Jenis Media: Kesehatan

  • Ahli Forensik Jelaskan Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Meninggal

    Ahli Forensik Jelaskan Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Meninggal

    Jakarta

    Dokter Forensik dari Kent University, Dr Devin Finaughty mengatakan, setelah kematian, tubuh menjadi bagian dari ekosistem dekomposisi. Dikutip dari mana IFL Science, kondisi ini merupakan serangkaian proses saat tubuh dan selnya pecah, sehingga tersisa kerangka.

    Rata-rata tubuh yang terkubur dalam peti mati biasanya akan mulai rusak dalam satu tahun. Kendati demikian, tubuh membutuhkan waktu sampai satu dekade untuk terurai dan menyisakan kerangka.

    Ilmuwan Forensik, M Lee Goff dalam laman Medical News Today mengungkapkan bahwa proses pembusukan dimulai pada titik kematian dan berakhir ketika tubuh menjadi kerangka. Dia mencatat ilmuwan lain yang membagi tahap dekomposisi menjadi tahap yang berbeda. Tapi, dia menyarankan untuk mempertimbangkan lima tahap dekomposisi setelah kematian sebagai berikut:

    Pertama, mengacu pada tubuh setelah kematian. Saat itu hanya ada sedikit tanda-tanda pembusukan yang terlihat. Adapun beberapa proses yang mungkin dimulai, yaitu perubahan warna kehijauan, livor mortis, dan tache noire.

    Kedua, tahap penggelembungan, ketika pembusukan dimulai. Gas yang menumpuk di perut membuat pembengkakan dan menyebabkan tubuh terlihat kembung.

    Ketiga, tahap pembusukan. Pada tahap ini kulit pecah akibat pembusukan dan aksi belatung, sehingga gas yang terkumpul bisa keluar. Ini menjadi salah satu alasan tubuh mengeluarkan bau yang kuat dan khas.

    Selanjutnya adalah pasca pembusukan, saat tubuh direduksi menjadi kulit, tulang rawan, dan tulang. Saat ini, beberapa jenis kumbang akan datang untuk menghilangkan jaringan lunak dan menyisakan tulang.

    Terakhir, adalah tahap kerangka, yaitu ketika hanya ada kerangka dan terkadang rambut yang tersisa.

    (elk/kna)

  • Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bisa Bikin Otak Menyusut, Wajib Hindari

    Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bisa Bikin Otak Menyusut, Wajib Hindari

    Jakarta

    Sebuah jurnal medis Alzheimer’s & Dementia: The Journal of the Alzheimer’s Association menerbitkan sebuah studi tentang hubungan potensial antara sedentary behavior atau perilaku sedentari dan risiko penyakit alzheimer. Dikutip dari lama Science, alzheimer seringkali menyebabkan otak menyusut seiring berkembangnya penyakit.

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, sedentary behavior sendiri didefinisikan sebagai perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur.

    Dalam studi ini, para peneliti memilih 404 peserta yang berusia minimal 50 tahun. Sebagian peserta tidak mengalami gangguan kognitif saat studi dimulai, namun sepertiganya memiliki setidaknya satu salinan gen yang meningkatkan risiko terkena penyakit alzheimer.

    Berdasarkan data yang dikumpulkan, tim peneliti mencatat bahwa sebagian besar pasien (87%) melakukan setidaknya aktivitas fisik sedang hingga berat setiap minggu. Jumlah latihan yang dilakukan setiap hari bisa bervariasi, asalkan jumlah total mingguan terpenuhi. Studi ini tidak merinci aktivitas sedang hingga berat.

    Namun, para ahli mengatakan bahwa aktivitas fisik aerobik intensitas sedang berarti seseorang bekerja cukup keras untuk bernapas lebih keras, meningkatkan detak jantung, dan berkeringat. Dikutip dari laman The Healthy, olahraga yang dimaksud bisa berupa jalan cepat, bersepeda, atau mendorong mesin pemotong rumput.

    Sementara, aktivitas intensitas tinggi digambarkan sebagai aktivitas saat seseorang tidak akan mampu berbicara lebih dari beberapa kata tanpa berhenti sejenak untuk mengambil napas. Aktivitas ini mencakup latihan seperti joging, lari, berenang, serta bersepeda di perbukitan

    Hasilnya, meski 87 persen peserta melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat minimal 150 menit per minggu, tapi rata-rata mereka tetap duduk selama 13 jam per hari.

    Adapun yang mengejutkan adalah, peningkatan jumlah olahraga tidak mampu sepenuhnya mengimbagi efek buruk dari duduk terlalu lama. Sehingga, walaupun rutin berolahraga setiap hari, risiko penyusutan otak tetap ada jika terlalu banyak duduk dalam keseharian.

    Dalam studi, peserta dengan gen penyebab alzheimer menunjukkan penurunan volume materi abu-abu di area frontal dan parietal otak. Hal tersebut dipercaya bisa menyebabkan gangguan dalam mengingat dan memproses informasi.

    Menurut penulis utama dalam studi, Marissa Gogniat, mengurangi risiko Alzheimer bukan hanya tentang olahraga harian. Mengurangi duduk, meski sudah rutin olahraga bisa menurunkan kemungkinan terkena alzheimer.

    (elk/kna)

  • Ini Tanda Minyak Goreng Bekas Sudah Melebihi Batas Aman Menurut Dokter

    Ini Tanda Minyak Goreng Bekas Sudah Melebihi Batas Aman Menurut Dokter

    Jakarta

    Tak sedikit orang menganggap minyak hasil penggorengan yang masih sisa sayang untuk dibuang. Akhirnya, minyak goreng digunakan berulang kali sampai warnanya menghitam atau bahkan habis diserap makanan yang digoreng.

    Penting untuk mengetahui tanda minyak goreng sudah melebihi batas aman. Begini penjelasan lengkap dari dokter gizi.

    Tanda Minyak Bekas Melebihi Batas Aman

    Dokter spesialis spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, M.Gizi, SpGK menjelaskan ada beberapa tanda fisik pada minyak yang sudah melewati batas aman. Tanda yang paling nampak seperti warnanya yang berubah gelap dan menghasilkan bau tengik.

    “Selain itu, tandanya menghasilkan asap berlebihan saat dipanaskan, lalu tekstur minyak menjadi lebih kental, lalu berbusa saat dipanaskan,” kata dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    “Selain itu, juga terdapat endapan atau sisa makanan hangus dan makanan juga menjadi cepat gosong,” sambungnya.

    Dampak Minyak Bekas pada Kesehatan

    dr Raissa menjelaskan penggunaan minyak bekas secara berulang dapat memengaruhi kesehatan. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, khususnya pada sistem kardiovaskular.

    Menurutnya, ini disebabkan oleh kandungan lemak trans yang terbentuk ketika minyak dipakai berulang kali.

    “Minyak jika dipakai berulang kali akan berubah jadi minyak trans. Lemak trans adalah jenis lemak jahat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya,” jelasnya.

    Selain itu, berikut beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng secara berulang:

    1. Meningkatkan Kadar Asam Lemak

    Peneliti dari Prodi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Vella Rohmayani, menuturkan penggunaan minyak goreng sebaiknya hanya digunakan dua kali. Vella menuturkan penggunaan minyak secara berulang dapat meningkatkan kadar asam lemak dan berdampak pada kesehatan.

    “Berdasarkan hasil penelitian, kadar asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng yang sudah dipakai lebih dari dua kali melebihi ambang batas normal yaitu sebesar 0,30 persen,” katanya dikutip dari laman resmi UM Surabaya.

    Ia menambahkan, penggunaan minyak goreng secara berulang juga memengaruhi nilai gizi makanan dan memicu oksidasi. Reaksi oksidasi yang terjadi pada minyak goreng membuat makanan berbau tengik, berwarna tak menarik, tidak enak, serta merusak beberapa vitamin dan asam lemak esensial yang terkandung dalam minyak.

    “Selain itu, reaksi oksidasi juga memicu terbentuknya radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel dan jaringan tubuh ketika kita mengonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng bekas,” sambungnya.

    3. Meningkatkan Kolesterol

    Minyak yang dipakai berulang kali dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam makanan. Ini belum ditambah kandungan asam lemak trans pada minyak yang biasanya ditandai dengan warna yang menghitam.

    “Semakin warnanya pekat dan menghitam, maka semakin tinggi kandungan asam lemak transnya. Lebih baik gunakan hanya satu kali, jangan berulang-ulang, apalagi sampai warnanya menghitam,” tandas Vella.

    Sebagai tambahan, tidak disarankan juga mencampurkan minyak goreng bekas dan baru. Dikutip dari Scientific India, minyak goreng bekas mengalami oksidasi dan polimerisasi dari pemanasan berulang. Proses tersebut menghasilkan senyawa-senyawa aldehida, peroksida, dan radikal bebas yang bebahaya.

    Dalam sebuah studi pada tahun 2019, peneliti di Iran menemukan 66 persen restoran cepat saji mencampurkan minyak baru ke dalam minyak lama di penggorengan. Mereka menemukan sebagian besar minyak yang digunakan sudah sangat terdegradasi dengan nilai p-anisidin (p-AV) sebagai indikator oksidasi, sangat tinggi. Ini menunjukkan kerusakan minyak tetap akan mendominasi, meski sudah ditambah minyak baru.

    “Semua sampel minyak bekas yang diuji menunjukkan tingkat kerusakan yang sangat tinggi berdasarkan nilai p-anisidin (p-AV) dan TPC (Total Polar Compounds). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara parameter ketengikan minyak (rancidity), penambahan minyak baru (replenishment), penyaringan, dan frekuensi penyaringan,” tulis peneliti.

    (avk/tgm)

  • 7 Kebiasaan Sehat Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia yang Bugar di Usia 100

    7 Kebiasaan Sehat Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia yang Bugar di Usia 100

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad menjadi salah satu tokoh dunia yang dikenal karena kepemimpinannya. Dia menjadi PM Malaysia yang menjabat paling lama.

    Mantan PM ini baru saja berulang tahun ke 100 pada 10 Juli 2025. Tentunya, menginjak umur 100 tahun tentunya bukanlah hal mudah, terutama bagi seseorang yang menjalani hidup di hadapan publik, penuh tujuan, dan juga tekanan.

    Di usianya yang sudah lagi tidak muda itu, Mahathir bahkan tetap aktif dan menginspirasi. Lantas, apa saja kebiasaan yang dilakukan Dr Mahathir dalam menjalani hidupnya?

    1. Tetap Tenang di Bawah Tekanan

    Puluhan tahun memimpin, berarti Mahathir Mohamad menghadapi kritik hingga krisis internasional. Namun, Mahathir jarang membiarkan stres menguasai dirinya.

    Meski tidak secara eksplisit berbicara tentang meditasi atau kesadaran, tapi pengaturan emosinya yang disiplin dan tetap tenang di bawah tekanan, mungkin membantu melindungi tubuhnya dari stres kronis.

    Dikutip dari laman Economic Times, stres kronis bisa mempercepat penuaan pada tingkat sel, sementara, pengendalian emosi melindungi kesehatan otak dan jantung.

    2. Hindari Kebiasaan Buruk

    Dr Mahathir menghindari rokok dan alkohol, serta makan secukupnya. Dia tidak mengikuti tren seperti diet dan asupan nutrisi yang keat, namun tetap berpegang pada pola makan seimbang dan hidup bersih.

    Pengendalian kalori, terutama di usia lanjut akan mendukung kesehatan metabolisme dan mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti diabetes dan jantung.

    3. Tetap Ingin Tahu dan Terus Belajar

    Bahkan di usianya yang ke 100, Mahathir masih mencari ilmu, berbincang dengan anak muda, dan terus mengikuti perkembangan terkini. Rasa ingin tahu merupakan alat yang ampuh untuk menua dengan baik.

    4. Tidak Sepenuhnya Pensiun

    Setelah meninggalkan jabatan resmi, Mahathir terus menulis, memberi nasihat, dan berpartisipasi dalam diskusi publik. Banyak yang membayangkan pensiun sebagai pelepasan dari tanggung jawab. Namun, Mahathir tidak pernah menganggap pensiun sebagai pemutusan hubungan, tapi sebagai pengalihan.

    Orang-orang yang tetap terhubung dengan tujuan hidup memiliki kesehatan mental yang lebih baik, lebih sedikit penyakit kronis, dan umur yang lebih panjang. Aktivitas bermakna di usia lanjut menjadi faktor kuat bagi kesejahteraan secara keseluruhan.

    5. Tidak Makan Terlalu Banyak

    Dikutip dari laman World of Buzz, dalam podcast dengan Coffee With Ryan, Mahathir menyarankan untuk berhenti saat merasa makanan terasa lezat atau setidaknya makan secukupnya.

    “Meskipun makanannya enak, aku bilang pada diriku sendiri, sudah cukup. Aku harus berhenti,” kata Mahathir.

    Dr Mahathir mengakui akan sulit untuk berhenti makan saat makanan terasa lezat pada awalnya.

    “Anggaplah diri Anda beruntung jika tidak menderita penyakit mematikan seperti kanker. Penyakit jantung bisa disembuhkan, tetapi intinya adalah menghindari makan berlebihan yang bisa menyebabkan obesitas,” ungkapnya.

    6. Terus Bergerak

    Dr Mahathir tidak mengikuti gym berintensitas tinggi. Tapi, dia tetap aktif berjalan kaki, dan menjaga mobilitas fisik.

    “Anda harus tetap aktif, duduk, dan tidak melakukan apa pun yang buruk bagi kesehatan Anda,” kata Dr Mahathir kepada The Straits Times.

    Gerakan ringan setiap hari dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi kehilangan massa otot, dan mencegah jatuh. Semuanya merupakan masalah yang sering dialami oleh orang yang bertambah usia. Kuncinya adalah konsistensi, bukan intensitas.

    7. Melatih Otak Setiap Hari

    Dr Mahathir tidak membiarkan otaknya menganggur. Dengan menulis opini, dialog, ataupun membaca berita harian, dia memastikan otaknya terantang secara aktif.

    “Jika Anda tidak menggunakan otak, ia akan mulai mengalami kemunduran, mulai melupakan banyak hal, Saya membaca. Saya menulis. Saya berbicara dengan orang lain. Saya memberi kuliah,” jelas Dr. Mahathir.

    Aktivitas mental diketahui bisa mendukung daya ingat dan menunda penurunan kognitif. Bukan untuk menjadi brilian, hal ini untuk tetap ingin tahu dan terlibat secara mental.

    (elk/kna)

  • Viral Cewek Ngaku Nggak Pernah Hapus Makeup 22 Tahun, Wajahnya Jadi Gini

    Viral Cewek Ngaku Nggak Pernah Hapus Makeup 22 Tahun, Wajahnya Jadi Gini

    Jakarta

    Seorang perempuan berusia 37 tahun di Jilin, China, viral setelah mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menghapus riasan di wajahnya selama 22 tahun. Kebiasannya itu membuat mukanya jadi rusak.

    Wanita yang bernama Gao ini viral di Weibo, media sosial China, setelah membagikan kondisi wajahnya yang merah-merah disebut karena kebiasaannya tak hapus riasan. Dalam video yang dia unggah, wajahnya meradang parah ditandai dengan kemerahan, bengkak dan gatal.

    Diberitakan SCMP, Gao mengatakan bahwa ia terpesona dengan lipstik ibunya di awal masa remajanya dan mulai memakai riasan saat berusia 15 tahun. Namun, ia merasa menghapus riasan “terlalu merepotkan”, alih-alih mengikuti prinsip, “untuk apa repot-repot menghapus riasan jika Anda akan memakainya lagi keesokan harinya?”

    Jadi ia hanya membilas wajahnya dengan air sebelum tidur dan memakai lebih banyak riasan keesokan harinya.

    Meskipun ia telah bergelut dengan jerawat selama bertahun-tahun, Gao mengatakan kulitnya dalam kondisi relatif baik hingga awal tahun ini ketika ia mengalami reaksi alergi serius yang menyebabkan wajahnya membengkak dan berubah bentuk hingga tak dikenali lagi.

    Alih-alih menemui dokter kulit, ia pergi ke klinik estetika medis untuk mendapatkan suntikan “penguat kulit” yang menurutnya justru memperburuk keadaan, membuat kulitnya tampak keunguan.

    “Gatalnya tak tertahankan… Saya bersembunyi di rumah setiap hari. Saya tidak berani keluar,” aku Gao dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

    “Seluruh wajah saya keriput dan mengerikan. Saya tidak berani keluar, bertemu orang, atau berteman. Paling parah, ruamnya terasa seperti ribuan semut kecil merayap di wajah saya,” ucapnya.

    Tumbuh di keluarga sederhana, Gao terkadang menggunakan alas bedak murah, yang ia curigai berkontribusi pada kondisinya saat ini. Namun, para dokter kulit skeptis bahwa riasan dapat menyebabkan gejala-gejalanya, betapapun buruknya ritual membersihkan wajahnya.

    Beberapa orang percaya bahwa gejalanya disebabkan oleh berbagai penyebab lain, seperti rosacea dan dermatitis.

    Sementara itu, dokter kulit mendesak agar berhati-hati dan tidak terlalu menyederhanakan masalah ini.

    “Tidak mencuci muka dengan benar selama 22 tahun bukanlah ide yang baik, tetapi bisa jadi ada banyak alasan, seperti produk yang keras, penyalahgunaan steroid, atau seringnya suntikan,” jelas seorang ahli.

    (kna/kna)

  • Studi Kaitkan Gejala PMS dan Risiko Penyakit Mematikan pada Wanita

    Studi Kaitkan Gejala PMS dan Risiko Penyakit Mematikan pada Wanita

    Jakarta

    Wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS) parah memiliki risiko yang jauh lebih besar terkena stroke yang berpotensi mematikan. Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi besar.

    Para peneliti di Swedia menemukan wanita yang didiagnosis dengan PMS 10 persen lebih mungkin mengalami penyakit kardiovaskular. Dengan mengurai penyakit kardiovaskular berdasarkan masalah kesehatan spesifik, tim menemukan bahwa para wanita tersebut memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terkena stroke dan 31 persen lebih tinggi mengalami gangguan irama jantung (aritmia).

    Dikutip dari laman Daily Mail, aritmia adalah masalah serius ketika jantung berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak konsisten, yang bisa menyebabkan serangan jantung.

    Dalam penelitian, para ahli dari Institut Karolinska di Stockholm melakukan pemeriksaan data kesehatan selama lebih dari 22 tahun pada wanita yang didiagnosis PMS. Mereka membandingkan hasil kesehatan jantung, stroke dan diagnosis aritmia dengan angka dan populasi umum, dibandingkan dengan perempuan yang tidak didiagnosis PMS.

    Menurut seorang pakar kedokteran lingkungan dan penulis pertama studi tersebut, risiko masalah kardiovaskular ini sangat tinggi dialami oleh kelompok wanita tertentu.

    “Peningkatan risiko ini terutama terlihat pada wanita yang didiagnosis sebelum usia 25 tahun dan pada mereka yang juga mengalami depresi pascapersalinan, suatu kondisi yang juga dapat disebabkan oleh fluktuasi hormonal,” katanya.

    Meski demikian, para ilmuwan belum mengetahui secara jelas bagaimana tepatnya PMS menyebabkan peningkatan masalah kardiovaskular. Mereka menduga, faktor penyebabnya adalah peningkatan fluktuasi hormonal pada pasien PMS yang bisa mengganggu sistem biologis pengatur tekanan darah, peningkatan peradangan, atau konversi makanan menjadi energi. Namun, penelitian lain masih diperlukan.

    PMS adalah istilah umum untuk serangkaian gejala fisik dan mental yang biasanya terjadi satu hingga dua minggu sebelum menstruasi wanita. Inilah yang disebut dengan fase luteal dalam siklus menstruasi wanita dan merupakan periode antara ovulasi dan menstruasi.

    Gejala PMS meliputi perubahan suasana hati, depresi, mudah tersinggung, cemas, masalah tidur, kembung dan kram, sakit kepala, nyeri payudara rambut berminyak, hingga perubahan nafsu makan.

    (elk/kna)

  • Berapa Lama Telur Rebus Aman Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli

    Berapa Lama Telur Rebus Aman Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli

    Jakarta

    Telur rebus sering menjadi pilihan menu praktis dan bergizi, baik untuk sarapan ataupun bekal. Meski demikian, masih banyak orang yang bingung soal berapa lama telur rebus bisa disimpan di dalam kulkas.

    Ada batas aman tertentu di mana telur bisa disimpan di dalam kulkas. Ketahui waktu tips penyimpanan, dan ciri-ciri telur rebus yang sudah busuk berikut ini.

    Berapa Lama Telur Rebus Aman Disimpan di Kulkas?

    Menurut spesialis gizi klinik dr Raissa E. Djuanda, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, FINEM, batas aman penyimpanan telur di kulkas adalah 7 hari. Jika lebih dari waktu tersebut, maka telur rebus sudah tidak boleh dimakan.

    “Risiko (disimpan lebih dari 7 hari) sudah basi dan tidak layak makan. Bisa terjadi pertumbuhan bakteri, meskipun di dalam kulkas,” kata dr Raissa kepada detikcom, Jumat (11/7/2025).

    Penting untuk memastikan telur rebus yang akan dimakan masih dalam kondisi baik. Mengonsumsi telur yang sudah tidak layak makan bisa menyebabkan risiko penyakit dengan gejala mual hingga diare.

    “Iya bisa, seperti mual, muntah, diare, kram perut, demam,” kata dr Raissa.

    Senada dengan hal tersebut, menurut USDA (US Department of Agriculture), jika disimpan dengan benar, telur rebus yang dikupas ataupun tidak dikupas bisa disimpan dengan aman di lemari es kurang lebih selama 7 hari. Apabila tidak yakin berapa lama telur sudah berada di kulkas, periksa cangkangnya, apakah ada lendir atau kapur. Jika ada, maka lebih baik untuk tidak mengonsumsi telur demi keamanan.

    Tips Menyimpan Telur di Dalam Kulkas

    Setelah telur direbus, pelindung yang melapisi cangkang telur akan hilang, sehingga, telur menjadi lebih rentan terhadap udara dan mikroorganisme berbahaya. Sehingga, pendinginan menjadi sangat penting untuk mencegah telur rebus terkontaminasi atau rusak.

    Dikutip dari Healthline, menyimpan telur di lemari es bisa membantu memperlambat pertumbuhan bakteri. Sebab, bakteri yang berpotensi berbahaya tumbuh lebih lambat di suhu di bawah 4 derajat celsius.

    Masukkan ke lemari es dalam waktu 2 jam setelah dimasak. Hindari menyimpan telur yang sudah matang pada suhu ruangan terlalu lama.Sebaiknya, simpan di dalam wadah kedap udaraSimpan di rak bagian dalam, bukan pintu kulkas. Sebab, sering membuka dan menutup kulkas bisa menyebabkan suhu di tempat ini berfluktuasiTidak disarankan untuk membekukan telur rebus, sebab akan membuat putih dan kuningnya menjadi keras dan berair. Hal ini membuat telur kurang nikmat untuk dimakan.Untuk mendapat kualitas terbaik, kupas telur rebus saat siap memakannya atau memasaknya.Ciri-ciri Telur Rebus Sudah Busuk

    Dikutip dari laman Medicine Net, telur rebus yang sudah rusak bisa dikenali dari bau dan tampilannya. Hindari mencicipi telur untuk memastikannya. Cukup lihat ciri-cirinya.

    Telur rebus yang busuk akan mengeluarkan bau yang menyengat, asam, atau busukPermukaan telur mungkin tampak berlendir atau bertepungPenampakan putih telur kehijauan atau berwarna warna bisa menandakan adanya bakteri

    (elk/tgm)

  • Mendadak FOMO Main Padel? Ini Catatan Dokter Biar Tak Mudah Cedera

    Mendadak FOMO Main Padel? Ini Catatan Dokter Biar Tak Mudah Cedera

    Jakarta

    Olahraga padel belakangan menjadi tren di kota-kota besar. Bukan cuma selebritis dan influencer, masyarakat umum juga mulai melirik jenis olahraga satu ini.

    Adapula yang memilih padel hanya karena tak ingin ketinggalan tren atau fear of missing out (FOMO).

    Padel sendiri termasuk olahraga yang melibatkan banyak gerakan seperti lari, melompat, dan memukul bola. Hal ini membuat mereka yang ingin bermain padel, setidaknya harus mempersiapkan fisik yang prima.

    Spesialis olahraga dr Andhika Raspati SpKO mengatakan bahwa setiap olahraga memiliki risiko, termasuk padel. Dirinya berpesan kepada para pemain padel untuk menyesuaikan intensitas bermain dengan kondisi tubuh masing-masing.

    “Semua olahraga punya risiko. Jadi jangan sampai kita FOMO, kita nggak kenal tubuh kita dan main gaspol aja jedar-jeder, kenalah risikonya,” kata dr Dhika saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).

    Risiko yang paling umum terjadi, lanjut dr Dhika adalah cedera di tangan, yakni pada sikut atau pergelangan tangan. Hal ini karena gerakan yang intens dilakukan pada padel adalah memukul, layaknya tenis atau badminton.

    Namun, bagi mereka yang tidak mengetahui seberapa sehat kondisi jantungnya, bisa saja terjadi kolaps saat di lapangan.

    “Kalau dia nggak tahu dia punya sakit jantung, dia main padel bisa kolaps. Jadi memang lagi-lagi kenali dirimu dulu,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Kenikmatan Sesaat, Wanita Tewas Kerusakan Otak gegara Masturbasi Pakai Alat Dapur

    Kenikmatan Sesaat, Wanita Tewas Kerusakan Otak gegara Masturbasi Pakai Alat Dapur

    Jakarta

    Seorang wanita 39 tahun di Serbia ditemukan meninggal oleh mantan suaminya di kediamannya. Pada saat ditemukan, jenazahnya dalam posisi berbalik ke samping kiri dan tertutup selimut.

    Polisi kemudian menyingkap selimut tersebut untuk menganalisis penyebab kematian. Terlihat, wanita itu tak mengenakan apapun dari bagian pinggang ke kakinya dan tak ada tanda-tanda kekerasan.

    Namun polisi menemukan sebuah alat dapur di duburnya: sebuah pengocok atau twirl whisk. Benda itu telah masuk ke dalam anusnya sekitar 10 cm hingga menyerupai alat bantu seks.

    Dalam laporan kasus medis yang dikutip dari Live Science, mantan suaminya mengatakan wanita itu mengidap hipertensi arteri dan rutin meminum obat-obatan.

    Pemeriksaan pun dilakukan. Tim medis menemukan adanya perdarahan subaraknoid atau perdarahan di ruang antara otak dan lapisan jarungan di sekitarnya. Sudah ada darah menggenang sekitar 6 milimeter di dasar otak dan batang otaknya.

    Ketika pemeriksa medis membersihkan gumpalan darah, mereka menemukan aneurisma sakular yang pecah, sebuah bola berisi darah yang menggembung dari pembuluh darah di otak.

    “Kondisi ini juga dikenal sebagai ‘aneurisma buah beri’ karena bentuknya yang menyerupai buah beri bulat yang menggantung di batangnya, dan merupakan jenis aneurisma yang paling umum,” kata tim medis.

    Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah, dan orgasme bahkan lebih meningkatkannya lagi. Dalam kasus perempuan tersebut, ketelanjangan sebagian, postur tubuh, dan keberadaan benda di anusnya menunjukkan bahwa ia menggunakan alat dapur tersebut untuk stimulasi diri melalui anus.

    Gairah seksual dan orgasme yang dialaminya dapat menyebabkan tekanan darahnya melonjak sementara hingga aneurisma pecah, yang mengakibatkan perdarahan fatal.

    Aktivitas seksual bukanlah penyebab umum kematian mendadak. Dalam studi sebelumnya yang mengevaluasi total hampir 130.000 otopsi forensik, 195 kematian (0,15%) terkait dengan seks, dan hanya sebagian kecil dari mereka yang meninggal adalah perempuan.

    Ketika seseorang meninggal selama atau segera setelah berhubungan seksual, biasanya terjadi pada pria yang lebih tua dengan pasangan perempuan yang jauh lebih muda, dan penyebab kematiannya biasanya adalah gagal jantung mendadak.

    (kna/kna)

  • Bolehkah Panaskan Masakan Daging Berulang? Ini Penjelasan Ahli

    Bolehkah Panaskan Masakan Daging Berulang? Ini Penjelasan Ahli

    Jakarta

    Seringkali, masakan daging yang dibuat untuk keluarga tidak habis dalam sehari. Sayang dibuang, masakan akhirnya disimpan dalam kulkas, untuk dipanaskan keesokan harinya.

    Sebenarnya boleh nggak sih, memanaskan masakan daging secara berulang? Begini penjelasan dari ahli.

    Jangan Keseringan Memanaskan Masakan Daging

    Spesialis gizi dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS mengatakan menyimpan makanan dalam kulkas bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, ia kurang menyarankan memanaskan masakan daging berulang, karena dapat mengurangi kandungan nutrisi dan kualitas masakan.

    “Semakin sering dipanaskan berulang, kandungan gizinya pasti berkurang. Jadi ya kalau bisa jangan sampai terlalu lama memanaskannya. Mungkin untuk (jeda) satu atau dua hari masih oke, kalau lebih dari itu sebaiknya nggak,” kata dr Oki dalam sebuah wawancara bersama detikcom.

    Menurutnya, memanaskan masakan daging yang ideal maksimal 2-3 kali untuk menjaga nutrisi di dalamnya.

    “Kalau dipanaskan paling nggak sampai ada gelembungnya gitu. Terus diaduk supaya dia rata panasnya,” tandasnya.

    Cara Menyimpan Masakan Daging di Kulkas

    Masakan daging yang tersisa masih boleh kok disimpan lagi. Pakar teknologi pangan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan.

    Masukkan Dalam Wadah Tersendiri

    Pastikan masakan daging ditempatkan dalam wadah tersendiri dan tidak tercampur dengan masakan lain. Ini untuk mencegah penurunan kualitas lebih dini dari makanan sebelum dipanaskan.

    “Misalnya dendeng balado tetap aja dia nggak boleh dicampur dengan yang lain, dia harus dikemas dalam kotak tersendiri, kemudian nanti waktu kita mau makan itu kan dikembalikan ke suhu biasa,” jelas Prof Hardinsyah ketika dihubungi detikcom.

    Pisahkan Daging dari Kuah

    Untuk makanan basah, sebaiknya daging dipisahkan dulu dari kuahnya. Keberadaan cairan dari kuah dapat meningkatkan kecepatan kontaminasi pada masakan daging yang hendak disimpan.

    “Misalnya juga rendang itu kan ada dua tipe, rendang yang berkuah itu dipisah dulu bumbunya. Atau rendang yang memang sudah kering, yang nggak lengket, berarti ya itulah yang dimasukkan (disimpan),” katanya.

    Simpan di Freezer

    Jika tidak ingin langsung mengonsumsi daging dalam satu atau dua hari, masakan bisa disimpan dalam freezer. Penyimpanan dalam freezer bisa memperpanjang ketahanan masakan.

    Ia memperkirakan masa simpan masakan daging bisa bertahan mulai dari 2 minggu sampai 1 bulan sampai akhirnya mulai muncul perubahan cita rasa. Menurutnya, ini juga bergantung bagaimana cara pengolahan daging yang dilakukan. Jika masakan daging bertipe basah, maka masa simpannya bisa lebih pendek.

    Ia juga mengingatkan pemanasan berulang dapat merusak kualitas dari masakan daging.

    “Kalau (simpan) di kulkas (chiller) bisa, tapi ya hanya untuk dimakan beberapa hari seperti 2-3 hari. Kalau ingin sampai 1-2 minggu ya masuk freezer. Cuman ribet lagi ketika mau makan harus dipanasin lagi tambah rusak minyaknya teroksidasi,” jelasnya.

    Oksidasi terjadi ketika minyak, terutama minyak jenuh, bereaksi secara berlebih dengan oksigen dan panas, sehingga menghasilkan senyawa yang buruk untuk kesehatan.

    (avk/tgm)