Jenis Media: Kesehatan

  • Kanker Kolorektal ‘Ngegas’ di Usia Muda, Gejalanya Kerap Disangka Wasir

    Kanker Kolorektal ‘Ngegas’ di Usia Muda, Gejalanya Kerap Disangka Wasir

    Jakarta

    Insiden kanker kolorektal di Amerika Serikat ditemukan semakin banyak pada usia muda. Khususnya kelahiran pertengahan 1990-an.

    American Cancer Society juga mulai menggeser usia wajib skrining kanker usus besar dari semula 50 menjadi 45 tahun, menyusul laporan tersebut.

    “Pendorong peningkatan insiden masih belum diketahui, tetapi banyak upaya penelitian sedang berlangsung, dengan investigasi yang mencakup berbagai hal mulai dari mikroplastik hingga ultra-processed food (UPF) serta berbagai paparan lainnya yang diperkenalkan pada paruh terakhir abad ke-20,” ujar Elizabeth Schafer, ilmuwan asosiasi bidang pengawasan dan ilmu ekuitas kesehatan di American Cancer Society, dikutip dari CNN.

    Menurunkan usia skrining kemungkinan menjadi solusi deteksi dini dari banyak kasus kanker yang terlewatkan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong di balik peningkatan keseluruhan kanker kolorektal pada usia yang lebih muda, demikian sebut Joseph Rinaldi, ahli gastroenterologi di Montefiore Einstein Comprehensive Cancer Center.

    “Kemungkinan besar faktor-faktor di luar pedoman skrining berkontribusi terhadap peningkatan keseluruhan insiden kanker kolorektal,” kata Rinaldi.

    “Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, baik lingkungan, genetik, maupun berbasis populasi, yang dapat ditargetkan untuk pencegahan dan, berpotensi membalikkan tren ini.”

    Kini, penelitian yang dilakukan American Cancer Society menemukan persentase orang dewasa AS berusia 45 hingga 49 tahun yang menjalani skrining kanker kolorektal meningkat dari 20,8 persen pada 2019 dan 19,7 persen pada 2021 menjadi 33,7 persen pada 2023.

    Temuan Kasus Kanker Usia Muda Meroket

    Studi kedua, yang juga dilakukan American Cancer Society menemukan prevalensi diagnosis kanker kolorektal stadium awal di antara orang dewasa berusia 45 hingga 49 tahun meningkat dari 9,4 kasus per 100.000 orang pada 2019 menjadi 11,7 per 100.000 orang pada 2021, dan kemudian menjadi 17,5 per 100.000 orang pada 2022.

    “Jika skrining menjadi penyebab peningkatan ini, peningkatannya pasti terjadi pada stadium awal, bukan stadium akhir,” kata Schafer, penulis utama makalah kedua.

    “Diagnosis stadium lokal jarang terjadi pada kelompok usia ini sebelum skrining karena biasanya belum ada gejala,” kata Schafer tentang kanker stadium awal yang belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    “Jadi ya, sebenarnya agak mengejutkan melihat insiden stadium awal meningkat dua kali lipat dari 9,4 menjadi 17,5 per 100.000 orang pada kelompok yang baru diskrining ini.”

    Karena peningkatan kasus kanker usus besar dan rektum terus berlanjut di kalangan dewasa muda, para ahli kesehatan masyarakat kini mengimbau mereka untuk mengetahui tanda-tanda peringatan atau gejala dan melakukan skrining sesegera mungkin.

    Gejala Sering Dianggap Wasir

    “Gejala yang paling umum adalah perdarahan,” kata Jessica Star, ilmuwan asosiasi terkait kanker.

    Ia menambahkan, 41 persen pasien di bawah usia 50 tahun cenderung mengalami gejala ini, dibandingkan dengan 26 persen pasien di atas usia 50 tahun. Banyak orang juga mungkin mengalami kram atau nyeri perut.

    “Khususnya anak muda, enggan membicarakan gejala-gejala seperti ini, tetapi sebenarnya hal itu bisa menyelamatkan nyawa mereka,” kata Star.

    Gejala penting lainnya termasuk perubahan kebiasaan buang air besar atau bentuk tinja yang terus-menerus, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.

    “Orang dengan gejala-gejala ini yang menetap selama beberapa minggu harus diperiksakan ke dokter,” katanya.

    “Jika masih muda dan kekhawatiran tidak ditangani, segera konsultasikan ke dokter.”

    Pengakuan Pasien Usia Muda

    Banyak kasus usia muda yang diberi tahu mereka mengidap wasir, lalu baru mengetahui berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian bahwa itu adalah kanker.

    Hal yang juga dialami Kelly Spill (33), ia sebenarnya mengeluhkan gejala kanker kolorektal setelah melahirkan anak pertamanya, tetapi dokter saat itu mengatakan gejalanya berkaitan dengan kondisi pascapersalinan dan wasir internal.

    “Suatu hari saya pergi ke kamar mandi, dan saya melihat ke bawah, dan mengira itu adalah masa menstruasi saya, padahal ternyata bukan. Saat itulah saya menjadi sangat khawatir,” kata Spill, soal darah dalam tinjanya.

    Ketika ia melihat darah lebih banyak, ia mengambil foto dan menunjukkannya kepada dokter umum. Dokter segera memerintahkan kolonoskopi, dan saat itu ia didiagnosis mengidap kanker kolorektal stadium III pada usia 28 tahun di tahun 2020.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Dampak Serius Sound Horeg, Bisa Merusak Telinga hingga Jantung

    Dampak Serius Sound Horeg, Bisa Merusak Telinga hingga Jantung

    Jakarta

    Hiburan sound horeg biasanya bisa dijumpai di acara-acara seperti karnaval atau bersih desa. Meski dianggap sebagai hiburan, suara ekstrem sound horeg menyimpan dampak serius terhadap kesehatan, termasuk pada telinga dan jantung.

    Sebagai informasi, tingkat suara yang dihasilkan sound horeg diperkirakan ada di kisaran 120-135 dB. Tingkat kebisingan ini dinilai sama seperti yang dihasilkan oleh pesawat saat lepas landas.

    Padahal, World Health Organization (WHO) menetapkan ambang batas aman paparan suara adalah 85 dB selama maksimal 8 jam per hari. Paparan suara di atas 100 dB digambarkan sebagai suara yang sangat keras dan berpotensi membahayakan.

    Bisa Merusak Pendengaran

    WHO sendiri menegaskan tingkat suara 120 dB menandai batas suara yang menyakitkan dan sangat berbahaya bagi telinga manusia. Ini seperti mendengarkan sirine dan batas aman berada di dekatnya hanya 12 detik.

    Senada, pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, dr Gina Noor Djalilah, SpAMM mengatakan paparan suara keras seperti daru sound horeg dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel rambut halus di koklea. Atau bagian dalam telinga yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik ke otak.

    Selain kehilangan pendengaran, dampak lainnya dari sound horeg ialah tinnitus, yakni dengingan terus-menerus di telinga, hiperakusis (sensitivitas berlebih terhadap suara) hingga merusak sistem keseimbangan tubuh yang dikendalikan oleh telinga. Ini dapat memicu pusing hingga vertigo.

    “Kerusakan ini bersifat irreversibel karena sel-sel tersebut tidak dapat tumbuh kembali. Awalnya mungkin hanya terasa sulit mendengar percakapan di tengah keramaian. Namun jika terus terpapar, bisa berujung pada ketulian,” jelas dr Gina.

    Berisiko Memicu Masalah Pada Jantung

    Tidak hanya pendengaran, suara bising sound horeg ternyata juga berbahaya bagi jantung.

    Spesialis jantung dr Yuri Afifah, SpJP mengatakan suara dengan desibel tinggi, di atas 50 dB bisa mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

    “Tapi apakah dalam waktu singkat? tentunya nggak ya, butuh waktu yang lama untuk noise pollution menjadi cardiovascular disease,” kata dr Yuri saat dihubungi detikcom, Selasa (5/8/2025).

    Terkait efek kebisingan ekstrem pada masalah jantung, lanjut dr Yuri, sudah ada penelitian yang mendukung. Namun, pada studi tersebut, para peneliti mengambil contoh dari transportation noise atau suara bising yang berasal dari berbagai jenis kendaraan dan transportasi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Dokter THT Ingatkan Bahaya Sound Horeg Bagi Kesehatan Telinga”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Hulk Hogan Meninggal karena ‘Infark Miokard Akut’, Kondisi Apa Itu?

    Hulk Hogan Meninggal karena ‘Infark Miokard Akut’, Kondisi Apa Itu?

    Jakarta

    Penyebab resmi kematian pegulat profesional Hulk Hogan akhirnya terungkap. Pihak berwenang mengungkapkan Hogan meninggal dunia karena serangan jantung.

    Penyebab resmi kematian Hogan disebut karena ‘infark miokard akut’, yang dalam istilah awam berarti serangan jantung. Hal ini diungkapkan menurut laporan ringkasan persetujuan kremasi dari kantor pemeriksa medis di Pinellas County, Florida, Amerika Serikat.

    Dikutip dari Mayo Clinic, infark miokard akut umumnya dikenal sebagai serangan jantung. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis serius saat aliran darah terhambat, yang menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan otot jantung.

    Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh pembentukan gumpalan darah di arteri koroner, seringkali akibat pecahnya plak.

    Kantor pemeriksa medis juga mengonfirmasi bahwa Hogan, yang bernama asli Terry Gene Bollea, memiliki riwayat detak jantung tidak teratur dan kanker darah. Dikutip dari CNN, kondisi itu yang disebut sebagai faktor penyebab kematiannya.

    Terkait cara kematiannya dinyatakan ‘alami’. Pihak tersebut menetapkan dalam surel pada CNN bahwa tidak ada autopsi atau pemeriksaan yang dilakukan, dan bahwa kematian Hogan telah disahkan oleh perawatan primernya.

    Diketahui meninggal dunia minggu lalu di Florida. Itu diketahui setelah polisi dan petugas pemadam kebakaran mendatangi rumahnya menyusul laporan bahwa Hogan itu mengalami henti jantung.

    Pria 71 tahun itu dibawa ke Rumah Sakit Morton Plant setelah dirawat oleh petugas pemadam kebakaran dan penyelamat, di mana ia dinyatakan meninggal dunia. Polisi kemudian mengatakan dalam konferensi pers, bahwa tidak ada tanda-tanda aktivitas mencurigakan dalam kematiannya dan penyelidikan sedang berlangsung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Video Psikolog soal Banyak Orang Dewasa Main Roblox: Bentuk Pelarian

    Video Psikolog soal Banyak Orang Dewasa Main Roblox: Bentuk Pelarian

    Video Psikolog soal Banyak Orang Dewasa Main Roblox: Bentuk Pelarian

  • Merinding! Sederet Kasus Cacing Pita Bersarang di Tubuh Manusia, Perut hingga Otak

    Merinding! Sederet Kasus Cacing Pita Bersarang di Tubuh Manusia, Perut hingga Otak

    Jakarta

    Keberadaan cacing pita di dalam tubuh dapat merusak kesehatan organ. Infeksi ini bisa terjadi akibat kebiasaan yang kurang sehat, seperti mengonsumsi daging yang kurang matang atau bahkan mentah.

    Salah satu kasus ekstrem didokumentasikan lewat foto rontgen pasien yang diunggah oleh dokter IGD, Dr Sam Ghali, di media sosial X. Dalam unggahannya, ia menyebut temuan ini sebagai salah satu hal paling “gila” yang pernah dilihatnya.

    Dalam foto tersebut, seluruh tubuh pasien tampak dipenuhi bintik-bintik lonjong, menandakan kondisi yang dikenal sebagai cysticercosis. Ini merupakan infeksi parasit yang disebabkan oleh kista larva cacing pita Taenia solium.

    Pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu diketahui terinfeksi setelah mengonsumsi daging babi yang mentah atau kurang matang.

    “Ini adalah kondisi yang dikenal sebagai cysticercosis. Intinya, ini adalah kista larva dari Taenia solium-juga dikenal sebagai cacing pita babi,” jelasnya.

    Selain itu, ada beberapa kasus cacing pita yang ditemukan di dalam tubuh yang pernah terjadi. Berikut kasus-kasusnya.

    1. Larva Cacing Pita Bersarang di Otak gegara Makan Daging Kurang Matang

    Dalam sebuah laporan yang dirilis di American Journal of Case Reports, tim medis mendokumentasikan seorang pasien pria berusia 52 tahun yang mengalami migrain dan tidak dapat diatasi dengan obat.

    Melihat kondisi dan kebiasaannya makan daging yang kurang matang, tim medis yakin bahwa kondisi itu diyakini karena infeksi cacing pita. Setelah diberikan pengobatan anti-parasit dan anti-inflamasi, pasien akhirnya pulih sepenuhnya.

    “Orang terkena neurocysticercosis ketika mereka menelan telur T.solium yang dikeluarkan melalui kotoran manusia yang mengidap cacing pita,” kata CDC.

    2. Nekat Makan Cacing Pita Demi Jadi Sorotan Netizen

    Seorang pria di AS bernama Nicolas Kratka membuat geger netizen setelah sengaja mengonsumsi ikan yang sudah digerogoti cacing pita. Hal itu dilakukannya untuk menarik perhatian netizen.

    Ikan tersebut masih dimakannya karena merasa penasaran apa yang akan terjadi pada tubuhnya. Saat itu, ia merasa tidak menyesal.

    Namun, setelah memakan ikan tersebut, Nicolas mulai mengalami efek samping dan langsung pergi ke dokter. Ia mengalami gejala mual setelah mengonsumsi ikan tersebut.

    “Ketika saya pergi ke dokter, dia mengatakan kemungkinan besar cacing tersebut akan menyebar ke mata dan otak saya, yang akan membunuh saya jika saya tidak bertindak cepat,” kata Nicolas yang dikutip dari The Sun.

    Nicolas mengatakan, dokter tak begitu yakin dengan jenis cacing apa yang ada di dalam ikan dan dimakannya, sehingga ia memberi Nicolas beberapa anti parasit untuk mengobatinya. Beruntung, dirinya masih bisa selamat dengan pengobatan tersebut.

    3. Ada Cacing Parasit di Perut Pasien, Diduga karena Makan Ini

    Pria berusia 70 tahun di China membuat para dokter terkejut setelah menemukan cacing parasit hidup di perutnya. Dikutip dari Live Science, dokter menemukan lima cacing pipih berbentuk daun menggeliat di saluran empedu, jaringan organ yang mengangkut cairan pencernaan dari hati ke usus kecil.

    Dokter mengidentifikasi parasit ini sebagai clonorchis sinensis, spesies cacing hati yang ditemukan pada ikan dan udang setengah matang.

    “Biasanya hal ini terjadi ketika orang makan ikan atau udang air tawar mentah atau setengah matang di daerah C. sinensis ditemukan, meskipun tidak jelas bagaimana pasien tersebut bisa tertular,” tulis peneliti.

    Beruntung, dokter dapat mengekstraksi parasit tersebut, setelah itu mereka meresepkan obat kepada pasien untuk infeksi tersebut. Mereka juga memberinya kemoterapi untuk melawan kanker usus yang diidapnya.

    4. Nekat Minum Pil Cacing Pita Agar Bisa Kurus

    Seorang dokter spesialis onkologi di Amerika Serikat mengungkap tren pil telur cacing pita yang dijual di dark web. Pil tersebut diklaim sebagai solusi menurunkan berat badan dengan cepat.

    Salah satu pasien yang mengonsumsinya berinisial TE. Ia tertarik dengan metode itu dan akhirnya menelan dua pil telur cacing pita yang harga yang mahal.

    Ia merasa senang dengan penurunan berat badannya, meski muncul gejala-gejala seperti kram dan kembung pada perutnya. Tetapi, ia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, seperti merasa ada yang bergerak di area anusnya saat buang air besar.

    Muncul juga benjolan aneh di bawah dagunya, yang setelah ditekan TE tidak sadarkan diri. TE juga mulai merasakan sakit kepala hebat dan tekanan kranial yang terjadi selama berhari-hari.

    Setelah diperiksa dokter, terlihat banyak lesi di beberapa organ, termasuk lidah dan livernya. Akhirnya, TE mengakui pola dietnya yang berbahaya itu. Tim medis menemukan bahwa TE telah memakan dua spesies parasit.

    Taenia saginata, atau cacing pita sapi, cocok dengan deskripsi serangga persegi panjang berwarna cokelat yang ia temukan di toiletnya beberapa minggu setelah pertama kali meminum pil tersebut.

    Jenis kedua adalah Taenia solium yang biasanya terdapat pada daging babi. Cacing pita ini diketahui dapat keluar dari saluran pencernaan dengan melepaskan telur ke dalam aliran darah dan menempel pada semua jenis jaringan tubuh, termasuk otak.

    Diketahui, benjolan di bawah dagu TE merupakan telur-telur utuh dari cacing pita yang membentuk gumpalan. Proses ini disebut sistiserkosis, tidak berbahaya bagi sebagian orang tetapi menjadi mimpi buruk bagi sebagian lainnya, tergantung di mana telur-telur itu hinggap.

    5. Cacing Pita Bersarang di Otak Pria Ini Selama 20 Tahun

    Seorang pria sehat 38 tahun mendadak kejang hingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat. Setelah diperiksa, pasien mengalami kejang tonik-klonik selama dua menit, membuat dirinya tidak sadarkan diri.

    Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ditemukan cacing pita yang hidup di dalam otaknya. Dikutip dari Daily Star, cacing itu berpindah ke berbagai bagian otaknya selama 20 tahun terakhir.

    Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebuah studi mengatakan penyakit yang berhubungan dengan cacing pita babi dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin, termasuk Guatemala, bisa menyebabkan kejang dan dapat menyebabkan kematian.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/suc)

  • Tren Jalan Kaki 6-6-6 Viral, Begini Teknik yang Tepat Biar BB Turun Cepat

    Tren Jalan Kaki 6-6-6 Viral, Begini Teknik yang Tepat Biar BB Turun Cepat

    Jakarta

    Di tengah banyaknya tips olahraga yang berseliweran di media sosial, ada satu tren jalan kaki yang viral di TikTok. Namanya “6-6-6 walking workout challenge”. Metode ini hadir sebagai solusi bagi banyak orang yang kesulitan meluangkan waktu untuk berolahraga di sela-sela kesibukan.

    Mike Julom, ACE-certified dan atlet Crossfit, menjelaskan bahwa jalan kaki 6-6-6 bukan sekadar jalan kaki biasa. Metode ini dirancang untuk memaksimalkan efektivitas dan konsistensi, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal padat.

    “Ini dirancang agar singkat dan sederhana, terutama bagi orang yang ingin menyisipkan olahraga ke dalam hari yang sibuk,” kata Mike Julom kepada Healthline.

    Cara Jalan Kaki 6-6-6

    Metode ini mengacu pada waktu dan durasi latihan. Angka 6-6-6 memiliki arti sebagai berikut:

    Lakukan jalan kaki selama 60 menit.Waktunya bisa dipilih antara pukul 6 pagi atau 6 sore.Sesi ini mencakup 6 menit pemanasan dan 6 menit pendinginan.

    Sesi 60 menit itu tidak seluruhnya dihabiskan untuk berjalan cepat. Mike Julom menyarankan agar 6 menit pertama dilakukan dengan tempo lambat sebagai pemanasan.

    Setelah itu, barulah meningkatkan kecepatan menjadi langkah yang lebih cepat atau brisk pace untuk menantang sistem kardio dan meningkatkan detak jantung. Terakhir, akhiri dengan 6 menit pendinginan untuk membantu pemulihan otot.

    Dengan melakukannya di pagi atau sore hari, orang jadi lebih mudah menyisipkan waktu jalan kaki sebelum jadwal mereka menjadi sangat padat.

    Lebih dari itu, metode ini juga membantu memenuhi bahkan melampaui rekomendasi olahraga mingguan, yaitu 150 menit per minggu. Berjalan kaki selama 60 menit setidaknya tiga kali dalam seminggu sudah bisa memenuhi target minimal tersebut dan mendapatkan manfaat kesehatan yang signifikan.

    (kna/kna)

  • Ibu di Jatim Meninggal Saat Nonton Sound Horeg, Dokter Jantung Singgung Efek Bising

    Ibu di Jatim Meninggal Saat Nonton Sound Horeg, Dokter Jantung Singgung Efek Bising

    Jakarta

    Ibu muda bernama Anik Mutmainah (38) warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang meninggal dunia saat menonton karnaval sound horeg. Pihak RSUD Pasirian, tempat Anik dilarikan, mengatakan pasien mengalami henti jantung dan henti napas.

    Tapi, apakah kebisingan ekstrem dari sound horeg dapat membahayakan kesehatan tubuh, terutama organ jantung?

    Menjawab hal ini, spesialis jantung dr Yuri Afifah, SpJP mengatakan suara dengan desibel tinggi, di atas 50 dB bisa mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

    “Tapi apakah dalam waktu singkat? tentunya nggak ya, butuh waktu yang lama untuk noise pollution menjadi cardiovascular disease,” kata dr Yuri saat dihubungi detikcom, Selasa (5/8/2025).

    “Henti jantung berhubungan sama masalah kelistrikan jantung atau aritmia. Misal dengar suara yang kenceng terus memicu aritmia seseorang muncul, masih mungkin bikin henti jantung ya,” sambungnya.

    dr Yuri menambahkan penelitian menunjukkan bahwa kebisingan yang ‘tidak biasa’ seperti suara pesawat, kereta api, hingga jalan raya memiliki hubungan yang bergantung pada dosis dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.

    “Kalau dari jurnal luar negeri lebih ke penelitian ke arah transportation noise ya, yang kita tau desibelnya tidak lebih tinggi dari sound horeg,” katanya.

    Untuk diketahui, tingkat suara yang dihasilkan saat pesawat lepas landas ada di angka 120 dB, sementara sound horeg sendiri bisa mencapai 120-135 dB.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa ambang batas aman paparan suara adalah 85 dB selama maksimal 8 jam per hari. Paparan suara di atas 100 dB digambarkan sebagai suara yang sangat keras dan berpotensi membahayakan.

    Tingkat suara 120 dB adalah tingkat desibel yang menggambarkan suara sangat keras. Faktanya, pada grafik desibel, 120 dB menandai batas suara yang menyakitkan dan sangat berbahaya bagi telinga manusia. Ini seperti mendengarkan sirine dan batas aman berada di dekatnya hanya 12 detik.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • WHO Nyatakan Timor Leste Bebas Kasus Malaria

    WHO Nyatakan Timor Leste Bebas Kasus Malaria

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan Timor Leste sebagai negara bebas malaria. Sejak merdeka pada tahun 2002, Timor Leste menjadikan pemberantasan malaria sebagai prioritas utama.

    Dengan keberhasilan ini, Timor Leste menjadi negara ke-47 yang mendapatkan sertifikasi bebas malaria dari WHO.

    “Keberhasilan Timor Leste membuktikan bahwa malaria dapat dihentikan ketika kemauan politik yang kuat, intervensi cerdas, investasi domestik dan eksternal yang berkelanjutan, serta tenaga kesehatan yang berdedikasi bersatu,” ucap Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resminya dikutip Selasa (5/8/2025).

    Puncak kasus malaria di Timor Leste pernah mencapai 223.000 kasus pada tahun 2006, namun berkat program nasional yang didirikan pada 2003, mereka berhasil menekan angka kasus hingga nol penularan lokal sejak 2021.

    Program tersebut meliputi distribusi kelambu berinsektisida, penyemprotan insektisida di dalam ruangan, serta perluasan diagnosis menggunakan mikroskop dan tes cepat di seluruh pos kesehatan. Keberhasilan ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama kuat antara Kementerian Kesehatan, WHO, komunitas lokal, dan berbagai sektor lainnya.

    “Sertifikasi bebas malaria Timor Leste adalah kemenangan nasional yang menentukan, didorong oleh kepemimpinan yang berani, kerja keras para petugas kesehatan, dan keteguhan hati rakyatnya,” ujar Dr Arvind Mathur, Perwakilan WHO untuk Timor Leste

    (kna/kna)

  • Minum Kopi Sebelum Olahraga? Ini Manfaatnya yang Tak Terduga

    Minum Kopi Sebelum Olahraga? Ini Manfaatnya yang Tak Terduga

    Jakarta

    Kopi seringkali dijadikan minuman untuk mengusir rasa kantuk. Terlebih, minum kopi sebelum memulai olahraga dapat memberikan manfaat yang luar biasa, khususnya dalam meningkatkan performa.

    Dikutip dari Healthline, kandungan kafein dalam kopi banyak dimanfaatkan oleh orang untuk memberikan mereka energi tambahan dan membantu dalam mencapai performa terbaik.

    Melalui banyak penelitian, kafein banyak diteliti sebagai asam ergogenik yang efektif atau peningkat performa yang baik dalam latihan kekuatan maupun kardio. Manfaat kafein antara lain:

    Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan tenagaMeningkatkan daya tahan aerobikMeningkatkan performa lari cepat, lompat, dan lemparMenghemat penyimpanan glikogen dan memanfaatkan lemak sebagai sumber bahan bakar utamaMeningkatkan fokus dan kewaspadaan

    Kapan Waktu yang Tepat?

    Sebagian besar penelitian menunjukkan waktu terbaik minum kopi adalah 45-60 menit sebelum berolahraga. Ini agar kafein mendapat waktu untuk diserap dalam aliran darah dan mencapai puncaknya.

    International Society of Sports Nutrition (ISSN) telah menyimpulkan bahwa kafein merupakan bantuan ergogenik yang efektif jika dikonsumsi dalam dosis 2-6 mg per kg berat badan. Secangkir kopi, biasanya mengandung sekitar 100 mg kafein, sehingga 1-2 cangkir sebelum latihan adalah dosis yang cukup.

    Efek Samping

    Meskipun ada banyak manfaat yang bisa didapat, minum kopi sebelum olahraga juga memiliki efek samping.

    Saat olahraga, tubuh akan mengalihkan darah ke kelompok otot yang aktif dan menjauhi sistem pencernaan. Hal ini membuat meningkatnya risiko sakit perut dan masalah pencernaan lain bagi sebagian orang.

    Selain itu, mereka yang memiliki sensitivitas terhadap kafein dapat menimbulkan rasa gelisah, cemas, sakit perut, hingga meningkatnya detak jantung.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/suc)

  • Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai, Ini yang Diperiksa

    Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai, Ini yang Diperiksa

    Jakarta

    Program cek kesehatan gratis (CKG) khusus anak sekolah resmi dimulai Senin (4/8/2025). Ini merupakan kelanjutan program CKG umum yang sebelumnya sudah dimulai sejak Februari 2025.

    Diharapkan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang menerima manfaat pemeriksaan kesehatan tanpa biaya. Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono dalam kunjungannya ke SD Prestasi Global, Depok, Jawa Barat, menuturkan bahwa program CKG sangat penting untuk dilaksanakan.

    Program ini menjadi salah satu langkah preventif untuk mendeteksi berbagai penyakit serius sebelum gejalanya benar-benar muncul.

    Penerimaan Masyarakat dan Fungsi CKG Sekolah

    Menurut Wamenkes, salah satu faktor kesehatan yang perlu diperhatikan adalah kesehatan mata. Ia mengatakan penglihatan yang buruk dapat mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, pemeriksaan mata masuk dalam CKG sekolah.

    “Kalau matanya terganggu, nanti mereka melakukan proses belajar jadi nggak kelihatan, prestasi turun. Prestasi turunnya bukan karena nggak bisa (pelajaran), tapi mereka nggak bisa lihat yang ditulis di papan tulis,” kata Wamenkes ketika ditemui awak media di Depok, Jawa Barat, Senin (4/8/2025).

    Menurut Wamenkes, program CKG yang dilaksanakan di Depok berjalan dengan sangat baik. Ia menyebut anak-anak yang terlibat dalam pemeriksaan kesehatan mengikutinya dengan serius tapi tetap bahagia.

    “Saya lihat hari ini bagus ya, anak-anak lari di pemeriksaan kebugaran. Mereka serius untuk lari, mereka serius tapi happy. Mereka saya lihat, tidak ada rasa takut di pemeriksaan kesehatan ini, justru menggembirakan,” sambungnya.

    Ada Pemberian Imunisasi HPV hingga Cek Kejiwaan

    Pemeriksaan CKG sekolah meliputi kesehatan gigi, mata, telinga, kebugaran, tekanan darah tinggi, tinggi badan, berat badan, kelengkapan imunisasi, kebugaran, gejala TBC, serta pemeriksaan kejiwaan. Kelengkapan imunisasi yang diberikan adalah untuk rubella, campak, serta HPV (human papillomavirus) kanker serviks khusus untuk siswa putri kelas 5 SD.

    Menurut Wamenkes, pencegahan kanker serviks melalui imunisasi HPV sangat penting. Seringkali kanker serviks terdeteksi terlambat, sehingga pasien sulit menjalani perawatan dan kualitas hidup menurun.

    Terlebih, kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua bagi wanita Indonesia.

    “(Imunisasi) HPV ini cara untuk mencegah penyakit kanker serviks dan kanker serviks itu biasanya terjadi setelah mereka menikah biasanya. Dengan melakukan imunisasi HPV, maka bisa dicegah kanker serviks ini. Dan ini harus dilakukan sedini mungkin memang,” katanya.

    Sementara itu, untuk pemeriksaan kejiwaan dilakukan melalui kuesioner yang diberikan. Beberapa hari sebelum CKG dimulai, orang tua sudah dikirimi kuesioner untuk diisi.

    Pengisian kuesioner bisa dilakukan oleh orang tua untuk anak SD, sedangkan untuk SMP dan SMA bisa melakukannya sendiri.

    “Ada kuesioner yang dibagikan ke anak-anak SD itu diisi oleh orang tuanya, untuk mengidentifikasi kesehatan mental anak-anak SD, karena memang agak sulit ditanya. Kalau SMP dan SMA bisa diisi sendiri. Jadi sebelum pemeriksaan, diberikan pada orang tuanya,” sambungnya.

    Kata Mereka yang Ikut CKG Sekolah

    Berdasarkan pemantauan detikcom, sebagian besar anak tampak tenang ketika mengikuti program CKG. Ada sebagian anak yang nampak khawatir, tapi setelah pemeriksaan selesai, semuanya kembali normal.

    Salah satunya Alfian (6) siswa kelas 1 SD yang tenang ketika menjalani imunisasi. Meski ia harus disuntik menggunakan jarum, ia tetap santai.

    “Nggak sakit (suntuk), biasa aja. Karena aku banyak olahraga,” katanya ketika ditanyai.

    Selain imunisasi, dalam program CKG sekolah juga disediakan tes kebugaran. Dalam tes ini, siswa diminta untuk lari ringan memutari lapangan sebanyak 14 kali dengan total jarak 1.000 meter. Meski nampak melelahkan, mereka tetap begitu semangat.

    “Capek lumayan sih. Aku nggak latihan sih buat tes ini, cuma memang pernah aku jalan kaki 12 km,” cerita Reyhan (9) siswa kelas 4 SD pada detikcom.

    “Kaki aku pegel banget ini, aku memang suka olahraga. Suka lari-lari sejak kelas 2 SD. Aku biasanya juga basket seminggu sekali, ikut klub,” sambungnya.

    Waktu berlari dicatat oleh guru olahraga yang melakukan tes. Jika siswa tidak kuat, mereka juga tidak akan dipaksa untuk menyelesaikan keseluruhannya.

    Sebagai langkah tindak lanjut, apabila ditemukan indikasi masalah kesehatan pada anak, maka akan dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan. Apabila pengobatan tidak mampu dilaksanakan puskesmas, maka anak akan dirujuk ke rumah sakit.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)