Jenis Media: Kesehatan

  • Mau Hasil Akurat? Ini Waktu yang Tepat Mengukur Tekanan Darah

    Mau Hasil Akurat? Ini Waktu yang Tepat Mengukur Tekanan Darah

    Jakarta

    Tekanan darah berfungsi sebagai indikator dari kesehatan jantung. Saat tekanan darah tinggi, akan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan berbagai kondisi medis berbahaya lainnya.

    Pemantauan tekanan darah di rumah merupakan praktik umum untuk mengelola kesehatan. Tetapi, waktu dan metode pengukuran tekanan darah secara langsung ternyata dapat mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran.

    Dikutip dari Times of India, waktu dan metode pengukuran tekanan darah yang tepat akan menghasilkan hasil pembacaan akurat. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengukur tekanan darah?

    Kadar tekanan darah dalam tubuh mengalami fluktuasi alami, selama periode yang berbeda dalam sehari. Tubuh mengalami fluktuasi alami tekanan darah karena siklus internalnya, aktivitas fisik, dan faktor lingkungan.

    Tubuh mengalami tekanan darah terendah selama periode istirahat dan tidur. Tetapi, tekanan darah dapat menunjukkan peningkatan pada siang hari, dengan titik tertinggi di sore.

    Pengukuran tekanan darah acak menghasilkan hasil yang tidak dapat diandalkan, sebab menghasilkan pembacaan yang berbeda dari tingkat tekanan darah rata-rata yang sebenarnya. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang salah dan penilaian medis yang keliru.

    Studi menunjukkan bahwa pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan hanya pagi dan sore, dalam kondisi yang terkendali. Pembacaan tekanan darah saat pagi menunjukkan tingkat tekanan darah alami sebelum memulai hari.

    Sementara pembacaan saat malam, menunjukkan bagaimana tekanan darah berubah di malam hari.

    Waktu Terbaik Memeriksa Tekanan Darah

    1. Pagi hari sebelum sarapan dan minum obat

    Pagi merupakan waktu yang paling tepat untuk mengukur tekanan darah, karena tubuh sudah beristirahat sepanjang malam dan tekanan darah mencapai titik terendah. Langkah-langkah berikut akan membantu mendapatkan pembacaan tekanan darah pagi yang paling akurat:

    Mulailah setelah bangun tidur dan beristirahat selama 30 menit sebelum memeriksa tekanan darah.

    Kosongkan kandung kemih sebelum tes.

    Tetaplah diam selama lima menit sebelum memulai pengukuran

    Ukurlah tekanan darah sebelum minum obat tekanan darah yang diresepkan, karena obat akan mengubah hasil tes.

    2. Malam sebelum tidur

    Pemeriksaan tekanan darah kedua yang dilakukan saat malam sebelum tidur dapat menjadi pembanding dari hasil pengukuran pagi dan malam. Tubuh menunjukkan kemampuannya untuk menangani tekanan darah setelah aktivitas sehari-hari dan stres melalui pengukuran saat malam.

    3. Ukur tekanan darah saat tidak berolahraga

    Saat tidak berolahraga, tidak makan, dan tidak stres adalah waktu yang baik untuk mengukur tekanan darah. Beristirahatlah selama lima menit sebelum memulai proses pengukuran.

    Beberapa Persiapan yang Penting

    Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan saat mengukur tekanan darah dan mendapatkan hasil yang akurat:

    Anda perlu menunggu setidaknya 30 menit setelah makan, minum, merokok (bila perokok aktif), dan berolahraga sebelum melakukan pengukuran.Pastikan kandung kemih kosong.Beristirahatlah dengan tenang selama lima menit sebelum memulai proses pengukuran.Pilih kursi dengan sandaran untuk duduk.Kaki harus tetap rata di lantai dan jangan menyilangkan kaki.Letakkan lengan di permukaan datar yang sejajar dengan jantung.Pilih manset yang sesuai dengan ukuran lengan, karena manset harus melingkari setidaknya 80 persen diameter lengan atas.

    Teknik Pengukuran

    Pasang manset pada lengan atas yang terbuka, 2 cm di atas lipatan siku.

    Jaga agar tetap diam selama pengukuran, karena gerakan atau ucapan apapun akan mempengaruhi hasil.

    Ukur dua atau tiga kali pengukuran dengan jarak satu menit. Buang hasil pengukuran pertama jika berbeda secara signifikan dengan yang lain, lalu hitung rata-rata dari dua hasil pengukuran yang lain.

    Catat hasil pengukuran beserta waktu pengukuran dan detail apapun tentang tingkat stress, serta penggunaan obat-obatan.

    Kapan Harus Pergi ke Dokter?

    Orang-orang dengan tekanan darah di rumah secara konsisten berada di atas 130/80 mmHg, atau saat hasil pembacaan pagi dan malam mereka menunjukkan variasi yang signifikan dianjurkan pergi ke dokter.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Mitos atau Fakta: Batasi Konsumsi Garam Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Gaduh Black Mamba di Medsos, Ini Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Gaduh Black Mamba di Medsos, Ini Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Jakarta

    ‘Black mamba’ belakangan viral di media sosial pasca beredar potret dildo atau alat bantu seks yang dinarasikan sisa penjarahan di rumah politisi. Keterangan tersebut dipastikan hoax.

    Terlepas dari isu terkait, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, menjelaskan bahwa penggunaan alat bantu seks semacam ini tak boleh sembarangan. Sebab, terlalu sering menggunakannya bisa memicu rasa kecanduan.

    “Cuma titip, jangan sampai kecanduan yang akhirnya dia daripada hubungan seks dengan suami, dia lebih senang pakai dildo,” terang dr Boyke saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/9/2025).

    Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Menurut dr Boyke, kecanduan memakai dildo bisa berimbas pada kesehatan organ intim wanita termasuk lecet hingga keputihan berlebihan.

    “Saya pernah dapat kasus keputihan melulu. Ternyata setelah saya tanya-tanya kenapa keputihan melulu, ternyata dia pakai dildo yang nggak tahu standarnya, misal dildonya silikonnya (standar) medis nggak, dia nggak tahu,” sambungnya.

    Selain itu, ada kasus saat seorang wanita telanjur kecanduan dildo, berdampak pada hubungan seksual dengan suami. dr Boyke menyebut ada pasiennya yang harus dirangsang dengan dildo sebelum akhirnya berhubungan seks dengan pasangan.

    dr Boyke juga menyebut adanya kemungkinan gangguan kesuburan pada wanita akibat terlalu menggunakan dildo secara sembarangan.

    “Kalau dia sampai infeksi, ya tentu pasti mengganggu kesuburannya. Makanya, penggunaan dildo itu betul-betul hanya kalau diperlukan dan hanya untuk variasi, hanya untuk masturbasi sesekali,” jelas dr Boyke.

    “Ingat, Anda memasukkan benda ke dalam Miss V tidak semudah yang Anda bayangkan gitu. Betul-betul harus membersihkan dulu, harus dikasih dulu air sabun sampai bersih banget itu sudah dicuci. Naronya (penyimpanan) juga nggak bisa sembarangan, dibungkus lagi dengan tisu atau apa gitu lho,” tambahnya.

    dr Boyke pun mengingatkan penggunaan dildo bagi wanita hamil, yang mungkin sedang jauh dari suami. Harus dipastikan kebersihannya, jenis silikonnya, ari-ari letaknya sedang tidak di bawah, dan tidak sedang keputihan karena jamur.

    “Tidak ada riwayat perdarahan, karena kalau terlalu masuk kadang-kadang menimbulkan kontraksi. Jadi, jangan terlalu ditekan,” tegasnya.

    Bagi wanita hamil, dr Boyke menyarankan boleh memakai dildo jika sedang berjauhan dengan pasangan di trimester kedua. Sebab, di awal sampai 19 minggu biasanya plasenta baru terbentuk di minggu 16-17.

    Di masa itu, janinnya baru menempel kokoh di placenta. Jika belum menempel di rahim, belum ada plasenta terbentuk, biasanya mudah terjadi abortus atau keguguran.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Adakah Batasan Aman Minum Kopi agar Tak Bahayakan Jantung? Ini Kata Pakar Harvard

    Adakah Batasan Aman Minum Kopi agar Tak Bahayakan Jantung? Ini Kata Pakar Harvard

    Jakarta

    Kopi menjadi salah satu minuman wajib bagi beberapa orang sebelum beraktivitas. Meski populer, kopi masih menjadi kontroversi dalam hal kesehatan jantung.

    “Pemikiran tentang efek kopi pada jantung telah berayun ke dua arah,” kata Dr J Michael Gaziano, profesor kedokteran di Harvard Medical School.

    Pada tahun 1960-an, kopi dianggap sebagai faktor risiko penyakit arteri koroner. Ini masih dipercaya meski penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa hanya konsumsi kopi yang berlebihan, lebih dari lima atau enam cangkir sehari, yang dapat membahayakan jantung.

    Namun, orang yang minum kopi dalam jumlah berlebihan seringkali berbeda dalam banyak hal lain. Menurut Dr Gaziano, inilah yang terjadi pada orang yang mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang.

    Penjelasan dari Ahli di Harvard

    Kopi mengandung kafein, yakni stimulan yang dapat memacu jantung, memicu palpitasi (sensasi aneh dekat jantung yang terlewat kuat, atau fibrilasi (masalah irama jantung yang ditandai dengan detak jantung yang cepat dan tidak teratur).

    Namun, orang yang minum kopi dalam jumlah sedang (1-3 cangkir per hari) tampaknya memiliki risiko fibrilasi atrium yang lebih rendah. Ini berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2019, yang ditulis bersama dengan Dr Gaziano.

    “Mereka yang minum kopi lebih banyak atau lebih sedikit tidak lebih atau kurang mungkin mengalami fibrilasi atrium,” demikian temuan studi tersebut, dikutip dari Health Harvard.

    Seperti banyak penelitian tentang diet, studi tersebut bersifat observasional. Artinya, orang-orang melaporkan apa yang mereka konsumsi dan peneliti melacak kesehatan mereka selama bertahun-tahun.

    Namun, sebuah studi baru mengambil pendekatan yang berbeda, yakni studi yang secara langsung mengukur efek jangka pendek dari minum kopi.

    “Uji coba baru ini memberikan bagian penting dari teka-teki ini,” beber Dr Gaziano.

    Salah satu temuan mengatakan bahwa orang-orang mengambil lebih banyak langkah pada hari-hari saat minum kopi. Ini menguatkan penelitian lain yang menunjukkan bahwa kafein dapat sedikit meningkatkan kinerja fisik.

    Di sisi lain, efek buruk kafein pada tidur juga sudah diketahui. Kurangnya waktu tidur semakin diakui sebagai risiko bagi munculnya kesehatan kardiovaskular.

    Sulit untuk mengetahui apakah olahraga tersebut dapat mengimbango berkurangnya waktu tidur yang mungkin dirasakan orang-orang akibat kopi.

    “Kebanyakan orang tahu bagaimana reaksi mereka terhadap kopi. Terutama bagi yang kerap menikmati secangkir kopi yang mengandung setenga kopi tanpa kafein setiap hari,” jelas Dr Gaziano.

    Keterbatasan Studi

    Namun, seperti studi lainnya, studi baru ini memiliki keterbatasan. Misalnya, studi ini hanya melibatkan peminum kopi yang relatif muda dan sehat.

    Jadi, temuan ini mungkin tidak berlaku untuk orang yang lebih tua, yang cenderung lebih mungkin mengalami palpitasi jantung. Bahkan, orang yang menghindari kopi (dan karenanya tidak diikutsertakan dalam studi) mungkin menghindari minuman tersebut karena mereka menyadari bahwa kopi memicu palpitasi jantung.

    Efek Lain Kopi yang Berhubungan dengan Jantung

    Studi ini juga menemukan bahwa kopi menyebabkan sedikit peningkatan kontraksi ventrikel prematur. Gangguan ritme singkat ini, yang dapat terasa seperti jantung berdebar-debar, umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya terutama pada orang yang sehat.

    Namun, orang dengan penyakit jantung yang merasakan ritme jantung yang aneh terus-menerus sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

    Penelitian sebelumnya telah menyelidiki efek kopi terhadap risiko umum terkait jantung lainnya Meskipun kopi meningkatkan tekanan darah, efeknya bersifat sementara dan tidak membuat seseorang mengalami tekanan darah tinggi, bahkan mungkin menurunkan risiko terhadap penyakit tersebut.

    Kopi tanpa filter, seperti kopi French press dan espresso, mengandung senyawa yang dapat meningkatkan kolesterol jahat atau LDL yang berbahaya. Tetapi, efeknya kemungkinan kecil dibandingkan dengan asupan makanan yang lain, terutama jika tidak minum lebih dari dua cangkir kopi tanpa filter setiap hari.

    “Pertanyaan saya adalah, apa dampak keseluruhannya terhadap hasil yang paling saya pedulikan, yaitu penyakit kardiovaskular?” terang Dr Gaziano.

    “Ketika Anda melihat bukti secara keseluruhan, kopi tampaknya tidak memiliki efek positif atau negatif, katanya. Jika Anda menyukai kopi, nikmatilah hingga beberapa cangkir per hari, selama tidak mengganggu tidur Anda. Dan jangan menambahkan terlalu banyak krim dan gula ke dalam kopi Anda, karena itu akan menambah lemak jenuh dan kalori kosong,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • 10 Tanda Awal Diabetes, Termasuk Kesemutan di Bagian Tubuh Ini

    10 Tanda Awal Diabetes, Termasuk Kesemutan di Bagian Tubuh Ini

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kasus diabetes global meningkat empat kali lipat selama beberapa dekade terakhir. Mereka menyoroti bagaimana gaya hidup yang kurang gerak dan pilihan makanan yang buruk memicu epidemi diabetes.

    “Kita telah melihat peningkatan kasus diabetes yang mengkhawatirkan selama tiga dekade terakhir, yang mencerminkan peningkatan obesitas, diperparah oleh dampak pemasaran makanan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kesulitan ekonomi,” terang Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Times of India.

    Sebelum didiagnosis diabetes, beberapa orang mungkin menunjukkan beberapa tanda awal yang begitu samar hingga luput dari perhatian. Berbicara soal ini, seorang dokter metabolik dan fisioterapis olahraga, Dr Sudhanshu Rai, mengungkapkan 10 tanda awal gula darah tinggi dan resistensi insulin yang harus diwaspadai sebelum terlambat.

    “Kesadaran adalah langkah pertama, dengarkan tubuh Anda dan ambil tindakan sejak dini,” tuturnya.

    10 Tanda Awal Gula Darah Tinggi

    1. Sering Buang Air Kecil

    Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal akan bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan gula darah. Sering buang air kecil merupakan gejala hiperglikemia atau gula darah tinggi.

    Diabetes juga dapat menyebabkan seseorang buang air kecil. Tetapi, gejala ini juga dapat disebabkan hal lain, seperti infeksi saluran kemih.

    2. Kerap Merasa Haus

    Tanda utama dari diabetes adalah selalu merasa haus, meski sudah minum banyak air. Sebab, tubuh mencoba mengganti cairan yang hilang akibat sering buang air kecil.

    Seseorang dengan diabetes tipe 1 tidak dapat memproduksi insulin. Pasien dengan diabetes tipe 2 mampu memproduksi insulin, tetapi tubuhnya tidak dapat menggunakannya secara efektif untuk membantu glukosa memasuki sel.

    Pada kedua kasus tersebut, glukosa dari makanan yang dicerna tetap berada dalam aliran darah. Ginjal mengeluarkan sebagian kelebihan glukosa melalui urine.

    Glukosa menarik air ke dalam urine, sehingga tubuh kehilang lebih banyak cairan daripada yang seharusnya. Hal ini yang menyebabkan seseorang menjadi mudah haus.

    3. Penglihatan Kabur

    Dr Sudhanshu Rai menyebutkan penglihatan kabur juga bisa menjadi tanda diabetes dan resistensi insulin. Sebab, gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di mata.

    Jika tidak diobati, diabetes bisa menyebabkan gangguan bahkan dapat menyebabkan gangguan penglihatan parah seiring berjalannya waktu.

    4. Luka yang Lambat Sembuh

    “Sirkulasi darah yang buruk dan gula darah tinggi menghambat penyembuhan,” tutur Dr Rai.

    Sistem kekebalan tubuh yang lemah memudahkan infeksi menjadi lebih parah, terkadang menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa seperti sepsis. Pasien diabetes juga menghadapi risiko lebih tinggi untuk memerlukan pengangkatan jaringan, atau bahkan amputasi jika luka terinfeksi parah hingga kehilangan suplai darah.

    5. Kesemutan di Kaki

    Kadar gula darah yang tidak terkendali menyebabkan kerusakan saraf dalam jangka panjang, hingga menyebabkan kesemutan di kaki. Beberapa tanda serupa lainnya dari gula darah tinggi adalah rasa terbakar dan mati rasa di kaki.

    6. Penurunan Berat Badan

    Ketika kadar gula darah tinggi atau resistensi insulin, tubuh memecah otot dan lemak untuk energi. Hal ini yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak terduga.

    7. Bau Napas seperti Buah

    “Tanda awal diabetes yang samar lainnya adalah bau napas seperti buah,” ujar Dr Rai.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keton muncul saat tubuh membakar lemak untuk energi.

    8. Infeksi Berulang

    “Gula darah tinggi melemahkan pertahanan kekebalan tubuh,” terang Dr Rai.

    Kondisi itu menyebabkan infeksi yang terus-menerus atau berulang. Sebuah artikel berjudul ‘Diabetes dan infeksi: tinjauan epidemiologi, mekanisme, dan prinsip pengobatan’ yang diterbitkan dalam ‘Diabetologia’ pada tahun 2024, menyoroti bagaimana penderita diabetes berisiko lebih tinggi terkena berbagai infeksi.

    Itu termasuk infeksi ginjal, pneumonia, infeksi kulit akibat respons imun yang terganggu.

    9. Muncul Bercak-bercak gelap di Kulit

    Tanda awal diabetes lainnya adalah akantosis nigrikans, yakni kondisi kulit yang ditandai dengan bercak-bercak gelap dan tebal yang biasanya muncul di lipatan tubuh seperti leher, ketiak, atau selangkangan.

    Menurut laporan yang dipublikasikan di International Journal of Research in Dermatology, kondisi ini sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes.

    10. Rasa Lapar yang Ekstrem

    Muncul rasa sangat lapar yang ekstrem dapat menjadi tanda awal diabetes. Hal ini karena sel-sel tubuh kekurangan nutrisi, meski kadar gula darah tinggi.

    Menurut Asosiasi Diabetes Amerika, gula darah tinggi dan resistensi insulin menyebabkan rasa lapar dan keinginan makan berlebihan. Sebab, kebutuhan otak akan glukosa yang akhirnya menciptakan siklus yang mempersulit pengelolaan gula darah.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Dokter Harvard Ungkap 5 Pertanda Masalah Jantung yang Kerap Diabaikan

    Dokter Harvard Ungkap 5 Pertanda Masalah Jantung yang Kerap Diabaikan

    Jakarta

    Penyakit jantung sering kali ditandai dengan nyeri di dada. Padahal, itu belum tentu menjadi tanda adanya masalah pada jantung.

    “Gejala apapun yang tampaknya dipicu oleh aktivitas fisik dan berkurang dengan istirahat bisa jadi terkait dengan jantung. Terutama pada orang dengan faktor risiko yang mendasari, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, gaya hidup yang kurang gerak, obesitas, dan riwayat penyakit jantung yang kuat dalam keluarga,” terang seorang ahli jantung di Rumah Sakit Umum Massachusetts yang berafiliasi dengan Harvard, Dr Randall Zusman.

    “Gejala lain selain nyeri dada bisa menjadi petunjuk adanya masalah jantung,” lanjutnya yang dikutip dari Health Harvard.

    Berikut beberapa gejala yang bisa muncul tanpa alasan yang jelas dan bisa menjadi tanda penyakit jantung:

    1. Kelelahan

    Kelelahan dapat disebabkan oleh banyak sebab, termasuk penyakit dan obat-obatan. Tetapi, kelelahan yang terus-menerus dan baru terjadi terkadang juga dapat menandakan gagal jantung, yakni kondisi saat jantung gagal memompa dengan baik.

    Bisa juga menjadi tanda dari penyakit arteri koroner. Meski kurang umum, Dr Zusman menyebutkan adanya kemungkinan itu.

    2. Nyeri atau Sakit yang Tidak Dapat Dijelaskan

    Penyumbatan suplai darah ke otot jantung yang terjadi akibat penyakit arteri koroner menyebabkan jantung seperti kesakitan saat diminta bekerja lebih keras. Tetapi, rasa sakit itu tidak terlalu terasa di dada, terkadang muncul di bahu, lengan, punggung, rahang, atau perut.

    Terutama rasa nyeri di lokasi-lokasi tersebut muncul saat berolahraga dan hilang saat istirahat. Rasa nyeri tersebut bisa menjadi tanda penyakit jantung.

    3. Sesak Napas

    Sesak napas bukan hanya menjadi tanda seseorang terlalu gemuk atau kurang bugar. Jika kondisi ini muncul tanpa bisa dijelaskan penyebabnya saat beraktivitas ringan, bisa jadi indikasi adanya masalah jantung.

    “Jika Anda naik lima anak tangga, saya perkirakan Anda akan sesak napas. Tetapi, jika Anda naik 10 anak tangga dan tetap sesak napas, itu mungkin mengindikasikan adanya masalah jantung,” jelas Dr Zusman.

    4. Kaki atau Pergelangan Kaki Bengkak

    Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau telapak kaki bisa menjadi tanda gagal jantung. Terutama pada pembengkakan yang meninggalkan lekukan jika ditekan dengan jari.

    Pembengkakan ini juga bisa disebabkan oleh penyakit ginjal atau hati, insufisiensi vena (pembuluh darah vena kaki yang lemah), atau efek samping obat-obatan tertentu seperti nifedipin dan amlodipin.

    5. Palpitasi Jantung

    Istilah ‘palpitasi’ berarti detak jantung yang terasa tidak teratur atau cepat. Kebanyakan palpitasi tidak berbahaya, biasanya disebabkan oleh kecemasan, asupan kafein, atau dehidrasi.

    Namun, terkadang palpitasi mengindikasikan masalah jantung. Penting untuk memperhatikan bagaimana palpitasi jantung itu terasa, seberapa sering terjadi, dan kapan kondisi itu muncul.

    Misalnya, saat beristirahat seperti menonton televisi, dan jantung tiba-tiba berdetak tidak teratur. Segera periksakan ke dokter.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video KuTips: Sinyal Tubuh Kelelahan Pas Lari, Segera Lakukan Ini detikers!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Viral Black Mamba di Medsos, dr Boyke Beri Catatan Do’s and Dont’s Pakai Dildo

    Viral Black Mamba di Medsos, dr Boyke Beri Catatan Do’s and Dont’s Pakai Dildo

    Jakarta

    Viral istilah ‘black mamba’ di media sosial yang disematkan pada penampakan dildo atau alat bantu seks.

    Penggunaan alat bantu seksual atau sex toy seperti dildo dan vibrator belakangan memang semakin umum. Terlebih, bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh long distance relationship (LDR), sex toy kerap menjadi solusi sementara untuk menjaga keintiman.

    Namun, di balik manfaatnya, penggunaan sex toy ternyata menyimpan sejumlah risiko jika tidak dilakukan secara bijak. Hal ini diungkapkan oleh pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG.

    Jangan Sampai Kecanduan

    dr Boyke mengingatkan agar penggunaan sex toy tidak menjadi kebiasaan yang berlebihan. Ia menceritakan pengalaman menemui pasien yang justru lebih menikmati berfantasi dan menggunakan dildo dibandingkan berhubungan langsung dengan suaminya.

    “Akhirnya dia lebih senang pakai dildo daripada berhubungan seks dengan suami. Apalagi yang sekarang kan ada yang dicampur dengan vibrator, pakai baterai. Mr P biasa kan nggak bisa bergetar begitu,” jelas dr Boyke saat dihubungi detikcom Sabtu (6/9/2025).

    Kondisi seperti itu, kata dia, bisa menimbulkan ketergantungan. Seseorang bisa kehilangan sensasi alami dari hubungan seksual dengan pasangan karena terbiasa mendapatkan stimulasi buatan dari alat yang bergetar secara intens.

    Untuk mencegah hal tersebut, dr Boyke menyarankan agar penggunaan sex toy dilakukan secara terjadwal dan tidak setiap kali melakukan hubungan intim. Jika dalam sebulan terjadi delapan kali hubungan seksual, cukup dua atau tiga kali saja menggunakan dildo sebagai variasi.

    “Gunakan sebagai variasi. Sisanya tetap dengan cara biasa, agar tubuh dan pikiran tidak bergantung pada alat itu saja,” katanya.

    Risiko Medis: Lecet hingga Keputihan

    Selain potensi kecanduan secara psikologis, penggunaan sex toy yang tidak tepat juga bisa membawa risiko medis. dr Boyke mengaku pernah menangani pasien yang mengalami keputihan berkepanjangan dan ternyata rutin menggunakan dildo tanpa mengetahui bahan dasar alat tersebut.

    “Saya tanya, itu dido-nya dari silikon medis nggak? Dia nggak tahu. Nah itu bisa jadi penyebab infeksi atau keputihan,” jelasnya.

    Tak hanya itu, ia juga menyebut risiko lecet pada area kewanitaan akibat kurangnya pelumasan atau penggunaan alat yang terlalu keras dan tidak disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bahkan, ia pernah menemui pasien yang mengalami luka karena dildo digunakan terlalu dalam tanpa pelumas yang cukup.

    “Ada juga kasus suami yang memasukkan dildo terlebih dahulu supaya istrinya terangsang dulu. Tapi pembasahannya kurang, malah jadi lecet. Ini berbahaya kalau tidak paham cara penggunaannya,” ujar dr Boyke.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Nggak Bisa Stop Scroll Medsos Seharian? Bisa Jadi Ini Pemicunya

    Nggak Bisa Stop Scroll Medsos Seharian? Bisa Jadi Ini Pemicunya

    Jakarta

    Seorang pakar telah menguraikan alasan ilmiah di balik orang yang tidak pernah berhenti bermain atau ‘scroll’ media sosial. Misalnya sering memutar ulang Instagram Story milik sendiri daripada orang lain.

    Terkadang orang juga merasa cemas apakah postingannya cukup ‘estetis’, sampai akhirnya mempostingnya. sampai beberapa detik kemudian, muncul banyak like dan komentar dari teman mutual di media sosial.

    Tanpa sadar, seseorang akan menunggu lebih banyak lagi yang masuk dan begitu terus siklusnya.

    Hal itu sama dengan menggulir atau scroll media sosial tanpa berpikir menghabiskan beberapa menit atau berjam-jam. Bahkan menyerap beberapa konten paling membosankan di internet.

    Namun, rasanya masih menyenangkan, bahkan bagi beberapa orang terlalu menyenangkan. Jadi, kenapa seseorang bisa tidak pernah berhenti scroll media sosial?

    Rob Phelps dari Digital PR menjelaskan bawa keinginan kita untuk mendapatkan like atau suka berakar pada biologi dan kebutuhan mendalam. Tetapi, itu masih manusiawi karena beberapa orang membutuhkan pengakuan.

    Malah, media sosial telah meningkatkan kebutuhan kita akan validasi. Kita bisa mendapatkannya di ujung jari, di mana pun kita berada dan apa saja yang kita lakukan.

    Meskipun sensasi itu terasa adiktif, saat itu juga media sosial hadir dengan sisi yang jauh lebih gelap. Lantas, mengapa kita selalu scroll media sosial?

    Lingkaran Dopamin

    Ketika seseorang menerima suka atau komentar, otak akan melepaskan dopamin. Itu merupakan zat kimia pemicu rasa senang, yang memberikan imbalan atas pengalaman yang menyenangkan.

    Rasa senang ini sama seperti yang didapatkan saat membeli sesuatu yang baru, makan permen, atau mendengar kabar dari orang yang disukai. Tetapi, imbalan ini (kebanyakan) dapat diprediksi, sedangkan validasi media sosial tidak bisa.

    Ketidakpastian itulah yang memicu zat adiktif. Antisipasinya sering kali sama kuatnya dengan imbalan itu sendiri. Hal itu membuat seseorang terpaku pada ponsel dan terus-menerus menggulir media sosial untuk mencari dopamin.

    “Suka dan komentar telah menjadi ‘mata uang’ baru bukti sosial,” terang Rob yang dikutip dari Unilad.

    “Ini bukan hanya terlihat seperti seseorang menikmati konten Anda. Ini sebenarnya bertindak sebagai papan skor publik untuk pengaruh, nilai, dan rasa memiliki. Itulah mengapa banyak dari kita merasa perlu menghapus postingan jika tidak memiliki ‘kinerja baik’ atau menikmati peningkatan kepercayaan diri saat sebuah reel atau foto mendapatkan lebih banyak reaksi,” jelasnya.

    Sebab, suka dan komentar yang diberikan orang-orang dapat memberikan bobot tambahan, sehingga orang lain juga melihat validasi yang diterima.

    Jebakan Perbandingan

    Sisi gelap validasi adalah bagaimana orang membandingkan sesuatu yang mereka anggap ‘lebih baik’. Penelitian menunjukkan bahwa membandingkan tingkat keterlibatan daring meningkatkan perasaan cemas dan rendah diri.

    “Anda bisa mengunggah gambar yang Anda sukai, dan gambar itu mendapatkan 20 likes. Tetapi, teman-teman Anda mengunggah gambar yang serupa dan mendapatkan like lebih banyak,” beber Rob.

    “Otak Anda langsung tahu itu hanyalah angka di layar. Tetapi, secara emosional, itu bisa terasa seperti penolakan,” sambungnya.

    Rob mengungkapkan hal itu membuat rasa berharga diri sendiri cepat berkurang karena orang lain menerima interaksi yang lebih nyata. Jebakan ini tidak hanya mempengaruhi remaja atau pengguna media sosial yang aktif, tetapi juga mempengaruhi siapa pun yang menggunakan platform digital, mulai dari orang tua hingga profesional.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Medsos Bagai Dua Sisi Mata Pisau Bagi Anak-Remaja”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Bayi 2 Tahun Hampir Meninggal gegara Sembelit, Paru-parunya Terhimpit Tinja

    Bayi 2 Tahun Hampir Meninggal gegara Sembelit, Paru-parunya Terhimpit Tinja

    Jakarta

    Seorang bayi laki-laki berusia dua tahun hampir meninggal dunia karena konstipasi atau sembelit. Kondisi ini membuat bayi bernama Ivan Novak menangis kesakitan, muntah terus-menerus, dan kehilangan berat badannya.

    Puncaknya di 2022, Ivan terus menangis kesakitan sampai dirawat di rumah sakit 25 kali dalam waktu enam bulan. Terlihat perut Ivan juga tampak membengkak karena sembelit, tetapi kedua orang tuanya tidak menyadarinya.

    Sang Ibu, Elissa, menceritakan bagaimana balitanya itu kesulitan untuk mengangkat dirinya sendiri. Wanita di Inggris itu mengatakan kondisi ini terus memburuk.

    Setelah diperiksa dokter, Elissa baru mengetahui bahwa usus besar putranya mengalami masalah. Dokter memperkirakan 2 kg dari berat badan Ivan, yakni 10 kg, adalah feses atau tinja.

    Dikutip dari BBC, tinja di dalam tubuh Ivan sudah mendorong ke rongga paru-parunya dan membahayakan paru-parunya.

    “Perutnya terhimpit, semua organnya terdorong keluar. Kami berada di UGD hingga 12 jam, hanya menunggu enema,” beber Elissa.

    “Itu adalah masa yang sangat mengerikan. Sangat traumatis bagi semua orang,” tambahnya.

    Wanita 35 tahun itu yakin bahwa diagnosis yang terlambat bisa berakibat fatal. Ia mengatakan alasan keterlambatan diagnosisnya karena kondisi genetik Ivan yang mempengaruhi kemampuan kognitifnya.

    “Ia (Ivan) dianggap seperti anak-anak penyandang disabilitas,” kata Elissa yang dikutip dari The Sun.

    “Kami bahkan pernah punya konsultan yang bilang anak-anak disabilitas memang suka menjerit,” sambungnya.

    Saat itu, Elissa menyadari bahwa kondisi putranya itu tidak ditanggapi dengan serius. Sampai pada akhirnya mencapai di titik yang benar-benar serius.

    “Tanda-tanda rasa sakitnya tidak disadari. Itu benar-benar seperti badai yang dahsyat,” tuturnya.

    Setelah diagnosisnya, Ivan diberikan obat pencahar. Perlahan kondisinya mulai membaik dan ditangani dengan cuci usus setiap hari.

    (sao/naf)

  • Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

    Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

    Jakarta

    Pemanis buatan yang terdapat dalam yoghurt dan minuman bersoda dapat merusak kemampuan berpikir dan mengingat, serta tampaknya menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi kesehatan, demikian temuan riset baru.

    Orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah terbesar seperti aspartam dan sakarin mengalami penurunan daya kognitif 62 persen lebih cepat, setara dengan bertambahnya usia 1,6 tahun, kata para peneliti.

    “Temuan kami menunjukkan kemungkinan kerusakan jangka panjang akibat konsumsi pemanis rendah dan tanpa kalori, buatan dan gula alkohol, terhadap fungsi kognitif,” demikian laporan riset, dikutip dari The Guardian.

    Ini merupakan laporan terbaru yang memperingatkan bahaya ditimbulkan pemanis buatan. Studi sebelumnya menunjukkan risiko lain yang juga bisa terjadi adalah diabetes tipe 2, kanker, masalah jantung, depresi dan demensia, serta merusak dinding usus.

    “Kaitan pemanis dengan penurunan kognitif sangat mengkhawatirkan sehingga konsumen sebaiknya menggunakan tagatose, pemanis alami, atau alternatif seperti madu atau sirup maple,” saran para peneliti.

    Inikah Pemicunya?

    Mereka mengamati dampak tujuh pemanis terhadap kesehatan partisipan studi, 12.772 pegawai negeri sipil di Brasil, dengan usia rata-rata 52 tahun yang dipantau selama delapan tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang merinci asupan makanan dan minuman mereka selama setahun terakhir, dan kemudian menjalani tes keterampilan kognitif seperti kelancaran verbal dan ingatan kata.

    Namun, tren ini hanya diamati pada peserta di bawah usia 60 tahun. Hal ini menunjukkan orang dewasa paruh baya perlu didorong untuk mengurangi penggunaan pemanis, tambah mereka.

    Pemanis yang diteliti juga ditemukan dalam air beraroma, makanan penutup rendah kalori, dan minuman energi.

    “Pemanis rendah dan tanpa kalori sering dianggap sebagai alternatif gula yang sehat. Namun, temuan kami menunjukkan pemanis tertentu dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak seiring waktu,” kata Claudia Kimie Suemoto, dari Universitas São Paulo di Brasil, penulis utama studi tersebut.

    Studi di jurnal Neurology menemukan pemanis buatan dipakai sebagai pengganti gula yang sehat bisa berakhir keliru karena penggunaannya sangat luas.

    Kaitan dengan penurunan fungsi kognitif, terutama memori kerja kemampuan mengingat informasi untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan kelancaran verbal.

    Meski begitu, badan-badan industri makanan dan minuman meragukan temuan tersebut.

    “Berdasarkan pengakuan penulis sendiri, studi ini tidak dapat membuktikan penyebabnya,” kata Gavin Partington, Direktur Jenderal Asosiasi Minuman Ringan Inggris.

    Asosiasi Pemanis Internasional atau International Sweetener Association (ISA) menyatakan bahwa terdapat konsensus ilmiah yang telah mapan menyatakan pemanis buatan aman.

    “Penelitian ini merupakan studi observasional, yang hanya dapat menunjukkan hubungan statistik, bukan hubungan sebab-akibat langsung,” kata ISA dalam sebuah pernyataan.

    “Hubungan yang dilaporkan antara konsumsi pemanis dan penurunan kognitif tidak membuktikan bahwa yang satu menyebabkan yang lain.”

    (naf/kna)

  • Tes Otak dengan Tebak Kata, Pecahkan Teka-teki Pengasah Logika

    Tes Otak dengan Tebak Kata, Pecahkan Teka-teki Pengasah Logika

    Tes Otak dengan Tebak Kata, Pecahkan Teka-teki Pengasah Logika