Jenis Media: Kesehatan

  • BGN Tolak Usulan Makan Gratis Diberikan Dalam Bentuk Uang Tunai

    BGN Tolak Usulan Makan Gratis Diberikan Dalam Bentuk Uang Tunai

    Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP, Charles Honoris, sempat mengusulkan pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) diberikan dalam bentuk tunai kepada orang tua siswa. Hal ini diusulkan lantaran banyaknya kasus keracunan di beberapa daerah.

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menolak usulan tersebut. Ia menyebut MBG jadi program prioritas presiden untuk intervensi gizi secara langsung.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Video BGN Ungkap Biang Kerok Keracunan Massal MBG

    Video BGN Ungkap Biang Kerok Keracunan Massal MBG

    Video BGN Ungkap Biang Kerok Keracunan Massal MBG

  • Video Ahli Gizi soal Menu MBG Ada Burger hingga Spageti: Nggak Make Sense

    Video Ahli Gizi soal Menu MBG Ada Burger hingga Spageti: Nggak Make Sense

    Video Ahli Gizi soal Menu MBG Ada Burger hingga Spageti: Nggak Make Sense

  • Waspada! Kenali 5 Penyakit Kelamin Pria dan Gejalanya

    Waspada! Kenali 5 Penyakit Kelamin Pria dan Gejalanya

    Jakarta

    Penyakit kelamin pada pria mungkin dianggap tabu untuk dibicarakan, tetapi kondisinya bisa menimbulkan dampak serius jika tidak ditangani. Beberapa penyakit menular seksual bisa menular tanpa disadari.

    Penting untuk mengenali jenis-jenis penyakit kelamin pada pria beserta gejala yang dapat muncul. Karenanya, penanganan akan penyakit bisa segera dilakukan.

    Mengenal 5 Penyakit Kelamin Pria dan Gejalanya

    Ada banyak penyakit kelamin yang dapat dialami oleh pria. Berikut 5 di antaranya:

    1. Klamidia

    Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Dikutip dari laman Very Well Health, pada pria, penyakit yang bisa disembuhkan ini terutama menyerang uretra penis.

    Klamidia yang tidak diobati bisa merusak saluran reproduksi, menyebabkan infertilitas dengan menghalangi struktur, seperti epididimis pada pria. Gejalanya berupa nyeri saat buang air kecil, nyeri di perut bawah, dan keluarnya cairan dari penis.

    Kondisi ini bisa diobati dengan antibiotik. Biasanya pengidapnya akan pulih dalam waktu sekitar seminggu.

    2. Herpes Genital

    Herpes genital adalah penyakit menular seksual karena virus yang tidak bisa disembuhkan, terutama disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1).

    Kebanyakan orang dengan HSV-1 atau HSV-2 tidak menunjukkan gejala, tetapi tetap bisa menularkan virus kepada orang lain setiap kali virus tersebut reaktif
    Jika ada, gejalanya meliputi rasa gatal dan nyeri, benjolan kecil berisi cairan atau berwarna merah, dan bisul yang akhirnya meninggalkan koreng.

    3. HIV

    Human Imunodefisiensi Virus (HIV) adalah virus menular seksual yang menyebabkan penyakit dengan membunuh sel-sel imun defensif yang disebut sel T CD4. Jika tidak diobati, HIV bisa menyebabkan tahap infeksi paling lanjut yang disebut dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

    Dikutip dari laman Healthline, gejala HIV di antaranya demam, ruam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Seiring berkembangnya HIV, gejalanya bisa memburuk.

    HIV tidak bisa disembuhkan. Namun, pengobatan dengan obat antiretroviral bisa menekan virus sepenuhnya, sehingga sistem kekebalan tubuh tetap utuh.

    4. Sifilis

    Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini berkembang secara bertahap.

    Seringkali, sifilis dimulai dengan luka yang tidak nyeri yang disebut chancre pada penis. Jika tidak diobati, sifilis bisa menyebabkan ruam di seluruh tubuh selama tahap sekunder dan jika berlanjut ke tahap tersier bisa menyebabkan komplikasi jantung dan otak yang parah.

    Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dengan luka, biasanya terdapat di dalam atau sekitar organ intim. Biasanya, satu suntikan penisilin dalam jumlah besar bisa menyembuhkan infeksi.

    5. Gonore

    Gonore adalah infeksi menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, seks, anak, hingga seks oral.

    Gejalanya meliputi rasa terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau, dan nyeri pada testis. Biasanya, gonore diobati dengan kombinasi dua obat atau terapi ganda. Jika tidak diobati, gonore bisa meningkatkan risiko seseorang tertular HIV.

    (elk/naf)

  • Video Koalisi Ilmuwan Autisme Kecam Klaim Trump soal Tylenol-Leucovorin

    Video Koalisi Ilmuwan Autisme Kecam Klaim Trump soal Tylenol-Leucovorin

    Koalisi Ilmuwan Autisme mengeluarkan pernyataan yang mengecam pengumuman terbaru dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump pada Senin (22/9) dengan didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) AS Robert F. Kennedy Jr. menyampaikan keterkaitan antara autisme dan konsumsi Tylenol saat kehamilan serta vaksinasi pada anak-anak. Presiden AS ini menyerukan untuk setop mengonsumsi Tylenol.

    Tak hanya itu, pemerintahan Trump juga menyarankan penggunaan leucovorin atau asam folinat untuk pengobatan autisme. “Literatur yang telah dikaji telah mendokumentasikan bahwa hingga 60% anak dengan defisiensi folat dan ASD dapat meningkatkan komunikasi verbal jika diberikan leucovorin,” jelas Menkes AS Robert F. Kennedy Jr.

    Pengumuman yang dikeluarkan Trump ini pun diprotes oleh para ilmuwan autisme. Mereka menyebut apa yang disampaikan Trump cs hanya memicu ketakutan dan memberikan harapan palsu.

    Tonton berita video lainnya di sini!

  • Viral Bikin Ngilu! Perempuan Ini Curhat ‘Patah Leher’ saat Nguap Terlalu Lebar

    Viral Bikin Ngilu! Perempuan Ini Curhat ‘Patah Leher’ saat Nguap Terlalu Lebar

    Jakarta

    Hayley Black (36) di Inggris menceritakan pengalamannya mengalami patah leher karena menguap terlalu lebar. Kondisi ini membuatnya berada di kondisi antara hidup dan mati.

    Ibu dua anak itu menceritakan kejadiannya terjadi pada 2016. Saat itu ia menguap dan meregangkan tubuh setelah melihat bayinya yang baru lahir, Amelia, melakukan hal tersebut. Namun, Hayley tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.

    “Tiba-tiba saya merasakan sensasi seperti tersengat listrik di setengah badan saya dan saya melonjak kaget. Lengan saya terhenti di udara dan tubuh saya mengalami sensasi seperti percikan listrik, mirip kejang di setengah badan. Saya tahu seketika ada yang sangat salah,” cerita Hayley dikutip dari Daily Mail, Selasa (23/9/2025).

    Karena panik, ia meminta suaminya untuk memanggilkan ambulans. Ia mengingat perjalanannya saat itu ke rumah sakit sangat menyakitkan sembari menahan kepala dengan penyangga.

    Ketika menjalani pemeriksaan, dokter awalnya tidak menemukan hal yang aneh dari tubuh Hayley. Mereka bingung, karena Hayley mengaku merasakan nyeri yang luar biasa. Sampai kondisi yang dialami oleh Hayley terungkap setelah dokter bedah datang.

    “Dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan ahli bedah berkata, ‘ini lebih parah dari yang kita kira’. Saya lumpuh total di sisi kanan tubuh saya.Ternyata, ruas tulang leher C6 dan C7 bergeser maju menekan tulang belakang saya akibat kekuatan menguap. Mereka bilang ini kejadian yang sangat langka,” cerita Hayley.

    Hayley harus menjalani operasi darurat. Dokter menyebut saat itu peluang Hayley untuk selamat hanya 50 persen. Bahkan, jika selamat dokter memperkirakan peluang Hayley untuk hidup normal dan bisa berjalan juga hanya 50 persen.

    Namun, untungnya proses operasi darurat berjalan dengan sangat baik. Hayley merasa begitu beruntung karena ia masih bisa selamat

    “Saat saya bangun, semua fungsi tubuh saya kembali. Itu luar biasa. Saya sangat beruntung, tapi saya masih trauma. Saya tidak bisa menguap tanpa panik, dan sekarang setiap kali menguap, saya selalu menahan diri. Itu masih membekas sampai sekarang,” ujar Hayley.

    “Saya berterima kasih setiap hari kepada tim dokter karena saya masih bisa bersama anak-anak saya. Fakta bahwa saya tidak harus duduk di kursi roda adalah sebuah keajaiban, dan saya sangat bersyukur,” sambungnya.

    Proses pemulihan pasca operasi yang dijalani oleh Hayley berjalan hingga berbulan-bulan. Ia sempat mengalami nyeri saraf hebat serta fibromyalgia yang membuatnya mengalami nyeri seluruh tubuh, gangguan tidur, dan masalah konsentrasi.

    “Sampai sekarang saya masih kesakitan akibat kerusakan saraf. Saya sering merasakan nyeri yang menjalar ke lengan, punggung, leher, hingga kepala. Kalau saya tidak minum obat, setiap kali melangkah saya akan merasakan sengatan listrik di tulang belakang sampai ke kepala,” tandas Hayley.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam Tangani Komplikasi Akut Diabetes

    Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam Tangani Komplikasi Akut Diabetes

    Jakarta

    Tahukah Anda, komplikasi akut pada diabetes dapat cepat berkembang menjadi kondisi gawat darurat seperti Ketoasidosis Diabetikum (DKA)? Dalam hitungan jam, penderita bisa lemah, pingsan, hingga koma.

    Namun, jangan khawatir karena emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan siap menanganinya dengan cepat dan tepat, berstandar internasional bersama tim Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dan berada di rumah sakit selama 24 jam.

    FINASIM Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto menyampaikan bahwa DKA adalah komplikasi akut diabetes yang sering tidak disadari, namun dapat berakibat serius.

    “DKA terjadi ketika tubuh kekurangan insulin sehingga gula tidak dapat digunakan sebagai energi, maka tubuh akan memecah simpanan lemak (trigliserida) menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas di dalam organ hati diolah sehingga menghasilkan senyawa keton yang bersifat asam dan dilepaskan dalam aliran darah. Penumpukan keton inilah yang membuat darah menjadi asam dan berbahaya,” ujar dr. Herry dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).

    Adapun beberapa gejala yang sering dianggap sepele namun bisa berujung serius, yakni haus berlebihan, sering buang air kecil, mual, muntah, sakit perut, napas cepat dan dalam, mulut berbau aseton, lemas ekstrem, sulit berkonsentrasi, kulit kering, dan dehidrasi berat.

    “Koma ketoasidosis atau DKA bisa berakibat fatal bila terlambat ditangani. Jika penderita diabetes tiba-tiba pingsan, itu sudah pertanda darurat,” ungkapnya.

    Saat kondisi ini terjadi, pasien penanganan medis di IGD rumah sakit terdekat, dan tidak bisa hanya menunggu pasien hingga sadar sendiri.

    “Biasanya pasien akan diberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi dan suntikan insulin untuk menurunkan gula darah, koreksi keseimbangan garam mineral tubuh (elektrolit), sekaligus mencari penyebab DKA, serta pemantauan ketat oleh dokter,” tambahnya.

    Oleh karena itu, penting bagi pasien diabetes dan keluarga untuk memahami tanda darurat DKA dan dan segera membawanya ke rumah sakit, salah satunya layanan Emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

    Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM, menekankan pentingnya mengenali tanda darurat DKA dan segera membawa pasien ke rumah sakit. Ia menyebut penanganan DKA didukung Dokter Spesialis Penyakit Dalam 24 jam dan dapat melibatkan Dokter Anestesi bila diperlukan.

    “Bagi pasien diabetes dan keluarganya, penting untuk memahami tanda darurat DKA dan segera membawanya ke rumah sakit. Di Emergency 24 Jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan, penanganan DKA dapat dilakukan dukungan Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berada di rumah sakit selama 24 jam. Jika diperlukan, perawatan lanjutan dapat melibatkan Dokter Spesialis Anestesi jika diperlukan tindakan bedah atau perawatan lanjutan secara intensif,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tim dokter spesialis dan subspesialis Mayapada Hospital siaga 24 jam, baik di layanan poliklinik pada pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan pelayanan yang berfokus pada pasien.

    “Tim dokter spesialis dan subspesialis kami siaga di rumah sakit selama 24 jam, baik di layanan poliklinik pada pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB. Hal ini berguna agar kami dapat selalu memastikan keselamatan (patient safety), kenyamanan pasien (patient experience) dan berfokus pada pasien (patient-centered care), bersama tim medis berpengalaman dan fasilitas lengkap. Pasien dapat mengakses layanan ini melalui call center 150990 atau emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital,” jelasnya.

    Tak hanya penanganan yang tepat, tindakan pencegahan juga tak kalah penting, sehingga Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga memiliki layanan Sugar Clinic untuk membantu mengendalikan kadar gula darah lewat pemeriksaan gula darah gratis.

    Sekaligus layanan skrining risiko prediabetes/diabetes dengan teknologi AI, konsultasi langsung dengan dokter, serta program manajemen diabetes yang menyeluruh untuk mendukung kesehatan metabolisme.

    Informasi lainnya seputar kesehatan dapat ditemukan dalam fitur Health Articles & Tips di aplikasi MyCare, hingga Personal Health yang terintegrasi dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau jumlah langkah, kalori terbakar, detak jantung, hingga BMI.

    (anl/ega)

  • Gaduh Menkes AS Sebut Obat Ini Picu Austisme, WHO Singgung Bukti Ilmiah

    Gaduh Menkes AS Sebut Obat Ini Picu Austisme, WHO Singgung Bukti Ilmiah

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Amerika Serikat Robert F Kennedy Jr menarik perhatian publik soal penyebab autisme. Pasalnya, ia sedang bersiap mengumumkan bahwa penggunaan Tylenol di kalangan ibu hamil kemungkinan terkait dengan kondisi perkembangan saraf tersebut.

    “Kami telah meluncurkan upaya pengujian dan penelitian besar-besaran yang akan melibatkan ratusan ilmuwan dari seluruh dunia. Pada bulan September, kami akan mengetahui penyebab epidemi autisme dan kami akan mampu menghilangkan paparan tersebut,” ujarnya dalam rapat kabinet April 2025.

    Para pejabat memperingatkan wanita di AS untuk tidak mengonsumsi tylenol atau dikenal sebagai paracetamol di negara lain selama kehamilan, kecuali jika mengalami demam.

    Lantas, benarkah begitu?

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bukti ilmiah saat ini menunjukkan ada banyak kemungkinan di balik anak mengalami autisme. Termasuk faktor lingkungan dan genetik.

    Studi menunjukkan paparan terhadap faktor lingkungan tertentu tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak autis atau orang tua mereka. Di usia orang tua, paparan prenatal terhadap polutan udara, komplikasi kelahiran yang parah, dan diabetes selama kehamilan hanyalah beberapa katalis yang diusulkan.

    “Selain itu, studi penelitian menyelidiki kemungkinan hubungan antara penggunaan berbagai obat selama kehamilan dan peningkatan risiko autisme,” tulis WHO.

    “Misalnya, paparan prenatal terhadap valproat dan karbamazepin, yang digunakan untuk kejang, tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak autis.”

    Meski begitu, para pejabat akan menyinggung penelitian terbatas yang menunjukkan potensi hubungan antara penggunaan obat umum dan peningkatan risiko autisme pada anak-anak.

    Namun, hal ini belum dikonfirmasi oleh studi ilmiah apapun yang diketahui atau dipublikasikan pada saat ini, yang tentunya bertentangan langsung dengan pemaparan WHO. Organisasi kesehatan itu sepakat bahwa autisme tidak disebabkan oleh satu hal, tetapi merupakan efek dari berbagai faktor lingkungan dan genetik.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Siasat Pemerintah Biar Kasus Keracunan di Makan Bergizi Gratis Tak Terulang

    Siasat Pemerintah Biar Kasus Keracunan di Makan Bergizi Gratis Tak Terulang

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara soal kejadian keracunan berkaitan dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang kembali terjadi. Dadan mengatakan pihaknya menyesalkan kejadian tersebut.

    Sebagai upaya tindak lanjut, ia akan terus memperkuat mekanisme terhadap pengamanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) lama dan baru.

    “Kami sangat menyesalkan terkait kejadian ini masih ada dan kami prihatin, tetapi kami sudah melihat bahwa sebagian besar kejadian ini karena munculnya SPPG baru dan rata-rata SPPG baru ini memang butuh pembiasaan, jadi dari mitigasi kami tersendiri terkait dengan kejadian dari gangguan pencernaan pada anak,” ujar Dadan dalam sebuah konferensi pers, Senin (22/9/2025).

    Dadan mengusulkan untuk SPPG yang baru bergabung bisa memulai dengan produksi MBG dalam jumlah yang kecil. Ia lantas mencontohkan SPPG baru bisa memulai produksi awal untuk dua sekolah. Lalu, jumlah produksi SPPG bisa ditingkatkan secara berkala misalnya sampai 20 sekolah untuk 3.500 porsi.

    Selain itu, ia juga mengingatkan SPPG lama untuk lebih hati-hati dalam mengganti supplier bahan baku MBG. Ia mengungkapkan berapa kasus keracunan yang muncul berkaitan penggantian supplier bahan baku.

    “Untuk SPPG lama kami ingatkan agar mengganti supplier juga hati-hati karena penggantian supplier bisa berdampak luar biasa. Karena bisa selama supplier lama aman, tapi (supplier) baru tidak aman,” ucap Dadan.

    “Jadi coba berusaha memperketat SOP kita, lalu SPPG yang kemudian pelayannya menimbulkan masalah pencernaan pada anak, kami stop dulu sampai selesai (penyesuaian),” tandasnya.

    Berdasarkan data BGN sampai 22 September 2025, total ada 4.711 orang yang terdampak KLB berkaitan keracunan MBG. Adapun jumlah tersebut terbagi Wilayah I (Sumatera) dengan 1.281 kasus, Wilayah II (Jawa) dengan 2.606 kasus, dan Wilayah III (Wilayah lain) dengan 824 kasus.

    (avk/naf)

  • Siasat Pemerintah Biar Kasus Keracunan di Makan Bergizi Gratis Tak Terulang

    Siasat Pemerintah Biar Kasus Keracunan di Makan Bergizi Gratis Tak Terulang

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara soal kejadian keracunan berkaitan dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang kembali terjadi. Dadan mengatakan pihaknya menyesalkan kejadian tersebut.

    Sebagai upaya tindak lanjut, ia akan terus memperkuat mekanisme terhadap pengamanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) lama dan baru.

    “Kami sangat menyesalkan terkait kejadian ini masih ada dan kami prihatin, tetapi kami sudah melihat bahwa sebagian besar kejadian ini karena munculnya SPPG baru dan rata-rata SPPG baru ini memang butuh pembiasaan, jadi dari mitigasi kami tersendiri terkait dengan kejadian dari gangguan pencernaan pada anak,” ujar Dadan dalam sebuah konferensi pers, Senin (22/9/2025).

    Dadan mengusulkan untuk SPPG yang baru bergabung bisa memulai dengan produksi MBG dalam jumlah yang kecil. Ia lantas mencontohkan SPPG baru bisa memulai produksi awal untuk dua sekolah. Lalu, jumlah produksi SPPG bisa ditingkatkan secara berkala misalnya sampai 20 sekolah untuk 3.500 porsi.

    Selain itu, ia juga mengingatkan SPPG lama untuk lebih hati-hati dalam mengganti supplier bahan baku MBG. Ia mengungkapkan berapa kasus keracunan yang muncul berkaitan penggantian supplier bahan baku.

    “Untuk SPPG lama kami ingatkan agar mengganti supplier juga hati-hati karena penggantian supplier bisa berdampak luar biasa. Karena bisa selama supplier lama aman, tapi (supplier) baru tidak aman,” ucap Dadan.

    “Jadi coba berusaha memperketat SOP kita, lalu SPPG yang kemudian pelayannya menimbulkan masalah pencernaan pada anak, kami stop dulu sampai selesai (penyesuaian),” tandasnya.

    Berdasarkan data BGN sampai 22 September 2025, total ada 4.711 orang yang terdampak KLB berkaitan keracunan MBG. Adapun jumlah tersebut terbagi Wilayah I (Sumatera) dengan 1.281 kasus, Wilayah II (Jawa) dengan 2.606 kasus, dan Wilayah III (Wilayah lain) dengan 824 kasus.

    (avk/naf)