Jenis Media: Kesehatan

  • Rahasia Panjang Umur Nenek Usia 116 Tahun, Ternyata Sesimpel Ini

    Rahasia Panjang Umur Nenek Usia 116 Tahun, Ternyata Sesimpel Ini

    Jakarta

    Seorang nenek berusia 116 menjadi orang tertua di dunia. Hal ini diakui secara resmi oleh Guinnes World Records setelah orang tertua di dunia sebelumnya, Inah Canabarro, meninggal di awal tahun ini.

    Dikutip dari laman Times of India, nenek bernama Ethel Caterham ini lahir pada 21 Agustus 1909 di sebuah desa Hampshire, Inggris. Tepatnya, sebelum Titanic tenggelam dan delapan tahun sebelum Revolusi Rusia.

    Dalam hidupnya, dia melewati dua perang dunia, enam masa pemerintahan raja yang berbeda di Britania Raya, dan 27 perdana menteri. Dari era Edwardian hingga era kecerdasan buatan saat ini, Caterham sudah menyaksikan berbagai sejarah kehidupan.

    Rahasia Umur Panjang Nenek 116 Tahun

    Bukan asupan makanan atau rutinitas olahraga tertentu, rahasia umur panjang yang dia pegang teguh adalah jangan pernah berdebat.

    “Tidak pernah berdebat dengan siapapun, saya mendengarkan dan melakukan apa yang saya suka,” kata Caterham.

    Filosofi untuk tetap tenang dan bebas stres ini menurutnya telah membuat dirinya tetap tenang secara mental serta kuat secara fisik. Para ahli medis memang menyoroti dampak buruk dari stres kronis pada jantung dan otak. Caterham juga pernah berbicara tentang mengambil peluang dengan pikiran terbuka dan menjalani hidup dengan moderasi.

    Perjalanan ke India dan Hong Kong

    Pada usia 18 tahun, Caterham meninggalkan Inggris dan menuju India. Dia bekerja sebagai pengasuh anak di sebuah keluarga Inggris.

    Ketika itu, di tahun 1921, perjalanan internasional bagi seorang perempuan muda bukanlah hal yang umum. Tiga tahun kemudian, dia kembali ke rumah dan bertemu suaminya, Norman di sebuah pesta makan malam.

    Norman adalah seorang mayor di Angkatan Darat Inggris. Dia membawa Caterham ke Hong Kong dan Gibraltar selama bertugas.
    Di Hong Kong, Caterham mendirikan tempat mengajar bahasa Inggris dan kerajinan tangan kepada anak-anak.

    Bersama suaminya, dia kemudian menetap kembali di Inggris dan membesarkan kedua putrinya. Kini, suami dan kedua putrinya sudah meninggal dunia.

    Umur panjang Caterham sepertinya merupakan warisan dalam keluarganya. Salah satu kakak perempuannya, Gladys Babilas hidup sampai usia 104 tahun.

    Kini, Caterham telah menjadi nenek dari tiga cucu dan nenek buyut dari lima cicit. Meski telah melewati masa-masa sulit kehilangan anggota keluarga, dia mampu menjalani semuanya dengan tenang.

    Pada tahun 2020, di usia 111 tahun, Caterham berhasil sembuh dari COVID-19. Keluarganya selalu mengunjungi dia di panti jompo, tempat dan menikmati hari-hari tenang yang penuh dengan kasih sayang.

    Mendapatkan Penghargaan dari Guinness World Records

    Di ulang tahunnya ke 116, Caterham menerima penghormatan dari seluruh dunia, termasuk ucapan dari Guinnes World Records. Panti jompo, tempat dia tinggal, menggambarkan hidupnya sebagai bukti nyata akan kekuatan, semangat, dan kebijaksanaan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/naf)

  • 6 Kebiasaan yang Jarang Disadari Bisa Merusak Ginjal

    6 Kebiasaan yang Jarang Disadari Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Menjaga kesehatan ginjal sangat penting. Organ ini berperan dalam menyaring limbah, menyeimbangkan elektrolit, dan mengatur tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan sehari-hari jarang disadari menjadi faktor utama kerusakan ginjal. Mewaspadai perilaku sehari-hari yang bisa membahayakan organ ini sangat penting. Dikutip dari laman Times of India, berikut sejumlah kebiasaan yang bisa merusak ginjal.

    1. Obat Pereda Nyeri Berlebihan

    Penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID) dan analgesik secara sering dan tanpa pengawasan dokter, bisa merusak ginjal. Obat-obatan ini termasuk ibuprofen, aspirin, dan naproxen.

    Saat dikonsumsi, obat-obatan tersebut bisa mengurangi aliran darah ke ginjal dan seiring waktu menyebabkan penyakit ginjal kronis. Inilah mengapa dokter menyarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri secara terbatas.

    2. Terlalu Banyak Konsumsi Garam

    Asupan natrium yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi ginjal. Menambahkan terlalu banyak garam ke dalam makanan bisa meningkatkan tekanan darah yang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan ginjal.

    Adapun cara terbaik untuk mengurangi asupan garam berlebih adalah dengan menambahkan herba dan rempah-rempah. Batasi juga asupan makanan ultra-olahan, camilan kemasan, dan makanan cepat saji. Makanan-makanan tersebut mengandung banyak garam dan zat aditif yang bisa membahayakan ginjal dan organ tubuh lainnya.

    3. Kurang Minum Air

    Ginjal tidak bisa berfungsi tanpa air yang cukup. Sebab, air membantu membuang racun dari tubuh. Dehidrasi bisa mempersulit ginjal, sebab membuatnya tidak mampu membersihkan limbah, yang seiring waktu bisa menyebabkan batu ginjal dan infeksi.

    4. Kurang Tidur

    Tidur malam yang nyenyak adalah salah satu rutinitas terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kurang tidur bisa berdampak langsung pada ginjal. Sebab, ginjal berfungsi berdasarkan siklus tidur-bangun. Jadi, usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam.

    5. Terlalu Banyak Konsumsi Gula

    Sama seperti terlalu banyak garam, gula juga memberikan efek yang buruk. Konsumsi gula berlebih dikaitkan dengan obesitas. Hal ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes, yang merupakan penyebab utama sakit ginjal.

    6. Minum Alkohol

    Konsumsi alkohol bisa merusak ginjal secara serius. Alkohol mengubah cara kerja ginjal. Selain menyaring limbah, ginjal juga menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

    Ketika minum alkohol, tubuh mengalami dehidrasi dan meningkatkan tekanan darah. Hal ini dapat membahayakan ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Anak Usia Sekolah Gemar Konsumsi Gula dan Garam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Kata Dekan FK UI soal Menkes Sebut Kematian Balita Sukabumi Bukan karena Cacingan

    Kata Dekan FK UI soal Menkes Sebut Kematian Balita Sukabumi Bukan karena Cacingan

    Jakarta

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB buka suara soal pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait kasus cacingan yang menimpa Raya, balita di Sukabumi.

    Menkes sebelumnya menegaskan pemicu utama kematian Raya tidak terkait cacingan, melainkan kemungkinan infeksi lain seperti meningitis, atau tuberkulosis (TBC). Mengingat, Raya juga memiliki riwayat batuk berdahak selama tiga bulan yang tidak kunjung sembuh.

    Menurut Prof Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam, cacingan sebetulnya juga termasuk infeksi, yakni infeksi parasit. Bila dilihat dari riwayat perjalanan klinis Raya, tenaga medis saat itu sempat mengeluarkan cacing dari hidungnya yang menandakan ada kemungkinan penyumbatan sudah sampai ke saluran napas.

    “Apalagi dikeluarkan sampai 1 kllogram, itu artinya sudah menyumbat saluran ususnya, pencernaannya, sehingga terjadi suatu penyumbatan yang menimbulkan infeksi pada anak tersebut yang bertambah berat, infeksi parasit menyumbat menjadi infeksi sekunder dan bisa saja menyebabkan pasien sepsis, pasien tidak sadar,” tutur dia.

    “Atau bisa juga larvanya menyebar ke otak yang membuat pasien tidak sadar,” lanjutnya.

    Berbeda halnya dengan TBC, menurut Prof Ari, kasus TBC murni jarang sekali yang bisa memicu sepsis. Jenis batuknya juga tidak selalu berdahak.

    “Ascariasis atau cacing gelang bisa menyebabkan meningoensefalitis dan gangguan kesadaran karena larva cacing bisa masuk ke sistem saraf pusat,” sorot Prof Ari.

    Sebelumnya diberitakan, Menkes Budi menegaskan kematian Raya tidak disebabkan langsung oleh cacingan. Meski dari tubuh bocah tersebut ditemukan lebih dari satu kilogram cacing gelang, penyebab kematian utama adalah infeksi lain.

    “Yang bersangkutan meninggal bukan karena cacingan. Kematian disebabkan oleh infeksi,” beber Budi saat ditemui di Kampus Unpad Dipatiukur, Bandung, Jumat (22/8/2025).

    Budi menjelaskan, infeksi yang dialami Raya diduga berkaitan dengan penyakit yang sudah diidapnya cukup lama. Salah satunya, batuk berdahak selama sekitar tiga bulan yang tidak kunjung sembuh.

    “Infeksinya bisa karena meningitis, masih dugaan. Bisa juga karena TBC. Karena selama tiga bulan dia terus-menerus batuk berdahak, tubuhnya melemah, dan kemudian bakterinya menyebar ke seluruh tubuh. Dalam istilah medis disebut sepsis,” jelasnya.

    (naf/kna)

  • 10 Tebak-tebakan untuk Uji Ketajaman Otak, Bisa Jawab Cepat?

    10 Tebak-tebakan untuk Uji Ketajaman Otak, Bisa Jawab Cepat?

    Jakarta

    Siapa yang tidak suka tebak-tebakan? Selain seru untuk dimainkan, tebak-tebakan bisa menjadi cara sederhana untuk mengasah otak.

    Pertanyaan-pertanyaannya kadang menjebak dan menuntut untuk berpikir kreatif, logis, dan cepat. Tak hanya membuat suasana menjadi lebih menyenangkan, tebak-tebakan juga bermanfaat untuk melatih konsentrasi.

    10 Tebak-tebakan Kreatif untuk Otak Melatih Logika dan Konsentrasi

    Uji ketajaman otakmu lewat deretan tebak-tebakan berikut ini. Apakah kamu bisa menjawab dengan cepat?

    1. Hewan apa yang memiliki kaki empat tapi tidak bisa berjalan?
    2. Jika kotor tidak bisa dicuci, jika sobek tidak bisa dijahit. Benda apakah itu?
    3. Bukan perempuan dan bukan laki-laki, tapi dipanggil ibu. Apakah itu?
    4. Benda apa jika siang tidak punya kepala dan jika malam baru punya kepala?
    5. Saya bukan baju tapi menutupi tubuh kamu. Semakin sering dipakai, semakin tipis saya. Siapakah saya?

    6. Saya bening sejernih berlan, kekuatan saya bisa membuat seseorang berjalan di atas air. Jika disimpan, saya menghilang. Siapakah saya?
    7. Terkadang saya di rumah, terkadang di langit, menyukai angin dan berkaki satu. Saat terjatuh, saya menandakan kemenangan atau kekalahan. Siapakah saya?
    8. Saya terlahir dari air dan udara. Tidak bisa berjalan dan berenang. Siapakah saya?
    9. Datar seperti daun dan bulat seperti cincin. Kadang punya dua mata, kadang empat mata. Siapakah saya?
    10. Siapakah aku? Aku dimakan tapi tidak ditelan.

    Jawaban 10 Tebak-tebakan Kreatif untuk Otak Melatih Logika dan Konsentrasi

    Cek jawaban berikut. Berapa pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar?

    1. Katak. Karena katak melompat, bukan berjalan
    2. Kertas. Benda ini tidak bisa dicuci kalau kotor, sebab akan membuatnya rusak karena basah. Kertas juga tidak bisa dijahit.
    3. Ibukota dan ibu jari
    4. Bantal. Karena saat malam hari, kita menaruh kepala di bantal untuk tidur.
    5. Sabun batang

    6. Es
    7. Bendera
    8. Uap
    9. Kancing
    10. Catur

    Halaman 2 dari 3

    (elk/naf)

  • Ketua IDAI Tak Boleh Layani Pasien BPJS di RSCM, Kemenkes Beri Penjelasan

    Ketua IDAI Tak Boleh Layani Pasien BPJS di RSCM, Kemenkes Beri Penjelasan

    Jakarta

    Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso mulai Jumat (22/8/2025), tak lagi diperkenankan menangani pasien anak dengan cover BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

    Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, dokter spesialis jantung anak itu menjelaskan keputusan tersebut merupakan arahan dari Direksi RSCM dan Kementerian Kesehatan.

    “Kepada seluruh orang tua pasien saya, anak-anak dengan penyakit jantung bawaan maupun didapat, mohon maaf sebesar-besarnya. Mulai hari ini saya tidak bisa lagi melayani putra-putri bapak ibu yang menggunakan BPJS di PJT atau di Kiara RSCM. Atas arahan Direksi RSCM, saya hanya bisa melayani pasien di Poli Swasta Kencana RSCM,” ujar dr Piprim.

    Ia menambahkan, kondisi ini berimbas pada biaya yang harus ditanggung pasien. Salah satunya adalah pemeriksaan echocardiography (echo). “Sehingga untuk bisa berobat dan diperiksa echo sekarang Bapak Ibu harus membayar sekitar Rp 4 juta rupiah karena di sana tidak dicover BPJS,” ucapnya.

    Menanggapi pemberitaan tersebut, Kementerian Kesehatan menyampaikan klarifikasi. Sejak April 2025, dr Piprim disebut sudsh resmi dimutasi untuk bertugas di RSUP Fatmawati Jakarta. Dengan penugasan baru itu, dr Piprim tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan, termasuk bagi pasien pengguna BPJS.

    “Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), seorang dokter memang harus siap ditugaskan di manapun. Mutasi ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan kebutuhan institusi dan pengembangan layanan kesehatan bagi masyarakat,” demikian penjelasan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, Sabtu (23/8).

    Kemenkes memastikan, pasien yang selama ini mendapatkan perawatan dari dr Piprim masih bisa mengakses layanannya di RSUP Fatmawati. Skema pembiayaan yang tersedia disebut tetap beragam, mulai dari mandiri, asuransi swasta, hingga Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan.

    Pemindahan tenaga kesehatan senior seperti dr Piprim diklaim Kemenkes sebagai bagian dari strategi memperkuat layanan rujukan di rumah sakit pusat.

    Dengan fasilitas dan kapasitas RSUP Fatmawati, Kemenkes berharap pelayanan kesehatan anak, terutama pada kasus-kasus kompleks, dapat lebih optimal dan tetap terjangkau bagi masyarakat.

    (naf/naf)

  • Video: Dokter Jelaskan Proses Cacing Gelang Bisa Hidup di Tubuh Manusia

    Video: Dokter Jelaskan Proses Cacing Gelang Bisa Hidup di Tubuh Manusia

    Jakarta – Sebagaimana diberitakan soal meninggalnya Raya, anak 4 tahun di Sukabumi yang meninggal akibat infeksi cacing gelang (Ascaris Lumbricoides). Sebelum meninggal, cacing-cacing juga sempat keluar dari lubang hidung dan mulutnya dalam keadaan hidup.

    Berkaca dari kasus tersebut, banyak yang menanyakan gimana bisa cacing hidup di tubuh anak. Dokter dari UKK Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa proses dari telur cacing yang tertelan hingga jadi cacing dewasa di tubuh manusia itu terjadi sekitar 2-3 bulan.

    detikers, klik di sini untuk menonton video lainnya!

    (/)

  • IDAI Soroti Masalah di Balik Kematian Balita Sukabumi Pasca Kecacingan

    IDAI Soroti Masalah di Balik Kematian Balita Sukabumi Pasca Kecacingan

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai kasus balita meninggal akibat cacingan di Sukabumi menjadi pengingat pentingnya upaya promotif dan preventif kesehatan anak. Edukasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta akses layanan kesehatan dasar dinilai krusial untuk mencegah kejadian yang sama terulang.

    Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan persoalan kecacingan tidak bisa dilihat semata dari aspek medis, melainkan juga berkaitan dengan faktor sosial.

    “Kalau masalah kecacingan, kita tidak bisa melihatnya dari satu aspek saja, yaitu penyakit. Ini masalah sosial juga,” ujar Piprim di Jakarta, Jumat, (22/8/2025).

    IDAI memiliki program Pediatrician Social Responsibility, yakni inisiatif saat satu dokter anak menjadi relawan untuk mendampingi dua puskesmas. Menurut Piprim, pendekatan ini bisa diperluas ke tenaga kesehatan dan kader untuk memastikan edukasi PHBS berjalan efektif.

    Ia mencontohkan, edukasi dasar seperti cara mencuci tangan yang benar, pemberian obat cacing secara berkala setiap enam bulan, serta pengawasan langsung kader menjadi langkah nyata yang bisa dilakukan.

    “Kalau pemberian obatnya diawasi dengan baik, lalu ada balita yang tidak datang kemudian didatangi, maka pencegahannya bisa berjalan optimal,” katanya.

    Selain itu, ia menilai program Bina Keluarga Balita (BKB) perlu digiatkan kembali sebagai bagian dari pencegahan. Piprim menekankan, pembangunan kesehatan seharusnya dimulai dari hulu, yakni melalui edukasi dan pengobatan preventif, bukan sekadar hilirisasi kesehatan gedung-gedung RS belasan lantai dan cathlab miliaran rupiah.

    Sebelumnya, seorang balita bernama Raya dibawa ke RSUD Syamsudin, Sukabumi, pada 13 Juli 2025 karena dalam kondisi kritis. Saat penanganan, cacing sempat keluar dari hidung balita tersebut.

    Hasil pemeriksaan medis menunjukkan Raya terkena ascariasis, yakni infeksi akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

    Ibunya disebut mengalami masalah mental sehingga kesulitan mengasuh, sementara ayah-nya mengidap tuberkulosis (TB). Keluarga juga tidak memiliki kepesertaan BPJS Kesehatan, sehingga sulit mengakses layanan medis.

    Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025. Menanggapi kasus ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjatuhkan sanksi administratif kepada Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Ia memutuskan menghentikan sementara pencairan dana desa karena menilai perangkat desa lalai dalam menjalankan tanggung jawab terhadap warganya.

    (naf/kna)

  • 7 Gejala Awal Kanker yang Sering Diabaikan, Waspadai sebelum Terlambat

    7 Gejala Awal Kanker yang Sering Diabaikan, Waspadai sebelum Terlambat

    Jakarta

    Kanker menjadi penyakit dengan kematian kedua terbanyak di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), kanker menyebabkan sebanyak 9,6 juta kematian di 2018. Angka ini setara dengan 1 dari 6 kematian di dunia.

    Kanker yang umum dialami pria adalah paru-paru, prostat, kolorektal. Sementara pada wanita biasanya kanker payudara, kolorektal, usus, paru-paru, serviks, dan troid lebih umum ditemukan.

    Salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia adalah keterlambatan diagnosis. Karenanya, mengenali gejala kanker sangat penting untuk pengobatan lebih awal. Dikutip dari laman Times of India, berikut beberapa gejala awal kanker yang sering diabaikan dan dianggap sebagai penyakit ringan.

    1. Penurunan Berat Badan

    Penurunan berat badan secara tiba-tiba, tanpa diet perubahan pola makan hingga olahraga patut dikhawatirkan. Sel kanker bisa mengubah metabolisme, yang menyebabkan penurunan berat badan.

    Banyak kanker, seperti pankreas, lambung, esofagus, atau paru-paru bisa menyebabkan gejala in. Jadi, jika berat badan turun 3-5 kg tanpa alasan yang jelas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.

    2. Kelelahan

    Kelelahan yang dirasakan sepanjang waktu meski sudah cukup istirahat tidak boleh dianggap remeh. Merasa sangat lelah, padahal sudah tidur nyenyak atau memiliki masalah kesehatan lainnya bisa jadi merupakan gejala dari kanker, seperti leukimia, kanker usus besar, atau kanker lambung.

    3. Ada Benjolan atau Pembengkakan

    Tanda lainnya adalah adanya benjolan yang tidak biasa. Area yang menebal di payudara, testis, atau tempat lainnya bisa menjadi tanda dari kanker.

    4. Nyeri Kronis

    Nyeri yang berkelanjutan tanpa alasan yang jelas juga tidak boleh diremehkan. Bisa jadi nyeri ini menjadi tanda kanker tulang, kanker otak, dan lainnya.

    Jika nyeri berlangsung lama dan tidak merespons pengobatan, saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Misalnya, nyeri perut bisa menjadi tanda dari kanker usus besar.

    5. Perubahan pada Kulit

    Perubahan pada kulit, seperti tahi lalat baru, luka yang tidak kunjung sembuh, atau penyakit kuning bisa menjadi tanda peringatan dari kanker. Kanker kulit yang mematikan, melanoma, seringkali muncul sebagai tahi lalat asimetris dengan batas tidak teratur.

    6. Pendarahan yang Tidak Biasa

    Apabila ada darah dalam tinja, urine, atau saat batuk, segera konsultasikan dengan dokter. Perdarahan yang tidak bisa dijelaskan bisa menjadi tanda peringatan dari kanker.

    Kanker usus besar misalnya, bisa menimbulkan gejala pendarahan rektum, yang menyebabkan adanya darah dalam tinja. Perlu diingat, pendarahan abnormal memerlukan perhatian medis.

    7. Sering Mengalami Infeksi atau Demam

    Sering Infeksi atau demam bisa jadi merupakan tanda kanker. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang terganggu.

    (elk/naf)

  • Merinding, Dokter Temukan Bola Rambut Seberat 2 Kg di Perut Remaja Ini

    Merinding, Dokter Temukan Bola Rambut Seberat 2 Kg di Perut Remaja Ini

    Jakarta

    Dokter di China mengeluarkan bola rambut seberat 2 kg dari perut seorang gadis remaja. Kondisi tersebut terjadi karena dia sering mencabut dan memakan rambutnya sendiri selama enam tahun.

    Dikutip dari laman South China Morning Post, gadis berusia 15 tahun ini bernama Nini dari provinsi Henan di China Tengah datang ke rumah sakit anak di Wuhan bersama ibunya. Tubuhnya sangat kurus dengan tinggi 160 cm dan berat 35 kg. Nini juga tidak mengalami menstruasi selama enam bulan.

    Ibunya membawanya ke dokter karena keluhan sakit perut Nini, sehingga dia tidak bisa makan dan hampir pingsan. Dia didiagnosis anemia serius.

    Dikutip dari laman Says, si ibu mengatakan kepada dokter bahwa Nini telah memakan rambutnya sendiri sejak umurnya 9 tahun. Kondisi langka tersebut dikenal dengan trikofagia.

    Gadis itu pun menjalani operasi untuk menghilangkan bola rambut di perutnya. Perutnya membengkak dua kali lipat dari ukuran normal.

    Ketika dioperasi, dokter menemukan bola rambut yang terdiri dari rambut dan sisa makanan yang memenuhi hampir seluruh perutnya. Sehingga, disimpulkan bahwa rambut itulah yang menyebabkan serangkaian penyakit yang dirasakan Nini.

    Lima hari setelah operasi, Nini mulai mengonsumsi makanan. Dia kemudian dipulangkan dari rumah sakit dan kembali untuk pemeriksaan fisik.

    Ketika memeriksakan diri, Nini membawakan seikat bunga yang terbuat dari permen untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada dokter. Berat badannya pun kembali naik.

    Dalam sebuah website kesehatan, dokter dari Jinling Hospital di Nanjing, Liu Fang menuliskan, pasien dengan trikofagia biasanya menerima perawatan yang melibatkan diet, psikiatri, dan obat-obatan.

    “Kami akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi lebih banyak makanan kaya vitamin. Kami juga akan mengoreksi kognisi pasien yang salah untuk mengubah perilaku mereka. Ketiga, kami akan meresepkan cairan oral untuk meningkatkan kesehatan mereka,” ujar Liu.

    (elk/naf)

  • Video: SOP Pemberian Obat Cacing akan Diubah Buntut Meninggalnya Raya

    Video: SOP Pemberian Obat Cacing akan Diubah Buntut Meninggalnya Raya

    Video: SOP Pemberian Obat Cacing akan Diubah Buntut Meninggalnya Raya