Jenis Media: Kesehatan

  • Mahasiswa Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir di Usia 23, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Mahasiswa Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir di Usia 23, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Jakarta

    Mahasiswa di Vietnam banyak yang didiagnosis mengidap gagal ginjal akut stadium akhir. Hal ini disebabkan gaya hidupnya yang tidak sehat, seperti makan makanan cepat saji hingga kebiasaan begadang.

    Duy yang merupakan seorang mahasiswa berusia 23 tahun didiagnosis didiagnosis mengidap penyakit ginjal kronis stadium IV setahun yang lalu, oleh dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi. Ia diharuskan menjalani dialisis atau cuci darah secara rutin.

    Ia mengaku memiliki kebiasaan makan dan tidur yang tidak teratur. Biasanya, Duy mengonsumsi teh susu, minuman ringan, mi instan pedas, gorengan, dan kebiasaan begadang.

    Sebelumnya, ia menjalani pengobatan tetapi harus berhenti karena sibuk mempersiapkan ujian kelulusan. Bahkan, ia tidak lagi mengonsumsi obat selama dua bulan.

    Sampai akhirnya, Duy merasakan kelelahan dan mual yang parah. Ia pun harus dirawat di rumah sakit lagi dan rutin menjalani dialisis.

    “Jika saya bisa memutar waktu, saya akan lebih memperhatikan kesehatan saya. Tapi, sekarang sudah terlambat,” tuturnya yang dikutip dari VNExpress, Minggu (17/8/2025).

    Hal yang sama juga terjadi pada mahasiswi bernama Hoai. Ia didiagnosis gagal ginjal stadium akhir saat masih berusia 20 tahun.

    Sebelumnya, ia memang selalu mengejar deadline karena harus kuliah dan bekerja paruh waktu hingga harus begadang setiap hari. Bahkan, yang dikonsumsinya kebanyakan adalah makanan cepat saji, roti, sosis, mi instan, dan kopi yang kental.

    Hoai mengaku hanya minum air putih sedikit, saat merasa sangat haus.

    Sampai suatu waktu, ia mulai mengeluhkan beberapa gejala seperti mual, kelelahan, insomnia, dan perubahan indera perasa. Setelah diperiksa dokter, fungsi ginjalnya berada di bawah 10 persen.

    Agar bisa tetap sehat, Hoai harus segera melakukan transplantasi ginjal.

    Menyoal Gagal Ginjal

    Dikutip dari Cleveland Clinic, gagal ginjal adalah kondisi ketika satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Gangguan ini bisa bersifat sementara dan berkembang cepat, yang dikenal sebagai gagal ginjal akut.

    Selain itu, gagal ginjal juga dapat berlangsung dalam jangka panjang dan semakin memburuk seiring waktu, disebut sebagai gagal ginjal kronis. Jika terus berlanjut tanpa penanganan, kondisi ini bisa mencapai tahap paling serius, yakni penyakit ginjal stadium akhir, yang berpotensi mematikan apabila tidak segera ditangani.

    Penyebab paling umum gagal ginjal adalah kondisi seperti diabetes dan darah tinggi atau hipertensi. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Gula darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak ginjal dan organ lainnya.

    Tekanan darah tinggi berarti darah mengalir dengan kuat melalui pembuluh darah tubuh. Seiring waktu dan tanpa pengobatan, tekanan ekstra ini dapat merusak jaringan ginjal.

    Selain itu, beberapa penyebab gagal ginjal akut dan kronis lainnya, seperti:

    Infeksi.Gumpalan darah atau peradangan pada pembuluh darah ginjal.Dehidrasi.Ureter (saluran yang mengalirkan urine dari ginjal) yang tersumbat, karena batu ginjal, tumor, atau pembesaran prostat.Beberapa obat-obatan.Gagal jantung.Sementara itu, gagal ginjal kronis paling umum disebabkan oleh:Diabetes.Tekanan darah tinggi atau hipertensi.Peradangan pada ginjal atau glomerulonefritis.

    Gejala Gagal Ginjal

    Banyak orang mungkin hanya merasakan sedikit gejala, bahkan tidak merasakan apa-apa pada tahap awal penyakit ginjal. Namun, meskipun terlihat baik-baik saja, penyakit ginjal kronis tetap dapat menimbulkan kerusakan serius.

    Gejala gagal ginjal bisa berbeda pada setiap orang. Saat fungsi ginjal menurun, beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain:

    Kelelahan ekstrem (fatigue).Mual dan muntah.Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.Pembengkakan (edema), terutama di sekitar tangan, pergelangan kaki, atau wajah.Perubahan frekuensi buang air kecil.Kram (kejang otot).Kulit kering atau gatal.Nafsu makan berkurang, atau makanan terasa seperti logam.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Metode ‘Japanese Walking’, Jalan Kaki 30 Menit dengan Segudang Manfaat Kesehatan

    Metode ‘Japanese Walking’, Jalan Kaki 30 Menit dengan Segudang Manfaat Kesehatan

    Jakarta

    Jalan kaki merupakan olahraga yang paling sederhana dan memberikan banyak manfaat kesehatan. Mulai dari meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan mengendalikan gula darah, serta meningkatkan metabolisme dan suasana hati.

    Adapun salah satu metode jalan kaki yang bisa dicoba adalah ‘Metode Jalan Jepang’ atau ‘Japanese Walking’. Metode jalan kaki ini juga belakangan viral di TikTok. Banyak yang mengklaim metode ini dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran ke tingkat yang lebih tinggi.

    Metode ini bukanlah hal yang baru, sebenarnya adalah julukan untuk teknik kebugaran yang disebut latihan jalan interval atau interval walking training (IWT). Ini melibatkan berjalan dalam interval lambat dan cepat untuk jangka waktu tertentu.

    Bentuk spesifik IWT yang populer di media sosial diperkenalkan hampir 20 tahun yang lalu oleh para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Hiroshi Nose dan Dr Shizue Maskuki. Keduanya profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Shinshu di Matsumoto, Jepang.

    Tren jalan kaki ala Jepang ini melibatkan pergantian antara beberapa menit jalan cepat, dan intens dengan beberapa menit jalan pemulihan selama setengah jam.

    Manfaat Jalan Kaki Interval Jepang

    Dalam studi mereka, Nose dan Masuki menemukan individu dalam kelompok latihan jalan kaki interval intensitas tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Itu terdiri dari peningkatan kapasitas aerobik, kesehatan jantung, dan kekuatan paha dibandingkan dengan kelompok jalan kaki berkelanjutan.

    Mereka juga menyimpulkan bahwa IWT dapat melindungi dari peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan usia. Hanya 30 menit jalan kaki interval Jepang dapat menawarkan sejumlah manfaat tambahan.

    “Ini menantang sistem kardiovaskular. Metode ini membantu meningkatkan kesehatan jantung, kapasitas paru-paru, dan pembakaran kalori,” terang Dr Jeanne Doperak, seorang dokter kedokteran olahraga di University of Pittsburgh Medical Center.

    Cara Mencoba Jalan Kaki Ala Jepang

    Menurut Doperak, untuk mencoba jalan kaki ala Jepang ini hanya butuh tempat berjalan, baik di luar maupun di atas treadmill.

    “Kapan pun Anda berjalan kaki di luar ruangan, pastikan Anda memiliki tempat yang aman untuk berjalan,” kata Doperak.

    Disarankan untuk menggunakan sepatu yang nyaman dan memiliki bantalan yang cukup untuk menopang diri selama 30 menit berjalan tanpa rasa sakit. Jika baru mencobanya, mulailah secara bertahap.

    Rutinitas Interval 30 Menit

    Pertama, awali jalan kaki dengan tiga menit berjalan lambat, intensitas rendah, dengan kecepatan tetap. Jalan kaki harus terasa ringan dan rileks.

    Kemudian, mulai secara bertahap ke intensitas tinggi dengan meningkatkan kecepatan menjadi jalan cepat dan lebih cepat. Kecepatan jalan cepat dianggap sekitar 6,6 km per jam atau lebih cepat.

    Dikutip dari TODAY, tekuk lengan pada sudut 90 derajat, ayunkan setiap langkah, dan melibatkan otot inti dengan mengencangkan otot perut.

    “Intensitas tinggi berbeda untuk setiap individu, tetapi kamu menggambarkannya sekitar 70 persen dari detak jantung maksimum Anda,” beber Doperak.

    Selama interval intensitas tinggi, detak jantung seharusnya meningkat dan napas lebih berat. Tetapi, seharusnya masih bisa berbicara tanpa kehabisan napas.

    “Jika Anda sudah sampai pada titik di mana Anda tidak bisa berbicara sama sekali, itu mendekati kapasitas 100 persen dan Anda mungkin melakukan lebih dari yang dibutuhkan saat itu untuk mendapatkan manfaatnya,” kata Doperak.

    Setelah tiga menit, kembali ke jalan pemulihan yang lebih lambat dan ulangi interval tersebut hingga mencapai 30 menit.

    Menurut Doperak, jalan kaki ala Jepang ini tidak terlalu bermanfaat untuk penguatan dan pertumbuhan otot. Ini lebih berpengaruh pada kesehatan jantung dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Pengakuan mahasiswa Usia 23 Kena Gagal Ginjal Stadium Akhir, Sering Makan Ini

    Pengakuan mahasiswa Usia 23 Kena Gagal Ginjal Stadium Akhir, Sering Makan Ini

    Jakarta

    Banyak anak muda di Vietnam mengalami gagal ginjal stadium akhir akibat gaya hidup yang tidak sehat. Kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahaya dari kebiasaannya yang buruk bagi kesehatan.

    Hal ini yang dialami Duy, seorang anak muda di Vietnam. Ia didiagnosis mengidap gagal ginjal stadium akhir oleh dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi.

    “Anda menderita gagal ginjal stadium akhir dan harus segera memulai dialisis,” kata dokter yang menanganinya, dikutip dari VNExpress, Minggu (17/8/2025).

    Duy seorang mahasiswa berusia 23 tahun itu masih belum bisa menerima kenyataan. Ia berkata pada Dr Nguyen Van Thanh, wakil kepala departemen nefrologi dan urologi yang menanganinya dengan suara tercekat, bahwa ia masih berusia 20-an dan tidak merokok.

    Hanya saja kebiasaan makan dan tidurnya sangat tidak teratur. Tetapi, Duy mengklaim banyak juga yang gaya hidupnya seperti itu.

    Melihat ekspresi terkejut di wajah pasiennya itu, Dr Thanh menjelaskan kondisinya.

    “Karena penyakit ini terlambat terdeteksi dan tidak menjalani pengobatan dengan benar, fungsi ginjal Anda telah rusak. Dialisis atau transplantasi adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Anda,” jelas dokter tersebut.

    Duy didiagnosis mengidap penyakit ginjal kronis stadium IV setahun yang lalu. Tetapi, karena sibuk mempersiapkan ujian kelulusan, ia tidak rutin memeriksakan diri atau berobat, dan berhenti minum obat selama dua bulan.

    Baru-baru ini, saat ia mulai merasa kelelahan dan mual parah, Duy kembali ke rumah sakit. Di sana ia baru mengetahui bahwa fungsi ginjalnya telah memburuk hingga stadium akhir.

    Saat ini, Duy terbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum suntik yang dimasukkan ke pembuluh darahnya dan mesin dialisis berdengung di sampingnya tiga kali seminggu. Saat ponselnya bergetar karena pesan grup untuk acara nongkrong dan kumpul-kumpul makan, ada rasa penyesalan yang menyelimutinya.

    Duy mengungkapkan makanan dan minuman yang biasanya dikonsumsi. Teh susu, minuman ringan, mi instan pedas, dan gorengan menjadi makanan sehari-harinya.

    Ia juga biasa begadang hingga larut malam, bahkan sampai pukul dua atau tiga pagi. Seorang temannya sudah memperingatkannya, tetapi Duy hanya tertawa dan menjawab untuk menikmati hari-hari mudanya.

    “Jika saya bisa memutar waktu, saya akan lebih memperhatikan kesehatan saya. Tapi, sekarang sudah terlambat,” tuturnya.

    Kasus Pasien Lainnya

    Pasien lainnya, Hoai, juga tidak percaya didiagnosis gagal ginjal stadium akhir. Ia mengatakan usianya baru 20 tahun.

    Dr Thanh yang juga menangani Hoai menjelaskan memang pasiennya itu masih muda. Tetapi, semua sudah terlambat.

    Semasa kuliah, Hoai bekerja paruh waktu sebagai desainer grafis dan dikenal sebagai ‘deadline queen’. Hidup wanita muda itu hanya berputar siang untuk belajar dan malam hari untuk bekerja.

    Selama itu, Hoai bertahan hidup dengan makanan cepat saji, seperti roti, sosis, dan mi instan. Tidak lupa juga kopi kental yang selalu ada di sampingnya. Ia hanya minum air putih saat merasa sangat haus.

    “Saya masih muda dan mengejar tenggat waktu (deadline), tidur itu untuk orang tua,” begitulah yang biasa ia katakan pada dirinya sendiri.

    Namun, ia akhirnya mengalami buang air kecil yang terasa menyakitkan. Saat itu, Hoai mengira itu karena stres dan membeli obat antibiotik dari apotek.

    Gejala lainnya mulai muncul, seperti mual, kelelahan, insomnia, dan perubahan indera perasa. Hoai baru mencari pertolongan ke Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi.

    Dr Thanh mendiagnosisnya dengan gagal ginjal stadium akhir. Fungsi ginjalnya berada di bawah 10 persen, dan segera membutuhkan transplantasi ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)

  • Mpok Alpa Meninggal Dunia Akibat Kanker Payudara, Kenali Pemicunya

    Mpok Alpa Meninggal Dunia Akibat Kanker Payudara, Kenali Pemicunya

    Jakarta

    Artis Mpok Alpa meninggal dunia di usia 38 tahun setelah berjuang melawan kanker payudara. Wanita bernama Nina Carolina itu menyembunyikan sakitnya dari publik.

    Suaminya, Ajie Darmaji, menjelaskan kronologi penyakit kanker yang diidap Mpok Alpa.

    “Jadi, almarhumah ini divonis (kanker) genetik dari ibunya,” tutur Ajie di rumah duka di Kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025).

    Di dalam keluarganya, bukan hanya Mpok Alpa yang mengidap kanker. Ada juga saudaranya yang mengidap kondisi yang sama, seperti keponakannya dan abangnya.

    Ajie menyebut gaya hidup Mpok Alpa sejauh ini mengonsumsi makanan sehat Hal ini yang menjadi bukti bahwa kanker yang diidap Mpok Alpa karena genetik.

    “Gaya hidup sama makanannya nggak sembarangan juga, karena memang jarang makan. Makan secukupnya, kalau makan banyak itu cepat mekar (gemuk), jadi pilih-pilih makanan, air es juga nggak minum,” jelasnya.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum yang menyerang wanita. Kondisi ini terjadi saat sel-sel kanker di payudara berkembang biak dan menjadi tumor.

    Sekitar 80 persen kasus kanker payudara bersifat invasif, artinya tumor dapat menyebar dari payudara ke area lain di tubuh.

    Penyebab Kanker Payudara

    Hingga saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker payudara. Faktor-faktor tersebut meliputi:

    1. Riwayat keluarga: Kondisi ini bisa terjadi jika ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Artinya, kanker payudara dapat diturunkan dalam keluarga dan diturunkan secara genetik.

    Riwayat kanker dalam keluarga berarti terdapat kerabat darah tingkat pertama, seperti orang tua, saudara kandung, atau kerabat lainnya, yang pernah mengidap kanker payudara atau kanker lainnya.

    Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 5 persen hingga 10 persen kanker payudara bersifat turun-temurun. Hal ini dapat disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi genetik adalah perbedaan pada gen yang memengaruhi cara kerjanya.

    2. Genetika: Hingga 15 persen penderita kanker payudara terkena penyakit ini karena mereka mewarisi mutasi genetik. Mutasi genetik yang paling umum melibatkan gen BRCA1 dan BRCA2.

    3. Usia: Biasanya, kondisi ini dialami oleh orang yang berusia 50 tahun ke atas.

    4. Jenis kelamin: Wanita jauh lebih mungkin mengalami kondisi ini daripada pria.

    5. Merokok: Orang yang merokok juga dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.

    6. Konsumsi minuman beralkohol: Penelitian menunjukkan bahwa minum minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

    7. Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat berisiko mengidap kanker payudara.

    8. Paparan radiasi: Jika pernah menjalani terapi radiasi sebelumnya, terutama di kepala, leher, atau dada, lebih mungkin terkena kanker payudara.

    9. Terapi penggantian hormon: Orang yang menggunakan terapi penggantian hormon atau Hormone Replacement Therapy (HRT), memiliki risiko lebih tinggi terdiagnosis kanker payudara.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Rambut Rontok Seusai Melahirkan, Mpok Alpa Siapkan Banyak Wig”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)

  • 5 Gejala Kanker Awal Ginjal yang Tak Disadari, Bisa Terlihat dari Urine

    5 Gejala Kanker Awal Ginjal yang Tak Disadari, Bisa Terlihat dari Urine

    Jakarta

    Kanker ginjal sering disebut sebagai ‘silent killer’. Hal ini karena gejalanya bisa tidak terdeteksi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

    Karenanya, deteksi dini sangat penting untuk bisa menyelamatkan nyawa dan memberikan pengobatan terbaik. Ada beberapa tanda awal yang mungkin harus diwaspadai sebagai gejala kanker ginjal.

    Meski begitu, perlu diketahui bahwa gejala-gejala ini tidak hanya disebabkan oleh kanker ginjal, tetapi juga karena beberapa kondisi yang mendasarinya.

    Dikutip dari Times of India, berikut tanda awal kanker ginjal yang perlu diperhatikan.

    1. Muncul Darah pada Urine (Hematuria)

    Hematuria merupakan kondisi adanya darah dalam urine, yang kerap menjadi tanda awal dari kanker ginjal. Munculnya darah dalam urine ditandai dengan perubahan warna urine, mulai dari merah muda, merah, hingga cokelat.

    Kondisi ini terjadi akibat tumor yang mengganggu pembuluh darah kecil yang terdapat di ginjal dan sistem kemih. Hematuria muncul secara sporadis pada sebagian besar pasien tanpa rasa sakit, sehingga cenderung diabaikan, terutama saat perubahan warna pada urine menghilang dalam beberapa hari.

    Tanda ini penting untuk diperhatikan, terlepas dari asalnya karena dapat mengindikasikan infeksi atau batu di sistem kemih. Menurut dokter, pasien yang mengalami kanker ginjal lokal (ditandai dengan hematuria), memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup.

    2. Nyeri Persisten di Bagian Samping atau Punggung Bawah

    Ketidaknyamanan di punggung kerap dialami banyak orang. Tetapi, kanker ginjal menyebabkan nyeri panggul yang terus-menerus atau nyeri di punggung bawah.

    Rasa tidak nyaman ini menetap tanpa pengobatan dan berkembang tanpa pengobatan, dan tanpa riwayat trauma. Tumor tumbuh di dalam tubuh hingga mulai menekan jaringan dan saraf di sekitarnya, yang menyebabkan jenis nyeri spesifik ini.

    Biasanya, durasi gejala ini melebihi nyeri otot biasa dan cenderung meningkat seiring waktu. Pasien sering mengabaikan gejala ini, karena percaya bahwa itu akibat penuaan normal atau aktivitas fisik.

    Setiap nyeri persisten yang terfokus pada satu area tubuh atau muncul dengan perubahan warna urine, memerlukan pemeriksaan medis segera. Deteksi tumor ginjal pada tahap awal memungkinkan prognosis yang lebih baik.

    3. Penurunan Berat Badan

    Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan merupakan indikator tersembunyi dari kanker ginjal. Ini terjadi saat pasien kehilangan berat badan yang signifikan tanpa mengubah pola makan, kebiasaan olahraga, atau gaya hidup.

    Gangguan metabolisme sering terjadi akibat kanker, yang mempengaruhi produksi hormon, penggunaan nutrisi, dan fungsi kesehatan usus. Orang cenderung mengabaikan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, karena banyak yang mengaitkannya dengan kesibukan dan tingkat stres mereka.

    Pemeriksaan medis diperlukan saat penurunan berat badan terjadi secara tiba-tiba, dan seseorang mengalami gejala tambahan seperti kelelahan. Hal ini terjadi karena kanker ginjal pada tahap awal mempengaruhi nafsu makan dan metabolisme, sebelum menimbulkan ketidaknyamanan lokal yang terasa.

    4. Muncul Benjolan atau Massa di Area Ginjal

    Pertumbuhan tumor ginjal sering kali menghasilkan benjolan yang terlihat di samping atau punggung bawah, atau di bawah tulang rusuk. Selama pemeriksaan mandiri, pasien kerap dapat mendeteksi massa yang keras.

    Tetapi, tenaga medis profesional juga dapat mengidentifikasinya selama pemeriksaan fisik standar. Pembengkakan terkadang dapat terlihat, tetapi pada kebanyakan kasus bermanifestasi sebagai area yang sensitif dan lunak.

    Massa di area ginjal menunjukkan kondisi medis yang mendesak karena menunjukkan tumor telah tumbuh. Terdapat berbagai jenis benjolan di dalam tubuh, termasuk pertumbuhan kanker dan non-kanker, serta kista sederhana.

    Setiap pembengkakan yang berlangsung lama perlu dievaluasi, karena pemeriksaan seperti USG dan CT scan baru dapat menentukan massa itu kanker atau bukan.

    5. Kelelahan yang Berkepanjangan dan Lemas

    Kanker ginjal menunjukkan kelelahan sebagai gejala awal yang kerap diabaikan orang. Hal ini terjadi karena tumor menyebabkan masalah produksi sel darah merah dan peradangan, yang menyebabkan anemia sehingga memicu kelelahan ekstrem.

    Gejala kelelahan dan penurunan fokus serta kelemahan yang memburuk berkembang pada pasien dalam jangka waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Kelelahan akibat kanker tidak hilang begitu saja, seperti kelelahan akibat aktivitas fisik atau stres mental.

    Orang-orang biasanya mengabaikan gejala ini dengan mengaitkannya dengan jadwal kegiatan yang padat. Tetapi, jika kelelahan terjadi disertai gejala lainnya, seperti hematuria, berat badan menurun, atau nyeri perlu diperiksakan kepada tim medis.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)

  • Tragis! Pasien Meninggal Dunia saat Jalani Operasi Jantung Akibat Mati Listrik

    Tragis! Pasien Meninggal Dunia saat Jalani Operasi Jantung Akibat Mati Listrik

    Jakarta

    Seorang pasien wanita meninggal dunia selama operasi jantung. Pasien tersebut diketahui bernama Jean Dye, wanita berusia 77 tahun.

    Laporan kematiannya baru dirilis oleh Prevention of Future Deaths, setelah melakukan investigasi selama lima tahun atas kematian Dye.

    Kejadian berawal pada September 2020, Dye mengunjungi Rumah Sakit Umum Scunthorpe di Inggris untuk dirawat karena penyakit jantung yang diidapnya. Ia menjalani intervensi koroner perkutan, yang dikenal sebagai angioplasti dengan pemasangan stent.

    Tindakan yang dilakukan adalah operasi invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang tersumbat dengan menggunakan tabung kecil permanen yang disebut stent.

    Koroner senior Paul Smith menjelaskan, selama prosedur tersebut dokter hanya memiliki waktu terbatas untuk memasang stent. Namun, di tengah jalannya operasi, ruang operasi tiba-tiba mengalami pemadaman listrik yang berlangsung sekitar 10 menit.

    “Hilangnya daya listrik menghilangkan kemampuan untuk menghasilkan gambar sinar-X, dan akibatnya menghambat prosedur pemasangan stent hingga daya kembali menyala,” terangnya dalam laporan yang dikutip dari People, Minggu (17/8/2025).

    Smith mengatakan tidak ada penyebab yang jelas terkait hilangnya daya dan tidak ada aktivasi sirkuit secara manual. Staf, yang kabarnya belum pernah mengalami situasi seperti itu sebelumnya, kemudian terpaksa menunggu teknisi datang untuk memulihkan daya listrik.

    Setelah daya listrik pulih, dokter dapat menyelesaikan pemasangan stent. Tetapi, Dye ‘gagal pulih’ hingga meninggal dunia.

    Penyebab kematiannya dipastikan sebagai diseksi arteri iatrogenik selama intervensi koroner perkutan.

    “Berdasarkan keseimbangan probabilitas, Nyonya Dye akan selamat jika tidak ada hilangnya daya listrik,” demikian pernyataan laporan tersebut.

    Smith kemudian mengirimkan laporan tersebut ke NHS Inggris dan Eksekutif Pelayanan Kesehatan, memberi mereka waktu hingga 28 Agustus 2025 untuk menanggapi. Ia menyarankan untuk segera mengambil tindakan untuk mencegah kejadian ini terulang kembali.

    Daftar kekhawatirannya mencakup fakta bahwa tombol reset terletak di tempat lain di rumah sakit. Tidak ada lampu atau indikator di ruang opersi yang mengonfirmasi bahwa sirkuit telah aktif.

    “Menurut saya, ada risiko kematian di masa mendatang dapat terjadi, kecuali jika tindakan diambil. Seandainya staf mengetahui penyebab pasti hilangnya daya pada kejadian ini, dan mereka memiliki kesempatan untuk mereset sirkuit tanpa perlu menunggu kedatangan teknisi, yang kemudian harus datang ke ruang instalasi terpisah, waktu henti kemungkinan besar akan berkurang secara signifikan,” beber Smith.

    “Meskipun tidak mungkin untuk mengatakan bahwa waktu tambahan yang dihabiskan pada kejadian ini berpengaruh pada pasien yang bertahan hidup atau tidak, mungkin ada kasus-kasus di masa mendatang di mana selisih waktu yang tipis tersebut sangat krusial,” pungkasnya.

    (sao/suc)

  • Video Mitos atau Fakta: Benarkah Makin Sering Lari, Makin Cepat Tua?

    Video Mitos atau Fakta: Benarkah Makin Sering Lari, Makin Cepat Tua?

    Video Mitos atau Fakta: Benarkah Makin Sering Lari, Makin Cepat Tua?

  • Pria Ini Tak Bisa Makan gegara Sulit Menelan, Ternyata Idap Kanker Esofagus

    Pria Ini Tak Bisa Makan gegara Sulit Menelan, Ternyata Idap Kanker Esofagus

    Jakarta

    Seorang pria di California, Amerika Serikat, terkejut saat dokter mendiagnosis dirinya mengidap kanker. Pria bernama Mark Sevillano Jr itu justru mengalaminya ketika sedang berusaha menjalani hidup sehat.

    Pada 2021, Sevillano mengalami masa sulit. Ia harus bercerai dengan pasangannya setelah 11 tahun menikah, tepat di saat dirinya tengah menempuh kuliah untuk meraih gelar magister.

    Ia berhasil lulus pada awal 2024. Saat itu, ia merasa hidupnya mulai membaik dan berusaha menata kembali kehidupannya.

    Sejak awal tahun, Sevillano rutin pergi ke pusat kebugaran tiga kali seminggu. Ia juga mulai mengonsumsi makanan sehat dan merasakan kondisi tubuhnya semakin baik.

    Namun, pria berusia 41 tahun itu kemudian mengalami keluhan yang membuatnya sangat tidak nyaman.

    “Saya merasa lebih baik, dan tepat pada saat itu saya merasa tidak bisa menelan makanan dengan nyaman,” tuturnya yang dikutip dari Unilad, Minggu (17/8/2025).

    Sevillano selalu mengandalkan air putih untuk membantu menelan makanannya. Namun, setelah dua bulan, gejalanya justru semakin memburuk hingga akhirnya ia memutuskan pergi ke dokter.

    Sevillano mengaku, saat itu dokter tampak tidak terlalu khawatir. Ia hanya diminta menjalani tes menelan.

    Hingga akhirnya, Sevillano memutuskan mendatangi unit gawat darurat. Di sanalah ia baru mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker esofagus.

    “Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya mengidap kanker apapun, apalagi kanker esofagus,” kata Sevillano.

    “Saya bahkan tidak pernah menyebut kata esofagus. Itu sama sekali tidak terlintas di benak saya,” tambahnya.

    Sevillano juga baru menyadari bahwa berat badannya menurun. Saat itu, ia sempat mengira hal tersebut disebabkan gaya hidupnya yang lebih sehat, bukan karena kanker.

    Ketika mengingat kembali kondisinya, Sevillano menyadari ada banyak tanda bahaya yang ia abaikan. Bahkan, dokter yang pertama kali memeriksanya pun tidak mengetahuinya.

    Sevillano menjelaskan betapa parahnya kondisi kerongkongannya saat itu. Ia bahkan tidak bisa menelan cairan, merasa kerongkongannya seperti saluran pembuangan yang tersumbat dan terisi air.

    Dokter yang mendiagnosisnya saat itu menemukan adanya massa pada kerongkongan, yang akhirnya berkembang menjadi kanker. Saat ini, Sevillano dalam tahap pemulihan.

    Menjalani Operasi

    Operasi yang berlangsung intensif itu dilakukan pada bulan Oktober 2024. Dokter mengangkat 15 cm esofagusnya dan sebuah tumor seukuran stroberi.

    Dokter menggunakan usus bagian atasnya untuk membuat kerongkongan baru yang terhubung ke organ yang tersisa. Setelah menjalani beberapa putaran kemoterapi, kondisi Sevillano membaik dan dinyatakan remisi dari kanker setelah menjalani pemindaian rutin selama lima tahun.

    Menyoal Kanker Esofagus

    Dikutip dari Mayo Clinic, kanker esofagus adalah pertumbuhan sel abnormal yang bermula di esofagus, yaitu tabung berongga panjang yang menghubungkan tenggorokan dengan lambung.

    Esofagus berfungsi memindahkan makanan yang ditelan dari bagian belakang tenggorokan ke lambung untuk dicerna. Kanker esofagus umumnya berawal dari sel-sel yang melapisi bagian dalam esofagus, meski bisa muncul di bagian mana pun dari organ tersebut.

    Kanker esofagus lebih umum terjadi pada pria. Faktor risikonya meliputi konsumsi alkohol dan merokok.

    Umumnya, pengobatan kanker esofagus kerap melibatkan pembedahan untuk mengangkat kanker. Kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi, radiasi, atau kombinasi keduanya.

    Di tahap awal, kanker esofagus mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda atau gejala itu akan muncul saat penyakit sudah berada di tahap lanjut.

    Tanda atau gejala kanker esofagus meliputi:

    Kesulitan menelan.Nyeri dada, rasa tertekan, atau terbakar.Batuk atau suara serak.Penurunan berat badan.Gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati yang makin parah.

    Halaman 2 dari 4

    (sao/suc)

  • 5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular atau cardiovascular diseases (CVD). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CVD merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

    Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, dan pola makan berperan besar dalam hal ini. Dikutip dari Times of India, berikut daftar makanan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

    1. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, dan Swiss chard adalah sumber gizi yang luar biasa. Sayuran ini kaya akan vitamin K, yang berperan melindungi arteri serta membantu proses pembekuan darah secara normal.

    Sebuah studi terbaru dari Edith Cowan University (ECU), University of Western Australia, dan Danish Cancer Institute menunjukkan, konsumsi satu setengah cangkir sayuran hijau dapat membantu mencegah penyakit pembuluh darah aterosklerotik atau Atherosclerotic Vascular Diseases (ASVD)

    Penelitian tersebut menemukan asupan vitamin K1 yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko ASVD.

    “Sayuran hijau dan sayuran cruciferous seperti bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K1 yang dapat membantu mencegah proses kalsifikasi pembuluh darah, salah satu ciri utama penyakit kardiovaskular. Kabar baiknya, sayuran ini mudah sekali dimasukkan ke dalam menu makan harian Anda,” kata peneliti utama.

    2. Gandum Utuh

    Gandum olahan adalah musuh terbesar bagi kesehatan jantung. Sebagai gantinya, pilihlah gandum utuh seperti oat, quinoa, beras merah, dan gandum utuh. Makanan ini kaya serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menjaga kestabilan gula darah.

    Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan konsumsi lebih banyak gandum olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sebaliknya, konsumsi gandum utuh justru dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung.

    baca juga

    3. Beri

    Siapa sangka, mengonsumsi buah beri yang lezat ternyata bisa meningkatkan kesehatan jantung. Jenisnya antara lain blueberry, stroberi, dan raspberry. Buah-buahan ini mengandung flavonoid, senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi stres oksidatif.

    Sebuah studi tahun 2019 oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan, mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

    “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang rutin makan blueberry memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut antosianin, yaitu flavonoid yang memberi warna merah dan biru pada buah. Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu cangkir blueberry per hari dapat memperbaiki fungsi pembuluh darah dan mengurangi kekakuan arteri secara berkelanjutan-cukup signifikan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 12 hingga 15 persen,” jelas para peneliti.

    4. Alpukat

    Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).

    Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menemukan, konsumsi alpukat dua porsi atau lebih setiap minggu berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    Peserta penelitian yang rutin mengonsumsi setidaknya dua porsi alpukat per minggu tercatat memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah makan alpukat.

    5. Ikan Berlemak

    Ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang terbukti dapat mengurangi peradangan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    Sebuah studi tahun 2023 oleh peneliti dari Karolinska Institute menunjukkan, konsumsi lebih banyak ikan berlemak dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan riwayat keluarga dekat yang pernah mengalami penyakit kardiovaskular juga dapat memperoleh manfaat dari kebiasaan makan ikan berlemak secara teratur.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Pria Makassar Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 di Usia 15, Dikira Cuma Kelelahan

    Pria Makassar Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 di Usia 15, Dikira Cuma Kelelahan

    Jakarta

    Seorang pria di Makassar bernama Rahmat (18) didiagnosis gagal ginjal kronis stadium lima di usia 15 tahun. Kondisi tersebut membuatnya harus menjalani cuci darah sebanyak tiga kali seminggu.

    Rahmat pertama kali mengetahui dirinya mengidap gagal ginjal kronis stadium lima setelah ia mengalami kejang-kejang dan dibawa ke unit gawat darurat pada 2022. Menurut dokter pada saat itu, penyebab gagal ginjal yang dialami Rahmat akibat kelainan pada ginjalnya.

    Pria yang kini berusia 18 tahun itu juga mengaku memiliki gaya hidup yang tak sehat, seperti jarang minum air putih, mengonsumsi minuman manis dan kemasan, camilan tinggi garam, serta sering begadang.

    “Pada saat itu saya didiagnosis gagal ginjal kronis sejak umur 15 tahun, awal masuk SMA. Kata dokter dikarenakan ada kelainan di ginjal saya ditambah gaya hidup yang tidak sehat. Ginjal saya mengecil dan hanya satu yang berfungsi, yang sisa satu itupun fungsinya sudah dibawa 15 persen,” cerita Rahmat ketika dihubungi detikcom, Jumat (15/8/2025).

    “Kesalahan ketiga sering begadang dan tidur di atas jam 11 malam. Padahal waktu istirahat ginjal itu waktu kita tidur. Jadi kalau kita begadang, ginjal kita otomatis akan kerja,” ceritanya.

    Adapun gejala yang dialami Rahmat berupa kelelahan dan lemas meski sudah istirahat cukup. Dirinya juga mengalami dada yang berdebar-debar meski tak melakukan aktivitas berat, mual, muntah, wajah pucat, dan jarang buang air kecil.

    Awalnya Rahmat mengira gejala yang dialami hanyalah masalah kesehatan biasa, bukan tanda bahaya dari ginjalnya. Namun gejala yang dirasakan lama kelamaan memburuk.

    “Terus pipi saya bengkak apalagi kalau habis bangun tidur. Salahnya, waktu itu masih saya cuekin, padahal itu tanda-tanda ginjal sudah mulai rusak. Ginjal rusak itu nggak selalu sakit, tapi dia ngasih sinyal halus,” katanya.

    Kondisi itu terus berlanjut sampai akhirnya ia mengalami kejang dan dilarikan ke rumah sakit pada tahun 2022.

    Gejala Gagal Ginjal Kronis

    Di luar kasus tersebut, spesialis penyakit dalam, dr Yunita Indah Dewi, SpPD, beberapa waktu lalu menjelaskan gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan.

    Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, dan sulit untuk mengembalikan fungsi ginjal ke kondisi normal.

    “(Sementara) gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat kembali normal jika penyebabnya segera diatasi,” katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (13/3).

    dr Yunita mengatakan terdapat sejumlah gejala penyakit ginjal kronis. Di antaranya:

    mualmuntahnafsu makan menurunmudah lelahmengalami gangguan tidurpenurunan frekuensi dan jumlah air kencingkram ototkulit kering (terutama sudah cuci darah)tekanan darah tinggisesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paruDalam pemeriksaan urine, ditemukan protein dalam urinepenurunan berat badanpenumpukan cairan pada tangan dan kakidisfungsi ereksi pada laki-laki.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)