Jenis Media: Kesehatan

  • Ini Tips Jaga Kadar Gula Darah agar Tetap Stabil Saat Nge-Gym

    Ini Tips Jaga Kadar Gula Darah agar Tetap Stabil Saat Nge-Gym

    Jakarta

    Olahraga gym saat ini digemari oleh banyak orang. Meskipun baik bagi kesehatan, olahraga gym juga menghadirkan ancaman tersendiri khususnya bagi mereka yang penderita diabetes.

    Olahraga gym diketahui mampu menyebabkan kadar gula darah naik atau turun secara drastis. Kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor.

    Salah satu contohnya saat melakukan latihan High-Intensity Interval Training (HIIT), lari jarak jauh, atau angkat beban membuat otot menyerap lebih banyak glukosa sebagai ‘bahan bakar’ sehingga tubuh lebih responsif terhadap insulin. Namun jika intensitasnya berlebihan, tubuh justru menafsirkannya sebagai stres dan melepaskan hormon yang memicu lonjakan gula darah.

    “Latihan fisik sering disebut sebagai salah satu ‘obat alami’ untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah. Meski begitu, latihan yang dilakukan secara berlebihan tanpa perencanaan yang tepat bisa melepaskan kortisol dan adrenalin, hormon stres yang bisa mengganggu efektivitas insulin, terutama pada individu dengan kontrol gula darah yang belum stabil,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).

    Sementara itu, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Sport Medicine) Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Surya Santosa, Sp.KO mengatakan bahwa olahraga tetap penting, namun perlu disesuaikan khususnya bagi mereka yang memiliki risiko metabolik.

    “Tujuan utama olahraga bukan hanya membakar kalori, tetapi menjaga kestabilan metabolik melalui pengaturan intensitas, durasi, dan jenis aktivitas yang tepat agar tidak memicu hipoglikemia atau kelelahan. Olahraga yang dilakukan secara rutin dengan intensitas yang sesuai justru memberikan manfaat jangka panjang bagi kestabilan metabolik,” ujar dr. Surya.

    Ada sejumlah sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga gula darah tetap stabil selama berolahraga. Pertama, cek gula darah sebelum latihan, terutama jika memiliki riwayat prediabetes atau diabetes.

    Kedua, konsumsi snack ringan yang mengandung karbohidrat 1-2 jam sebelum olahraga dan pastikan tubuh terhidrasi. Ketiga, siapkan glukosa cepat serap seperti jus buah, madu sachet, atau minuman isotonik untuk berjaga-jaga jika merasa lemas, pusing, atau gemetar.

    Bagi yang ingin tetap aktif meski memiliki risiko metabolik, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic pusat layanan kesehatan bagi semua kalangan.

    Layanan yang tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah, konsultasi medis, serta pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

    Mayapada Hospital juga menyediakan layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC). Layanan ini mampu menangani pencegahan cedera, skrining pra-latihan, hingga peningkatan performa fisik. Layan itu juga didukung tim dokter dan fisioterapis profesional serta fasilitas modern seperti gym, VO2 max, dan Body Composition Analysis.

    Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

    MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi dan tips seputar kesehatan tubuh. Adapun pula fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit sehingga mampu memantau langkah, kalori, detak jantung, dan BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward berupa potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Kemenkes Bicara Alasan Cukai Minuman Berpemanis Molor Lagi ke 2026

    Kemenkes Bicara Alasan Cukai Minuman Berpemanis Molor Lagi ke 2026

    Jakarta

    Kepala Pusat Kebijakan Ketahanan Kesehatan Kemenkes RI Anas Ma’ruf memastikan pertimbangan mundurnya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) didasari penyesuaian sejumlah pihak.

    Ketentuan termasuk kemungkinan besaran penetapan cukai MBDK sebagai penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) tengah dibahas bersama kementerian dan lembaga terkait, termasuk menyesuaikan kadar gula garam dan lemak (GGL).

    “Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) penanggulangan penyakit termasuk substansi PTM-GGL sedang proses harmoni,” tekannya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

    “Rencana kebijakan minuman berpemanis, edukasi gula garam dan lemak, juga Peraturan Kepala BPOM juga sedang dibahas, diharapkan bersama segera launching,” sambungnya.

    Menyikapi pro-kontra terkait penerapan MBDK, Anas mengajak seluruh pihak termasuk industri ikut menyesuaikan penerapan regulasi baru di 2026.

    “Jadi ini mau kita dudukkan, kita bahas bersama agar nanti implementasinya tidak lagi muncul pro dan kontra,” tegas dia.

    Pihaknya juga memastikan terus membahas detail regulasi tersebut dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama dengan Kementerian Keuangan. Meski begitu, Anas belum bisa memastikan bentuk cukai seperti apa yang nantinya diterapkan. Termasuk apakah menyesuaikan usulan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) yakni 20 persen.

    Ia hanya memastikan penerapan benar-benar dilakukan tahun depan. “Rencana cukai MBDK diberlakukan 2026,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Darurat Kesehatan Mental Gen Z, 720 Ribu Anak Muda Meninggal Bunuh Diri

    Darurat Kesehatan Mental Gen Z, 720 Ribu Anak Muda Meninggal Bunuh Diri

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Layanan konsultasi kesehatan jiwa juga disediakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di laman resminya yaitu www.pdskji.org. Melalui laman organisasi profesi tersebut disediakan pemeriksaan secara mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang.

    Data mengkhawatirkan diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait angka bunuh diri. Mereka mencatat setidaknya 720 ribu generasi muda kehilangan nyawa karena bunuh diri setiap tahun.

    Bunuh diri bahkan dikategorikan sebagai penyebab kematian tertinggi ketiga anak muda, dengan usia terbanyak antara 15-29 tahun.

    WHO mencatat faktor risiko bunuh diri lainnya meliputi kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, rasa kehilangan, kesepian, diskriminasi, perselisihan hubungan, masalah keuangan, nyeri dan penyakit kronis, kekerasan, pelecehan, serta konflik atau keadaan darurat kemanusiaan lainnya.

    Depresi merupakan penyebab utama disabilitas pada remaja. Depresi dapat menjadi penyebab bunuh diri, dan
    bunuh diri merupakan penyebab ke-3 kematian pada remaja di dunia.

    Kebanyakan dari gangguan psikologis tersebut tidak disadari dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

    Survei mengenai kesehatan mental pada remaja di Indonesia tahun 2022, mendapatkan hasil 5,5 persen remaja
    usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental. Sebanyak 1 persen remaja mengalami depresi, 3,7 persen cemas, post traumatic syndrome disorder (PTSD) 0,9 persen, dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) sebanyak 0,5 persen.

    Stigma seputar kondisi kesehatan mental dan bunuh diri membuat banyak orang yang berpikir untuk bunuh diri tidak mencari bantuan. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri memiliki efek berantai yang berdampak pada keluarga, teman, kolega, komunitas, dan masyarakat.

    Beberapa orang menganggap bunuh diri itu egois, tetapi penggambaran ini keliru dan merendahkan, kata para ahli, karena orang yang mencoba atau bunuh diri sering kali ingin mengakhiri rasa sakit mereka atau menganggap diri mereka sebagai beban.

    Tanda-tanda peringatan bunuh diri

    Dikutip dari laman CNN, para ahli dan peneliti kesehatan mental masih belum menemukan cara untuk memprediksi secara pasti siapa yang berisiko mencoba bunuh diri, dan apakah atau kapan orang yang rentan akan melakukannya.

    Hal ini karena stresor yang dapat menyebabkan bunuh diri bagi sebagian orang tidak memiliki dampak yang sama pada orang lain. Selain itu, tidak selalu ada jangka waktu yang panjang di mana seseorang memiliki kecenderungan bunuh diri dan bertindak dengan cara yang menandakan perlunya bantuan.

    Namun, ada beberapa situasi di mana seseorang yang memiliki kecenderungan bunuh diri dan berencana untuk jangka waktu yang lama akan menunjukkan perubahan perilaku atau emosional. Perubahan-perubahan tersebut, serta faktor-faktor risiko lainnya, dapat mencakup hal-hal berikut:

    Perilaku tidak biasa dengan barang-barang yang berpotensi mematikan seperti senjata api atau pilMemberikan barang-barang berhargaTidur berlebihan atau kurang tidurMenarik diri atau mengisolasi diriMabuk berat atau mengemudi secara ugal-ugalanMembicarakan keinginan untuk mati, baik melalui bunuh diri maupun cara lainKesulitan mencari alasan untuk hidupMerasa seperti beban, tidak dibutuhkan, atau merasa tidak memiliki tempat di mana pun atau bersama siapa punMerasa putus asaMasalah penyalahgunaan zatRiwayat traumaMengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan gangguan kepribadian, terutama jika tidak menerima perawatanRiwayat bunuh diri pribadi atau keluargaAkses mudah ke sarana yang berpotensi fatalKehilangan minat dalam beraktivitas atau bersekolah

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Warga Jabar ‘Juara’ Jajan Minuman Berpemanis, Kopi Instan Paling Populer

    Warga Jabar ‘Juara’ Jajan Minuman Berpemanis, Kopi Instan Paling Populer

    Jakarta

    Molornya penetapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di Indonesia tak sejalan dengan data konsumsi minuman berpemanis yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024 menunjukkan 68,1 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumsi setidaknya 1 jenis MBDK dalam sepekan.

    Salsabil Rifqi quantitative research officer Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyesalkan langkah pemerintah yang terus mengundur rencana cukai MBDK hingga tahun depan, nyaris satu abad berlalu sejak wacana awal muncul di 2016.

    Mengutip riset terkait, Salsabil merinci provinsi yang mencatat peringkat teratas konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan adalah Jawa Barat hingga Banten dengan angka berikut:

    Jawa Barat: 88 persenDKI Jakarta: 87,4 persenBanten: 83,6 persen

    Bila dirinci lebih lanjut, tren tersebut terjadi di seluruh kalangan dengan catatan kelompok rumah tangga tergolong miskin 69 persen, rumah tangga di wilayah perkotaan 73,3 persen, dan kepala RT menamatkan sekolah SMA dan sederajat 73 persen, serta 74,2 persen rumah tangga yang bekerja di sektor formal.

    “Ini mengartikan konsumsi MBDK itu sudah marak di seluruh kalangan masyarakat,” ungkapnya dalam diseminasi penguatan cukai MBDK, Rabu (10/9/2025).

    “Berdasarkan produk MBDK yang diminum, kopi instan itu menjadi produk MBDK paling populer dengan nilai 42 persen,” sebut dia.

    Karenanya, CISDI menilai pengenaan cukai MBDK dengan sedikitnya 20 persen bisa menurunkan konsumsi MBDK hingga 18 persen. Terlihat dari riset elastisitas harga dan elastisitas silang.

    “Produk MBDK bersifat elastis maka permintaan produk MBDK jni akan turun karena dia sensitif terhadap perubahan harga,” sorot dia.

    “Kami memperkirakan perubahan pola konsumsi MBDK masyarakat apabila harga produk MBDK meningkat sebesr 20 persen,” pungkasnya.

    Di sisi lain, penerapan label peringatan di depan kemasan juga dinilai penting sebagai edukasi masyarakat sebelum memilih konsumsi minuman dan makanan.

    (naf/kna)

  • Awal Mula Pasien di AS Jalani Transplantasi Ginjal Babi, Punya Riwayat Gagal Ginjal

    Awal Mula Pasien di AS Jalani Transplantasi Ginjal Babi, Punya Riwayat Gagal Ginjal

    Jakarta

    Seorang pria berusia 54 tahun asal Dover, New Hampshire, Amerika Serikat, menjadi salah satu penerima transplantasi ginjal babi eksperimental, sebuah langkah penting dalam upaya membuktikan apakah organ hewan benar-benar dapat menyelamatkan nyawa manusia.

    Pria bernama Bill Stewart itu memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang berujung pada gagal ginjal, meski tidak memiliki masalah kesehatan lain. Bagi orang dengan golongan darah seperti dirinya, biasanya dibutuhkan waktu hingga tujuh tahun untuk mendapatkan ginjal yang cocok dari donor meninggal, sementara beberapa calon donor hidup tidak memenuhi syarat.

    Setelah dua tahun menjalani dialisis atau cuci darah, Stewart sempat mendengar kisah Tim Andrews, penerima transplantasi ginjal di di Massachusetts General Hospital (Mass General), dan kemudian mendaftar sebagai kandidat berikutnya.

    “Saya selalu agak jadi kutu buku sains,” kata Bill Stewart, pelatih atletik asal Dover, New Hampshire, kepada The Associated Press.

    Menyadari betapa barunya percobaan ini, ia mencari nasihat dari Andrews dan akhirnya memutuskan, “dalam skenario terburuk, ginjalnya selalu bisa diambil kembali.”

    Ia kemudian menjalani operasi eksperimental tersebut pada Selasa (14/6/2025). Operasi tersebut diketahui berakhir dalam kondisi baik.

    Senang karena tidak lagi harus menghabiskan waktu dan tenaga untuk dialisis, Stewart mengatakan ia mulai kembali ke pekerjaan kantornya dan sempat mengunjungi klinik dialisis lama untuk memberi tahu semua orang bahwa dirinya baik-baik saja, sekaligus memberikan sedikit harapan.

    “Saya benar-benar ingin berkontribusi pada ilmu di baliknya,” ucapnya.

    Spesialis ginjal di Mass General, dr Leonardo Riella mengatakan obat anti-penolakan Stewart telah disesuaikan untuk mengatasi kekhawatiran awal, dan Andrews juga memerlukan penyesuaian serupa.

    Menurutnya, masih terlalu dini untuk memprediksi berapa lama ginjal babi dapat bertahan. Namun, organ ini tetap bermanfaat jika mampu memberi jeda dari dialisis hingga pasien mendapatkan ginjal manusia yang cocok.

    “Setahun, semoga lebih lama dari itu – itu sudah merupakan keuntungan besar,” katanya.

    Kasus Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Lainnya

    Kasus Stewart bukan satu-satunya pencapaian tim Mass General dalam melakukan cangkok babi ke manusia. Sebelumnya, Tim Andrews, berhasil hidup tanpa dialisis selama tujuh bulan berkat ginjal babi hasil rekayasa genetika, sebuah rekor baru yang hingga kini masih berlanjut. Sebelumnya, transplantasi organ babi terlama yang tercatat hanya bertahan 130 hari.

    Berdasarkan pengalaman dari kedua pasien asal New Hampshire dan sejumlah upaya serupa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) memberikan izin kepada produsen babi eGenesis untuk memulai studi ketat mengenai xenotransplantasi ginjal.

    Uji coba terbaru eGenesis akan menyediakan transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetik kepada 30 pasien berusia 50 tahun ke atas yang sedang menjalani dialisis dan terdaftar dalam daftar tunggu transplantasi. Sementara itu, pengembang organ babi rekayasa genetik lainnya, United Therapeutics, juga segera memulai perekrutan peserta untuk studi serupa yang telah mendapat persetujuan FDA.

    Lebih dari 100.000 orang masuk dalam daftar transplantasi di AS, sebagian besar membutuhkan ginjal, dan ribuan di antaranya meninggal sebelum mendapatkan donor. Sebagai alternatif, para ilmuwan memodifikasi gen babi agar organ mereka lebih menyerupai organ manusia, sehingga kemungkinan ditolak atau dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kecil.

    Uji coba awal, yang melibatkan dua jantung dan dua ginjal, berlangsung singkat dan hanya melibatkan pasien dengan kondisi sangat parah. Baru-baru ini, peneliti di China juga melaporkan transplantasi ginjal babi, meski hanya merilis sedikit informasi.

    Sementara itu, di Alabama, seorang perempuan menjalani xenotransplantasi ginjal yang bertahan hingga 130 hari sebelum akhirnya ditolak tubuhnya, sehingga ia kembali harus menjalani dialisis. Kasus ini membantu para peneliti mempertimbangkan untuk beralih ke pasien dengan kondisi yang tidak terlalu kritis.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • Orang Tua Wajib Tahu, Paparan BPA Bisa Ganggu Tumbuh Kembang dan Kognitif Anak

    Orang Tua Wajib Tahu, Paparan BPA Bisa Ganggu Tumbuh Kembang dan Kognitif Anak

    Jakarta

    Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia industri yang pertama kali dibuat pada tahun 1891. Senyawa ini mulai digunakan secara luas pada tahun 1950-an sebagai bahan utama pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat banyak dipakai dalam wadah makanan dan minuman, galon seperti botol air, galon guna ulang, serta berbagai produk konsumsi lainnya.

    Sementara itu, resin epoksi kerap digunakan sebagai pelapis bagian dalam produk logam, termasuk kaleng makanan, tutup botol, hingga saluran pasokan air. Beberapa jenis sealant gigi dan bahan komposit juga diketahui dapat mengandung BPA.

    Berbagai penelitian menunjukkan BPA dapat bermigrasi ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang mengandung bahan tersebut. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena paparan BPA berpotensi memengaruhi kesehatan manusia, terutama pada anak-anak.

    Spesialis anak dr Nunki Andria Samudra, SpA, menjelaskan anak-anak lebih rentan terhadap paparan BPA lantaran ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Selain itu, tubuh anak masih dalam tahap pertumbuhan sehingga organ dan sistem tubuhnya belum matang sempurna.

    Paparan pada anak juga cenderung lebih tinggi karena aktivitas sehari-hari yang sangat dekat dengan plastik. Mulai dari botol susu, penggunaan galon guna ulang sebagai sumber air minum, botol minum, wadah makanan, hingga mainan, sebagian besar terbuat dari bahan yang berpotensi mengandung BPA.

    “Kalau kita lihat kan tubuh anak itu kecil. Maka paparan sedikit aja dari dosis BPA itu lebih bermakna. Misalnya kalau kita bandingin makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, dibandingkan dengan ukuran dan berat badannya anak,” ucap dr Nunki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (22/8/2025).

    “Kemudian kita bandingkan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi orang dewasa, dibandingkan dengan ukuran dan berat badan orang dewasa. Maka anak-anak mengkonsumsi lebih banyak makanan dan minuman per kilo berat badannya dia,” lanjut lagi.

    Apalagi jika wadah plastik digunakan untuk makanan panas atau melalui proses sterilisasi, migrasi BPA ke dalam makanan atau minuman bisa semakin meningkat, lalu tertelan oleh anak.

    Hal ini juga didukung oleh studi yang dipublikasikan di Journal Scientific Reports berjudul ‘Exposure of Elementary School-aged Brazilian Children to Bisphenol A: Association with Demographic, Social, and Behavioral Factors, and a Worldwide Comparison’.

    Studi tersebut mengatakan, kehidupan awal adalah jendela perkembangan kritis yang ditandai dengan peningkatan sensitivitas proses biologis terhadap stresor lingkungan, seperti BPA atau endocrine-disrupting chemical (EDC) lainnya.

    Paparan BPA mungkin lebih tinggi pada kehidupan awal dibandingkan dengan dewasa karena perbedaan fisiologi, perilaku, dan pola makan.

    “Oleh karena itu, ada kekhawatiran yang lebih signifikan tentang dampak yang tidak menguntungkan dari paparan bahan kimia tersebut selama kehidupan janin dan anak usia dini,” demikian bunyi studi tersebut.

    BPA Dapat Mengganggu Tumbuh Kembang Anak

    dr Nunki mengatakan jika paparan BPA berlangsung terus-menerus pada anak, zat dapat bertindak sebagai endocrine disruptor, yaitu senyawa yang meniru hormon tubuh, khususnya hormon estrogen, sehingga mengganggu fungsi hormonal alami.

    “Ini dampaknya negatif pada kesehatan dan tumbuh-kembang anak. Kenapa bahaya? Dia merupakan endocrine disruptor ya. Jadi meniru hormon dalam tubuh, dia bisa meniru hormon estrogen dalam tubuh,” kata dr Nunki.

    Hal ini juga didukung oleh studi yang diterbitkan di Journal of Chemical Health Risks berjudul ‘Bisphenol an Exposure and Its Multifaceted Effects on Child Health: A Comprehensive Review’. Studi tersebut mengatakan, sejak tahun 1936, BPA telah diketahui memiliki efek sebagai pengganggu endokrin (endocrine disruptor), dengan sifat anti-tiroid, anti-androgenik, estrogenik, serta anti-estrogenik.

    Paparan BPA juga telah dikaitkan dengan berbagai dampak buruk pada anak, termasuk penyakit kardiovaskular, resistensi insulin, obesitas, gangguan neurobehavioral, dan gangguan reproduksi. Sebagai pengganggu endokrin, BPA dapat mengacaukan fungsi fisiologis penting, termasuk respons imun, fungsi tiroid, kesehatan metabolik, pertumbuhan janin, dan perkembangan saraf.

    “Paparan BPA dikaitkan dengan berbagai konsekuensi buruk, seperti berat badan lahir rendah, obesitas, gangguan perilaku dan kognitif, hingga asma, yang semuanya menandakan adanya potensi masalah kesehatan jangka panjang,” demikian bunyi studi tersebut.

    Dampak BPA pada Kognitif Anak

    Tak hanya itu, dr Nunki juga mengatakan paparan BPA sejak usia dini dapat memengaruhi perkembangan otak anak. Dampaknya berhubungan dengan munculnya perilaku cemas, anak menjadi lebih hiperaktif, serta mengalami gangguan konsentrasi saat belajar. Pada anak-anak, kondisi ini sangat berisiko karena masa pertumbuhan dan perkembangan otak sedang berlangsung pesat.

    Hal ini juga didukung oleh sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology tentang ‘Bisphenol A Exposure and Children’s Behavior: A Systematic Review’. Pencarian data dilakukan melalui basis data elektronik (MEDLINE, PubMed, EMBASE, PsycINFO, CINAHL, dan ERIC), daftar referensi dari artikel yang relevan, serta abstrak konferensi (American Psychiatric Association, American Academy of Neurology, Pediatric Academic Societies, dan International Society of Environmental Epidemiology).

    Studi yang dimasukkan adalah penelitian asli yang melaporkan hubungan antara paparan BPA (baik pada masa prenatal maupun masa kanak-kanak), dengan pengukuran metabolit BPA dalam urine serta hasil perilaku anak. Dari 2811 sitasi, terdapat 11 artikel yang memenuhi kriteria inklusi.

    Analisis deskriptif menunjukkan bahwa paparan prenatal terhadap konsentrasi BPA ibu berhubungan dengan peningkatan gejala kecemasan, depresi, agresi, dan hiperaktivitas pada anak. Paparan BPA pada masa kanak-kanak juga dikaitkan dengan meningkatnya gejala kecemasan, depresi, hiperaktivitas, kesulitan konsentrasi, dan masalah perilaku.

    “Bukti observasional yang terbatas menunjukkan adanya kaitan antara paparan BPA, baik sejak dalam kandungan maupun saat masa kanak-kanak, dengan dampak perilaku negatif pada anak. Diperlukan penelitian prospektif berbasis kohort untuk memperjelas hubungan ini,” tutur studi tersebut.

    Sebaiknya Pilih Wadah Makanan-Minuman BPA Free

    Meski efek samping BPA tidak selalu terlihat secara langsung, dampaknya bisa muncul beberapa tahun kemudian. Karenanya, dr Nunki menyarankan orang tua untuk lebih berhati-hati dalam memilih wadah makanan maupun minuman anak, mulai dari botol susu hingga penggunaan galon sebagai sumber air minum. Ia menekankan air minum menjadi salah satu jalur paparan yang perlu diwaspadai, sebab dikonsumsi anak setiap saat.

    “Air minum itu kan benar-benar dikonsumsi setiap saat. Anak-anak minum terus, mungkin tiap 2 jam, 3 jam minum. Karena sumber paparan BPA dari botol air minum dan galon itu sering tidak disadari orang tua. Jadi BPA-nya bisa larut ke air, terminum sama anak atau botol atau wadahnya diulang-ulang, pakainya sudah tergores dan akhirnya banyak yang dikonsumsi anak BPA-nya,” jelasnya.

    Ia juga menyarankan untuk memilih botol atau galon berlabel BPA-free dan hindari botol plastik keras bening tanpa keterangan tersebut, karena umumnya terbuat dari polikarbonat dengan kode daur ulang 7 yang berisiko mengandung BPA.

    Sebagai alternatif, plastik dengan kode 1 (PET), 2 (HDPE), 4 (LDPE), dan 5 (PP) relatif lebih aman. Sebaliknya, sebaiknya hindari plastik dengan kode 3 (PVC), 6 (PS), dan 7.

    Selain memperhatikan jenis plastik, orang tua juga dianjurkan tidak menuang air panas ke dalam botol plastik, tidak merebusnya, dan tidak menyimpannya di tempat yang terpapar panas. Untuk penyimpanan minuman anak di kulkas, botol kaca bisa menjadi pilihan yang lebih aman.

    dr Nunki juga mengingatkan agar peralatan plastik anak, seperti botol minum atau piring, dicuci menggunakan spons lembut dan sabun cair ringan. Hindari menggosok terlalu keras karena dapat menimbulkan goresan yang justru membuat BPA lebih mudah bermigrasi ke makanan atau minuman.

    “Karena paparan BPA yang aman sangat kecil, pendekatan terbaik adalah langsung memilih produk-produk yang benar-benar BPA-free. Mulai dari botol susu, wadah makanan anak, mainan plastik, hingga galon di rumah,” tegas dr Nunki.

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Kuda Hasil Rekayasa Genetika Pertama di Dunia Guncang Olahraga Polo Argentina

    Kuda Hasil Rekayasa Genetika Pertama di Dunia Guncang Olahraga Polo Argentina

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Rabu, 10 Sep 2025 11:00 WIB

    Argentina – Kuda hasil rekayasa genetika pertama di dunia lahir di Argentina. Hadir dengan teknologi CRISPR, mereka disebut berpotensi merevolusi dunia polo.

  • Video Izin Nakes Kini Ada Jalur Digital, Menkes: Transparan-Bisa Diaudit

    Video Izin Nakes Kini Ada Jalur Digital, Menkes: Transparan-Bisa Diaudit

    Pemerintah Indonesia menandatangani keputusan bersama tentang penyelenggaraan perizinan tenaga medis dan tenaga kesehatan di kabupaten/kota lewat Mal Pelayanan Publik Digital Nasional atau MPPDN. Keputusan ini ditandatangani oleh lima kementerian yakni Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian PANRB, Kementerian Dalam Negeri, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada hari ini, Selasa (9/9).

    Ada tiga izin utama yang terintegrasi yaitu Surat Tanda Registrasi (STR), Saturan Kredit Profesi (SKP), dan Surat Izin Praktik (SIP). “MPPDN ini membuka jalan bagi penyelenggaraan perizinan tenaga medis dan tenaga kesehatan secara digital. Dengan begitu, tidak ada lagi perizinan yang berbeda,” ucap Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) RI Nezar Patria.

    “Adanya otomatisasi ini prosesnya semua cepat. Transparan, bisa diaudit, trace-able dan nggak perlu ada uang-uang tidak resmi,” jelas Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Luhut Kenang Pandemi Covid, Akui Pertahanan Kesehatan RI Masih Rapuh

    Luhut Kenang Pandemi Covid, Akui Pertahanan Kesehatan RI Masih Rapuh

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, kenang masa-masa Indonesia dihadapi situasi pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

    Luhut pun mengakui, sistem kesehatan Indonesia saat itu rapuh. Meski begitu, Indonesia berhasil berjuang dari Covid-19 karena kekompakan seluruh pihak.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Perjuangan Haru Wanita Hong Kong Melahirkan Anak Kedua di Usia 58 Tahun

    Perjuangan Haru Wanita Hong Kong Melahirkan Anak Kedua di Usia 58 Tahun

    Jakarta

    Seorang wanita di Hong Kong berusia 58 tahun yang sebelumnya sempat menyita perhatian publik karena hamil di usia lanjut, akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan dengan selamat. Kabar bahagia itu diumumkan pihak keluarga melalui media sosial pada akhir pekan.

    Chan Lai-lai, istri aktor lokal Brian Wong Chak-fung, melahirkan anak keduanya pada 22 Agustus melalui program fertilisasi in vitro (IVF), salah satu metode reproduksi berbantuan.

    Dalam video mengharukan yang diunggah di media sosial pada hari Sabtu (6/9), Wong terlihat memotong tali pusar di ruang bersalin, menyambut bayinya, dan memperkenalkan bayi baru itu kepada putrinya yang berusia enam tahun.

    “Anda adalah bukti nyata bahwa melahirkan di usia ibu lanjut bukanlah masalah, Anda luar biasa!” tulis seorang pengguna media sosial, dikutip dari CNA.

    Berita kehamilan Chan pada bulan Mei menarik perhatian publik, memicu harapan bagi wanita lanjut usia yang ingin memiliki anak, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko melahirkan di kemudian hari.

    Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan angka kelahiran yang mengerikan di kota itu, pemerintah Hong Kong telah meluncurkan langkah-langkah untuk membantu wanita yang lebih tua melahirkan, termasuk mengizinkan mereka menyimpan embrio selama yang mereka inginkan dan menawarkan pengurangan pajak bagi mereka yang menjalani perawatan IVF.

    Usia rata-rata ibu baru di Hong Kong telah meningkat dari 24,4 tahun pada tahun 1976 menjadi 32,8 tahun pada tahun 2024.

    Chan dan Wong mengatakan mereka memutuskan untuk memiliki anak kedua karena putri sulung mereka, yang lahir pada tahun 2019 ketika Chan berusia 52 tahun, menginginkan seorang saudara untuk menemaninya.

    Chan mengidap eksim gestasional, suatu kondisi kulit yang dapat terjadi selama kehamilan, serta tekanan darah yang relatif tinggi, saat mengandung anak pertamanya, dan juga mengalami preeklamsia saat melahirkan.

    Untuk anak keduanya, Chan menjalani perawatan IVF di Taiwan setelah mengalami keguguran tahun lalu.

    Pasangan itu menghabiskan sekitar HK$200.000 (US$25.700) atau sekitar Rp 423 juta, yang mencakup suntikan harian ke perut Chan.

    Para spesialis kebidanan dan ginekologi sebelumnya mengatakan kepada Post bahwa sekitar satu dari lima wanita hamil di Hong Kong berada pada usia ibu lanjut, artinya mereka berusia 35 tahun atau lebih, sementara satu dari 20 berusia di atas 40 tahun. Angka tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

    Risiko keguguran bagi wanita hamil meningkat hingga 40 persen bagi mereka yang berusia 45 tahun atau lebih, sementara risiko lahir mati bagi wanita berusia 40 tahun atau lebih adalah tiga kali lipat dari wanita di bawah usia 35 tahun.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)