Jenis Media: Kesehatan

  • Kemenkes Aktifkan Lagi PPDS Anestesi Unpad di RSHS, Jamin Sistem Telah Dibenahi

    Kemenkes Aktifkan Lagi PPDS Anestesi Unpad di RSHS, Jamin Sistem Telah Dibenahi

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan bersama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka kembali Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di RS Hasan Sadikin Bandung.

    “Kemenkes dan Kemendiktisaintek sepakat untuk memulai kembali program residensi Prodi Anestesi di RSHS. Kemenkes tidak pernah menghentikan program studi, yang dihentikan sementara adalah kegiatan residensinya,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya di Bandung, dikutip dari Antara, Kamis (24/7/2025).

    Prodi anestesi di RSHS sempat dihentikan sementara menyusul kasus pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter residen terhadap pasien dan keluarga pasien di rumah sakit tersebut pada Maret 2025.

    Menurut Azhar, kasus kekerasan seksual yang terjadi beberapa waktu lalu telah mencoreng profesi kedokteran dan dunia layanan kesehatan secara umum. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan perbaikan sistem yang komprehensif sebelum program dijalankan kembali.

    “Berdasarkan hasil evaluasi Inspektorat Jenderal Kemenkes dan Kemendiktisaintek disimpulkan bahwa RSHS dan FK Unpad telah memenuhi seluruh kewajiban perbaikannya,” kata dia.

    Perbaikan dilakukan mencakup sistem manajemen, tata kelola SOP, hingga sistem penerimaan dan penilaian peserta residensi. Langkah ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pasien serta mencegah kejadian serupa terulang.

    Sementara itu Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) disebut akan memperketat proses seleksi calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), khususnya bidang anestesi untuk mencegah potensi penyimpangan seksual maupun gangguan kejiwaan.

    “Nanti kami melibatkan psikolog, psikiater, dan sebagainya. Jadi proses psikologis dulu, kalau sudah mengarah ke klinik, baru ke psikiater,” kata Dekan FK Unpad Yudi Mulyana Hidayat.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Dokter Olahraga: Bir Punya Efek Diuretik, Bisa Bikin Dehidrasi

    Dokter Olahraga: Bir Punya Efek Diuretik, Bisa Bikin Dehidrasi

    Jakarta

    Event lari Pocari Sweat Run 2025 di Bandung belakangan viral di media sosial. Bukan soal kemeriahan, melainkan adanya kontroversi komunitas lari yang membagikan bir di dalam gelas plastik jelang garis finish.

    Aksi ini mendapatkan banyak kritikan dari para warganet karena dianggap sebagai sesuatu yang melanggar aturan. Pasalnya, Kota Bandung punya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

    Saat ditanya mengenai efek dari alkohol saat olahraga, spesialis kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, SpKO mengatakan, minum bir saat long run dapat memberikan dampak buruk.

    “Jadi bir atau alkohol punya efek diuretik, jadi yang dikhawatirkan adalah dehidrasi. Alkohol itu merangsang tubuh untuk membuang cairan lebih banyak dari yang seharusnya, apalagi untuk yang long run ya,” kata dr Dhika saat dihubungi detikcom, Jumat (25/7/2025).

    “Jadi ya memang benar, risiko dehidrasinya jadi lebih tinggi,” sambungnya.

    Selain itu, lanjut dr Dhika, alkohol juga dapat memberikan dampak buruk lain bagi para pelari, seperti mengganggu pemulihan.

    “Selain peluang dehidrasi meningkat adalah dia mengganggu atau menghambat proses recovery jaringan kita. Jadi kalau kita olahraga itu kan pingin recovery berlangsung sempurna ya,” kata dr Dhika.

    “Olahraga kan ‘merusak’ tubuh, tapi dengan proses recovery yang baik, dia akan berkembang tuh kebugaran kita. Otot jadi lebih baik, lebih kuat, lebih cepat kontraksinya,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

    Heboh Bagi-bagi Bir Saat Lari

    4 Konten

    Aksi bagi-bagi bir di event lari menuai kontroversi. Selain menabrak norma, dari sisi kesehatan ada dampak buruk minuman beralkohol bagi tubuh.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Heboh Bagi-bagi Bir di Pocari Run Bandung, Ini Efek Minum Alkohol usai Marathon

    Heboh Bagi-bagi Bir di Pocari Run Bandung, Ini Efek Minum Alkohol usai Marathon

    Jakarta

    Viral di media sosial aksi bagi-bagi bir di salah satu ajang lari ternama di Bandung. Jelang finis, komunitas lari Freeruners Bandung menyemangati pelari dengan membagikan bir di dalam gelas plastik.

    Aksi ini spontan mendapat kritikan dari warganet dan membuat heboh media sosial. Terlebih, Kota Bandung punya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

    Alkohol tak lazim dijadikan minuman pelepas dahaga usai marathon. Ada beberapa efek yang bisa muncul saat mengonsumsi alkohol seusai lari.

    Tak ada manfaatnya

    Praktisi kesehatan sekaligus dokter penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD mengatakan tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang sepenuhnya aman. Terlebih konsumsi bir, terutama pasca olahraga, tidak sejalan dengan tujuan meningkatkan kesehatan

    “Untuk event olahraga, sebaiknya hindari pemberian minuman beralkohol dan ganti dengan pilihan sehat seperti air mineral atau minuman elektrolit,” kata dia.

    Hal serupa juga disampaikan oleh Ralph Rogers, mantan dokter tim Chelsea First dan penasihat NBA. Dia menyinggung terkait selebrasi minum alkohol setelah ajang lari yang kerap dilakukan di luar negeri.

    Kepada Metro UK, dia menegaskan tak ada manfaat minum alkohol setelah marathon.

    “Tidak ada manfaat minum alkohol setelah maraton; alkohol membuat tubuh dehidrasi, dan setelah maraton, ketika kehilangan banyak cairan, kamu perlu rehidrasi [dengan minuman non-alkohol] dan mengganti elektrolit,” ujarnya.

    Pada pelari, risiko dehidrasi sangat besar. Alkohol bersifat diuretik yang meningkatkan produksi urine sehingga membuat tubuh kehilangan kesempatan rehidrasi.

    “Usahakan untuk memberi tubuh kesempatan untuk pulih,” beber dia.

    Di samping itu, jurnal Effect of alcohol intake on muscle glycogen storage after prolonged exercise menyebut mengonsumsi alkohol mengurangi pengisian glikogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan tubuh untuk memperbaiki otot setelah aktivitas fisik. Singkatnya, minum alkohol mengurangi manfaat yang dapatkan selama berolahraga.

    Alkohol juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan tingkat hidrasi optimal, mengatur suhu tubuh, memperbaiki kerusakan otot, dan memulihkan diri dengan baik. Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan, yang biasanya tidak disukai oleh pelari.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/up)

    Heboh Bagi-bagi Bir Saat Lari

    4 Konten

    Aksi bagi-bagi bir di event lari menuai kontroversi. Selain menabrak norma, dari sisi kesehatan ada dampak buruk minuman beralkohol bagi tubuh.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • CPR Adalah: Panduan Lengkap Teknik Pertolongan Pertama yang Bisa Selamatkan Nyawa

    CPR Adalah: Panduan Lengkap Teknik Pertolongan Pertama yang Bisa Selamatkan Nyawa

    Jakarta

    Resusitasi jantung paru atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah tindakan darurat yang dilakukan pada seseorang yang berhenti bernapas atau jantungnya berhenti berdetak. Hal ini sangat penting sebagai langkah pertolongan pertama sebelum tim medis datang.

    Cara ini biasanya diberikan pada orang-orang yang mengalami serangan jantung atau tenggelam. Berdasarkan rekomendasi American Heart Association (AHA), CPR dilakukan dengan menekan dada dengan keras dan cepat, bisa dengan tambahan napas buatan ke mulut maupun tidak.

    Panduan CPR

    Dikutip dari Mayo Clinic, sebelum melakukan CPR, pastikan pasien berada di tempat yang aman dan pastikan juga apakah pasien sadar atau tidak. Goyangkan atau tepuk bahunya dengan keras untuk melihat respons pasien.

    Jika pasien tidak sadarkan diri, segera hubungi tenaga medis. Selama menunggu tenaga medis, CPR bisa dilakukan, sementara orang lainnya bisa mencari Automated External Defibrillator (AED) atau alat kejut listrik portabel jika ada.

    AHA membagi proses CPR menjadi tiga bagian yang disingkat C-A-B. Ketiganya ialah Compression (kompresi dada), Airway (jalan napas), dan Breathing (pernapasan bantuan).

    Compression

    Kompresi dada artinya menggunakan tangan untuk menekan dada pasien secara keras dan cepat. Ini merupakan langkah yang paling penting dalam CPR. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    Letakkan pasien telentang di permukaan yang keras.Tempatkan telapak tangan di tengah dada pasien (di antara kedua puting).Letakkan tangan satunya di atas tangan pertama. Jaga siku tetap lurus dan bahu berada tepat di atas tangan.Tekan lurus ke bawah sedalam minimal 5 cm tapi tidak lebih dari 6 cm.Gunakan berat tubuh Anda, bukan hanya lengan, untuk menekan.Tekan dengan kecepatan 100-120 kali per menit.Setelah setiap tekanan, biarkan dada kembali ke posisi semula sepenuhnya.

    Airway

    Setelah melakukan 30 kompresi, bukan jalan napas pasien dengan memiringkan kepala kepala dan angkat dagu. Caranya adalah sebagai berikut:

    Letakkan telapak tangan di dahi pasien.Miringkan kepala pasien perlahan ke belakang.Gunakan tangan satunya untuk mengangkat dagu ke depan agar saluran napas terbuka.

    Breathing

    Pernapasan bantuan bisa berupa dari mulut ke mulut, atau dari mulut ke hidung jika mulut pasien tidak bisa dibuka. Jika ada, bisa juga menggunakan alat bantu seperti bag mask dengan filter HEPA (high-efficiency particulate air).

    Langkah-langkah yang bisa dilakukan pada fase ini meliputi:

    Jepit hidung pasien untuk napas mulut-ke-mulut dan tutup mulut pasien dengan mulut Anda, buat segel rapat.Berikan dua napas bantuan, masing-masing selama 1 detik.Perhatikan apakah dada pasien naik saat Anda memberi napas.Jika dada naik, berikan napas kedua.Jika tidak, ulangi posisi kepala dan beri napas lagi.Lakukan 30 kompresi diikuti 2 napas bantuan sebagai 1 siklus.Jangan memberi napas terlalu banyak atau terlalu keras.Ulangi terus fase-fase tersebut sampai pasien menunjukkan tanda pergerakan atau bantuan medis datang.Jika Ada AED

    Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan jika ada alat AED di dekat lokasi pasien:

    Gunakan AED sesegera mungkin dan ikuti instruksinya.Berikan satu kejutan listrik jika disarankan oleh alat, lalu lanjutkan CPR selama dua menit.Ulangi sesuai instruksi AED.

    (avk/kna)

  • Hulk Hogan Meninggal gegara Henti Jantung, Apa Bedanya dengan Serangan Jantung?

    Hulk Hogan Meninggal gegara Henti Jantung, Apa Bedanya dengan Serangan Jantung?

    Jakarta

    Pegulat legendaris WWE Hulk Hogan meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya di usia 71 tahun.

    Diketahui, Hogan meninggal karena henti jantung saat berada di rumah sakit. Sebelum kematiannya, ia sempat menjalani operasi akibat latihan beban berat selama bertahun-tahun.

    Dikutip dari Mayo Clinic, henti jantung atau cardiac arrest adalah berhentinya aktivitas jantung akibat irama jantung yang tidak teratur. Kondisi henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Lantas, apa bedanya?

    Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung

    Henti Jantung

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Erta Priadi Wirawijaya, SpJP, menjelaskan henti jantung adalah kondisi jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak. Hal ini terjadi karena adanya masalah listrik pada jantung yang menyebabkan gangguan irama tidak teratur.

    “Kondisi ini akhirnya membuat jantung tidak bisa memompa darah ke otak, paru-paru, atau organ lain. Dalam hitungan detik, seseorang akan kehilangan kesadaran tidak bernapas,” terang dr Erta pada detikcom beberapa waktu lalu.

    “Tanpa penanganan, kematian bisa terjadi dalam hitungan beberapa menit,” sambungnya.

    Gejala henti jantung bersifat langsung dan parah, yang meliputi:

    Pingsan mendadak.Tidak ada denyut nadi.Tidak ada tanda pernapasan.

    Terkadang, gejala lain muncul sebelum henti jantung mendadak, seperti:

    Sesak napas.Lemah.Detak jantung cepat, berdebar-debar, atau berdebar-debar yang disebut palpitasi.

    Namun, henti jantung mendadak seringkali terjadi tanpa peringatan atau gejala.

    Serangan Jantung

    Sementara itu serangan jantung umumnya tidak langsung membuat pasien meninggal dunia. Pasien bisa mengalami sejumlah gejala, seperti nyeri dada hebat, keringat dingin, mual, dan muntah.

    Di samping itu, gejala serangan jantung biasanya akan berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu sebelum serangan terjadi.

    “Biasanya serangan jantung itu tidak membuat jantung berhenti berdetak dan masih bisa memompa darah. Tapi, semakin lama tidak ditangani, akan semakin besar kerusakannya,” jelas dr Erta.

    Dikutip dari Science Alert, umumnya serangan jantung disebabkan penyumbatan arteri koroner. Sebanyak 75 persen kasus diakibatkan aterosklerosis atau kondisi saat jaringan lemak dan fibrosa menumpuk di dinding arteri koroner, sehingga membentuk plak.

    Plak itu akhirnya menyumbat pembuluh darah atau dalam beberapa kasus memicu pembentukan bekuan darah. Kondisi ini terjadi dalam proses yang panjang, yang biasanya berkaitan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, stres, gen, dan pola makan.

    Selain itu, faktor lainnya yang memicu serangan jantung, yaitu kejang arteri koroner, trauma dada, atau kondisi yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke otot jantung.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Anak Muda Rentan Terkena Fase Prediabetes, Begini Cara Antisipasinya

    Anak Muda Rentan Terkena Fase Prediabetes, Begini Cara Antisipasinya

    Jakarta

    Usia muda bukan jaminan bebas dari risiko penyakit gula (diabetes). Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi kopi susu, matcha, dan minuman manis lainnya sebaiknya mulai dibatasi serta memantau kadar gula darah secara gratis di Sugar Clinic Mayapada Hospital Tangerang, lengkap dengan skrining menyeluruh dan panduan gaya hidup sehat yang bisa diterapkan.

    Dijelaskan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Tangerang, dr. Luse, Sp.PD-KEMD, FINASIM usia muda juga rentan memasuki fase prediabetes, di mana kadar gula darah puasa sudah berkisar 100-125 mg/dL, yang normalnya di kisaran 70-90 mg/dL. Prediabetes belum dikatakan diabetes, tetapi bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.

    “Mereka yang menderita diabetes, kadar gula darah puasa bisa mencapai ≥ 126 mg/dL. Ciri awalnya, berupa mudah lapar dan lelah, sering buang air kecil, sering haus dan mulut kering, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, penglihatan kabur, kesemutan di tangan dan kaki,” ujar dr. Luse dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

    “Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan insulin (hormon pengatur gula darah) atau resistensi insulin, dimana insulin tidak bekerja optimal, membuat kadar glukosa dalam darah tinggi dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah besar dan kecil, serta sistem saraf , sehingga makanan tidak bisa diubah menjadi energi,” imbuh dr. Luse.

    Namun, sebagian besar diabetes tidak bergejala, sehingga penting sekali mendeteksi dini tanpa menunggu gejala-gejala diatas timbul. Pengecekan gula darah juga sangat penting terutama bagi mereka yang berusia 45 tahun ke atas, berat badan berlebih atau obesitas, riwayat diabetes saat hamil, melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4 kg, serta memiliki faktor risiko diabetes lainnya seperti riwayat keluarga diabetes, tekanan darah tinggi, atau kadar kolesterol tinggi.

    Oleh karena itu, ini saatnya mulai mendeteksi diabetes sejak dini yang bisa dilakukan secara Gratis di Sugar Clinic Mayapada Hospital Tangerang, mulai dari skrining risiko pradiabetes atau diabetes dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter, manajemen diabetes yang menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan Sugar Clinic ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Kuningan, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, kamu dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI. Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • Kejinya Israel Tutup Bantuan, Dokter di Gaza Rawat Pasien sambil Kelaparan

    Kejinya Israel Tutup Bantuan, Dokter di Gaza Rawat Pasien sambil Kelaparan

    Jakarta

    Para dokter dan staf medis di Gaza mengatakan bahwa meningkatnya rasa lapar dan kurangnya ketersediaan makanan mulai membuat mereka terlalu lemah untuk memberikan perawatan medis darurat pada pasien di rumah sakit. Kebanyakan warga sipil yang dirawat terluka dan kekurangan gizi.

    Banyak staf medis di seluruh wilayah tersebut menceritakan sulitnya mencari makanan. Kondisi ini semakin membuat mereka putus asa dan penurunan kesehatan akibat kelaparan.

    “Mereka sangat kelelahan. Beberapa pingsan di ruang operasi,” kata direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Dr Mohammed Abu Selmia, dikutip dari The Guardian, Jumat (25/7/2025).

    Dr Abu Selmia mengatakan seperti masyarakat Gaza lainnya, staf medis juga tidak menerima bantuan atau makanan apapun dalam 48 jam terakhir.

    “Layanan medis akan terdampak karena staf kami tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi dalam menghadapi bahaya kelaparan ini,” sambungnya.

    Banyak dokter dan praktisi medis yang mengirimkan pesan terkait kondisi kelaparan di Gaza. Mereka tidak mau disebutkan namanya karena khawatir menjadi sasaran militer Israel.

    “Hari ini saya bertugas 24 jam. Di rumah sakit, mereka seharusnya memberi kami beras untuk setiap shift, tetapi hari ini mereka memberitahu kami bahwa tidak ada beras,” beber seorang dokter di Rumah Sakit Al-Shifa.

    “Saya dan rekan saya (merawat) 60 pasien bedah saraf dan saat ini saya bahkan tidak bisa berdiri,” tambahnya.

    Seorang dokter umum sukarelawan di Rumah Sakit Al-Shifa juga mengatakan belum makan apapun sejak kemarin. Bahkan, keluarganya tidak punya apa-apa untuk dimakan.

    “Seharian saya memikirkan bagaimana saya bisa memberi mereka tepuh atau lentil atau apapun untuk dimakan. Tetapi, tidak ada apa-apa di pasar. Kami tidak bisa lagi berjalan. Kami tidak tahu harus berbuat apa,” terangnya.

    Dokter Bedah Tak Bisa Operasi karena Lapar

    Seorang ahli bedah di kompleks medis Nasser di Gaza mengatakan bahwa beban kerja yang dihadapi staf medis yang kewalahan semakin meningkat. Ini karena semakin banyak pasien yang dirawat karena gejala yang berkaitan dengan malnutrisi.

    “Ada banyak pasien yang mengalami gastroenteritis, pingsan, dan gula darah rendah di semua kelompok usia pasien yang datang ke rumah sakit,” ungkapnya.

    Terlihat juga peningkatan komplikasi pascaoperasi yang signifikan akibat malnutrisi. Ahli bedah yang tidak mau diungkap identitasnya itu mengaku tidak bisa makan selama dua hari karena takut gastroenteritisnya akan semakin parah.

    “Dan karena tekanan darah rendah, saya harus berhenti makan saat menjalani operasi pada seorang gadis yang tertembak di perut,” lanjutnya.

    Dr Abu Selmia mengatakan staf medis masih bekerja meskipun kekurangan makanan. Tetapi, skala malnutrisi yang mereka hadapi pada pasien memberikan beban yang sangat besar pada tenaga kerja yang sudah terkuras tenaganya dan kelelahan.

    Ia mengatakan bahwa 21 anak meninggal dunia di seluruh wilayah Palestina dalam tiga hari terakhir akibat malnutrisi dan kelaparan.

    “(Pasien-pasien ini) membutuhkan nutrisi khusus, tetapi tidak ada. Jadi, mereka menghadapi risikonya. Beberapa meninggal di tenda dan rumah mereka, tidak ada yang tahu tentang itu,” ujar Dr Abu Selmia.

    Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa timnya telah menerima laporan tentang petugas kesehatan dan bantuan di seluruh Gaza, yang pingsan karena kelaparan dan kelelahan akibat kekurangan makanan.

    Beberapa staf medis berbicara tentang keharusan memutuskan apakah akan tetap bekerja dan memberikan perawatan medis darurat, atau turun ke jalan untuk mencari makanan bagi keluarga mereka. Yang lain berbicara tentang ketakutan mereka akan dipaksa pergi ke lokasi distribusi makanan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza dan dijaga oleh Pasukan Pertahanan Israel, yang merupakan satu-satunya tempat di mana makanan dan bantuan diizinkan untuk disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

    Dalam beberapa hari terakhir, para tenaga kesehatan di Gaza secara kolektif melaporkan tingkat kerawanan pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, penurunan kekebalan tubuh, infeksi berulang, kelelahan parah, dan sering pingsan selama operasi atau misi penyelamatan,” jelas Muath Alser, direktur Healthcare Worker Watch yakni sebuah organisasi medis Palestina.

    “Kita tidak bisa hanya menerima kecaman. Kita membutuhkan tindakan segera,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Riwayat Sakit Hulk Hogan, Sempat Jalani Operasi sebelum Meninggal

    Riwayat Sakit Hulk Hogan, Sempat Jalani Operasi sebelum Meninggal

    Jakarta

    Legenda WWE Hulk Hogan berjuang melawan perjuangan kesehatan yang menghancurkan sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya. Pegulat ikonik itu tidak bisa merasakan kakinya dan membutuhkan tongkat untuk berjalan sebelum kematiannya pada usia 71 tahun.

    Dikutip dari The Sun, Hogan meninggal di rumah sakit karena henti jantung. Sebelum kematiannya, dia secara terbuka membagikan kondisi kesehatannya yang sempat menjalani operasi karena nyeri leher dan nyeri punggung kronis akibat latihan beban berat selama bertahun-tahun.

    Hulk Hogan juga sempat dirumorkan koma dan meninggal karena operasi itu namun dibantah oleh pihak keluarga.

    “Jantungnya kuat, dan tidak pernah ada kekurangan oksigen atau kerusakan otak. Tak satu pun dari rumor itu yang benar,” ungkap istrinya, Sky Daily, kala itu.

    Hulk Hogan Menjalani 25 Operasi Kali dalam 10 Tahun

    Dalam podcast “IMPAULSIVE” September 2024, Hulk Hogan mengungkapkan bahwa dia telah menjalani 25 operasi kali selama satu dekade terakhir.

    “Tidak ada yang memberitahuku bahwa hal-hal gimmick ini palsu. Saya telah menjalani 10 operasi punggung, kedua lutut dan kedua pinggul diganti, bahu – semuanya,” beber dia.

    Tersiksa secara fisik

    WWE Hall of Famer ini juga merefleksikan hari-hari awal gulat profesional yang menyiksanya secara fisik. Dia mengingat bagaimana Andre the Giant pernah memperingatkannya tentang kondisi berbahaya saat bergulat di usia yang lebih tua.

    Dalam bulan-bulan menjelang kematiannya, penampilan publik Hogan memicu kekhawatiran di antara para penggemarnya. Setelah tampil di Fox & Friends untuk mempromosikan liga gulat barunya, banyak yang mencatat ikon WWE ini terlihat “tidak sehat.”

    Segera setelah itu, Hogan dilaporkan dirawat di rumah sakit karena masalah leher dan punggung, menjalani operasi fusi serviks kecil. Desas-desus dengan cepat menyebar bahwa dia berada di “tempat tidur kematiannya,” tetapi perwakilannya membantah klaim tersebut.

    “Dia hanya membutuhkan pemeriksaan medis dari waktu ke waktu,” seorang juru bicara dilaporkan mengatakan kepada The Independent, menambahkan “tidak ada alasan untuk panik.”

    Sampai sekarang, penyebab kematian Hogan dilaporkan sebagai henti jantung, meskipun konfirmasi resmi dan rincian lebih lanjut diharapkan dalam beberapa hari mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/up)

  • Kronologi Meninggalnya Legenda Gulat Hulk Hogan di Usia 71 Tahun

    Kronologi Meninggalnya Legenda Gulat Hulk Hogan di Usia 71 Tahun

    Jakarta

    Legenda gulat Hulk Hogan meninggal dunia di rumahnya di Florida, Amerika Serikat, Kamis (24/7/2025) waktu setempat. Ia menghembuskan napas terakhirnya di usia 71 tahun.

    Kabar ini disampaikan oleh manajer Hogan, Chris Volo. Kekhawatiran tentang kesehatan Hogan muncul selama beberapa minggu sebelumnya.

    Istri Hogan, Sky, mengatakan Hogan sedang dalam masa pemulihan setelah beberapa operasi. Tetapi, ia meyakinkan pada para penggemar Hogan untuk tidak perlu khawatir.

    Tragisnya, meskipun optimistis, ternyata Hogan tidak berhasil melewati masa pemulihannya. Kematian Hogan juga dikonfirmasi oleh World Wrestling Entertainment (WWE).

    “Panggilan tersebut adalah untuk permintaan bantuan henti jantung (cardiac arrest). Seorang warga berusia 71 tahun, Hulk Logan, dirawat oleh kru pemadam kebakaran dan penyelamatan Clear water sebelum dibawa oleh Sunstar ke Rumah Sakit Morton Plant,” kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari News.com.au, Jumat (25/7).

    Di rumah sakit itulah Hogan menghembuskan napas terakhirnya. Polisi juga menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan atau aktivitas yang mencurigakan.

    Terkait Henti Jantung

    Cardiac arrest atau henti jantung adalah kondisi saat aktivitas jantung terhenti karena denyut yang tidak normal. Tanpa adanya penanganan yang cepat, pasien dapat mengalami kematian.

    Dikutip dari Mayo Clinic, henti jantung berbeda dengan serangan jantung (heart attack), yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah ke jantung. Tetapi, serangan jantung dapat menjadi salah satu penyebab henti jantung.

    Kondisi Kesehatan yang Memburuk

    Diketahui, kondisi kesehatan Hogan memang sedang memburuk sejak awal Juli 2025. Sky mengatakan suaminya itu sedang dalam masa pemulihan, tetapi tidak perlu panik meski Hogan telah menjalani operasi intensif.

    “Tidak, dia jelas tidak koma! Jantungnya kuat, dan tidak pernah mengalami kekurangan oksigen atau kerusakan otak. Semua itu tidak benar,” tulis Sky di Instagram miliknya pada bulan Juni.

    “Dia sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani Anterior Cervical Discectomy and Fusion (operasi leher) empat tingkat yang merupakan operasi intensif dengan proses penyembuhan yang panjang dan bertahap. Kami membawanya bolak-balik rumah sakit untuk mendukung pemulihannya,” sambungnya.

    Saat itu, Sky menegaskan tidak perlu ada drama atau kepanikan yang berlebihan pada kondisi Hogan. Ia menyebut Hogan sedang dalam masa penyembuhan yang didampingi dengan cinta, kekuatan, dan kesabaran.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Hengki Kawilarang Idap Diabetes Sebelum Meninggal Dunia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Soroti Bagi-bagi Bir di Pocari Run Bandung, Dokter Ingatkan Risiko Kerusakan Hati

    Soroti Bagi-bagi Bir di Pocari Run Bandung, Dokter Ingatkan Risiko Kerusakan Hati

    Jakarta

    Aksi bagi-bagi bir oleh sebuah komunitas lari di ajang Pocari Sweat Run 2025 di Bandung, Jawa Barat, menuai kontroversi. Dari sisi kesehatan, dokter penyakit dalam mengingatkan risiko kerusakan hati akibat konsumsi alkohol.

    “Konsumsi bir, terutama pasca olahraga, tidak sejalan dengan tujuan meningkatkan kesehatan,” kata seorang praktisi kesehatan, dr Rudy Kurniawan, SpPD, saat dihubungi detikcom, Kamis (24/7/2025).

    Salah satu dampak negatif konsumsi alkohol menurutnya adalah terganggunya metabolisme lemak. Akibatnya, muncul istilah ‘beer belly’ untuk menggambarkan obesitas sentral yang jamak dialami peminum bir sehingga perutnya tampak buncit.

    Lebih jauh, konsumsi alkohol juga memicu perlemakan hati atau fatty liver. Jika berlanjut, kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan lebih serius yakni hepatitis alkoholik dan bahkan sirosis atau pengerasan hati.

    “Tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang sepenuhnya aman,” tegasnya.

    Penting juga untuk dicatat, alkohol juga bersifat diuretik atau meluruhkan kencing. Sifat ini selain meningkatkan risiko dehidrasi, juga mengganggu proses recovery atau pemulihan usai berolahraga.

    “Olahraga bertujuan menjaga kesehatan, sehingga budaya minum bir setelah lari sebaiknya tidak dinormalisasi,” pesan dr Rudy.

    (up/up)