Foto Health
Agung Pambudhy – detikHealth
Senin, 11 Agu 2025 18:00 WIB
Jakarta – Posyandu Plus VI di Solo digelar sebagai satu upaya tekan risiko stunting pada 8,6 juta keluarga melalui layanan kesehatan, edukasi, dan perbaikan sanitasi.

Foto Health
Agung Pambudhy – detikHealth
Senin, 11 Agu 2025 18:00 WIB
Jakarta – Posyandu Plus VI di Solo digelar sebagai satu upaya tekan risiko stunting pada 8,6 juta keluarga melalui layanan kesehatan, edukasi, dan perbaikan sanitasi.

Jakarta –
Penyakit sistem kardiovaskular yang serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung ternyata bisa dideteksi sejak jauh-jauh hari. Bahkan, tanda-tanda ini muncul lebih dari satu dekade sebelum penyakit jantung datang.
Dikutip dari Times of India, studi terbaru di JAMA Cardiology mengungkap tanda bahaya pada pengidap serangan jantung, stroke, atau gagal jantung, yakni penurunan aktivitas fisik sedang hingga berat (moderate to vigorous physical activity/MVPA).
Penurunan aktivitas ini terjadi lebih dari 10 tahun sebelum seseorang didiagnosis dengan penyakit jantung serius.
Studi tersebut meneliti sekitar 3.000 orang dewasa yang dipantau dari mereka berusia pertengahan 20-an hingga akhir paruh baya. Mereka yang akhirnya didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular menunjukkan penurunan aktivitas fisik. Bahkan lebih tajam dan awal, terutama dua tahun sebelum diagnosis itu muncul.
Tanda-tanda dari penyakit jantung memang seringkali tidak disadari, sampai akhirnya masalah serius itu datang. Seseorang di usia 40-an tahun bisa saja merasa ‘baik-baik saja’, tetapi diam-dia ada banyak plak menumpuk di arteri.
Gaya hidup memainkan peran besar pada kondisi ini. Makanan olahan, tinggi garam dan gula, serta kurangnya berolahraga menjadi dasar munculnya penyakit jantung.
Tentu, risiko-risiko tersebut bisa saja dikurangi dengan segera menerapkan gaya hidup sehat. Memilih makanan yang lebih baik, lebih banyak bergerak, hingga menjaga tekanan darah dan kolesterol.
(dpy/suc)

Jakarta –
Le Minerale, merek air minum dalam kemasan (AMDK) asli Indonesia, berhasil memperoleh penghargaan Gold untuk kategori Mineral Water Brand dalam ajang Youth Choice Award 2025.
Pencapaian ini menjadikan Le Minerale sebagai brand AMDK pilihan teratas Generasi Z (Gen Z) berdasarkan survei yang dilakukan Marketeers. Di tengah persaingan dengan sejumlah merek ternama lainnya, Le Minerale berhasil mengungguli Aqua dan Nestle Pure Life sebagai pilihan teratas Gen Z untuk direkomendasikan maupun dikonsumsi.
“Secara keseluruhan, Le Minerale meraih indeks paling tinggi pada survei online voting. Pilihan ini berdasarkan kebiasaan Gen Z dalam mengonsumsi suatu produk serta preferensi bila suatu saat akan menggunakan. Melalui metode ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki preferensi merek jika membutuhkan produk pada kategori merek tersebut dan Le Minerale menjadi pilihan utama,” kata CEO Marketeers Iwan Setiawan, dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).
Foto: Dok. Istimewa
Youth Choice Award merupakan ajang penghargaan tahunan bergengsi bagi merek-merek yang menjadi favorit Gen Z. Apresiasi ini didasarkan pada survei dengan online voting yang dilaksanakan selama periode Juni 2025, melibatkan 1.183 mahasiswa-mahasiswi dari 44 universitas di seluruh Indonesia. Dari 1.183 responden yang disurvei, sebanyak 31% di antaranya memilih Le Minerale, Aqua 24%, Nestle Pure Life 21%, Cleo 16%, dan Pristine 8%.
“Segmen Gen Z penting bagi brand karena mereka adalah the one setting the trend. Di sisi lain, banyak sekali keputusan pembelian di dalam keluarga yang terjadi atau diserahkan ke Gen Z sebagai anak,” ujar Iwan.
Iwan menambahkan karakter Gen Z dan Milenial memiliki perbedaan signifikan. Generasi yang sangat digital savvy ini menyukai hal-hal yang autentik, memperhatikan product utility, dan peduli terhadap keberlanjutan.
“Sebab itu, untuk menyasar Gen Z, brand harus menggunakan gaya komunikasi yang sesuai, dari konvensional ke fungsional. Jangan sampai pemasar merasa sudah memiliki komunikasi dengan tone anak muda tapi ternyata bukan preferensi yang dimiliki Gen Z, melainkan komunikasi untuk Milenial,” ucap Iwan.
“Semoga Le Minerale dapat terus berinovasi, memahami karakter generasi muda, serta menjaga kualitas produknya,” sambungnya.
Melalui penghargaan ini, Le Minerale kembali membuktikan diri sebagai air mineral berkualitas yang relevan dengan kebutuhan generasi muda, serta menjadi pengakuan atas konsistensi Le Minerale dalam menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan kandungan mineral esensial, serta komitmennya sebagai brand asli Indonesia yang terus berinovasi dan berkontribusi bagi gaya hidup sehat masyarakat.
“Penghargaan dari Marketeers Youth Choice Award 2025 ini sangat berarti bagi kami karena sekaligus menjadi bukti dari komitmen Le Minerale sebagai air mineral berkualitas yang berhasil menjawab kebutuhan Gen Z, yang kini berperan penting sebagai pionir dalam tren sekaligus pembentuk opini,” ujar Head of Public Relations and Digital Le Minerale Yuna Eka Kristina.
Yuna menambahkan Gen Z adalah generasi yang kritis, sadar kesehatan, dan sangat selektif dalam memilih produk. Menurut Yuna, untuk menjawab kebutuhan Gen Z yang sangat teliti saat memilih suatu produk, Le Minerale hadir sebagai satu-satunya AMDK yang mencantumkan kandungan mineral di kemasannya.
“Kami percaya hal ini menjadi salah satu keunggulan kami dan menjadi alasan Le Minerale menjadi AMDK pilihan utama Gen Z,” jelas Yuna.
Selain peduli terhadap kesehatan dan kualitas, Gen Z juga dikenal mendukung brand yang memiliki nilai lokal dan keberlanjutan. Yuna menyebut sebagai generasi yang menjadi penggerak sekaligus cerminan gaya hidup masa kini, Gen Z memiliki peran krusial dalam membentuk arah preferensi konsumen ke depan.
“Karena itu, kami bangga bisa menjadi bagian dari keseharian mereka, dengan menghadirkan air mineral berkualitas yang mengandung mineral esensial serta membawa nilai lebih sebagai brand kebanggaan asli Indonesia,” kata Yuna.
Raihan ini memperkuat posisi Le Minerale sebagai brand air minum dalam kemasan pilihan generasi muda Indonesia. Ke depan, Le Minerale akan terus berinovasi dan berkomitmen untuk mendekatkan diri dengan konsumen, terutama Gen Z, dan menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mereka jalani.
(akd/akd)

Jakarta –
Dalam sebuah laporan kasus medis yang aneh, seorang remaja berusia 18 tahun nekat memasukkan pinset logam ke dalam penisnya. Lebih mengejutkan lagi, ia baru pergi ke dokter empat tahun kemudian, mengklaim tidak mengalami masalah kesehatan apa pun selama itu.
Meskipun pinset sepanjang 8 sentimeter itu bersarang di dalam uretranya, saluran yang membawa urine dan air mani keluar dari tubuh, dia dilaporkan bisa buang air kecil dengan normal dan tidak merasakan gejala seperti peradangan atau demam.
Para dokter di rumah sakit, yang mulanya tidak percaya, memeriksa dan melakukan rontgen pada pasien tersebut. Hasilnya mengejutkan, mereka menemukan sepasang pinset benar-benar tertanam di dalam alat kelaminnya.
“Benda asing paling umum dimasukkan ke dalam saluran kemih oleh pasien dengan masalah kejiwaan, dalam keadaan mabuk, bingung, atau memiliki rasa penasaran seksual,” tulis peneliti di jurnal Urology Case Report.
Penanganan berfokus pada pengangkatan benda asing, mendiagnosis komplikasi, dan menghindari gangguan fungsi ereksi.
Untuk mengeluarkan benda asing tersebut, tim dokter menempatkan pria itu di bawah anestesi umum. Tantangan yang dihadapi adalah pinset itu dalam keadaan terbuka, menekan dinding saluran kemih.
Untuk mengatasinya, seorang asisten bedah harus menekan sisi penis pria itu agar pinset tertutup. Setelah pinset terkunci, dokter dengan hati-hati menariknya keluar dari uretra tanpa menyebabkan kerusakan.
Setelah prosedur, pasien tidak mengalami masalah dan diizinkan pulang. Dokter merekomendasikan agar ia menjalani evaluasi kejiwaan, tetapi ia menolak. Ia juga tidak kembali untuk perawatan tindak lanjut, meski sudah disarankan.
Para dokter mencatat bahwa kasus seperti ini, terutama dengan jeda waktu bertahun-tahun, jarang mereka temui, tetapi hal ini memang sesekali terjadi.
“Alasan paling umum untuk memasukkan benda asing ke dalam uretra pria adalah untuk kepuasan autoerotik dan seksual, terutama saat masturbasi,” ungkap tim medis.
“Namun, kebanyakan pasien merasa bersalah dan malu, sehingga sering menunda untuk mencari bantuan medis,” tutupnya.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)

Jakarta –
COVID varian Stratus atau disebut XFG telah menjadi varian yang merebak di dunia, termasuk di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu melaporkan COVID varian Stratus sudah mendominasi setidaknya 75 persen dari total kasus COVID di Indonesia pada Mei 2025. Bahkan meningkat menjadi 100 persen di Juni 2025.
Laporan tersebut mencakup hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.
Meski demikian, Kemenkes menyebutkan varian dominan COVID-19 yang merebak di Indonesia tergolong dalam kategori risiko rendah (low risk). Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap menjaga protokol kesehatan, terutama bagi kelompok rentan.
“XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara, paling banyak dari Eropa dan Asia per Juni 2025,” demikian laporan Kemenkes beberapa waktu lalu.
“Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” lanjut Kemenkes.
Stratus atau XFG adalah varian SARS-CoV-2 yang merupakan hasil rekombinasi dari garis keturunan LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025. Laporan WHO mengatakan XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.
Adapun COVID-19 varian Stratus memiliki dua strain, yakni XFG dan XFG.3. Menurut seorang ahli virologi dari Universitas Warwick, Professor Lawrence Young, kedua strain Stratus, yaitu XFG dan XFG.3, disebut menyebar dengan cepat.
Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Istilah VUM digunakan untuk memberi sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat bahwa suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut.
Gejala COVID Varian Stratus
Pada dasarnya, gejala COVID varian Stratus mirip dengan varian lainnya. Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) membeberkan gejala COVID yang umum seperti:
Demam atau menggigilBatukKelelahanSakit tenggorokanKehilangan rasa atau penciumanPenyumbatanNyeri ototSesak napasSakit kepalaMual atau muntah
COVID varian Stratus juga memiliki gejala khas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi juga melaporkan suara serak atau suara yang kasar dan parau. Gejala khas ini dapat membantu membedakan XFG dari varian maupun subvarian lainnya.
“Gejala Stratus adalah suara parau, atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice,” tutur Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama beberapa waktu lalu.
Cara Pencegahan
Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan sejumlah hal berikut.
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.Bagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat.
(suc/suc)

Jakarta –
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan olahraga yang dapat mengurangi risiko stroke. Mereka menganjurkan untuk 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang, 75 menit untuk aktivitas berat, atau kombinasi keduanya.
Sebuah studi baru menemukan bahwa semua tingkat aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik waktu luang (LTPA) dapat mengurangi risiko stroke. Temuan ini menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik waktu luang jauh di bawah ambang batas yang direkomendasikan untuk olahraga, dapat menurunkan risiko stroke sebesar 18 persen dibandingkan dengan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.
“Berolahraga 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 29 persen dan tingkat aktivitas fisik, yang serupa dapat menguranginya sebesar 27 persen,” tulis studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.
Dikutip dari Medical News Today, studi ini merupakan analisis dari 15 studi yang melibatkan 75.050 partisipan. Karena studi-studi tersebut dilakukan secara independen, analisis ini berupaya menemukan titik temu di antara keduanya.
Periode tindak lanjut rata-rata adalah 125,7 bulan, plus minus 77,5 bulan. Dalam beberapa studi, luaran untuk tiga tingkat aktivitas dinilai:
Tidak ada aktivitas fisik.Olahraga di bawah target 150 menit.Memenuhi rekomendasi 150 menit untuk olahraga.
Dalam studi-studi ini, tingkat di bawah target dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 18 persen, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas.
Studi lain melibatkan empat atau lima tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dalam studi-studi ini menunjukkan penurunan risiko stroke yang serupa, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas sama sekali.
Manfaat dari tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah pun konsisten pada pria dan wanita, serta semua kelompok usia. Meskipun temuannya menjanjikan, para penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.
Di seluruh populasi studi, berbagai faktor membuat penarikan kesimpulan definitif menjadi lebih sulit. Di antaranya adalah metodologi penelitian yang berbeda dan beragamnya ras dan etnis, usia, keseimbangan pria dan wanita, serta lamanya periode tindak lanjut.
“Sisi negatif dari penelitian ini adalah adanya banyak definisi berbeda tentang aktivitas rendah. Tetapi, hal itu dapat memiliki arti yang berbeda dalam studi yang berbeda,” terang direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Heart & Vascular Institute, Saddleback Medical Center, Dr Cheng-Han Chen.
Dr Chen mencatat bahwa efek aktivitas fisik di waktu luang yang ditemukan dalam penelitian ini tampak signifikan. Ia mengatakan ada banyak cara untuk memenuhi target aktivitas fisik yang direkomendasikan, seperti sesi kecil olahraga dasar yang dilakukan selama seminggu.
“Berjalan kaki 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Dan itu sebenarnya 140 menit seminggu,” katanya.
Selain itu, aktivitas fisik ringan yang dapat menurunkan risiko stroke, seperti:
Membuka pintu, berjalan selama 5 menit ke satu arah, lalu berbalik dan berjalan pulang selama 5 menit dua kali sehari.Naik turun tangga selama 5 menit beberapa kali sehari.
“Berapa pun jumlah olahraganya lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali,” tambah Dr Chen.
Dr Chen juga mengungkapkan hal lain yang dapat membantu menyehatkan jantung dan dapat membantu menurunkan risiko stroke.
“Jangan merokok, kelola tekanan darah, kelola kolesterol, kelola berat badan, dan kelola gula darah,” sambungnya.
Dr Jayne Morgan, seorang ahli jantung dan direktur eksekutif Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat di Piedmont Healthcare Corporation di Atlanta, juga menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Hal ini dapat membantu darah tidak berubah menjadi terlalu kental.
“Air dapat membuat darah lebih encer dan tidak terlalu kental, sehingga mengurangi risiko stroke,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa membatasi asupan alkohol dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Jakarta –
Sebuah studi menemukan hubungan antara kebiasaan ngupil dan peningkatan risiko demensia. Demensia adalah gangguan fungsi otak yang memicu penurunan kemampuan berpikir dan mengingat, salah satu contohnya seperti alzheimer.
Mengupil disebut dapat memicu kerusakan jaringan dalam hidung yang membuat spesies bakteri tertentu memiliki jalur lebih mudah untuk menginfeksi otak. Otak kemudian merespons keberadaan bakteri tersebut dengan cara menyerupai tanda penyakit alzheimer.
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan Griffith University Australia menggunakan bakteri Chlamydia pneumoniae, yang umumnya dapat memicu pneumonia pada manusia, pada tikus uji coba. Bakteri ini juga ditemukan pada sebagian besar otak manusia yang memiliki demensia.
Hasilnya menunjukkan bakteri dapat bergerak melalui saraf penciuman yang menghubungkan rongga hidung dengan otak. Tak hanya itu, kerusakan pada epitel hidung (lapisan rongga hidung) juga membuat infeksi pada saraf menjadi lebih parah.
Tikus akhirnya menghasilkan lebih banyak protein amyloid-beta, protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Plak protein ini juga ditemukan dalam jumlah besar pada otak manusia pengidap alzheimer.
“Kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk melalui hidung ke otak dan memicu patologi yang mirip penyakit Alzheimer,” kata ahli saraf Griffith University, James St John, dikutip dari Science Alert, Senin (11/8/2025).
“Kami melihat hal ini terjadi pada model tikus, dan buktinya berpotensi menakutkan bagi manusia juga,” sambungnya.
Dalam waktu 24-72 jam, bakteri Chlamydia pneumoniae sudah menguasai sistem saraf pusat tikus. Diperkirakan hidung bisa menjadi jalur tercepat bagi virus dan bakteri untuk menuju otak.
Meskipun belum pasti efeknya sama pada manusia, mereka beranggapan temuan ini disebut harus diteliti lebih lanjut untuk mengetahui risikonya pada manusia.
“Kita perlu melakukan studi ini pada manusia dan memastikan apakah jalurnya bekerja dengan cara yang sama,” kata John.
“Ini adalah penelitian yang telah diusulkan banyak orang, tetapi belum pernah dilakukan. Yang kita ketahui adalah bakteri ini juga ada pada manusia, namun kita belum tahu bagaimana cara mereka sampai ke sana,” tandasnya.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)

Jakarta –
Tes ketajaman mata bisa jadi permainan yang melatih fokus. Salah satu bentuknya adalah mencari kata atau angka yang berbeda di antara banyaknya deretan angka dan kata yang sama.
Tantangan sederhana ini menguji kecepatan dan ketelitian dalam memperhatikan detail kecil. Terlihat mudah, tapi coba jawab semuanya dengan cepat!
Soal Temukan Kata dan Angka yang Berbeda
Berikut beberapa soal tes ketajaman mata dalam menemukan kata atau angka yang berbeda. Coba perhatikan baik-baik setiap soalnya.
1. Ada begitu banyak kata cuka di sini. Tapi ada satu yang berbeda.
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
2. Perhatikan dengan seksama di banyaknya kata rancu di bawah ini. Ada satu kata berbeda yang terselip.
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
3. Coba temukan kata yang berbeda di antara banyaknya kata topi berikut ini. Ketemu dalam berapa detik?
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
4. Jangan sampai terkecoh. Tidak semua angka dalam gambar adalah 9. Bisakah kamu menemukannya dengan cepat?
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
5. Kali ini cukup mudah. Coba cari angka yang berbeda di antara banyaknya angka 2.
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
6. Masih sama seperti soal sebelumnya. Temukan satu angka berbeda di antara angka 8.
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
7. Semua terlihat seperti kata “suka”. Coba temukan kata saku dengan cepat!
Asah otak Foto: detikHealth
8. Dalam waktu lima detik, cari kata yang berbeda dari banyaknya kata kepala ini.
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
9. Fokus lagi. Coba temukan kata Keledai di antara kata kedelai.
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
10. Soal terakhir. Kalau kamu bisa jawab semua pertanyaan ini berarti mata kamu memang jeli.
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
Jawaban Soal Temukan Kata dan Angka yang Berbeda
Inilah jawaban dari setiap soal tes ketajaman mata.
1. Kata suka ternyata ada di antara cuka. Ada di kolom kedua sebelah kiri.
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
2. Wah, ada kata racun yang terselip. Berhasil menemukannya tidak?
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
3. Kata kopi jadi pembeda di antara kata lainnya. Sulit tidak menemukannya?
asah otak Foto: Fadilla Namira/detikHealth
4. Ada angka 9 terbalik yang terselip alias angka 6. Hayo kamu menemukannya dalam berapa detik?
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
5. Satu angka 7 ada di antara banyaknya angka 2. Tidak sulit menemukannya kan?
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
6. Ya, ada angka 3 di bagian kanan bawah. Kamu bisa mencarinya dengan cepat bukan?
Tes Ketajaman Mata, Berhasil Temukan Angka Berbeda dalam 5 Detik? Foto: detikhealth/ Jieffa Nurhaliza
7. Sekilas agak mirip. Kata saku ternyata ada di sini
Asah otak Foto: detikHealth
8. Perlu fokus, ada kata kelapa di antara banyaknya kata kepala di sini. Kalau bisa menemukannya kurang dari 5 detik kamu hebat.
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
9. Mirip dengan kata kedelai, ada kata keledai yang terselip. Berhasil menemukannya?
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
10. Ternyata ada kata ribu di sini. Bagaimana? Kamu bisa menjawab semuanya?
Uji Kejelian Mata Lewat Tebak Kata, Bisa Jawab Kurang dari 5 Detik? Foto: detikhealth
Halaman 2 dari 8
(elk/up)

Jakarta –
Dalam keseharian, tubuh sering memberi sinyal kecil seperti, rasa pegal usai beraktivitas, perut terasa kembung, atau tengkuk yang mulai kaku karena duduk terlalu lama. Meski terlihat ringan, gangguan-gangguan semacam ini jika dibiarkan bisa mengganggu kenyamanan beraktivitas. Salah satu pendekatan yang sudah dikenal sejak lama dalam merawat tubuh secara alami adalah penggunaan minyak balur herbal.
Salah satu nama yang kerap muncul dalam praktik ini adalah Cakramaya. Bukan sekadar istilah, Cakramaya mencerminkan konsep perawatan tubuh berbasis tumbuhan yang dilakukan dengan sentuhan lembut, kehangatan alami, dan aroma yang menenangkan.
Kembali ke Akar Tradisi
Minyak balur adalah bagian dari tradisi pengobatan di banyak budaya, baik di Indonesia, Tiongkok, India, maupun Timur Tengah. Biasanya digunakan dengan cara dioleskan pada bagian tubuh tertentu untuk meredakan keluhan ringan seperti masuk angin, nyeri otot, atau rasa tidak nyaman di perut. Tak jarang, proses membalur juga disertai pijatan ringan yang membantu relaksasi.
Penggunaan minyak semacam ini bukan hanya dimaksudkan untuk efek fisik, tetapi juga memberi manfaat psikologis melalui aroma dan rasa hangat yang ditimbulkan. Aktivitas ini sering menjadi bentuk perhatian sederhana terhadap tubuh, khususnya di tengah kesibukan harian.
Kombinasi Minyak Alami
Cakramaya dikenal dengan pendekatannya yang menggabungkan tujuh jenis minyak herbal yang masing-masing memiliki karakteristik unik. Di antaranya adalah:
– Minyak peppermint, dikenal menyegarkan dan membantu meredakan mual serta ketegangan otot
– Minyak eucalyptus, memberikan efek hangat dan membantu melegakan pernapasan
– Bunga lawang, yang memiliki sifat antiinflamasi alami
– Adas, sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi kembung dan gangguan pencernaan ringan
– Minyak jeruk, dikenal dengan aroma yang menenangkan dan memberi rasa nyaman
– Minyak biji anggur, kaya antioksidan dan baik untuk kelembapan kulit
– Minyak kelapa, berfungsi sebagai pelarut alami dan pelindung kulit
Kombinasi ini dirancang untuk saling melengkapi, menciptakan efek menyeluruh bagi tubuh – baik dari sisi kenyamanan fisik maupun relaksasi mental.
Minyak Herbal Cakramaya Foto: Cakramaya
Manfaat Secara Keseluruhan
Quality Control Cakramaya Randi Prasetyo ada berbagai manfaat yang dapat dirasakan dari penggunaan Cakramaya.
“Ketika ketujuh unsur alami ini dikombinasikan dalam satu formula, terciptalah sebuah pendekatan yang menyatu, yakni meredakan keluhan ringan, menenangkan sistem tubuh, serta menjaga kebugaran harian secara menyeluruh,” ujar Randi dalam keterangannya, Senin (11/8/2025).
Secara keseluruhan, penggunaan Cakramaya dapat membantu:
– Menghangatkan tubuh, terutama saat cuaca dingin atau saat tubuh mulai terasa tidak nyaman
– Meredakan ketegangan otot setelah aktivitas berat atau posisi duduk terlalu lama
– Mengurangi rasa mual, perut kembung, dan masuk angin melalui efek aromatik dan topikal
– Membantu relaksasi dengan aroma yang menenangkan dan efek pijatan ringan
– Mendukung perawatan kulit ringan, menjaga kelembapan dan melindungi dari iritasi ringan
Fungsinya bukan hanya pada satu titik, tapi justru menyatu dalam dukungan harian yang ringan namun bermakna. Ia tidak menggantikan pengobatan medis, tetapi berperan sebagai pelengkap dalam menjaga keseimbangan tubuh secara alami.
Manfaat dalam Aktivitas Sehari-hari
Randi mengungkapkan membalur tubuh bukan hanya soal mengatasi keluhan, tapi juga soal membangun hubungan yang lebih peka dengan tubuh sendiri. Banyak orang menggunakan minyak balur sebagai rutinitas sederhana sebelum tidur, setelah mandi, atau saat merasa lelah.
Aroma alami yang dihasilkan juga seringkali memberi efek menenangkan, membantu tubuh dan pikiran beristirahat dengan lebih baik.
“Kegiatan membalur dapat menjadi pengingat untuk tidak mengabaikan isyarat tubuh, serta mendorong kita lebih sadar terhadap kebutuhan istirahat, gerak, dan perhatian kecil yang bisa berdampak besar,
ujar Randi.
Cakramaya hadir sebagai bagian dari semangat kembali ke metode perawatan diri yang lebih alami dan lembut. Di tengah dunia yang bergerak cepat, pendekatan seperti ini mengingatkan kita bahwa merawat tubuh tidak selalu harus dengan cara yang rumit. Terkadang, baluran hangat, aroma herbal, dan momen tenang sejenak bisa menjadi bentuk pemulihan yang paling bermakna.
Menghargai tubuh adalah langkah awal menuju kesehatan yang lebih utuh. Dan dalam baluran minyak yang menenangkan, mungkin kita sedang belajar untuk lebih mendengarkan, lebih memperhatikan, dan lebih menyayangi diri sendiri.
(ega/ega)

Jakarta –
Lebih dari sepertiga wilayah di Korea Selatan mencatat kelahiran kurang dari 10 bayi sepanjang tahun lalu, menurut data statistik. Temuan ini menyoroti kesenjangan regional yang semakin dalam dalam hal kelahiran.
Menurut data dari Layanan Peninjauan dan Penilaian Asuransi Kesehatan, Korea Selatan mencatat 237.484 kelahiran di rumah sakit dan pusat bidan tahun lalu. Dari 251 kota, kabupaten, dan distrik, sebanyak 97 di antaranya atau 38,6 persen, mencatat kurang dari 10 kelahiran dalam setahun.
Fenomena ‘Gurun Kelahiran’ di Korea Selatan
Wilayah yang dijuluki “gurun kelahiran” ini mencakup daerah berpenduduk jarang hingga beberapa kota kecil. Di antaranya adalah Gwacheon, Dongducheon, dan Anseong di Provinsi Gyeonggi; Taebaek di Provinsi Gangwon; serta Gimje di Jeolla Utara.
Angka yang rendah ini sering kali mencerminkan ketiadaan fasilitas bersalin, bukan karena tidak ada bayi yang lahir. Banyak calon ibu terpaksa melakukan perjalanan ke kota tetangga untuk melahirkan karena layanan kebidanan lokal tidak tersedia.
Data dari Statistik Korea menunjukkan, hanya dua wilayah yakni Kabupaten Yeongyang dan Kabupaten Ulleung di Provinsi Gyeongsang Utara yang mencatat kurang dari 50 bayi yang terdaftar sebagai penduduk. Ini berarti sebagian besar ibu yang tinggal di 95 wilayah lain melahirkan di daerah lain dan mendaftarkan kelahiran di wilayah tempat tinggal mereka.
Para ahli berpendapat, mempertahankan fasilitas persalinan di daerah seperti itu secara finansial sulit dipertahankan karena rendahnya jumlah pasien, bahkan dengan adanya subsidi pemerintah.
“Pemerintah memang telah lama mendukung daerah dengan infrastruktur bersalin yang lemah, tetapi jika jumlah persalinan tetap rendah, sulit bagi rumah sakit untuk terus beroperasi,” ujar Yoon Seok-jun, seorang profesor dari Korea University College of Medicine kepada Korea Times.
Sebagai solusinya, ia menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada penguatan transportasi darurat dan membangun jaringan rujukan yang menghubungkan klinik lokal dengan rumah sakit yang lebih besar. Hal ini dinilai lebih efektif untuk memastikan perempuan dapat melahirkan dengan aman, alih-alih mencoba mempertahankan fasilitas yang tidak berkelanjutan.
Ironisnya, temuan ini muncul di tengah adanya kenaikan langka dalam jumlah kelahiran nasional. Statistik Korea melaporkan bahwa angka kelahiran naik secara tahunan selama 11 bulan berturut-turut hingga Mei, didorong oleh peningkatan pernikahan dan berbagai kebijakan pemerintah yang mendorong kelahiran.
Dari Januari hingga Mei, Korea Selatan mencatat 106.058 kelahiran, naik 6,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Angka ini menjadi tingkat pertumbuhan tercepat sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 1981. Meski begitu, masalah kesenjangan regional tetap menjadi tantangan besar.
Halaman 2 dari 3
(kna/kna)