Jenis Media: Kesehatan

  • Tes Otak Online di Sini Mengetahui Kemampuan Kognitif dan Meningkatkan Fungsi Otak

    Tes Otak Online di Sini Mengetahui Kemampuan Kognitif dan Meningkatkan Fungsi Otak

    Jakarta

    Tes otak bisa juga dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Beberapa soal gambar berikut ini harus diselesaikan untuk mengetahui kemampuan dan meningkatkan fungsi otak.

    Ayo Coba Tes Otak di Bawah Ini

    Berikut ini adalah lima tes otak sederhana untuk meningkatkan fungsi otak. Coba sekarang!

    1. Hari Apa Ya?

    Coba tebak, kira-kira masuknya hari apa ya?

    Pertanyaan pertama yang gampang-gampang dulu. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    2. Jika Hari Senin Adalah Angka Satu

    Baru pertanyaan kedua, jangan pusing dulu. Kalau hari Senin adalah angka 1, maka hari apa yang tidak termasuk dalam kelompoknya?

    Hari apa ya? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    3. Berapa Menit ya Selisihnya?

    Sekarang coba soal di bawah ini. Kira-kira 135 menit yang lalu pukul berapa ya?

    Tebak, pukul berapa? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    4. Cari Kunci yang Berbeda

    Wah, ada banyak kunci terkumpul dalam gambar ini. Namun, ada satu yang ternyata bentuknya berbeda sendiri. Bisakah ditemukan?

    Cari satu kunci yang berbeda daripada yang lain. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    5. Sambungkan Lingkaran Merah

    Terdapat empat lingkaran di gambar ini. Coba buat penghubung antara empat lingkaran merah di bawah ini tapi dengan syarat maksimal hanya 3 garis.

    Bisakah, lingkaran-lingkaran ini disambungkan dengan 3 garis? Foto: detikcom/Bayu Ardi IsnantoIni Jawaban Lengkapnya

    Gimana, susah nggak soal-soal yang diberikan? Berikut ini jawaban lengkapnya.

    1. Hari Apa Ya?

    Lusa artinya dua hari berikutnya. Jika lusa hari Senin, maka hari ini adalah hari Sabtu. Jadi kemarin adalah hari Jumat.

    Jawabannya hari Jumat. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    2. Jika Hari Senin Adalah Angka Satu

    Jika Senin dianggap angka satu, dan jawabannya merujuk pada angka ganjil, maka Selasa adalah hari yang tidak termasuk ke kelompok. Ini karena Selasa termasuk angka genap.

    Ternyata ini jawabannya. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    3. Berapa Menit ya Selisihnya?

    Jika satu jam sama dengan 60 menit, maka 135 menit sama dengan 2 jam 1 menit. Maka jawaban yang benar adalah pukul 8:25 WIB.

    Nggak susah kan jawabannya? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    4. Cari Kunci yang Berbeda

    Ternyata kunci yang berbeda ada barisan paling bawah. Bentuknya lebih ramping dibandingkan kunci-kunci lainnya.

    Kuncinya ada di barisan paling bawah. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    5. Sambungkan Lingkaran Merah

    Begini cara menyambungkan empat lingkaran merah hanya dengan 3 garis. Ketebak apa tidak?

    Nggak terkecoh kan dengan soalnya? Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    (avk/up)

  • Termasuk Kesehatan Mental, Ini Daftar Cek Kesehatan Gratis Anak SD hingga SMA

    Termasuk Kesehatan Mental, Ini Daftar Cek Kesehatan Gratis Anak SD hingga SMA

    Jakarta

    Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI, dr Maria Endang Sumiwi, MPH merinci total ada 53.844.419 anak yang disasar mendapatkan cek kesehatan gratis, dimulai sejak Agustus 2025.

    CKG pada usia sekolah dilakukan pada seluruh jenjang mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan juga melibatkan siswa-siswi di pesantren. Proporsi terbanyak penerima cek kesehatan gratis ada di SD dengan total target sasaran sekitar 28 juta, disusul SMP 13 juta dan SMA 12 juta.

    Pemerintah juga membuka cek kesehatan gratis bagi anak disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan total sasaran 161 ribu anak. Sekolah rakyat, yang dinaungi Kementerian Sosial juga mendapatkan manfaat cek kesehatan gratis di setidaknya 9 ribu anak.

    Apa Saja Pemeriksaan yang Dilakukan?

    Bergantung pada setiap jenjang sekolah, berikut pemeriksaan atau cek kesehatan gratis yang dilakukan:

    Sekolah dasar (usia 7-12 tahun):

    status gizi anakperilaku yang berisiko seperti merokok (kelas 5 dan 6)tingkat aktivitas fisik (kelas 406)tekanan darahgula darahtuberkulosistelingamatagigijiwahepatitis Bkesehatan reproduksiriwayat imunisasi (kelas I)

    SMP (usia anak 13-15 tahun):

    status gizimerokoktingkat aktivitas fisiktekanan darahgula darah (kelas 7)tuberkulosistalasemiaanemia (kelas 7)telingamatagigijiwahepatitis B dan Ckesehatan reproduksiriwayat imunisasi HPV (kelas 9 putri)

    SMA (16-17 tahun):

    status gizimerokoktingkat aktivitas fisiktekanan darahgula darahtuberkulosistalasemiaanemia remaja putritelingamatagigijiwahepatitis B dan Ckesehatan reproduksi

    Bagaimana Alur Pemeriksaan?

    Sekitar sepekan sebelum cek kesehatan gratis dimulai, para siswa maupun orangtua siswa sudah diberikan terlebih dulu kuesioner untuk mengisi data awal riwayat kesehatan.

    Hasil kuesioner tersebut akan diberikan kepada puskesmas sebagai data awal.

    “Persiapannya sudah mulai sejak 7 hari sebelum pelaksanaan jadi sudah diberikan kuesioner terlebih dahulu pada ortu siswa dan juga ada koordinasi antara puskesmas dengan sekolah maupun madrasah maupun pesantren tentang pelaksanaannya,” tuturnya dalam konferensi pers Kamis (31/7/2025).

    “Pelaksanaan hari apa, kebutuhannya apa, itu diidentifikasi terlebih dulu antara puskesmas dengan sekolah. Orangtua anak SD diberikan kuesioner, SMP dan SMA diisi sendiri,” lanjutnya.

    Barulah dua hari sebelum cek kesehatan gratis, puskesmas dan sekolah menyepakati total jumlah peserta didik yang melakukan CKG dan lokasi yang dipilih.

    “Puskesmas-nya sudah siap, setelah melihat kuesioner, kita butuh membawa bahan medis habis pakainya apa saja, sesuai dengan hasil kuesionernya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: 3 Penyakit Tertinggi di Cek Kesehatan Gratis Sekolah Rakyat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

    Cek Kesehatan Anak Sekolah

    9 Konten

    Pemerintah telah melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat, dengan lebih dari 7.000 anak yang telah diperiksa. Mulai pekan depan, Senin (4/8/2025), pemeriksaan akan dilakukan secara serentak untuk seluruh anak usia sekolah.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan pihaknya akan meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG) khusus untuk anak sekolah. Program yang rencananya dimulai pada 4 Agustus 2025 ini, diharapkan bisa mengakselerasi jumlah orang yang memanfaatkan program CKG yang sudah ada sebelumnya.

    Seperti yang diketahui, program CKG umum pertama kali diluncurkan pada Februari 2025. Sejak saat itu, program CKG sudah menjangkau sekitar 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280-300 ribu orang tiap hari.

    Salah satu yang menjadi fokus dalam CKG khusus anak sekolah adalah kondisi kesehatan jiwa. Menurut Menkes, masalah kesehatan jiwa juga rentan dialami anak sekolah.

    “Cek kesehatan gratis di sekolah ini juga memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Karena banyak selama ini kita tidak bisa mengidentifikasi kalau ada masalah kejiwaan di anak-anak kita,” kata Menkes dalam jumpa pers secara daring, Kamis (31/7/2025).

    Menurutnya, ada beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental pada anak-anak. Salah satunya, penggunaan gadget yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko kecemasan.

    Diharapkan pemeriksaan kejiwaan ini bisa menjadi salah satu langkah preventif untuk mencegah problem yang lebih besar.

    “Kita melihat bahwa cukup banyak yang juga mengalami kecemasan, depresi, mungkin kebanyakan liat gadget, jadi baca sosial media segala macam, nah itu yang sekarang kita mulai ukur,” tambah Menkes.

    Meski, cek kesehatan gratis khusus anak sekolah baru diluncurkan pada 4 Agustus 2025, Menkes menuturkan program ini sudah mulai dilaksanakan di sekolah rakyat. Ada sekitar 7 ribuan siswa-siswi dari 72 sekolah rakyat yang terlibat.

    Dari hasil pemeriksaan, Menkes mengungkapkan masalah kesehatan gigi dan anemia menjadi beberapa penyakit banyak ditemukan.

    “Jadi saya terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah gigi, mata, selain juga anemia, kurang darah, tekanan darah, dan ada beberapa penyakit menular lain seperti TBC (tuberkulosis),” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cara Kemenkes Beri Perhatian Khusus Kasus Bipolar-Skizofrenia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

    Cek Kesehatan Anak Sekolah

    9 Konten

    Pemerintah telah melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat, dengan lebih dari 7.000 anak yang telah diperiksa. Mulai pekan depan, Senin (4/8/2025), pemeriksaan akan dilakukan secara serentak untuk seluruh anak usia sekolah.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Paling Banyak di Usia Anak Sekolah

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pihaknya telah melakukan cek kesehatan gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat berasrama yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial. Hingga saat ini, sebanyak 7.000 lebih anak telah diperiksa.

    Dari hasil pemeriksaan tersebut, Menkes menyoroti sejumlah temuan penting masalah kesehatan pada anak sekolah. Salah satunya adalah tingginya angka masalah kesehatan gigi pada anak-anak sekitar 49 persen.

    Selain gigi, Menkes hasil cek kesehatan gratis menunjukkan banyak anak sekolah yang mengalami masalah mata, anemia atau kekurangan darah, tekanan darah, hingga beberapa penyakit menular seperti Tuberkulosis atau TBC.

    “Saya juga terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah gigi,” ucapnya dalam konferensi pers terkait Kick off Cek Kesehatan Gratis Sekolah, Kamis (31/7/2025).

    Menkes juga mengatakan pihaknya mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa untuk anak-anak sekolah. Langkah ini dilakukan karena selama ini gangguan psikologis pada anak kerap tidak teridentifikasi dengan baik.

    “Yang menarik, kami juga mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Selama ini, banyak yang tidak menyadari adanya gangguan kecemasan atau depresi pada anak. Ternyata cukup banyak yang mengalami, mungkin karena pengaruh gadget, media sosial, dan sebagainya. Ini sekarang mulai kami ukur,” ujar Menkes.

    Di sisi lain, pemerintah akan meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG), dilakukan secara serentak untuk seluruh usia anak sekolah mulai pekan depan, Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru.

    CKG ini juga diharapkan bisa dilakukan rutin pada 280 juta jiwa setiap tahun. Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280 ribu hingga 300 ribu orang per hari. Artinya, dalam satu bulan, ada tambahan sekitar 6 sampai 7 juta warga yang telah mengakses layanan ini.

    (suc/naf)

  • CKG Anak Sekolah Dimulai Pekan Depan, Ada Layanan Cek Kesehatan Mental

    CKG Anak Sekolah Dimulai Pekan Depan, Ada Layanan Cek Kesehatan Mental

    Jakarta

    Pemerintah meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG), dilakukan secara serentak untuk seluruh usia anak sekolah mulai pekan depan, Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Program ini merupakan bagian dari quick win Presiden RI Prabowo Subianto dan dengan jangkauan paling luas ke masyarakat lantaran sasarannya adalah seluruh populasi Indonesia.

    CKG diharapkan bisa dilakukan rutin pada 280 juta jiwa setiap tahun. Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280 ribu hingga 300 ribu orang per hari. Artinya, dalam satu bulan, ada tambahan sekitar 6 sampai 7 juta warga yang telah mengakses layanan ini.

    “Ini program quick win Bapak Presiden yang cakupannya paling luas. Kita ingin agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan akses layanan kesehatan dasar secara gratis setiap tahunnya,” ujar Menkes dalam konferensi pers, Kamis (31/7/2025).

    Untuk mempercepat perluasan cakupan di usia anak sekolah, CKG dilakukan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga madrasah di bawah Kementerian Agama serta sekolah rakyat di bawah Kementerian Sosial.

    Seperti diberitakan sebelumnya, CKG dilakukan terlebih dulu di sekolah rakyat, pada 72 sekolah, mencakup 7.000-an siswa.

    Hasil awal menunjukkan masalah kesehatan utama pada anak sekolah adalah kesehatan gigi, persoalan gigi menjadi temuan paling banyak. Disusul oleh gangguan penglihatan, anemia atau kekurangan darah, dan penyakit menular seperti TBC.

    Menkes juga menyoroti pentingnya skrining kesehatan jiwa di kalangan generasi muda. Pasalnya, masalah mental pada anak muda masih sulit ditemui. Padahal, banyak di antara mereka mengalami kecemasan dan depresi.

    “Kita juga mulai menyentuh aspek kesehatan jiwa, yang selama ini sulit terdeteksi. Ternyata cukup banyak anak yang mengalami kecemasan dan depresi, kemungkinan besar akibat terlalu sering terpapar gawai dan media sosial. Ini pun mulai kita ukur dan tindak lanjuti,” jelas Menkes.

    Dengan peluncuran program CKG di sekolah, pemerintah berharap akses layanan kesehatan semakin merata dan berkelanjutan, serta menjadi fondasi penting menuju masyarakat Indonesia yang lebih sehat secara fisik dan mental. Sasaran pada anak sekolah berkisar 53 juta.

    (naf/kna)

  • Waspada Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Kena Penyakit Ginjal

    Waspada Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Kena Penyakit Ginjal

    Jakarta

    Penyakit ginjal merupakan gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun berisiko mengalami penyakit ginjal, baik akibat kelainan bawaan maupun faktor lain seperti peradangan.

    Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan mengenali tanda-tanda awal penyakit ginjal pada anak. Gejala yang muncul sering kali tidak spesifik dan berkembang secara perlahan, sehingga mudah diabaikan.

    Dokter spesialis anak sekaligus konsultan nefrologi anak, dr Reza Fahlevi, SpA(K), menjelaskan salah satu tanda pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya perubahan pada urine.

    “Itu paling sering, karena urine itu kita katakan sebagai jendela. Jendela untuk ginjal,” ucapnya saat ditemui detikcom di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (30/7/2025).

    Apabila urine anak berwarna merah, berbusa, keruh, atau pekat, menurut dr Reza, ini merupakan tanda-tanda awal dari penyakit ginjal yang tidak boleh diabaikan.

    Selain perubahan urine, gejala lain yang patut diwaspadai adalah pembengkakan di bagian tubuh seperti mata, kaki, atau perut. Anak juga dapat mengalami tekanan darah tinggi, meskipun kondisi ini sering kali luput dari perhatian karena lebih umum dikaitkan dengan orang dewasa.

    “Itu gejala-gejala awal yang kita mesti aware atau deteksi. Kalau sudah berlanjut, misalnya sudah sampai kronik, maka bisa muncul gejala lain. Misalnya anaknya sering lemas, pucat, misalnya. Kemudian pipisnya jadi berkurang. Itu gejala-gejala lanjutan,” ucapnya lagi.

    (suc/up)

  • Viral Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi di Tengah Guncangan Gempa

    Viral Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi di Tengah Guncangan Gempa

    Jakarta

    Sebuah video dramatis menyebar di media sosial saat gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang Rusia. Dalam video tersebut, terlihat para dokter pemberani masih tenang melanjutkan operasi meski dalam kondisi genting.

    Para petugas medis terlihat berpegangan pada brankar untuk mengamankan pasien mereka. Video tersebut dibagikan oleh Kementerian Kesehatan Daerah di Semenanjung Kamchatka, di pesisir Pasifik Rusia.

    Dikutip dari NYPost, salah satu dokter terlihat mencondongkan tubuh ke arah pasien untuk melindungi mereka dari reruntuhan yang berjatuhan.

    Sejauh ini, masih belum jelas prosedur operasi apa yang sedang dilakukan para dokter saat gempa dahsyat itu mengguncang Rusia.

    “Pahlawan berjas putih,” kata Oleg Melnikov, Menteri Kesehatan Daerah di Negara Bagian Kamchatka Krai, saat ia mengunggah video tersebut di media sosial.

    Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, mengungkapkan keempat anggota tim medis tersebut akan diberikan penghargaan. Ini berkat keberanian dan dedikasinya yang tetap menjalankan tugas sebagai dokter di kondisi yang genting.

    Seperti yang diketahui, Semenanjung Kamchatka dilanda gempa terkuat yang pernah tercatat pada Rabu (30/7/2025). Getaran dari gempa itu terasa hingga ke Hawaii, Chili, dan Jepang.

    “Rasanya seperti dinding bisa runtuh kapan saja. Guncangannya berlangsung terus menerus setidaknya selama tiga menit,” kata Yaroslav, 25 tahun, seorang warga di kota Petropavlovsk-Kamchatsky.

    Gempa yang disebut sebagai gempa terkuat keenam yang pernah tercatat, merusak bangunan dan melukai beberapa orang di wilayah tersebut.

    “Gempa hari ini serius dan terkuat dalam beberapa dekade terakhir,” kata Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dalam sebuah video yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram.

    (sao/kna)

  • Momen Petugas Medis di Rusia Teruskan Operasi di Tengah Gempa

    Momen Petugas Medis di Rusia Teruskan Operasi di Tengah Gempa

    Petugas medis di Petropavlovsk-Kamchatsky, Kamchatka, Rusia, terus melanjutkan operasi di tengah gempa berkekuatan M 8,7.

    Menteri Kesehatan wilayah tersebut, Oleg Melnikov, menyampaikan melalui Telegram bahwa meskipun berbahaya, para dokter tetap tenang dan mendampingi pasien hingga akhir.

    Tonton berita video lainnya di sini!

  • China Tebar Angpao untuk Atasi Krisis Populasi, Tiap Anak Dapat Segini

    China Tebar Angpao untuk Atasi Krisis Populasi, Tiap Anak Dapat Segini

    Jakarta

    Pemerintah China resmi mengumumkan kebijakan subsidi tunai nasional untuk meningkatkan angka kelahiran. Kebijakan ini disebut bertujuan untuk membantu meringankan beban keuangan keluarga yang membesarkan anak dan meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut.

    Kantor berita Xinhua melaporkan subsidi per anak akan berlaku surut sejak 1 Januari 2025. Subsidi yang diberikan sekitar 3.600 yuan per tahun atau sekitar Rp 8 juta untuk setiap anak di bawah usia tiga tahun yang lahir secara sah dan memiliki kewarganegaraan China.

    Bantuan dana akan diberikan hingga anak berusia tiga tahun. Bagi anak yang lahir sebelum 1 Januari 2025 dan masih berusia di bawah tiga tahun, subsidi akan diproratakan berdasarkan jumlah bulan yang memenuhi syarat.

    “Penerapan sistem subsidi pengasuhan anak nasional merupakan kebijakan publik baru yang memengaruhi jutaan rumah tangga dan merupakan inisiatif penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Komisi Kesehatan Nasional China atau China’s National Health Commission (NHC) dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (28/7/2025).

    Menurut NHC, pemberian subsidi pengasuhan anak merupakan pengaturan kelembagaan jangka panjang dan langkah kunci untuk “berinvestasi pada manusia,” yang membantu menciptakan masyarakat yang ramah terhadap kelahiran anak dan mendorong pembangunan populasi berkualitas tinggi.

    Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lebih dari 20 juta keluarga dengan bayi dan anak kecil setiap tahunnya.

    Menurut He Dan, direktur Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan China, karena subsidi tersedia untuk anak pertama, kedua, dan ketiga dengan standar yang sama, hal ini mencapai dukungan komprehensif bagi keluarga di bawah kebijakan tiga anak, yang mencerminkan inklusivitas dan keadilan kebijakan tersebut.

    Semua daerah saat ini sedang berupaya mengembangkan rencana implementasi terperinci untuk sistem subsidi pengasuhan anak dan secara aktif mempersiapkan peluncurannya. Diharapkan pengajuan subsidi pengasuhan anak akan dibuka secara bertahap di seluruh negeri pada akhir Agustus.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: 23 Ribu Bayi Lahir di Korea Selatan, Naik 11 Persen dari Tahun Lalu”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Nggak Cuma Dewasa, Anak-Anak Juga Bisa Kena Penyakit Ginjal! Ini Pemicunya

    Nggak Cuma Dewasa, Anak-Anak Juga Bisa Kena Penyakit Ginjal! Ini Pemicunya

    Jakarta

    Penyakit ginjal tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak. Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Nefrologi Anak, dr Reza Fahlevi, SpA(K), mengatakan penyebab utama penyakit ginjal pada anak biasanya akibat kelainan bawaan sejak lahir hingga peradangan pada ginjal.

    “Kalau kita lihat kebanyakan anak-anak itu terkena penyakit ginjal karena penyakit bawaan, peradangan ginjal kebanyakan,” ucapnya saat ditemui di Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (30/7/2025).

    Mengonsumsi makanan asin juga bisa berkontribusi terhadap gangguan ginjal, tapi dampaknya baru akan muncul di kemudian hari. Menurut dr Reza, asupan garam berlebih cenderung memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang kemudian di kemudian hari bisa merusak fungsi ginjal saat seseorang sudah dewasa.

    Di samping itu, dirinya juga turut menyoroti berita viral beberapa waktu lalu yang menyebut banyak anak di RSCM yang menjalani cuci darah. Kondisi ini sempat memunculkan kekhawatiran penyakit ginjal pada anak-anak mengalami peningkatan signifikan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan situasi yang berbeda.

    Menurut dr Reza, sebagai pusat rujukan nasional, RSCM memang menerima banyak pasien anak dengan penyakit ginjal dari berbagai daerah di Indonesia. Jumlah kasus yang tampak tinggi di rumah sakit ini lebih disebabkan oleh tingginya angka rujukan, bukan karena lonjakan nyata dalam jumlah pasien baru.

    “Jadi sebenarnya kasusnya itu banyak karena memang banyak dapat rujukan. Bukan karena memang ada peningkatan kasus yang signifikan dan lain-lain. Nah selain itu juga kita lihat kan deteksi dini sekarang sudah lebih bagus,” ucapnya lagi.

    “Jadi sebenarnya kalau kita lihat jumlahnya, kita katakan sudah 3 tahun terakhir atau 5 tahun terakhir, sebenarnya tidak bertambah banyak. Memang segini-gini saja. Normal sebenarnya,” lanjutnya lagi.

    (suc/up)