Jenis Media: Kesehatan

  • Hati-hati! Duduk Lama di Toilet Sambil Main HP Bisa Bahaya, Ini Penjelasannya

    Hati-hati! Duduk Lama di Toilet Sambil Main HP Bisa Bahaya, Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Di era modern seperti sekarang ini, handphone (HP) merupakan barang wajib yang tidak boleh ketinggalan. Bahkan saat seseorang sedang berada di kamar mandi untuk buang air besar (BAB). Padahal, ini merupakan kebiasaan yang bisa berbahaya.

    Kebiasaan tetap scrolling di media sosial saat BAB dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Terlebih, jika BAB di toilet duduk.

    Ahli gastroenterologi di Amerika Serikat, dr Joseph Salhab mengatakan duduk terlalu lama saat buang air besar dapat meningkatkan risiko wasir atau ambeien. Ini karena duduk terlalu lama memberikan tekanan yang tidak perlu ke pembuluh darah di rektum.

    “Duduk terlalu lama saat di toilet meningkatkan risiko wasir, yang bisa terasa nyeri dan berdarah,” ujar dr Salhab, dikutip dari Times of India Minggu (24/8/2025).

    dr Salhab mengatakan jika alasan duduk terlalu lama di toilet karena sembelit, mungkin seseorang bisa mengubah pola makan yang lebih berfokus pada memperbanyak serat.

    “Tingkatkan asupan serat dengan buah-buahan yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Ini termasuk buah kiwi, buah naga, apel, pir, dan vitamin C,” katanya.

    dr Salhab menambahkan jika memang terpaksa harus duduk lama di toilet, maka bisa menambahkan bangku pijakan kaki. Hal ini untuk membantu melancarkan proses pencernaan dan mencegah sembelit, sekaligus memberikan dukungan ergonomis yang lebih baik bagi punggung dan pinggang

    (dpy/suc)

  • 3 Tanda yang Muncul 24 Jam Menjelang Ajal

    3 Tanda yang Muncul 24 Jam Menjelang Ajal

    Jakarta

    Bagaimana jika seseorang bisa mengetahui tanda-tanda kematian mereka, setidaknya 24 jam sebelum ajal menjemput? Tentunya ini menjadi momen yang emosional bagi setiap individu.

    Dikutip dari Times of India, tanda-tanda tertentu sebelum kematian umumnya muncul ketika tubuh mulai mengalami penurunan fungsi secara alami. Bagi keluarga atau orang-orang terdekat, mungkin bisa memberikan kenyamanan, sehingga momen-momen terakhir tersebut terasa lebih damai.

    Sebuah studi yang dilakukan oleh Hospice Foundation of America dan National Cancer Institute menemukan, ada beberapa tanda-tanda yang muncul sebelum ajal menjemput. Berikut adalah tanda-tanda tersebut.

    1. Pola Pernapasan Tidak Teratur

    Pada beberapa jam terakhir kehidupan, pola pernapasan biasanya berubah menjadi tidak teratur, dangkal, atau melemah. Salah satu fenomena yang umum adalah respirasi Cheyne-Stokes, yakni pola napas dalam dan cepat yang diikuti oleh periode henti napas (apnea).

    Meskipun mungkin tampak mengkhawatirkan, ini adalah bagian alami dari proses tubuh yang secara bertahap menurunkan fungsinya dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit bagi individu yang sedang sekarat.

    Perubahan ini terjadi karena otak tidak lagi mengatur pernapasan seperti sebelumnya.

    2. Perubahan Pada Kulit

    Saat jantung mulai melambat dan sirkulasi menurun, aliran darah akan dialihkan ke organ-organ vital, sehingga akan berdampak pada kulit.

    Kulit mungkin akan mengalami bercak atau perubahan warna yang tidak merata seperti marmer. Sering dimulai pada kaki, tangan, atau lutut. Lalu, kulit akan menjadi dingin, khususnya di bagian tangan dan kaki.

    Selain itu, akan muncul warna kebiruan atau keunguan pada bibir, kuku tangan, jari kaki. Ini terjadi karena tubuh sudah mengalami kekurangan oksigen.

    3. Responsivitas Berkurang

    Menjelang kematian, tubuh akan mulai tidak responsif terhadap rangsangan eksternal. Seseorang mungkin akan berhenti berbicara atau menanggapi suara-suara.

    Menurut National Cancer Institute, seseorang yang akan meninggal mungkin akan menarik diri dari lingkungan. Ini terjadi karena tubuh dan pikiran yang mulai beralih ke mode ‘persiapan’.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Upaya Kemenkes Cegah Misinformasi Seputar Imunisasi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)

  • Tiga Bahan Aktif yang Kompak Usir Sakit Kepala

    Tiga Bahan Aktif yang Kompak Usir Sakit Kepala

    Jakarta

    Sakit kepala bisa datang kapan saja entah karena stres, kurang tidur, perubahan cuaca, atau faktor lain. Tak heran jika banyak orang mencari solusi cepat dan efektif untuk meredakannya.

    Saat sakit kepala, banyak orang mengandalkan obat pereda nyeri yang mudah ditemukan di pasaran. Namun, tahukah Anda bahwa ada kombinasi kandungan obat yang efektif untuk meredakan sakit kepala?

    Kombinasi Paracetamol, Asam Asetilsalisilat (Aspirin), dan Kafein kini banyak digunakan dalam pengobatan modern karena efek sinergisnya dalam mengatasi sakit kepala dari berbagai sisi. Melansir berbagai sumber, berikut cara masing-masing kandungan obat tersebut bekerja:

    1. Paracetamol

    Paracetamol sudah lama dikenal sebagai pereda nyeri (analgesik) dan penurun demam (antipiretik) yang cukup aman digunakan dalam jangka pendek. Obat ini bekerja di sistem saraf pusat dengan cara menghambat produksi prostaglandin-senyawa yang memicu rasa nyeri dan demam. Paracetamol efektif meredakan nyeri ringan hingga sedang, termasuk sakit kepala tipe tension (tegang).

    2. Asam Asetilsalisilat (Aspirin)

    Aspirin termasuk kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain meredakan nyeri, obat ini juga menurunkan peradangan dan memperlancar sirkulasi darah. Inilah mengapa aspirin bermanfaat untuk sakit kepala yang berkaitan dengan pembuluh darah, seperti migrain atau sakit kepala vaskular lainnya.

    3. Kafein

    Kafein bukan hanya dikenal sebagai ‘penjaga kantuk’ dari kopi, tetapi juga berfungsi penting dalam dunia farmasi. Obat ini bekerja sebagai adjuvan-zat tambahan yang memperkuat efek obat utama. Kafein membantu mempercepat penyerapan paracetamol dan aspirin ke dalam tubuh serta meningkatkan efektivitasnya. Dengan sifat vasokonstriktor ringan (mengecilkan pembuluh darah), kafein juga membantu meredakan sakit kepala akibat pelebaran pembuluh darah di otak.

    Ketika ketiga kandungan ini digabungkan, efeknya menjadi lebih kuat dan menyeluruh. Dalam hal ini, paracetamol meredakan nyeri, aspirin mengatasi peradangan dan sirkulasi, sementara kafein memperkuat serta mempercepat kinerja keduanya. Inilah alasan kombinasi ini banyak dipilih dalam terapi modern untuk sakit kepala.

    Artikel ini ditulis oleh PT Sanbe Farma (produsen POLDANMIG).

    (adv/adv)

  • wondr ITB Ultra Marathon 2025 Diikuti 7 Ribu Pelari, Ada Hadiah Ratusan Juta!

    wondr ITB Ultra Marathon 2025 Diikuti 7 Ribu Pelari, Ada Hadiah Ratusan Juta!

    Jakarta

    Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan ajang ultra marathon yang kini bertajuk wondr ITB Ultra Marathon 2025. Acara yang diperkirakan akan diikuti 7 ribu orang ini akan memiliki rute Jakarta-Bandung dengan total jarak 180 km.

    Lomba yang dilaksanakan pada 26 September 2025 ini akan dimulai dari Grha BNI Jakarta Pusat dan berakhir di ITB. Rutenya akan melalui Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang, dan Cimahi.

    Perlombaan akan dibagi dalam beberapa kategori meliputi Individu 180K, Relay 2 – 90K, Relay 4 – 45K, Relay 8 – 22K, dan terakhir Relay 16 – 11K. Start akan dimulai Jumat, 25 September pukul 21.00 WIB dan berakhir pada Minggu, 28 September 2025 pukul 11.00 WIB dengan cut off time selama 38 jam.

    Rektor Institut Teknologi Bandung Prof Dr Ir Tatacipta Dirgantara, MT menuturkan acara ini dimulai pertama kali pada tahun 2017. Sejak saat itu, acara Ultra Marathon semakin berkembang dan diikuti oleh banyak orang, termasuk masyarakat umum.

    Prof Dirgantara menyebut acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi para alumni ITB, melainkan juga penggalangan dana untuk keperluan beasiswa dan pengembangan di ITB.

    “Dan ini akan membuat solidaritas itu semakin besar, jejaring semakin luas dan kolaborasi semakin banyak. Jadi mudah-mudahan event ini akan menjadi event yang terus tumbuh, menjadi event yang besar dan membawa manfaat bagi kita semua,” ucap Prof Dirgantara.

    Ketua Panitia Pelaksana wondr ITB Ultra Marathon 2025 Aleks Suhanto mengatakan perlombaan akan dibagi menjadi 16 etape dengan masing-masing jarak 10-12 km, menyesuaikan kondisi di lapangan. Pihaknya juga akan memanfaatkan aset-aset BNI, sebagai sponsor, di sepanjang lintasan untuk keperluan pelari.

    wondr ITB Ultra Marathon 2025 bakal memberikan hadiah total lebih dari Rp 300 juta untuk peserta.

    “Hadiah yang akan diberikan oleh panitia adalah kira-kira lebih dari 300 juta rupiah nanti. Detailnya nanti bisa saya sampaikan bahwa untuk kategori juara 1 kira-kira Rp 12 juta, juara 2 untuk Rp 10 juta, dan juara 3, Rp 8 juta,” jelas Aleks.

    Untuk pendaftaran wondr ITB Ultra Marathon 2025, bisa langsung KLIK DI SINI

    Keamanan dan Medis wondr ITB Ultra Marathon 2025

    Berkaitan dengan persiapan keamanan dan medis, Aleks menjelaskan pihaknya akan mempersiapkan setidaknya 250 marshal sepanjang rute. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan fasilitas-fasilitas kesehatan di sepanjang lintasan antara Jakarta-Bandung.

    Aleks menambahkan nantinya wondr ITB Ultra Marathon 2025 juga akan menyediakan 3 ambulan beberapa titik. Diharapkan pertolongan pada peserta yang mengalami masalah medisnya nanti bisa dilakukan dengan lebih cepat.

    “Terkait persiapan ambulans, kita buat tiga seksi, jadi seksi pertama adalah dari Jakarta sampai Ciawi. Terus kemudian nanti ada satu lagi, seksi dua itu dari ambulans dari Ciawi sampai Cianjur. Nah, seksi ketiganya nanti dari Cianjur sampai ke Bandung,” tutur Aleks.

    Selain tim medis, Aleks menuturkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengamankan perlombaan, khususnya di titik-titik rawan. Terlebih perlombaan dimulai dari malam hari dan selesai di pagi harinya.

    “Dimulai dari proses perizinannya sudah kita lakukan, kemudian nantinya kita minta dukungan keamanan dari aparat setempat,” jelasnya.

    “Dan yang tidak kalah penting adalah di titik-titik rawan, karena kita sudah membuat evaluasi, titik-titik rawan itu kan di antara jam 2 sampai jam 3 pagi. Kita akan menyiapkan beberapa motoris untuk melakukan mobil, pengamanan mobil sepanjang etape tersebut,” tandas Aleks.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Beda dengan Bali, Warga Jakbar dan Bandung Siap dengan Program Wolbachia “
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Dokter Ungkap Gejala Gagal Ginjal Mirip Maag, Waspadai Jika Mengalaminya

    Dokter Ungkap Gejala Gagal Ginjal Mirip Maag, Waspadai Jika Mengalaminya

    Jakarta

    Grace Tanggu, perempuan di Bali didiagnosis gagal ginjal stadium lima di usianya yang belum genap 30 tahun. Padahal, Grace mengklaim dirinya memiliki gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan.

    Ia mengalami gejala berupa mual dan muntah. Bahkan, keluhan ini sudah ia rasakan sejak duduk di bangku kuliah. Dirinya mengira kondisi ini adalah penyakit maag.

    “Jadi aku memang sering mual muntah saat kuliah dulu, saat mual muntah dulu itu aku biasanya minum obat (maag) dan cukup membantu lah mual muntahnya bisa berkurang dan bahkan bisa kembali nggak ada lagi,” tuturnya dalam video viral di TikTok, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Kamis (21/8/2025).

    Spesialis urologi Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K) dari Siloam Hospitals ASRI mengatakan bahwa salah satu tanda yang bisa muncul pada kondisi gagal ginjal memang mual dan muntah.

    “Jadi orang mulai gagal ginjal itu rasanya kadang-kadang mual. Karena apa? Di dalam tubuh ada yang namanya ureum yang harus dibuang oleh ginjal,” kata Prof Rasyid saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Minggu (24/8/2025).

    “Kalau ginjal udah mulai turun (fungsinya) ureumnya numpuk. Tapi, kalau gagal ginjal itu kan nggak mendadak. Naiknya (ureum) pelan-pelan, baru setelah kadarnya tinggi, baru mual,” sambungnya.

    Dalam fase ini, Prof Rasyid mengatakan banyak pasien yang salah mengartikan kondisi gagal ginjal dengan sakit maag biasa, sehingga biasanya mereka hanya mengonsumsi obat maag.

    “Baru kalau obat maag nggak mempan ke dokter. Waktu dia udah mual-mual itu, (fungsi) ginjalnya udah jelek,” katanya.

    Prof Rasyid mengatakan, penyakit ginjal saat ini mulai menyerang anak-anak muda. Faktor penyebab yang paling sering ditemui adalah gaya hidup yang kurang baik.

    “Paling penting hidup sehat. Jangan terlalu banyak (makan atau minum) manis supaya nggak kena gula (diabetes) karena itu sumber utama kerusakan ginjal,” kata Prof Rasyid.

    “Hidup teratur, tidur teratur, olahraga teratur supaya nggak mengalami hipertensi. Minuman keras tentu nggak bagus, minum air putih yang cukup. Habis itu mau nggak mau harus periksa kesehatan secara teratur setahun sekali,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/suc)

  • Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Hadirkan Banyak Pakar

    Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Hadirkan Banyak Pakar

    Jakarta

    Siloam Hospitals ASRI menyelenggarakan “The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025”. Ini adalah forum ilmiah berskala nasional dan internasional yang menjadi wadah pertukaran pengetahuan terkini di bidang urologi dan nefrologi.

    “The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025” digelar di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel pada Minggu (24/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi aktif Siloam International Hospitals dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan berbasis kompetensi dan kolaborasi multidisiplin.

    Medical Managing Director Siloam Hospitals Group, dr Grace Frelita, MM menekankan pentingnya kesinambungan kolaborasi dan pertukaran ilmu bagi dunia medis.

    “Kami percaya bahwa kemajuan dunia medis tidak hanya bergantung pada teknologi dan fasilitas, tetapi juga pada kualitas serta kapasitas tenaga kesehatan di semua lini, mulai dari dokter, perawat, hingga tenaga pendukung medis, serta pada pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi antar-profesi,” tutur dr Grace dalam keterangannya, Minggu (24/8/2025).

    “Melalui forum ilmiah ini, Siloam berkomitmen untuk terus menghadirkan pertumbuhan bagi para praktisi medis, demi pelayanan kesehatan yang unggul dan berdampak luas bagi masyarakat Indonesia,” sambungnya.

    Kolaborasi Pakar Nasional dan Internasional

    Pada summit tahun ini, Siloam Hospitals menghadirkan dua pembicara internasional yang diakui secara luas dalam kancah medis global.

    Prof Shin Sung dari Korea Selatan merupakan salah satu pakar terkemuka di bidang urologi modern yang aktif mengembangkan teknik robotik, sementara Prof Yap Hui Kim dari Singapura dikenal sebagai pakar nefrologi anak dengan kontribusi signifikan terhadap riset ginjal pediatrik serta keterlibatannya dalam berbagai forum internasional.

    Dari dalam negeri, hadir narasumber nasional yang punya rekam jejak panjang di dunia medis Indonesia. Ada di antaranya, Ketua Komite Transplantasi Nasional Prof dr Budi Sampurna, DFM, S.H, SpF(K), SpKP.

    Dari bidang urologi, hadir pula pakar terkemuka seperti Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K), Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), FICRS, PhD, Prof dr Chaidir Arif Mochtar, SpU(K), PhD, dr Arry Rodjani, SpU(K), Prof Dr dr Irfan Wahyudi, SpU(K) serta Prof dr Harrina E. Rahardjo, SpU(K), PhD.

    Sementara itu, dari bidang nefrologi dan penyakit dalam, hadir tokoh-tokoh seperti Prof Dr dr Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM, Prof Dr dr Haerani Rasyid, MSc, SpPD-KGH, FINASIM dan Dr dr Yenny Kandarini, SpPD-KGH, FINASIM.

    Menyoroti Berbagai Isu Klinis Terkini

    Rangkaian sesi ilmiah dalam summit ini dirancang untuk mencakup spektrum topik yang luas dan relevan dengan kebutuhan layanan kesehatan saat ini. Di antara berbagai pembahasan tersebut, tiga bidang yang juga menjadi sorotan adalah transplantasi ginjal (kidney transplant), nefrologi anak (pediatric nephrology), serta uro-rekonstruksi (uro-reconstruction).

    Ketiga bidang ini merefleksikan kompleksitas kasus yang kian meningkat di Indonesia, sekaligus membuka ruang penguatan layanan subspesialistik yang lebih terstandar, inovatif, dan berbasis bukti ilmiah.

    Melalui rangkaian sesi ilmiah, diskusi panel, dan presentasi studi kasus, forum ini diharapkan mampu memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas cakrawala pengetahuan, serta membangun jejaring profesional yang lebih solid.

    Dari hampir 500 pasien transplantasi ginjal, Siloam ASRI berhasil mencapai 1 year graft survival rate 98,1 persen dan 5 year graft survival rate 93,5 persen.

    Pencapaian ini lebih tinggi dari benchmark dari ERA (European Renal Association) registry annual report. Pencapaian ini tidak lepas dari kolaborasi yang baik dari tim multidisiplin (dokter, perawat serta penunjang lainnya) serta didukung oleh sistem registri untuk memantau clinical outcomes dari setiap pasien transplantasi ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “#LebihCepatLebihBaik Tangani Kanker”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Berlaku 2026!

    Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Berlaku 2026!

    Pemerintah tetapkan kebijakan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) akan berlaku pada tahun 2026. Pernyataan ini disampaikan Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Misbakhun dalam Raker Pengambilan Keputusan Asumsi Dasar Dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2026.

    Sebagai informasi, usulan Cukai pada MBDK ini sudah muncul sejak tahun 2020. Hal ini bisa mendorong pendapatan negara lewat penerimaan kepabeanan dan cukai.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Viral Banyak Minum Air Putih Bikin Ginjal Rusak, Ini Faktanya

    Viral Banyak Minum Air Putih Bikin Ginjal Rusak, Ini Faktanya

    Jakarta

    Beredar sebuah narasi di TikTok yang mengatakan terlalu banyak minum air putih justru dapat merusak ginjal. Menurut content creator tersebut, ini terjadi karena ‘beban kerja’ ginjal akan semakin berat.

    “Air putih nggak selamanya menyehatkan! Udah minum air putih banyak-banyak biar sehat, eh malah bikin rusak ginjal,” tulis narasi tersebut, dikutip detikcom Minggu (24/8/2025).

    Tentunya ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen. Banyak yang sependapat, namun tak sedikit juga yang menyanggah narasi tersebut.

    “Udah bermasalah berarti kak ginjalnya dulunya jarang air putih,” tulis salah satu akun.

    “Trus normal nya itu kita minum berapa liter sehari??? begini salah begitu salah, bingung JD orang idup,” tambah akun lain.

    “Minum air putih sebaiknya sehari 2-3 liter, lebih dari itu memang gak bagus buk,” tulis warganet lain.

    Lantas, benarkah minum air putih berlebihan justru akan memperberat kerja ginjal, sehingga berpotensi mengalami penurunan fungsi?

    Spesialis urologi Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K) dari Siloam Hospitals ASRI mengatakan, selama fungsi ginjal seseorang bagus, minum air putih berlebihan tidak menjadi masalah.

    “Tidak ada masalah, selama fungsi ginjalnya baik. Paling kamu hanya capek buat ke toilet (kencing terus),” kata Prof Rasyid saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (24/8/2025).

    “Karena berapapun yang kamu minum, ginjal akan membuangnya,” sambungnya.

    Selain tetap menjaga kebutuhan cairan dalam tubuh, Prof Rasyid mengatakan ada banyak cara dalam menjaga kesehatan ginjal.

    “Paling penting hidup sehat. Jangan terlalu banyak (makan atau minum) manis supaya nggak kena gula (diabetes) karena itu sumber utama kerusakan ginjal,” kata Prof Rasyid.

    “Hidup teratur, tidur teratur, olahraga teratur supaya nggak mengalami hipertensi. Minuman keras tentu nggak bagus, minum air putih yang cukup. Habis itu mau nggak mau harus periksa kesehatan secara teratur setahun sekali,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BPOM Sita-Umumkan 10 Obat Herbal Merusak Ginjal dan Jantung”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)

  • Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel, Banyak Diidap Usia 20-30an

    Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel, Banyak Diidap Usia 20-30an

    Jakarta

    Kanker kolorektal, yang selama ini dianggap sebagai ‘penyakit Barat’, kini melonjak di Korea Selatan, terutama pada kelompok usia 20-30 tahun, dengan peningkatan kasus sekitar 4 persen setiap tahun. Sebuah studi terbaru mengidentifikasi pola makan ala Barat sebagai pendorong utama tren ini.

    Sebuah tim peneliti gabungan yang dipimpin oleh yang dipimpin oleh Prof Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University, menganalisis 82 studi kohort dari lima negara Asia, Korea Selatan, Jepang, Cina, Taiwan, dan Singapura.

    Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal internasional Cancer Causes & Control, menandai meta-analisis skala besar pertama tentang pola makan dan risiko kanker kolorektal yang berfokus pada populasi Asia.

    Pemicu Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel

    Dikutip dari Maeil Business, studi ini menemukan adanya hubungan kuat antara pola makan tinggi daging dan kanker kolorektal. Konsumsi daging merah dalam jumlah besar meningkatkan risiko sebesar 18 persen, sementara daging olahan seperti sosis dan ham memberikan peningkatan risiko serupa. Daging putih, seperti ayam dan kalkun, umumnya tidak dikaitkan dengan kanker kolorektal, namun penelitian menunjukkan adanya kaitan khusus dengan risiko kanker rektum yang 40 persen lebih tinggi.

    Alkohol muncul sebagai faktor risiko paling kuat. Mengonsumsi lebih dari 30 gram alkohol per hari, setara dengan lebih dari 500 mililiter bir atau tiga gelas soju, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 64 persen.

    Peran Kalsium dan Pola Makan Seimbang

    Sebaliknya, asupan kalsium dan pola makan yang lebih sehat menurunkan risiko. Orang yang mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, produk olahan susu, atau ikan kecil yang dimakan dengan tulang memiliki risiko kanker kolorektal 7 persen lebih rendah. Pola makan yang berfokus pada sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak dikaitkan dengan risiko kanker usus besar 15 persen lebih rendah.

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal di Asia.” tutur Kang.

    Peringatan Peneliti Terhadap Perubahan Pola Makan di Asia

    Meskipun penelitian sebelumnya sebagian besar berfokus pada populasi Barat, studi ini menggarisbawahi bahwa orang Asia tidak kebal terhadap risiko pola makan yang sama seiring dengan perubahan kebiasaan makan. Para peneliti memperingatkan bahwa peningkatan pesat kanker kolorektal di kalangan anak muda Korea Selatan dapat terus berlanjut kecuali jika terjadi perubahan gaya hidup yang lebih luas.

    Gejala Kanker Kolorektal

    Dikutip dari laman WHO, kanker kolorektal seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Skrining rutin penting untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini dan memulai pengobatan.

    Kanker biasanya baru memicu gejala setelah memasuki tahap lanjut. Gejala umum meliputi:

    perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare, sembelit, atau penyempitan tinjadarah dalam tinja (perdarahan rektal), baik berwarna merah cerah atau gelap dan seperti tarkram perut, nyeri atau kembung yang tidak kunjung hilangpenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi secara tiba-tiba dan kehilangan berat badan tanpa berusaha atau diet.merasa terus-menerus lelah dan kekurangan energi, meskipun sudah cukup istirahatanemia defisiensi besi akibat perdarahan kronis, menyebabkan kelelahan, kelemahan dan pucat.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat

    Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes mengungkapkan obat cacing bisa dikonsumsi kapan saja. Meski begitu, ia menyebut waktu yang optimal adalah mengonsumsi obat cacing pada saat perut kosong.

    Lalu bagaimanakah pemberian obat cacing yang disarankan? Yuk simak penjelasan dokter berikut ini.

    Tonton juga berita video lainnya di sini ya…