Jenis Media: Kesehatan

  • Tebak Nama Makanan, Tak Butuh Mikir Lama Kalau Beneran Pecinta Jajanan Lokal

    Tebak Nama Makanan, Tak Butuh Mikir Lama Kalau Beneran Pecinta Jajanan Lokal

    Tebak Gambar

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Senin, 25 Agu 2025 12:16 WIB

    Jakarta – Tebak-tebakan gambar makanan Indonesia, dari jajanan hingga hidangan tradisional. Siapa yang benar semua jawabannya?

  • Catat! Jam Makan Terbaik untuk Diet, Bantu Turunkan Berat Badan

    Catat! Jam Makan Terbaik untuk Diet, Bantu Turunkan Berat Badan

    Jakarta

    Beberapa penelitian menemukan waktu makan memiliki dampak besar pada penurunan berat badan. Meski demikian tidak ada aturan pasti mengenai hal ini, sebab detailnya kemungkinan berbeda pada setiap orang.

    Namun, ada beberapa rekomendasi umum untuk makan yang bisa jadi acuan. Rekomendasi ini dibuat berdasarkan penelitian yang paling efektif untuk menurunkan berat badan.

    Jam Makan Terbaik untuk Diet

    Dikutip dari laman Eating Well, berikut beberapa rekomendasi jam makan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk menurunkan berat badan.

    1. Sarapan

    Menurut tinjauan studi tahun 2024 yang dipublikasikan di JAMA Network Open, makan lebih awal berkaitan dengan penurunan berat badan. Karena itu, memulai hari dengan sarapan sehat dianggap masuk akal.

    Meski belum ada jawaban yang sepenuhnya pasti, ada hal penting yang perlu diketahui. Secara teknis, setiap orang berpuasa sepanjang malam saat tidur, dan hampir semua orang mendapat manfaat dari puasa alami ini. Bagi orang sehat, menjaga jarak sekitar 12 jam antara makan malam dan waktu makan pertama keesokan harinya dapat memberikan manfaat kesehatan.

    Hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, misalnya menyelesaikan makan malam pukul 19.00 lalu sarapan pada pukul 07.00 keesokan harinya.

    Bagi yang suka menjalankan puasa intermiten (intermittent fasting) atau tidak sarapan, maka bisa menyelesaikan makan malam pukul 19.00, kemudian makan lagi setelah pukul 11.00 pagi. Pada intinya, dua cara ini bisa dilakukan, rutin sarapan atau puasa intermiten dan melewatkan sarapan. Terlepas dari jam makan pertama, pastikan asupan makanannya mengenyangkan dan padat nutrisi.

    2. Makan Siang

    Makan siang mungkin hanya memberikan pengaruh kecil pada penurunan berat badan. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah makan siang harus menjadi porsi terbesar, bersama sarapan (jika memilih sarapan). Hal ini berkaitan dengan pola ritme sirkadian tubuh yang mendorong peningkatan efisiensi tubuh di awal hari dalam mencerna makanan, membakar kalori, dan mengatur hormon

    Makanan adalah bahan bakar bagi tubuh. Mengonsumsi makanan lebih awal di siang hari membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan kalori dan nutrisi harian. Tubuh memerlukan energi dan daya pikir di siang hari untuk menjalani berbagai aktivitas. Karena itu, usahakan sebagian besar asupan kalori dan nutrisi terpenuhi sebelum malam tiba.

    3. Makan Malam

    Berdasarkan kesepakatan umum di antara para profesional kesehatan dan peneliti, waktu makan malam yang terbaik adalah lebih awal, setidak nya 2-3 jam sebelum tidur.

    Cara ini mencegah ngemil larut malam dan memberi tubuh waktu untuk mencerna makanan, sehingga memungkinkan untuk tidur lebih nyenyak. Sebab, saat tidur dalam perut yang kenyang, seseorang cenderung tidak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas baik.

    Kurangnya kualitas tidur bisa memicu perubahan hormonal yang bisa menghambat penurunan berat badan. Hal ini bisa terjadi terutama jika seseorang tidak cukup tidur secara konsisten.

    Sebuah penelitian pada tahun 2020 menunjukkan ritme sirkadian memungkinkan tubuh membakar kalori lebih efisien, mengontrol glukosa darah, dan mengoptimalkan pencernaan di pagi hari. Artinya, makan malam pukul 17.00 dibandingkanpukul 20.00 berpotensi memengaruhi penurunan berat badan karena lebih selaras dengan jam internal tubuh.

    Makan malam lebih awal juga akan memperpanjang periode tanpa makanan di malam hari. Cara ini bisa membantu pembakaran lemak dan mengatur hormon yang memengaruhi nafsu makan, keinginan makan, serta kadar gula darah.

    (elk/suc)

  • Keluarga Duga Ada Kelalaian Medis di Balik Kematian Legenda Gulat Hulk Hogan

    Keluarga Duga Ada Kelalaian Medis di Balik Kematian Legenda Gulat Hulk Hogan

    Jakarta

    Kepergian legenda gulat Hulk Hogan di usia 71 tahun meninggalkan banyak pertanyaan, terutama terkait kemungkinan adanya kesalahan fatal dalam salah satu operasinya. Istri Hogan, Sky Daily, mengungkapkan bahwa apa yang terjadi selama operasi terakhir suaminya bisa jadi menjadi penyebab di balik tragedi tersebut.

    Dalam pernyataannya kepada TMZ Sports, Sky Daily mengatakan bahwa saraf frenikus Hogan “terganggu” selama operasi. Saraf ini sangat penting karena bertanggung jawab mengatur diafragma, yang vital untuk pernapasan.

    Kerusakan pada saraf frenikus dapat menyebabkan komplikasi pernapasan yang serius, yang mungkin memicu kondisi darurat kesehatan Hogan.

    Fungsi utama saraf frenikus adalah mengendalikan diafragma. Hogan dilaporkan berhenti bernapas di kediamannya di Florida, dan panggilan darurat segera dibuat.

    Autopsi dan Ketidakpastian Medis

    Sebuah autopsi telah dilakukan, namun hasilnya belum dirilis ke publik. Kematian Hogan, yang awalnya diduga disebabkan oleh serangan jantung, kini sedang ditinjau kembali seiring dengan dugaan kerusakan saraf frenikus.

    Berembus kabar bahwa selama prosedur, sang dokter bedah tanpa sengaja memotong saraf penting ini, yang bisa jadi menyebabkan Hogan kesulitan bernapas pada saat-saat kritis. Seorang terapis okupasi yang berada bersama Hogan saat ia berhenti bernapas dilaporkan telah memberitahu polisi bahwa sarafnya cedera selama prosedur.

    Brooke Hogan, putri dari bintang gulat tersebut, telah menyuarakan skeptismenya terkait kematian ayahnya. Ia mempertanyakan kondisi operasi dan bahkan menawarkan diri untuk membayar autopsi kedua demi mendapatkan informasi yang lebih jelas.

    Bulan lalu, Sky Daily mengonfirmasi bahwa kremasi Hogan telah ditunda di tengah keraguan mengenai prosedur medis yang ia jalani. Kremasi itu hingga kini belum dilakukan, karena pihak keluarga masih berupaya mendapatkan jawaban.

    Kesaksian Putri Hulk Hogan

    Menurut laporan The New York Post, Brooke Hogan mengklaim di Instagram bahwa ia menerima telepon yang mengganggu dari sejumlah profesional yang mengaku menyaksikan kejadian sebelum kematian ayahnya.

    Mereka termasuk petugas polisi dan perawat yang menurut Brooke memiliki kesaksian yang dapat mengubah jalannya kasus kematian Hogan. Brooke mengatakan bahwa individu-individu ini, yang mempertaruhkan karier mereka sendiri, sangat gigih dalam upaya mereka mengungkap kebenaran.

    “Para profesional yang sama itu begitu bersemangat dengan apa yang mereka saksikan, mereka terus menghubungi saya dan mendesak saya untuk menemukan jawaban spesifik hingga hari ini. Mereka benar-benar mempertaruhkan karier mereka karena merasa sangat terdorong untuk melakukan hal yang benar,” tulis Broke.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menyoal Kematian Mendadak pada Orang yang Tampak Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Kebiasaan Minum Soju Disebut Bikin Angka Kanker Usus Besar di Korsel Naik

    Kebiasaan Minum Soju Disebut Bikin Angka Kanker Usus Besar di Korsel Naik

    Jakarta

    Sebuah studi menyebut pola makan yang kurang sehat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar di Asia, termasuk Korea Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh Prof Kang Dae-hee dari Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Seoul dan Prof Shin Sang-ah dari Departemen Pangan dan Gizi Universitas Chung-Ang.

    Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat kejadian kanker usus besar tertinggi di dunia. Para peneliti mengaitkan ini dengan pergeseran pola makan di Asia menuju gaya makan ala Barat, yang lebih tinggi lemak, kalori, dan daging.

    Alkohol juga diidentifikasi sebagai faktor risiko yang terkuat. Seseorang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram alkohol setiap hari, yang setara dengan dua kaleng bir (750 ml) atau 2-3 gelas anggur.

    Ini juga setara dengan setengah botol soju, minuman alkohol yang banyak dikonsumsi warga Korea Selatan, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker usus besar. Dikutip dari Korea Joongang Daily, risiko ini konsisten pada kanker usus besar dan rektal.

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal,” terang Prof Kang yang dikutip dari Korea Joongang Daily, Senin (25/8/2025).

    Efek Alkohol pada Tubuh

    Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Heo Jin-hee dari Universitas Sungkyunkwan menganalisis pengaruh pola minum, jenis alkohol, periode latensi, dan pantangan terhadap kejadian kanker kolorektal dalam sebuah studi komprehensif yang dilakukan bekerja sama dengan Universitas Harvard.

    Hasilnya dipublikasikan pada 17 Desember 2024 pada Journal of the National Cancer Institute. Studi ini melacak waktu hingga diagnosis kanker kolorektal di antara 137.710 peserta dari American Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-up Study.

    Di antara peserta studi, terdapat total 3.599 kasus kanker kolorektal yang terdiagnosis selama 30 tahun terakhir. Para peneliti menganalisis apakah mereka mengonsumsi alkohol atau soju, minuman alkohol yang banyak dikonsumsi di Korea Selatan.

    Mereka mengungkapkan konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat berdampak pada kanker kolorektal, terutama di kalangan pria. Mereka yang mengonsumsi satu gelas (5-14,9 gram) atau dua gelas (15-29,9 gram) alkohol sehari memiliki risiko kanker kolorektal yang jauh lebih tinggi.

    “Sudah diketahui bahwa konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal. Tetapi studi ini penting dalam membuktikan secara ilmiah bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun mungkin tidak aman,” terang Prof Heo yang dikutip dari Biz Chosun.

    Secara khusus, rentang waktu antara konsumsi alkohol dan munculnya kanker kolorektal ditemukan sekitar 8-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang sebelumnya minum alkohol tidak mengalami penurunan risiko kanker kolorektal yang signifikan, bahkan 10 tahun setelah berhenti minum alkohol.

    “Kami dengan jelas menegaskan bahwa risiko konsumsi alkohol terhadap kesehatan jangka panjang sangat signifikan,” tegas Prof Heo.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dokter di AS Desak Label Peringatan Kanker Terhadap Konsumsi Alkohol”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Anak yang Meninggal Akibat Campak di Sumenep Mayoritas Tak Diimunisasi

    Anak yang Meninggal Akibat Campak di Sumenep Mayoritas Tak Diimunisasi

    Jakarta

    Kasus campak di Sumenep, Jawa Timur, sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul 17 kematian. Daerah tersebut juga mencatat 2.035 kasus suspek yang tersebar di 26 kecamatan.

    Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman mengatakan kasus kematian mayoritas tidak memiliki riwayat imunisasi. Kasus kematian campak di Sumenep laporkan kebanyakan berusia balita.

    “Dari yang meninggal dunia, umumnya tidak pernah diimunisasi campak/lainnya,” kata Aji saat dihubungi detikcom, Senin (25/8/2025).

    Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak (morbillivirus). Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak, walaupun orang dewasa yang tidak pernah divaksin atau belum pernah mengalami campak juga berisiko terkena.

    Data WHO tahun 2023 mencatat bahwa 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi (zero dose), dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi, yaitu 1.356.367 anak tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023.

    Dalam Survei Kesehatan Indonesia di tahun 2023, 47 persen anak tidak diimunisasi karena tidak diizinkan keluarga, 45 persen karena takut efek samping, 23 persen tidak mengetahui jadwal imunisasi, dan 22 persen menganggap imunisasi tidak penting.

    Gejala Penyakit Campak

    Dikutip dari laman Kemenkes, gejala campak biasanya baru terlihat sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi. Beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain:

    Demam: Suhu tubuh bisa mencapai 40°C.Batuk Kering.Konjungtivitis (Mata Merah): Mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya.Pilek.Ruam: Mulai dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.Bintik Koplik: Bintik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Tim Medis di China Operasi Pasien Kepala Nyaris Putus, Peluang Hidup Sempat Nol

    Tim Medis di China Operasi Pasien Kepala Nyaris Putus, Peluang Hidup Sempat Nol

    Jakarta

    Sebuah tim dokter di sebuah rumah sakit di Shanghai, China, berhasil melakukan operasi langka pada seorang pasien yang kepalanya nyaris terpisah dari tubuhnya. Insiden tragis tersebut terjadi setelah leher pasien dihantam lengan mekanis hingga tulang belakang lehernya (cervical spine) hampir sepenuhnya terlepas.

    Diberitakan laman People’s Daily, dr Chen Huajiang, direktur bedah tulang belakang di Rumah Sakit Changzheng Shanghai, mengatakan bahwa dalam lebih dari tiga dekade pengalamannya, ia belum pernah menemukan kasus cedera tulang belakang se-ekstrem ini.

    Pasien itu dilarikan ke rumah sakit pada Juni lalu. Dampak dari insiden tersebut menyebabkan kelumpuhan total dan henti jantung seketika. Tim medis melakukan resusitasi jantung paru darurat dan berhasil mengembalikan denyut nadinya.

    “Kami mencari literatur domestik dan internasional, tidak ada kasus yang terdokumentasi tentang pemisahan tulang belakang leher seserius ini-apalagi ada yang selamat setelah perawatan,” kenang Dr. Chen. Ia menyadari bahwa operasi adalah satu-satunya harapan, meskipun risikonya sangat tinggi.

    “Meskipun hanya ada secercah harapan, kami bersedia mencoba,” ujarnya.

    ‘Satellite Plate’, Teknik Bedah Pionir Penyelamat Nyawa

    Setelah hampir tiga jam berjuang, tim bedah berhasil mencapai terobosan penting. Mereka tidak hanya mengembalikan tulang belakang leher yang sepenuhnya bergeser, tetapi juga merintis teknik “satellite plate,” sebuah metode baru menggunakan pelat kecil tambahan untuk penguatan ekstra.

    Dengan inovasi ini, tim berhasil menanamkan dua pelat dan dua cage (alat penopang) pada tulang belakang pasien, yang lebarnya hanya 24-26 mm. Mereka menguatkannya dengan pelat tambahan untuk menciptakan stabilitas luar biasa hanya melalui satu kali pendekatan bedah dari depan.

    Dukungan inovatif ini berfungsi seperti “pilar stabilitas” yang memberikan integritas struktural pada tulang belakang leher yang rusak parah, sekaligus mengurangi kebutuhan untuk operasi kedua yang sangat berisiko.

    “Meskipun terlihat seperti kami hanya mengerjakan tulang, sebenarnya kami berurusan dengan pembuluh darah dan saraf yang tak terhitung jumlahnya. Mencoba untuk kedua kalinya bisa berarti pembuluh darah pecah, area bedah tergenang darah, dan kegagalan total,” jelas Dr Chen, menggambarkan ketegangan di ruang operasi.

    Operasi sukses

    Beruntung, tidak ada komplikasi yang terjadi, dan operasi berjalan sukses. Pasien kini menunjukkan kemajuan neurologis yang positif. Ia sudah bisa lepas dari ventilator hingga 36 jam secara terus-menerus, dan telah mendapatkan kembali gerakan di anggota badan serta bahu atasnya.

    Meskipun dokter mengatakan bahwa pemulihan akan memakan waktu yang lama dan sulit karena tingkat keparahan cedera sumsum tulang belakang, kisah suksesnya telah menarik perhatian komunitas bedah tulang di seluruh negeri.

    “Kami akan terus melangkah ke wilayah bedah tulang belakang leher yang belum dipetakan, terus menantang batas-batas dari apa yang secara teknis mungkin dilakukan,” pungkas Dr Chen.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Mengenal Screwworm, Parasit Pemakan Daging yang Mewabah di Amerika”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Cerita Dokter Tangani Pasien Gen Z Transplantasi Ginjal, Dipicu Kebiasaan Ini

    Cerita Dokter Tangani Pasien Gen Z Transplantasi Ginjal, Dipicu Kebiasaan Ini

    Jakarta

    Benar adanya bahwa penyakit ginjal mulai meningkat menyerang usia muda atau Generasi Z. Sakit ginjal atau gagal fungsi ini tak hanya dipengaruhi faktor genetik, namun gaya hidup buruk juga menjadi penyebabnya.

    Spesialis urologi Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K) dari Siloam Hospitals ASRI bercerita, dirinya sudah puluhan kali menangani pasien muda dengan kondisi gagal ginjal, bahkan sampai harus melakukan transplantasi.

    “Di ASRI (Siloam) kami sudah (menangani) 2 kasus. Di RSCM kami ada 30 kasus. (Pasiennya) anak-anak di bawah 17 tahun, paling muda itu di RSCM kami kerjakan 7 tahun,” kata Prof Rasyid saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (24/8/2025).

    Menurut Prof Rasyid, transplantasi ginjal merupakan prosedur terbaik bagi pasien ginjal rusak untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, daripada cuci darah.

    “Kalau orang itu cuci darah terus, pembuluh darahnya jelek, metabolisme jelek. Semua fungsi ginjal digantikan oleh mesin cuci (darah), sehingga akan menurunkan kualitas hidup,” katanya.

    “Bayangin, seminggu (cuci darah) tiga kali, tiduran di mesin cuci 5 sampai 6 jam. Tapi kerusakan pembuluh darahnya, artinya apa? Kerusakan pembuluh darah artinya organnya rusak, ya jantung, hati akhirnya meninggalnya komplikasi yang lain,” sambungnya.

    Menuru Prof Rasyid, pasien-pasien muda dengan kondisi ginjal rusak ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti gaya hidup yang kurang baik, di samping memang adanya faktor genetik.

    “Makin muda umur orang mengalami gangguan fungsi ginjal. Dulu orang tua-tua, sekarang muda-muda. Karena hidup nggak sehat, minuman manis berlebihan, fungsi pankreasnya rusak kena gula (diabetes),” katanya.

    “Lalu junk food, karena nanti pembuluh darahnya jelek. Begitu orang kolesterol tinggi, lemaknya tinggi, ginjalnya turun fungsinya, hipertensi. Makin sering begadang, jadi hipertensi kan,” tutupnya.

    (dpy/suc)

  • Wabah Campak di Sumenep Picu 17 Kematian, 78.569 Anak Bakal Divaksinasi Massal

    Wabah Campak di Sumenep Picu 17 Kematian, 78.569 Anak Bakal Divaksinasi Massal

    Jakarta

    Sebanyak 78.569 anak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menjadi sasaran vaksinasi campak massal untuk mencegah penyebaran penyakit yang sudah menginfeksi sekitar 2 ribu orang.

    “Vaksinasi akan kami gelar di 26 puskesmas di daratan dan kepulauan se-Kabupaten Sumenep dan tiga rumah sakit pada 25 Agustus 2025, sesuai hasil keputusan rapat lintas sektor,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep Achmad Syamsuri dikutip dari ANTARA, Senin (25/8/2025).

    Vaksinasi massal di Jawa Timur atau Outbreak Response Immunization (ORI) akan dilaksanakan 25 Agustus hingga 14 September 2025 melibatkan anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun.

    ORI dilakukan dengan pemberian 1 dosis MR tanpa melihat status imunisasi sebelumnya. Setelah ORI selesai, akan dilakukan imunisasi kejar pada anak-anak yang belum lengkap imunisasi campak sesuai usia untuk peningkatan kekebalan.

    Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), sejak Januari hingga Agustus 2025 tercatat ada 2.035 kasus suspek campak di Sumenep. Dari jumlah itu, 17 pasien meninggal dunia.

    “Dari 17 kasus kematian, 16 di antaranya terkonfirmasi tidak pernah imunisasi. Satu terkonfirmasi pernah imunisasi, tapi tidak lengkap,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah.

    Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan 17 kasus kematian campak di Sumenep mayoritas tidak memiliki riwayat imunisasi. Terkait tingginya kasus, masyarakat yang berada di wilayah sekitar diimbau segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala.

    ⁠”Isolasi sementara anak yang sakit campak di rumah (tidak masuk sekolah/tidak ikut kegiatan ramai) untuk mencegah penularan,” kata Aji.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • KLB Campak di Sumenep, 2.035 Orang Terinfeksi dan 17 Meninggal

    KLB Campak di Sumenep, 2.035 Orang Terinfeksi dan 17 Meninggal

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi Jawa Timur meningkatkan status penyakit campak sebagai kejadian luar biasa di Sumenep. Infeksi campak di kabupaten paling Timur di Pulau Madura tersebut terdata sebanyak 2.035 kasus dengan 17 orang meninggal.

    Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep Achmad Syamsuri mengatakan vaksinasi menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan penyebaran virus campak tersebut.

    Vaksinasi ini akan menyasar 78.569 anak dengan target berusia 9 bulan hingga 6 tahun. Pelaksanaan akan berlangsung selama 21 hari, yakni mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025.

    “Vaksinasi akan kami gelar di 26 puskesmas di daratan dan kepulauan se-Kabupaten Sumenep dan tiga rumah sakit pada 25 Agustus 2025, sesuai hasil keputusan rapat lintas sektor tadi,” kata Achmad Syamsuri, dikutip dari Antara Senin (25/8/2025).

    “Kami sudah menginstruksikan kepada semua kepala puskesmas untuk mempersiapkan pelaksanaan program ini, dan mulai besok vaksin untuk masing-masing puskesmas kami kirim,” sambungnya.

    Syamsuri menjelaskan, jumlah vaksin yang kini tersedia untuk program vaksinasi massal itu sekitar 18 ribu vial, setara dengan lebih dari 80 ribu dosis. Vaksinasi untuk menangani KLB kasus campak itu juga akan digelar di beberapa puskesmas pembantu di Sumenep.

    Untuk diketahui, Campak merupakan penyakit yang disebabkan virus campak dan menular melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Penyakit ini memiliki laju reproduksi (R0) 17-18, artinya satu kasus positif dapat menularkan ke 17 atau 18 orang lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Rayakan Ultah Ke-100, Nenek Ini Bagikan Rahasia Umur Panjangnya

    Rayakan Ultah Ke-100, Nenek Ini Bagikan Rahasia Umur Panjangnya

    Jakarta

    Seorang wanita dari New York, Amerika Serikat, bernama Geraldine ‘Jerry’ Leo belum lama ini merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Bahkan, di usianya yang sudah menyentuh satu abad ini, dirinya masih bisa melakukan latihan plank selama lima menit.

    Dikutip dari Times of India, latihan plank tersebut ia lakukan di Great South Bay YMCA, di Bay Shore, Long Island. Jerry melakukan ini untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-100.

    Untuk diketahui, plank merupakan latihan otot inti yang tidak mudah dilakukan, bahkan oleh banyak anak-anak muda. Namun, tidak bagi Jerry, saat teman-teman sekelasnya di gym hanya mampu melakukan dua menit, Jerry bisa bertahan dua kali lipat lebih lama.

    “Latihan ini (plank) melatih (otot) inti tubuhnya dengan sangat baik,” ujar Jerry.

    Bahkan, instruktur latihan Jerry, yakni Elizabeth Grant menyebut bentuk tubuh wanita berusia satu abad tersebut sungguh luar biasa.

    “Jerry adalah inspirasi bagi siapa pun yang mengenalnya. Bentuk tubuhnya indah dan dia bisa mengajari orang lain cara melakukannya dengan benar,” kata Grant.

    Apa Rahasia Umur Panjang Jerry?

    Aktif berolahraga merupakan salah satu ‘rahasia’ mengapa Jerry dapat menyentuh usia 100 tahun. Dia bergabung di pusat kebugaran Great South Bay YMCA sejak tahun 1991 silam setelah didorong oleh mendiang suaminya, Dominick.

    “YMCA membuat saya tetap hidup dan terus maju dalam segala aspek kehidupan saya,” kata Jerry.

    Selain sesi plank, Jerry juga rutin mengikuti kelas angkat beban setiap minggu. Ketika ditanya, apa ‘rahasia’ lain yang mungkin berpengaruh pada umur panjangnya, Jerry menjawab dengan sederhana.

    “Konsisten (olahraga), positif, dan teruslah bergerak maju dalam apapun yang Anda lakukan. Itu sangat penting,” kata Jerry.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Rencana Menkes Gandeng Mendikdasmen Tangani Masalah Kebugaran Pelajar”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)