Jenis Media: Kesehatan

  • Israel Siksa dan Bunuh Dokter, Hancurkan Sistem Kesehatan di Gaza

    Israel Siksa dan Bunuh Dokter, Hancurkan Sistem Kesehatan di Gaza

    Jakarta

    Israel masih terus menerus menghancurkan sistem kesehatan di Gaza dengan tidak hanya merusak fasilitas medis, tetapi juga menahan, menyiksa dan membunuh dokter yang bertugas di rumah sakit.

    Baru-baru ini, Dr Ahmad Qandeel, seorang ahli bedah yang bekerja di Rumah Sakit Arab al-Ahli di bagian utara Gaza, tewas usai ditembaki pesawat tak berawak saat berada di pasar. Setidaknya 50 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.

    Dilaporkan Al Jazeera, kondisi yang tak kalah memilukan juga dialami Dr Hussam Abu Safia, seorang dokter anak terkemuka dan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Kesehatannya telah memburuk secara signifikan saat dalam penahanan Israel, kata pengacaranya dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial.

    Abu Safia ditahan pada bulan Desember tahun lalu, ketika pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan, membawanya, staf medis lainnya dan pasien ke dalam tahanan, dan memaksa rumah sakit besar terakhir di Gaza utara keluar dari layanan.

    Menurut pengacaranya, Abu Safia telah kehilangan lebih dari 40kg sejak penangkapannya, turun dari 100kg menjadi sekitar 60kg (132 pon). Dia dilaporkan dipukuli parah pada 24 Juni di Penjara Ofer, mengalami cedera pada tulang rusuk, wajah, dan punggungnya.

    “Meskipun meminta perawatan medis dan tes kardiologi untuk detak jantung yang tidak teratur, permintaannya ditolak,” kata pengacaranya.

    Dia masih berada dalam sel isolasi di bawah kondisi yang keras, tanpa sinar matahari, dan masih mengenakan pakaian musim dingin di musim panas. Pengacaranya memperingatkan bahwa Dr Abu Safia dan banyak tahanan Palestina lainnya berada dalam kondisi serius.

    (kna/kna)

  • Studi: ‘Monday Blues’ Tingkatkan Risiko Kena Serangan Jantung di Hari Senin

    Studi: ‘Monday Blues’ Tingkatkan Risiko Kena Serangan Jantung di Hari Senin

    Jakarta

    Beberapa orang mungkin merasa ‘takut’ atau panik saat menghadapi hari Senin. Kondisi yang kerap disebut sebagai ‘Monday blues’ ini ternyata bisa sangat berbahaya bagi kesehatan, khususnya jantung.

    Para ahli mengungkapkan rasa takut akan awal di minggu baru dapat memicu stres jangka panjang dan berdampak buruk pada kesehatan jantung. Kecemasan ini tidak hanya berkaitan dengan tempat kerja, tetapi orang-orang yang sudah pensiun pun menunjukkan tanda stres yang meningkat di hari Senin.

    Para peneliti dari Universitas Hong Kong menjulukinya sebagai Senin ‘Anxious Monday’ atau ‘Kecemasan di hari Senin’. Menurut para ahli, ini menunjukkan bahwa disregulasi manajemen stres tubuh, yang diketahui memicu penyakit jantung, terlepas dari status pekerjaan.

    “Penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan 19 persen serangan jantung dan kematian jantung mendadak pada hari Senin,” tulis para ahli dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Affective Disorders.

    Dalam studi tersebut, mereka percaya bahwa lonjakan kasus serangan jantung di hari Senin kemungkinan besar tidak terjadi secara acak. Penulis utama studi, Profesor Tarani Chandola dari departemen sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial di Hong Kong University (HKU) mengatakan hari Senin me jadi salah satu budaya penguat stres.

    “Bagi sebagian lansia, transisi minggu memicu kaskade biologis yang berlangsung selama berbulan-bulan. Ini bukan tentang pekerjaan, tetapi ini tentang seberapa dalam hari Senin tertanam dalam fisiologi stres kita, bahkan setelah karier berakhir,” jelasnya yang dikutip dari The Sun, Senin (14/7/2025).

    Perasaan stres dan cemas terkait dengan penyakit kardiovaskular melalu mekanisme biologis utama yang disebut disregulasi aksis hipotalamus hipofisis adrenal atau hypothalamus pituitary adrenal (HPA). Aksis HPA adalah cara utama tubuh merespons stres dan mengakibatkan pelepasan kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres di dalam tubuh.

    “Kondisi disregulasi aksis HPA ditandai dengan kadar produksi kortisol yang berlebihan, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi,” jelas para peneliti.

    “Disregulasi aksis HPA juga diketahui berkontribusi terhadap hipertensi, resistensi insulin, dan disfungsi imun. Tim peneliti bertujuan untuk meneliti apakah diregulasi aksis HPA lebih besar pada hari Senin dibandingkan hari-hari lainnya, dan apakah hubungan ini lebih besar antara orang dewasa yang bekerja dan yang tidak bekerja”, tulis mereka.

    Para ahli juga menilai data lebih dari 3.500 lansia yang berpartisipasi dalam Studi Longitudinal Inggris tentang Penuaan, termasuk sampel rambut yang menunjukkan kadar kortisol dalam tubuh partisipan.

    Orang yang melaporkan merasa lebih cemas pada hari Senin memiliki kadar kortisol 23 persen lebih tinggi dalam sampel rambut mereka, dibandingkan mereka yang merasa cemas pada hari-hari lainnya.

    Hal ini juga terlihat di kalangan pensiunan, yang menantang asumsi bahwa stres di tempat kerja saja yang menyebabkan kondisi ini.

    “Studi ini menemukan bukti kuat adanya hubungan antara pelaporan kecemasan pada hari Senin dan disregulasi aksis HPA,” terang para ahli.

    “Hubungan antara kecemasan pada hari Senin dengan disregulasi aksis HPA yang diukur selanjutnya terbukti pada lansia yang bekerja dan tidak bekerja, tanpa penurunan hubungan pada mereka yang tidak bekerja,” sambungnya.

    Terkait dengan tuntutan pekerjaan

    Temuan ini juga menunjukkan adanya pola sosial, yang artinya bukan hanya karena tuntutan pekerjaan, yang melekat dalam fisiologi manusia dengan risiko kesehatan yang berkelanjutan.

    Studi sebelumnya telah menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi pada orang-orang di hari kerja dibandingkan akhir pekan. Tetapi, penelitian terbaru ini adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa hari Senin memiliki tingkat gangguan yang unik.

    Para peneliti berharap mengatasi stresor khusus hari Senin dapat membuka jalan bagi strategi baru untuk memerangi penyakit jantung. Mereka menyarankan rumah sakit dan klinik perlu merencanakan peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular pada hari Senin.

    “Kebanyakan orang harus beradaptasi dengan perasaan cemas mereka di hari Senin selama masa kerja mereka,” terang para ahli.

    “Namun, bagi sebagian orang, terdapat kurangnya adaptasi terhadap kecemasan hari Senin, dan hal ini tampaknya tidak berkurang ketika mereka berhenti bekerja,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Langkah Kecil Menuju Kesehatan Jantung yang Lebih Baik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Jakarta

    Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama. Namun, dalam kondisi tertentu, ibu menyusui mungkin perlu memompa dan menyimpan ASI agar tetap bisa diberikan ke si kecil.

    Salah satu penyimpanan ASI yang umum adalah dengan menggunakan Freezer. Tapi, seberapa lama ASI bisa disimpan di dalam freezer?

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer?

    Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut anjuran batas aman penyimpanan ASI di Freezer:

    Freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C): 2 MingguFreezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C): 3-6 bulanFreezer dengan pintu di atas (-20 °C): 6-12 bulan

    ASI juga bisa disimpan di lemari es dan suhu ruang, dengan ketentuan sebagai berikut:

    Meja (suhu ruang max 25 °C): 6-8 jamLemari es (4°C): 5 hari

    Sementara itu, dikutip dari laman Health Children, dokter anak di Pediatric Associates of NYC dan NYU di Langone Medical Center, Dina Dimaggio, MD, FAAO memaparkan penyimpanan ASI di dalam Freezer menurut Panduan dari American Academy of Pediatric (AAP)

    Freezer (-18°C) atau lebih dingin: Hingga 9 bulanFreezer dalam (-20°C) atau lebih dingin: Hingga 12 bulan

    Untuk penyimpanan di suhu ruang dan lemari es, aturannya sebagai berikut:

    Meja atau suhu ruang (25 °C): 4 jam atau 6-8 jam jika diperah dengan sangat bersihLemari Es (4°C): 4 hari

    “Simpan ASI dalam wadah kecil, idealnya 50-110 ml untuk mencegah pemborosan,” kata Dina dalam tulisannya.

    Jika ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI sampai muncul gelembung pada bagian tepi (jangan sampai mendidih), lalu, segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini bisa menghentikan aktivitas lipase pada ASI.

    Cara Menghangatkan ASI dari Freezer

    Setelah mengeluarkan ASI dari freezer, lakukan cara berikut untuk menghangatkan ASI sebelum memberikannya ke bayi:

    Masukkan botol atau kantong ASI ke dalam kulkas pada suhu 4°C semalamanTempatkan wadah penyimpanan asi pada air hangat yang mengalir atau mangkuk berisi air hangatUsahakan jangan sampai air hangat pada mangkuk menyentuh bibir wadah penyimpanan ASITidak disarankan untuk memanaskan ASI dalam microwave atau kompor, karena berisiko melukai bayi dengan susu panas dan menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASIASI yang paling lama disimpan yang pertama diberikan (first in first out)Sebelum diberikan kepada bayi, kocok wadah penyimpanan ASI dengan lembut agar panas terdistribusi merataSisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh digunakan ulang dan tidak dianjurkan untuk membekukan ASI kembali setelah dicairkan dan dihangatkan.

    Sebagai informasi, ASI yang telah dihangatkan terkadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. Dalam kondisi ini ASI masih aman dikonsumsi.

    (elk/tgm)

  • Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Jakarta

    Kanker saluran empedu umumnya dialami oleh mereka yang berusia 45 hingga 50 tahun ke atas. Namun karena sejumlah faktor tertentu, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia muda. Seperti misalnya Agatha, wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terkena kanker saluran empedu stadium 4 di usia 38 tahun.

    Keluhan yang dirasakan Agatha juga awalnya mirip dengan penyakit maag biasa, ditandai dengan nyeri perut bagian atas.

    Gejala yang Dirasakan Agatha

    Di bulan Maret 2024, ia merasakan nyeri di bagian lambung yang muncul berulang. Ia sempat tiga kali ke unit gawat darurat dan diberi suntikan obat maag. Namun keluhan yang dirasakan tak kunjung membaik, justru semakin berat.

    Bukan hanya sakit perut, Agatha mulai mengalami demam hampir setiap hari, tubuhnya terasa lemas, dan kulitnya mulai menguning. Ia juga merasakan gatal di telapak tangan dan kaki yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

    Dirinya juga mengalami nyeri perut terasa di bagian kanan atas, disertai keluhan lain seperti buang air besar yang berminyak, telapak kaki terasa panas, hingga penurunan berat badan yang cukup drastis.

    Ketika berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam di Samarinda, ia sempat didiagnosis hanya mengalami gangguan ringan pada organ hati. Namun Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    Setelah memeriksakan diri lebih lanjut, hasil USG menunjukkan adanya batu empedu. Ia diberi obat penghancur batu, tetapi kondisinya tidak membaik. Ia kemudian bertemu dokter spesialis gastroenterohepatologi dan disarankan untuk menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Memutuskan Berobat ke Jakarta

    Melihat gejala yang terus memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta pada Agustus 2024. Saat itu, kondisinya sudah sangat lemah dan ia harus menggunakan kursi roda.

    Di Jakarta, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, Agatha menjalani operasi pertamanya. Hasil patologi anatomi menyatakan ia mengidap kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) yang sudah menyebar ke hati.

    Setelah operasi, kondisinya sempat membaik. Namun pada November, gejala kembali muncul. Kulit dan matanya menguning, urine berubah warna seperti teh, terutama jika tubuhnya kelelahan.

    Memasuki Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi lebih buruk. Berat badannya turun total hingga 10 kg. Ia mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, sesak napas, demam dan menggigil hampir setiap hari.

    “Saya baru tau dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” ucap Agatha.

    Pada Februari 2025, Agatha menjalani operasi kedua berupa prosedur bypass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari pemeriksaan jaringan yang diambil, ditemukan bahwa sel kanker sudah menyebar ke bagian usus dua belas jari (duodenum).

    Kemungkinan Pemicunya

    Dari penelusuran riwayat kesehatan, Agatha pernah menjalani operasi kista hati di usia 3 tahun, serta bypass usus. Ia juga memiliki riwayat pengangkatan tumor jinak di payudara. Kondisi ini membuat dokter meyakini bahwa Agatha memiliki kecenderungan genetik terhadap pertumbuhan tumor.

    Dalam kesehariannya, Agatha mengakui memiliki pola makan yang kurang sehat. Ia jarang mengonsumsi buah dan sayur, sering mengonsumsi mi instan, bakso, kopi susu kekinian, dan makanan tinggi pengawet, seperti makanan kaleng. Ia juga cenderung kurang minum air putih dan sering mengonsumsi makanan tinggi lemak.

    Kondisi Terkini Agatha

    Untuk mencegah penyumbatan saluran empedu, pada Mei 2025 Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    Setelah imunoterapi, kondisinya perlahan membaik. Ia tak lagi bergantung pada kursi roda. Meski masih ada rasa gatal dan sedikit kekuningan di kulit, Agatha merasa tubuhnya jauh lebih kuat. Ia dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Agustus 2025 untuk mengganti stent.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya lagi.

    Apa Itu Kanker Saluran Empedu?

    Kanker saluran empedu atau istilah medisnya cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran ramping (saluran empedu) yang membawa cairan pencernaan empedu. Saluran empedu menghubungkan hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Dokter Spesialis Hematologi Onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan kanker saluran empedu sebagian besar terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.

    Kanker saluran empedu sering kali pada stadium awal umumnya tak memicu gejala yang signifikan. Gejala baru muncul jika kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Prof Ikhwan mengatakan, gejala kanker saluran empedu stadium lanjut kerap kali disamakan dengan masalah pencernaan biasa seperti maag lantaran memicu nyeri perut.

    Adapun perbedaan utama antara nyeri maag dan gejala kanker saluran empedu terletak pada durasi dan respons terhadap pengobatan. Pasien biasanya mengeluh mual, kembung, atau rasa penuh di perut bagian atas, mirip seperti gejala sakit maag.

    Namun, keluhan tersebut bersifat kronis dan tak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat lambung dalam waktu lama.

    “Tapi udah lama diobati bolak-balik, kok masih begitu-begitu aja? Maka dokter harusnya dokter atau orang yang merasa itu harus lebih aware ya. Bukan hanya memikirkan oh ini maag biasa gitu ya. Jadi harus datang ke dokter dan dokternya harus atau pasiennya juga merasa perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).

    Selain nyeri perut, Prof Ikhwan menyebut ada sejumlah gejala kanker saluran empedu yang juga bisa dialami pasien. Antara lain:

    kulit dan mata menguningdemamgatal pada kulitpenurunan berat badan

    “Kadang-kadang keluhannya cuma seperti kembung-kembung, begah, seperti gejala maag pada awal-awal. Terus diobati saja, minum obat maag, dan dilakukan terus-terusan,” sambungnya.

    “Tapi pada suatu ketika, ketika sudah lanjut, baru mulai terlihat gejala seperti kulit menguning dan sebagainya. Maka, kita perlu lebih aware dengan kondisi ini supaya pasien yang datang ke kita, ke dokter, berada pada stadium yang masih bisa diobati,” ucapnya lagi.

    Penyebab Kanker Saluran Empedu

    Dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Joe Biden Kanker Prostat dengan Skor Gleason 9, Apa Artinya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Kasus Aneh, Bayi Perempuan Alami ‘Mikropenis’ Akibat Gel Testosteron Ayahnya

    Kasus Aneh, Bayi Perempuan Alami ‘Mikropenis’ Akibat Gel Testosteron Ayahnya

    Jakarta

    Seorang bayi perempuan mengalami ‘mikropenis’ setelah berbaring di dada ayahnya dalam kasus aneh yang menurut para dokter seharusnya menjadi peringatan bagi ribuan orang tua baru.

    Kasus tersebut, yang dijelaskan oleh dokter Swedia, melibatkan seorang bayi perempuan yang berbaring di dada ayahnya. Ini merupakan bagian penting dari perawatan bayi baru lahir yang disebut kontak kulit ke kulit atau skin to skin, dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.

    Dalam kasus ini, sang ayah menggunakan produk gel testosteron, versi buatan dari hormon seks pria. Ini adalah obat yang umumnya diresepkan untuk membantu pria mengatasi energi rendah dan gairah seks yang menurun seiring bertambahnya usia, yang secara umum disebut ‘manopause’.

    Dengan membaringkan putrinya di dada telanjangnya, pria itu tanpa sengaja mengeksposnya pada kadar testosteron yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan perubahan besar pada alat kelaminnya, dengan klitorisnya yang memanjang, terlihat seperti penis kecil, dan labianya menutup menyerupai skrotum pria.

    Diberitakan Daily Mail, orang tuanya yang khawatir, putrinya saat itu berusia 10 bulan, membawanya ke dokter yang segera menemukan sumber masalahnya melalui tes darah. Untungnya, setelah pria itu berhenti secara tidak sengaja memaparkan gel testosteronnya kepada gadis itu, alat kelaminnya mengecil.

    Profesor Jovanna Dahlgren, pakar endokrinologi pediatrik di Rumah Sakit Universitas Sahlgrenska di Gothenburg, mengatakan kasus tersebut, yang terjadi delapan tahun lalu, merupakan bagian dari setengah lusin insiden serupa yang ia kutip dalam peringatannya.

    Berbicara kepada surat kabar Swedia Göteborgs-Posten, Profesor Dahlgren mengatakan ia ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya terapi hormon bagi anak-anak karena semakin banyak orang tua yang menjalaninya.

    “Saya rasa orang-orang tidak selalu memahami betapa ampuhnya terapi ini,” katanya.

    “Orang tua menjadi sangat putus asa ketika mereka memahami apa yang telah terjadi.”

    Ia menambahkan ada kasus lain saat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun mengembangkan payudara setelah menjalani perawatan hormon seks wanita yang dilakukan ibunya.

    (kna/kna)

  • Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Jakarta

    Sebelum berusia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi anak bisa terpenuhi dengan Air Susu Ibu (ASI). Namun, mulai usia 6 bulan, anak memerlukan tambahan makanan selain ASI, yang disebut dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    Menyiapkan MPASI rumahan seringkali menjadi pilihan bagi orang tua, demi memastikan asupan gizi yang diberikan. Namun, tak sedikit yang masih bingung tentang berapa lama MPASI bisa disimpan di kulkas.

    Dikutip dari Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) dari UKK Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa makanan yang bisa terkontaminasi bakteri, seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, pasta, nasi, dan sayuran. Makanan ini harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius.

    Dalam buku panduan dari IDAI, tidak dijelaskan berapa lama waktu penyimpanan MPASI di kulkas, namun, dikutip dari laman The Bump, juru bicara American Academy of Pediatrics (AAP), Dina Dimaggio, MD dan Anthony Porto, MD, MPH, memaparkan jangka waktu penyimpanan MPASI yang tepat, yaitu:

    Buah dan sayuran yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama dua hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanPuree (makanan yang dihaluskan) sayuran dengan kadar nitrat tinggi bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanDaging, unggas, ikan, dan telur yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulan.Cara Menyiapkan MPASI secara Higienis

    Untuk menyiapkan MPASI secara higienis, ikuti beberapa cara dari IDAI berikut ini:

    Pastikan kebersihan tangan serta peralatan makan yang digunakan untuk menyiapkan makan dan menyajikan MPASICuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu dengan sabun setelah ke toilet dan membersihkan kotoran bayi.Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan amanPisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah da bahan makanan matang.Tips Memberikan MPASI saat Anak Sulit Makan

    Ketika diberikan MPASI, mungkin anak akan menolak makanan. Namun, tak perlu khawatir, ada sejumlah tips dalam memberikan MPASI berikut ini.

    Berikan makanan rumah yang sehat, baik untuk makanan sehari-hari maupun selinganTawarkan jenis-jenis makanan yang baru. Makanan baru terkadang butuh ditawarkan hingga 10-15 kali untuk bisa diterima dan dimakan dengan baik oleh anakSajikan jenis-jenis makanan yang baru dengan makanan yang disukai anakHindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan jenis makanan tertentuTawarkan finger food atau makanan yang bisa digenggam anak yang sehat, sehingga anak bisa belajar makan secara mandiriMenolak makanan dan sulit makan adalah hal yang wajar terjadi.Jangan pernah memaksa anak untuk makan. Memaksa makan bisa mengganggu tanda-tanda makan dan kenyang pada anak.

    (elk/tgm)

  • Mahathir Mohamad Sempat Masuk RS saat Rayakan Ultah Ke-100, Sakit Apa?

    Mahathir Mohamad Sempat Masuk RS saat Rayakan Ultah Ke-100, Sakit Apa?

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sempat dibawa ke rumah sakit saat merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Dia disebut menjalani observasi di Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur karena masalah yang berkaitan dengan kelelahan pada hari Minggu (13/7).

    Diberitakan CNA, Mahathir disebut bersepeda selama satu jam sebelum tampak lelah. Putranya, Mokhzani Mahathir, mengatakan tidak ada masalah kesehatan yang serius.

    Ia menambahkan bahwa ayahnya hanya kelelahan setelah menghadiri suatu acara pada malam sebelumnya dan tidak bisa tidur nyenyak.

    “Mahathir telah diizinkan pulang pada pukul 16.45,” demikian pernyataan resmi Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur.

    Riwayat sakit Mahathir Mohamad

    Mahathir, pemimpin Malaysia selama lebih dari dua dekade ini memiliki riwayat masalah jantung dan telah menjalani operasi bypass. Ia juga sempat dirawat di rumah sakit berulang kali dalam beberapa tahun terakhir, terakhir pada bulan Oktober karena infeksi pernapasan.

    (kna/kna)

  • Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Jakarta

    Jalan kaki 10.000 langkah per hari sudah lama dikenal sebagai ‘standar emas’ gaya hidup sehat. Namun, benarkah harus sebanyak itu? Sebuah metode jalan kaki asal Jepang yang hanya butuh 30 menit sehari diklaim justru bisa memberi manfaat lebih besar, bahkan hingga 10 kali lipat.

    Konsep 10.000 langkah ini sebenarnya berasal dari kampanye pemasaran pedometer ‘Manpo-Kei’ di Jepang pada 1960-an. Meski bukan angka yang ditentukan lewat sains, jumlah ini jadi populer sebagai target harian. Namun, studi Universitas Granada pada 2023 menyebut 8.000 langkah saja sebenarnya sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian dini secara signifikan.

    Masalahnya, mencapai 10.000 langkah butuh waktu lebih dari 90 menit per hari. Hal ini tentu tak mudah bagi mereka yang punya jadwal padat. Nah, di sinilah metode jalan kaki Jepang masuk sebagai alternatif.

    Dikutip dari The Independent, pelatih kebugaran Eugene Teo memperkenalkan metode jalan kaki interval, hanya 30 menit per hari, dilakukan lima kali dalam sehari. Formatnya simpel:

    Tiga menit jalan kaki dengan intensitas rendah (pace santai)Tiga menit jalan kaki dengan intensitas tinggi (pace cepat)

    Lebih Efektif dari Jalan Kaki Biasa?

    Metode ini bukan isapan jempol. Sebuah studi di jurnal Mayo Clinic Proceedings tahun 2007 menguji efektivitas metode interval ini, disebut interval walking training (IWT), dibandingkan jalan kaki biasa atau continuous walking training (CWT)

    Penelitian melibatkan lebih dari 240 orang usia rata-rata 63 tahun. Hasilnya, peserta IWT menunjukkan:

    Peningkatan kekuatan otot paha hingga 17 persenKapasitas aerobik naik 8 persenPenurunan tekanan darah sistolik yang lebih besar dibanding kelompok lain

    Menariknya, hasil itu didapat dengan waktu jalan kaki mingguan yang lebih sedikit dibanding peserta CWT.

    Menurut dr Elroy Aguiar, pakar jalan kaki dari University of Alabama, aktivitas intensitas tinggi, meski hanya satu menit per hari, bisa berdampak signifikan pada kesehatan metabolik.

    “Satu menit aktivitas paling intens setiap hari bisa jadi indikator kuat seseorang punya risiko sindrom metabolik atau tidak,” ujarnya.

    Dalam studinya di Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, ia menyebut jalan kaki dengan ritme sekitar 100 langkah per menit sudah tergolong intensitas sedang, dan di situlah manfaat paling besar didapat.

    Metode jalan kaki ala Jepang ini, jika dilakukan 4 kali seminggu, nyaris menyentuh batas 150 menit aktivitas fisik sedang per minggu yang direkomendasikan organisasai kesehatan dunia (WHO). Cukup menambahkan latihan kekuatan ringan, dan sudah punya paket latihan sehat yang praktis dan minim waktu.

    Jadi, kalau 10.000 langkah terasa terlalu berat, coba saja cara Jepang ini. Lebih ringkas, tapi tetap bikin bugar.

    (naf/naf)

  • Yoga Massal Sambut Pagi di Pantai Copacabana Brasil

    Yoga Massal Sambut Pagi di Pantai Copacabana Brasil

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Senin, 14 Jul 2025 07:00 WIB

    Brasil – Pecinta yoga berkumpul di Pantai Copacabana untuk menyambut pagi. Kegiatan ini hadirkan momen refleksi dan keseimbangan saat cahaya pertama menembus cakrawala.

  • Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Jakarta

    Sarapan adalah waktu makan yang penting untuk mengisi energi sebelum beraktivitas. Beberapa menu sarapan yang paling populer di Indonesia adalah nasi uduk dan bubur ayam.

    Keduanya sebenarnya sama-sama lezat, mudah ditemukan, dan harganya murah. Namun, jika dibandingkan antara keduanya, mana yang lebih sehat untuk sarapan?

    Nasi Uduk Vs Bubur

    Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menjelaskan sehat atau tidaknya suatu menu sarapan itu tergantung dari cara penyajian. Ini juga termasuk ketika membandingkan nasi uduk atau bubur ayam.

    Meski begitu, jika membandingkan nasi uduk dan bubur, dr Raissa menyebut bubur lebih mudah diproses oleh sistem pencernaan.

    “Lebih sehat atau tidaknya tergantung dari cara penyajian dan topping dan bumbu yang digunakan. Namun, pada umumnya bubur lebih rendah kalori dan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan nasi uduk,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    dr Raissa juga mengingatkan penggunaan topping untuk masing-masing makanan. Ia mengimbau untuk mengurangi topping nasi uduk atau bubur yang digoreng, karena dapat meningkatkan asupan lemak tidak sehat dan kalori.

    “Tapi perhatikan tambahan lauknya, sebaiknya jangan pakai gorengan seperti ayam goreng atau kerupuk. Lebih baik dengan ayam suwir rebus atau telur untuk toppingnya,” kata dr Raissa.

    “Intinya protein harus diutamakan dan berkualitas,” tandasnya.

    Menu sarapan favorit lainnya adalah nasi uduk. Foto: Getty Images/Kadek Bonit Permadi

    Meski boleh dikonsumsi, perlu diingat pengaturan porsi untuk masing-masing jenis makanan. Pada nasi uduk biasanya mengandung karbohidrat dan santan yang cukup tinggi di dalamnya.

    Pakar teknologi pangan Prof Dr Hardinsyah, MS menyarankan pengaturan nutrisi dengan metode piring makan. Misalnya, nasi uduk sekitar 1/4 piring atau lebih sedikit, 1/4 piring berisi aneka lauk, dan 2/4 sisanya bisa terisi sayur dan buah.

    “Yang penting dikonsumsi seimbang dan sesuai kebutuhan,” kata Prof Hardinsyah dalam sebuah wawancara.

    Sama halnya dengan bubur ayam, pengaturan porsi juga sangat penting. Ahli gizi Neng Milani Suhaeni, STr, Gz menuturkan tak sedikit orang ‘kalap’ mengambil topping untuk bubur ayam, sehingga status gizi makanan menjadi tidak seimbang.

    “Tergantung porsi yang dikonsumsi, tergantung juga sama topping yang dipakai, kan biasanya kalau di Indonesia makan bubur ayam tambahannya pakai gorengan, atau sate ati ampela, atau sate kulit, telur puyuh. Nah, sumber lemak ini yang harus jadi perhatian, apalagi dalam bubur kan sangat minim sekali serat, jadi nggak seimbang kebutuhannya. Kalaupun mau sehat ya bubur manado, yang lengkap ada protein hewani, sayuran, labu kuning,” jelasnya terpisah.

    Sarapan yang baik adalah sarapan yang menyediakan banyak protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Kombinasi makanan sehat memberi energi dan memastikan tubuh bisa memulai hari tanpa gangguan lapar.

    Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Tinggi Protein

    Ahli gizi klinis Sibley Memorial Hospital, Regina Shvets menuturkan protein seharusnya menjadi fokus utama saat sarapan. Fungsi protein meliputi membentuk hormon, menyediakan energi, membangun dan memperbaiki otot, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

    “Makanan tinggi protein juga baik untuk mengontrol berat badan karena membuat kita merasa kenyang lebih lama. Ketika kita kenyang lebih lama, lebih mudah untuk menahan diri dari ngemil,” kata Regina.

    Salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan adalah telur. Satu butir telur ukuran besar bisa mengandung protein sampai 6,2 gram.

    “Telur sangat bergizi. Telur adalah salah satu sumber protein berkualitas tinggi terbaik dan mengandung semua asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi tubuh kita sendiri,” sambungnya.

    2. Sayur dan Buah

    Sayur dan buah-buahan tidak boleh dilewatkan. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral, karbohidrat kompleks, dan serat alami yang penting untuk tubuh. Konsumsi sayuran dan buah secara rutin membantu meningkatkan kesehatan pencernaan hingga membantu menjaga berat badan ideal.

    “Buah beri, mangga, apel, nanas, bayam, kale, dan seledri bisa menambah warna dan rasa pada piring sarapan Anda. Ini bisa juga dengan mudah diblender menjadi smoothie yang praktis dibawa saat bepergian,” jelas Regina.

    3. Lemak Sehat

    Lemak sehat tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk mendapatkan lebih banyak energi. Konsumsi lemak sehat juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan pengendalian gula darah yang lebih stabil.

    Beberapa pilihan alternatif menu makanan dengan lemak sehat meliputi:

    Alpukat.Kacang-kacangan seperti kenari atau almond.Biji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahari.Ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan sarden.

    (avk/tgm)