Jenis Media: Kesehatan

  • 7 Minuman Herbal Pengecil Perut, Bisa Dibuat Sendiri di Rumah

    7 Minuman Herbal Pengecil Perut, Bisa Dibuat Sendiri di Rumah

    Jakarta

    Perut buncit seringkali menjadi masalah yang mengganggu penampilan dan kesehatan seseorang. Selain olahraga dan menjaga pola makan sehat, cara lain yang dapat membantu adalah dengan mengonsumsi minuman herbal.

    Bahan-bahan minuman herbal mudah didapat dan bisa dibuat sendiri di rumah. Berikut sejumlah minuman herbal pengecil perut.

    7 Minuman Herbal Pengecil Perut, Bisa Dibuat Sendiri

    Beberapa minuman herbal yang bisa mengecilkan perut di antaranya teh jahe, teh hijau, teh putih, hingga jus seledri.

    1. Teh Jahe

    Akar jahe bersifat termogenik, meningkatkan suhu tubuh untuk membakar lebih banyak kalori. Dikutip dari laman Vecura Wellness, jahe juga membantu pencernaan, mengontrol gula darah, dan menekan nafsu makan.

    2. Teh Hijau

    Dikutip dari Times of India, teh hijau terkenal dengan potensinya yang membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme. Kaya dengan antioksidan dan katekin, teh hijau bisa membantu membakar lemak dan meningkatkan pengeluaran energi.

    Selain mengonsumsi teh hijau, penting untuk menjaga pola makan sembang dan olahraga teratur. Sehingga, penurunan berat badan bisa berjalan dengan efektif dan berkelanjutan.

    3. Teh Hitam

    Oksidasi dari berkepanjangan atau fermentasi dari teh hitam mengubah komposisi polifenol di dalamnya. Dikutip dari laman Everyday Health, menurut sebuah tinjauan, polifenol bisa memberikan manfaat penurunan berat badan.

    Sebuah studi menunjukkan, pria dan wanita yang minum 3 cangkir teh hitam bubuk per hari mengalami kenaikan berat badan yang lebih sedikit dan lingkar pinggang yang lebih ramping setelah 3 bulan, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum teh hitam. Kendati demikian, perubahan ini tidak berlanjut, sehingga efeknya tampak terbatas.

    4. Teh Oolong

    Oolong juga mengandung polifenol seperti polifenol. Dalam sebuah studi, pria yang tidak obesitas yang minum teh oolong saat sarapan dan makan siang mengalami peningkatan pembakaran lemak pasca makan sebesar 20 persen setelah 14 hari.

    Beberapa peneliti berteori, efek pembakaran lemak teh oolong bisa secara langsung menyebabkan penurunan berat badan dengan membantu metabolisme lipid. Sebuah studi menemukan, 4 cangkir teh oolong per hari membantu orang dewasa dengan obesitas menurunkan berat badan.

    Namun, meskipun beberapa penelitian menunjukkan hasil menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan terkait apa dan bagaimana teh oolong menurunkan berat badan.

    5. Teh Putih

    Teh putih adalah teh yang paling sedikit diproses dibandingkan jenis teh lainnya. Pemrosesan minimal ini berarti teh putih mengandung antioksidan anti-inflamasi dan EGCG pembakar lemak dalam jumlah tinggi. Sehingga, minuman ni berpotensi bermanfaat untuk menurunkan berat badan.

    “Teh putih dipercaya bisa membantu mempercepat pemecahan sel lemak dan menghambat pembentukan sel baru, sehingga berpotensi memberi manfaat untuk menurunkan berat badan,” kata penulis 365 Snacks for Every Day of the Year, Sarah Koszyk, RDN.

    6. Teh Kayu Manis dan Madu

    Minuman ini memadukan madu antimikroba dan kayu manis yang kaya antioksidan. Keduanya menyeimbangkan gula darah, menekan nafsu makan, dan mendukung pembakaran lemak.

    7. Jus Seledri

    Jus seledri merupakan salah satu minuman herbal yang bisa membantu memangkas lemak di perut. Seledri mengandung serat yang tinggi, rendah kalori, dan kaya akan air yang bisa menghidrasi tubuh.

    (elk/suc)

  • Video: Tak Cuma Pedih di Mata, Gas Air Mata Bahaya untuk Pernapasan

    Video: Tak Cuma Pedih di Mata, Gas Air Mata Bahaya untuk Pernapasan

    Video: Tak Cuma Pedih di Mata, Gas Air Mata Bahaya untuk Pernapasan

  • Aneh Tapi Nyata, Wanita Ini Lihat Kepala Naga Tiap Pandangi Wajah Orang

    Aneh Tapi Nyata, Wanita Ini Lihat Kepala Naga Tiap Pandangi Wajah Orang

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 52 tahun di Hague, Belanda, mengalami kondisi yang tidak biasa. Ia mendatangi sebuah klinik psikiatri dan mengaku setiap kali melihat wajah orang lain, wajah tersebut berubah menjadi wajah naga.

    Halusinasi ini sangat mengganggunya hingga memengaruhi cara ia berinteraksi dengan orang lain.

    “Pasien melaporkan bahwa wajah manusia yang awalnya tampak normal berubah menjadi hitam, tumbuh telinga panjang dan runcing serta moncong yang menonjol, dengan kulit menyerupai reptil dan mata besar berwarna kuning, hijau, biru, atau merah menyala,” tulis dokter yang melaporkan kejadian tersebut dikutip dari Live Science, Jumat (29/8/2025).

    Dokter kemudian melakukan pemeriksaan mendalam, mulai dari tes darah, elektroensefalogram (EEG) pada otak, hingga pemeriksaan neurologis. Secara umum hasilnya normal. Namun, pemeriksaan MRI menunjukkan adanya beberapa lesi di dekat area lentiform nucleus, yaitu bagian otak yang berkaitan dengan fungsi kognitif seperti perhatian dan daya ingat, serta sering dikaitkan dengan gangguan seperti skizofrenia.

    Lesi muncul pada ‘jalur kabel’ yang disebut white matter, kemungkinan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di otak.

    Meskipun hasil EEG tidak menunjukkan kelainan, dokter menduga halusinasi visual pasien disebabkan oleh aktivitas listrik atipikal di bagian otak yang memproses warna dan wajah, khususnya ventral occipitotemporal cortex. Area tersebut berperan dalam fungsi pengenalan objek.

    Lesi yang terlihat pada MRI mungkin memicu aktivitas listrik ini, dan kemungkinan sudah ada sejak lahir, mungkin akibat kekurangan oksigen sementara sesaat sebelum atau setelah persalinan.

    Pasien yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya didiagnosis mengalami bentuk dari prosopometamorphopsia (PMO). Ini sebuah kondisi langka yang memengaruhi cara seseorang melihat wajah manusia, sehingga bagian-bagian wajah tampak terdistorsi.

    Kondisi ini terkait dengan perubahan struktur otak dan dengan gangguan yang memengaruhi fungsi otak, seperti epilepsi, migrain, dan stroke.

    Dokter lantas meresepkan pasien obat anti-kejang khusus yang mencegah kejang sekaligus meredakan migrain dan gejala gangguan bipolar. Pengobatan ini berhasil mengendalikan halusinasi visual pasien.

    Selang beberapa waktu, pasien mulai mengalami halusinasi dalam bentuk lain, yaitu suara ketukan saat tidur. Dokter lalu mengganti obatnya dengan rivastigmine, yang biasanya diberikan untuk mengatasi gejala demensia akibat alzheimer atau parkinson.

    Obat ini membuat halusinasi suara lebih jarang terjadi dan mengurangi gejala visual hingga ke tingkat yang bisa dikelola. Setelah tiga tahun menjalani terapi ini, pasien melaporkan bahwa situasi pekerjaannya stabil dan hubungan sosialnya membaik.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Video: Yang Harus Dilakukan Jika Terkena Gas Air Mata

    Video: Yang Harus Dilakukan Jika Terkena Gas Air Mata

    Ragam Cara Tangkal Gas Air Mata

    9 Konten

    Gas air mata menyebabkan iritasi di permukaan tubuh, termasuk mata. Bukan hanya demonstran dan aparat yang merasakannya, warga sekitar yang turut menghirupnya turut mengalami mata perih dan berair. Bagaimana meredakannya?

  • Cooling Down Sejenak, Asah Otak Dulu Yuk!

    Cooling Down Sejenak, Asah Otak Dulu Yuk!

    Cooling Down Sejenak, Asah Otak Dulu Yuk!

  • Pakar Ingatkan Efek Gas Air Mata ke Paru-paru Bisa Seserius Ini

    Pakar Ingatkan Efek Gas Air Mata ke Paru-paru Bisa Seserius Ini

    Jakarta

    Demo kembali digelar di Jakarta hari ini, Jumat (29/8/2025), sebagai respons atas insiden tewasnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam. Peristiwa ini memicu gelombang protes di berbagai titik ibu kota.

    Sisa gas air mata semalam juga masih terasa di sekitar lokasi. Gas air mata semula ditembakkan untuk memukul mundur massa. Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama ikut menyoroti risikonya saat tidak sengaja terhirup ke paru-paru.

    Pasalnya, ada berapa bahan kimia yang digunakan pada gas air mata, termasuk chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR). Secara umum berdampak besar pada kulit, mata, dan paru serta saluran napas.

    Masyarakat diimbau waspada bila mengeluhkan sejumlah gejala termasuk dada berat, batuk, hingga tenggorokan seperti tercekik. Keluhan ini juga bisa diliputi dengan bising, mengi, juga sesak napas.

    Sebagai catatan, di kondisi tertentu paparan gas air mata bahkan bisa menyebabkan gawat napas atau respiratory distress.

    “Masih tentang dampak di paru, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas,” wanti-wanti Prof Tjandra yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Jenderal WHO Asia Tenggara.

    Tidak hanya itu, selain dampak di saluran napas, gejala lain yang mungkin timbul adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Pandangan juga bisa mendadak kabur dan kesulitan menelan. Belum lagi, potensi luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.

    “Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup,” sebutnya saat dihubungi detikcom Jumat (29/8/2025).

    Perlu diingat, tidak ada cara mengurangi efek gas air mata yang lebih efektif selain dengan menghindari paparannya. Jika berada di dalam ruangan, sebisa mungkin segera keluar untuk mendapatkan udara.

    Apabila berada di luar ruangan, segera menjauh dari titik pelepasan gas air mata. Carilah lokasi juga yang lebih tinggi karena uap atau asap gas air mata dapat menyebar.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Jakarta

    Gorengan kerap menjadi camilan favorit banyak orang berkat rasa gurih dan teksturnya yang renyah. Namun, di balik kenikmatannya, makanan ini sering dianggap kurang bersahabat bagi kesehatan, khususnya bagi pengidap hipertensi.

    Kandungan lemak jenuh dan kalori yang tinggi pada gorengan dapat meningkatkan risiko obesitas. Kondisi tersebut berhubungan erat dengan munculnya penyakit serius, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Lantas, adakah cara yang lebih sehat untuk tetap menikmati gorengan?

    Cara Sehat Makan Gorengan

    Menurut spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH, saat mengonsumsi gorengan, hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan lemaknya. Gorengan umumnya mengandung lemak jenuh yang berisiko untuk kesehatan.

    “Lemak itu kan ada yang baik, ada yang tidak, yang tidak baik itu biasanya asalnya dari asam lemak yang jenuh, atau saturated fat. Asam lemak jenuh itu kebanyakan didapatkan dari minyak dan produk yang bisa padat kalau di suhu ruangan, misalnya butter, mentega,” terangnya dalam acara Siaran Radio Kesehatan yang ditayangkan di Instagram @kemenkes_ri.

    Berikut beberapa cara memasak gorengan yang lebih sehat:

    1. Goreng dengan Minyak yang Lebih Mengandung Asam Lemak Tak Jenuh

    Jenis lemak yang baik adalah lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh. Contohnya seperti minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti olive oil, canola oil, corn oil.

    “Jadi misalnya kita mau memilih untuk menggoreng sesuatu, ya kita pilih gorengnya itu dengan minyak yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuhnya,” katanya.

    2. Masak dengan Air Fryer

    Dr Ning menyarankan untuk memasak gorengan dengan air fryer. Menurutnya, metode ini bisa mengurangi kalori dari minyak yang digunakan.

    3. Gunakan dengan Sedikit Minyak

    Meskipun lebih sehat, kedua metode yang disebutkan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Untuk alternatif yang lebih terjangkau bisa memasak gorengan dengan lemak biasa namun jumlahnya lebih sedikit.

    “Jumlah minyaknya yang dikurangi, meskipun pakai minyak biasa tapi jangan deep-fried, jadi jangan pakai minyak yang sampai tenggelam semua. Karena kan kalau pedoman dari Kemenkes minyak cuman boleh 5 sendok makan sehari,” tandasnya.

    (elk/suc)

  • Pakai Obat Maag Antasida untuk Tangkal Gas Air Mata? Ini Wanti-wanti Dokter

    Pakai Obat Maag Antasida untuk Tangkal Gas Air Mata? Ini Wanti-wanti Dokter

    Jakarta

    Penggunaan obat maag atau antasida untuk menangkal gas air mata belakangan ramai dibahas di media sosial, terutama di tengah maraknya aksi demonstrasi belakangan ini.

    Obat tersebut dilarutkan air lalu dikemas dalam bentuk spray dan disemprotkan ke permukaan kulit yang mengalami iritasi.

    Terkait hal tersebut, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengatakan memang ada sejumlah literatur yang menyebutkan obat antasida untuk mengurangi efek dari gas air mata meskipun dirinya secara klinis tidak menemukannya.

    Menurut dr Aru, hal ini kemungkinan terkait dengan sifat antasida yang bersifat alkalis, sehingga dapat menetralkan gas air mata yang cenderung bersifat asam.

    “Aktivis dan ahli kimia telah merekomendasikan penggunaan larutan antasida encer, bersama dengan soda kue dan air, sebagai tindakan sementara untuk mengurangi paparan dan iritasi akibat gas air mata,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (29/8/2025).

    Pakai Obat Maag Bisa Picu Efek Samping?

    Pada dasarnya, lanjut dr Aru, antasida tidak menimbulkan efek samping jika terkena kulit. Jika mengenai mata, sebaiknya segera dibilas dengan air bersih, meskipun sebenarnya relatif aman.

    Meski begitu, ia menyarankan sejumlah tips yang bisa dilakukan apabila terkena gas air mata.

    “Bila ada gas air mata segera menghindar; tutup mata dengan kain yg dibasahi. Bila terkena baju segera lepaskan. Dan mandi segera dengan air bersih. Bilas juga mata dengan air bersih bila terpapar,” ucapnya.

    “(Penggunaan antasida) jangan dianjurkan tetapi disarankan. Agar mengurangi kerusakan di tubuh,” sambungnya lagi.

    (suc/up)

  • Extra Joss Kaleng, Suplemen Energi Praktis untuk Gaya Hidup Aktif

    Extra Joss Kaleng, Suplemen Energi Praktis untuk Gaya Hidup Aktif

    Jakarta

    Di tengah dinamika gaya hidup modern yang serba cepat, kebutuhan akan sumber energi yang praktis semakin meningkat. Menjawab kebutuhan ini, Extra Joss menghadirkan Extrajoss Ultimate dalam kemasan kaleng yang praktis sebagai solusi suplemen energi bagi masyarakat yang menjalani aktivitas padat setiap hari.

    Bukan sekadar minuman energi, Extrajoss Ultimate menjadi simbol transisi menuju gaya hidup aktif, sehat, dan produktif, tanpa harus kompromi.

    “Dengan kemasan kaleng yang lebih praktis dan kekinian, Extrajoss Ultimate tetap menjaga esensi energi namun menawarkan inovasi natural energi dari green coffee yang relevan untuk menghadapi tantangan dan gaya hidup saat ini,” ujar Head of Marketing PT. Bintang Toedjoe, Arwin Nugraha Hutasoit dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).

    Extrajoss Ultimate hadir sebagai solusi energi modern. Sebab, generasi saat ini tumbuh dengan kebutuhan akan keseimbangan yang lebih kompleks, dimana mereka ingin tetap produktif, aktif secara fisik, namun juga ingin menjaga kesehatan.

    Extrajoss Ultimate mengandung green coffee yang membantu metabolisme dan stamina secara lebih sehat. Green coffee tidak melalui proses pemanggangan sehingga kandungan klorogenatnya tinggi dan dapat menjadi sumber energi alami.

    “Green coffee punya keunggulan sebagai sumber kafein yang lebih ramah bagi metabolisme. Memberi energi tanpa efek berlebihan seperti jantung berdebar. Untuk generasi muda yang aktif, konsumsi green coffee jadi solusi yang sangat relevan,” pungkas Dokter medis PT Bintang Toedjoe, dr. Elizabeth Angelina.

    (akd/akd)

  • Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan saat Terkena Gas Air Mata

    Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan saat Terkena Gas Air Mata

    Jakarta

    Gas air mata seringkali digunakan oleh aparat kepolisian untuk membubarkan massa jika terjadi kericuhan saat aksi demonstrasi. Gas air mata atau riot control agents ini mengandung sejumlah senyawa yang bisa menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru dan kulit.

    Gas air mata bisa menimbulkan efek dalam hitungan detik setelah terpapar. Dampaknya bisa bertahan 15 hingga 30 menit setelah orang tersebut menjauh dari sumber dan membersihkan diri.

    Pertolongan pertama terpapar gas air mata

    Karena menghirup gas air mata merupakan cara utama paparan, tinggalkan area tersebut dan hiruplah udara segar. Segera pindah ke area yang memiliki udara segar sangat efektif dalam mengurangi paparan efek gas air mata.

    Di samping itu, dr Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia beberapa waktu lalu menerangkan cara awal mengurangi efek gas air mata yakni mencuci area yang terpapar.

    Zat kimia dalam gas air mata akan aktif dalam komposisi atau konsentrasi tertentu. Mencuci mata akan membuat zat aktifnya jadi luruh sehingga zat aktifnya tidak berkumpul dan menimbulkan iritasi.

    “Kalau memang pedih, jangan digaruk. Cuci saja pakai air mengalir yang bersih. Jangan pakai sabun, susu, segala macam. Kalau ke mata, paling baik air mengalir saja,” ucap dr Wisnu.

    Dikutip dari laman CDC, efek gas air mata bergantung dari dosis riot control agents yang digunakan, lokasi terpapar, dan durasi korban kontak dengan komponen kimia. Paparan gas air mata biasanya langsung terlihat melalui satu atau lebih gejala berikut:

    a. Mata: mata merah, sensasi terbakar, pandangan kabur, dan banyak mengeluarkan air mata

    b. Hidung: pilek, bengkak, sensasi terbakar

    c. Mulut: sensasi terbakar, iritasi, sulit menelan, ngiler

    d. Paru-paru: sesak, batuk, sensasi tersedak, napas bunyi (wheezing), napas pendek

    e. Kulit: merah, sensasi terbakar

    f. Efek lain adalah mual dan muntah

    Penanganan lanjutan gas air mata meliputi membantu pasien mendapatkan lebih banyak oksigen dan mencegah luka bakar kimia jika terjadi. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati asma (seperti bronkodilator dan steroid) juga dapat digunakan untuk membantu pasien bernapas.

    Penanganan paparan mata meliputi pembilasan mata dengan air hingga tidak ada lagi tanda-tanda zat gas air mata di area penglihatan.

    (kna/up)