Jenis Media: Kesehatan

  • BPJS Kesehatan Bakal Putus Kerjasama hingga Setahun Buat Faskes yang Fraud

    BPJS Kesehatan Bakal Putus Kerjasama hingga Setahun Buat Faskes yang Fraud

    Jakarta

    BPJS Kesehatan menegaskan pemutusan sementara kerja sama dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang terbukti melakukan kecurangan (fraud) dalam layanan jaminan kesehatan nasional (JKN), setidaknya satu tahun. Langkah tegas ini dinilai penting untuk memberikan ‘deterrent effect’ atau efek jera.

    Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga (Dirpatuhal) BPJS Kesehatan, Mundiharno, mengatakan fraud tidak bisa ditoleransi, karena merugikan peserta, negara, bahkan membahayakan nyawa pasien.

    “Masa kita kerja sama dengan orang yang nyurangin kita? Ini nggak bisa ditoleransi,” ujarnya dalam temu media di Yogyakarta, Rabu (10/11/2025).

    Mundiharno memastikan pemutusan kerja sama tidak dilakukan secara tiba-tiba atau sepihak. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar pelayanan kepada peserta tidak terganggu.

    Sebelum pemutusan, BPJS Kesehatan melakukan pengumuman dua minggu sebelumnya, memindahkan rujukan peserta ke fasilitas lain, mengatur layanan lifesaving, seperti cuci darah, ke rumah sakit yang mampu melanjutkan pelayanan.

    “Pemutusan kerja sama nggak boleh mengganggu pelayanan peserta. Itu prinsip,” tegasnya.

    Namun, pihak BPJS disebutnya mengakui ada situasi dilematis, terutama di daerah yang hanya memiliki satu rumah sakit.

    “Kalau ternyata di daerah itu cuma satu rumah sakit, terpaksa kita nggak putus. Pernah terjadi,” beber Mundiharno.

    Di sisi lain, rumah sakit yang tidak diputus karena alasan akses, justru masih melakukan fraud, meski sudah diberi peringatan.

    “Makanya kalau hanya peringatan susah. Harus putus kerja sama supaya ada deterrent effect,” ujarnya.

    Selain pemutusan kerja sama, BPJS Kesehatan juga memberi sanksi berupa denda administratif maksimal Rp250 juta, di luar kewajiban mengembalikan kerugian negara.

    Namun angka tersebut dianggap tidak proporsional.

    “Kalau fraud-nya Rp15 miliar, ya Rp15 miliarnya harus kembali. Tapi dendanya cuma Rp250 juta. Itu terlalu kecil,” kata Mundiharno.

    BPJS Kesehatan berencana mengusulkan revisi nilai denda agar efek jera lebih terasa. Bila berkaca pada China misalnya, denda bahkan diberikan lima kali lipat dari total kerugian akibat fraud.

    Mundiharno menegaskan fraud bukan sekadar persoalan administrasi atau kerugian keuangan. Pada titik tertentu, praktik curang di fasilitas kesehatan jelas membahayakan pasien.

    “Bahaya fraud itu mengancam keselamatan pasien. Ada kasus tindakan medis dilakukan berulang-ulang padahal belum indikasi, hanya untuk memperbesar klaim,” jelasnya.

    Ia mencontohkan kasus tindakan operasi mata berulang yang dilakukan meski kondisi pasien belum siap, sehingga meningkatkan risiko komplikasi.

    Modus-modus Kecurangan

    BPJS Kesehatan mengidentifikasi sejumlah pola fraud yang kerap terjadi di lapangan, seperti:

    Phantom claim: klaim atas tindakan yang tidak dilakukan, tagihan fiktif.Manipulasi dokumen medik.Tindakan medis yang tidak sesuai indikasi untuk meningkatkan nilai klaim.

    Salah satu temuan ekstrem adalah klaim kraniotomi hingga lebih dari 100 kasus dalam satu bulan oleh sebuah rumah sakit, yang belakangan terbukti tidak pernah dilakukan.

    Kecurangan yang selama ini ditemukan diyakininya hanya sebagian kecil dari gambaran fenomena ‘gunung es’, alias kasus jauh lebih banyak daari yang terlaporkan.

    “Ancaman terbesar JKN ke depan salah satunya fraud. Kalau ini tidak dikawal, finansial terganggu, reputasi terganggu. Dan yang paling dirugikan adalah peserta,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Nyeri Tubuh Tak Kunjung Hilang Meski Minum Obat? Bisa Jadi Gejala dari Kondisi Ini

    Nyeri Tubuh Tak Kunjung Hilang Meski Minum Obat? Bisa Jadi Gejala dari Kondisi Ini

    Jakarta

    Rasa nyeri dan pegal di tubuh kerap dianggap sepele. Kebanyakan orang mungkin memilih untuk mengonsumsi obat pereda nyeri atau datang ke tukang urut untuk mengatasinya.

    Padahal, kebiasaan ini justru bisa membuat kondisi semakin parah. Terlebih jika penyebab utamanya tidak ditangani.

    Spesialis anestesiologi dan terapi intensif dari Siloam Hospital Agora dr Reno Yonora, SpAn-TI, mengatakan nyeri yang sering muncul terus-menerus bisa menjadi sinyal adanya masalah pada tubuh.

    “Rasa nyeri itu kalau tidak diselesaikan, yakin pasti akan muncul masalah lain,” kata dr Reno dalam Health Talk di Siloam Hospital Agora, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).

    Menurutnya, nyeri yang berulang kerap berkaitan dengan gangguan pada sendi, bukan semata-mata otot. Keluhan yang sering dirasakan biasanya berupa pegal-pegal yang menetap.

    Obat Pereda Nyeri Bukan Solusi Utama

    dr Reno menegaskan nyeri yang sering kambuh meski sudah minum obat, tidak selalu berarti masalahnya sudah selesai. Terlebih, jika nyeri muncul di area yang sama dan berulang dalam jangka waktu lama.

    “Ketika minum obat dan nyerinya berkurang, itu wajar. Tapi, kalau nyeri muncul lagi saat obat diminum, terpicu aktivitas yang sama, dan terjadi hampir reguler, itu menunjukkan nyerinya belum hilang,” jelasnya.

    Waspada Dampak Jangka Panjang

    Jika keluhan nyeri berlangsung selama dua hingga tiga bulan, kondisi tersebut tidak bisa lagi diatasi hanya dengan obat. Konsumsi pereda nyeri secara berlebihan juga bisa berdampak pada fungsi organ tubuh.

    “Kalau kebiasaan minum obat hanya untuk menghilangkan nyeri, itu harus hati-hati. Banyak organ yang mengelola obat di tubuh mulai tidak nyaman, seperti ginjal dan hati,” tegas dr Reno.

    Ia juga mengingatkan kebiasaan tersebut bisa berdampak panjang. Sebaiknya, segera berkonsultasi dengan ahlinya agar dapat ditangani sampai ke sendi, penyebab nyeri itu muncul.

    “Nanti 10 tahun kemudian, kalau sudah terbiasa menghilangkan nyeri dengan obat, fungsi organ bisa menurun dan mulai muncul masalah,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Nyeri Tubuh Tak Kunjung Hilang Meski Minum Obat? Bisa Jadi Gejala dari Kondisi Ini

    Nyeri Tubuh Tak Kunjung Hilang Meski Minum Obat? Bisa Jadi Gejala dari Kondisi Ini

    Jakarta

    Rasa nyeri dan pegal di tubuh kerap dianggap sepele. Kebanyakan orang mungkin memilih untuk mengonsumsi obat pereda nyeri atau datang ke tukang urut untuk mengatasinya.

    Padahal, kebiasaan ini justru bisa membuat kondisi semakin parah. Terlebih jika penyebab utamanya tidak ditangani.

    Spesialis anestesiologi dan terapi intensif dari Siloam Hospital Agora dr Reno Yonora, SpAn-TI, mengatakan nyeri yang sering muncul terus-menerus bisa menjadi sinyal adanya masalah pada tubuh.

    “Rasa nyeri itu kalau tidak diselesaikan, yakin pasti akan muncul masalah lain,” kata dr Reno dalam Health Talk di Siloam Hospital Agora, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).

    Menurutnya, nyeri yang berulang kerap berkaitan dengan gangguan pada sendi, bukan semata-mata otot. Keluhan yang sering dirasakan biasanya berupa pegal-pegal yang menetap.

    Obat Pereda Nyeri Bukan Solusi Utama

    dr Reno menegaskan nyeri yang sering kambuh meski sudah minum obat, tidak selalu berarti masalahnya sudah selesai. Terlebih, jika nyeri muncul di area yang sama dan berulang dalam jangka waktu lama.

    “Ketika minum obat dan nyerinya berkurang, itu wajar. Tapi, kalau nyeri muncul lagi saat obat diminum, terpicu aktivitas yang sama, dan terjadi hampir reguler, itu menunjukkan nyerinya belum hilang,” jelasnya.

    Waspada Dampak Jangka Panjang

    Jika keluhan nyeri berlangsung selama dua hingga tiga bulan, kondisi tersebut tidak bisa lagi diatasi hanya dengan obat. Konsumsi pereda nyeri secara berlebihan juga bisa berdampak pada fungsi organ tubuh.

    “Kalau kebiasaan minum obat hanya untuk menghilangkan nyeri, itu harus hati-hati. Banyak organ yang mengelola obat di tubuh mulai tidak nyaman, seperti ginjal dan hati,” tegas dr Reno.

    Ia juga mengingatkan kebiasaan tersebut bisa berdampak panjang. Sebaiknya, segera berkonsultasi dengan ahlinya agar dapat ditangani sampai ke sendi, penyebab nyeri itu muncul.

    “Nanti 10 tahun kemudian, kalau sudah terbiasa menghilangkan nyeri dengan obat, fungsi organ bisa menurun dan mulai muncul masalah,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Sering Nonton Video Pendek TikTok-Reels Picu ‘Brain Rot’? Dokter Bilang Gini

    Sering Nonton Video Pendek TikTok-Reels Picu ‘Brain Rot’? Dokter Bilang Gini

    Jakarta

    Belum lama ini muncul fenomena ‘brain rot’ yang dikaitkan dengan kebiasaan doom scrolling menonton video pendek di media sosial seperti TikTok dan Reels. Brain rot merupakan kondisi kabut mental serta penurunan fungsi kognitif akibat kebiasaan tersebut.

    Spesialis Bedah Saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS berpendapat, fenomena brain rot akibat keseringan menonton video pendek di media sosial sangat mungkin terjadi. Menurutnya, kebiasaan menonton video pendek dapat mengganggu proses konsentrasi.

    “Karena dengan kita melihat video-video pendek yang terlalu sering itu akan mengganggu proses kita untuk konsentrasi. Jadi sedikit-sedikit kita belum fokus terhadap satu hal,” ungkap dr Dimas ketika berbincang dengan detikcom di Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).

    “Kalau video-video itu kan biasanya 30 detik bahkan kurang dari 30 detik kadang-kadang sudah selesai,” sambungnya.

    Ia menuturkan kondisi brain rot ini lebih rentan terjadi pada anak-anak dan remaja. Anak-anak di usia perkembangan masih belum terlatih dengan baik terkait proses konsentrasi.

    Karenanya, jika dibiasakan dengan menonton video pendek di media sosial, maka kemampuan konsentrasinya akan semakin buruk.

    “Anak-anak yang masih di usia perkembangan, yang memang belum benar-benar terlatih untuk berkonsentrasi tapi sudah dibiasakan dengan video-video pendek,” ucap dr Dimas.

    “Short video itu tentu akan mengganggu dalam proses pematangan, proses konsentrasinya. Jadi saya rasa itu hal yang relate dan berkaitan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Jangan Abaikan Kesemutan Berulang, Bisa Jadi Gejala Kena Stroke

    Jangan Abaikan Kesemutan Berulang, Bisa Jadi Gejala Kena Stroke

    Jakarta

    Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian ‘diam-diam’ atau silent killer terbanyak. Meski kerap terjadi secara diam-diam, tanda-tanda awal stroke sebenarnya bisa muncul sejak dini dan sering terlewatkan.

    Spesialis bedah saraf Siloam Hospital Agora dr Thomas Tommy, SpBS, mengungkapkan bahwa stroke kini semakin banyak terjadi pada usia muda. Hal ini tidak lepas dari perubahan pola hidup.

    “Stroke di usia muda, kita harus mengetahui kebiasaan masa lalu dan kebiasaan yang sekarang itu berbeda. Dari pola makan, pola kebiasaan, semuanya berubah,” terang dr Thomas pada detikcom dalam Health Talk di Siloam Hospital Agora, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).

    Menurutnya, stroke pada usia muda kerap berkaitan dengan konsumsi makanan berlebihan, obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, konsumsi alkohol, serta kebiasaan merokok.

    Gejala Stroke yang Perlu Diwaspadai

    dr Thomas menekankan stroke sering kali tidak memberikan gejala yang jelas dan bisa datang secara tiba-tiba. Tetapi, ada sejumlah tanda awal yang patut diwaspadai.

    “Tapi, kalau saya sederhanakan, mungkin sering mengalami kesemutan, terus ‘kok ini ada tangan yang mengalami kelemahan terus membaik lagi’, ada baiknya diperiksa,” jelasnya.

    Faktor Risiko Stroke

    Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah yang tidak terkontrol, kebiasaan tidak minum obat secara teratur, serta kolesterol tinggi. Ia menyarankan masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

    Penanganan stroke harus dilakukan secepat mungkin. Saat gejala mulai terlihat, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan medis.

    Penanganan stroke juga harus sesegera mungkin. Mulai dari tahap pre-hospital atau pertolongan pertama, tindakan emergency, hingga perawatan pascastroke harus dilakukan secara terintegrasi.

    “Seperti yang tadi saya jelaskan, bahwa berobat tetapi bukan stroke tetap lebih baik dibandingkan dengan stroke terlambat berobat,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video 548 Pasukan Putih Dikerahkan Pramono untuk Bantu Penanganan Stroke “
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Nyeri Leher saat Bangun Tidur, Salah Bantal atau Saraf Kejepit? Dokter Ungkap Bedanya

    Nyeri Leher saat Bangun Tidur, Salah Bantal atau Saraf Kejepit? Dokter Ungkap Bedanya

    Jakarta

    Siapa yang pernah merasakan leher belakang sakit setelah bangun tidur? Kondisi tersebut sering kali dikaitkan dengan masalah salah bantal.

    Padahal, nyeri di bagian leher setelah bangun tidur juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, misalnya seperti saraf kejepit leher akibat herniated nucleus pulposus (HNP). Lantas seperti apa perbedaannya?

    Kondisi saraf kejepit leher HNP terjadi ketika bantalan antar tulang menonjol dan menekan saraf sekitarnya. Tekanan tersebut akhirnya memicu gejala yang tidak nyaman.

    Spesialis Bedah Saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS menjelaskan saraf kejepit leher memang memicu nyeri bagian leher, mirip dengan salah bantal. Namun, pada saraf kejepit, rasa nyeri yang ditimbulkan bersifat menjalar, bahkan bisa hingga tangan.

    “Jadi kalau syaraf kejepit di leher atau HNP servikal itu gejala yang paling sering adalah nyeri leher. Disertai rasa menjalar ke tangan. Bisa tangan kanan, tangan kiri, bisa juga ke kedua tangan,” ucap dr Dimas ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (11/12/2025).

    Pada kondisi parah, lanjutnya, saraf kejepit leher dapat memicu gangguan pada seluruh anggota gerak, termasuk kedua kaki.

    dr Dimas menambahkan sensasi gangguan yang muncul pada area anggota tubuh tidak mesti berupa nyeri. Namun, juga bisa berupa rasa seperti kesetrum.

    “Sensasi rasanya tidak mesti nyeri, tapi kadang-kadang kesetrum, ada rasa baal, kesemutan, bisa seperti itu,” tandasnya sambil menekankan pada kasus salah bantal, biasanya yang terpengaruh hanya pada otot leher.

    Ada banyak faktor risiko dari saraf kejepit leher. Misalnya seperti kebiasaan menunduk dan juga proses penuaan. Orang yang berusia tua memiliki kecenderungan mengalami saraf kejepit leher lebih besar.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Netizen Soroti Wajah ‘Tenang’ WO Ayu Puspita, Ini Kata Psikolog

    Netizen Soroti Wajah ‘Tenang’ WO Ayu Puspita, Ini Kata Psikolog

    Jakarta

    Ratusan orang yang mengaku korban penipuan menggeruduk rumah pemilik wedding organizer (WO) Ayu Puspita di Jalan Beton, Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Mereka menuntut pemilik WO untuk bertanggungjawab atas perbuatannya.

    Dari video yang beredar di media sosial terkait penggerudukan tersebut, banyak netizen yang salah fokus (salfok) terhadap ekspresi ‘tenang’ atau santai dari Ayu Puspita, padahal sedang dalam kondisi terpojokkan.

    “Mukannya santai aza,” tulis salah satu akun di TikTok.

    “Mukannya bisa sesantai itu anjiiir,” tulis lainnya.

    “Si ayu ekspresinya kek : TERUS?” tambah lainnya.

    Psikolog klinis, Maharani Octy Ningsih mengatakan orang yang sedang berada dalam tekanan besar itu tidak selalu menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan situasinya, ataupun merepresentasikan apa yang dirasakannya.

    “Dalam situasi ancaman, tubuh kita punya 3 mode yakni fight (melawan), flight (lari) atau bisa juga freeze (diam, wajah datar, terlihat tenang). Tidak sedikit juga orang justru freeze saat ketakutan,” kata Rani kepada detikcom, Kamis (11/12/2025).

    “Ekspresi menjadi tidak sesuai dengan situasi karena akan terlihat santai, datar, atau tidak peduli. Jadi tampilan santai yang terlihat itu bukan otomatis tanda tidak takut atau tidak peduli. Bisa saja dia sedang dalam mode bertahan hidupnya sendiri,” sambungnya.

    Rani menambahkan orang yang terbiasa menghadapi konflik, drama, atau tekanan sosial sering kali mematikan emosi di situasi panas, respons adaptif untuk mengurangi rasa ancaman. Selain itu ada keinginan untuk tetap terlihat kuat di depan publik.

    “Beberapa orang berusaha menunjukkan bahwa akan tetap menguasai keadaan, apalagi ketika banyak kamera dan orang melihat, di mana bisa sebagai bentuk pertahanan diri,” katanya.

    “Oleh karena itu hal yang kita lihat dengan sikap santainya tersebut tentu terkait dengan kontrol ekspresi diri di depan orang, serta merupakan strategi psikologis untuk mengurangi rasa malu,” sambungnya.

    Polisi Sedang Mendalami Kasus Dugaan Penipuan

    Di sisi lain polisi telah menetapkan lima orang sebagai tersangka terkait kasus dugaan penipuan yang dilakukan oleh wedding organizer (WO) Ayu Puspita. Polisi masih mendalami peran lima tersangka tersebut.

    “Ada lima tersangka yang sudah diamankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Rabu (10/12/2025).

    Kelima tersangka berinisial A, D, B, H, dan R saat ini tengah dilakukan penahanan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Perannya, mereka terlibat dalam kasus penipuan dan penggelapan wedding organizer (WO) Ayu Puspita.

    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara (Jakut) Kompol Onkoseno Sukahar mengungkap Ayu melakukan penipuan dengan menggunakan promo jasa kepada calon pengantin. Pelaku menawarkan harga murah. Namun, pada kenyataannya, penawaran itu tidak dilakukan Ayu.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/suc)

  • BGN Buka Suara soal Insiden Siswa SD di Jakut Ditabrak Mobil MBG

    BGN Buka Suara soal Insiden Siswa SD di Jakut Ditabrak Mobil MBG

    Jakarta

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jakarta Utara merespons insiden mobil pengantar makan bergizi gratis (MBG) yang menabrak sejumlah siswa di SD Negeri Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis (11/12) sekitar pukul 06.38 WIB.

    Peristiwa terjadi saat para guru menyiapkan barisan siswa untuk kegiatan literasi membaca di halaman sekolah. Mobil berlogo Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertugas mendistribusikan paket makanan ke sekolah tersebut, tiba-tiba melaju tak terkendali menabrak pagar, siswa dan guru, diduga imbas rem blong.

    Kepala SPPG Jakarta Utara, Sahrul Gunawan Siregar menjelaskan, pengemudi kendaraan pada saat kejadian bukan sopir tetap.

    “Sopir kendaraan bukan sopir sebenarnya tapi sopir pengganti, SPPG tersebut di bawah Yayasan Darul Esti,” ujar Sahrul dalam keterangan yang diterima detikcom Kamis (11/12/2025).

    Data awal mencatat sedikitnya 18 orang menjadi korban insiden, salah satunya merupakan guru di sekolah tersebut. Dari kejadian itu, para korban langsung mendapatkan perawatan di RSUD terdekat.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi ini.

    “Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian tragis yang menimpa para siswa dan guru di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara. Insiden ini merupakan musibah yang sangat mengejutkan,” ungkap Dadan.

    Dadan memastikan BGN akan mendukung penuh proses investigasi yang dilakukan oleh kepolisian. “Kami juga akan bekerja sama penuh dengan kepolisian dalam proses penyelidikan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

    Wakil Kepala BGN Bidang Operasional Pemenuhan Gizi, Sony Sonjaya, ikut mengecek langsung dampak insiden ke sekolah tersebut dan rumah sakit.

    “Saya sudah berada di lokasi untuk memastikan semua penanganan berjalan cepat. Kami berkoordinasi dengan pihak sekolah, kepolisian, dan fasilitas kesehatan agar semua korban mendapat penanganan maksimal,” ujarnya.

    Ia menegaskan seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung oleh BGN, sebagai bentuk tanggung jawab. “Biaya perawatan seluruh korban ditanggung oleh kami (BGN), dan mereka ditempatkan di Klas 1 (RSUD) semua,” ucap Sony.

    Sony lebih lanjut mengatakan, insiden yang terjadi baru-baru ini tidak menghambat operasional maupun pelayanan Program MBG di lapangan. Seluruh distribusi dan layanan kepada penerima manfaat tetap berjalan.

    Selain itu, BGN juga telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur dan mekanisme pelaksanaan program untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Evaluasi ini dimulai dari koordinasi lapangan, SOP distribusi, hingga pengawasan operasional harian.

    “Secara internal BGN melakukan evaluasi internal untuk mencegah terulangnya peristiwa. Peristiwa tersebut tidak menghambat operasional dan pelayanan MBG,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kepala BGN Minta Maaf soal Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • RSUD Aceh Tamiang Bangkit, Layanan Pasien Kembali Normal Pasca Banjir Bandang

    RSUD Aceh Tamiang Bangkit, Layanan Pasien Kembali Normal Pasca Banjir Bandang

    Foto Health

    Rengga Sancaya – detikHealth

    Kamis, 11 Des 2025 12:00 WIB

    Aceh – RSUD Aceh Tamiang kembali berdenyut setelah sempat lumpuh total akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

  • Seberapa Jeli Matamu Buat Lihat 10 Tes Buta Warna ini? Jangan Sampai Keliru!

    Seberapa Jeli Matamu Buat Lihat 10 Tes Buta Warna ini? Jangan Sampai Keliru!

    Jakarta

    Tes buta warna tak hanya dikemas dengan pertanyaan soal angka. Kali ini kamu harus menebak gambar sebuah benda, baik yang ada di rumah, maupun yang dibawa saat pergi.

    Dalam tes ini kamu diminta menebak gambar yang disamarkan dengan kombinasi warna tertentu. Dapatkah kamu melihat berbagai gambar ini dengan jelas dan bisa langsung menebaknya?

    Tes Buta Warna Tebak Gambar Benda

    Apa kamu yakin bisa menjawab tes buta warna ini dengan benar? Coba jawab dengan cepat.

    1. Benda ini bisa membantu seseorang melihat dengan jelas.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    2. Bisa digunakan untuk mengubah gaya rambut.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    3. Kamu membutuhkannya saat ingin membuka sesuatu. Ada bagian tajam yang digunakan untuk memotong.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    4. Jangan lupa membawanya saat musim hujan.Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    5. Digunakan untuk pergi ke suatu tempat. Bisa langsung menebaknya?

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    6. Sering digunakan untuk mendengarkan musik. Banyak orang yang menggunakannya saat dalam perjalanan.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    7. Digunakan untuk mencukur bulu di tubuh yang tidak diinginkan.Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    8. Alat elektronik yang memberikan tayangan hiburan. Disukai oleh anak-anak maupun orang tua.

    tes buta warna Foto: detikHealth

    9. Alat yang biasanya digunakan untuk merapikan pakaian.

    tes buta warna Foto: detikHealth

    10. Bisa dikenakan untuk melindungi diri dari panasnya matahari. Apa ya kira-kira?

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    Jawaban Tes Buta Warna

    Cek jawabanmu di bawah ini. Berapa banyak yang benar?

    1. Kacamata
    2. Sisir
    3. Gunting
    4. Payung
    5. Motor

    6. Headphone
    7. Pisau cukur
    8. Televisi
    9. Setrika
    10. Topi

    Halaman 2 dari 5

    (elk/suc)