Jenis Media: Kesehatan

  • Video Soal Penerapan Label Depan Kemasan, CISDI: Memudahkan Pilih Produk Sehat

    Video Soal Penerapan Label Depan Kemasan, CISDI: Memudahkan Pilih Produk Sehat

    Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mendorong pemerintah segera terapkan kebijakan pemasangan label di depan kemasan produk pangan dan minuman. Penggunaan label ini diharapkan masyarakat dapat memilih produk yang lebih sehat.

    CISDI juga mengungkap riset dampak signifikan dari label tersebut dalam mempengaruhi cara masyarakat memilih pangan. Berikut informasinya.

    Klik di sini untuk melihat video 20detik lainnya!

  • Dokter Jelaskan soal Ablasi Retina, Pemicu Mata Kanan Dewi Yull Tak Berfungsi

    Dokter Jelaskan soal Ablasi Retina, Pemicu Mata Kanan Dewi Yull Tak Berfungsi

    Jakarta

    Ablasio retina atau retinal detachment merupakan kondisi saat terjadi robekan pada retina. Hal inilah yang dialami penyanyi dan aktris senior, Dewi Yull, yang menyebabkan mata kanannya tidak bisa melihat.

    Dokter spesialis mata dr Elvioza, SpM(K), menjelaskan semakin bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis.

    “Jadi, awalnya terjadi robekan dulu pada retina. Kemudian, dari robekan ini masuk cairan, hingga retinanya terlepas,” terang dr Elvioza pada detikcom, Minggu (6/7/2025).

    “Setelah retina terlepas, yang kita sebut sebagai ablasio retina atau retina detachment ini. Nah, penglihatan terganggu sampai hilang penglihatan,” tambahnya.

    Salah satu faktor pemicu terjadinya ablasio retina adalah miopi atau mata dengan minus yang sangat tinggi. dr Elvioza menyebut mata minus yang tinggi itu sudah di atas lima.

    Seperti yang diketahui, kedua mata Dewi Yull memang minus. Sebelah kanan mencapai minus 25 dan minus 19 pada mata kiri.

    Menurut dr Elvioza, dengan bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis. Sehingga mudah terjadi robekan, retina terlepas, hingga terjadi ablasio retina.

    “Jadi, biasanya ablasio retina terjadi pada orang-orang tua yang usia tua di atas 50 tahun. Karena semakin bertambahnya usia, retina semakin rapuh. Apalagi pada orang yang sudah dasarnya punya minus tinggi, semakin rapuh,” jelasnya.

    Ketika ditanya penyebab lainnya, dr Elvioza menekankan dalam dunia kedokteran tidak ada istilah penyebab atau sebab akibat. Lebih pada faktor risiko seseorang yang bisa mengalami ablasio retina.

    dr Elvioza menyebutkan beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang kemungkinan besar mengalami kondisi tersebut.

    “Hal-hal yang memberikan risiko terjadi operasi retina tadi minus tinggi di atas lima, usia di atas 50 tahun atau lebih,” kata dr Elvioza.

    “Selain itu bisa juga karena terjadinya trauma atau pernah ada benturan pada matanya, pernah terjadi peradangan pada mata, hingga genetik atau keturunan,” tuturnya.

    (sao/kna)

  • Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Jakarta

    Belimbing merupakan salah satu jenis buah yang populer di Indonesia. Selain buahnya, rupanya daun belimbing juga banyak yang mengincar, salah satunya oleh negara asing.

    Pada tahun 2024, Republik Dominika mengimpor daun belimbing dari Indonesia senilai 52.900 dollar AS (Rp 839,3 juta) dengan volume mencapai 6 ribu kilogram. Padahal selama periode 2019-2023, ekspor daun belimbing ke negara di kepulauan karibia tersebut nihil.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat total ekspor daun belimbing ke berbagai negara sejumlah 62.576 dollar AS (Rp 992,8 juta) dengan berat total 8.769 kg pada 2024. Ini menunjukkan ada kenaikan 1.058 persen dibanding tahun sebelumnya berjumlah 5.400 dollar AS (Rp 85,6 juta) dengan volume 2.125 kg.

    Manfaat Daun Belimbing

    Sebenarnya ada banyak jenis belimbing yang tumbuh di Indonesia. Tapi, beberapa jenis belimbing yang populer di Indonesia adalah belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Ternyata begini manfaatnya:

    Daun Belimbing Manis

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari daun belimbing. Salah satunya menurunkan kadar gula darah.

    Dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam ‘Food Science and Nutrition’ disebutkan ekstrak daun belimbing manis dapat menurunkan kadar gula darah. Hal itu ditemukan dalam sebuah uji hewan pada tikus jantan.

    Penelitian itu juga menyebut daun belimbing manis juga memiliki efek penurun lemak darah. Ini disebabkan oleh adanya kandungan methanolic extract of Averrhoa carambola leaf (MEACL) yang terbukti menurunkan kolesterol total, trigliserida, indeks aterogenik, dan indeks massa tubuh pada hewan uji.

    Daun belimbing manis juga memiliki senyawa fenolik dan flavonoid, sebagai antioksidan kuat yang baik untuk tubuh. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang biasanya berkaitan erat dengan pencegahan berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Daun Belimbing Wuluh

    Tanaman belimbing wuluh. Foto: iStock

    Salah satu manfaat dari daun belimbing wuluh adalah menjaga tekanan darah. Masalah tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    Sebuah penelitian kecil dilakukan di Magetan pada tahun 2023 untuk melihat efek teh daun belimbing wuluh terhadap pengidap hipertensi. Dalam riset tersebut, peneliti dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun memberikan 2 gram teh daun wuluh seduh selama 7 hari berturut-turut pada 16 partisipan.

    Dari seluruh partisipan, rata-rata tekanan darah sistolik (saat memompa darah) berada di angka 163,13 mmHg dan diastolik (saat jantung rileks) di angka 92,5 mmHg. Setelah diberi teh daun belimbing wuluh, terjadi penurunan hipertensi secara signifikan menjadi 134,06 mmHg pada sistolik dan 75 mmHg pada diastolik.

    “Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon intervensi teh daun belimbing wuluh diperoleh p-value 0,000. Berarti terdapat efektivitas antara tekanan darah sebelum dan sesudah teh daun belimbing wuluh diberikan,” tulis peneliti.

    Penelitian lain juga dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto pada 2023 pada pengidap diabetes. Mereka menemukan konsumsi daun belimbing wuluh memberikan efek penurunan gula darah. Ini diduga karena adanya kandungan antioksidan flavonoid di dalamnya.

    Cara Mengonsumsi Daun Belimbing

    Saat ini ada banyak produk daun belimbing kering yang bisa tinggal diseduh seperti teh untuk konsumsi. Jika hanya memiliki daun belimbing manis atau daun belimbing wuluh segar, berikut cara mengolahnya:

    Siapkan 8-10 lembar daun belimbing segar.Rebus di dalam 1 liter air hingga air mendidih.Tutup panci selama proses perebusan.Setelah selesai, matikan api dan biarkan air daun belimbing lebih dingin.Saring air daun belimbing, lalu minum.

    (avk/tgm)

  • Riset Ungkap Sering Mimpi Buruk Lebih Besar Risikonya Mati Muda, Kok Bisa?

    Riset Ungkap Sering Mimpi Buruk Lebih Besar Risikonya Mati Muda, Kok Bisa?

    Jakarta

    Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada European Academy of Neurology (EAN) Congress 2025 mengungkapkan orang yang sering terbangun karena mimpi buruk lebih mungkin mengalami kematian dini. Ilmuwan menyebut orang dewasa yang mimpi buruk tiap minggu memiliki risiko meninggal sebelum 75 tahun hampir tiga kali lebih besar. Bagaimana temuannya?

    Peneliti menggabungkan data dari empat studi jangka panjang di Amerika Serikat yang melibatkan 4.000 partisipan berusia 26-74 tahun. Di awal studi, partisipan melaporkan seberapa sering mereka mimpi buruk hingga mengganggu tidur.

    Lalu, 18 tahun berikutnya, peneliti melacak berapa orang yang meninggal secara prematur dan hasilnya mencapai 227 orang.

    Setelah mempertimbangkan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, kesehatan mental, dan merokok, orang yang mengalami mimpi buruk tiap minggu tetap ditemukan hampir tiga kali lebih berisiko meninggal lebih muda. Ini bahkan sebanding dengan risiko akibat kebiasaan merokok berat.

    Tim juga memeriksa ‘jam epigenetik’, tanda kimia pada DNA yang berfungsi seperti penghitung jarak biologis. Orang yang sering mengalami mimpi buruk ternyata secara biologis lebih tua dari usia yang asli mereka. Ini berdasarkan tiga jenis jam biologis yang digunakan yaitu DunedinPACE, GrimAge, dan PhenoAge.

    Lalu, Apa Hubungannya?

    Dikutip dari Science Alert, mimpi buruk berkaitan erat dengan rapid-eye movement (REM), ketika otak sangat aktif tapi tubuh tidak bergerak. Adrenalin, kortisol, dan zat kimia stres lainnya melonjak secara tiba-tiba dan bisa sekuat ketika manusia sadar.

    Jika ini terjadi terus terjadi, respons stres tubuh bisa menyala sepanjang hari. Stres kronis memicu peradangan, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat proses penuaan yang akhirnya merusak sel-sel.

    Tidur merupakan fase penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan membuang limbah di tingkat sel. Stres terus menerus dan tidur yang buruk mungkin menjadi pemicu tubuh menua lebih cepat.

    Temuan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Studi sebelumnya menunjukkan orang dewasa yang mimpi buruk tiap pekan lebih berisiko mengalami demensia dan parkinson, bahkan bertahun-tahun sebelum gejala muncul saat sadar.

    Bukti yang terus bertambah menunjukkan bahwa area otak yang terlibat dalam mimpi juga merupakan area yang terdampak oleh penyakit otak. Jadi, mimpi buruk yang sering bisa jadi merupakan tanda peringatan dini dari masalah neurologis.

    Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dalam keterkaitan mimpi buruk dan kesehatan tubuh.

    (avk/kna)

  • Mata Kanan Dewi Yull Tak Bisa Melihat gegara Ablasi Retina, Kondisi Apa Itu?

    Mata Kanan Dewi Yull Tak Bisa Melihat gegara Ablasi Retina, Kondisi Apa Itu?

    Jakarta

    Penyanyi dan aktris senior Dewi Yull mengaku kini hanya bisa melihat dengan satu matanya, tepatnya sebelah kiri. Sementara mata lainnya, sebelah kanan, sudah tidak bisa berfungsi karena ablasi retina.

    Kondisi ini mulai terasa sejak 2023, saat muncul kondisi tidak biasa. Ia mengaku mengalami mata minus yang sangat tinggi, yakni mencapai minus 25 pada mata kanan dan minus 19 pada mata kiri.

    “Jadi, waktu tahun 2023 itu keluar cairan gelembung di dalam, kayak air gelembung, kayak balon, begitu ya. Lama-lama kok dari air putih kemudian jadi kuning, makin pekat. Malam tuh sudah gelap yang kanan, langsung ke UGD rumah sakit mata,” jelasnya dikutip dari detikHot, Minggu (6/7/2025).

    “Jadi retinanya ablasi, jadi lepas dari mata. Biji mata itu karena dia kalau minus tinggi kan katanya cembung,” sambungnya.

    Ablasio retina atau lebih dikenal sebagai retinal detachment adalah kondisi saat lapisan tipis jaringan di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Dikutip dari Mayo Clinic, lapisan jaringan ini disebut retina.

    Kondisi ini memisahkan sel-sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi mata.

    Terkait kondisi ini, dokter spesialis mata dr Elvioza, SpM(K), menjelaskan kondisi ablasi mata atau retinal detachment ini memang berisiko pada orang yang memiliki minus tinggi, seperti di atas lima.

    “Jadi, orang yang minus tinggi, kita mengatakan minus tinggi di atas lima ya, itu retina tipis dari lahir,” jelas dr Elvioza saat dihubungi detikcom, Minggu (6/7).

    “Nah, dengan bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis, sangat mudah terjadi robekan,” sambungnya.

    Menurut dr Elvioza, ablasio retina ini termasuk kondisi darurat. Jika tidak segera ditangani, retina akan rusak secara permanen.

    “Pada saat retina terlepas, kalau tidak cepat ditolong, ya retina itu akan rusak secara permanen,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Video Cukai Dinilai Buat Konsumen MBDK Berkurang, CISDI: Kurangi Beban BPJS

    Video Cukai Dinilai Buat Konsumen MBDK Berkurang, CISDI: Kurangi Beban BPJS

    Jakarta – CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) minta pemerintah segera terapkan cukai untuk Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK). Penerapan cukai dinilai efektif dalam menekan angka penderita diabetes.

    CISDI berkurangnya beban klaim penyakit yang ditanggung BPJS tersebut bisa berdampak baik bagi keuangan BPJS itu sendiri maupun ekonomi ke depannya.

    Klik di sini untuk melihat video 20detik lainnya!

    (/)

  • Batas Aman Konsumsi Air Isi Ulang Menurut Kesehatan Lingkungan

    Batas Aman Konsumsi Air Isi Ulang Menurut Kesehatan Lingkungan

    Jakarta

    Air isi ulang sudah sejak lama menjadi pilihan banyak keluarga di Indonesia karena harganya lebih terjangkau dan tersedia luas.

    Ketika membeli air isi ulang, risiko kesehatan harus menjadi pertimbangan. Kualitas air dari depot isi ulang bisa bervariasi tergantung sumber air, proses filtrasi, hingga kebersihan alat.

    Lalu, sebenarnya seberapa banyak sih batas aman konsumsi air isi ulang menurut kesehatan lingkungan?

    Risiko Kontaminasi Air Isi Ulang

    Peneliti dari Universitas Airlangga mencari tahu risiko kontaminasi yang dapat muncul dari air isi ulang dalam studi yang diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.16 No.2 Tahun 2024. Dalam studi ini, peneliti memeriksa risiko kontaminasi bahan kimia berbahaya dalam air isi ulang di 25 kota di Jawa Timur.

    Peneliti mengambil 1.113 sampel air isi ulang dari berbagai depot dan menguji beberapa kandungan kimia di dalamnya. Beberapa zat kimia yang diperiksa meliputi nitrat, nitrit, dan mangan.

    Nitrat dan nitrit merupakan senyawa yang biasa ditemukan dalam air limbah pertanian atau domestik. Kadar yang terlalu tinggi dapat mengganggu transportasi oksigen dalam darah.

    Sementara itu, mangan merupakan mineral alami yang dalam jumlah kecil sebenarnya dibutuhkan tubuh. Kadar mangan yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat berdampak pada kesehatan ginjal, hati, hingga neurologis.

    Hasil Temuan Peneliti

    Peneliti menemukan beberapa sampel air isi ulang memiliki kandungan nitrat melebihi standar Kementerian Kesehatan yakni sebesar 50 mg/L. Konsentrasi tertinggi yang ditemukan mencapai 56,27 mg/L dalam salah satu sampel.

    Mereka juga menemukan sampel yang mengandung nitrit hingga 22,22 mg/L, padahal batas amannya 3 mg/L, serta kandungan mangan 4,54 mg/L dengan batas aman 0,4 mg/L.

    Peneliti lalu menggunakan metode Risk Quotient (RQ) untuk mengukur seberapa besar risikonya terhadap kesehatan. Jika RQ lebih dari 1, maka air dianggap tidak aman untuk konsumsi jangka panjang.

    Hasilnya RQ nitrat hingga 1,2265, RQ nitrit hingga 7,7488, dan RQ mangan hingga 1,1308. Ini menunjukkan air isi ulang di wilayah tersebut terkontaminasi dan kurang aman dikonsumsi.

    “Ini menunjukkan bahwa air minum di wilayah tersebut tidak aman dikonsumsi oleh orang dengan berat badan 55 kg, sebanyak 2 liter per hari selama 350 hari,” tulis peneliti.

    Batas Aman

    Selama air isi ulang yang dikonsumsi tidak terkontaminasi atau kontaminasi masih di bawah batas aman, sebenarnya masih boleh diminum hingga 2 liter per hari sesuai anjuran asupan cairan per hari dari Kemenkes.

    Tapi, jika ada kontaminan di dalamnya, tentu konsumsinya harus lebih berhati-hati. Sebagai contoh, temuan nitrit 22,22 mg/L yang ditemukan dalam salah satu sampel air isi ulang, membuat sampel tersebut hanya bisa dikonsumsi 0,25 liter per hari.

    Jika indikatornya kandungan nitrat 56,27 mg/L, maka batas amannya 1,6 liter, sedangkan untuk indikator kandungan 4,54 mg/L mangan menjadi 1,7 liter.

    Ciri-ciri Air Aman

    Mengonsumsi air isi ulang masih diperbolehkan, selama masyarakat bisa memilih depot yang berkualitas. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan seperti memeriksa keresmian depot air minum, serta memilih depot yang menjaga kebersihan.

    Perhatikan juga kualitas air minum yang dikonsumsi. Berikut ini beberapa ciri fisik air putih yang aman dikonsumsi:

    Tidak berwarna, harus jernih dan tidak keruh.Tidak berbau seperti amis, belerang, atau kimia.Air harus netral atau tawar, tidak asam, pahit, atau asin.Tidak memiliki endapan.

    (avk/up)

  • Momen Dokter di Malaysia Sukses Operasi Bayi Kembar Siam Langka, Prosesnya 13 Jam

    Momen Dokter di Malaysia Sukses Operasi Bayi Kembar Siam Langka, Prosesnya 13 Jam

    Jakarta

    Salah satu rumah sakit di Malaysia berhasil memisahkan bayi kembar siam berusia tiga bulan. Operasi tersebut memakan waktu lebih dari 13 jam.

    Melalui laman Facebook, Rumah Sakit Tunku Azizah (HTA) di Kuala Lumpur, Malaysia, membagikan momen menegangkan itu.

    “Pada Selasa tanggal 24 Juni 2025, sejarah tercipta di Rumah Sakit Tunku Azizah (HTA). Dengan keberhasilan memisahkan sepasang bayi kembar laki-laki berusia tiga bulan, yang merupakan bayi kembar siam Omphaloischiophagus Tetrapus yaitu jenis bayi kembar siam langka, keduanya terhubung di bagian perut, panggul, dan memiliki empat kaki,” tulis pada dokter yang dikutip dari World of Buzz, Minggu (6/7/2025).

    “Operasi dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada 21.48, dengan pemisahan lengkap terjadi pada pukul 17.43. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan kedua bayi itu kini dalam kondisi stabil dan dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU),” sambungnya.

    Dalam postingan tersebut, mereka menyebutkan nama dokter bedah yang memimpin operasi. Itu termasuk Dr Mohd Yusof Abdullah, Dato’ Dr Zakaria Zahari, Dr Intan Zarina Fakir Mohamed, dan Dr Phang Yee Yun. Tak lupa juga mereka menyebutkan partisipasi tim bedah anak HTA dan HKL (Rumah Sakit Kuala Lumpur) yang berdedikasi.

    Diketahui, ternyata ini merupakan pasangan bayi kembar siam keempat yang berhasil dipisahkan di HTA sejak 2019. Ini termasuk kasus ke-19 secara keseluruhan dalam sejarah HTA dan HKL.

    “Selamat kepada seluruh tim atas upaya, keahlian, dan kerja sama mereka yang luar biasa. Semoga kedua bayi kecil ini terus tumbuh sehat dan bahagia,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta di Tubuh Manusia

    Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta di Tubuh Manusia

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan delapan kasus virus Hanta di empat provinsi. Wilayahnya meliputi provinsi D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara.

    Hasil surveilans tersebut diumumkan pada 19 Juni 2025 setelah sebelumnya ditemukan kasus virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat. Pada 20 Mei 2025, pasien Bandung Barat sempat dirawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung, sebelum akhirnya sembuh dan bisa kembali beraktivitas lagi.

    Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta?

    Masa inkubasi adalah istilah medis yang merujuk pada waktu antara infeksi pertama kali dan munculnya gejala pertama. Ada banyak jalur paparan infeksi, mulai dari menghirup percikan droplet yang terkontaminasi seperti pada flu dan COVID-19, hingga gigitan hewan terinfeksi seperti pada rabies, maupun kontak langsung seperti pada virus hanta.

    Berdasarkan gejalanya, infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis, yaitu Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Seperti ini bedanya:

    Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

    HFRS merupakan tipe infeksi virus Hanta yang paling banyak ditemukan, termasuk di Indonesia. Dari delapan kasus infeksi virus Hanta yang ditemukan di Indonesia, seluruhnya bertipe HFRS. Tipe ini memang lebih banyak ditemukan di benua Asia atau Eropa.

    Masa inkubasi virus ini biasanya mencapai 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen. Beberapa gejala infeksi virus Hanta tipe HFRS meliputi:

    Mual.Mata kemerahan.Ruam.Demam.Sakit Kepala.Nyeri Punggung.

    Dalam kondisi parah, infeksi virus Hanta HFRS dapat memicu gejala oliguria, anuria, gangguan sistem saraf, perdarahan sistem pencernaan, hingga gangguan pernapasan.

    Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

    Infeksi virus Hanta tipe HPS memiliki angka kematian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan tipe HFRS, yaitu 60 persen. Masa inkubasi virus Hanta penyebab HPS biasanya berkisar antara 14-17 hari.

    Virus Hanta versi ini lebih banyak ditemukan di benua Amerika. Berikut ini beberapa gejala infeksi virus Hanta tipe HPS:

    Demam.Nyeri badan.Malaise (lemas).Batuk.Sesak napas.Sakit perut.Muntah.Diare.

    Dalam kondisi parah, HPS dapat memicu penumpukan cairan di paru-paru dan kerusakan jaringan. Beberapa gejala lain yang ditimbulkan seperti tekanan darah rendah, detak jantung tak teratur, hingga gangguan pada paru.

    Langkah Pencegahan Infeksi Virus Hanta

    Virus Hanta merupakan patogen yang umumnya disebarkan oleh hewan pengerat seperti tikus. Penularan dapat terjadi melalui kontak liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi.

    Juru Bicara Kemenkes drg Widyawati mengungkapkan infeksi virus Hanta bisa dicegah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan rumah (khususnya ruangan yang jarang dipakai) dan memasang perangkap tikus.

    “(Pembersihan) seperti gudang, loteng, atau ruang bawah tanah,” katanya ketika dihubungi detikcom.

    Untuk menghindari infeksi, sebaiknya jangan menyentuh tikus dalam keadaan mati maupun hidup secara langsung. Selain itu, orang-orang yang memiliki pekerjaan berisiko disarankan menggunakan pelindung diri.

    “Bagi mereka yang berisiko kontak dengan rodensia (hewan pengerat), seperti petani, buruh bangunan, tenaga lab, hingga dokter hewan,” sambungnya.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” tandas drg Widyawati.

    (avk/up)

  • Ilmuwan Teliti Fenomena ‘Arwah Keluar dari Tubuh’, Medis atau Mistis?

    Ilmuwan Teliti Fenomena ‘Arwah Keluar dari Tubuh’, Medis atau Mistis?

    Jakarta

    Sebuah studi terbaru meneliti faktor-faktor yang membuat seseorang mengalami pengalaman keluar dari tubuh atau out-of-body experiences (OBE). Ini merupakan fenomena aneh yang terjadi ketika seseorang merasa seakan keluar dari tubuh mereka sendiri.

    Dikutip dari IFLScience, beberapa survei menunjukkan fenomena ini pernah dialami 10-20 persen dari populasi. Pengalaman dan dampaknya bisa bervariasi tiap individu.

    Ada banyak dugaan sebelumnya terkait fenomena OBE. Mulai dari masalah telinga, hingga adanya perubahan sistem pada otak yang bertanggung jawab dalam informasi visual dan umpan balik dari anggota tubuh tentang posisinya.

    “Pengalaman ini bisa muncul dalam momen ketenangan mendalam, seperti saat meditasi atau relaksasi, atau justru dalam situasi stres ekstrem, ketika seseorang berada dalam bahaya fisik atau mengalami trauma psikologis. Setelah pengalaman ini terpicu, sensasi berada di luar tubuh bisa disertai dengan berbagai emosi,” tulis penelitian lain dalam jurnal Frontiers in Psychology.

    Perasaan ini menimbulkan perasaan damai untuk sebagian orang, dan sebagian lainnya merasakan takut luar biasa.

    Studi terbaru dipimpin oleh ahli saraf Dr Marina Weiler dari University of Virginia’s Division of Perceptual Studies untuk menyelidiki faktor munculnya OBE. Mereka merekrut 545 orang, menanyakan apakah mereka pernah mengalami OBE dan pertanyaan lain soal kesehatan fisik dan mental.

    Di antara mereka yang pernah mengalami OBE, 80 persen melaporkan mengalaminya antara 1-4 kali, sementara 20 persen melaporkan lima kali atau lebih. Sebanyak 74 persen dari pengalaman ini terjadi secara spontan, sementara 9 persen terjadi setelah penggunaan zat psikoaktif, 8,2 persen setelah meditasi atau visualisasi, dan 0,7 persen setelah hipnosis.

    Peneliti menemukan peserta yang pernah mengalami OBE cenderung memiliki gangguan mental umum yang lebih tinggi, termasuk depresi dan kecemasan. Kelompok OBE juga lebih rentan terhadap gejala disosiasi (perubahan kesadaran tiba-tiba), dengan skor lebih tinggi dalam Dissociative Experience Scale Taxon (DES-T).

    Sebanyak 40 persen dari kelompok OBE mencetak skor di atas 20, yang menunjukkan tingkat pengalaman disosiatif sedang, dibandingkan dengan 14 persen dari kelompok non-OBE.

    Selain itu, peneliti menemukan mereka yang mengalami tingkat trauma masa kecil yang lebih tinggi juga lebih mungkin mengalami OBE.

    “Banyak orang percaya bahwa mengalami OBE berarti ada sesuatu yang salah dengan diri mereka, sehingga mereka sering menyimpannya sendiri karena takut dihakimi atau dianggap sakit jiwa. Sayangnya, banyak profesional kesehatan mental juga masih memandang pengalaman ini dengan cara yang sama,” kata Weiler.

    “Temuan kami juga menunjukkan bahwa OBE mungkin berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap trauma masa lalu, bukan sebagai penyebab penyakit mental,” sambungnya.

    Meskipun hubungan antara OBE dan faktor-faktor tersebut menarik, studi lebih lanjut tetap dibutuhkan. Tim peneliti menyarankan agar penelitian mendatang lebih memfokuskan diri pada konteks saat OBE terjadi.

    (avk/kna)