Jenis Media: Kesehatan

  • 7 Tips Ini Bisa Bantu Cegah Heat Stroke saat Marathon di Cuaca Ekstrem

    7 Tips Ini Bisa Bantu Cegah Heat Stroke saat Marathon di Cuaca Ekstrem

    Jakarta

    Runners, kamu pasti sudah tahu betapa ekstremnya cuaca panas di Indonesia, kan? Paparan panas ini tidak bisa disepelekan karena berisiko memicu heat stroke saat berlari. Untuk kamu yang akan mengikuti ajang marathon seperti Pocari Sweat Run Indonesia 2025 di Bandung pada 19-20 Juli, maupun rangkaian marathon 4,3K di Sirkuit Mandalika, Lombok pada September mendatang, penting untuk memahami potensi heat stroke dan cara mencegahnya agar kamu bisa tetap berlari dengan aman.

    Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO heat stroke atau heat exhaustion (kelelahan panas) sering dialami pelari, terutama saat mengalami dehidrasi berat atau kelelahan ekstrem namun, sayangnya sering dianggap sepele.

    “Heat stroke terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu internal hingga melebihi 40 derajat Celsius. Sistem pendingin tubuh, yaitu keringat, berhenti bekerja sehingga otak, jantung, dan ginjal mulai mengalami kerusakan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berakibat fatal, seperti kejang, koma, bahkan kematian,” jelas dr. Taufan dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).

    Kondisi heat stroke ini pernah juga dialami oleh salah satu runner asal Jakarta, Irwan K, yang sempat melakukan pemeriksaan di Mayapada Hospital. Ia mengatakan dulu dirinya pikir minum saja sudah cukup. Tapi saat ikut half marathon di cuaca panas, dirinya sempat blank di 1 km terakhir.

    “Setelah dicek, ternyata gejala awal heat stroke. Sekarang saya rutin cek kesehatan di Mayapada dan lebih peka terhadap kondisi tubuh,” ungkapnya.

    Nah, agar tidak mengalami hal serupa, runners perlu mengenali gejala heat stroke sesegera mungkin, seperti sakit kepala hebat dan berdenyut, kebingungan, bicara melantur atau kehilangan orientasi, napas cepat dan denyut jantung tinggi, mual, muntah, atau rasa ingin pingsan. Kulit akan terasa sangat panas dan kering karena keringat berhenti, disertai kram otot hebat hingga hilang kesadaran.

    Meski begitu, heat stroke bisa dicegah dengan strategi yang tepat, seperti yang disampaikan oleh dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Mayapada Hospital Bandung. Ia membagikan 7 tips untuk mencegah heat stroke saat marathon.

    “Pertama, lakukan heat acclimatization, yaitu latihan adaptasi tubuh untuk berlari di suhu hangat secara bertahap selama 1-2 minggu sebelum hari perlombaan,” jelasnya.

    Kedua, pilih Keduapakaian yang sesuai, berwarna terang, longgar, dan berbahan mudah menyerap keringat. Ketiga, perhatikan waktu berlari yang ideal, yakni sebelum pukul 08.00 pagi atau setelah pukul 17.00 sore.

    “Keempat, penuhi kebutuhan hidrasi dan elektrolit. Ini hal yang sangat penting namun sering diabaikan. Runners disarankan minum 250-500 ml air setiap 20-30 menit saat berlari agar tubuh tidak kekurangan cairan,” tambah dr. Alvin.

    Kelima, kenali tanda-tanda dehidrasi dini seperti mulut kering, sakit kepala ringan, atau mulai kehilangan fokus. Keenam, dengarkan sinyal tubuh yang lelah dan jangan memaksakan diri, ada baiknya untuk berhenti sejenak jika dibutuhkan.

    Ketujuh, lakukan pendinginan aktif, misalnya dengan menyiram tubuh menggunakan air, menempelkan handuk basah di leher, atau mengompres bagian tubuh yang panas seperti pergelangan tangan, belakang leher, dan ketiak dengan es.

    Runners, tak perlu khawatir soal kesehatan saat mengikuti Pocari Sweat Run 2025, karena Mayapada Hospital hadir sebagai official medical partner yang siap mendukung runners untuk #secureMYstep melalui berbagai layanan seperti Medical Check Up (MCU) Runner, VO2 Max, dan konsultasi bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam, hingga self-health assessment untuk mewujudkan safe running, dimana peserta dapat menjawab pertanyaan seputar kondisi dan riwayat kesehatan untuk menilai kesiapan tubuh sebelum mengikuti lari.

    Tak hanya itu, runners dapat memanfaatkan layanan Sport Injury Treatment & Performance Center Mayapada Hospital yang menyediakan program skrining pra-latihan, program peningkatan performa olahraga, pencegahan cedera, hingga penanganan cedera olahraga bersama tim dokter multidisiplin dan fisioterapis profesional. Layanan ini memiliki fasilitas modern dan lengkap seperti gym, VO2 max, dan Body Composition Analysis.

    Untuk mengakses layanan SITPEC Mayapada Hospital, runners dapat menggunakan aplikasi MyCare untuk menemukan unit Mayapada Hospital terdekat dan membuat jadwal konsultasi bersama dokter dengan cepat dan mudah. Ada pula fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki (footstep), jumlah kalori terbakar, detak jantung dan Body Mass Index (BMI). Berbagai tips olahraga lainnya juga ada dalam fitur Health Articles & Tips.

    Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store sekarang! Dapatkan reward point saat registrasi pertama, yang bisa digunakan sebagai potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital. Yuk, persiapkan dirimu menghadapi Pocari Sweat Run 2025 bersama Mayapada Hospital!

    (ega/ega)

  • Banyak Gen Z Overweight dan Obesitas gegara Doyan Paket Promo-yang Penting Kenyang

    Banyak Gen Z Overweight dan Obesitas gegara Doyan Paket Promo-yang Penting Kenyang

    Jakarta

    Jumlah anak yang masuk kategori overweight atau berat badan berlebih hingga obesitas, meningkat dalam dua dekade terakhir di Asia timur dan pasifik. Indonesia mencatat satu dari 5 anak rentang usia 5-12 tahun dan 1 dari 7 remaja dengan rentang 13 hingga 18 tahun mengalami dua kondisi tersebut.

    Banyak faktor yang melatarbelakanginya, tetapi lebih sering berkaitan dengan pola makan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut warga dengan ekonomi menengah ke bawah mulai lebih banyak memilih makanan ultraproses dan pangan instan siap saji. Alasannya, lebih mudah diakses dan harga relatif jauh lebih murah.

    Makanan cepat saji dan minuman manis bahkan kini lebih mudah didapatkan dan lebih terjangkau ketimbang buah serta sayuran. Walhasil, meskipun pemerintah sudah memiliki pedoman sehat makanan, banyak anak tetap kesulitan mendapat pilihan makanan kaya gizi.

    Mirisnya, hal ini didorong dengan keterpaparan iklan makanan tidak sehat yang banyak ditemukan di media sosial. Terlihat dari hasil riset Inisiatif Fix My Food Indonesia (FIF) yang didukung Unicef.

    Mereka menganalisis keterkaitan paparan iklan dengan persepsi memilih makanan khususnya di kelompok muda, dengan partisipan berusia 14 hingga 29 tahun dan lebih banyak di perkotaan. Hasilnya, terbagi menjadi tiga aspek.

    Pertama, pemilihan konsumsi pangan tidak sehat pertama lebih banyak berkaitan dengan penyajian makanan. Ada 43 persen partisipan usia muda yang memilih makanan dengan melihat penampilan, aroma, dan penyajiannya.

    Pilihan kedua adalah terkait harga. Sebanyak 27 persen dari partisipan mengutamakan pilihan makanan yang murah dan menyenangkan ketimbang melihat kandungan gizi. Sementara 13 persen lainnya memilih makanan karena dipengaruhi oleh apa yang tersedia di dekat lingkungan mereka atau rutinitas dan kesehariannya.

    Adapula 11 persen partisipan yang makan lebih banyak dari perencanaan sebelumnya, imbas terpengaruh promo hemat atau buy one get one yang kerap dipasarkan industri. Kandungan gizi nyaris tidak pernah menjadi prioritas dalam memilih makanan.

    NEXT: Pengaruh di Medsos dan Influencer

    Pakar gizi UNICEF Indonesia David Colozza juga mengungkap hasil survey yang sejalan dengan temuan FIF. Survei dilakukan Juli hingga Agustus 2024 dengan total lebih dari 7 ribu responden, 69 persen di antaranya perempuan dan kelompok umur mulai dari 10 hingga lebih dari 24 tahun.

    Temuan menarik yang juga disoroti adalah pengaruh influencer dan selebritas dalam pemilihan makanan usia anak muda.

    “60 persen telah melihat iklan makanan tidak sehat yang menampilkan atlet, selebritas, influencer,” tutur David dalam webinar hasil diseminasi pemasaran makanan tidak sehat, Kamis (10/7/2025).

    Bila dirinci, angkanya lebih banyak pada influencer yakni 67 persen, diikuti 66 persen selebriti, dan 24 persen atlet.

    Karenanya, Unicef mendorong perbaikan regulasi yang saat ini dinilai belum memadai, utamanya dalam pemasaran pangan tidak sehat secara digital.

    David menyebut penting untuk membatasi pemasaran makanan tidak sehat di semua media dan mulai mengevaluasi model profil gizi untuk menentukan kategori yang seragam pada produk mana yang bisa dipasarkan pada kelompok anak, sesuai standar WHO.

    “Memperkuat pemantauan dan penegakan hukum dengan mengacu pada praktik terbaik global, misalnya pelarangan terbau pemasaran makanan tidak sehat pada anak-anak, seperti yang berlaku di Inggris dan Norwegia,” sambung David.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Lampu Redup Sebelum Tidur Bantu Turunkan Kortisol, Ini Kata Dokter

    Lampu Redup Sebelum Tidur Bantu Turunkan Kortisol, Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Tidur cukup dan berkualitas merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga pola hidup sehat. Seringkali, tidur berkualitas dianggap sepele sehingga tidak terlalu diperhatikan.

    Tidur merupakan proses biologis alami yang penting untuk pemulihan kondisi fisik dan mental. Selama tidur, otak memproses informasi, memperkuat memori, dan tubuh memperbaiki jaringan serta menyeimbangkan hormon.

    Manfaat Meredupkan Lampu Sebelum Tidur

    Kortisol merupakan hormon yang diproduksi kelenjar adrenal dan secara umum mengatur berbagai fungsi tubuh seperti metabolisme dan respons stres. Konsultan neurologi di Kokilaben Dhirubhai Ambani Hospital India Dr Yatin Sagvekar menjelaskan kadar kortisol juga berkaitan erat dengan ritme sirkadian, atau siklus biologis bangun dan tidur.

    Kadar kortisol yang terlalu tinggi di malam hari memicu kesulitan tidur dan menurunkan kualitas tidur. Paparan cahaya berlebih, seperti dari barang elektronik atau lampu, sebelum tidur dapat meningkatkan kadar kortisol.

    Paparan cahaya biru akhirnya membuat otak lebih ‘waspada’, seakan seperti di siang hari. Padahal rasa kantuk diperlukan saat malam hari, agar tidur bisa lebih cepat dan berkualitas.

    “Kortisol yang tetap tinggi, dapat memperburuk struktur tidur, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan lain,” jelas Dr Yatin dikutip dari Indian Express sembari mengingatkan ini akhirnya juga memicu kekurangan tidur.

    Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, dr Rini Kusumawardhany, SpM menjelaskan manfaat meredupkan lampu saat tidur lainnya adalah membantu produksi hormon melatonin. Melatonin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal otak dan berperan penting dalam mengatur ritme sirkadian.

    Kualitas tidur yang baik sangat bergantung pada produksi dan fungsi melatonin yang optimal. Melatonin dilepaskan dalam aliran darah sebagai respons dari ruangan yang redup atau gelap, memberi sinyal pada tubuh sudah waktunya untuk tidur. Peningkatan melatonin inilah yang membantu mempersiapkan tubuh untuk beristirahat, dengan memberikan rasa kantuk dan tidur yang lebih berkualitas.

    “Salah satu fungsi hormon melatonin adalah untuk meningkatkan sistem imun tubuh agar dapat menangkal penyakit. Sebaliknya, jika kita tidur dengan lampu menyala, maka hormon melatonin tidak akan diproduksi secara optimal. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan tubuh jadi lebih mudah sakit,” jelas Rini dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya.

    Ruangan yang redup atau gelap juga membuat pikiran lebih rileks, sehingga menurunkan stres. Ini bisa menjadi bentuk meditasi ringan yang secara tidak langsung menstabilkan emosi dan pikiran.

    Pentingnya Tidur untuk Tubuh

    Kekurangan tidur dapat mengganggu fungsi imun, konsentrasi, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit. Berikut ini sederet manfaat yang bisa didapatkan dari tidur cukup dan berkualitas:

    1. Meningkatkan Konsentrasi

    Sebuah studi pada tahun 2020 mengungkapkan pentingnya tidur bagi konsentrasi. Studi itu menemukan dokter yang mengalami gangguan tidur ‘sangat tinggi’ memiliki risiko 97 persen lebih besar untuk melakukan kesalahan medis secara signifikan.

    Sedangkan untuk kelompok dokter dengan gangguan tidur ‘tinggi’ berisiko 96 persen dan dokter dengan gangguan tidur ‘sedang’ di angka 54 persen. Tidur juga terbukti meningkatkan performa akademik pada pelajar serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

    2. Membantu Penurunan Berat Badan

    Sebuah analisis pada tahun 2020 menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki risiko 41 persen lebih tinggi mengalami obesitas.

    Pengaruh tidur terhadap kenaikan berat badan diyakini melibatkan berbagai faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga. Misalnya, kurang tidur dapat meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan leptin, hormon-hormon yang berkaitan dengan rasa lapar.

    Hal ini diperkuat oleh studi tahun 2020 yang menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur memiliki nafsu makan lebih besar dan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori.

    3. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Kualitas dan durasi tidur yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung. Satu analisis dari 19 studi menemukan tidur kurang dari 7 jam per hari dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 13 persen.

    Selain itu, tidur yang pendek juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, terutama pada pasien obstructive sleep apnea atau gangguan pernapasan selama tidur.

    4. Menjaga Suasana Hati

    Ketika kelelahan, seseorang akan lebih sulit mengendalikan ledakan emosi dan perilaku di depan orang lain. Kelelahan juga memengaruhi kemampuan manusia untuk merespons humor dan menunjukkan empati.

    Kurang tidur membuat seseorang lebih mudah marah dan sensitif. Kurang tidur juga memicu penurunan motivasi untuk bersosialisasi, dan saat berinteraksi pun akan lebih sulit untuk membangun emosi positif dan rasa keterhubungan dengan orang lain.

    Cara Meningkatkan Kualitas Tidur

    Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar kortisol sebelum tidur:

    Jaga jadwal tidur yang konsisten, bangun dan tidur dalam waktu yang sama.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan meredupkan lampu dan menghindari gadget.Lakukan yoga atau latihan pernapasan sebagai teknik manajemen stres.Hindari kafein dan makanan berat menjelang tidur.

    (avk/tgm)

  • Wanti-wanti BPOM Buat yang Mau Belanja Makanan-Kosmetik di PRJ

    Wanti-wanti BPOM Buat yang Mau Belanja Makanan-Kosmetik di PRJ

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar meminta pengunjung jakarta fair kemayoran (JFK) atau pekan raya jakarta (PRJ) tidak asal membeli produk saat berbelanja di sana. Mengingat, tercatat lebih dari ratusan produk yang dijual baik dalam bentuk kosmetik, makanan, maupun obat-obatan.

    Taruna merinci makanan dengan ciri-ciri tidak layak konsumsi. Salah satu yang terpenting adalah memastikan kondisi kemasan.

    “Jangan asal beli, Bapak/Ibu harus lihat dengan cermat Cek KLIK, cek kemasannya rusak atau tidak, labelnya, apakah ada klaim-klaim yang di luar nalar pada labelnya, izin edar BPOM-nya, atau jika masih level industri rumah tangga, lihat P-IRT-nya. Dan yang juga penting, tanggal kedaluwarsanya. Jadi kalau di sini ada yang menjual tidak sesuai aturan, jangan dibeli ya,” terang Taruna, dalam kunjungannya ke PRJ, Kamis (10/7/2025).

    Menurutnya, cara melihat produk sesuai ketentuan atau tidak juga bisa dengan memanfaatkan aplikasi BPOM Mobile.Terdapat fitur scan 2D barcode yang menampilkan detail produk serta informasi obat dan makanan lain.

    “Kami juga memiliki aplikasi BPOM Mobile, jadi jika Bapak/Ibu mau beli produk-produk seperti obat, makanan ringan, kosmetik di sini, saya harap silakan mengunduh aplikasi BPOM Mobile. Nanti bisa melakukan scan langsung pada produk yang akan dibeli, dan bisa ketahuan apakah itu sudah terdaftar di BPOM atau jangan-jangan BPOM-nya palsu,” beber dia.

    Para pengunjung PRJ juga kerap berburu barang promo lantaran banyak produk yang dijual murah hanya terdapat pada acara tersebut.

    Taruna kembali mengingatkan agar tidak mudah tergiur dengan promosi semata dan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memilih produk.

    “Jangan hanya tergiur promo, tetap lakukan Cek KLIK: Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar BPOM, dan tanggal kedaluwarsanya,” pungkas Taruna.

    (naf/naf)

  • Video Menteri PPPA: Pola Asuh Jadi Faktor Penyebab Kekerasan Perempuan-Anak

    Video Menteri PPPA: Pola Asuh Jadi Faktor Penyebab Kekerasan Perempuan-Anak

    Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggelar rapat tingkat menteri untuk memperluas Inpres No. 5 Tahun 2014 menjadi Gerakan Nasional Anti Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan. Seusai pertemuan itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi mengungkap jumlah total kekerasan yang terjadi pada perempuan-anak.

    Sejak awal tahun hingga bulan Juli ini, setidaknya ada 13 ribu kekerasan pada perempuan dan anak. Pola asuh di keluarga menjadi faktor penyebab adanya kekerasan pada perempuan-anak.

    Tonton video-video menarik lainnya di 20detik.

    (/)

  • Jenis Kanker yang Rentan Menyerang Usia Muda, Gen Z Juga Bisa Kena

    Jenis Kanker yang Rentan Menyerang Usia Muda, Gen Z Juga Bisa Kena

    Jakarta

    Saat ini kanker juga berpotensi menyerang usia muda. Mereka yang berada di umur 20-30 tahun bisa terserang kanker.

    “Saya melihat semakin banyak pasien berusia 20-an dan 30-an yang didiagnosis kanker,” kata Dr Jonathan Mizrahi, onkolog di Ochsner MD Anderson Cancer Center di New Orleans.

    Para peneliti dalam studi oleh American Cancer Society mengkaji data insiden kanker nasional dari lebih dari 23 juta pasien yang didiagnosis dengan 34 jenis kanker berbeda antara tahun 2000 dan 2019. Untuk membandingkan tingkat kanker antar generasi, para peneliti menghitung tingkat kanker berdasarkan usia dalam interval lima tahun, dari tahun 1920 hingga 1990.

    Mereka menemukan tingkat insiden kanker meningkat pada generasi Milenial dan Gen Z untuk sembilan jenis kanker, termasuk kanker payudara, kanker endometrium, kanker kolorektal, kanker lambung non-kardia, kanker kandung empedu, kanker ovarium, kanker testis, kanker anus pada pria.

    Di antara berbagai jenis kanker, tingkat insiden untuk generasi Milenial (kelompok kelahiran 1990) berkisar antara 12 persen lebih tinggi untuk kanker ovarium hingga 169 persen lebih tinggi untuk kanker endometrium. Khususnya, angka kematian meningkat pada kelompok kelahiran muda bersamaan dengan angka kejadian kanker hati (hanya perempuan), kanker endometrium, kanker kandung empedu, testis, dan kolorektal.

    “Peningkatan angka kanker di kalangan generasi muda ini menunjukkan pergeseran generasi dalam risiko kanker dan sering kali menjadi indikator awal beban kanker di masa mendatang di negara ini,” ujar Dr Ahmedin Jemal, penulis senior studi American Cancer Society.

    Para ilmuwan sedang meneliti faktor risiko kanker di usia muda ini mulai dari nutrisi, perubahan pola makan, gaya hidup tidak aktif, penggunaan obat-obatan, dan konsumsi makanan olahan.

    (kna/naf)

  • Pakai Pelembap Sebelum Tidur Cegah Kulit Gatal Saat Musim Hujan

    Pakai Pelembap Sebelum Tidur Cegah Kulit Gatal Saat Musim Hujan

    Jakarta

    Selama musim hujan, risiko kaki gatal biasanya akan meningkat. Ini disebabkan oleh kelembapan area kaki yang muncul akibat basah dari air hujan atau genangan di tanah.

    Sepatu yang basah saat menginjak genangan air dapat menyebabkan rasa gatal hingga perih. Selain itu, air kotor yang mengandung bakteri bisa masuk ke dalam tubuh jika memiliki luka kecil di kaki.

    Awas Kulit Gatal Selama Musim Hujan

    Ada banyak faktor yang dapat memicu kaki gatal selama hujan. Beberapa di antaranya seperti alergi dingin, alergi air hujan, kondisi medis lain seperti dermatitis (peradangan kulit), hingga yang paling populer seperti kondisi tinea pedis akibat jamur dermatofita.

    Tinea pedis biasanya menunjukkan gejala seperti kulit gatal, bersisik, kering, dan muncul sensasi terbakar. Kondisi ini paling sering terjadi ketika menggunakan kaos kaki dan sepatu yang lembap, seperti di musim hujan.

    “Kondisi ini (kelembapan berlebih pada sepatu) sering kali memicu infeksi jamur superfisial, terutama tinea pedis atau yang lebih dikenal sebagai athlete’s foot. Gejala infeksi ini mencakup gatal, kemerahan, kulit yang mengelupas, dan bahkan lesi vesikular yang bisa menyebabkan nyeri,” kata spesialis kulit dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dalam sebuah wawancara.

    Kontak kulit kaki dengan kelembapan secara terus menerus dapat merusak lapisan pelindung terluar kulit, disebut stratum korneum. Ini meningkatkan risiko kulit pecah-pecah dan infeksi sekunder oleh bakteri.

    Manfaat Pelembap Kaki Sebelum Tidur

    Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi gatal selama musim hujan adalah menggunakan pelembap sebelum tidur. Berikut manfaat penggunaan pelembap kaki:

    1. Menjaga Kelembapan Kulit

    Tujuan penggunaan pelembap sebelum tidur adalah menjaga kelembapan yang sehat. Kondisi ini tidak sama dengan kelembapan yang diakibatkan oleh air hujan.

    Kelembapan yang disebabkan oleh air hujan dapat menyebabkan kulit mengelupas, rusak, dan menjadi tempat yang baik untuk patogen berkembang. Berbeda dengan penggunaan pelembap kulit, yang justru penting untuk menjaga kulit tetap lembut dan tidak retak.

    2. Memperkuat Perlindungan Alami

    Kandungan urea atau gliserin yang ada dalam pelembap memperkuat lapisan pelindung kulit. Ini mencegah terjadinya infeksi jamur dan bakteri, pemicu gatal pada kaki.

    3. Mencegah Pecah dan Lecet

    Penggunaan pelembap mencegah kulit pecah-pecah dan lecet. Kondisi kulit kaki pecah-pecah dan lecet meningkatkan risiko infeksi dan gatal-gatal ketika musim hujan.

    4. Menenangkan Kulit yang Sudah Gatal

    Pelembap juga dapat menenangkan kondisi kulit yang sudah ada, serta meredakan rasa gatal akibat infeksi ringan. Spesialis kulit dr Fitria Amalia Umar mengingatkan untuk lebih menjaga kesehatan kulit kaki selama musim hujan.

    Infeksi jamur juga dapat memicu aroma tidak sedap dan mengganggu kenyamanan. Aplikasikan pelembap sebelum tidur, dengan keadaan kaki yang bersih dan kering.

    “Untuk perlindungan yang lebih baik, bisa juga gunakan moisturizer (pelembap) di area kulit kaki secara rutin. Aplikasikan pelembap ini dalam keadaan kaki bersih,” jelas spesialis kulit dr Fitria Amalia Umar, SpKK dalam sebuah wawancara.

    Tips Kaki Bebas Gatal Selama Musim Hujan

    Selain menggunakan pelembap sebelum tidur, beberapa hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kaki gatal selama musim hujan meliputi:

    1. Jaga Kebersihan Kaki

    Jaga kebersihan kaki dengan mencucinya secara rutin menggunakan sabun antibakteri. Setelah dicuci, pastikan kondisi kaki langsung kering.

    2. Jaga Kulit Kering

    Penyebab utama kaki gatal selama musim hujan adalah kelembapan berlebihan. Gunakan handuk untuk mengeringkan kaki setelah mandi atau mencuci kaki. Hindari penggunaan sepatu yang basah dan segera ganti jika terkena air.

    3. Hindari Menggaruk

    Menggaruk area gatal dapat memperburuk ruam dan memicu infeksi lebih parah. Meredakan gatal bisa dilakukan dengan kompres dingin atau krim anti-gatal yang dijual bebas.

    (avk/tgm)

  • Ternyata Begini Asal Muasal Golongan Darah Paling Langka di Dunia Terungkap

    Ternyata Begini Asal Muasal Golongan Darah Paling Langka di Dunia Terungkap

    Jakarta

    Para ilmuwan Prancis berhasil mengidentifikasi golongan darah terbaru dan terlangka di dunia. Seperti yang diketahui, golongan darah ini didapatkan dari seorang wanita dari Guadeloupe, Karibia.

    Saat itu golongan darahnya begitu unik, sehingga dokter tidak dapat menemukan satupun donor yang cocok. Penemuan golongan darah ke-48 ini dikenal yang dengan ‘Gwada-negatif’.

    Penemuan ini dimulai saat plasma darah wanita tersebut bereaksi terhadap setiap sampel donor potensial yang diuji, termasuk dari saudara kandungnya sendiri. Akibatnya, mustahil menemukan donor yang cocok untuknya.

    Proses Mengungkap Golongan Darah Terlangka

    Untuk mengungkap misteri ketidakcocokan darah wanita itu, para ilmuwan beralih ke analisis genetik mutakhir. Ini dilakukan dengan menggunakan pengurutan eksom utuh, sebuah teknik yang memeriksa lebih dari 20 ribu gen manusia. Sampai akhirnya, menemukan mutasi pada gen yang disebut PIGZ.

    Gen ini menghasilkan enzim yang bertanggung jawab untuk menambahkan gula tertentu ke molekul penting pada membran sel. Dikutip dari Science Alert, gula yang hilang mengubah struktur molekul pada permukaan sel darah merah.

    Perubahan ini menciptakan antigen baru, fitur kunci yang mendefinisikan golongan darah, yang menghasilkan klasifikasi yang sangat baru, yaitu Gwada-positif (memiliki antigen) atau negatif (kekurangan antigen).

    Dengan menggunakan teknologi penyuntingan gen, tim mengonfirmasi penemuan mereka dengan menciptakan kembali mutasi tersebut di laboratorium. Jadi, sel darah merah dari semua donor darah yang diuji adalah Gwada-positif dan pasien Guadeloupe tersebut adalah satu-satunya orang yang diketahui Gwada-negatif di dunia.

    Implikasi dari penemuan ini melampaui transfusi darah. Pasien tersebut mengalami kondisi disabilitas intelektual ringan.

    Tragisnya, pasien itu kehilangan dua bayi saat lahir. Ini mungkin terkait dengan mutasi genetik langka yang dimilikinya.

    Enzim yang diproduksi oleh gen PIGZ beroperasi pada tahap akhir pembentukan molekul kompleks yang disebut GPI atau glikosilfosfatidilinositol.

    Dari penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang dengan defek pada enzim lain yang dibutuhkan untuk perakitan GPI dapat mengalami masalah neurologis, mulai dari keterlambatan perkembangan hingga kejang. Bayi yang lahir meninggal juga umum terjadi pada wanita dengan kelainan bawaan ini.

    Meskipun pasien tersebut merupakan satu-satunya orang di dunia yang memiliki golongan darah langka ini, kondisi neurologis termasuk keterlambatan perkembangan, disabilitas intelektual, dan kejang telah ditemukan pada orang lain dengan defek pada enzim yang dibutuhkan sebelumnya dalam jalur perakitan GPI.

    Penemuan Gwada menyoroti keajaiban sekaligus tantangan keragaman genetik manusia. Golongan darah berevolusi sebagian sebagai perlindungan terhadap penyakit menular, seperti bakteri, virus, dan parasit menggunakan molekul golongan darah sebagai titik masuk ke dalam sel.

    Ini berarti golongan darah manusia dapat mempengaruhi kerentanannya terhadap penyakit tertentu.

    Namun, kelangkaan yang ekstrem pada golongan darah ini menciptakan dilema medis. Para peneliti Prancis mengakui bahwa mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi jika darah yang tidak cocok dengan golongan darah Gwada ditransfusikan ke wanita Guadeloupe tersebut.

    Bahkan, jika ada orang lain yang negatif terhadap golongan darah Gwada, mereka akan sulit ditemukan. Belum jelas juga apakah mereka bisa menjadi donor darah.

    Realitas ini mengarah pada solusi futuristik, yakni sel darah yang ditumbuhkan di laboratorium. Para ilmuwan telah berupaya menumbuhkan sel darah merah dari sel punca yang dapat dimodifikasi secara genetik agar sesuai dengan golongan darah yang sangat langka.

    Dalam kasus Gwada, para peneliti dapat menciptakan sel darah merah negatif Gwada secara artifisial dengan memutasi gen PIGZ.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Langka! Golongan Darah P Ditemukan di China”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Ikan Waduk Cirata Tercemar Merkuri, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar IPB

    Ikan Waduk Cirata Tercemar Merkuri, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar IPB

    Jakarta

    Ikan di Waduk Cirata, Jawa Barat, disebut sudah tidak layak konsumsi karena tercemar merkuri tinggi. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat ini tengah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan permasalahan di waduk tersebut.

    “Waduk Cirata itu sebenarnya sudah tidak layak dimakan, ikannya itu sudah tidak layak. Karena kandungan merkurinya sangat tinggi dan itu sangat tidak sehat untuk masyarakat,” ungkapnya dalam Penandatanganan Nota Kesepakatan Dukungan Rencana Program Revitalisasi Tambak Pantura di KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Menanggapi temuan tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Dietriech Geoffrey Bengen, DEA mengatakan pernyataan yang disampaikan Menteri KP sudah didasarkan pada kajian ilmiah dan mencerminkan kompleksitas pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

    Ia menerangkan bahwa merkuri dapat masuk ke perairan melalui berbagai jalur, seperti limbah industri (termasuk dari penambangan emas skala kecil), limbah domestik (misalnya baterai rusak), dan residu pertanian.

    Di lingkungan air, merkuri akan berubah menjadi metilmerkuri, bentuk paling toksik yang mudah terakumulasi dalam rantai makanan, terutama pada ikan.

    “Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi membuat ikan predator atau yang berumur panjang memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi,” jelas Prof Dietriech dalam keterangannya dikutip dari IPB University, Kamis (10/7).

    Terkait dampak kesehatan yang ditimbulkan, Prof Dietriech menyoroti karakteristik merkuri yang dikenal sebagai neurotoksin kuat. Dampaknya dapat merusak sistem saraf pusat, menyebabkan sakit kepala, tremor, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, gangguan imun, hingga radang saluran cerna.

    “Ancaman ini sangat serius jika ikan terkontaminasi dikonsumsi rutin dalam jumlah besar,” tegasnya.

    Untuk mengatasi persoalan tersebut, Prof Dietriech mendorong pendekatan multidimensi. Ia menyarankan lima strategi yang perlu dilakukan, yakni komunikasi risiko secara transparan. Menurutnya, pemerintah perlu menyampaikan data kadar merkuri secara terbuka dan edukasi alternatif sumber protein.

    Selain itu, langkah yang tidak kalah penting adalah memantau kondisi kesehatan warga, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak. Selain itu, dia menegaskan perlunya mengatasi sumber masalah, termasuk penegakan hukum terhadap industri pencemar dan tambang emas ilegal di hulu Citarum, serta pengurangan drastis jumlah keramba.

    “Pengurangan drastis keramba yang melebihi daya dukung krusial untuk mengurangi beban organik,” katanya.

    (kna/kna)

  • Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jakarta

    Kasus penyakit tidak menular (PTM) obesitas hingga diabetes terus meningkat signifikan. Bahkan, keduanya menjadi faktor risiko utama pemicu penyakit jantung, stroke, hingga masalah ginjal.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi merinci insiden kasus obesitas sentral misalnya, meningkat pesat dari semula 18,8 persen menjadi 36,8 persen pada 2023. Obesitas sentral didefinisikan pada wanita yang memiliki lingkar perut lebih dari 80 sentimeter, dan pria lebih dari 90 sentimeter.

    Sejalan dengan hasil cek kesehatan gratis (CKG) yang menunjukkan obesitas sentral menempati posisi kedua teratas yang diidap masyarakat sebagai pemicu penyakit jantung hingga stroke. Walhasil, beban pembiayaan BPJS Kesehatan terus meningkat dengan jantung menyumbang 70 persen dari utilisasi atau penggunaan dari total Rp 174,90 triliun.

    Bukan tanpa sebab, hal ini dilandasi pergeseran tren pola hidup dan kebiasaan makan yang terjadi nyaris di banyak negara. Menyusul AS dan Eropa, Indonesia juga kini terbiasa mengonsumsi makanan ultraproses dan makanan cepat saji.

    “Tren ini terjadi di banyak negara, AS, Eropa itu sudah mengalami transisi pola konsumsi yang kita tahu banyak sekali mengkonsumsi makanan siap saji yang kemudian kalau dilihat dari sisi kalori garam, gula, lemak, (GGL) sebagian besar melebihi daripada yang seharusnya,” sorot dr Nadia dalam webinar hasil diseminasi pemasaran makanan tidak sehat, Kamis (10/7/2025).

    “Ini yang kemudian kita lihat di negara kita, kita juga melihat salah satu dari studi keluarga dengan pendapatan sosial ekonomi menengah ke bawah mendapatkan pangan yang siap saji jauh lebih tinggi dibandingkan pada keluarga kelompok pendapatan lebih tinggi,” bebernya.

    Artinya, menurut dr Nadia, lebih banyak masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang tidak lagi mengolah pangan di rumah, tetapi lebih sering mengonsumsi makanan siap saji maupun kemasan, dengan alasan aksesnya lebih mudah, juga murah.

    Kemudahan akses membeli pangan secara online juga menjadi penyebab pergeseran kebiasaan makan. “Sehingga ini mendorong konsumsi pangan siap saji dan pangan olahan itu lebih banyak lagi,” tandas dia.

    Berikut data tren konsumsi pangan berisiko atau tinggi GGL:

    1. Makanan manis

    Tren konsumsi makanan manis meningkat 6,5 persen dari semula di 2018 sebanyak 59,8 persen menjadi 66,3 persen di 2023 menurut data survei kesehatan indonesia (SKI) 2023.

    2. Minuman manis

    Pola peningkatan juga terjadi pada minuman manis, meski tidak terlalu signifikan yakni bertambah 3,8 persen dibandingkan 2018, saat ini ada 52,5 persen.

    3. Makanan berlemak tinggi kolesterol jahat (gorengan)

    Semakin banyak warga Indonesia yang mengonsumsi makanan tersebut dengan peningkatan dilaporkan mencapai 4,5 persen, menjadi 62,7 persen di 2023.

    4. Makanan dengan bumbu penyedap

    Makanan dengan penyedap tinggi juga kerap dipilih masyarakat sebagai konsumsi sehari-hari. Tren kenaikannya tidak kalah tinggi mencapai 3,8 persen, dari 22,4 menjadi 26,2 persen.

    5. Mi instan, makanan instan

    Bila dibandingkan dengan seluruh aspek makanan tinggi GGL, mi instan dan makanan instan menjadi pilihan terbanyak masyarakat sebagai pilihan konsumsi dengan konsisten berada di atas 90 persen. Ada sekitar 94 persen masyarakat yang terbiasa mengonsumsi mi instan dan makanan instan di 2023.

    (naf/kna)