Jenis Media: Kesehatan

  • Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Jakarta

    Kematian ibu masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2023 mencapai 4.129 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya di angka 4.005 kasus.

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maternal mortality rate (MMR) AKI Indonesia tahun 2023 berada di angka 140 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan 184 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2020, 226 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2021, dan 148 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2022.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Long Form SP2020, berikut ini 10 provinsi dengan maternal mortality rate (MMR) AKI tertinggi di Indonesia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Papua – 565Papua Barat – 343Nusa Tenggara Timur – 316Sulawesi Barat – 274Sulawesi Tengah – 264Gorontalo – 266Sulawesi Tengah – 264Maluku – 261Nusa Tenggara Barat – 257Maluku Utara – 255Penyebab Angka Kematian Ibu RI Tinggi

    Ada banyak faktor yang membuat angka kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menuturkan salah satu penyebabnya adalah hipertensi saat kehamilan atau preeklampsia.

    “Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan, biasa kami sebut dengan preeklamsia dan perdarahan yang sebenarnya ini bisa dicegah,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, dr Lovely Daisy, MKM.

    Bahaya Preeklampsia dan Perdarahan saat Melahirkan

    Preeklampsia merupakan tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat memicu kerusakan organ hingga fatalitas bagi ibu dan bayi yang dikandung.

    Ada banyak faktor yang memicu masalah preeklampsia. Salah satunya dipicu pembuluh darah baru yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta, tidak dapat berkembang atau berfungsi dengan baik.

    Beberapa gejala yang dapat muncul seperti sakit kepala parah, proteinuria, gangguan penglihatan, sesak napas, nyeri perut bagian atas, hingga mual dan muntah.

    Perdarahan saat bersalin juga menjadi penyebab kematian ibu. Kondisi ini biasanya dialami ibu satu hari sampai satu minggu pasca bersalin.

    Ini dapat terjadi karena kontraksi rahim saat melahirkan tidak cukup kuat untuk menekan pembuluh darah di tempat melekatnya plasenta dan menghentikan perdarahan. Ini menjadi penyebab 80 persen kasus perdarahan saat melahirkan.

    Ada Faktor Lain?

    Menurut Kemenkes, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko kematian ibu. Beberapa di antaranya adalah 48,9 persen ibu hamil dengan anemia, 12,7 persen persen dengan hipertensi, 17,3 persen kurang energi kronik (KEK), dan 28 persen dengan risiko komplikasi.

    Spesialis kandungan Dr dr Ivan Rizal Sini, SpOG menjelaskan kematian ibu tidak hanya berkaitan dengan persalinan. Ini bisa juga disebabkan oleh faktor medis lainnya seperti penyakit jantung.

    Menurut dr Ivan, masalah medis seperti ini sebenarnya bisa dicegah sebelum dan saat kehamilan.

    “Misalnya karena hipertensi, penyebab karena perdarahan, penyebab karena kondisi penyakit lain penyakit jantung, diabetes, dan itu sebenarnya merupakan suatu assessment yang bisa dilakukan dengan cara dini pada saat kehamilan,” tuturnya dalam sebuah wawancara.

    Negara dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi

    Berdasarkan data WHO tahun 2023, berikut ini 10 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Nigeria – 993Chad – 784Republik Afrika Tengah – 692Sudan Selatan – 692Liberia – 628Somalia – 563Afghanistan – 521Benin – 518Guinea-Bissau – 505Guinea – 494

    (avk/tgm)

  • Gold’s Gym Tutup, Dunia Fitness Sedang Tidak Baik-baik Saja?

    Gold’s Gym Tutup, Dunia Fitness Sedang Tidak Baik-baik Saja?

    Jakarta

    Tutupnya sejumlah cabang atau klub Gold’s Gym Indonesia cukup mengejutkan, tak hanya bagi member dan karyawan tapi juga bagi khalayak penggemar fitness. Pasalnya, klub ini merupakan ‘pemain lama’, Gold’s Gym Indonesia didirikan sejak 2007.

    Sekitar 11 ribu member terancam tak lagi bisa latihan akibat penutupan tersebut. Bahkan, manajemen juga tidak lagi membayar hak karyawan beberapa bulan ke belakang, baik gaji, komisi, hingga BPJS Kesehatan.

    Sebelumnya, jaringan megagym Superstar Fitness juga menghadapi situasi serupa. Gym pendatang baru yang buka cabang di sejumlah mall besar tersebut tiba-tiba mengumumkan tutup, padahal baru saja pre-sale keanggotaan baru.

    Tumbangnya beberapa pusat kebugaran di Indonesia yang mulai ‘tumbang’, menurut spesialis olahraga dr Andhika Raspati, SpKO merupakan suatu kerugian bagi masyarakat, terutama mereka yang mulai sadar akan pentingnya memperkuat otot.

    “Nggak usah ngomingin soal culture berolahraga ya, masyarakat pasti dirugikan, udah daftar membership beberapa lama kemudian tutup kan. Itu ngomongi soal scamming dan kerugian materiil, jadi ya disayangkan,” kata dr Dhika saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    Meskipun olahraga penguatan otot bisa-bisa saja dilakukan di rumah, memprogram latihan di pusat kebugaran menurut dr Dhika merupakan bentuk latihan yang ideal untuk memperkuat otot.

    “Terlepas kita bisa nge-gym di tempat lain ya, yang tutup kan cuman satu, tempat lain masih ada. Bisa sih diganti latihan di rumah, ya dengan kalistenik atau alat-alat sederhana,” katanya.

    “Tapi jujur saja, latihan di gym akan lebih membantu karena akan lebih banyak variasi gerakan. Pembebanan akan lebih terukur. Idealnya ya di gym (latihan), artinya bisa diprogram dengan detail,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Menyoal Efek Samping Pengobatan Kanker, Vidi Aldiano sampai Turun BB 10 Kg

    Menyoal Efek Samping Pengobatan Kanker, Vidi Aldiano sampai Turun BB 10 Kg

    Jakarta

    Melawan kanker mungkin merupakan hal tersulit yang pernah dialami pasien. Ini adalah pekerjaan 24 jam sehari yang dapat menguras otak dan tubuh.

    Seperti halnya yang dialami penyanyi Vidi Aldiano. Dia mengaku sempat tak percaya diri karena berat badannya turun hingga 10 kilogram akibat pengobatan kanker yang dijalaninya.

    “Ada banyak variable, dari efek samping radiasi, dan juga tambahan efek samping obat kemo baru,” tulis Vidi dalam unggahan terbarunya dilihat detikcom Selasa (8/7/2025).

    Vidi Aldiano masih berjuang melawan kanker ginjal yang diidapnya sejak tahun 2019. Pada September 2023, Vidi mengabarkan kanker yang diidapnya bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    Pengobatan kanker mempunyai efek samping yang bervariasi pada setiap orang. Kemoterapi, misalnya, yang akan dilakukan pasien selama menjalani pengobatan, bisa memunculkan efek samping mual, muntah, sampai nafsu makan menurun.

    “Kemoterapi itu berat, memang banyak yang pingin berhenti (di tengah jalan),” kata spesialis onkologi Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Beberapa efek samping pengobatan kanker lainnya yakni:

    Kelelahan

    Kelelahan terkait kanker adalah bentuk kelelahan yang parah yang sering digambarkan oleh pengidap kanker sebagai kelelahan yang luar biasa, kelelahan, dan kelemahan yang tidak hilang dengan tidur dan istirahat. Kelelahan mungkin merupakan gejala pengobatan kanker yang paling umum sebagai efek dari kemoterapi.

    Masalah rambut, kulit, dan kuku

    Terapi radiasi dapat menyebabkan kerontokan rambut pada bagian tubuh yang menerima radiasi, sementara kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut di kepala dan bagian tubuh lainnya. Obat kemoterapi yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis rambut rontok, atau tidak ada rambut rontok sama sekali.

    Efek samping terkait kulit dari kemoterapi dan terapi radiasi dapat mencakup kekeringan, gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Pasien juga akan mengalami perubahan pada kuku seperti kuku menggelap, menguning, atau retak pada kuku dan/atau kutikula.

    Masalah mulut

    Masalah mulut umum terjadi pada banyak jenis perawatan kanker. Obat antikanker dan radiasi pada kepala dan leher dapat merusak kelenjar ludah dan jaringan di mulut, tenggorokan, dan bibir. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan menelan, perubahan rasa, mulut kering, infeksi di mulut, luka mulut, kerusakan gigi dan sensitivitas terhadap makanan panas dan dingin.

    Mual dan muntah

    Imunoterapi, terapi radiasi ke perut, dan kemoterapi (dengan hasil yang bervariasi berdasarkan jenis obat dan dosisnya) semuanya diketahui menyebabkan mual dan muntah pada orang yang menerima perawatan kanker. Mual dan muntah dapat menyebabkan perubahan berat badan, dehidrasi, dan kekurangan gizi, yang dapat memperburuk gejala efek samping secara keseluruhan.

    (kna/kna)

  • Anak Pertama dan Anak Tunggal Lebih Berisiko Depresi, Studi Ini Jadi Buktinya

    Anak Pertama dan Anak Tunggal Lebih Berisiko Depresi, Studi Ini Jadi Buktinya

    Jakarta

    Menjadi anak tertua dan anak tunggal dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi. Bahkan gejalanya mulai bisa terdeteksi di usia 8 tahun.

    Dalam studi yang dilakukan oleh peneliti di Epic, firma yang mengelola sebagian besar catatan kesehatan elektronik di Amerika Serikat, mempelajari lebih dari 182 ribu anak yang melakukan pemeriksaan kesehatan di usia 8 tahun, umur mereka mulai diskrining untuk kecemasan oleh dokter anak.

    Di antara anak-anak yang diteliti, anak tertua atau anak pertama memiliki kemungkinan 48 persen lebih besar untuk didiagnosis kecemasan dan 35 persen lebih besar risikonya didiagnosis depresi dibandingkan adik-adiknya.

    Sementara itu anak tunggal, yang tidak memiliki saudara kandung, memiliki kemungkinan 42 persen lebih besar untuk mengalami kecemasan dan 38 persem lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan anak-anak dengan saudara kandung.

    Temuan penelitian ini muncul di tengah peringatan akan krisis kesehatan mental yang terjadi di kalangan anak muda.

    “Kecemasan dan depresi tidak memiliki satu penyebab tunggal, jadi memahami faktor apa yang mungkin memengaruhi seorang anak dapat membantu orang tua dan dokter untuk memastikan bahwa mereka membantu anak tersebut dengan kebutuhan spesifik mereka,” ucap Caleb Cox, kepala penelitian dan ilmu data di Epic Research, kepada HuffPost.

    Ia mencatat bahwa ada banyak anak kedua atau anak bungsu yang juga berjuang melawan kecemasan dan depresi,

    “jadi penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, terlepas dari urutan kelahiran anak tersebut,” tandasnya.

    (kna/kna)

  • Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Jakarta

    Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai wabah virus yang berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya menimbulkan kepanikan global, seperti COVID-19, sementara yang lain silih berganti dalam skala lokal.

    Menyadari wabah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Berikut sejumlah virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

    Deretan Virus Yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Ada banyak virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berikut tujuh di antaranya:

    1. SARS COV-2

    SARS-COV-2 merupakan virus penyakit COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.

    Dikutip dari laman Live Science, studi tahun 2021 menunjukkan, SARS-COV-2 kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia. Virus ini bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    Dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Virus Corona, beberapa gejala dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal atau merasa kelelahan. Di Indonesia, tercatat 6.811.780 kasus COVID 19 di Indonesia hingga tahun 2023. Angka kematiannya mencapai 161.865 orang.

    2. Avian Influenza

    Avian influenza menyebabkan penyakit flu burung. Meski penyakit ini umumnya menginfeksi burung, beberapa strain dari virus mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala yang serius hingga fatal.

    Flu burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 2003. Berdasarkan data dari WHO dari tahun 2003-2023, terdapat 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sebanyak 168 di antaranya terjadi di Indonesia.

    3. Dengue

    Dengue merupakan virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia dengan lebih dari 1.400 kematian.

    Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya mencapai nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan, mual, muntah, hingga timbul bintik-bintik merah pada kulit.

    4. Chikungunya

    Seperti namanya, virus chikungunya merupakan penyebab dari penyakit chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, sepanjang tahun 2019, terdapat 5.042 kasus chikungunya yang ditemukan tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sementara itu, diberitakan oleh detikcom, di awal tahun 2025, terdapat 17 warga Kota Kediri dan 37 warga Tasikmalaya yang terkena penyakit ini. Gejala akut penyakit chikungunya meliputi demam dan nyeri sendi.

    5. Virus Hepatitis A

    Virus hepatitis A adalah virus hepatitis paling umum yang bekembang menjadi masalah kesehaan di seluruh duna. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa di Pacitan dengan 1.326 kasus dan Depok 306 kasus.

    Tingkat infeksi hepatitis A berkaitan erat dengan akses makanan atau air minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk. Gejala Hepatitis A biasanya meliputi pusing, mata dan kulit menjadi kuning, mual dan muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.

    6. Rabies

    Kasus rabies pada manusia didapatkan melalui gigitan anjing dan hewan liar lainnya yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai dunia. Pada bulan April tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 31.113 kasus rabies dan 11 kematian dengan 95% disebabkan oleh gigitan anjing. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

    Dilaporkan bahwa dari tahun 2021-2023, kasus gigitan hewan rabies mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 68 orang. Adapun gejala dari rabies yaitu, demam, badan lemas, sakit kepala hebat, insomnia, kesemutan, hingga sakit tenggorokan.

    7. Morbili

    Virus morbili adalah penyebab dari penyakit campak. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia termasuk 10 terbesar di dunia dengan kasus campak. Kasus di Indonesia mengalami peningkatan akibat penurunan cakupan imunisasi pada masa pandemi.

    Dikutip dari jurnal Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyakit Campak pada Balita di Puskesmas Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, terdapat 8.819 kasus probable campak pada tahun 2019, naik dari tahun 2018. Jawa Tengah memiliki kasus probable campak tertinggi dengan 1.562 kasus, diikuti oleh Jakarta dengan 1.374 kasus, dan Aceh 972 kasus.

    Sementara, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2022 angka kasus campak meningkat hingga 3.342. Beberapa gejala dari campak di antaranya demam mencapai 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah, pilek, ruam, dan bintik koplik.

    (elk/tgm)

  • Kenali VO2 Max, Kunci di Balik Performa Lari yang Optimal

    Kenali VO2 Max, Kunci di Balik Performa Lari yang Optimal

    Jakarta

    Saat berlari, fokus tidak hanya pada jarak atau kecepatan, tapi juga kebugaran jantung dan paru-paru yang dapat dinilai melalui VO2 Max. Oleh karena itu, memahami VO2 Max bisa jadi langkah awal #saferunning menjelang Pocari Sweat Run 2025.

    Pemeriksaan VO2 Max berfungsi mengukur seberapa banyak oksigen maksimal yang digunakan tubuh. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S, menjelaskan, VO2 Max penting untuk menilai seberapa baik jantung memompa darah dan memasok oksigen ke otot, supaya tubuh dapat menghasilkan energi adenosine triphosphate (ATP) dan bergerak lebih optimal saat berlari.

    “Cara kerja VO2 Max umumnya dilakukan di treadmill dengan intensitas yang meningkat secara bertahap, dan menggunakan masker khusus dan alat monitor jantung untuk mengukur oksigen yang digunakan hingga batas maksimal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).

    Hasil VO2 Max dinyatakan dalam mililiter oksigen per menit per kilogram berat badan (mL/kg/menit), di mana semakin tinggi skornya, semakin bugar tubuh untuk berlari.

    VO2 Max dianjurkan untuk para atlet karena bisa membantu menilai performa atletik dan menyusun program latihan yang tepat, mulai dari intensitas hingga jenis latihan sesuai kebutuhan.

    Perlu diketahui bahwa pemeriksaan VO2 Max tidak memiliki standar skor. Dokter Alvin Wiharja menambahkan, skor VO2 Max tiap individu dipengaruhi usia, jenis kelamin, intensitas olahraga, dan lokasi seperti pegunungan atau dataran rendah.

    Nilai VO2 Max bisa dijaga dan ditingkatkan dengan latihan. Menurut Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K) menjelaskan VO2 Max dapat ditingkatkan melalui latihan intensitas tinggi seperti High-Intensity Interval Training (HIIT) dan latihan intensitas rendah.

    “Latihan intensitas tinggi menggabungkan gerakan berat dan ringan secara bergantian, misalnya sprint-jalan santai-sprint. Latihan intensitas rendah cukup dengan jogging rutin. Lakukan latihan bertahap agar tubuh sempat beradaptasi, dan jaga komposisi tubuh dengan mengurangi lemak tanpa mengorbankan otot demi mendukung kebugaran,” ujar Dokter Alvin Danio.

    Bagi runners yang bersiap menghadapi Pocari Sweat Run 2025 pada 19-20 Juli mendatang, Mayapada Hospital sebagai Official Medical Partner mendukung #secureMYstep dengan layanan VO2 Max untuk mengoptimalkan performa tubuh, mulai dari Rp 349 ribu, disertai layanan unggulan lainnya seperti layanan self-health assessment berupa evaluasi kesehatan, MCU Runner mulai dari Rp 499 ribu, hingga Konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

    Pemeriksaan VO2 Max juga tersedia di layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital yang menyediakan akses komprehensif mulai dari pencegahan cedera, skrining pra-latihan, hingga peningkatan performa fisik, dengan dukungan tim dokter dan fisioterapis profesional serta fasilitas modern seperti gym dan Body Composition Analysis.

    Booking konsultasi dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital dapat dilakukan kapan saja melalui aplikasi MyCare, termasuk akses ke layanan kegawatdaruratan dengan fitur Emergency Call.

    MyCare juga memiliki fitur Health Articles & Tips berisi tips dan informasi seputar olahraga lari, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • Efek Samping Pengobatan Kanker Vidi Aldiano, Badan Lemas-BB Turun 10 Kg

    Efek Samping Pengobatan Kanker Vidi Aldiano, Badan Lemas-BB Turun 10 Kg

    Jakarta

    Penyanyi Vidi Aldiano baru-baru ini membagikan kondisi terbarunya yang masih berjuang melawan kanker. Penyakitnya itu membuat berat badannya turun drastis dan sering merasa kelelahan.

    “Berat badan gue turun sampai 10 kg,” tulisnya dalam unggahan di Instagram terbaru dilihat Selasa (8/7/2025).

    Vidi mengatakan, hal yang dialaminya itu merupakan efek samping dari pengobatan kanker mulai dari terapi radiasi dan kemoterapi yang dia jalani. Untuk itu, suami Sheila Dara itu berjuang keras untuk menjaga menaikkan berat badannya dan membuat badannya sedikit lebih berisi.

    “Prinsip hidup gue sekarang : 𝐆𝐚𝐩𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐧𝐤𝐞𝐫, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐝𝐚𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬,” tutupnya.

    Efek samping pengobatan kanker

    Perawatan kanker akan menimbulkan banyak efek samping. Efek samping terjadi ketika perawatan merusak sel-sel sehat, atau ketika organ diangkat selama operasi. Efek samping dapat berbeda untuk setiap orang, dan untuk obat-obatan dan jenis pengobatan yang berbeda.

    Dikutip dari Yale Medicine, berikut beberapa efek samping umum pengobatan kanker seperti yang dijalani Vidi Aldiano.

    Kelelahan

    Kelelahan terkait kanker adalah bentuk kelelahan yang parah yang sering digambarkan oleh pengidap kanker sebagai kelelahan yang luar biasa, kelelahan, dan kelemahan yang tidak hilang dengan tidur dan istirahat. Kelelahan mungkin merupakan gejala pengobatan kanker yang paling umum sebagai efek dari kemoterapi.

    Anemia

    Anemia terjadi ketika tidak ada cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pusing, kelemahan, pingsan, dan jantung berdebar kencang. Perawatan yang dapat menyebabkan anemia termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan beberapa imunoterapi. Ini terjadi karena perawatan ini secara tidak sengaja dapat menghancurkan sel darah merah yang sehat dalam proses membunuh sel kanker.

    Masalah rambut, kulit, dan kuku

    Terapi radiasi dapat menyebabkan kerontokan rambut pada bagian tubuh yang menerima radiasi, sementara kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut di kepala dan bagian tubuh lainnya. Obat kemoterapi yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis rambut rontok, atau tidak ada rambut rontok sama sekali.

    Efek samping terkait kulit dari kemoterapi dan terapi radiasi dapat mencakup kekeringan, gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Pasien juga akan mengalami perubahan pada kuku seperti kuku menggelap, menguning, atau retak pada kuku dan/atau kutikula.

    Masalah mulut

    Masalah mulut umum terjadi pada banyak jenis perawatan kanker. Obat antikanker dan radiasi pada kepala dan leher dapat merusak kelenjar ludah dan jaringan di mulut, tenggorokan, dan bibir. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan menelan, perubahan rasa, mulut kering, infeksi di mulut, luka mulut, kerusakan gigi dan sensitivitas terhadap makanan panas dan dingin.

    Mual dan muntah

    Imunoterapi, terapi radiasi ke perut, dan kemoterapi (dengan hasil yang bervariasi berdasarkan jenis obat dan dosisnya) semuanya diketahui menyebabkan mual dan muntah pada orang yang menerima perawatan kanker. Mual dan muntah dapat menyebabkan perubahan berat badan, dehidrasi, dan kekurangan gizi, yang dapat memperburuk gejala efek samping secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Jessie J Umumkan Hiatus untuk Melawan Kanker Payudara “
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/suc)

  • Ngilu! Dokter Temukan Belut Hidup Sepanjang 30 Cm ‘Berenang’ di Perut Pria Ini

    Ngilu! Dokter Temukan Belut Hidup Sepanjang 30 Cm ‘Berenang’ di Perut Pria Ini

    Jakarta

    Kasus tak biasa terjadi di Hunan, China. Seorang pria berusia 33 tahun datang ke Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Hunan University of Chinese Medicine dengan kondisi wajah pucat, tubuh berkeringat, sesak napas, dan mengeluhkan sakit perut hebat.

    Dokter segera melakukan CT scan pada bagian perut dan menemukan benda asing yang tampaknya telah menusuk perut dan masuk ke rongga perutnya. Menurut laporan Huaihua Daily, perut pria itu terasa sangat keras seperti papan. Karena khawatir terjadi peritonitis atau peradangan selaput rongga perut yang bisa berakibat fatal, dokter memutuskan melakukan operasi laparoskopi darurat.

    Saat prosedur berlangsung, tim medis dibuat terkejut. Mereka menemukan seekor belut hidup berukuran sekitar 30 cm ‘berenang’ di antara organ-organ dalam perut pria tersebut. Belut tersebut telah menembus seluruh dinding usus dan bergerak bebas di dalam rongga perut, sehingga menimbulkan risiko infeksi serius jika tidak segera dikeluarkan.

    Dengan bantuan alat seperti penjepit bedah, tim dokter berhasil mengambil dan mengeluarkan belut dari rongga perut pasien. Mereka kemudian menjahit lubang pada bagian kolon sigmoid dan membilas rongga perut dengan larutan saline (garam) steril untuk mengurangi risiko infeksi pascaoperasi.

    Setelah menjalani prosedur tersebut, kondisi pasien membaik dan ia diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai nasib belut tersebut.

    Di sisi lain, memasukkan benda asing ke dalam rektum dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perforasi usus, perdarahan hebat, hingga infeksi yang berpotensi mengancam jiwa.

    Kasus semacam ini harus selalu dianggap sebagai kondisi gawat darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

    Belut yang ditemukan dalam kasus ini dilaporkan merupakan belut rawa (Monopterus albus), spesies yang umum dijumpai di kolam dan sawah di China. Hewan ini dikenal karena kemampuannya menggali tanah atau lumpur yang lunak. Insting alaminya untuk menggali kemungkinan turut memperburuk cedera internal yang dialami pasien.

    (suc/suc)

  • COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    Jakarta

    Muncul lagi varian COVID-19 baru yang dinamai ‘Stratus’. Varian ini dikategorikan menjadi strain rekombinan keturunan Omicron lantaran menginfeksi seseorang dengan dua strain COVID-19 sekaligus, alias menjadi varian hibrida baru.

    Namanya secara ilmiah dikenal sebagai XFG. Strain ini dianggap lebih menular daripada strain sebelumnya karena mutasi membuat varian tersebut mampu menghindari sistem kekebalan tubuh. Total kasusnya melonjak dari semula 10 persen menjadi hampir 40 persen dari keseluruhan kasus yang tercatat di Inggris. Peningkatan juga terjadi di India.

    “Strain COVID-19 Stratus menyebar dengan cepat,” kata Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus di Universitas Warwick kepada MailOnline.

    “Mengingat kekebalan terhadap COVID-19 mulai menurun di masyarakat akibat menurunnya penerimaan vaksin booster dan penurunan infeksi COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir, lebih banyak orang rentan terhadap infeksi XFG dan XFG.3.”

    “Hal ini dapat menyebabkan gelombang infeksi baru, tetapi sulit untuk memprediksi sejauh mana gelombang ini,” tambahnya.

    Gejala Khas Suara Parau

    Sebagian besar gejala Stratus mirip dengan jenis sebelumnya. Menurut layanan kesehatan Inggris, gejala-gejala varian COVID-19 Stratus meliputi sesak napas, kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa, merasa lelah atau letih, suhu tinggi atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, badan pegal-pegal, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, gangguan nafsu makan, dan merasa mual.

    Namun, menurut Dr Kaywaan Khan, dokter umum Harley Street dan Pendiri Klinik Hannah London, salah satu gejala varian Stratus yang paling ketara adalah suara serak, yang meliputi suara parau atau hoarse voice.

    Dokter menambahkan gejalanya cenderung ringan hingga sedang secara umum dan jika seseorang dinyatakan positif, mereka harus tinggal di rumah dan mengisolasi diri karena COVID-19 varian Stratus sangat menular.

    Gejala khas yang sama juga disoroti pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia. Meski begitu, kemunculan subvarian baru termasuk rekombinan menurutnya akan terus terjadi dan masyarakat tidak perlu panik.

    “Varian XFG kini telah masuk dalam kategori variant under monitoring (VuM) atau dalam pemantauan sejak akhir Mei 2025 karena penyebarannya yang cukup cepat. XFG merupakan varian rekombinan yang berasal dari subvarian JN.1. Kasusnya saat ini cukup tinggi di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India,” jelasnya kepada detikcom saat dihubungi Senin (7/7/2025).

    “Namun, hingga kini tidak ada indikasi bahwa varian ini menyebabkan peningkatan keparahan atau angka kematian yang signifikan. Memang terjadi gejala khas suara serak atau pecah, tetapi tetap tergolong ringan. Masyarakat tidak perlu panik, karena protokol kesehatan dasar seperti pola hidup bersih dan sehat serta pemakaian masker masih efektif untuk mencegah penularan,” imbaunya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Habis Nimbus Terbit Stratus

    6 Konten

    Setelah Nimbus atau NB.1.8.1, variant baru COVID-19 muncul lagi dengan julukan Stratus yang mencakup varian XFG dan XFG.3. Disebut-sebut, salah satu gejala khasnya adalah suara serak dan parau.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Gong Banget! Pria Biarkan Pinset ‘Nyangkut’ 4 Tahun di Alat Kelaminnya

    Gong Banget! Pria Biarkan Pinset ‘Nyangkut’ 4 Tahun di Alat Kelaminnya

    Jakarta

    Seorang pria berumur 22 tahun bikin dokter terheran-heran setelah menemukan pinset berukuran 8 sentimeter di alat kelaminnya. Hal yang bikin ‘gong’, ternyata pinset itu sudah ada selama 4 tahun!

    Dokter kemudian memeriksa pria itu dan melakukan rontgen, hanya untuk memastikan bahwa memang ada pinset yang tertanam di alat kelaminnya. Tidak jelas mengapa ia berpikir bahwa menancapkan pinset ke alat kelaminnya adalah ide yang bagus, tetapi penulis laporan kasus memiliki beberapa teori.

    “Benda asing paling sering dimasukkan ke dalam saluran kemih oleh pasien psikiatri, mabuk, bingung, atau penasaran secara seksual,” tulis mereka dalam Urology Case Reports.

    Untuk mengeluarkan pinset itu, dokter memberikan anestesi umum kepada pasien. Masalah yang mereka hadapi adalah pinset terbuka dan menekan daging di area penisnya.

    Untuk mengatasi hal ini, asisten dokter bedah yang hadir pada saat operasi harus menutup pinset dengan menekan sisi batang penis pria tersebut. Setelah tertutup, pinset dapat ditarik keluar dari uretra tanpa menyebabkan kerusakan.

    Setelah prosedur selesai, pria itu bisa buang air kecil dengan normal, dan dia pulang ke rumah. Tim medis menyarankan pasien untuk menjalani evaluasi psikiatris, tetapi pria itu menolak dan tidak menindaklanjutinya dengan bagian rawat jalan klinik setelah operasi yang rumit itu.

    “Alasan paling umum untuk memasukkan benda asing ke dalam uretra pria adalah untuk kepuasan seksual dan autoerotik, terutama selama masturbasi,” tulis para dokter.

    “Dalam sebagian besar kasus, pasien merasa bersalah dan terhina dan, oleh karena itu, sering menunda untuk meminta bantuan medis,” tutupnya.

    (kna/kna)