Jenis Media: Kesehatan

  • Soroti Independensi Kolegium, Ratusan Guru Besar Kedokteran Deklarasikan MGBKI

    Soroti Independensi Kolegium, Ratusan Guru Besar Kedokteran Deklarasikan MGBKI

    Jakarta

    Para guru besar ilmu kedokteran di Indonesia mendeklarasikan berdirinya Majelis Guru Besar Kedokteran Indonesia (MGBKI). Sekitar 100 guru besar hadir dalam deklarasi yang digelar di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Salemba, Jakarta.

    Ketua MGBKI Prof Budi Iman Santoso menyebut lahirnya majelis tersebut menjadi tonggak sejarah untuk sama-sama menjadi forum komunikasi ke depan antar guru besar kedokteran di seluruh Indonesia. Pihaknya disebut siap untuk nantinya ikut andil dalam memberikan masukan kebijakan berbasis data ilmiah pada pemerintah dan para pemangku kepentingan.

    “Sebagai pemegang amanah di sini ditunjuk sebagai ketua MGBKI, izinkan saya menegaskan tiga pesan utama, wadah ini lahir bukan karena fasilitas tapi karena panggilan hati dan juga tanggung jawab moral para guru besar sekalian,” tuturnya di Aula IMERI FK UI, Jumat (22/8/2025).

    “Keputusan yang kita hasilkan tentu saja ini merupakan tercatat dalam sejarah, dan tentu saja kita akan membuat AD-ART (Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga) yang menjadi acuan dan patuh dalam ketentuan tersebut,” sambung dia.

    Independensi dari MGBKI disebut akan menjadi prinsip agar menjaga martabat profesi.

    Salah satu yang juga disoroti MGBKI adalah independensi kolegium kedokteran. Kolegium dinilai tidak boleh tunduk pada kepentingan politik dan kelompok tertentu, tetapi berorientasi pada kepentingan bangsa, dan mutu dokter Indonesia.

    “MGBKI mendorong adanya payung hukum yang jelas dan kuat bagi kolegium, sehingga keberadaannya diakui secara formal sebagai lembaga independen yang bertanggung jawab menjaga kualitas pendidikan dan profesi kedokteran Indonesia sesuai standar global,” sorot MBGKI.

    Sebelumnya diberitakan, polemik terkait isu tersebut ramai pasca beberapa kolegium yang kini dibentuk pemerintah tidak seluruhnya melibatkan Guru Besar. Padahal, keterlibatan Guru Besar penting untuk memastikan kompetensi PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), sesuai kepakaran.

    Proses voting atau pemilihan kolegium juga sebelumnya disebut tidak transparan dan kurang lebih banyak ‘dititipkan’ oleh Kementerian Kesehatan RI.

    “Sehingga wajar kalau kami menanyakan ini benar nggak nih kolegium yang sekarang?” tutur Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam, beberapa waktu lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Video: Hampir 80 Persen Cacingan Gelang Terjadi pada Usia Sekolah

    Video: Hampir 80 Persen Cacingan Gelang Terjadi pada Usia Sekolah

    Jakarta – Belakangan tengah viral kasus balita di Sukabumi yang meninggal karena terinfeksi lebih dari 1 kilogram cacing di dalam tubuhnya. Kemenkes mengungkap kasus yang dialami balita tersebut karena cacing gelang atau cacing Ascaris Lumbricoides.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI DR Dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes mengungkapkan hampir 80 persen cacing gelang terjadi pada anak usia sekolah yaitu sekitar 5-10 tahun. Adapun, kelompok kedua yang paling banyak terkena adalah anak usia pra-sekolah yaitu sekitar 2-5 tahun.

    Klik di sini untuk menonton video lainnya…

    (/)

    kasus balita kasus balita di sukabumi balita cacingan balita raya sukabumi 1 kilogram cacing cacing ascaris lumbricoides ascaris lumbricoides cacing gelang

  • Obat Cacing Jadi Buruan Gen Z, Ini Wanti-wanti Guru Besar Farmasi UGM

    Obat Cacing Jadi Buruan Gen Z, Ini Wanti-wanti Guru Besar Farmasi UGM

    Jakarta

    Kematian balita Sukabumi dengan tubuh penuh cacing memicu rasa waswas banyak orang. Tidak sedikit yang kemudian mulai mencari berbagai jenis obat cacing.

    Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati menegaskan konsumsi obat cacing tidak diwajibkan untuk semua kelompok. Orang dengan kondisi sehat, lingkungan sanitasi bersih, serta tidak memiliki gejala kecacingan, tidak perlu ‘latah’ ikut mencari obat.

    Menurutnya, pemberian obat cacing rutin enam bulan sekali menjadi wajib bagi anak-anak maupun orang dewasa yang tinggal di daerah endemis alias wilayah yang masih mencatat kasus kecacingan.

    “Pemberian obat cacing dianjurkan secara rutin setiap 6 bulan sekali, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa yang tinggal di daerah endemis. Hal ini sejalan dengan rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan RI melalui program mass drug administration (MDA),” kata Prof Zullies kepada wartawan, Jumat (22/8/2025).

    Bagi kelompok berisiko, pemberian obat cacing setiap bulan dianjurkan lantaran telur cacing bisa bertahan lama di lingkungan, sehingga rentan terjadi infeksi ulang.

    “Seseorang bisa kembali terinfeksi dalam beberapa minggu hingga bulan setelah pengobatan. Obat hanya membunuh cacing dewasa,” bebernya.

    Prof Zullies mencontohkan albendazol 400 mg atau mebendazol 500 mg dosis tunggal, yang selama ini diberikan, hanya efektif membasmi cacing dewasa, tidak mampu mencegah telur atau larva baru masuk.

    Siapa Saja yang Dianjurkan?

    Prof. Zullies menekankan ada kelompok prioritas yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi cacing:

    Anak prasekolah (1-5 tahun), lebih rentan karena sering bermain tanah tanpa alas kaki.Anak usia sekolah (6-14 tahun), target utama program pemberian obat cacing di sekolah dasar.Wanita usia subur, termasuk ibu hamil trimester kedua dan ketiga.Orang dewasa di daerah endemis dengan sanitasi buruk (pekerja sawah, kebun, tambang, atau yang sering kontak tanah).Populasi dengan status gizi rendah.

    “Orang dewasa yang tinggal di perkotaan dengan sanitasi baik, air bersih, serta kebersihan pribadi terjaga biasanya tidak perlu minum obat cacing setiap 6 bulan. Namun tetap dianjurkan bila ada risiko tinggi atau gejala,” tutur Prof. Zullies.

    “Dengan memahami sasaran dan jadwal yang tepat, pemberian obat cacing akan lebih efektif dalam mencegah malnutrisi, anemia, dan dampak jangka panjang akibat kecacingan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Tren Gen Z Beli Obat Cacing

    4 Konten

    Kasus meninggalnya seorang bocah di Sukabumi karena kecacingan yang tidak tertangani menuai sorotan banyak pihak. Bahkan memunculkan tren baru di kalangan Gen Z, yakni ramai-ramai beli dan minum obat cacing sendiri.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Karies Gigi pada Anak di Atas 90 Persen, IDGAI Soroti Kebiasaan Ini

    Karies Gigi pada Anak di Atas 90 Persen, IDGAI Soroti Kebiasaan Ini

    Jakarta

    Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Pada Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah, masalah gigi anak termasuk yang paling banyak ditemukan.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi mengatakan pada CKG Sekolah, dalam hal ini Sekolah Rakyat, ada tiga masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan, yakni gigi, kebugaran, dan anemia.

    Saat ditanya mengenai hal ini, Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) DKI Jakarta Dr drg Eva Fauziah, SpKGA, K-PKOA mengatakan prevalensi masalah gigi pada anak memang tinggi, khususnya pada karies atau gigi berlubang.

    “Karies gigi pada anak itu prevalensinya masih tinggi sekitar 90 persen lebih,” kata drg Eva, saat ditemui di Jakarta Timur, Jumat (22/8/2025).

    drg Eva menambahkan, faktor yang membuat angka ini masih tinggi adalah ketidaktahuan anak-anak, juga orang tua terkait menjaga kesehatan gigi dan mulut.

    Penyebab dari munculnya karies gigi adalah sisa-sama makanan yang tidak dibersihkan, sehingga menjadi plak.

    “Sebenarnya makanan yang manis lebih banyak (menyebabkan karies). Makanan manis termasuk sulit untuk dibersihkan. Kalau yang berserat malah lebih bagus,” kata drg Eva.

    drg Eva menekankan terkait pentingnya tindakan preventif pada anak atau upaya melakukan pencegahan agar masalah gigi seperti karies tidak muncul.

    Tindakan seperti rutin gosok gigi dua kali sehari danbagaimana cara menggosok gigi itu penting untuk diketahui anak dan orang tua agar terhindar dari penyakit gigi seperti karies.

    “Jadi kalau terus-terusan tidak dibersihkan (sisa-sisa makanan) maka akan menyebabkan terjadinya karies,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Tips Agar Anak Rajin Sikat Gigi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Cerita Dokter Keluarkan Cacing 3 Kg dari Perut Bocah, Ini Gejala Awalnya

    Cerita Dokter Keluarkan Cacing 3 Kg dari Perut Bocah, Ini Gejala Awalnya

    Jakarta

    Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides adalah jenis cacing yang paling banyak menginfeksi manusia. Hampir 80 persen pasien adalah usia anak sekolah yakni 5-10 tahun.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes menjelaskan infeksi cacing atau kecacingan jarang menyebabkan kematian secara langsung. Tetapi secara signifikan memengaruhi kondisi anak dan mengganggu tumbuh kembangnya.

    Dia menceritakan sempat menangani seorang pasien anak dengan infeksi cacing. Keluhan pertamanya konstipasi dan nyeri perut.

    “Kita pernah dapat kasus di RS Hasan Sadikin, dapat cacing sampai 3 kg. Setelah operasi, (kondisinya) baik,” kata dia dalam konferensi pers IDAI, Jumat (22/8/2025).

    Kondisi anak tersebut dikatakan membaik setelah cacing dikeluarkan. Pemberian obat cacing juga dilakukan untuk membunuh larva yang ada di dalam tubuhnya.

    “Pasien sudah lama konstipasi, nyeri perut. Cacing dikeluarkan, minum obat cacing, sehat dia,” ucap dr Riyadi.

    Pada usia anak, kecacingan kronis bisa mempengaruhi asupan dan penyerapan gizi. Dapat juga menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.

    “Kalau dia hidup di saluran cerna, biasanya jarang berat ya. Seringnya apa? Mual, nafsu makan kurang. Susah BAB. Kenapa? Karena dia nyumbat. Kalau sudah kronis tadi, bisa jadi stunting,” tutur dr Riyadi,

    (kna/kna)

  • Ciri-ciri Luka Diabetes Basah di Kaki dan Cara Penanganannya

    Ciri-ciri Luka Diabetes Basah di Kaki dan Cara Penanganannya

    Jakarta

    Diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah atau glukosa terlalu tinggi dalam darah. Kondisi ini terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak memproduksi sama sekali insulin. Insulin merupakan hormon yang membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa untuk digunakan sebagai energi.

    Diabetes terjadi ketika tubuh tidak merespons efek insulin dengan baik. Diabetes harus dikendalikan dengan baik agar tidak menimbulkan komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, gangguan mata, hingga infeksi akibat luka yang sulit sembuh.

    Ada dua jenis diabetes, yakni tipe satu dan tipe dua. Pada diabetes tipe satu, pasien memiliki masalah autoimun, ketika kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas dengan alasan yang tidak diketahui.

    Sedangkan, diabetes tipe dua dialami ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel tubuh tidak merespons insulin secara normal atau resisten. Ini adalah jenis diabetes yang paling umum dan paling erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat.

    Ciri Luka Diabetes Basah

    Diabetes basah sebenarnya bukanlah istilah resmi medis. Menurut spesialis penyakit dalam dr Benedict Sastro, SpPD, diabetes sebenarnya tidak dibagi menjadi tipe kering dan tipe basah. Menurutnya, itu hanya istilah awam saja.

    “Secara medis, tidak ada pembagian diabetes kering atau basah. Mungkin yang dimaksudkan basah itu ada yang luka. Sedangkan yang kering itu tidak. Itu istilah awam saja,” kata dr Ben saat berbincang dengan detikcom dalam sebuah kesempatan.

    Berikut ini ciri-ciri luka diabetes basah yang mungkin bisa muncul:

    1. Luka Bernanah

    Salah satu ciri tanda diabetes adalah munculnya ulkus atau luka bernanah. Ini terjadi akibat kadar glukosa yang terus menerus tinggi, membuat tubuh lebih rentan diserang bakteri dan luka sulit sembuh.

    “Luka pada diabet merupakan komplikasi diabet yang sudah lama, sehingga sudah ada kerusakan pembuluh darah,” ucap dr Ben.

    2. Luka Lama Sembuh

    Dikutip dari Medical News Today, infeksi lebih rentan terjadi pada pasien diabetes yang mengalami luka. Ketika infeksi muncul, proses penyembuhan yang lambat dapat berdampak buruk pada kesehatan keseluruhan dan kualitas hidup seseorang.

    Luka atau cedera pada kaki membuat berjalan menjadi sulit dan menimbulkan rasa nyeri ketika berolahraga.

    3. Nyeri Berkurang

    Luka yang muncul seringkali berkurang rasa nyerinya akibat kondisi neuropati diabetik. Kondisi ini muncul ketika kadar gula darah tidak terkontrol merusak saraf dan mengurangi sensasi pada area tertentu.

    Kondisi ini mungkin bisa membuat pasien diabetes tidak menyadari adanya luka, terutama di kaki. Ini dapat memperlambat penanganan luka dan meningkatkan risiko komplikasi yang berbahaya.

    Pencegahan dan Penanganan Luka Diabetes

    Pengidap diabetes harus memiliki strategi khusus untuk meminimalkan waktu yang dibutuhkan luka agar tak sembuh. Ini meliputi pengelolaan kadar gula darah, perawatan kaki yang baik, dan merawat luka sesegera mungkin setelah muncul.

    Berikut perawatan kaki yang bisa dilakukan setiap hari untuk mencegah infeksi meliputi:
    Mencuci kaki setiap hari.

    Mengeringkan kulit dengan menepuk lembut sebelum mengoleskan pelembap.Menghindari berjalan tanpa alas kaki.Memotong kuku kaki dengan hati-hati.Memakai sepatu yang nyaman.Memeriksa kaki serta bagian dalam sepatu setiap hari.Meminta dokter memeriksa kaki pada setiap kunjungan.

    Apabila luka muncul, segera tangan sebelum meluas, bernanah, atau menjadi sangat nyeri. Bersihkan luka terlebih dulu, lalu tutupi dengan perban bersih, dan menggantinya secara rutin setiap hari.

    Jangan lupa berjalan dengan alas kaki dan kaus kaki untuk mencegah luka terpapar potensi patogen. Berjalan tanpa alas kaki meningkatkan risiko infeksi.

    (suc/suc)

  • Anak Usia Sekolah Jadi Kelompok Terbanyak yang Kecacingan, Waspadai Gejalanya

    Anak Usia Sekolah Jadi Kelompok Terbanyak yang Kecacingan, Waspadai Gejalanya

    Jakarta

    Belum lama ini, kasus kematian balita di Sukabumi, Jawa Barat karena kecacingan jadi sorotan. Sering dianggap sepele, penyakit ini kini mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat.

    Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides adalah jenis yang paling banyak menginfeksi manusia, baik di Indonesia maupun di dunia. Populasi yang terkena hampir 80 persennya adalah anak usia sekolah, yaitu 5-10 tahun.

    “Kenapa? karena mereka mereka aktif bermain di tanah, aktif bermain di luar. Nah ini mungkin kemampuan mereka, edukasi mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum optimal, makanya kenapa anak usia sekolah yang paling banyak,” kata Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes dalam agenda temu media IDAI, Jumat (22/8/2025).

    Kelompok kedua yang paling banyak terkena adalah anak usia pra sekolah, 2-5 tahun. Sebab mereka sudah mulai bisa berjalan dan bermain di luar.

    “Bagaimana kita mengedukasi nih orang tua, karena anak-anak ini, apalagi usia 2-5 tahun sama sekali kalau dilihat, ada yang bergerak di tanah mikirnya, oh ada mainan baru, malah dia pegang” tambahnya.

    Dikatakan bahwa seperdelapan populasi di dunia terinfeksi cacing gelang. Cacing ini senang di negara yang hangat dan lembab, seperti di Indonesia. Cacing gelang dapat hidup di tubuh manusia hingga 2 tahun.

    “Kalau besar, hidupnya bisa di usus halus. ini bisa sebesar ini, cacing yang jantannya bisa sampai 30 cm. Dan dia bisa hidup sampai 2 tahun,” kata dr Riyadi.

    “Kalau ada orang kecacingan, tidak diobati, dia buang air besar sembarangan, telurnya, satu cacing saja 200 ribu telur. Terbayang apabila satu orang individu, satu orang anak saja, punya cacing yang sampai 1-2 kg,” tambahnya.

    Sehingga, bukan cacing dewasa yang tertelan, tapi dalam bentuk telur, larva, baru menjadi cacing dewasa. Prosesnya memerlukan waktu selama 2-3 bulan sebelum menjadi cacing dewasa.

    “Artinya, kalau seorang anak sampai sudah ditemukan cacing dewasa, bukan saat itu dia tertular. Minimal sudah 3 bulan sebelumnya,” kata dr Riyadi.

    Apa Saja Gejala Cacingan?

    Saat cacing berbentuk larva, bisa terjadi batuk-batuk seperti orang yang terkena infeksi paru-paru, tapi bukan TBC. Jika bentuk dewasa hidupnya di saluran cerna.

    “Kalau dia hidup di saluran cerna, biasanya jarangnya tidak berat ya. Seringnya apa? mual Nafsu makan kurang. Susah BAB. Kenapa? Karena dia nyumbat. Kalau sudah kronis tadi, bisa jadi stunting,” tutur dr Riyadi,

    Cacing juga bisa berkumpul di usus, lalu ke usus buntu dan bisa juga ke saluran empedu. Jika sudah bermigrasi, bisa keluar ke anus, hidung, dan mulut.

    “Harus diingat. Keluarnya cacing dari tubuh bukan menandakan ganasnya cacing. Bukan. Artinya apa? Jumlah cacingnya sudah banyak. Sudah sampai bentuk dewasa. Tadi ya, minimal 3 bulan,” kata dr Riyadi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Mengenal Ascaris Lumbricoides, Cacing Gelang yang Menginfeksi Raya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/kna)

  • IDGAI Beri Edukasi Kesehatan Gigi ke 180 Anak di Panti Asuhan Jaktim

    IDGAI Beri Edukasi Kesehatan Gigi ke 180 Anak di Panti Asuhan Jaktim

    Jakarta

    Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) memberikan penyuluhan terkait menjaga kesehatan gigi. Kegiatan ini menyasar 180 anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1, Jakarta Timur.

    Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) DKI Jakarta Dr drg Eva Fauziah, SpKGA, K-PKOA mengatakan pengabdian masyarakat ini sebagai upaya untuk mewujudkan anak-anak bebas karies 2030.

    “Kami memberikan upaya pencegahan, karena untuk kesehatan gigi anak itu yang penting pencegahan (preventif),” kata drg Eva di di Jakarta Timur, Jumat (22/8/2025).

    “Ketika udah dicegah supaya tidak terjadi kerusakan, sehingga tidak perlu adanya tindakan kuratif,” sambungnya.

    Edukasi yang diberikan kepada para anak-anak termasuk cara menyikat gigi dengan benar, berapa kali seharusnya menggosok gigi dalam sehari, hingga penyebab rusaknya gigi.

    “Misalnya dalam pemeriksaan ditemukan karies atau lubang, atau dilakukan pencabutan itu bisa kami rujuk ke Puskesmas terdekat,” kata drg Eva.

    IDGAI menggelar sosialisasi pencegahan penyakit gigi pada anak-anak. Sebanyak 180 anak di Jakarta Timur mendapatkan edukasi terkait kesehatan gigi. Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Masalah Terbanyak pada Gigi Anak

    Dari Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit gigi, khususnya pada anak masih menjadi salah satu yang terbanyak ditemukan.

    Menurut drg Eva, karies atau gigi berlubang masih menjadi masalah yang paling banyak ditemukan pada anak-anak.

    “Karies gigi pada anak itu prevalensinya masih tinggi sekitar 90 persen lebih,” kata drg Eva.

    Penyebab dari munculnya karies gigi adalah sisa-sama makanan yang tidak dibersihkan, sehingga menjadi plak.

    “Sebenarnya makanan yang manis lebih banyak (menyebabkan karies). Makanan manis termasuk sulit untuk dibersihkan. Kalau yang berserat malah lebih bagus,” katanya.

    (dpy/up)

  • 7 Olahraga Sederhana yang Bikin Kurus Tanpa ke Gym

    7 Olahraga Sederhana yang Bikin Kurus Tanpa ke Gym

    Jakarta

    Menurunkan berat badan tidak hanya bergantung pada perubahan pola makan, tetapi juga dengan meningkatkan rutinitas olahraga. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur sangat membantu dalam mencapai target penurunan berat badan.

    Untuk hasil yang optimal, disarankan melakukan setidaknya 300 menit aktivitas dengan intensitas sedang setiap minggu. Namun, penting untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter guna memastikan jenis latihan yang paling sesuai dengan kondisi tubuh.

    Olahraga Bikin Kurus

    Dikutip dari WebMD, berikut beberapa olahraga yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan.

    1. Jalan Kaki

    Menambahkan 30 menit jalan cepat ke dalam rutinitas harian dapat membantu membakar sekitar 150 kalori lebih banyak setiap hari. Semakin cepat dan semakin lama berjalan, semakin banyak kalori yang terbakar.

    Jalan kaki juga menjadi pilihan yang sangat baik bagi yang baru memulai rutinitas olahraga. Mulailah dengan jarak pendek, lalu tingkatkan secara bertahap ke perjalanan yang lebih panjang dan intens.

    2. Lompat Tali

    Bagi yang mencari olahraga murah dan praktis dibawa saat bepergian, lompat tali bisa jadi pilihan tepat. Aktivitas ini efektif membakar kalori lebih banyak dibanding berjalan di treadmill dengan durasi sama. Selain melatih otot inti, tubuh bagian atas, dan bawah sekaligus, lompat tali juga bermanfaat meningkatkan koordinasi tubuh.

    4. Bersepeda

    Bersepeda termasuk olahraga low impact yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam satu jam, kalori yang terbakar bisa mencapai 400-750, tergantung berat badan, kecepatan, dan jenis sepeda yang digunakan.

    5. Yoga

    Yoga memadukan gerakan fisik dengan meditasi, sekaligus jadi cara populer untuk melepas penat setelah seharian bekerja. Manfaatnya lebih dari sekadar relaksasi. Riset menunjukkan, orang dengan berat badan berlebih yang rutin yoga minimal 30 menit seminggu cenderung mengalami penurunan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT).

    Yoga juga membuat seseorang lebih sadar akan pola makan, sehingga lebih peka membedakan kapan benar-benar lapar dan kapan sudah kenyang.

    6. Pilates

    Latihan yang berfokus pada otot inti ini terbukti meningkatkan kekuatan tubuh sekaligus menjaga berat badan. Intensitas Pilates bisa disesuaikan dengan kebutuhan, baik lewat kelas tatap muka maupun tutorial daring.

    7. Jogging

    Jogging membantu meningkatkan metabolisme dan membuat tubuh tetap membakar lemak hingga 24 jam setelah latihan. Jika dilakukan rutin, olahraga ini bisa memberi dorongan jangka panjang bagi kesehatan metabolisme.

    (suc/suc)

  • 10 Tantangan Menemukan Hal Janggal pada Gambar, Berani Coba?

    10 Tantangan Menemukan Hal Janggal pada Gambar, Berani Coba?

    Jakarta

    Melatih otak berpikir tak harus dengan cara yang serius. Melalui permainan sederhana seperti mencari hal yang janggal pada gambar, ketelitian bisa dilatih.

    Sekilas memang terlihat biasa, tapi jika diperhatikan lebih detail, ada banyak keanehan yang menunggu untuk ditemukan. Siap menguji kecepatan berpikir dan ketajaman pengamatanmu?

    Tantangan Temukan Hal Janggal pada Gambar

    Perhatikan gambar dengan detail dan temukan sesuatu yang tidak masuk akal. Usahakan jawab dengan cepat.

    1. Perhatikan taman ini dengan seksama. Ada satu hal janggal, apakah itu?

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    2. Ada seorang ibu di taman dengan kedua anaknya yang sedang berenang. Perhatikan si ibu dan anak, apa ada yang aneh?

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    3. Pada area bersalju ini ada yang bermain salju dan ingin bermain ski. Coba temukan hal yang janggal.

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    4. Wanita ini sedang merapikan piring di dapur. Sekilas tampak biasa, tapi ada tiga hal janggal yang harus ditemukan.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    5. Seorang anak tengah menonton TV ditemani ibunya yang beristirahat. Cari 5 hal janggal di sini.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    6. Mobil merah di bengkel ini tengah diperbaiki. Perhatikan mobil dan area sekitarnya dan temukan 4 hal janggal.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    7. Ada anak perempuan yang sedang mencuci piring yang menumpuk. Cari satu saja hal yang aneh.

    Dalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    8. Perhatikan dengan jeli. Apa yang salah dengan gambar anak dan anjing ini?

    Dalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    9. Wanita ini sedang bermain dengan kucingnya. Bisa temukan satu hal janggal dengan cepat?

    Dalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    10. Temukan 3 hal janggal di persimpangan jalan ini.

    Tes asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    Jawaban Tantangan Temukan Hal Janggal pada Gambar

    Coba lihat jawaban dari temukan hal janggal pada gambar berikut ini.

    1. Ujung pancuran pada alat penyiram tidak terdapat lubang-lubang kecil. Tentu saja airnya tidak bisa keluar.

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    2. Ada dua hal aneh, yaitu si ibu memegang spatula di taman dan ada ikan hiu di balik semak-semak.

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    3. Jika diperhatikan, ada anjing di atas atap rumah. Selain itu, alis seorang gadis berada di topi.

    Seberapa Tajam Penglihatan Kamu? Coba Temukan Kesalahan di Teka-teki Ini Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    4. Bukan gorden, tapi yang menggantung di atas sink adalah baju. Kemudian, ada lampu di keran dan sepatu di rak piring.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    5. Batu bata dijadikan bantal, ada ikan dan air di dalam televisi, sang anak bermain beban. Selain itu, di dekat TV tanamannya berbunga lampu dan ada dua waktu berbeda di jendela.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    6. Di dalam mobil ada ikan dan air, salah satu ban mobil menggunakan ban sepeda. Spatula dan alat masak lainnya tergantung dan ada roti yang menyempil.

    Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di deretan gambar ini. Kalau kamu jeli seharusnya mudah menemukan apa saja yang aneh. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    7. Salah satu tempat keran air diganti dengan bola lampu.

    Dalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    8. Ada kura-kura naik ke atas pohon. Bagaimana bisa?

    Dalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    9. Kucingnya punya dua ekorDalam deretan gambar ini ada hal-hal yang tidak masuk akal. Apakah kamu bisa menemukannya? Bila benar semua berarti kemampuan otak dan mata kamu bagus. Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    10. Ada dua pengemudi di dalam bus dan dua mobil lainnya mempunyai ban kotak

    Tes asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    Halaman 2 dari 6

    (elk/up)