Jenis Media: Kesehatan

  • BPOM RI Rilis 18 Produk Herbal-Suplemen Ilegal, Efeknya Bisa ke Jantung!

    BPOM RI Rilis 18 Produk Herbal-Suplemen Ilegal, Efeknya Bisa ke Jantung!

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI baru saja merilis daftar 16 produk obat tradisional berbahan alam (OBA) dan 2 produk suplemen kesehatan ilegal dan positif mengandung bahan kimia obat (BKO). Penambahan BKO untuk produk berbasis alam memang dilarang oleh BPOM.

    Ini merupakan hasil pengawasan intensif selama periode Juli 2025. Rinciannya, temuan terdiri dari 9 produk OBA tanpa nomor izin edar (NIE), 6 produk mencantumkan NIE fiktif, dan 3 produk dengan NIE dibatalkan.

    Sebanyak 8 produk OBA ditemukan mengandung zat sildenafil, tadalafil, dan nortadalafil dengan klaim manfaat menambah stamina dan vitalitas pria. Sebanyak 6 produk OBA mengandung BKO deksametason. parasetamol, klorfeniramin maleat, natrium diklofenak dengan klaim untuk pegal linu, dan 2 produk OBA mengandung BKO siproheptadin dengan klaim nafsu makan.

    Selain itu, pihak BPOM juga menemukan 2 produk suplemen kesehatan mengandung melatonin dengan klaim memelihara kesehatan. BPOM menyebut kedua produk suplemen kesehatan tersebut tidak mencantumkan dengan jelas kandungannya dan tidak memiliki NIE resmi.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut temuan ini menjadi hal yang mengkhawatirkan. Konsumsi BKO seperti sildenafil tanpa pengawasan medis dapat memicu efek samping serius seperti gangguan jantung, tekanan darah tidak stabil, hingga kematian.

    “Penambahan BKO dalam produk yang seharusnya berbasis bahan alam adalah bentuk pelanggaran serius yang membahayakan kesehatan masyarakat. Produk-produk ini sering diklaim sebagai jamu atau suplemen herbal, padahal mengandung zat aktif obat yang dapat menimbulkan efek samping berbahaya bila dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Bahan kimia obat sama sekali tidak boleh atau dilarang ditambahkan dalam obat bahan alam,” ujar Taruna dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (1/9/2025).

    “Begitu pula dengan melatonin, jika digunakan tanpa pengawasan dan takaran yang tepat, berisiko menimbulkan gangguan pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia,” sambungnya.

    BPOM menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum untuk proses lebih lanjut. Pelaku usaha dapat dikenai sanksi pidana sesuai Pasal 435 Jo. Pasal 138 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak 5 miliar rupiah.

    Berikut daftar 18 produk herbal dan suplemen ilegal yang diungkap oleh BPOM RI :

    KOPI TOP MAN Plus Tongkat Ali – Mengandung sildenafil sitrat dan produk ilegal.HERBAL AR-RIJAL GOLD – Mengandung sildenafil sitrat dan produk ilegal.HERBAL AR-RIJAL BLACK – Mengandung sildenafil sitrat dan produk ilegal.Big Penis (PM TI 00120078007) – Mengandung deksametason dan sildenafil sitrat, produk ilegal, dan mencantumkan NIE fiktif.Gemes Gemuk Sehat (TR993321614) – Produk mengandung parasetamol, produk ilegal, dan mencantumkan NIE fiktif.Fung Seh Gu Tok Wan (TR054617111) – Mengandung deksametason, piroksikam, dan prednison. Produk ilegal dan mencantumkan NIE fiktif.Perkasa X – Mengandung sildenafil sitrat dan produk ilegal.Lin Chee Tan – Mengandung klorfeniramin maleat dan produk ilegal.Sari Brotowali (TR173990661) – Mengandung parasetamol, produk ilegal, dan mencantumkan NIE fiktif.Kopi Jantan – Mengandung sildenafil dan produk ilegal.TAWON LIAR – Mengandung deksametason, produk ilegal, mencantumkan NIE fiktif.Urat Kuda (POM.TR 003407355) – Mengandung sildenafil sitrat, produk ilegal, dan mencantumkan NIE fiktif.SWN (TR193635611) – Mengandung deksametason, produk ilegal, dan NIE dibatalkan.Naga Mas (TR213655481) – Mengandung deksametason, produk ilegal, dan NIE dibatalkan.Jamu Jawa Asli Sarang Tawon (TR226029191) – Mengandung deksametason, produk ilegal, dan NIE dibatalkan.Vitamin Gemuk Alami – Mengandung Siproheptadin dan produk ilegal.ELLHOE BELLY FAT BURNER – Mengandung melatonin dan produk ilegal.Kirkland Slimming Capsule – Mengandung melatonin dan produk ilegal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Poin Pelanggaran Iklan Suplemen White Tomato: Relabelling hingga Overclaim”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • RS Sardjito Ungkap Rheza Mahasiswa Amikom yang Meninggal Alami Henti Jantung

    RS Sardjito Ungkap Rheza Mahasiswa Amikom yang Meninggal Alami Henti Jantung

    Jakarta

    Mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama meninggal dunia pada Minggu kemarin. Ini terjadi ketika ia mengikuti aksi unjuk rasa di sekitar Mapolda DIY.

    Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengungkapkan saat itu Rheza dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri. Ia menjadi salah satu dari 29 orang yang dilarikan ke rumah sakit Sardjito setelah mengikuti aksi demo, tapi kondisinya tidak bisa diselamatkan.

    “Yang meninggal dunia, dari 29 itu 1 meninggal dunia,” kata Banu kepada awak media dikutip dari detikJogja, Senin (1/9/2025).

    Banu menceritakan saat itu Rheza dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Sesampainya di Sardjito pada pukul 06.30 pagi, dokter yang memeriksa masih melihat ada tanda kehidupan, tapi kondisinya memang sudah tidak sadarkan diri.

    “(Iya) tidak sadar (saat tiba di rumah sakit),” kata Banu.

    “Ya kita selalu upayakan itu waktu itu. Ada tanda yang masih melemahkan itu ya posisinya,” tambahnya lagi.

    Tenaga medis di rumah sakit sudah berusaha maksimal. Banu menuturkan tim medis sempat melakukan resusitasi jantung paru (RJP) selama 30 menit. Namun, kondisi Rheza sudah tidak bisa diselamatkan dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 07.05 pagi.

    “Pasien masuk di kami jam 06.30 WIB, masuk sudah dalam kondisi jelek begitu. Kemudian tim medis kami melakukan namanya RJP, resusitasi jantung. Secara maraton, sekitar 30 menit, namun demikian jam 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia,” jelasnya.

    “Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut, sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest (henti jantung) itu,” tandas Banu.

    (avk/kna)

  • Dekan FK UI Minta Mahasiswa-Alumni Bijak Bermedsos: Jaga Sikap, Jangan Terprovokasi

    Dekan FK UI Minta Mahasiswa-Alumni Bijak Bermedsos: Jaga Sikap, Jangan Terprovokasi

    Jakarta

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD, KGEH, MMB mengimbau seluruh mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, hingga alumni FK UI untuk menjaga suasana tetap kondusif pasca penjarahan dilaporkan terjadi di sejumlah titik. Prof Ari juga meminta untuk tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum diketahui jelas kebenarannya.

    Seluruh warga FK UI juga alumni disarankan untuk menyaring informasi terlebih dahulu sebelum membagikan kabar tersebut.

    “Pastikan kebenarannya dan hindari penyebaran hoaks, provokasi, atau ujaran kebencian yang dapat memecah belah,” saran Prof Ari dalam imbauan resminya, yang diterima detikcom Senin (1/9/2025).

    Ia mengingatkan agar menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebar informasi positif dan membangun. Di sisi lain, ia menilai penting untuk saling menguatkan satu sama lain.

    Dalam hal ini, menjaga moral dan mendengarkan dengan empati.

    “Mengingat situasi saat ini, kami mengajak seluruh warga dan alumni untuk tetap menjaga suasana yang kondusif, harmonis, dan penuh persaudaraan. Menjaga sikap, perilaku, ucapan, serta bijak bermedia sosial,” tuturnya.

    “Jadikan FK UI sebagai Rumah Kita yang teduh. Kami percaya, dengan semangat kebersamaan dan kedewasaan, kita dapat melewati kesulitan dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa,” tandasnya.

    Sebagai penutup, Prof Ari meminta seluruh warga UI fokus pada tanggung jawab masing-masing, baik dalam menuntut ilmu, mengajar, juga melayani.

    (naf/kna)

  • Virus Baru Mematikan Mewabah di Gaza, RS Kewalahan Tangani Pasien

    Virus Baru Mematikan Mewabah di Gaza, RS Kewalahan Tangani Pasien

    Jakarta

    Virus baru dengan gejala disebut mirip COVID-19 dilaporkan menyebar cepat di Gaza, Palestina. Penyakit ini terbukti lebih mematikan, karena meluasnya kekurangan gizi, kelaparan, serta blokade yang terus berlangsung membuat daya tahan tubuh warga sangat lemah.

    Pejabat kesehatan di Gaza melaporkan infeksi meningkat setiap hari, membuat rumah sakit kewalahan dan tidak mampu menangani lonjakan kasus akibat kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan peralatan.

    Dikutip dari Palestine Chronicle, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Bursh, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa virus tersebut menyerang kelompok paling rentan, terutama anak-anak.

    Rumah sakit kini penuh sesak dengan pasien mengidap gejala mirip flu parah. Ia menjelaskan, malnutrisi dan kurangnya nutrisi dasar seperti buah-buahan dan vitamin C telah membuat sistem kekebalan tubuh anak-anak tidak mampu melawan infeksi, yang menyebabkan meningkatnya jumlah kematian.

    Kurangnya laboratorium dan peralatan diagnostik semakin memperburuk krisis, mengubah penyakit musiman menjadi ancaman mematikan, khususnya di tempat penampungan pengungsian yang penuh sesak di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Sementara itu, Direktur rumah sakit al-Shifa di Gaza utara, Muhammad Abu Salmiya, mengeluarkan peringatan mendesak tentang apa yang ia gambarkan sebagai ‘virus baru’.

    “Gejala virus ini antara lain suhu tubuh tinggi, nyeri sendi, pilek, dan batuk disertai diare yang berlangsung lebih dari seminggu,” ujar Abu Salmiya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Middle East Eye.

    “Kami tidak memiliki tes untuk menentukan penyebab virus ini, tetapi penyebarannya terkait dengan kurangnya kekebalan tubuh akibat malnutrisi, selain kurangnya air bersih dan bahan pembersih, serta kepadatan penduduk di tenda-tenda”.

    “Virus baru ini memperburuk tekanan pada sistem kesehatan yang sudah kelelahan,” kata Abu Salmiya.

    (suc/naf)

  • Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan yang Tersembunyi di Gambar Ini

    Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan yang Tersembunyi di Gambar Ini

    Asah Otak

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Senin, 01 Sep 2025 13:01 WIB

    Jakarta – Jangan ngaku punya mata jeli atau setajam elang jika tak bisa menemukan yang tersembunyi di gambar-gambar ini.

  • Dinkes DKI Pastikan Layanan Faskes Tak Terdampak Demo, Operasional Tetap Normal

    Dinkes DKI Pastikan Layanan Faskes Tak Terdampak Demo, Operasional Tetap Normal

    Jakarta

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati memastikan layanan atau operasional di seluruh fasyankes tetap beroperasi dengan normal. Tidak ada dampak perubahan jadwal maupun pemindahan layanan di tengah ramainya aksi demo sejak pekan lalu.

    Ani juga menyebut hingga kini tidak ada fasilitas kesehatan yang ikut terdampak kerusuhan demo.

    “Seluruh fasilitas kesehatan tidak ada dampak akibat dari unjuk rasa,” tegasnya saat dihubungi detikcom Senin (1/9/2025).

    “Jam operasional juga tidak ada perubahan dan pelayanan berlangsung seperti biasa ya,” lanjutnya.

    Ani menekankan pembiayaan untuk korban aksi demo ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas dasar kemanusiaan. Mengingat, hingga Minggu (31/8), ada 469 korban yang membutuhkan perawatan, 97 orang di antaranya membutuhkan rawat inap, dan satu orang dilaporkan meninggal dunia.

    Selain 44 Puskesmas kecamatan dan 31 RSUD, Ani memastikan seluruh RS di Jakarta telah berkoordinasi untuk memberikan layanan darurat bila dibutuhkan. Dinkes DKI juga menyiagakan 24 unit ambulans yang beroperasi selama 24 jam.

    Dukungan kegawatdaruratan juga dilakukan yang dilaksanakan PK3D (Pusat Krisis Kesehatan dan Kegawatdaruratan Daerah), bersama Tim Gawat Darurat (Gadar) Puskesmas dan RSUD. Secara teknis, pihaknya menyiapkan tujuh dokter, 59 perawat, dan tujuh pengemudi ambulans.

    (naf/up)

  • Banyak Warga Merasa Cemas hingga Takut Imbas Demo, Psikolog Ungkap Penyebabnya

    Banyak Warga Merasa Cemas hingga Takut Imbas Demo, Psikolog Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    Belakangan, demonstrasi atau unjuk rasa terjadi di beberapa daerah. Aksi turun ke jalan tersebut bahkan sempat memanas, hingga membuat banyak orang menjadi cemas hingga takut.

    Seperti yang dirasakan oleh Aditya (29) karyawan swasta di Jakarta Timur, yang beberapa hari terakhir merasa stres dengan pemandangan yang dirinya lihat di jalanan Ibu Kota.

    “Cemas dan takut pasti ada karena kondisinya tak menentu. Kita nggak tahu demo beneran atau demo susupan. Ketika saya mau bepergian, selalu ngecek sosial media, mana daerah yang aman dilewati,” kata Adit saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    Senada, Rizal (27) karyawan swasta di Surabaya bahkan sampai merasa takut terkait kondisi yang belakangan terjadi.

    “Kalau aku nggak stres, tapi takut. Terlebih saat lihat di Surabaya kemarin. Melihat penjarahan itu aku takut,” kata Rizal

    Bella (27) karyawan swasta di Malang mengatakan bahwa saat ini banyak hoaks yang tersebar di grup-grup WhatsApp. Salah satunya adalah berita bohong terkait beberapa titik di Malang yang kabarnya diisi oleh penembak jitu (sniper).

    “Banyak yang membagikan informasi tidak benar. Aku kemarin lihat juga di Instagram dan ada yang nge-react (hoaks titik sniper),” katanya.

    Mengapa Rasa Cemas dan Takut Ini Muncul?

    Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih mengatakan bahwa rasa cemas hingga takut yang kini terjadi di masyarakat merupakan hal yang lumrah.

    “Situasi demo yang penuh ketidakpastian memicu kecemasan tidak sadar (unconscious anxiety). Ketidakpastian sosial politik ini tentunya bisa mengguncang sense of security pada masing-masing orang,” kata Rani saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    “Masalahnya, rasa cemas itu suka menular ke sekitar. Jadi makin lama makin seperti efek domino ini yang disebut emotional contagion,” sambungnya.

    Ketidakjelasan situasi, lanjut Maharani, akan membuat otak manusia dalam keadaan waspada. Hal ini berdampak pada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ketakutan mereka.

    “Secara psikologis, stres itu paling gampang muncul dari hal-hal yang di luar kendali kita. Soalnya, kalau ada sesuatu yang nggak bisa diprediksi, tubuh langsung mode siaga karena bingung harus ngapain,” katanya

    “Pas kita kehilangan kontrol, otomatis muncul rasa nggak berdaya nah itu yang bikin stres,” lanjutnya.

    Jangan Memaksakan Scroll Media Sosial

    Maharani sadar bahwa saat ini banyak masyarakat yang mencari-cari informasi terkait demonstrasi melalui media sosial. Namun, Maharani mengimbau untuk tidak terlalu memaksakan.

    “Otak kita itu kadang sulit bedain mana bahaya nyata, mana cuma dari layar, jadi tubuh ikut tegang seolah kita juga di sana. Oleh karena itu, kita perlu banget batasi konsumsi tontonan kita,” katanya.

    “Ketika kita tahu kalo nonton bikin tambah cemas, jangan dipaksa scroll semua video. Cukup ambil informasi seperlunya saja, lalu berhenti dengan tidak berlebihan sehingga bisa mengurangi overthinking,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Apa Itu ‘Doomscrolling’ dan Bagaimana Cara Menyikapinya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Pemprov DKI Jakarta Tanggung Biaya Perawatan Korban Terdampak Unjuk Rasa

    Pemprov DKI Jakarta Tanggung Biaya Perawatan Korban Terdampak Unjuk Rasa

    Jakarta

    Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat sekitar 469 orang menjalani perawatan karena terdampak demo. Beberapa pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke berbagai rumah sakit di wilayah Kota Jakarta.

    “Atas dasar kemanusiaan, Pemprov DKI Jakarta menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan pasien terdampak unjuk rasa,” ucap Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya dikutip Senin (1/9/2025).

    Selain 44 Puskesmas kecamatan dan 31 RSUD, Ani memastikan seluruh RS di Jakarta telah berkordinasi untuk memberikan layanan darurat bila dibutuhkan. Dinkes DKI juga menyiagakan 24 unit ambulans yang beroperasi selama 24 jam.

    Dukungan kegawatdaruratan juga dilakukan yang dilaksanakan PK3D (Pusat Krisis Kesehatan dan Kegawatdaruratan Daerah), bersama Tim Gawat Darurat (Gadar) Puskesmas dan RSUD. Secara teknis, pihaknya menyiapkan tujuh dokter, 59 perawat, dan tujuh pengemudi ambulans.

    Data yang dihimpun Dinkes DKI hingga Minggu (31/8) pukul 07:00 WIB menunjukkan 469 orang korban demo dirawat dengan 371 di antaranya menjalani rawat jalan, 97 kasus rawat inap, dan satu orang meninggal dunia.

    Berikut keluhan yang dilaporkan:

    konjungtivitis (198 kasus)luka terbuka atau vulnus (90 kasus)sesak napas atau dyspnea (42 kasus)trauma fisikpatah tulangcedera kepalakeluhan medis lain.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • 469 Korban Aksi Demo Dirawat, Dinkes DKI Ungkap Keluhan Terbanyak

    469 Korban Aksi Demo Dirawat, Dinkes DKI Ungkap Keluhan Terbanyak

    Jakarta

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati melaporkan sejumlah rumah sakit sudah disiagakan menjadi rujukan korban aksi demo. Beberapa di antaranya RS Hermina Kemayoran, RS Kramat 128, RSAL Mintohardjo, RSPAD Gatot Soebroto, RS POLRI, RSUD Koja, RSUD Budhi Asih, RS Pelni, dan RS Pusat Pertamina.

    Rujukan juga dikerahkan ke sejumlah puskesmas sekitar wilayah titik demo.

    Data yang dihimpun Dinkes DKI hingga Minggu (31/8) pukul 07:00 WIB menunjukkan 469 orang korban demo dirawat dengan 371 di antaranya menjalani rawat jalan, 97 kasus rawat inap, dan satu orang meninggal dunia.

    Berikut keluhan yang dilaporkan:

    konjungtivitis (198 kasus)luka terbuka atau vulnus (90 kasus)sesak napas atau dyspnea (42 kasus)trauma fisikpatah tulangcedera kepalakeluhan medis lain.

    Sebagai catatan, konjungtivitis adalah peradangan pada selaput transparan yang melapisi kelopak mata dan bola mata. Selaput ini disebut konjungtiva. Ketika pembuluh darah kecil di konjungtiva membengkak dan teriritasi, pembuluh darah tersebut akan lebih terlihat. Inilah yang menyebabkan bagian putih mata tampak kemerahan atau merah muda. Mata merah juga disebut konjungtivitis.

    Keluhan konjungtivitis yang dialami demonstran diduga terkait paparan gas air mata. Gas air mata bisa menimbulkan sensasi terbakar, perih, hingga sesak napas.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi sebelumnya menekankan untuk tidak memakai odol saat mencegah kemungkinan paparan gas air mata, hal ini malah bisa memperberat iritasi.

    Sebaiknya, menjauh dari sumber paparan, dan bila terpapar, dibersihkan dengan cairan NaCl 0,9 persen atau ringer laktat selama 15 hingga 30 menit, dikompres dengan air dingin, atau diberikan obat tetes air mata.

    Paparan gas air mata juga bisa tersisa di pakaian, karenanya dr Nadia memgimbau untuk segera melepas pakaian yang terkontaminasi. Mengingat. sisa gas air mata bisa terhirup dan berdampak ke paru-paru.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Kemenkes RI Ungkap Titik Siaga Layanan Darurat Medis di DKI-Wilayah Terdampak Demo

    Kemenkes RI Ungkap Titik Siaga Layanan Darurat Medis di DKI-Wilayah Terdampak Demo

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menyiapkan sejumlah layanan darurat medis yakni ketersediaan ambulans juga tenaga kesehatan yang membantu korban aksi demo di sejumlah titik. Bekerja sama dengan public safety center (PSC) 119.

    Adapun ketersediaan layanan darurat medis tersebut disebar pada sejumlah kawasan rawan di DKI Jakarta maupun wilayah di luar Jabodetabek. Berikut daftarnya:

    DKI Jakarta: 21 unit ambulansJawa Tengah: 86 unit ambulansJawa Timur: 11 unit ambulansJawa Barat: 6 ambulans, 5 tim PSCSulawesi Selatan: 14 unit ambulansDI Yogyakarta: 23 unit ambulans

    Layanan yang sama juga tersedia di Sumatera Utara, dekat wilayah terdampak, tetapi Kemenkes RI masih mengonfirmasi jumlah ambulans maupun tenaga medis yang tersedia.

    Sebagai kesiagaan khusus di DKI, sejumlah tim medis dilaporkan mengawal pada beberapa titik rawan termasuk depan Hotel Aryaduta, lampu merah Senen arah Kimia Farma, Pasar Jaya Senen arah Gunung Sahari, Pasar Jaya arah PMI Salemba, depan Manggala Wanabakti, depan gedung dan kawasan DPR/MPR, kolong slipi, tugu tani, kawasan samping SCBD Polda Metro Jaya, RS Kramat, Atrium, RSPAD.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman memastikan fasilitas kesehatan sejauh ini tidak terkendala.

    “Fasyankes di sekitar kota atau wilayah yang ada aksi massa, tentu selalu kita siapkan sebagai tempat rujukan untuk yankes jika diperlukan,” tandas dia saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    (naf/up)