang terpenting bukanlah olahraga permainan, tapi yang sifatnya latihan fisik. Ya kardio, kayak lari, jalan kaki, bersepeda, nge-gym (angkat beban) di rumah, kalestenik itu kan nggak dipajakin,” kata dr Dhika saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).

    Selama masyarakat paham, lanjut dr Dhika, bahwa yang mereka butuhkan itu lebih ke arah latihan fisik, pengenaan pajak 10 persen ke fasilitas olahraga sebetulnya bukan menjadi masalah.

    “Itu dia, kalau males main padel, males main futsal, diganti aja dong sama yang gratis. Jogging, jalan kaki, kalestenik,” katanya.

    “Kalau main kayak padel, futsal itu kan lebih ke arah rekreasional, biar nggak penat, biar nggak stres,” lanjutnya.

    Berdasarkan Keputusan Kepala Bapenda DKI Jakarta Nomor 257 Tahun 2025 berikut fasilitas olahraga yang dikenai tarif pajak 10 persen.

    tempat kebugaran (fitness center), termasuk tempat yoga/pilates/zumbalapangan futsal/sepak bola/mini soccerlapangan teniskolam renanglapangan bulu tangkislapangan basketlapangan volilapangan tenis mejalapangan squashlapangan panahanlapangan bisbol/sofbollapangan tembaktempat bowlingtempat biliartempat panjat tebingtempat ice skatingtempat berkudatempat sasana tinju/beladiritempat atletik/lari jetskilapangan padel.

    (dpy/naf)

  • Video CISDI: Cukai Minuman Berpemanis Bisa Cegah 3 Juta Kasus Diabetes Baru

    Video CISDI: Cukai Minuman Berpemanis Bisa Cegah 3 Juta Kasus Diabetes Baru

    Video CISDI: Cukai Minuman Berpemanis Bisa Cegah 3 Juta Kasus Diabetes Baru

  • Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Jakarta

    Saat buang air kecil atau pipis, biasanya akan muncul busa di permukaan urine. Lalu, apakah ini bisa dikatakan sebagai kondisi normal atau justru ada masalah di ginjal?

    Menjawab hal ini, spesialis penyakit dalam dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH mengatakan ada perbedaan yang jelas antara busa dari urine normal dan tanda penyakit ginjal. Urine berbusa yang tidak berbahaya akan hilang dengan sendirinya dan tidak disertai gejala mengkhawatirkan.

    “Kalau karena ada protein (proteinuria) di dalamnya itu nggak hilang-hilang busanya. Warnanya juga keruh,” kata dr Tunggul saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/7/2025).

    Proteinuria adalah kondisi ketika kadar protein dalam urine lebih tinggi dari normal. Kondisi ini bukan merupakan penyakit, melainkan gejala dari gangguan yang memengaruhi fungsi ginjal.

    Biasanya, kelebihan protein dalam urine menandakan bahwa filter ginjal (glomeruli) tidak bekerja dengan baik, sehingga dapat membiarkan protein keluar bersama urine.

    Cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal, lanjut dr Tunggul adalah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Menjaga pola makan dan gaya hidup juga penting dilakukan demi kesehatan ginjal.

    “Pola hidup dari orang muda sekarang sudah berubah, tadinya (makan) alami normal, sekarang fastfood, sekarang obesitas, garamnya banyak, hipertensi meningkat,” katanya.

    Selain itu, sedentary lifestyle atau gaya hidup bermalas-malasan juga berperan dalam timbulnya masalah kesehatan seperti obesitas dan hipertensi.

    Bagaimana cara terbaik menjaga kesehatan ginjal secara keseluruhan?

    1. Tetap Aktif dan Bugar

    Olahraga yang teratur dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis. Olahraga teratur juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung yang keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    2. Mengontrol Kadar Gula Darah

    Orang dengan diabetes atau kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi, dapat mengalami kerusakan ginjal. Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula) dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah. Jika terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.

    3. Mengontrol Tekanan Darah

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dampaknya pada tubuh bisa signifikan.

    4. Mengontrol Berat Badan

    Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan yang dapat merusak ginjal. Kondisi tersebut meliputi diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.

    5. Minum Cukup Air

    Tetap terhidrasi dengan baik merupakan cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal. Air membantu membersihkan natrium dan racun dari ginjal. Air juga menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    (dpy/naf)

  • Cerita Craig Russell 15 Tahun Hidup dengan Tumor Otak-Hampir Meninggal

    Cerita Craig Russell 15 Tahun Hidup dengan Tumor Otak-Hampir Meninggal

    Jakarta

    Aktor Craig Russell belakangan buka-bukaan soal dirinya hampir meninggal akibat tumor otak sebesar jeruk nipis yang tidak terdeteksi dan tumbuh di dalam tengkorak selama lebih dari satu dekade. Tumor tersebut membuat perubahan bentuk pada tengkoraknya.

    Aktor berusia 48 tahun itu yang dikenal lewat serial Hollyoaks mengatakan ia mulai mengalami gejala seperti kehilangan ingatan, kebingungan, migrain, dan kabut otak pada 2022. Ketika kondisinya memburuk, sang istri, Kate, mendorongnya untuk memeriksakan diri ke dokter.

    Craig, yang juga dikenal lewat perannya di serial Netflix Queen Cleopatra, akhirnya kehilangan penglihatan di mata kirinya. Ia juga kerap mendengar suara menderu dari belakang kepalanya saat berteriak dalam proses syuting film Edge of Summer, yang hampir membuatnya pingsan.

    Setelah menjalani pemeriksaan intensif, dokter menemukan tumor jinak sebesar jeruk nipis gepeng yang tumbuh di otaknya. Ukurannya begitu besar hingga menyebabkan deformasi pada tengkoraknya. “Itu menghentikan langkahku, aku tak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi padaku,” ujar Craig.

    Menurut dokter, tumor tersebut kemungkinan besar telah tumbuh secara perlahan selama 15 tahun.

    Craig kemudian menjalani operasi berisiko tinggi untuk mengangkat tumor dan membangun kembali bagian tengkoraknya yang rusak. “Ada kemungkinan nyata aku tidak akan selamat dari operasi itu, satu kesalahan kecil saja bisa fatal. Kalaupun selamat, aku bisa buta atau terkena stroke,” katanya.

    Meskipun mengalami komplikasi serius setelah operasi, Craig akhirnya pulih sepenuhnya dan berhasil menyelesaikan film terbarunya yang berjudul Protein.

    Apa Itu Tumor Otak?

    Tumor otak jinak adalah massa sel yang tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Meskipun bukan kanker, tumor ini tetap bisa menimbulkan masalah kesehatan karena ukuran dan lokasinya dapat menekan atau merusak jaringan otak di sekitarnya.

    Menurut dokter, meningioma menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen dari seluruh kasus tumor otak dan merupakan jenis tumor otak jinak yang paling umum. Tumor ini berasal dari jaringan pelindung otak dan sumsum tulang belakang yang disebut meninges, dan biasanya muncul pada orang dewasa paruh baya atau lanjut usia.

    Beberapa gejala tumor otak antara lain:

    Perubahan penglihatanSakit kepala hebatKelemahan tubuhSulit berjalanMasalah keseimbanganSulit memahami atau menggunakan bahasaMasalah memoriGangguan pendengaranMati rasa atau kesemutan pada wajahMual dan muntahKebingungan atau disorientasi

    Apa Penyebab Tumor Otak?

    Para ahli menjelaskan tumor otak muncul ketika gen tertentu pada kromosom sel mengalami kerusakan dan tidak lagi berfungsi dengan baik, meskipun penyebab pasti dari perubahan ini belum diketahui. DNA dalam kromosom berfungsi memberi instruksi kepada sel untuk tumbuh, membelah, atau mati pada waktu yang tepat.

    Ketika DNA di sel otak berubah, sel menerima instruksi yang salah, akibatnya, sel tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dari normal dan bisa hidup lebih lama dari seharusnya. Kondisi ini menyebabkan penumpukan sel abnormal yang mengambil ruang di otak.

    Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin terlahir dengan perubahan genetik ini. Faktor lingkungan seperti paparan radiasi tinggi dari X-ray atau pengobatan kanker sebelumnya juga dapat memperburuk kerusakan genetik tersebut.

    (naf/naf)

  • Warga Korsel Diamuk Wabah Lovebug ‘Kumbang Cinta’, Begini Penampakannya

    Warga Korsel Diamuk Wabah Lovebug ‘Kumbang Cinta’, Begini Penampakannya

    Jakarta

    Warga Korea Selatan, khususnya di Seoul dan Incheon dibuat resah serangan serangga lovebug yang kembali melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Wabah ini disebut makin parah akibat suhu panas yang dipicu perubahan iklim.

    Puluhan petugas pemerintah bahkan dikerahkan ke Gunung Gyeyangsan, barat ibu kota, untuk menangani wabah yang disebut sangat parah oleh Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Jumat (12/7/2025).

    Video yang viral di media sosial menunjukkan jalur pendakian yang biasanya indah berubah jadi lautan lovebug. Para pendaki tampak berusaha menembus kawanan serangga hitam kecil seukuran kuku jempol yang beterbangan tak terkendali.

    Apa Itu Lovebug?

    Lovebug atau plecia longiforceps dikenal karena kebiasaannya kawin sambil terbang. Serangga ini umum ditemukan di wilayah subtropis seperti China bagian selatan, Taiwan, Kepulauan Ryukyu (Jepang), serta sebagian wilayah Amerika Tengah dan Amerika Serikat.

    Di Korea Selatan, lovebug pertama kali muncul pada 2015 dan diyakini datang dari China selatan. Sejak 2022, lovebug mulai rutin muncul setiap Juni hingga Juli, terutama di wilayah pelabuhan sekitar Seoul.

    Para ahli menyebut perubahan iklim dan peningkatan suhu mendorong penyebaran lovebug ke arah utara, termasuk ke Seoul dan Incheon.

    “Kenaikan suhu di Seoul jauh lebih cepat dibanding wilayah lain di dunia,” ujar Direktur Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Kim Tae-o. Ia menambahkan, efek pulau panas akibat bangunan kota membuat suhu makin ekstrem dan memperparah penyebaran.

    INCHEON, SOUTH KOREA – JULY 3: Mating lovebugs cover the side of a rock at the top of Gyeyangsan, a mountain in Incheon, South Korea on Thursday, July 3, 2025.(Photo by Jintak Han/The Washington Post via Getty Images) Foto: The Washington Post via Getty Im/The Washington Post

    Secara medis, lovebug tidak menggigit atau menyebarkan penyakit. Tapi, keberadaannya dianggap sangat mengganggu. Warga mengeluh karena serangga ini sering menempel di kaca mobil, dinding rumah, restoran, hingga gerbong kereta bawah tanah.

    Pemerintah menyarankan warga mengusir kawanan lovebug dengan semprotan air atau perangkap lengket, bukan pestisida kimia.

    Saat ini, populasi lovebug sedang berkembang pesat di barat laut Korea Selatan. Namun, potensi penyebaran ke daerah lain masih belum bisa dipastikan.

    “Jumlah lovebug meningkat tajam akhir pekan kemarin di Gunung Gyeyang,” ujar Wang Hyeon-jeong, pejabat distrik setempat.

    Daerah beriklim hangat dan lembap menjadi tempat ideal bagi serangga ini berkembang biak.

    (naf/naf)

  • Kerap Diabaikan, Perubahan pada Urine yang Bisa Jadi Tanda Masalah Ginjal

    Kerap Diabaikan, Perubahan pada Urine yang Bisa Jadi Tanda Masalah Ginjal

    Jakarta

    Banyak orang menganggap bahwa sering kencing merupakan tanda ginjal dalam kondisi sehat dan tubuh terhidrasi dengan baik. Namun, terlalu sering buang air kecil juga bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan tertentu.

    Dokter spesialis urologi dr Hilman Hadiansyah, SpU mengatakan penyakit batu ginjal dan infeksi ginjal salah satunya ditandai dengan frekuensi kencing berlebihan.

    “Frekuensi kencing meningkat (lebih dari 4-7 kali sehari) disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat kencing (dysuria), rasa sakit di punggung menjalar ke perut bawah,” kata dr Hilman saat dihubungi detikcom, Sabtu (5/7/2025).

    “Lalu urine berwarna keruh, berwarna merah (ada darah), dan berbau tidak seperti umumnya,” sambungnya

    Untuk infeksi ginjal, lanjut dr Hilman biasanya akan disertai gejala lanjutan seperti demam, menggigil, atau tubuh yang mudah lelah.

    dr Hilman menambahkan, frekuensi buang air kecil yang normal umumnya sebanyak empat hingga tujuh kali sehari.

    “Warna urine jernih atau kuning muda dan tidak ada gejala seperti demam, nyeri pinggang atau kesulitan berkemih,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Libur Telah Tiba! Kapan Waktu Terbaik Untuk Anak Laki-laki Sunat?

    Libur Telah Tiba! Kapan Waktu Terbaik Untuk Anak Laki-laki Sunat?

    Jakarta

    Waktu libur seringkali dijadikan momen untuk anak sunat. Hal ini dikarenakan libur panjang bisa dijadikan waktu untuk recovery setelah sunat. Waktu recovery setelah sunat bisa memakan waktu hingga dua pekan, tergantung kondisi anak.

    Sebenarnya kapan sih waktu terbaik untuk anak sunat? Apakah ada usia-usia tertentu yang lebih diutamakan untuk anak sunat? Begini penjelasannya.

    Apa Itu Sunat?

    Dikutip dari Mayo Clinic, sunat atau khitan adalah tindakan pembedahan untuk menghilangkan kulit yang menutupi ujung penis, disebut kulup. Selain sebagai ritual keagamaan, sunat kadang perlu dilakukan karena ada masalah medis yang melatarbelakangi, contohnya kulup terlalu ketat sehingga tidak bisa ditarik ke belakang.

    Berikut ini sederet manfaat dari prosedur sunat:

    Mempermudah pembersihan penis

    Kulup yang dihilangkan saat sunat mempermudah pembersihan penis secara langsung. Penis yang tidak dijaga kebersihannya memicu bau tidak sedap, infeksi, hingga peradangan.

    Kulup bisa menjadi tempat berkembang biak virus dan bakteri karena lingkungan yang lembab. Beberapa studi menunjukkan pria yang disunat memiliki risiko infeksi herpes, sifilis, dan HIV yang lebih rendah.

    Meski demikian, perlu diingat perlindungan hubungan intim yang aman terap perlu menggunakan alat kontrasepsi.

    Secara umum, laki-laki memang lebih jarang mengalami infeksi saluran kemih daripada wanita. Tapi, anak yang tidak disunat memiliki risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami infeksi.

    Meski kasus kanker penis sangat jarang, menurut American Academy of Pediatrics, prosedur sunat menurunkan risiko kanker penis. Pria yang tidak disunat memiliki risiko kanker penis 3-10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak sunat. Ini berkaitan erat dengan faktor kebersihan yang lebih baik setelah sunat.

    Kapan Waktu Terbaik untuk Anak Sunat?

    Kebanyakan anak di Indonesia sunat di usia sekolah dasar, seperti 10-12 tahun. Dalam beberapa kasus, ada yang bisa lebih cepat misalnya usia 5 tahun.

    Tapi, sebenarnya berapa sih usia yang paling disarankan untuk sunat? Sebuah studi dilakukan di Turki tahun 2014 mencari tahun pada usia berapa anak sebaiknya di sunat.

    Studi tersebut melibatkan 603 anak yang dibagi menjadi 3 kelompok usia yaitu kurang dari 1 tahun, 1-7 tahun, dan lebih dari 7 tahun. Hasilnya disebutkan kelompok kurang dari 1 tahun menjadi usia yang paling tepat untuk sunat.

    Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, risiko komplikasi setelah sunat pada anak usia kurang dari 1 tahun dianggap paling rendah. Kedua, kelompok anak usia di bawah satu tahun membutuhkan waktu rawat yang lebih pendek dibanding kelompok lainnya.

    Sebagai perbandingan, kelompok anak usia 1 tahun hanya butuh satu jam perawatan pasca sunat di rumah sakit sebelum diperbolehkan pulang. Sedangkan, kelompok usia 1-7 tahun membutuhkan rata-rata 3 jam.

    Sedangkan pada kelompok usia lebih dari 7 tahun tidak diungkapkan secara eksplisit, tapi masih di lebih cepat dibanding kelompok usia 1-7 tahun.

    Hal senada diungkapkan oleh spesialis bedah saraf dr Mahdian Nur Nasution, SpBS. Ia menyarankan anak sebaiknya disunat saat usianya di bawah 40 bulan. Semakin cepat anak disunat, maka semakin baik.

    “Lebih cepat lebih baik di bawah 40 hari. Manusia sejak bayi hingga dewasa masa tumbuh kembang (paling baik) saat bayi. Waktu-waktu pertumbuhan selnya cepat di usia bayi,” katanya pada detikcom dalam sebuah wawancara.

    dr Mahdian mengatakan proses regenerasi pada saat bayi lebih cepat dibandingkan pada saat anak-anak atau dewasa. Luka yang terjadi pada saat bayi akan lebih cepat sembuh.

    Tips Sunat untuk Anak Usia Sekolah

    Meski sunat di bawah usia 1 tahun lebih direkomendasikan, bukan berarti sunat melebih waktu tersebut buruk. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua yang mau menyunatkan anak di usia sekolah di masa liburan:

    Pilih lokasi tempat sunat yang baik dan terpercaya, seperti di rumah sakit atau klinik.Persiapkan mental anak dan jelaskan prosedurnya secara jujur, tanpa menakut-nakuti.Berikan makanan nutrisi seimbang selama pemulihan.Persiapkan pendukung pemulihan seperti celana longgar, alat pembersih, dan obat-obatan yang mungkin diperlukan.Bantu jaga kebersihan area sunat, khususnya setelah buang air kecil untuk mencegah infeksi.Jika menemukan gejala seperti darah tidak berhenti keluar, nanah, dan jaringan hitam di area sunat, segera cek ke dokter.

    (avk/tgm)