Jenis Media: Kesehatan

  • “Pemanasan” Mengenalkan Toilet Training pada Si Kecil!

    “Pemanasan” Mengenalkan Toilet Training pada Si Kecil!

    Toilet training merupakan proses belajar pada anak agar mampu buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) secara mandiri di kamar mandi seperti orang dewasa. Banyak yang bilang proses ini butuh waktu tak sebentar. Butuh kesiapan dari orang tua maupun anak.

    Jika Mama Papa ada yang mau mulai mengajarkannya, bisa mulai “pemanasan” dulu nih untuk mengenalkan toilet pada si kecil. Ada berbagai cara, nah salah satunya seperti yang ada di video KuTips berikut!

    Tonton juga Video: Kekhawatiran Jika Toilet Training Anak Tertunda, Bisa Sebabkan Ini…

  • Bahaya Campuran Vape dan Etomidate: Ancaman Serius bagi Kesehatan Pernapasan

    Bahaya Campuran Vape dan Etomidate: Ancaman Serius bagi Kesehatan Pernapasan

    Jakarta

    Vape banyak digunakan sebagai alternatif rokok konvensional. Meski demikian, muncul kekhawatiran penggunaan zat kimia berbahaya yang dicampurkan ke dalam cairan vape seperti etomidate.

    Fenomena ini menjadi sorotan di kalangan medis, sebab bisa memicu gangguan kesehatan yang parah. Lantas, apa bahaya dari penggunaan etomidate dalam vape?

    Etomidate Adalah Obat untuk Anestesi

    Pakar adiksi dari Institute of Mental Health Addiction Neuroscience (IMAN), dr Hari Nugroho menjelasakan, etomidate merupakan obat hipnotik yang digunakan anastesi. Zat ini bersifat ultra short acting dengan distribusi yang cepat.

    Cara bekerja etomodate di otak mirip dengan obat anestesi propofol yang mempengaruhi reseptor GABA atau Gamma aminobutyric acid tipe A. Dikutip dari laman Medicine Net, biasanya, etomidate bekerja dalam satu menit setelah diberikan secara intravena. Durasi efeknya bergantung pada dosis yang diberikan dan umumnya berlangsung selama 3-5 menit.

    “Kalau bisa dibilang, etomidate ini jadi masuk ke New Psychoactive Substances, karena kebanyakan belum masuk ke aturan yang melarang zat ini. Beberapa negara China, Hongkong dan Singapore mulai memasukkan obat ini sebagai zat yang perlu diatur karena potensi penyalahgunaan dan bisa membahayakan,” kata dr Hari.

    Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies Ikawati menuturkan, fungsi utama etomidate adalah membuat pasien tidur dengan cepat tanpa menurunkan tekanan banyak terlalu banyak. Etomidate umumnya digunakan di ICU atau ruang gawat darurat.

    “Obat ini digunakan terutama pada pasien kritis yang tidak stabil secara kardiovaskular, seperti pasien syok dan trauma berat,” kata Profesor Zullies kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Bahaya Campuran Vape dan Etomidate

    dr Hari menuturkan, etomidate bukan obat yang bisa digunakan sembarangan tanpa pengawasan. Sebab, penyalahgunaan zat ini, apalagi jika dijadikan liquid vape bisa berbahaya bagi kesehatan.

    Jika digunakan dalam rokok elektrik, penggunaan etomidate bisa meningkatkan risiko gangguan di paru-paru, seperti popcorn lung atau kejadian EVALI, electronic cigarette or vaping acute lung injury. Dikutip dari laman American Lung Association, EVALI adalah cedera paru terkait penggunaan rokok elektrik atau produk vaping. Penyakit pernapasan akut atau sub akut ini bisa berakibat fatal.

    “Mau pakai vape atau disuntik, atau metode lain, penggunaan tanpa indikasi medis dan tanpa monitor bisa meningkatkan risiko efek samping, terlebih dengan penggunaan secara ilegal seperti kasus liquid vape ini, di mana tidak ada kontrol sama sekali apakah zatnya hanya etomidate atau turunan etomidate atau bahkan dicampur lagi dengan zat lain yang juga berbahaya,” tegas dr Hari.

    Adapun beberapa efek samping dari penggunaan etomidate adalah:

    Pernapasan dalam dan cepat (hiperventilasi)Kedutan atau kejang otot (mioklonus), termasuk pada otot rangka dan otot mataPenurunan laju pernapasan (hipoventilasi)Penurunan saturasi oksigenKejang pita suara (laringospasme)Henti napas sementara (apnea)MendengkurCegukanTekanan darah tinggi (hipertensi)Tekanan darah rendah rendah (hipotensi)Irama jantung tidak teratur (aritmia)Detak jantung cepat (takikardia)Detak jantung lambat (bradikardia)MualMuntah

    (elk/kna)

  • Ada Daycare Anak Stunting di Semarang, Baru ‘Lulus’ kalau Sudah Sehat

    Ada Daycare Anak Stunting di Semarang, Baru ‘Lulus’ kalau Sudah Sehat

    Jakarta

    Prevalensi kasus stunting di Kota Semarang terus menurun signifikan. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) per 2024 prevalensinya sudah berada di bawah 20 persen.

    Bahkan, mengacu catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang 2024, tersisa 1 persen balita yang mengalami stunting dari hasil survei operasi timbang rentang Februari dan Agustus 2024 di 81.739 balita.

    Salah satu ‘resep’ keberhasilan stunting di Semarang adalah penyediaan day care. Day Care Rumah Pelita di Semarang menjadi tempat asuh anak-anak yang mengalami masalah tumbuh kembang. Tidak hanya berkaitan dengan tinggi badan, tetapi perkembangan kognitif mereka.

    Menurut Subkoordinator Perencanaan Sosial Bappeda Kota Semarang, Johanes Adhi Nugroho, day care diberikan sebagaik layanan holistik bagi anak-anak stunting dari orangtua yang bekerja. Di tempat ini, balita tidak hanya dititipkan saat orang tuanya bekerja, tetapi juga mendapatkan pemantauan dan intervensi secara menyeluruh.

    Subkoordinator Perencanaan Sosial Bappeda Kota Semarang, Johanes Adhi Nugroho berbicara soal keberhasilan penanganan stunting di Kota Semarang. Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth

    “Anak-anak yang dititipkan di day care mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi, pemantauan tumbuh kembang secara berkala, serta edukasi kesehatan. Bahkan, mereka tidur siang di ruang ber-AC yang nyaman. Artinya, dari pagi hingga sore, semua kebutuhan kesehatannya dipenuhi,” jelas Johanes saat ditemui di Kota Semarang, Jumat (25/7/2025).

    Hingga pertengahan 2025, Kota Semarang telah memiliki 11 day care yang tersebar di seluruh kecamatan. Dari jumlah tersebut, 10 day care didanai melalui APBD, sementara satu lainnya di wilayah Kelurahan Bandara Jawa, Semarang Utara, dibangun melalui program Tanoto Foundation. Khusus untuk day care yang didukung Tanoto Foundation, juga tersedia ‘Rumah SIGAP’ sebagai pusat stimulasi dan pengasuhan anak usia 0 hingga 3 tahun.

    Setiap day care bisa menampung 12 sampai 20 anak, dengan rasio pengasuhan sekitar 1 pengasuh untuk setiap tiga hingga empat anak. Tenaga pengelola terdiri dari nutrisionis, tenaga kesehatan, hingga psikolog.

    “Layanan di day care ini progresif. Anak bisa keluar dari day care ketika status stunting-nya sudah tidak lagi ditemukan, terutama jika tinggi badannya sudah sesuai standar organisasi kesehatan dunia WHO. Namun, bila di kemudian hari hasil evaluasi menunjukkan ia kembali masuk kategori stunting, maka anak tersebut bisa kembali ditangani,” tambah Johanes.

    Anak-anak yang masuk ke day care sebelumnya terdeteksi mengalami stunting melalui Posyandu atau fasilitas layanan kesehatan lain. Selain memberikan intervensi pada anak, day care juga menjadi sarana edukasi bagi orang tua agar mampu mempertahankan status gizi anak usai keluar dari program.

    “Edukasi tidak hanya untuk anak, tapi juga keluarga. Kami tidak ingin anak kembali stunting setelah keluar dari day care. Jadi ada materi pengasuhan dan gizi keluarga yang disampaikan,” ujar Johanes.

    Keberhasilan program day care juga tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor, termasuk akademisi, organisasi profesi, dan sektor swasta. Pemerintah Kota Semarang menggandeng organisasi profesi seperti Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam audit kasus stunting dan kematian ibu-bayi.

    “Penanganan stunting ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Maka dari itu, ada pertemuan rutin tim percepatan penurunan Stunting yang melibatkan CSR, akademisi, hingga organisasi profesi. Bahkan Tanoto Foundation membantu monitoring dan evaluasi program edukasi perubahan perilaku melalui komunikasi efektif,” katanya.

    Johanes menambahkan, pendekatan yang digunakan pemerintah Kota Semarang adalah pola pembangunan kreatif. Tidak hanya fokus pada penurunan stunting, tapi juga menyentuh persoalan lain seperti kemiskinan ekstrem dan kematian ibu dan bayi.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Kata Dokter, Ini Jadi Penyebabnya

    Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Kata Dokter, Ini Jadi Penyebabnya

    Jakarta

    Serangan jantung pada usia muda semakin sering terjadi, bahkan pada mereka yang berusia 20-an dan 30-an. Banyak anak muda yang merasa tubuhnya masih kuat, penuh energi, dan tidak mungkin terkena penyakit berat.

    Hal ini membuat mereka mengabaikan tanda-tanda awal yang sebenarnya bisa menjadi sinyal bahaya. Spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dr M Tasrif Mansur, SpPD, K-KV, mengungkapkan sudah banyak pasien muda yang datang ke dokter dengan kondisi berat akibat serangan jantung.

    “Setelah kita selidiki, ternyata sudah ada faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol, atau diabetes. Tapi, tidak mereka sadari,” jelas dr Tasrif melalui Siaran Sehat Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (18/7/2025).

    dr Tasrif mengungkapkan ada kebiasaan atau gaya hidup yang membuat seseorang tanpa sadar berisiko mengalami serangan jantung. Misalnya seperti kebiasaan makan yang tidak sehat, kurang olahraga, hingga stres tinggi.

    Kebiasaan makan cepat saji, minum kopi berlebihan, begadang demi kerja atau scroll media sosial, dan kurang olahraga membentuk pola hidup yang membebani jantung. Ditambah lagi stres kronis, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup anak muda, baik itu karena pekerjaan, tekanan sosial, atau urusan pribadi.

    Dalam beberapa kasus, usia muda dengan tubuh atletis dan aktif olahraga pun bisa terkena serangan jantung, karena mengabaikan faktor genetik atau tanda-tanda gangguan metabolik seperti kolesterol tinggi.

    Sayangnya gejala serangan jantung seperti rasa tidak nyaman di dada, nyeri ringan di lengan kiri, napas terasa pendek, atau mual kerap dianggap biasa oleh anak muda dan merasa hanya kelelahan atau masuk angin. Saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah fatal.

    “Jangan tunggu sakit. Lakukan pemeriksaan rutin, terutama kalau punya riwayat keluarga dengan penyakit jantung,” beber dr Tasrif.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Siasat BKKBN Agar Lansia RI Tak Berakhir ‘Lonely Death’ seperti Jepang

    Siasat BKKBN Agar Lansia RI Tak Berakhir ‘Lonely Death’ seperti Jepang

    Semarang

    Jepang menjadi salah satu negara dengan jumlah populasi lansia terbanyak, berumur panjang hingga 100 tahun. Meski termasuk negara maju, faktanya banyak lansia yang ditemukan lonely death atau meninggal kesepian.

    Fenomena ‘mati kesepian’ di Jepang dinamakan kodokushi. Trennya dinilai sudah memgkhawatirkan lantaran 68 ribu warga Jepang diperkirakan meninggal dalam kesendirian sampai akhir tahun 2024.

    Indonesia juga memasuki aging population dengan perhitungan sekitar 30 persen populasi di 2045 adalah lansia. Risiko yang sama tentu tidak bisa 100 persen dihindari, mengingat kesejahteraan lansia saat ini juga belum terpenuhi.

    Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Sekretaris Utama BKKBN Prof Budi Setiyono menyebut pemerintah sebetulnya sudah mengupayakan pemberdayaan lansia melalui program bina keluarga lansia (BKL) yang sudah berjalan di beberapa daerah.

    “Kita berusaha mengantisipasi persoalan itu, ada pertemuan rutin itu di mana lansia melaukan cek kesehatan, yang kedua melakukan olahraga bersama, yang ketiga saling mengecek kondisi satu sama lain, paling tidak satu kali seminggu menanyakan kabar rekan satu sama lain,” sorotnya, dalam diskusi bersama media di perjalanan menuju Ambarawa, Semarang, Jumat (25/7/2025).

    Prof Budi ikut menyoroti tren di Jepang terkait lonely death yang umumnya lansia ditemukan sudah tidak bernyawa berbulan-bulan bahkan setahun setelah meninggal. Sebagai negara maju, Jepang saja disebutnya ‘ketar-ketir’ menghadapi tren tersebut dengan kemudian memperbanyak shelter untuk menampung lansia kesepian.

    Jepang bahkan melibatkan tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia sebagai perawat lansia atau caregiver di tengah keterbatasan usia produktif.

    Prof Budi mengingatkan saat ini Indonesia sudah menghadapi aging population yakni 11 persen dari populasi adalah lansia, peningkatan ke 15 persen bisa terjadi di tahun berikutnya, dan 30 persen pada 2045.

    “Maka dari itu celaka bila kita tidak punya tabungan untuk taking carr of them, memastikan kesejahteraan mereka, apalagi bila tidak punya uang pensiun, kita akan menderita,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Pengakuan Pilu Dokter di Gaza Tahan Lapar, Kerja Seharian Tanpa Makan Apapun

    Pengakuan Pilu Dokter di Gaza Tahan Lapar, Kerja Seharian Tanpa Makan Apapun

    Jakarta

    Gaza dilanda kelaparan akibat blokade yang dilakukan Israel. Banyak warga, termasuk tenaga medis yang kekurangan gizi hingga meninggal karena kelaparan.

    Hal ini juga dialami dokter dan para tenaga medis di Gaza. Akibat kelaparan, banyak tenaga medis yang lemah saat merawat pasien yang terluka atau kekurangan gizi di yang membanjiri rumah sakit yang hampir kolaps.

    Banyak tenaga kesehatan mengaku harus bertahan hidup tanpa makanan sambil terus melakukan prosedur penyelamatan di ruang operasi, bangsal gawat darurat, dan tempat penampungan yang kini berfungsi sebagai klinik darurat.

    “Mereka (tenaga medis) sangat kelelahan, bahkan beberapa pingsan di ruang operasi. Layanan medis akan terpengaruh karena staf kami tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi dalam menghadapi kelaparan ini,” tegas Direktur Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, Dr Mohammed Abu Selmia yang dikutip dari News18, Jumat (25/7/2025).

    Seorang dokter di al-Shifa yang tidak mau disebutkan namanya juga mengungkapkan kondisi terkini di Gaza. Banyak tenaga medis yang bekerja shift 24 jam tanpa makanan.

    “Hari ini saya bertugas 24 jam. Di rumah sakit, mereka seharusnya memberi kami nasi untuk setiap shift,” beber tenaga medis tersebut.

    “Tetapi, hari ini mereka memberitahu kami bahwa tidak ada (nasi). Rekan saya dan saya merawat 60 pasien bedah saraf, dan saat ini saya bahkan tidak bisa berdiri,” sambungnya.

    Seorang dokter umum yang menjadi sukarelawan di rumah sakit yang sama juga mengungkapkan keputusasaan itu. Ia belum makan apapun, bahkan keluarganya juga tidak punya apa-apa untuk dimakan.

    “Sepanjang hari, saya berpikir bagaimana saya bisa memberi mereka tepung atau lentil (sejenis kacang-kacangan), atau apapun untuk dimakan. Tetapi tidak ada apa-apa di pasar. Kami tidak bisa lagi berjalan dan tidak tahu harus berbuat apa,” terang dokter umum itu.

    Kondisi yang sama juga terjadi di Kompleks Medis Nasser. Seorang ahli bedah mengatakan kebanyakan pasien yang datang menunjukkan gejala kelaparan.

    Bahkan, ahli bedah tersebut belum makan apapun selama merawat para pasien. Ia juga mengaku mengalami gastroenteritis, yakni peradangan pada saluran pencernaan, khususnya lambung dan usus, yang biasanya disebabkan infeksi virus atau bakteri.

    “Saya tidak bisa makan selama dua hari karena saya takut gastroenteritis saya sendiri akan memburuk. Akibat tekanan darah saya yang rendah, saya harus berhenti saat menjalani operasi pada seorang gadis yang tertembak di perut,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • 9 Tanda yang Muncul di Tubuh Jika Kurang Minum Air Putih, Bisa Terlihat di Kulit

    9 Tanda yang Muncul di Tubuh Jika Kurang Minum Air Putih, Bisa Terlihat di Kulit

    Jakarta

    Sekitar 60 persen tubuh manusia terdiri dari air, yang menjaga fungsi organ, mengatur suhu tubuh, mendukung pencernaan, hingga melindungi sendi. Tanpa air, beberapa organ tubuh tidak akan bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

    Namun, orang-orang kerap tidak sadar bahwa ia mengalami dehidrasi ringan setiap hari. Kekurangan asupan air putih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

    Dikutip dari Times of India, berikut beberapa tanda seseorang yang mengalami kekurangan asupan air putih:

    1. Mulut Kering dan Bau Mulut

    Rasa kering atau lengket di mulut menjadi salah satu tanda awal dehidrasi. Air liur tidak hanya menjaga kelembapan mulut, tetapi juga membantu mengendalikan bakteri.

    Tanpa asupan air yang memadai, produksi air liur menurun, menciptakan lingkungan bagi bakteri penyebab bau mulut berkembang biak. Inilah yang menyebabkan bau mulut yang terus-menerus terjadi, terutama di pagi hari atau setelah berolahraga.

    2. Urine Berwarna Kuning Tua atau Berbau Menyengat

    Urine memberikan gambaran yang cepat dan akurat tentang tingkat hidrasi tubuh. Idealnya, urine berwarna kuning pucat atau hampir bening.

    Jika urine berwarna kuning tua, pekat, atau berbau menyengat, itu pertanda ginjal sedang menghemat air. Urine seperti ini merupakan tanda dehidrasi, terutama disertai dengan jarang buang air kecil.

    Dehidrasi kronis juga meningkatkan risiko batu ginjal dan infeksi saluran kemih.

    3. Sakit Kepala atau Pusing

    Ketika tubuh mengalami dehidrasi, itu menyebabkan penurunan volume darah dan mempengaruhi suplai oksigen ke otak dan menyebabkan sakit kepala atau migrain. Selain itu, dehidrasi juga dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit, yang mengakibatkan pusing atau sakit kepala ringan.

    Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Reviews pada 2010 menyimpulkan bahwa dehidrasi berkaitan erat dengan efek neurologis, termasuk sakit kepala dan gangguan kinerja kognitif.

    4. Kulit Kering atau Bersisik

    Beberapa orang mungkin berpikir kulit yang kering disebabkan oleh kosmetik atau cuaca. Ternyata, kondisi ini juga menjadi tanda internal kurangnya hidrasi.

    Air membantu menjaga elastisitas dan kehalusan kulit. Tanpa cukup air, kulit bisa menjadi kering, gatal, atau bersisik.

    British Journal of Dermatology menemukan bahwa hidrasi tubuh yang memadai dapat meningkatkan ketebalan dan fungsi pelindung kulit, serta mengurangi kekeringan yang terlihat.

    5. Sembelit

    Air berperan penting dalam pencernaan, yakni untuk membantu memindahkan limbah melalui usus. Saat mengalami dehidrasi, usus besar menyerap kelebihan air dari tinja untuk mengimbanginya, yang menyebabkan tinja menjadi keras, kering, dan sulit dikeluarkan.

    6. Kelelahan atau Suasana Hati yang Buruk

    Merasa lelah atau suasana hati yang buruk mungkin menjadi salah satu tanda dari dehidrasi. Kekurangan air mempengaruhi sirkulasi darah dan membantu jantung bekerja lebih keras untuk menyalurkan oksigen, serta nutrisi.

    7. Keinginan Kuat pada Makanan atau Minuman Manis

    Mengidam atau sangat ingin makanan dan minuman manis bisa jadi merupakan permintaan tubuh akan air. Saat dehidrasi, tubuh mengalami kesulitan memproduksi glikogen (energi yang tersimpan) dari hati, yang memicu keinginan untuk mendapatkan bahan bakar cepat, yang biasanya dari gula atau hal yang manis.

    Sebuah artikel tahun 2016 di jurnal Physiology & Behavior menunjukkan bahwa dehidrasi dapat memengaruhi perilaku makan dan sinyal metabolisme, yang menyebabkan peningkatan keinginan.

    8. Fokus yang Buruk atau Kabut Otak (Brain Fog)

    Otak hampir 75 persen terdiri dari air, dan perlu tetap terhidrasi agar berfungsi optimal. Bahkan, dehidrasi ringan dapat mengganggu fungsi kognitif, seperti daya ingat, fokus, dan kewaspadaan.

    Sebuah studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition (2011) menunjukkan dehidrasi ringan berdampak negatif pada daya ingat kerja, dan meningkatkan kecemasan serta kelelahan pada wanita muda yang sehat.

    9. Kram Otot atau Nyeri Sendi

    Air sangat penting untuk melumasi sendi dan mendukung fungsi otot. Saat mengalami dehidrasi, otot mungkin menjadi lebih rentan terhadap kram, kejang, atau kekakuan, terutama setelah berolahraga hingga cuaca panas.

    Harvard Health Publishing mencatat bahwa hidrasi yang tepat membantu menjaga keseimbangan elektrolit, yang mencegah kram dan mendukung kontraksi otot polos.

    Jika mengalami gejala-gejala ini, tubuh membutuhkan asupan air yang cukup. Pada orang dewasa, setidaknya harus mengonsumsi 2-3 liter (8-12 gelas) air setiap hari.

    Ada beberapa tips mudah agar tubuh dapat terhidrasi dengan baik, yakni:

    Minum segelas air putih di pagi hari.Atur pengingat telepon setiap beberapa jam.Gunakan botol air bertanda untuk melacak seberapa banyak asupan air.Beri rasa lemon, mint, atau mentimun pada air (infused water).Konsumsilah makanan yang kaya air, seperti melon, mentimun, semangka, jeruk, dan tomat.

    Halaman 2 dari 4

    (sao/kna)

  • Nestapa Bumil di Fakfak, Belasan Tahun Hanya Punya Satu Obgyn

    Nestapa Bumil di Fakfak, Belasan Tahun Hanya Punya Satu Obgyn

    Jakarta

    Kehamilan mestinya menjadi momen yang membahagiakan bagi para ibu hamil (bumil). Namun, bagi bumil di Kabupaten Fakfak, Papua Barat kenyataan yang dirasakan jauh dari kata nyaman. Selama belasan tahun, mereka hanya mendapatkan layanan dari satu dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn).

    Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Amira Ali Abdat, SpOG merupakan tenaga medis yang sudah mengabdi di Fakfak sejak tahun 2013. Dirinya mengatakan, bumil di Fakfak masih memiliki banyak tantangan terkait kehamilan dan persalinan.

    “Selama saya mengabdi sari 2013 sampai 2025 sebelum saya melakukan pendidikan, SpOG-nya cuman satu,” kata dr Amira secara daring dalam seminar nasional bersama Dewan Guru Besar (DGB) FKUI, di Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).

    “Fakfak adalah daerah kecil di Papua Barat. Dengan jumlah penduduk 90 ribu jiwa, dengan 17 distrik di dalamnya. Jumlah perempuan 40 ribu, dengan perempuan usia produktif 30 ribu,” sambungnya.

    dr Amira menambahkan dirinya membentuk tim yang berisikan bidan, mantri, dan dokter umum untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil seperti Fakfak, khususnya bagi perempuan yang sedang mengandung.

    “Butuh dana dan usaha yang luar biasa (bagi pasien) untuk menemukan pelayanan kesehatan yang optimal. Hasilnya mereka lebih memilih berdiam di rumah, sampai kita datang ke rumahnya,” kata dr Amira.

    Sejak perjuangannya bersama tim untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada para ibu hamil, angka operasi caesar di Fakfak, lanjut dr Amira mengalami penurunan.

    “Bersama para bidan, para kader, kami datang ke rumah pasien. Kami ajak bersama periksa, USG kami bawa dengan generator set (genset), karena menyalakan USG di beberapa tempat tidak ada listrik, jadi harus bawa minyak, solar, bensin,” katanya.

    “Medannya sulit, karena di sana banyak jalan-jalan (rawan) longsor. Ini saja saya bawa ambulance harus berusaha keras. Jalanan terjal, bebatuan, jurang di kanan kiri,” lanjutnya.

    dr Amira berharap pemerintah pusat untuk bisa memberikan perhatian khusus terkait pelayanan kesehatan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

    (dpy/kna)

  • BKKBN Bicara Alasan Wajah Warga +62 Kurang Glowing, Stres Kebanyakan Beban

    BKKBN Bicara Alasan Wajah Warga +62 Kurang Glowing, Stres Kebanyakan Beban

    Jakarta

    Ada alasan medis di balik warga negara Eropa kebanyakan lebih glowing dan charming ketimbang warga Indonesia. Hal ini disinggung Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Sekretaris Utama BKKBN Prof Budi Setiyono.

    Pria yang juga memiliki pengalaman di berbagai organisasi profesional termasuk UNDP dan UNFPA tersebut menyinggung pengaruh hormon stres atau kortisol pada penampilan wajah kebanyakan warga Indonesia.

    “Kenapa orang Eropa, atau warga negara di negara maju lebih banyak warga yang charming, glowing? Itu dipastikan mereka tidak ada kekhawatiran menghadapi disrupsi kehidupan,” sorot Prof Budi dalam diskusi bersama media di perjalanan menuju Ambarawa, Semarang, Jumat (25/11/2025).

    Berbanding terbalik dengan beban yang dihadapi warga Indonesia, banyak kekhawatiran terkait finansial dan keberlangsungan masa depan. Bahkan, untuk sekadar mencukupi kebutuhan dasar sehari-hari pun sulit.

    “Jadi sebenarnya tidak melulu karena DNA-nya, di kita pengaruhnya adalah hormon stres atau hormon kortisol, yang otomatis keluar dari tubuh saat menghadapi adanya ancaman, kelaparan, ketidakpastian, saat itulah hormon kortisol bergerak,” sorot dia.

    Semakin banyak hormon kortisol yang keluar, semakin besar berpengaruh pada penampilan. Sesederhana seperti melihat seseorang tengah stres, sakit, dan menghadapi beban masalah yang menumpuk.

    “Itu yang terjadi, wajah orang Indonesia sehari-hari dipenuhi dengan kortisol. Kalau kita ingin wajah kita berubah, maka kita harus mengikuti pola penjaminan hidup di atas garis kesejahteraan benar-benar terjamin,” kata dia.

    Itu pula yang disebutnya tengah diupayakan pemerintah dengan menyediakan program makan bergizi gratis, pengadaan koperasi merah putih, serta berdirinya sekolah rakyat. Meski menurutnya, belum banyak masyarakat yang benar-benar memahami program pemerintah tengah berjalan ke target tersebut.

    Prof Budi juga membandingkan tampilan wajah Korea Utara dan Korea Selatan. Meski etnik, bahasa, dan kulturnya sama, perbandingan wajah populasi umum kedua negara tersebut jelas berbeda, dengan mengesampingkan maraknya juga tren operasi plastik.

    “Lebih enak dilihat Korsel bukan karena oplas tapi Korsel itu secara hukum sudah terbebas dari kebutuhan dasar, Korea Utara belum, sehingga wajahnya berbeda,” tandasnya.

    Hal yang sama juga diklaim terjadi di masa Jerman Barat dan Timur saat dipisahkan oleh tembok Berlin. Penampilan orang Jerman timur sama seperti Korut, sementara Jerman barat seperti Korsel.

    “Jerman Barat cantik-cantik, Jerman Timur tidak, seperti kita, itu bukti keterjaminan, ketakutan, pemenuhan dasar itu berpengaruh kepada ada tidaknya hormon kortisol,” pungkasnya.

    Hal yang kemudian bisa dipelajari untuk merubah wajah penduduk Indonesia adalah jaminan hidup layak. Memperbaiki keturunan tidak selalu harus menikah dengan orang Eropa, tapi yang utama adalah memperbaiki kesejahteraan hidup atau setidaknya ansuransi hingga hari tua.

    Seluruh penduduk disebutnya perlu diupayakan mendapatkan penghasilan yang sesuai minimal dengan kebutuhan dasar, pendidikan dasar 12 tahun terpenuhi, dan hadirnya sertifikat kompetensi yang menjadi bekal ‘market’ pekerjaan banyak warga negara Indonesia.

    Belum lagi dengan persoalan prevalensi stunting yang perlu ditekan seminimal mungkin bahkan bila memungkinkan hingga zero case. Ia berharap ke depan 70 persen penduduk usia produktif Indonesia benar-benar memastikan kesehariannya produktif alias memiliki pekerjaan yang kemudian bisa ikut mengcover tanggungan 30 persen penduduk non-produktif di tengah aging population. Perhitungannya, pada 2045 sekitar 30 persen warga Indonesia berusia lansia.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Asah Otak! Contoh Soal Tes IQ Logika dan Cara Meningkatkan Kecerdasan

    Asah Otak! Contoh Soal Tes IQ Logika dan Cara Meningkatkan Kecerdasan

    Jakarta

    Tes IQ atau Intelligence Quotient telah lama digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tes ini dipercaya bisa mencerminkan tingkat kecerdasan hingga kemampuan memecahkan masalah.

    Tak heran jika banyak institusi pendidikan dan perusahaan memanfaatkan tes IQ sebagai proses seleksi dan evaluasi. Salah satu dari jenis dari tes IQ menguji kemampuan logika.

    Apa itu Tes IQ Logika?

    Dikutip dari laman AI Care, IQ diukur menggunakan serangkaian tes yang dirancang untuk berbagai aspek kecerdasan, termasuk pemahaman verbal, pemecahan masalah numerik, hingga keterampilan logika.

    Tes logika bertujuan untuk mengetahui cara menganalisis informasi dan menarik kemampuan logis. Biasanya, soal yang diberikan dalam tes berbentuk cerita. Oleh sebab itu, kemampuan membaca, mencerna, menganalisis, dan menarik kesimpulan logis sangat diperlukan dalam menjawab soal.

    Contoh Tes IQ Logika

    Dikutip dari buku 99,9% Lulus Tes Potensi Akademik Tes Kemampuan dan Potensi Akademik SBMPTN oleh Ir Polmas Sihombing, MM dan Adi Setiyawan, S. Si hingga buku Yuk, Cari Tahu IQ dan Kepribadianmu oleh Dwi Sunar Prasetyono berikut sejumlah contoh soal tes IQ logika.

    1. Ani dan Ana menyukai soto ayam Ana dan Ita suka makan sambal. Siapa yang kepedasan ketika makan soto ayam?

    A. Ani
    B. Ana
    C. Ita

    Jawaban: B

    2. Tomas berbadan tinggi, kekar dan berkulit hitam. Mana di antara pernyataan yang benar?

    A. Andi dan Beni tidak tinggi
    B. Andi dan Amir tidak kekar
    C. Amir dan Tomas berkulit hitam
    D. Amir dan Beni tidak tinggi

    Jawaban: C

    3. 70, 10, 80, 90, 4, 100, A. Berapa nilai A?

    A. 1
    B. 2
    C. 90
    D. 110
    E. 120

    Jawaban: A

    4. Suatu seri huruf terdiri dari c d f f h i k k m n. Huruf selanjutnya adalah

    A. o
    B. p
    C. q
    D. r
    E. s

    Jawaban: B

    5. Seorang tukang baru memasang tegel yang panjangnya 6 dm dan lebarnya 40 cm pada sebuah bidang datar. Jumlah tegel yang dipasangnya sebanyak 600. Berapa luas bidang tersebut?

    A. 244 m2
    B. 240 m2
    C. 144 m2
    D. 124 m2

    Jawaban: C

    6. Semua sepeda motor mempunyai lampu. Sebagian lampu adalah lampu merah. Kesimpulannya?

    A. Lampu merah merupakan bagian perlengkapan semua sepeda motor
    B. Tidak semua lampu sepeda motor berwarna merah
    C. Sebagian sepeda motor memiliki lampu berwarna merah
    D. Tidak ada sepeda motor yang berlampu selain merah

    Jawaban: C

    7. Ani lebih cermat dari Toni, tapi dia lebih ceroboh dari Beni. Bardi lebih cermat dari Beni. Kesimpulannya:

    A. Beni secermat Toni
    B. Ani lebih cermat daripada Bardi
    C. Bardi lebih cermat daripada Beni
    D. Toni lebih ceroboh dari Beni

    Jawaban: C

    8. Anak perempuan yang masih kecil selalu dibelikan boneka oleh ayahnya. Farah adalah anak perempuan yang banyak memiliki boneka. Kakak dan adik Farah yang suka boneka. Kesimpulannya:

    A. Kakak dan adik Farah adalah laki-laki
    B. Kakak Andi jarang dibelikan boneka oleh ayahnya
    C. Farah adalah anak yang paling disayang ayahnya
    D. Tidak ada kesimpulan yang benar

    Jawaban: D

    9. Semua mobil dilengkapi spion. Sebagian mobil berwarna merah. Jadi ….

    A. Sebagian mobil tidak berwarna merah dan tidak dilengkapi spion
    B. Sebagian mobil berwarna merah dan tidak dilengkapi spion
    C. Semua mobil berwarna merah dan tidak dilengkapi spion
    D. Semua mobil berwarna merah dilengkapi spion
    E. Semua mobil tidak berwarna merah dan dilengkapi spion

    Jawaban: D

    10. Jika pernyataan “Semua perawat adalah perempuan” salah, maka pernyataan yang benar adalah

    A. Sebagian perawat adalah bukan perempuan
    B. Tidak ada perawat yang bukan perempuan
    C. Sebagian perawat adalah perempuan
    D. Sebagian perempuan adalah bukan perawat
    E. Tidak dapat ditarik kesimpulan

    Jawaban: A

    Cara Meningkatkan Kecerdasan

    Dikutip dari laman Healthline, berikut beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan.

    1. Olahraga secara Teratur

    Tetap aktif secara fisik merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan fungsi otak. Menurut penelitian tahun 2018, olahraga ringan meningkatkan aktivitas di hipokampus, yang berperan dalam memori. Selain itu, olahraga ringan juga meningkatkan koneksi antara hipokampus dan area otak lain yang mengatur memori.

    2. Tidur yang Cukup

    Tidur juga penting untuk mendukung fungsi kogniif yang optimal. Saat tidur, otak mengkonsolidasikan ingatan yang tubuh ciptakan setiap hari. Tidur juga meningkatkan kemampuan otak untuk mempelajari informasi baru saat bangun.

    Menurut studi tahun 2019, kurang tidur ringan pun bisa berdampak negatif pada memori kerja.

    3. Meditasi

    Cara selanjutnya untuk menjadi lebih pintar adalah dengan berlatih meditasi. Sebuah studi mengungkapkan, meditasi dikaitkan dengan fungsi eksekutif dan memori kerja yang lebih baik. Efek ini diamati hanya setelah empat hari meditasi.

    4. Makan Makanan yang Kaya Nutrisi

    Mengonsumsi makanan kaya nutrisi juga bisa mendukung fungsi otak. Contohnya yaitu makanan yang kaya asam lemak omega 3 seperti ikan berlemak, flavonoid seperti buah beri, kacang kedelai, dan biji-bijian, serta vitamin K yang ditemukan dalam kubis, bayam, dan sawi.

    5. Membaca

    Penelitian menunjukkan bahwa membaca juga bisa membantu meningkatkan kecerdasan. Menurut tinjauan pada tahun 2015, membaca merangsang setiap bagian otak, bersama dengan koneksi saraf di antara keduanya.

    6. Terus Belajar

    Jika ingin meningkatkan kecerdasan, usahakan untuk terus belajar seumur hidup. Penelitian tahun 2018 menunjukkan, durasi pendidikan yang lebih panjang berkaitan dengan kecerdasan yang lebih tinggi.

    (elk/kna)