Jenis Media: Kesehatan

  • Dokter Ceritakan Ngerinya Kondisi Warga Termasuk Anak-anak di Gaza yang Kelaparan

    Dokter Ceritakan Ngerinya Kondisi Warga Termasuk Anak-anak di Gaza yang Kelaparan

    Jakarta

    Gaza saat ini tengah dilanda musibah kelaparan. Seorang dokter di wilayah tersebut itu menyampaikan seberapa ngerinya kondisi warga akibat kelaparan.

    Wakil koordinator medis untuk Medecins Sans Frontieres (Dokter Lintas Batas), Dr Mohammed Abu Mughaisib, mengungkapkan kondisi mengerikan tentang bagaimana kelaparan melumpuhkan tubuh manusia, mulai dari rasa lapar awal hingga kerusakan organ-organ vital.

    “Dalam enam hingga 24 jam pertama tanpa makanan, tubuh mulai membakar cadangan glikogennya. Ini adalah gula tersimpan yang berfungsi sebagai bahan bakar darurat,” jelas Dr Abu Mughaisib yang dikutip dari NDTV World, Senin (28/7/2025).

    Pada hari pertama hingga ketiga, setelah glikogen habis, tubuh beralih menggunakan lemak. Tubuh mengubahnya menjadi keton untuk menjaga otak tetap berfungsi.

    Pada titik ini, tubuh memasuki kondisi mode bertahan hidup sepenuhnya.

    Dari dua hingga lima hari, dampaknya menjadi semakin parah. Tubuh mulai memecah jaringan ototnya sendiri, termasuk organ-organ vital, seperti jantung, agar bisa tetap hidup.

    “Tubuh mengorbankan jaringannya sendiri hanya untuk bertahan hidup. Saat itulah anak-anak berhenti menangis,” tambah Dr Abu Mughaisib.

    Tak hanya menggambarkan anak-anak dan warga yang kelaparan, Dr Abu Mughaisib juga mengalaminya sendiri.

    “Selama beberapa bulan terakhir, saya bertahan hidup dengan satu kali makan sehari. Dan dalam beberapa hari terakhir, saya bahkan hanya makan satu kali setiap dua hari,” terang Dr Abu Mughaisib.

    “Bukan karena saya tidak mampu, tetapi karena tidak ada yang bisa dibeli. Pasar benar-benar kosong,” sambungnya.

    Laporan terbaru merinci bagaimana tenaga kesehatan kolaps karena kelaparan saat mengangkut pasien. Pengemudi ambulans kelaparan, hingga anak-anak banyak yang sekarat.

    Dr Abu Mughaisib mengatakan tim medis diharapkan bisa menyelamatkan nyawa warga Gaza. Namun, nyawa mereka sendiri juga perlahan-lahan dilahap kelaparan.

    “Ini bukan hanya tentang kelaparan, tetapi tentang penghancuran perlahan kehidupan, kemampuan, dan kemanusiaan. Ini harus dihentikan, menggunakan makanan, air, dan bantuan sebagai senjata di dunia ini, sama sekali tidak dapat diterima,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Pengakuan Pria di Korsel Ramai-ramai Operasi Mr P demi Kepuasan Seksual

    Pengakuan Pria di Korsel Ramai-ramai Operasi Mr P demi Kepuasan Seksual

    Jakarta

    Minat warga untuk melakukan operasi pembesaran Mr P alias penis semakin meningkat di Korea Selatan (Korsel). Dari teknik ‘sunflower’ hingga transfer lemak atau fat grafting banyak dilakukan.

    Prosedur ini semakin diminati pria demi meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan seksual. Masih banyak yang melakukannya meski para ahli telah mengingatkan risiko medis yang bisa terjadi dari prosedur tersebut.

    Salah satu prosedur yang cukup populer di Korsel adalah operasi ‘sunflower’ atau ‘T-Ring Surgery’. Itu merupakan prosedur pemasangan implan silikon berbentuk manik-manik atau cincin di bawah kulit kepala penis.

    Hal ini bertujuan untuk menambah ketebalan dan merangsang dinding vagina saat berhubungan intim.

    Pembesaran penis tetap menjadi salah satu operasi seksual paling umum dilakukan pria di Korea saat ini. Bagi banyak orang, ukuran memang penting.

    Pria sering kali mengalami tekanan sosial, baik eksplisit maupun implisit, yang menunjukkan ukuran penis kecil itu memalukan. Sehingga sering kali menjadi ukuran penis sebagai bahan humor atau lelucon.

    Mungkin dari latar belakang ini yang membuat para pria di Korsel banyak yang menjalani prosedur pembesaran penis ini.

    Lim, seorang wanita pekerja kantoran yang berusia 30 tahun merasa terkejut setelah tahu pacarnya menjalaninya. Pacarnya melakukan operasi pemasangan implan silikon berbentuk manik-manik atau cincin di bawa kulit kepala penis, yang membuat penis menjadi bentuk seperti bunga matahari.

    “Saya terkejut, tetapi itu kejutan yang menyenangkan. (Menurutnya) kejutan yang positif,” tutur Lim yang dikutip dari Korea Herald, Senin (28/7/2025).

    Operasi ini digunakan terutama untuk meningkatkan ketebalan dan kenikmatan seksual, dengan membiarkan implan bergesekan dengan dinding vagina saat bercinta. Menurut Lim, itu memberikan sensasi orgasme yang intens.

    Seorang pria di sana bermarga Ha juga menjalani prosedur semacam itu. Pekerja kantoran berusia 35 tahun itu menjalani operasi pembesaran penis.

    “Saya menjalani operasi pembesaran penis, dan saya adalah mantan bintara tentara. Sebagian besar rekan, junior, dan senior di unit saya juga melakukannya,” terang Ha.

    Ha menjalani operasi pembesaran penis sekitar 10 tahun yang lalu. Harga untuk prosedur dasar mulai dari sekitar 500 ribu won atau sekitar 5,9 juta rupiah, dengan fitur tambahan yang lebih mahal dan merasa puas dengan hasilnya.

    Meski puas, Ha sesekali merasakan ketidaknyamanan seperti ada benda asing yang ‘bersarang’ di dalam penis.

    Pria lainnya yang melakukan operasi pembesaran penis adalah seorang mahasiswa berusia 25 tahun dengan nama samaran Kim Min-jae. Ia melakukannya di sebuah klinik urologi di Gangnam, Seoul, tahun 2024.

    Kim menjelaskan alasannya untuk operasi tersebut. Hal ini berawal dari pengalaman pribadi yang menyakitkan.

    “Saya kebetulan melihat percakapan DM Instagram beberapa tahun lalu, antara pacar saya saat itu dengan temannya. Mereka membahas pengalaman seksual dengan pasangannya,” beber Kim.

    “Dia (pacarnya saat itu) menyebut bahwa penis saya jauh lebih kecil daripada milik pacar-pacarnya sebelumnya. Dia tidak bisa merasakan banyak kenikmatan dengan saya. Melihat itu, membuat saya hancur dan depresi,” lanjutnya.

    Saat itu, Kim mengukur penisnya dan menemukan meski ukuran panjang penisnya mencapai rata-rata, lingkar penisnya sekitar 1 cm lebih kecil dari kebanyakan orang.

    Kesadaran ini yang mendorong Kim untuk melakukan operasi. Ia memilih prosedur ‘cangkok lemak’ atau faloplastia transfer lemak, yang melibatkan pengambilan lemak dari area seperti paha bagian dalam atau perut, memurnikannya, memindahkannya ke dalam jarum suntik, dan menyuntikkannya secara merata ke batang penis untuk menambah lingkar penis.

    “Setelah operasi, lingkar penis saya bertambah 1,5 hingg 2 cm. Dan setelah enam bulan, ukurannya stabil sekitar 1 cm lebih besar,” kata Kim.

    “Meskipun rasa sakit terasa saat bangun dari anestesi, saya merasa jauh lebih percaya diri sejak saat itu,” sambungnya.

    Kata Dokter soal Operasi Pembesaran Penis

    Seorang spesialis urologi, Dr Lee Haeng-nam, mengatakan menggunakan lemak tubuh sendiri untuk pembesaran penis dapat menghindari risiko alergi. Sehingga, mengurangi kemungkinan komplikasi.

    “Berkat keuntungan ini, empat dari lima pasien yang menjalani operasi pembesaran penis, tanpa memandang usia, memilih prosedur ini dan memberikan tingkat kepuasan yang tinggi,” jelas Dr Lee.

    Manfaat prosedur ini juga didukung oleh sebuah studi yang dipublikasikan dalam Aesthetic Plastic Surgery pada September 2011. Mereka melaporkan tingkat kepuasan pasien secara keseluruhan sebesar 92 persen dan tingkat kepuasan terkait bentuk penis sebesar 90 persen.

    Menurut Dr Lee, studi tersebut menemukan peningkatan rata-rata lingkar penis sebesar 2,3 cm pascaoperasi. Ia juga mencatat bahwa meskipun prosedur ini bermanfaat bagi masyarakat umum, individu dengan penis kecil alami atau kondisi mikropenis mungkin menemukan tingkat kepuasan yang sangat tinggi.

    Dr Lee mengungkapkan rata-rata lingkar penis pria Korea adalah antara 6 hingga 7 cm saat lembek. Tetapi, 25 persen pria Korea memiliki mikropenis, kurang dari 4 cm, atau mengalami ketidakpuasan, yang dikenal sebagai kompleks mikropenis.

    Efek Samping yang Parah

    Namun, prosedur ini dilaporkan tidak efektif atau memiliki efek samping parah. Asosiasi Urologi Amerika memperingatkan bahwa sebagian besar teknik pembesaran penis tidak efektif dan berisiko, dengan menyebutkan komplikasi seperti yang baru-baru ini dilaporkan di forum daring DC Gallery.

    Hal ini berisi tentang pengalaman menjalani pembesaran penis dengan pengganti dermal di Korea. Orang tersebut menceritakan bagaimana ia menahan rasa sakit yang hebat.

    Ia juga mengeluarkan biaya sebesar 4-5 juta won atau 47-59 juta rupiah untuk prosedur tersebut. Tetapi, ia mengalami peradangan yang akhirnya mengharuskan pengangkatan pengganti dermal.

    “Sebelum operasi, panjang penis saya saat lembek adalah 5 cm dan saat ereksi 11 cm, dengan lingkar penis 10 cm. Setelah operasi, panjang penis saya saat lembek hanya bertambah sedikit, tetapi saya merasakan sakit yang tak tertahankan,” ujar orang yang tidak mau disebutkan namanya itu.

    “Ingatlah, bahwa kepuasan setiap individu sangat bervariasi, pikirkan baik-baik sebelum memutuskannya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Dokter Ceritakan Ngerinya Kondisi Warga Termasuk Anak-anak di Gaza yang Kelaparan

    Potret Pilu Bayi di Gaza Meninggal karena Malnutrisi

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Senin, 28 Jul 2025 19:30 WIB

    Gaza – Bayi di Gaza meninggal akibat malnutrisi di tengah kelaparan. Krisis kemanusiaan terus memburuk seiring terbatasnya akses bantuan.

  • Tren 1 Anak Makin Populer? Ini Kata Pasangan Muda RI yang Ogah Nambah Anak

    Tren 1 Anak Makin Populer? Ini Kata Pasangan Muda RI yang Ogah Nambah Anak

    Jakarta

    Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menyoroti pentingnya pendekatan yang berbeda di setiap daerah, menyikapi tren total fertility rate (TFR) atau jumlah anak rata-rata yang dilahirkan wanita. Meski secara nasional angkanya relatif ideal di 2,1, nyatanya TFR beberapa daerah mengalami tren penurunan.

    Contohnya, di Yogyakarta, angka TFR sudah menyentuh 1,6 hingga 1,8. Di wilayah seperti ini, pendekatan keluarga berencana (KB) tidak boleh lagi difokuskan pada pembatasan jumlah anak, melainkan pada peningkatan kualitas dan pengaturan jarak kelahiran.

    Sebaliknya, di wilayah seperti NTT, angka TFR masih di atas 2,5 bahkan bisa mencapai 4,5. Di daerah ini, pendekatan KB yang lebih aktif dan menyasar peningkatan kesadaran kontrasepsi masih relevan.

    “Masalahnya bukan hanya berapa anak, tapi juga jarak kelahiran yang terlalu pendek dan kesiapan keluarga dalam membesarkan anak. Jadi pendekatannya harus kontekstual,” beber Boni di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2025).

    Kekhawatiran berikutnya adalah Indonesia ikut mengalami depopulasi seperti yang sudah terjadi di Jepang hingga Korea Selatan. Bila TFR terus menurun, hal semacam itu bisa saja terjadi.

    Ia menekankan dalam hal ini, Indonesia harus belajar dari negara-negara yang terlambat menyadari penurunan populasi dan kini menghadapi krisis angkatan kerja dan tekanan fiskal yang berat.

    “Kalau kita bisa menjaga TFR tetap di angka 2,1 sambil memastikan kualitas hidup terus naik dan persebaran penduduk merata, maka kita bisa menghindari jebakan depopulasi,” lanjutnya.

    “Lebih banyak yang di atas ya, lansia, tapi yang di bawah usia anak dan produktif semakin sedikit. Akhirnya menjadi populasi piramida terbalik,” katanya.

    Dampaknya, beban ekonomi menjadi lebih berat lantaran pekerja produktif semakin sedikit. Bukan tidak mungkin, hal yang terjadi ke depan adalah pencarian tenaga asing tentu meningkat.

    Demi menjaga stabilitas TFR di angka 2,11 Boni mengungkapkan perlu dilakukan upaya yang mendukung agar perekonomian para ayah dan ibu itu menjadi baik.

    “Supportnya dalam bentuk apa? Pekerjaan yang tidak lagi informal tapi formal, skema penggajian diatur. Jadi, mengarahnya kepada kepastian ekonomi,” kata Boni.

    Usia Muda Banyak Memilih Punya 1 Anak

    Tidak sedikit yang memilih untuk childfree maupun membatasi hanya memiliki satu anak saat sudah menikah. Bukan tanpa sebab, lagi-lagi pemicunya adalah ketidakpastian ekonomi.

    Hal ini yang juga dialami Annisa, wanita yang akrab disapa Sasa. Meski baru mengandung anak pertama, ia tak berpikir untuk memiliki anak lagi di kemudian hari.

    Ia memutuskan untuk fokus merawat satu anak, karena kebutuhan ekonomi dan biaya sekolah yang dinilai semakin tinggi. “Untuk merawat satu anak sekarang untuk masuk sekolah uang pangkalnya saja minimal banget Rp 30-50 juta, belum keperluan lain,” tuturnya, kepada detikcom Senin (28/7/2025).

    Sasa merasa keputusannya relatif bijak lantaran menyadari betul kesanggupan dirinya dan pasangan.

    Dihubungi terpisah, Citra Astari, pegawai swasta di Sukabumi yang menikah dengan dokter spesialis obgyn, juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, beban finansial menjadi tantangan utama dalam membesarkan anak, meskipun bukan menjadi masalah satu-satunya.

    Ia dan suami memilih untuk terus fokus membesarkan anak yang kini sudah memasuki usia 7 tahun. “Kami juga merasa hanya punya fokus dan waktu yang cukup untuk satu anak,” bebernya.

    “Dari segi finansial, mental, dan kesiapan mendampingi, mudah-mudahan hingga hari tua,” lanjut dia.

    Menyoal hal semacam ini, Boni sebelumnya juga menilai perlu ada dukungan biaya sekolah yang terjangkau serta jaminan kesehatan memadai untuk setiap keluarga. Kemendukbangga/BKKBN juga sudah menghadirkan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), yang menjadi program yang layanan pengasuhan anak usia dini yang berkualitas, terutama bagi orangtua yang bekerja.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Geger Penembakan Massal di Bangkok Tewaskan 5 Orang, Inikah Motifnya?

    Geger Penembakan Massal di Bangkok Tewaskan 5 Orang, Inikah Motifnya?

    Jakarta

    Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, tetapi belakangan semakin kerap dilaporkan. Pada Senin (28/7/205), seorang pria bersenjata menewaskan lima petugas keamanan dan melukai satu orang lainnya dalam penembakan massal di sebuah pasar makanan segar populer ibu kota Thailand.

    Tersangka melepaskan tembakan dengan senjata jenis pistol di Pasar Or Tor Kor di distrik Bang Sue, Bangkok, pukul 12.31 siang waktu setempat, menurut kepolisian Thailand, sebelum akhirnya tersangka juga bunuh diri.

    “Polisi sedang menyelidiki motifnya. Sejauh ini, ini adalah penembakan massal,” kata Wakil Kepala Polisi Bang Sue, Worapat Sukthai, kepada AFP.

    Dikutip dari Wion, Thailand juga memiliki sejarah penembakan massal dan seringkali melibatkan penyerang tunggal. Dalam beberapa dekade terakhir, Thailand telah menyaksikan beberapa serangan mematikan terkenal oleh pelaku tunggal.

    Insiden tersebut sebagian besar melibatkan senjata api, pisau. Pemerintah Thailand telah melakukan diskusi panjang mengapa beberapa orang memutuskan untuk melakukan kekerasan seperti itu di negara yang dikenal ‘happy place’ atau tempat yang bebas dengan kesenangan.

    Pada 2000-an, setidaknya 30 insiden kekerasan massal dilaporkan, seringkali melibatkan pemberontak, penjahat, dan teroris. Pada 2010-an, lebih dari dua lusin penembakan, pengeboman, dan serangan bersenjata dilaporkan, seringkali melibatkan banyak pelaku yang berafiliasi dengan kelompok teror atau pemberontak, atau kejahatan terorganisir.

    Namun, serangan tunggal untuk perampokan atau yang dikaitkan dengan masalah kesehatan mental mulai bermunculan pada 2020-an.

    Kaitan Motif dengan Narkoba-Kesehatan Mental

    Ketersediaan senjata, penggunaan narkoba, dan masalah kesehatan mental diyakini menjadi faktor-faktor di balik kasus tersebut.

    Negara ini memiliki kepemilikan senjata sipil tertinggi di Asia Tenggara, diperkirakan sekitar 15 senjata per 100 orang. Meskipun undang-undangnya ketat, penegakan hukumnya tidak konsisten. Senjata api ilegal diselundupkan ke Thailand dari zona konflik di negara-negara tetangga.

    Penyalahgunaan narkoba metamfetamin terus meningkat. Baik pelaku penyerangan yang terjadi sebelumnya di 2020 maupun 2022 memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba. Kedekatan Thailand dengan kawasan perdagangan narkoba yang dikenal sebagai ‘Segitiga Emas’ berkontribusi terhadap meluasnya perdagangan, penggunaan, dan kecanduan narkoba.

    Investigasi telah mengungkapkan sebagian besar pelaku penyerangan memiliki keluhan pribadi, seperti ketidakharmonisan rumah tangga, konflik di tempat kerja, dan kondisi kesehatan mental. Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan mental di Thailand merupakan masalah yang terus berulang.

    Pemerintah dan masyarakat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Thailand.
    Serangan-serangan baru-baru ini telah menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap pengendalian senjata api. Masyarakat telah menuntut peningkatan fasilitas perawatan kesehatan mental. Reformasi kepemilikan senjata api dan penegakan hukum narkoba merupakan area perhatian utama.

    (naf/kna)

  • Eks Pejabat WHO Beberkan Ciri-ciri Suara Parau karena COVID-19 Stratus

    Eks Pejabat WHO Beberkan Ciri-ciri Suara Parau karena COVID-19 Stratus

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menyebut varian XFG atau yang belakangan dikenal Stratus sudah mendominasi setidaknya 75 persen dari total kasus COVID-19 di Indonesia pada Mei 2025. Bahkan meningkat menjadi 100 persen di Juni 2025.

    Meski sudah dominan, sejauh ini kasus yang bergejala berat atau membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dan ICU relatif tetap rendah. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan laporan tersebut menandakan COVID-19 memang belum sepenuhnya lenyap.

    “Dengan itu, maka kita harus terima kenyataan bahwa dari waktu ke waktu akan ada saja laporan varian atau sub varian baru dari SARS-COV-2, baru2 ini ada Nimbus dan sekarang ada Stratus,” beber Prof Tjandra, yang juga seorang profesor pulmonologi, saat dihubungi detikcom Senin (28/7/2025).

    Sebagai catatan, stratus sebenarnya masuk ke dalam varian yang dipantau WHO atau variant under monitoring (VUM) sejak 25 Juni 2025. Sama seperti COVID-19 varian Nimbus yang ditetapkan masuk kategori tersebut di 23 Mei.

    “XFG atau Stratus dan juga nimbus adalah subvarian dari Omicron. Saat ini di dunia memang Nimbus yang dominan di dunia, tetapi Stratus juga makin banyak dan bukan tidak mungkin akan jadi paling banyak di dunia juga. Karena itu tidaklah heran kalau sekarang ada laporan bahwa Stratus jadi yang dominan di Indonesia,” lanjutnya.

    Meski gejala khas varian Stratus sulit dikenali, Prof Tjandra mewanti-wanti beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

    “Gejala Stratus adalah suara parau, atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice,” tutur dia.

    Sejumlah pasien di Inggris bahkan mengaitkan keluhan tersebut dengan nyeri tak tertahankan seperti terkena benda tajam di bagian leher. Meski begitu, tidak semua gejala tersebut selalu berkaitan dengan infeksi COVID-19 varian Stratus.

    Untuk benar-benar memastikannya, tetap diperlukan tes atau pemeriksaan COVID-19 melalui rapid test maupun PCR.

    “Stratus atau XFG merupakan rekombinasi dari LF.7 dan LP.8.1.2. XFG juga punya empat mutasi. Secara keseluruhan hal ini dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan kasus serta kemungkinan melemahnya proteksi,” sorot dia.

    “Walau sejauh ini vaksin COVID-19 yang sekarang masih dapat digunakan, khususnya untuk yang simtomatik dan kasus yang berat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • 10 Tes Otak Sederhana untuk Mengukur Kecerdasan dan Konsentrasi

    10 Tes Otak Sederhana untuk Mengukur Kecerdasan dan Konsentrasi

    Jakarta

    Pernah mencoba mengerjakan tes asah otak dan merasa tertantang dengan soal-soalnya? Tes otak bisa menjadi salah satu cara menarik dan menyenangkan untuk mengukur daya pikir seseorang.

    Dengan berbagai bentuk soal yang unik, tes otak bisa menjadi sarana untuk melatih ketajaman pikiran. Coba jawab beberapa soal tes otak berikut ini.

    Contoh Tes Otak

    1. 1+7 (4-2)=??

    2. Ayahku menginjak piring di situ. Ada berapa huruf i dalam kata itu?

    3. Perhatikan soal berikut:

    2+2=6
    3+3=9
    4+4=12
    5+5=?

    4. Sekarang pukul 10.40 WIB. Berarti 135 menit lalu adalah pukul…
    5. Perhatikan gambar berikut ini.

    Dapatkah kalian menemukan dia dalam waktu 5 detik? Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    Ini adalah gambar sekumpulan burung flamingo. Namun, di antara burung-burung berwarna merah muda ini, ada seorang gadis yang bersembunyi. Apakah kamu bisa menemukannya dalam waktu lima detik?

    6. Hitung ada berapa banyak korek api di atas meja berikut ini. Jangan terkecoh dengan pantulan gambarnya.

    Hitung ada berapa batang korek api di meja tersebut. Tapi awas jangan terkecoh dengan pantulan gambarnya. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    7. Hubungkan semua lingkaran dengan 3 garis

    Coba hubungkan keempat lingkaran tersebut hanya dengan tiga garis lurus tanpa mengangkat tangan kalian. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    8. Temukan angka yang berbeda

    Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza

    9. 12, 24, 22, 21, 84, …,… Berapakah angka selanjutnya?

    10. Hitung soal matematika dengan gambar buah-buahan berikut ini

    Tes Otak Super Mudah, Jadi Susah kalau Sambil Bayangin Es Buah Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    Jawaban Tes Otak

    Berikut jawaban dari tes otak. Apakah jawabanmu benar?

    1. 16
    2. Satu, dalam kata “itu” hanya ada satu i
    3. 15, karena
    2+2=6
    3+3=9
    4+4=12
    maka, 5+5+5+5=15
    4. 135 menit yang lalu adalah pukul 08.25 WIB
    5. Ternyata dia bersembunyi di sini

    Ternyata gadis itu berada di sini. Warnanya yang merah muda dan kuning pasti membuat banyak orang terkecoh. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    6. Ada delapan korek api

    Jawabannya ada 8 batang korek api. Coba lihat pada gambar ini. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    7. Buat segitiga seperti ini untuk menghubungkan semua lingkaran

    Ternyata jawabannya begini. Betul nggak jawaban kalian? Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    8. Ada angka 7 di antara angka 2

    Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza

    9. Angka selanjutnya adalah 18 dan 664.

    Tes Otak Menuju Waktu Buka, Gula Darah Masih Aman? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    10. Jadi nanas, ditambah kiwi, dan nanas adalah 42.

    Tes Otak Super Mudah, Jadi Susah kalau Sambil Bayangin Es Buah Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    Halaman 2 dari 4

    (elk/up)

  • Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Jakarta

    Sengatan tawon mengandung racun yang masuk ke tubuh manusia saat hewan ini menyengat. Sengatan tersebut biasanya memicu rasa sakit dan iritasi yang cukup signifikan.

    Gejala umum yang muncul meliputi rasa sakit tajam, sensasi terbakar, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan rasa gatal. Meskipun tampak ringan, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.

    Sengatan tawon dan lebah memang menunjukkan gejala yang mirip, namun ada perbedaan penting di antara keduanya. Lebah hanya bisa menyengat sekali, karena sengatnya akan tertinggal di kulit dan menyebabkan lebah mati. Sebaliknya, tawon dapat menyengat berkali-kali, karena sengatnya tidak tertinggal dan tetap utuh.

    Pada umumnya, sengatan tawon atau lebah bisa diatasi secara mandiri di rumah, terutama jika gejalanya ringan. Namun, bagi orang yang memiliki reaksi alergi terhadap sengatan serangga, kondisi ini bisa berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.

    Obat Alami untuk Atasi Sengatan Tawon

    Beberapa jenis pengobatan alami mungkin tidak sepenuhnya didukung bukti ilmiah, tapi metode ini diwariskan secara turun-menurun dan masih digunakan hingga saat ini.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa pengobatan alami yang bisa dilakukan.

    1. Madu

    Sebuah tinjauan riset tahun 2021 melaporkan madu kelas medis, seperti madu Manuka, terbukti dapat menurunkan peradangan dan memiliki sifat antimikroba yang kuat. Artinya, madu ini dapat melawan bakteri dan jamur. Belum jelas apakah madu biasa memiliki efek serupa.

    Madu juga diyakini melepaskan oksigen ke dalam luka untuk membantu proses penyembuhan dan membersihkan jaringan mati. Cara penggunaannya tinggal oleskan sedikit madu ke kulit yang tersengat, tutup dengan perban longgar, dan biarkan selama satu jam.

    2. Bawang Putih

    Bawang putih dipercaya membantu meredakan rasa sakit dan pembengkakan akibat sengatan tawon. Cara menggunakannya, cukup hancurkan satu siung bawang putih, lalu oleskan sarinya langsung ke area tersengat.

    Bawang putih disebut memiliki efek anti-inflamasi yang baik untuk meredakan gigitan tawon.

    3. Baking soda

    Pasta dari baking soda dan air bisa membantu mengatasi gigitan dan sengatan serangga. Baking soda diyakini dapat menetralkan racun tawon dan lebah, sehingga mengurangi rasa gatal dan pembengkakan.

    Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) menyebut pasta baking soda bisa digunakan untuk mengatasi sengatan tawon, lebah, dan bahkan gigitan nyamuk. Cara membuatnya dengan mencampurkan satu sendok teh air dengan baking soda secukupnya, untuk membentuk pasta kental.

    Oleskan pasta ke area sengatan, diamkan selama 10 menit, lalu bilas dengan air sampai bersih.

    4. Cuka apel

    Cuka sari apel digunakan untuk berbagai tujuan kesehatan. Beberapa di antaranya seperti perawatan kulit hingga membantu mengatur kadar gula darah. Meskipun belum semua manfaatnya terbukti, cuka apel diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu di laboratorium.

    Cara menggunakannya, rendam area sengatan dalam larutan cuka apel yang telah diencerkan selama beberapa menit. Cara lain bisa dengan membasahi kain atau perban dengan cuka lalu tempelkan ke area sengatan. Hentikan pemakaian jika menimbulkan iritasi.

    5. Lidah buaya

    Beberapa bahan alami seperti lidah buaya (aloe vera) terkenal dapat membantu penyembuhan luka dan meredakan gejala sengatan lebah. Lidah buaya sering digunakan untuk menenangkan kulit yang iritasi.

    Caranya, patahkan salah satu lidah buaya, lalu oleskan secara langsung gelnya ke area yang tersengat.

    6. Bunduk dukun

    Tanaman bunduk dukun, bunduk poyang, atau witch hazel (hamamelis) adalah astringent atau zat yang memicu kontraksi untuk mengurangi perdarahan ringan dan antiseptik alami. Bunduk dukun merupakan semak daun atau pohon kecil yang tumbuh setinggi 3-7,5 meter. Daunnya tersusun berselang-seling, lonjong, dengan panjang sampai 15 cm, lebar 2,5-10 cm, dengan tepi licin atau bergelombang.

    Ini adalah salah satu obat alami yang bisa digunakan untuk berbagai jenis gigitan atau sengatan serangga. Penggunaan bunduk dukun dianggap mencegah infeksi, mengurangi bengkak, dan nyeri.

    7. Es batu

    Es batu adalah salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama sengatan tawon atau lebah. Setelah sengat sudah dikeluarkan dari kulit, kompres area kulit itu dengan es selama 20 menit dan ulangi tiap satu jam sesuai kebutuhan.

    Caranya, bungkus es dengan handuk atau beri kain antara es dan kulit agar tidak mengalami radang dingin.

    (avk/suc)

  • COVID-19 Stratus Dominan di RI, Masih Mempan Dilawan Vaksin? Ini Kata Kemenkes

    COVID-19 Stratus Dominan di RI, Masih Mempan Dilawan Vaksin? Ini Kata Kemenkes

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI melaporkan varian baru COVID-19 bernama XFG atau dikenal Stratus, kini menjadi varian dominan di Indonesia. Pada Mei 2025, varian Stratus tercatat menyumbang 75 persen kasus COVID-19 di Tanah Air. Angka ini meningkat drastis hingga mencapai 100 persen pada Juni. Varian XEN juga sempat terdeteksi dengan kontribusi sebesar 25 persen pada Mei.

    Meski begitu, Kemenkes menegaskan varian yang saat ini beredar di Indonesia masih termasuk dalam kategori risiko rendah. Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik, tetapi tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, terutama bagi kelompok yang rentan seperti lansia dan pengidap penyakit penyerta.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” demikian laporan Kemenkes RI, dikutip Senin (28/7/2025).

    “XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara (paling banyak dari Eropa dan Asia) per Juni 2025,” lanjut laporan tersebut.

    Adapun varian Stratus diketahui masuk ke dalam varian yang dipantau WHO atau variant under monitoring (VUM) sejak 25 Juni 2025. Sama seperti COVID-19 varian Nimbus yang ditetapkan masuk kategori tersebut di 23 Mei.

    Di sisi lain, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama juga mengatakan laporan terbaru Kemenkes menandakan COVID-19 memang belum sepenuhnya lenyap.

    “Dengan itu, maka kita harus terima kenyataan bahwa dari waktu ke waktu akan ada saja laporan varian atau sub varian baru dari SARS-COV-2, baru2 ini ada Nimbus dan sekarang ada Stratus,” beber Prof Tjandra, yang juga seorang profesor pulmonologi, saat dihubungi detikcom Senin (28/7/2025).

    Apakah Vaksin Saat Ini Efektif Lawan Varian Stratus?

    Terkait efektivitas vaksin, Prof Tjandra menegaskan vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini masih dapat digunakan, terutama dalam mencegah gejala berat dan kasus yang bersifat simtomatik.

    Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian kesehatan RI (Kemenkes), Aji Muhawarman. Menurutnya, XFG atau Stratus masih merupakan turunan dari varian Omicron, dengan demikian vaksin yang ada masih efektif digunakan.

    “Dengan demikian vaksin yang ada masih bisa digunakan dan ampuh untuk membangun imunitas tubuh terhadap COVID,” tuturnya saat dihubungi detikcom, Senin (28/7).

    Meski begitu, jumlah vaksin gratis yang disediakan saat ini sudah sangat terbatas. Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapatkan secara mandiri.

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, penerima vaksin gratis program pemerintah terbagi ke beberapa kelompok per 1 Januari 2024, yakni masyarakat lanjut usia, lanjut usia dengan komorbid, dewasa dengan komorbid, tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan, ibu hamil, serta remaja usia 12 tahun ke atas dan kelompok usia lainnya dengan kondisi immunocompromised (orang yang mengalami gangguan sistem imun) sedang-berat.

    Sementara itu, sesuai Surat Edaran Dirjen Farmalkes HK.02.02/E/2571/2023 tentang Penyediaan Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin COVID-19 Pilihan, bagi masyarakat yang tidak masuk dalam kriteria di atas, imunisasi COVID-19 menjadi imunisasi pilihan secara mandiri, dan bisa didapatkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan vaksinasi COVID-19.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Bagaimana dengan Indonesia?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/naf)

    Varian Stratus Intai RI

    12 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Terungkap Lewat Studi, Makan Telur 2 Kali Sehari Bantu Turunkan Kolesterol ‘Jahat’

    Terungkap Lewat Studi, Makan Telur 2 Kali Sehari Bantu Turunkan Kolesterol ‘Jahat’

    Jakarta

    Selama bertahun-tahun, aturan terkait konsumsi telur harian masih belum ada yang konsisten. Beberapa studi menunjukkan sarapan dengan telur bisa berbahaya bagi kesehatan.

    Namun, studi lainnya justru mendukung sarapan dengan telur sebagai sumber protein dan nutrisi lain yang sangat baik untuk tubuh.

    Sebuah studi baru yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition memperkuat bukti mengonsumsi telur sangat baik untuk tubuh. Penelitian ini mengamati pengaruh terpisah dari lemak jenuh dan kolesterol terhadap kadar lipoprotein densitas rendah atau low-density lipoprotein (LPL), atau kolesterol ‘jahat’ di dalam tubuh.

    “Telur telah lama disalahgunakan oleh saran diet yang sudah ketinggalan zaman. Telur memang unik, tinggi kolesterol, ya. Tetapi, masih rendah lemak jenuh,” terang ilmuwan olahraga Jonathan Buckley dari University of South Australia, dikutip dari ScienceAlert, Senin (28/7/2025).

    “Namun, kadar kolesterolnya yang sering membuat orang mempertahankan perannya dalam pola makan sehat,” sambungnya.

    Dalam studi ini, peneliti memisahkan efek kolesterol dan lemak jenuh. Peneliti menemukan kolesterol tinggi dari telur, saat dikonsumsi sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh, sebenarnya tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat.

    Sebaliknya, lemak jenuhlah yang menjadi pemicu utama peningkatan kolesterol.

    Para peneliti merekrut 61 orang dewasa dengan kadar kolesterol LDL awal yang sama. Mereka diberikan tugas untuk menjalani tiga diet yang berbeda, masing-masing selama lima minggu.

    Sebanyak 48 peserta menyelesaikan tiga diet tersebut. Pertama adalah diet tinggi kolesterol dan rendah lemak jenuh, yang mencakup dua telur per hari.

    Kedua adalah diet rendah kolesterol dan tinggi lemak jenuh, tanpa telur. Terakhir, adalah diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh, yang mencakup satu telur per hari.

    Hasil penelitian menunjukkan diet tinggi lemak jenuh berkorelasi dengan peningkatan kadar kolesterol LDL.

    Namun, diet tinggi kolesterol dan rendah lemak jenuh menghasilkan penurunan kadar kolesterol LDL. Hal ini menunjukkan bahwa telur tidak bertanggung jawab atas terjadinya kolesterol jahat.

    “Bisa dibilang kami telah memberikan bukti nyata yang mendukung asupan telur,” kata Buckley.

    “Jadi, dalam hal sarapan matang, bukan telurnya yang perlu Anda khawatirkan. Tetapi, porsi bacon tambahan atau sosis yang lebih mungkin mempengaruhi kesehatan jantung Anda,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)