Jenis Media: Kesehatan

  • 7 Perubahan pada Tubuh Wanita yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Tanda Kanker

    7 Perubahan pada Tubuh Wanita yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Tanda Kanker

    Jakarta

    Kanker menjadi salah satu penyakit yang ditakuti siapa saja. Banyak jenis kanker yang bisa menyerang wanita, seperti kanker payudara, serviks, hingga ovarium.

    Kanker payudara dan kanker serviks memiliki alat skrining. Namun, pada sebagian kanker ginekologi lainnya, petunjuk utamanya adalah gejala yang dirasakan,

    Namun sayangnya, gejala-gejala yang timbul seringkali tidak jelas dan disalahartikan sebagai stres atau kondisi umum lainnya. Untuk itu, penting untuk mengetahui beberapa gejala kanker pada wanita yang tidak boleh diabaikan berikut ini.

    7 Perubahan pada Tubuh pada Wanita yang Tidak Boleh Diabaikan

    Sejumlah gejala kanker pada wanita yang perlu diwaspadai di antararanya rasa kembung terus-menerus, penurunan berat badan, pendarahan abnormal, hingga nyeri panggul. Dikutip dari laman Times of India, berikut informasinya.

    1. Kembung Terus-Menerus

    Merasa kembung setiap hari selama berminggu-minggu, terutama setelah makan sedikit perlu diwaspadai. Hal ini merupakan gejala kanker ovarium yang disebabkan oleh asites, penumpukan cairan di perut yang menekan lambung dan organ lainya,

    Sebuah studi mengungkap, wanita dengan kanker ovarium 3,6 kali lebih mungkin mengalami kembung dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kanker ovarium.

    2. Penurunan Berat Badan atau Merasa Sangat Lelah

    Energi yang terasa terkuras, meskipun sudah beristirahat atau berat badan turun begitu saja bisa menjadi tanda bahaya. Gejala ini bisa disebabkan oleh kanker darah, kanker usus besar,kanker pankreas, atau kanker ovarium. Tanda-tanda ini sering dirasakan sebelum gejala lainnya yang lebih jelas muncul.

    3. Pendarahan Vagina Abnormal

    Perdarahan vagina abnormal merupakan salah satu tanda paling jelas yang tidak boleh diabaikan. Pada faktanya, lebih dari 90 persen wanita yang didiagnosis kanker endometrium pasca menopause melaporkan adanya perdarahan tidak teratur. Pendarahan ini juga merupakan salah satu gejala kanker serviks yang paling umum.

    4. Perubahan pada Payudara

    Perubahan pada payudara bisa menjadi tanda awal kanker. Penting untuk mewaspadainya.

    Perhatikan apakah ada benjolan di payudara atau ketiak, keluarnya cairan yang tidak terduga, perubahan ukuran payudara atau tekstur kulit, hingga perubahan pada puting, seperti retraksi atau bersisik. Jika iya, segera periksakan ke dokter.

    5. Perubahan pada Kulit

    Waspadai bintik-bintik seperti mutiara yang tidak kunjung sembuh, bercak kulit yang kencang atau seperti bekas luka, atau perubahan tekstur yang terasa seperti kulit jeruk. Hal ini bisa menjadi gejala kanker kulit, seperti melanoma atau karsinoma sel basal atau kanker payudara inflamasi.

    6. Nyeri Panggul atau Perut

    Rasa nyaman di perut, seperti gas, kembung, kram, atau rasa tertekan seringkali dikaitkan dengan masalah pencernaan atau perubahan hormon selama siklus menstruasi. Jika rasa sakit ini berlangsung lebih dari dua minggu, gejala ini mungkin mengindikasikan sesuatu yang lebih serius, seperti kanker ovarium atau kanker endometrium.

    7. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar

    Perubahan tiba-tiba pada pola buang air besar, baik diare atau perubahan ukuran dan bentuk feses tidak boleh diabaikan. Perubahan ini bisa ditimbulkan saat tumor menekan usus besar dan mengubah cara pembuangan limbah ke seluruh tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Jakarta

    Makan mi campur nasi menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Kerap kali, kedua makanan sumber karbohidrat ini dikonsumsi agar merasa kenyang lebih lama.

    Meski tak ada masalah jika dikonsumsi sesekali, ada risiko ketidakseimbangan gizi yang bisa muncul jika keseringan makan mi campur nasi.

    “Kombinasi ini berisiko menimbulkan ketidakseimbangan gizi dan berbagai gangguan kesehatan jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain,” ucap Dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi Universitas IPB, Rosyda Dianah, SKM, MKM, dikutip dari laman resmi IPB University, Senin (18/8/2025).

    Kombinasi dua sumber karbohidrat ini dapat meningkatkan asupan kalori dan karbohidrat secara signifikan, serta menurunkan keseimbangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak sehat. Jika nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, kandungan karbohidratnya bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi.

    Berdasarkan perhitungan, konsumsi 150 gram nasi dan 100 gram mi menghasilkan sekitar 401 kkal energi, 82 gram karbohidrat, 7 gram protein, dan 2 gram lemak.

    “Kandungan ini tidak seimbang dan jauh dari konsep ‘Isi Piringku’, yakni 50 persen sayur dan buah, serta 50 persen sisanya gabungan karbohidrat dan protein,” jelasnya.

    Risiko kesehatan

    Rosyda menjelaskan bahwa konsumsi nasi dan mi secara bersamaan dalam jangka panjang berisiko memicu berbagai gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan bahkan inflamasi kronis.

    Kelebihan karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik dan mempercepat lonjakan gula darah. Jika tidak dibarengi asupan protein dan serat yang cukup, efeknya bisa jangka panjang.

    Ia juga menambahkan bahwa kekurangan asupan protein dan lemak sehat dapat menyebabkan rendahnya hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan peptida YY. Dampaknya, rasa lapar berulang, mengarah pada konsumsi kalori berlebih (overeating), terutama dari sumber karbohidrat sederhana.

    Untuk menghindari risiko tersebut, Rosyda menyarankan beberapa alternatif menu yang tetap mengenyangkan tanpa menumpuk karbohidrat, seperti kombinasi nasi setengah porsi dengan lauk (hewani dan nabati) serta sayur; ubi rebus dengan sumber protein hewani (misal telur), protein nabati (misal kacangan-kacangan) dan sayuran; atau menu rendah karbohidrat seperti mi shirataki dengan sumber protein ditambah sayuran.

    “Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Catat! Ini 4 Pilar Gizi Seimbang untuk Jaga Tubuh Tetap Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Mpok Alpa Sakit Kanker Payudara sebelum Meninggal, Ada Faktor Genetik dari Ibu

    Mpok Alpa Sakit Kanker Payudara sebelum Meninggal, Ada Faktor Genetik dari Ibu

    Jakarta

    Komedian dan presenter Nina Carolina atau Mpok Alpa meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker payudara. Suami Mpok Alpa, Ajie Darmaji, menyebut ada faktor genetik di balik kondisi yang merenggut nyawa istrinya itu.

    “Jadi almarhumah ini divonis (kanker) genetik dari ibunya,” ujar Ajie di rumah duka kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025).

    Selama ini gaya hidup Mpok Alpa disebut sangat normal. Ia rajin mengonsumsi makanan sehat. Ini sebagai bukti Mpok Alpa mengidap kanker karena genetik.

    Kanker Payudara karena Genetik

    Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan lainnya karena anggota keluarga mereka pernah mengidap kanker tertentu. Hal ini disebut riwayat kanker keluarga.

    Dikutip dari Cancer UK, memiliki ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan (kerabat tingkat pertama) yang didiagnosis kanker payudara kira-kira dua kali lipat risikonya. Risiko ini lebih tinggi ketika lebih banyak kerabat dekat yang sakit kanker payudara, atau jika seorang kerabat menderita kanker payudara di bawah usia 50 tahun.

    Sekitar 5 hingga 10 persen kasus kanker payudara diperkirakan bersifat herediter, artinya kanker tersebut disebabkan langsung oleh perubahan gen (mutasi) yang diwariskan dari orang tua.

    Penyebab paling umum kanker payudara herediter adalah mutasi yang diwariskan pada gen BRCA1 atau BRCA2. Pada sel normal, gen-gen ini membantu memproduksi protein yang memperbaiki DNA yang rusak. Versi mutasi dari gen-gen ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel abnormal, yang dapat memicu kanker.

    Jika memiliki faktor risiko genetik kanker payudara, skrining rutin merupakan bagian penting dari perawatan. Dokter akan merekomendasikan rencana skrining yang paling tepat untuk meminimalisir risiko yang bisa terjadi.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Jakarta

    Tidak makan selama 24 jam penuh, yang dikenal sebagai metode puasa intermiten eat-stop-eat, kini semakin populer. Konsep ini menjanjikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk membantu tubuh masuk ke dalam kondisi ‘perbaikan mendalam’ dengan membakar cadangan energi.

    Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat berpuasa selama 24 jam? Penting untuk dicatat, puasa jenis ini tidak cocok untuk semua orang. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk mencobanya.

    Perubahan dalam Tubuh Selama 24 Jam Puasa

    Dikutip dari Medical News Today, ketika seseorang memulai puasa, tubuh tidak langsung berhenti bekerja. Dibutuhkan sekitar enam jam bagi tubuh untuk mencerna sisa-sisa makanan terakhir. Setelah perut dan usus kosong, barulah tubuh mulai mengambil dari cadangan energinya.

    Setelah 8 Jam: Tubuh mulai menggunakan glikogen, karbohidrat yang tersimpan di otot dan hati untuk diubah menjadi energi.Setelah 12 Jam: Tubuh memasuki mode mini-ketosis, mulai memecah lemak untuk menghasilkan energi.Setelah 16 Jam: Proses autofagi dimulai. Ini adalah mekanisme ketika tubuh membersihkan diri dengan mendaur ulang dan menghancurkan sel-sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi.

    Setelah 24 Jam: Tubuh beralih sepenuhnya ke lemak sebagai sumber bahan bakar utama.

    Adakah Manfaatnya?

    Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari berpuasa 24 jam. Mulai dari penurunan berat badan dan mengurangi risiko diabetes. Selain itu aktivitas ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam darah.

    Meskipun memiliki manfaat, puasa, baik yang teratur maupun jangka panjang, bukan untuk semua orang dan bisa menimbulkan komplikasi jika tidak dilakukan dengan benar.

    Berpuasa terlalu lama berisiko membuat tubuh memasuki “mode kelaparan,” yang justru menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak saat makan kembali.

    Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan sebelum memulai praktik ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ternyata Puasa Bisa Sembuhkan Jerawat! Berikut Penjelasannya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Prosedur Cek Nyeri Dada Gratis di Chest Pain Unit Mayapada Hospital

    Prosedur Cek Nyeri Dada Gratis di Chest Pain Unit Mayapada Hospital

    Jakarta

    Pernah merasa nyeri dada tapi takut periksa karena takut dengan hasil pemeriksaan atau biayanya? Banyak orang mengalami hal serupa dan baru datang saat kondisinya memburuk.

    Padahal, nyeri dada bisa jadi pertanda masalah pada jantung atau justru berasal dari kondisi lain yang tidak berbahaya. Layanan Chest Pain Unit Mayapada Hospital menghadirkan perawatan berkualitas, tidak hanya melalui teknologi medis yang canggih, tetapi juga mengutamakan kenyamanan dan kebutuhan setiap pasien.

    Layanan ini mencerminkan upaya Mayapada Hospital di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap biaya perawatan jantung. Dengan konsep ‘gratis jika nyeri dada bukan karena jantung’, Chest Pain Unit menjadi langkah nyata untuk memastikan akses pemeriksaan yang terpercaya, berkualitas, dan terjangkau.

    Jika merasakan nyeri dada mendadak, rasa tertekan di dada, sensasi terbakar (heartburn), atau nyeri dada yang memberat saat beraktivitas, terutama jika disertai sesak napas, keringat dingin, pusing, mual, dan muntah, segera periksakan diri ke Chest Pain Unit di IGD Mayapada Hospital terdekat. Setibanya di IGD, pasien akan menjalani proses registrasi, lalu langsung ditangani di area triase untuk menilai tingkat kegawatan.

    Tim medis kemudian melakukan evaluasi cepat dan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan tanda vital hingga Elektrokardiogram (EKG). Kehadiran Chest Pain Unit menjadi bagian penting dalam upaya deteksi dini dan penanganan nyeri dada sebelum menimbulkan komplikasi serius.

    “Chest Pain Unit Mayapada Hospital hadir untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat karena nyeri dada bukan gejala yang boleh disepelekan. Layanan ini dirancang agar pemeriksaan nyeri dada dilakukan dengan cepat, nyaman, tanpa antre panjang, dan diberikan secara GRATIS apabila setelah evaluasi awal tidak ditemukan tanda gangguan jantung,” ujar Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Fiktorius Kuludong, MM, dalam keterangan tertulis, Minggu (17/8/2025).

    “Bagi pasien yang terindikasi memiliki masalah jantung akan mendapat rujukan cepat ke dokter spesialis atau subspesialis untuk penanganan lebih lanjut sesuai protokol medis,” sambungnya.

    Masyarakat Jabodetabek dan sekitarnya kini bisa mendapatkan layanan Chest Pain Unit di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), serta Tangerang. Layanan ini merupakan bagian dari layanan unggulan Cardiovascular Center, yang terintegrasi langsung dengan Cardiac Emergency.

    Saat pasien tiba dengan gejala nyeri dada, layanan ini menjadi titik awal pemeriksaan dan diagnosis. Jika gejala mengarah pada serangan jantung, tim Cardiac Emergency Mayapada Hospital 24 Jam siap memberikan tindakan Primary PCI dengan protokol Door To Balloon di bawah 90 menit, sebagai standar emas dalam penyelamatan nyawa pada serangan jantung akut.

    Bila kondisi pasien memerlukan tindakan lanjutan berupa operasi, tim Dokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular (Bedah Jantung) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga siap memberikan penanganan pembedahan dengan cepat dan tepat untuk mendukung proses pemulihan secara menyeluruh. Cardiovascular Center Mayapada Hospital mampu menangani masalah jantung, dari yang ringan hingga kompleks, secara komprehensif dan berstandar internasional, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, intervensi jantung, bedah jantung, dan rehabilitasi jantung, didukung tim dokter multidisiplin berpengalaman dan teknologi mutakhir.

    Untuk booking skrining jantung, dapat membuat janji konsultasi melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare dari Mayapada Hospital. MyCare juga memiliki fitur Health Articles & Tips berisikan informasi dan tips seputar kesehatan jantung, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Cerita Wanita Kena Kanker Ovarium Stadium 4, Sudah Menyebar ke 7 Organnya

    Cerita Wanita Kena Kanker Ovarium Stadium 4, Sudah Menyebar ke 7 Organnya

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 50 tahun dari New York, Altese-Isidori, menjalani hidup sehat dan merasa baik-baik saja. Namun, di dalam tubuhnya, bahaya mematikan sedang tumbuh. Tanpa disadarinya, kanker ovarium telah menyebar hingga ke organ-organ lain, dan ia baru mengetahuinya setelah mendesak dokter untuk melakukan tes yang dianggap ‘tidak perlu’.

    Keputusan ini terbukti menjadi penyelamat hidupnya. Alih-alih mendapatkan hasil yang melegakan, ia didiagnosis mengidap kanker ovarium stadium 4B, stadium paling lanjut yang sudah menyebar ke organ-organ lain. Kondisi ini akhirnya memaksa dokter mengangkat tujuh organ dari tubuhnya.

    Tubuhnya ‘Dipenuhi’ Kanker

    Bercerita kepada NYPost, Altese-Isidori awalnya tidak pernah memikirkan kesehatan ovariumnya sampai seorang dokter menyarankan sonogram transvaginal rutin setiap enam bulan. Meski dokter lain menganggap tes itu tidak penting karena ia tidak memiliki gejala, Altese-Isidori tetap melakukannya setiap tahun.

    Pada Oktober lalu, dokter menemukan kista besar di ovariumnya. Hasil tes darah Ova1 dan tes kedua sebulan kemudian menunjukkan hasil negatif, namun kista itu tetap ada. Karena ukurannya yang besar, dokter menyarankan untuk mengangkat ovariumnya.

    Namun, saat di meja operasi, sang dokter terkejut. “Ketika beliau masuk, beliau bisa melihat bahwa saya dipenuhi kanker,” kata Altese-Isidori.

    Kanker Menyerang 7 Organnnya

    Dokter mendiagnosisnya dengan kanker ovarium stadium 4B, yang telah menyebar jauh ke organ-organ lain, termasuk usus besar dan hati. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bedah Dr Dennis Chi harus melakukan operasi besar.

    Dokter mengangkat tujuh organnya: limpa, usus buntu, kantung empedu, rahim, ovarium, tuba falopi, dan lapisan perut. Sebagian hati dan usus besarnya berhasil diselamatkan, namun ia membutuhkan kantung kolostomi.

    Setelah 18 hari dirawat di rumah sakit, ia menjalani enam sesi kemoterapi. Meski sempat merasa lelah dan kehilangan rambut, ia tidak mengalami efek terburuk yang ia bayangkan. Dengan semangat yang kuat dan dorongan dari sang dokter, ia perlahan pulih.

    Setelah menjalani operasi untuk melepas kantung kolostominya, Altese-Isidori menerima kabar terbaik: hasil tes CA 125, yang mengukur protein kanker ovarium, kembali normal.

    “Saya secara teknis sudah sembuh,” ujarnya.

    Kini, ia mendedikasikan diri untuk meningkatkan kesadaran akan kanker ovarium. Ia mendesak para wanita untuk aktif melakukan skrining dini. Meskipun ia tidak merasakan gejala apa pun, ia mengingatkan bahwa seringkali ada tanda-tanda yang sangat halus, itulah mengapa kanker dijuluki “pembunuh senyap”.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Ikut Program Bayi Tabung Berisiko Kena Kanker”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Generasi Sandwich: Ngurus Dua Generasi, Jangan Lupa Cek Gula Sendiri!

    Generasi Sandwich: Ngurus Dua Generasi, Jangan Lupa Cek Gula Sendiri!

    Jakarta

    Sebagai generasi sandwich, seseorang hidup di tengah dua dunia. Di satu sisi, mendampingi orang tua yang mulai menua, dengan segala kebutuhan medis dan emosionalnya.

    Di sisi lain, masih harus mengurus diri sendiri, bahkan mungkin juga anak, pasangan, atau karier yang sedang dibangun. Dalam keseharian yang penuh dengan segudang aktivitas, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: kesehatan orang tua, khususnya terkait risiko diabetes.

    Sayangnya, tidak semua tanda bisa terlihat jelas. Meski tampak sehat, banyak orang tua sebenarnya sudah memiliki risiko diabetes tipe 2 yang bisa memicu komplikasi serius seperti gangguan jantung, stroke, gagal ginjal, luka kaki yang sulit sembuh, hingga kebutaan.

    Saat kondisi sudah sampai tahap ini, perawatan menjadi kompleks dan melelahkan, bukan hanya untuk orang tua, tetapi juga bagi kita sebagai anak, yang harus menghadapi tantangan emosional, serta tuntutan waktu, energi, dan biaya. Tapi jangan salah, risiko ini tidak hanya mengintai orang tua saja!

    Faktor genetik bisa menjadi ‘warisan diam-diam’ yang membuat kita lebih rentan mengalami gangguan metabolik serupa di masa depan. Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Herry Nursetiyanto, SpPD-KEMD, FINASIM menjelaskan risiko diabetes dapat meningkat 2-3 kali lipat jika salah satu orang tua memiliki diabetes, bahkan 5-6 kali lipat jika keduanya memiliki riwayat serupa.

    “Jika ditambah dengan gaya hidup modern seperti stres kerja, kurang tidur, minim aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat, diabetes bisa muncul lebih awal dari yang diperkirakan,” ujar dr Herry, dalam keterangan tertulis, Minggu (17/8/2025).

    Kabar baiknya, diabetes bisa dicegah atau dikendalikan sejak dini. dr Herry memaparkan untuk melakukan skrining sejak dini, baik untuk diri sendiri maupun orang tua.

    “Meski tidak ada gejala, pemeriksaan tetap disarankan, apalagi jika memiliki faktor risiko seperti gaya hidup sedentari, obesitas, atau riwayat keluarga. Dengan begitu, kondisi bisa dikenali lebih awal, penanganan dapat diberikan tepat waktu, sehingga kesehatan orang tua dan diri sendiri tetap terjaga,” jelar dr Herry.

    Merawat orang tua dan menjaga diri sendiri adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan, apalagi dalam menghadapi risiko diabetes. Sebagai langkah antisipatif, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic sebagai pusat layanan kesehatan bagi semua kalangan secara GRATIS.

    Layanan ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

    Sugar Clinic tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

    MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi seputar kesehatan tubuh, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, yang memantau langkah, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Amankah Minum Kopi Saat Perut Kosong? Ini Penjelasannya

    Amankah Minum Kopi Saat Perut Kosong? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia, termasuk di Indonesia. Bagi banyak orang, secangkir kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas harian.

    Tak sedikit yang memilih menikmatinya di pagi hari untuk membantu mengusir rasa kantuk, meningkatkan fokus, sekaligus menambah energi sebelum beraktivitas. Namun, kebiasaan tersebut juga memunculkan pertanyaan apakah aman mengonsumsi kopi di pagi hari saat perut masih kosong sebelum sarapan?

    Amankah Minum Kopi saat Perut Kosong?

    Menurut ilmuwan gizi sekaligus profesor kedokteran keluarga di University of Colorado Anschutz Medical Campus, Bonnie Jortberg, PhD, RD, secara umum anggapan minum kopi sebelum sarapan adalah berbahaya hanyalah mitos.

    “Sebagian besar orang tidak akan mengalami masalah berarti saat minum kopi dalam keadaan perut kosong, kecuali mungkin produksi asam lambung yang sedikit lebih banyak,” kata Jortberg kepada Health.

    “Meski beberapa orang bisa merasa kurang nyaman, bagi populasi umum tidak ada bukti minum kopi dengan perut kosong menyebabkan nyeri pencernaan,” tambahnya.

    Bagaimana Kopi Memengaruhi Tubuh?

    Pada dasarnya, kopi dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda. Minuman ini bisa menimbulkan beragam efek pada sistem pencernaan maupun tubuh secara keseluruhan.

    Kafein yang terkandung dalam kopi menjadi alasan utama banyak orang menikmatinya di pagi hari. Namun, pada sebagian orang, kafein justru dapat memicu gangguan pencernaan atau refluks asam.

    “Kafein sendiri dapat menyebabkan kelonggaran esofagus bagian bawah, atau relaksasi sfingter esofagus bagian bawah, yang merupakan pintu gerbang antara esofagus dan lambung,” ujar Harmony Allison, MD , asisten profesor gastroenterologi di Tufts Medical Center, kepada Health .

    Selain melemahkan penghalang antara lambung dan kerongkongan, kopi juga merangsang produksi asam lambung. Kombinasi ini dapat memicu refluks asam, yaitu kondisi ketika isi lambung naik kembali ke kerongkongan, biasanya ditandai dengan sensasi terbakar di dada (heartburn).

    Yang penting, kata Allison, gejala ini bisa muncul baik saat perut kosong maupun sudah terisi makanan.

    “Ada yang merasa hal itu sebagai pemicu, sehingga mereka merasa tidak nyaman-itu tidak berbahaya, hanya saja tidak enak,” ujarnya.

    Kopi sendiri bersifat asam, dengan pH sekitar 5, sementara lambung memiliki pH sekitar 4. Jika diminum saat perut kosong, kopi bisa membuat lambung lebih asam. Hal ini bisa mengganggu, terutama pada orang yang memiliki esofagitis (peradangan pada kerongkongan). Namun, makan lebih dulu dapat mengurangi efek asam ini.

    Kopi juga punya efek lain, misalnya meningkatkan buang air kecil atau merangsang gerakan usus.

    “Bagi sebagian orang, hal itu memang menyebabkan stimulasi pada otot polos,” kata Allison. “Mereka mungkin merasa fesesnya encer setelah minum kopi atau terlalu banyak kopi, yang bisa terasa tidak nyaman.”

    Di luar sistem pencernaan, sebagian orang juga merasa lebih gelisah saat minum kopi tanpa atau saat perut kosong.

    Meskipun kopi dapat menimbulkan sedikit rasa sakit atau gangguan pada saluran pencernaan bagi orang-orang tertentu, secara umum, meminum secangkir kopi tidaklah berbahaya.

    Sebuah meta-analisis tahun 2014 tidak menemukan hubungan signifikan antara konsumsi kopi dan gastroesophageal reflux disease (GERD), yang menyebabkan refluks asam jangka panjang atau kronis. Kopi juga tidak menyebabkan tukak lambung atau merusak sistem pencernaan.

    “Mungkin bagi 99 persen orang di luar sana, ini hanyalah mitos-bahwa minum kopi saat perut kosong itu buruk bagi kesehatan,” kata Jortberg.

    Cara Mengatasi Iritasi Lambung Akibat Kopi

    Jika seseorang mengalami asam lambung naik atau nyeri perut setelah minum kopi, makan lebih dulu bisa membantu. Namun, ada beberapa cara lain untuk mengurangi efek samping kopi:

    Tambahkan susu atau krimer untuk menetralkan keasaman. Bagi pengidap intoleransi laktosa, penting untuk menggunakan susu nabati.Pilih kopi dark roast, karena menurut penelitian, jenis ini lebih sedikit merangsang produksi asam lambung dibanding kopi light roast.Kurangi jumlah konsumsi atau beralih ke kopi tanpa kafein (decaf) bila merasa terlalu gelisah atau mengalami gangguan lain akibat kafein.

    “Jika seseorang mengalami kegelisahan, refluks asam, atau masalah lain yang dapat disebabkan oleh kafein, mereka juga dapat mencoba mengurangi jumlah kopi yang mereka minum atau memilih kopi tanpa kafein,” Allison menambahkan.

    Secara umum, minum kopi saat perut kosong seharusnya tidak menimbulkan masalah. Namun, jika setelah melakukan penyesuaian seseorang masih merasakan ketidaknyamanan pada saluran pencernaan, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari kopi sama sekali.

    (suc/suc)

  • Berapa Langkah Jalan Kaki Agar Jantung Tetap Sehat? Segini Kata Studi

    Berapa Langkah Jalan Kaki Agar Jantung Tetap Sehat? Segini Kata Studi

    Jakarta

    Banyak studi yang mengungkapkan untuk mendapatkan manfaat dari jalan kaki harus mencapai 10 ribu langkah dalam sehari. Tetapi, ternyata tidak harus sebanyak itu.

    Sebuah studi besar di Inggris menunjukkan bagaimana jumlah langkah yang sederhana dapat memberikan perbedaan yang positif, terutama jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Para peneliti menggunakan data lebih dari 36 ribu orang dengan hipertensi dari studi Biobank Inggris. Peserta menggunakan akselerometer pergelangan tangan 24/7, untuk mencatat langkah dan intensitas berjalan mereka selama seminggu.

    Kemudian, kesehatan mereka dipantau selama hampir delapan tahun. Para ahli berfokus pada apakah jumlah langkah dan kecepatan berjalan berkaitan dengan risiko masalah jantung, seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.

    Hasil Temuan Peneliti

    Berjalan lebih dari 3 ribu langkah dalam sehari sudah mulai bisa menurunkan risiko masalah jantung. Setiap seribu langkah tambahan, sekitar 10 ribu per hari, dapat memangkas risiko kejadian jantung hingga 17 persen.

    Untuk gagal jantung, setiap seribu langkah tambahan menurunkan risiko sebesar 22 persen. Untuk stroke, lebih dari seribu langkah dapat menurunkan risiko hampir 25 persen.

    Setelah sekitar 10 ribu langkah, manfaatnya mulai berkurang. Tetapi, tidak ada peningkatan risiko bagi orang yang melangkah lebih banyak.

    Selain jumlahnya, intensitasnya juga perlu diperhatikan. Para peneliti mengamati irama puncak 30 menit, yang berarti rata-rata langkah per menit selama 30 menit setiap hari.

    Orang yang melangkahnya lebih cepat, meskipun hanya untuk beberapa kali jalan singkat sehari, juga mengalami risiko yang lebih rendah terhadap semua dampak buruk pada jantung ini. Artinya, jalan santai ataupun jalan cepat akan berdampak baik pada kesehatan.

    Tidak Hanya untuk Orang dengan Hipertensi

    Meskipun kelompok utama adalah orang dengan hipertensi, para peneliti juga melakukan perhitungan untuk orang tanpa hipertensi menggunakan metode yang sama. Pengurangan risikonya kurang lebih sama.

    Jadi, intinya tidak perlu 10 ribu langkah. Sekitar 2.300-6.600 langkah sehari dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan. Bagi rata-rata orang dewasa yang sibuk, hal itu masih dalam jangkauan, sehingga masih bisa berolahraga meski tidak ke tempat gym.

    Mengapa Berjalan dapat Bermanfaat untuk Kesehatan?

    Dikutip dari Times of India, berjalan terutama dengan langkah cepat dapat memberikan berbagai manfaat, seperti:

    Membantu mengontrol tekanan darah.Menurunkan kolesterol “jahat”.Mengurangi kekakuan pembuluh darah.Mengurangi peradangan.Membantu mengelola berat badan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)

  • Kenali Tanda Bipolar Kambuh untuk Penanganan Tepat

    Kenali Tanda Bipolar Kambuh untuk Penanganan Tepat

    Jakarta

    Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Perubahan ini meliputi emosi positif yang dikenal sebagai mania atau hipomania, dan emosi negatif yang dikenal sebagai depresi.

    Ada kalanya, bipolar kembali kambuh karena berbagai faktor. Penting untuk mengenai ciri-ciri bipolar kambuh.

    Ciri-ciri Bipolar Kambuh

    Pada bipolar relaps atau kekambuhan bipolar, gejala klasik mania maupun depresi dapat kembali muncul, terkadang berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

    Dikutip dari laman Health Central dan Serenity Mental Health Centers, terdapat tiga jenis episode dalam kekambuhan bipolar, yaitu mania, hipomania, dan depresi. Berikut sejumlah gejalanya.

    Episode Mania

    Mudah tersinggung atau gelisahPikiran yang berpacu cepat atau tidak terkendaliKurang tidur tapi tidak merasa lelahMelakukan hal berisiko, seperti mengemudi secara ugal-ugalan atau aktivitas seksual impulsifRasa bahagia berlebihan atau kepercayaan diri yang tinggiMudah terdistraksi

    Episode Hipomania

    Hipomania adalah bentuk mania yang tidak terlalu parah. Saat mengalami hipomania, seseorang mungkin merasa baik-baik saja dan berenergi, tapi orang sekitarnya mungkin menyadari adanya perubahan suasana hati dan tingkat aktivitas.

    Hipomania seringkali diikuti dengan depresi berat. Jika tidak ditangani, maka bisa menyebabkan mania yang parah.

    Episode Depresi

    Merasa sedihMerasa putus asaBanyak tidurMakan terlalu sedikit atau terlalu banyakKehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukaiPikiran untuk mengakhiri hidupMerasa lelah atau tidak bertenagaPerubahan berat badanKesulitan berpikir atau berkonsentrasiPemicu Kambuhnya Bipolar

    Menurut seorang profesor Psikiatri & Ilmu Saraf Perilaku di Fakultas Kedokteran di Wayne University, Detroit, kambuhnya bipolar terjadi setiap kali gejala yang terkait dengan gangguan bipolar kembali dirasakan.

    “Mereka tiba-tiba kambuh, dan mereka mengalami gejala mania atau suasana hati yang kemudian membutuhkan waktu berhari-hari untuk kembali normal,” ujarnya.

    Adapun beberapa pemicu kambuhnya bipolar adalah:

    1. Kurang Tidur

    Kurang tidur merupakan salah satu pemicu potensial terbesar dari kambuhnya bipolar. Bukan hanya sebagai pemicu episode, kurang tidur juga merupakan gejala dari kambuhnya bipolar. Kendati demikian, penyedia layanan kesehatan tidak begitu yakin, apakah kurang tidur memicu bipolar atau gangguan bipolar yang menjadi penyebab masalah tidur.

    “Salah satu ciri utama gangguan ini adalah hilangnya ritme sirkadian, dan hilangnya ritme sirkadian ini semakin membuat individu rentan terhadap kekambuhan,” kata Diwadkar.

    2. Stres Emosional

    Mengalami hal-hal seperti kehilangan orang tercinta, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau mengidap penyakit bisa menyebabkan kekambuhan, terutama jika ditambah kurang tidur.

    “Stres emosional merupakan pemicu gangguan suasana hati yang sangat terkenal,” kata Diwadkar.

    3. Obat-obatan

    Obat-obatan juga bisa memicu kambuhnya bipolar. Antidepresan sering diresepkan untuk orang dengan gangguan bipolar.

    Tapi, jika dikonsumsi sendiri tanpa penstabil suasana hati, antidepresan bisa memicu episode mania. Selain itu, jika sedang mengonsumsi obat untuk gangguan bipolar, penghentian obat secara mendadak juga bisa memicu kekambuhan.

    (elk/suc)