Jenis Media: Kesehatan

  • Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Jakarta

    Sebuah varian COVID-19 baru yang dijuluki varian Stratus kini menyebar luas di Inggris Raya. Beberapa ahli memperingatkan bahwa strain ini menunjukkan resistensi terhadap imunitas yang sudah ada.

    COVID-19 Stratus memiliki dua varian utama, yaitu XFG dan XFG.3. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau UK Health Security Agency (UKHSA), varian XFG.3 saat ini menyumbang proporsi kasus yang lebih besar dibandingkan varian individu lainnya. Secara gabungan, XFG dan XFG.3 saat ini menyumbang sekitar 30 persen dari total kasus COVID-19 di Inggris.

    “Adalah normal bagi virus untuk bermutasi dan berubah seiring waktu,” kata Dr Alex Allen, Konsultan Epidemiologi UKHSA kepada The Independent dikutip Senin (7/7/2025).

    Ia menambahkan bahwa UKHSA terus memantau semua strain COVID-19 yang beredar di Inggris. Meskipun banyak ahli memperingatkan tentang sifat infeksiusnya yang tinggi, Dr Allen mencatat bahwa berdasarkan informasi yang tersedia sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XFG dan XFG.3 menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya, atau bahwa vaksin yang saat ini digunakan akan kurang efektif melawannya.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 22 Juni, strain Stratus menyumbang 22,7 persen dari kasus COVID global. WHO telah menetapkan Stratus sebagai “varian yang dalam pengawasan” (variant under monitoring), namun menyatakan bahwa bukti yang ada saat ini menunjukkan risiko rendah terhadap kesehatan masyarakat global

    Beda Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Penyebaran varian baru ini terjadi di tengah masih beredarnya varian COVID lainnya di Inggris. Bulan lalu, varian Nimbus diketahui menyebabkan gejala sakit tenggorokan parah seperti tersayat pisau.

    Sementara itu COVID-19 varian stratus menimbulkan gejala suara serak. Meski demikian belum ada bukti varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah.

    “Salah satu gejala varian Stratus yang paling kentara adalah suara serak, yang meliputi suara serak atau parau”, kata Dr Kaywaan Khan, Dokter Harley Street dan pendiri Hannah London Clinic, kepada Cosmopolitan UK.

    Lebih lanjut, pasien juga melaporkan batuk kering, sakit tenggorokan, dan gejala COVID-19 umum lainnya seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

    Habis Nimbus Terbit Stratus

    6 Konten

    Setelah Nimbus atau NB.1.8.1, variant baru COVID-19 muncul lagi dengan julukan Stratus yang mencakup varian XFG dan XFG.3. Disebut-sebut, salah satu gejala khasnya adalah suara serak dan parau.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Mohon Perhatiannya Bunda! Ini Sebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Mohon Perhatiannya Bunda! Ini Sebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Jakarta

    Tumpulnya kemampuan otak atau kecerdasan yang rendah pada anak bisa berdampak signifikan terhadap interaksi sosial, kinerja akademis, dan peluang masa depan mereka. Padahal, setiap orang tua tentunya memiliki impian untuk masa depan anak-anaknya.

    Sehingga, mengetahui penyebab rendahnya kemampuan otak begitu penting untuk membantu anak mencapai potensi mereka. Ketahui sejumlah penyebab tumpulnya kemampuan otak pada anak berikut ini.

    Penyebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Kekurangan nutrisi, kurangnya stimulasi, hingga faktor prenatal dan perinatal memengaruhi kecerdasan anak. Begini penjelasannya.

    1. Kekurangan Nutrisi

    Nutrisi merupakan landasan bagi perkembangan kognitif. Kekurangan nutrisi penting bisa menyebabkan kecerdasan yang lebih rendah. Dikutip dari laman Harvard Health. Zat besi, protein, kolin, folat, yodium, vitamin A, seng, dan vitamin D diperlukan untuk perkembangan otak yang sehat.

    Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan dan pengikatan neurotransmitter Dopamin yang diperlukan untuk fokus. Jika kekurangan zat besi, tubuh akan lebih sulit menjaga kadar dopamin tetap konsisten. Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), kekurangan yodium memengaruhi sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia dengan penurunan IQ rata-rata sebesar 10-15 poin.

    2. Kurangnya Stimulasi

    Kualitas lingkungan rumah dan tingkat stimulasi kognitif yang diterima anak penting bagi perkembangan intelektualnya. Dikutip dari laman Word-X, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang merangsang intelektual, dengan akses ke buku, mainan edukatif, dan percakapan menarik, cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi.

    Sebaliknya, pengabaian hingga kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan kognitif.

    3. Racun Lingkungan

    Paparan racun lingkungan juga berkontribusi pada kecerdasan anak-anak. Paparan timbal, bahkan pada kadar rendah terbukti memiliki efek merugikan pada perkembangan kognitif anak.

    4. Kurang Tidur

    Menurut penelitian, kurang tidur di kalangan anak usia sekolah dasar menyebabkan perbedaan signifikan pada wilayah otak yang bertanggung jawab atas memori, kecerdasan, dan kesejahteraan. Dikutip dari laman Earth, kurang tidur juga dikaitkan dengan kesulitan dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

    “Kami menemukan bahwa anak-anak yang kurang tidur, kurang dari sembilan jam per malam, pada awal penelitian memiliki lebih sedikit materi abu-abu atau volume yang lebih kecil di area otak tertentu yang bertanggung jawab atas perhatian, memori, dan pengendalian hambatan dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan tidur yang sehat,” kata rekan penulis penelitian Dr. Ze Wang.

    “Perbedaan ini bertahan setelah dua tahun, sebuah temuan yang mengkhawatirkan yang menunjukkan bahaya jangka panjang bagi mereka yang tidak cukup tidur.” tambahnya.

    Dikutip dari laman Connection Academy, umumnya, anak dengan usia pra sekolah disarankan untuk tidur 10-13 jam, sedangkan anak sekolah dasar 9-12 jam, dan sekolah menengah pertama dan atas 8-10 jam.

    5. Faktor Prenatal dan Perinatal

    Faktor prenatal adalah faktor yang terjadi sebelum bayi lahir, sementara faktor perinatal adalah yang terjadi semasa kelahiran. Kondisi yang tidak menguntungkan selama dua periode ini bisa mengakibatkan rendahnya kecerdasan pada anak.

    Masalah kesehatan ibu, seperti malnutrisi, infeksi, paparan alkohol, obat-obatan, hingga polutan lingkungan bisa berdampak negatif pada perkembangan otak janin.

    6. Faktor Genetik

    Dikutip dari laman Genius DNA, sebuah studi telah menunjukkan bahwa DNA memainkan peran penting dalam menentukan kecerdasan seseorang. Penelitian yang mencari hubungan antara genetika dan kecerdasan menunjukkan bahwa genetika berdampak signifikan pada kemampuan kognitif, meski ada faktor lain yang terlibat.

    Tips Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak

    Untuk meningkatkan kecerdasan otak anak, lakukan hal-hal berikut:

    1. Latih Otak Mereka

    Ajak anak dalam permainan yang mengasah otak. Berikan benda-benda seperti lego untuk mengasah kreativitas mereka. Dikutip dari laman Connection Academy, aktivitas lainnya seperti memecahkan teka-teki dan pencarian kata juga baik untuk melatih otak.

    2. Olahraga

    Olahraga tidak hanya akan memberikan manfaat fisik, tapi juga manfaat kognitif dan emosional. Latihan aerobik misalnya, bisa meningkatkan daya ingat dan kemampuan untuk belajar. Pastikan mereka memiliki banyak waktu untuk berolahraga.

    3. Beri Anak Pekerjaan Rumah

    Terkadang, pengalaman di luar kelas lah yang mengajarkan anak menjadi lebih pintar di sekolah. Sebuah studi yang menindaklanjuti data selama 25 tahun menunjukkan bahwa remaja yang mulai mengerjakan pekerjaan rumah pada usia 3 atau 4 tahun cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih baik.

    4. Ajak Anak Keluar Rumah

    Pergi keluar rumah dan bertamasya merupakan cara yang baik untuk memberikan pengalaman baru pada anak. Misalnya, lakukan pendakian alam, kunjungi museum, kebun binatang, atau akuarium akan menawarkan anak-anak pengalaman langsung yang mendukung pembelajaran.

    (elk/tgm)

  • Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Dokter Ungkap Gejala Unik COVID-19 ‘Stratus’, Picu Lonjakan Kasus di Inggris

    Jakarta

    Strain baru COVID-19 kini menyebar dengan cepat di Inggris dan menjadi varian dominan hanya dalam hitungan minggu. Para ahli menyebut strain ini memiliki kemampuan menghindari respons kekebalan tubuh. Varian tersebut secara resmi dikenal sebagai XFG dan dijuluki ‘Stratus’, serta diketahui memiliki salah satu gejala yang cukup khas.

    Pada bulan Mei, varian Stratus tercatat menyumbang 10 persen dari seluruh kasus COVID-19 di Inggris. Namun, pada pertengahan Juni, angkanya melonjak menjadi 40 persen. Saat ini, terdapat dua subvarian Stratus yang beredar, yaitu XFG dan XFG.3.

    Sebelumnya, para ahli melaporkan varian ‘Nimbus’ atau NB.1.8.1 tengah menyebar luas di berbagai wilayah, menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan yang tajam seperti tertusuk silet, disertai gejala COVID-19 lainnya. Namun kini, Stratus telah menggantikan Nimbus sebagai varian dominan, dengan gejala uniknya sendiri.

    Gejala Tak Biasa COVID-19 Stratus

    Dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan mengatakan Stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkannya menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi, tidak seperti varian lainnya.

    dr Khan menegaskan Stratus tidak tampak lebih berat atau lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang dinilai cukup khas.

    “Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang.

    Ia juga menyarankan, apabila seseorang mendapatkan hasil tes positif, sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi, karena Stratus merupakan varian yang sangat mudah menular.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Stratus sebagai variant under monitoring (VUM) dan terus memantau penyebaran strain tersebut. Stratus menyumbang 22 persen dari semua kasus di seluruh dunia.

    (suc/kna)

  • Kasus HIV Meroket sampai Naik 500 Persen di Filipina, Banyak Pasien Usia Anak

    Kasus HIV Meroket sampai Naik 500 Persen di Filipina, Banyak Pasien Usia Anak

    Jakarta

    Terjadi lonjakan baru kasus HIV sebesar 543 persen di Filipina. Hingga Maret 2025, lebih dari 139.610 orang Filipina hidup dengan HIV, dan pemerintah memperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 255 ribu pada akhir tahun.

    Para ahli mengatakan lonjakan tersebut didorong oleh faktor-faktor, seperti pendidikan seks yang buruk, seks tanpa kondom di antara mereka yang bertemu lewat aplikasi kencan, stigma, dan rasa malu budaya.

    Budaya konservatif Filipina didominasi oleh Kristen juga membuat diskusi terbuka tentang seks dan HIV menjadi sulit, bahkan dalam keluarga.

    Departemen Kesehatan Filipina atau The Department of Health (DOH) kini mencatat 57 kasus HIV baru setiap hari. Padahal, sebelumnya negara tersebut hanya mencatat enam infeksi baru setiap hari pada tahun 2010.

    Sebagian besar kasus baru masih tercatat di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. DOH memperkirakan ada sekitar 100.550 orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang tidak terdata.

    “Yang mengganggu saya adalah pergeseran kelompok usia. Satu dekade lalu, sebagian besar kasus baru berusia 25 hingga 34 tahun,” terang Menteri Kesehatan Filipina Dr Teodoro Herbosa, dikutip dari The Straits Times, Senin (7/7/2025).

    “Sekarang, hampir 50 persen berusia 15 hingga 24 tahun. Bagi saya, itulah bagian yang mengkhawatirkan,” sambungnya.

    Pasien termuda masih 12 tahun

    Pasien yang paling muda didiagnosis tahun ini adalah anak berusia 12 tahun di provinsi pulau Palawan. Dr Herbosa mengatakan hal itu terjadi karena kasus pelecehan seksual.

    Ia menjelaskan bahwa meningkatnya kasus HIV di antara anak di bawah umur di sana mungkin terkait dengan grooming dan eksploitasi, termasuk oleh pelaku kejahatan seks asing yang menargetkan daerah miskin.

    Dr Herbosa mengatakan banyak anak muda di Filipina yang memiliki akses lebih luas ke pornografi dan melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan. Tetapi, mereka tetap tidak menyadari bagaimana penyakit menular seksual seperti HIV ditularkan.

    Ia menambahkan sebagian besar lahir setelah puncak krisis AIDS pada tahun 1980-an dan kurang memahami sepenuhnya bahaya virus tersebut.

    “Ada spa yang beroperasi seperti rumah bordil. Ada perilaku seks anonim dan tanpa kondom, dan saya menemukan ada juga pesta seks yang terjadi di mana orang-orang menggunakan narkoba. Jika Anda menggabungkan semua itu dengan kurangnya pendidikan seks dan internet, pornografi, semuanya bertambah,” tegas Dr Herbosa.

    Untuk menanggapi hal ini lebih agresif, DOH pada bulan Juni merekomendasikan agar Presiden Ferdinand Marcos Jr menyatakan HIV sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat nasional. Tetapi, Presiden Marcos belum memberikan tanggapan.

    “Kita memerlukan pendekatan yang melibatkan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat, seperti yang kita lakukan saat melawan COVID-19,” lanjutnya.

    Siasat Filipina tekan kasus HIV

    Pada 2018, Filipina mengesahkan Undang-Undang Kebijakan HIV dan AIDS, yang dipuji sebagai tonggak sejarah untuk mengukuhkan akses terhadap pengujian dan pengobatan sebagai hak asasi manusia. Undang-undang tersebut menurunkan usia persetujuan untuk pengujian HIV dari 18 menjadi 15 tahun, yang memungkinkan remaja untuk menjalani pengujian tanpa izin orang tua.

    Pemerintah sejak itu telah memperluas layanan HIV di seluruh negeri. Puluhan klinik higiene sosial yang dikelola negara kini menawarkan pengujian gratis, pengobatan antiretroviral, konseling, dan pendidikan.

    Negara ini juga memiliki Undang-Undang Kesehatan Reproduksi yang mewajibkan akses universal terhadap alat kontrasepsi di klinik-klinik ini.

    Kebanyakan dari pasien yang masih muda menolak untuk pengobatan karena tidak ingin orang tua mereka tahu. Hal itu sangat berdampak pada kesehatannya.

    “Dan kemudian, mereka (pasien) kembali kepada kami tiga tahun kemudian dengan HIV stadium lanjut atau AIDS yang parah,” ungkap Dr Herbosa.

    Dr Herbosa mengatakan yang terbaik adalah PLHIV mengonsumsi obat terapi antiretroviral sedini mungkin. Sebab, obat tersebut menekan virus, mengurangi risiko penularan, serta memungkinkan mereka yang terdiagnosis untuk hidup lama dan sehat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kata Kemenkes soal Tantangan Pemberian Obat ARV Bagi Remaja Terpapar HIV”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Terungkap! Makan Sayuran Ini Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah Secara Alami

    Terungkap! Makan Sayuran Ini Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah Secara Alami

    Jakarta

    Menjaga kadar gula darah tetap terkontrol sangat penting untuk mencegah dan mengelola diabetes. Selain obat-obatan dan perubahan gaya hidup, menambahkan satu jenis sayuran ke dalam pola makan secara alami dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah, bahkan bagi pengidap diabetes.

    Sebuah studi baru dari University of Gothenburg di Swedia yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology mengungkap bahwa sulforaphane, senyawa kimia yang ditemukan dalam kecambah brokoli, berkaitan dengan perbaikan kadar gula darah pada individu dengan prediabetes.

    Prediabetes terjadi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas batas normal, namun belum mencapai ambang diagnosis diabetes tipe 2. Penelitian tersebut menemukan senyawa ini memiliki efek yang lebih kuat dalam mengatur gula darah pada individu tertentu.

    Sebelumnya, para peneliti juga menemukan sulforaphane dapat membantu pengidap diabetes tipe 2. Dalam sebuah studi pada tahun 2017, pasien yang mengonsumsi sulforaphane dalam dosis tinggi mengalami penurunan kadar gula darah yang signifikan.

    Penelitian terbaru ini melibatkan 89 orang dengan kadar gula darah puasa yang tinggi, yang merupakan salah satu penanda utama prediabetes. Para peserta juga memiliki kondisi kelebihan berat badan atau obesitas, dan berusia antara 35 hingga 75 tahun.

    Selama 12 minggu, para peserta secara acak diberi suplemen sulforaphane atau plasebo. Baik peneliti maupun peserta tidak mengetahui siapa yang menerima perawatan tersebut (uji coba double-blind). Sebanyak 74 peserta berhasil menyelesaikan seluruh tahapan studi ini.

    Hasil penelitian menunjukkan, peserta yang mengonsumsi senyawa sulforaphane mengalami penurunan rata-rata kadar gula darah puasa yang lebih besar dibandingkan mereka yang menerima plasebo.

    Perbedaan antara kedua kelompok ini terbukti signifikan secara statistik. Efek yang lebih kuat bahkan terlihat pada subkelompok klinis tertentu.

    Perbaikan terbesar tercatat pada individu dengan:

    Tanda awal diabetes ringan terkait usiaIndeks massa tubuh (BMI) yang relatif lebih rendah dibanding peserta lain dalam studi iniResistensi insulin yang rendahPrevalensi penyakit hati berlemak (fatty liver) yang rendahSekresi insulin yang rendah

    “Kami telah menemukan bahwa sulforaphane, senyawa yang banyak terkandung dalam sayuran seperti brokoli, mengurangi glukosa darah pada individu dengan pradiabetes, yaitu tahap awal diabetes tipe 2,” kata peneliti senior Anders Rosengren, PhD, dari University of Gothenburg, dikutip dari Medical News Today, Senin (7/7/2025).

    “Pada tahap awal diabetes, produksi glukosa dari hati meningkat. Sulforaphane secara khusus mengganggu peningkatan produksi glukosa dan menguranginya. Dengan melakukan itu, glukosa darah puasa tetap pada tingkat yang lebih rendah, yang bermanfaat,” lanjutnya lagi.

    Peneliti juga menemukan sekelompok orang dengan obesitas ringan dan fungsi sekresi insulin yang masih baik menunjukkan efek yang lebih besar terhadap temuan ini.

    “Selain itu, kami menemukan bahwa individu dengan jumlah tinggi jenis mikroba usus tertentu, yang mampu mengubah prekursor sulforaphane yang tidak aktif menjadi bentuk aktifnya, mengalami efek yang lebih kuat.”

    “Temuan ini membuka peluang untuk pengobatan prediabetes yang lebih tepat sasaran, khususnya bagi mereka yang paling mungkin mendapatkan manfaat,” jelasnya.

    Bakteri Usus Dapat Meningkatkan Efek Sulforaphane terhadap Gula Darah

    Pada bagian ketiga studi ini, para peneliti juga meneliti bakteri usus. Mereka menemukan jenis bakteri tertentu yang berinteraksi dengan sulforaphane dan tampaknya membuat senyawa ini lebih efektif dalam menurunkan kadar gula darah.

    Secara rata-rata, orang yang mengonsumsi sulforaphane memiliki kadar gula darah puasa 0,2 mmol/L lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi plasebo.

    Pada kelompok peserta tertentu, yakni individu dengan obesitas ringan, resistensi insulin rendah, dan sekresi insulin yang menurun, perbedaan kadar gula darah mencapai 0,4 mmol/L.

    Penurunan terbesar, yaitu 0,7 mmol/L, ditemukan pada peserta dalam kelompok tersebut yang juga memiliki jenis bakteri usus tertentu.

    “Perubahan gaya hidup adalah fondasi utama dalam penanganan prediabetes, tetapi kita juga memerlukan pelengkap lain. Sulforaphane bisa diberikan dalam bentuk makanan fungsional, sehingga membuka peluang jenis pengobatan baru untuk prediabetes,” lanjut Rosengren.

    Sementara itu, ahli gizi berbasis nabati sekaligus pemilik Rūtsu Nutrition di Las Vegas, Haley Bishoff yang tak terlibat dalam penelitian ini mengatakan sulforaphane adalah senyawa nabati yang kuat dalam sayuran cruciferous seperti brokoli. Senyawa ini dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker.

    “Penelitian terbaru menunjukkan potensi ekstrak kecambah brokoli dalam membantu menurunkan kadar gula darah. Namun, manfaat paling besar terlihat pada individu yang sudah memiliki resistensi insulin rendah dan mikrobiota usus yang sehat,” jelas Bishoff.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Indonesia Jadi Negara Kelima di Dunia dengan Pasien Diabetes Terbanyak”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • Selevel dengan Nimbus, COVID-19 Varian Stratus Juga Masuk Daftar ‘Pantauan’ WHO

    Selevel dengan Nimbus, COVID-19 Varian Stratus Juga Masuk Daftar ‘Pantauan’ WHO

    Jakarta

    Muncul COVID-19 varian baru ‘stratus’ atau XFG. Varian ini memicu lonjakan kasus di Inggris, bahkan menjadi strain yang paling dominan di negara tersebut. XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.

    Meski begitu, WHO menegaskan risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh XFG dievaluasi rendah pada tingkat global. Vaksin COVID-19 yang saat ini telah disetujui diperkirakan masih efektif melindungi dari gejala dan penyakit berat akibat varian ini.

    Adapun XFG adalah varian SARS-CoV-2 rekombinan dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025.

    Pada bulan Mei, varian Stratus tercatat menyumbang 10 persen dari seluruh kasus COVID-19 di Inggris. Namun, pada pertengahan Juni, angkanya melonjak menjadi 40 persen. Saat ini, terdapat dua subvarian Stratus yang beredar, yaitu XFG dan XFG.3. Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM.

    XFG Masuk Daftar Variant Under Monitoring

    Dikutip dari laporan WHO, XFG merupakan salah satu dari tujuh varian SARS-CoV-2 yang saat ini berstatus sebagai Variant Under Monitoring (VUM). Varian ini resmi ditetapkan sebagai VUM pada 25 Juni 2025.

    Istilah VUM digunakan untuk memberi sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat bahwa suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut.

    Tujuan utama penetapan status VUM adalah untuk menilai apakah varian tersebut, beserta varian yang terkait dengannya, menimbulkan risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat global dibandingkan varian lain yang sedang beredar.

    Selain XFG, beberapa varian COVID-19 lainnya yang juga saat ini masuk ke dalam daftar VUM antara lain:

    KP.3 merebak di 86 negaraKP.3.1.1 merebak di 91 negaraLB.1 merebak di 99 negaraXEC merebak di 78 negaraLP.8.1 merebak di 60 negaraNB.18.1 atau variant nimbus merebak di 37 negaraXFG merebak di 38 negara

    Sementara itu, hanya terdapat satu varian COVID-19 yang saat ini masuk dalam kategori Variant of Interest (VOI), yaitu JN.1. Varian ini diketahui telah menyebar di 144 negara.

    VOI adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan varian SARS-CoV-2 yang memiliki perubahan genetik yang berpotensi memengaruhi perilaku virus atau dampaknya terhadap kesehatan manusia.

    Hal ini dapat mencakup, misalnya, kemampuan varian untuk menyebar lebih cepat, menyebabkan gejala yang lebih berat, atau memengaruhi efektivitas deteksi, pengobatan, maupun respons imun.

    Varian yang diklasifikasikan sebagai VOI juga biasanya menunjukkan peningkatan kemampuan penularan dibandingkan varian lain yang sedang beredar, sehingga berpotensi menimbulkan risiko tambahan bagi kesehatan masyarakat secara global.

    Sebelumnya, para ahli melaporkan varian ‘Nimbus’ atau NB.1.8.1 tengah menyebar luas di berbagai wilayah, menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan yang tajam seperti tertusuk silet, disertai gejala COVID-19 lainnya. Namun kini, Stratus telah menggantikan Nimbus sebagai varian dominan, dengan gejala uniknya sendiri.

    Gejala Tak Biasa COVID-19 Stratus

    Dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan mengatakan Stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkannya menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi, tidak seperti varian lainnya.

    dr Khan menegaskan Stratus tidak tampak lebih berat atau lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang dinilai cukup khas.

    “Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang.

    Ia juga menyarankan, apabila seseorang mendapatkan hasil tes positif, sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi, karena Stratus merupakan varian yang sangat mudah menular.

  • Daftar Penyakit Yang Ditanggung BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3

    Daftar Penyakit Yang Ditanggung BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3

    Jakarta

    Peserta BPJS Kesehatan bisa memanfaatkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mendapatkan pengobatan gratis. Oleh karena itu, penting untuk masyarakat mengetahui secara pasti apa saja penyakit yang ditanggung oleh JKN.

    Meski kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi kelas 1, 2, dan 3, pelayanan medis yang diterima pasien tetap sama. Artinya peserta kelas 1, 2, dan 3 yang mengalami penyakit-penyakit yang disebutkan, dapat menggunakan JKN untuk pengobatan.

    Salah satu orang yang memanfaatkan program JKN adalah Ridwan Fadhil (22) asal Cianjur, Jawa Barat untuk perawatan gagal ginjanya. Ketika dihubungi detikcom, ia mengaku sudah memanfaatkan program JKN untuk bisa cuci darah secara gratis, meski beberapa obat harus ia tanggung sendiri.

    Perawatan cuci darah itu sudah ia jalani selama dua tahun lebih.

    “Sudah jalan dua tahun (cuci darah). Sebulan itu delapan kali. Minum obat-obatan juga itu ada yang ditanggung BPJS ada yang enggak. Kalau cuci darahnya ditanggung,” cerita Ridwan ketika berbincang dengan detikcom tahun lalu.

    Daftar Penyakit yang Ditanggung

    BPJS Kesehatan memiliki ketentuan tersendiri berkaitan dengan penyakit apa saja yang bisa menggunakan JKN atau tidak. Ketentuannya dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28 Tahun 2014 dan Peraturan Presiden (Perpres) No 82 Tahun 2018.

    Setiap peserta setidaknya bisa mendapatkan 144 pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). FKTP yang dimaksud adalah puskesmas, praktik dokter perorangan, praktik dokter gigi, klinik umum, dan rumah sakit kelas D pratama.

    Berikut ini daftar penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan:

    Kejang DemamTetanusHIV AIDS tanpa komplikasiTension headacheMigrenBell’s PalsyVertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo)Gangguan somatoformInsomniaBenda asing di konjungtivaKonjungtivitisPerdarahan subkonjungtivaMata keringBlefaritisHordeolumTrikiasisEpiskleritisHipermetropia ringanMiopia ringanAstigmatism ringanPresbiopiaButa senjaOtitis eksternaOtitis Media AkutSerumen propMabuk perjalananFurunkel pada hidungRhinitis akutRhinitis vasomotorRhinitis vasomotorBenda asingEpistaksisInfluenzaPertusisFaringitisTonsilitisLaringitisAsma bronchialeBronchitis akutPneumonia, bronkopneumoniaTuberkulosis paru tanpa komplikasiHipertensi esensialKandidiasis mulutUlkus mulut (aptosa, herpes)ParotitisInfeksi pada umbilikusGastritisGastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)Refluks gastroesofagusDemam tifoidIntoleransi makananAlergi makananKeracunan makananPenyakit cacing tambangStrongiloidiasisAskariasisSkistosomiasisTaeniasisHepatitis ADisentri basiler, disentri amubaHemoroid grade ½Infeksi saluran kemihGonorePielonefritis tanpa komplikasiFimosisParafimosisSindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore)Infeksi saluran kemih bagian bawahVulvitisVaginitisVaginosis bakterialisSalpingitisKehamilan normalAborsi spontan komplitAnemia defisiensi besi pada kehamilanRuptur perineum tingkat ½Abses folikel rambut/kelenjar sebaseaMastitisCracked nippleInverted nippleDM tipe 1DM tipe 2Hipoglikemia ringanMalnutrisi energi proteinDefisiensi vitaminDefisiensi mineralDislipidemiaHiperurisemiaObesitasAnemia defisiensi besiLymphadenitisDemam berdarah dengueMalariaLeptospirosis (tanpa komplikasi)Reaksi anafilaktikUlkus pada tungkaiLipomaVeruka vulgarisMoluskum kontagiosumHerpes zoster tanpa komplikasiMorbili tanpa komplikasiVaricella tanpa komplikasiHerpes simpleks tanpa komplikasiImpetigoImpetigo ulseratif (ektima)Folikulitis superfisialisFurunkel, karbunkelEritrasmaErisipelasSkrofulodermaLepraSifilis stadium 1 dan 2Tinea kapitisTinea barbeTinea facialisTinea corporisTinea manusTinea unguiumTinea crurisTinea pedisPitiriasis versicolorCandidiasis mucocutan ringanCutaneus larvamigranFilariasisPedikulosis kapitisPediculosis pubisScabiesReaksi gigitan seranggaDermatitis kontak iritanDermatitis atopik (kecuali recalcitrant)Dermatitis numularisNapkin ekzemaDermatitis seboroikPitiriasis roseaAcne vulgaris ringanHidradenitis supuratifDermatitis perioralMiliariaUrtikaria akutEksantemapous drug eruption, fixed drug eruptionVulnus laseraum, puctumLuka bakar derajat 1 dan 2Kekerasan tumpulKekerasan tajamDaftar Layanan yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan

    Dalam Perpres No 82 Tahun 2018 pasal 52, diatur 21 layanan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Berikut ketentuannya:

    Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin program jaminan kecelakaan kerja atau menjadi tanggungan pemberi kerja.Pelayanan kesehatan yang dijamin program jaminan terhadap kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai hak kelas rawat peserta.Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik.Pelayanan untuk mengatasi infertilitas.Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi).Gangguan kesehatan atau penyakit akibat ketergantungan obat ataupun alkohol.Gangguan kesehatan akibat tindakan menyakiti diri sendiri secara sengaja atau melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment).Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen).Alat dan obat kontrasepsi, kosmetik.Keperluan kesehatan rumah tangga.Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa, atau wabah.Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang sebenarnya dapat dicegah (preventable adverse events).Pelayanan kesehatan dalam kegiatan bakti sosial.Pelayanan kesehatan akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak perdagangan orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan kesehatan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.Pelayanan lainnya yang tidak berhubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikanPelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.

    (avk/kna)

  • Peneliti Temukan 20 Virus Baru di Kelelawar China, Berpotensi Tulari Manusia

    Peneliti Temukan 20 Virus Baru di Kelelawar China, Berpotensi Tulari Manusia

    Jakarta

    Sebanyak 20 virus baru, termasuk dua yang secara genetik mirip dengan penyakit mematikan yang diketahui, telah ditemukan pada kelelawar liar di China, yang menimbulkan “kekhawatiran mendesak” dari para ahli tentang risikonya terhadap manusia.

    Para peneliti menguji 142 kelelawar dari sepuluh spesies berbeda di provinsi Yunnan, China, dan menemukan 20 virus baru, spesies bakteri baru, dan jenis parasit baru, menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh PLOS Pathogens pada 24 Juni.

    Kelelawar merupakan reservoir alami bagi banyak patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, tetapi tingkat bakteri, virus, dan agen infeksius lain yang mungkin ada di dalamnya tidak diketahui.

    Sebagian besar studi sebelumnya berfokus pada feses kelelawar daripada pada organ dalam, terutama karena lebih mudah dikumpulkan. Namun, hal itu hanya memberi tahu kita tentang virus yang masuk ke dalam feses.

    Untuk menyelidiki patogen yang ada di ginjal kelelawar, sebuah tim yang dipimpin oleh Yun Feng dari Institut Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Endemik Yunnan mengambil sampel ginjal dari 142 kelelawar dari 10 spesies yang dikumpulkan dari provinsi Yunnan, China.

    Ada virus dan parasit baru ditemukan

    Pengurutan genetik mengungkap 22 virus, 20 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya, serta parasit protozoa baru dan dua jenis bakteri, salah satunya baru dalam ilmu pengetahuan.

    “Kelelawar yang buang air kecil di mangkuk pengumpul kurma adalah cara virus Nipah pertama kali menyebar dari kelelawar ke manusia,” kata rekan penulis Studi Edward Holmes, seorang ahli virus di Universitas Sydney di Australia kepada Live Science.

    Karena kelelawar dalam penelitian ini tinggal di dekat kebun buah di dekat desa manusia, ada risiko buah yang terkontaminasi dapat memungkinkan patogen ini berpindah ke ternak atau manusia.

    Penemuan ini menyoroti pentingnya mengambil sampel hewan seperti kelelawar yang tinggal di dekat populasi manusia. Akan sangat membantu juga untuk memantau populasi manusia yang mungkin terpapar hewan ini, untuk mengidentifikasi potensi ancaman virus sebelum muncul.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Mengejutkan! Ditemukan Virus Baru di Tempat Terdalam Bumi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Yogyakarta Catat 18 Kasus Leptospirosis, 5 Orang Meninggal Dunia

    Yogyakarta Catat 18 Kasus Leptospirosis, 5 Orang Meninggal Dunia

    Jakarta

    Hujan dengan intensitas cukup tinggi berdampak pada tingginya kasus penularan leptospirosis, yakni infeksi bakteri yang menyebar melalui urine tikus yang terinfeksi leptospira. Yogyakarta mencatat peningkatan laporan kasus sepanjang Januari hingga akhir Juni 2025.

    Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sekaligus Pengelola Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Lana Unwanah, ada 18 kasus leptospirosis dalam periode tersebut, dengan lima di antaranya meninggal dunia. Selain itu, satu kasus infeksi virus Hanta juga telah ditemukan di wilayah tersebut.

    “Kami sedang menyusun surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Leptospirosis, saat ini sedang dalam proses penandatanganan,” ujar Lana dalam keterangan resminya, dikutip Senin (7/7/2025).

    Menurutnya, gejala awal leptospirosis sering kali tidak spesifik, sehingga sering disalahartikan sebagai infeksi virus atau bakteri lainnya. Akibatnya, banyak pasien terlambat mendapatkan penanganan medis yang tepat.

    Gejala umum leptospirosis antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot terutama di betis dan paha, mata merah atau kuning, iritasi, hingga diare. Sementara itu, gejala awal infeksi virus Hanta biasanya berupa demam tinggi hingga 39 derajat celsius, sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, kelelahan, nyeri otot, sesak napas, jantung berdebar cepat, dan kadang muncul bintik perdarahan di wajah.

    “Jika mengalami gejala-gejala tersebut, kami sangat menyarankan masyarakat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat,” tegas Lana.

    Dinas Kesehatan juga mengimbau puskesmas dan rumah sakit untuk memperkuat kemampuan tenaga kesehatan dalam mendeteksi dan merespons infeksi leptospirosis dan virus Hanta secara dini, termasuk dengan memanfaatkan alat rapid test. Selain itu, kerja sama lintas sektor juga ditekankan. Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup diharapkan dapat memperkuat pengelolaan sampah dan limbah agar tidak menjadi sumber makanan bagi tikus.

    Masyarakat diimbau melakukan pencegahan seperti berikut:

    Menyimpan makanan dan minuman di tempat yang tertutup rapat,Menjaga kebersihan rumah dan membasmi tikus,Mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas di area lembab atau berair,Menggunakan alas kaki saat beraktivitas di tempat basah,Mengelola sampah rumah tangga dengan cara yang higiene.

    (naf/kna)

  • Daftar Kosmetik Tidak Layak Pakai Terbaru Menurut BPOM

    Daftar Kosmetik Tidak Layak Pakai Terbaru Menurut BPOM

    Jakarta

    Kosmetik seharusnya menjadi penunjang kecantikan dan perawatan kulit, bukan sumber bahaya bagi kesehatan. Namun, pada kenyataannya, masih banyak produk yang beredar di pasaran mengandung bahan berbahaya.

    Dalam hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawasan rutin terhadap kosmetik yang beredar di pasaran. Ada sejumlah daftar produk kosmetik yang harus dihindari penggunaannya.

    Berdasarkan pengawasan selama periode Januari-Maret 2025, ditemukan 16 kosmetik yang mengandung bahan berbahaya atau dilarang. Dilihat dari sampling dan pengujian, 16 item tersebut mengandung bahan merkuri, asam retinoat, hidrokuinon, timbal, dan pewarna merah. Berikut daftarnya.

    BOGOTA Night Cream Hello Bright, mengandung asam retinoat dan hidrokuinonMAXIE Brightening Series Premium Night Cream, mengandung asam retinoatSANIE Long Lasting Capsule Lip Gloss, pewarna merah K10SANIYE Non-Stick Lip Gloss, mengandung pewarna merah K10SANIYE 5 Colours Multi Functions Concealer Palette, mengandung pewarna merah K10SANIYE Fashion Lady Non-stick Lip Gloss, mengandung pewarna merah K10SANIYE 12 Colors Multi-Function Eyeshadow Palette, mengandung timbalPEACH Eyeshadow, mengandung merkuriSARASIN COSMETIC Day Cream, mengandung merkuriSARASIN COSMETIC Night Cream, mengandung merkuriF&A SKIN GLOW Night Cream BoosterHElENALIZER Glow Night Cream, mengandung merkuriMANTALULTA All in One Cream, mengandung merkuriFLY GROW Cosmetic Night Cream, mengandung merkuriFF FIRFIN GLOWING Krim Malam Normal, mengandung merkuriFF FIRFIN GLOWING Krim Siang Normal, mengandung merkuri.Bahaya Menggunakan Bahan Berbahaya dalam Kosmetik

    Bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari kosmetik berbahaya dan atau dilarang bervariasi, mulai dari efek yang ringan hingga berat. Berikut beberapa akibat dari penggunaan merkuri, asam retinoat, hingga pewarna merah K10.

    Merkuri

    Dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanann, merkuri atau air raksa merupakan salah satu unsur kimia yang ada pada tabel periodik dengan simbol Hg. Zat ini sering disalahgunakan sebagai bahan pemutih atau pencerah kulit. Adapun bahaya penggunaan merkuri yaitu:

    Perubahan warna kulit berupa bintik-bintik hitam (ochronosis)Reaksi alergiIritasi kulitSakit kepalaDiareMuntah-muntahKerusakan ginjal

    Asam Retinoat

    Asam retinoat dikenal sebagai tretinoin, bentuk asam dan aktif dari vitamin A. Dikutip dari laman eprints Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), zat ini memiliki efek pemutih yang dihasilkan secara tidak langsung melalui penghambatan pigmen melanin. Asam retinoat bisa menyebabkan:

    Kulit keringRasa terbakarPerubahan bentuk atau fungsi organ janin pada wanita hamil

    Hidrokuinon

    Hidrokuinon merupakan senyawa aktif yang mampu mengendalikan produksi pigmen, yakni berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit. Zat ini dapat menyebabkan hiperpigmentasi yang menimbulkan chronosis serta perubahan warna kornea dan kuku

    Timbal

    Timbal merupakan logam berat yang sangat berbahaya dan biasanya ditambahkan untuk sediaan warna. Logam timbal bisa memberi warna mengkilat dan cerah. Dikutip dari jurnal “Analsis Timbal (Pb) dalam Eye Shadow Menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), jika kosmetik yang mengandung timbal terus menerus digunakan, maka pada akhirnya bisa menyerang organ tubuh dan mengakibatkan berbagai penyakit.

    Pewarna Merah K10

    Pewarna merah K10 banyak disalahgunakan pada lipstik atau pemulas mata dan perona pipi. Padahal kedua zat ini bersifat karsinogenik. Penggunaan pewarna merah K10 bisa mengakibatkan:

    -Kanker
    -Mengganggu fungsi hati

    Cara Mengecek Keamanan Produk Kosmetik

    Sebelum membeli sejumlah produk kosmetik, penting untuk meningkatkan kewaspadaan. Salah satu caranya adalah mengecek terlebih dahulu keamanan kosmetik yang akan dibeli. Dikutip dari lama Indonesia Baik dari Kemkominfo, berikut cara mengeceknya lewat laman BPOM:

    Buka laman Cek BPOMPilih kolom “Cari Berdasarkan” dengan Pilihan “Nomor Registrasi”Masukkan nomor registrasi yang tertera di kemasan produk di kolom “Kata Kunci”Klik “Cari”Jika produk kosmetik terdaftar, informasi tentang produk akan ke luar secara lengkap. Namun, jika kosmetik tidak terdaftar dalam BPOM, maka informasi tentang produk tidak akan muncul.

    (elk/tgm)