Video: Ternyata Ada 8.549 Dapur MBG Belum Memiliki Sertifikasi Kemenkes
Jenis Media: Kesehatan
-

Dokter Beberkan 5 Gejala Kanker Usus Besar pada Anak Muda yang Sering Diabaikan
Jakarta –
Seorang dokter memperingatkan ribuan orang dewasa mungkin sering mengabaikan tanda atau gejala dari penyakit yang sebenarnya berbahaya. Salah satunya kanker kolorektal atau kanker usus besar, yang kini banyak dialami anak muda.
Sebuah tinjauan global baru-baru ini menemukan bahwa angka kanker kolorektal pada usia di bawah 50 tahun meningkat di 27 dari 50 negara. Angka kasus pada orang dewasa yang lebih muda meningkat sebesar 50 persen selama 30 tahun terakhir.
Para ahli telah lama mengingatkan beberapa tanda kanker yang mungkin dianggap sepele. Mulai dari diare terus-menerus hingga darah pada tinja.
Namun, dokter umum di The Lagom Clinic di Bristol, Inggris, dr Jack Ogden, menyebutkan tanda-tanda ‘halus’ kanker usus besar yang sering diabaikan.
1. Anemia Defisiensi Besi
“Kesadaran akan tanda-tanda yang sering diabaikan ini dapat menyelamatkan nyawa. Memperhatikan perubahan halus dan bertindak cepat adalah pertahanan terbaik melawan kanker usus besar,” kata dr Ogden yang dikutip dari Daily Mail.
“Tanda pertama yang sering diabaikan adalah anemia defisiensi besi, yang dapat muncul sebagai kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, kulit pucat, atau sesak napas,” sambungnya.
Anemia adalah kondisi saat tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh. Ini juga dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, dan pusing.
Hal ini karena tumor dapat berdarah, menyebabkan hilangnya zat besi dan menyebabkan peradangan yang menghasilkan protein yang mengganggu penyerapan zat besi.
2. Masalah Pencernaan
dr Ogden juga menjelaskan gejala atau tanda kedua kanker usus, seperti sembelit, diare, atau tiba-tiba merasa feses yang lebih sempit tanpa penyebab yang jelas.
“Tinja setipis pensil juga bisa menjadi indikator adanya tumor yang menyumbat usus besar, sehingga usus besar terkompresi menjadi lebih tipis,” tambahnya.
3. Penurunan Berat Badan
Tanda ketiga dari kanker usus besar adalah penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan. Yang mengkhawatirkan, tanda-tanda yang disebutkan dr Ogden tidak terjadi tiba-tiba. Bisa saja terjadi secara halus atau bertahap tanpa disadari.
Penurunan berat badan ini bisa disebabkan oleh peningkatan kebutuhan metabolisme, hilangnya nafsu makan, dan tumor yang mencegah penyerapan nutrisi.
4. Rasa Tidak Nyaman di Perut
Gejala lainnya adalah kembung dan ketidaknyamanan di perut. Menurut dr Ogden, ini bisa muncul sebagai ‘kram terus-meneris’ atau merasa cepat kenyang setelah makan.
5. Darah pada Tinja
Tanda terakhir yang paling penting adalah adanya darah pada tinja. Tetapi, kondisi ini bisa saja tidak selalu sejelas kelihatannya.
“Darah tersebut bisa berwarna gelap atau tersembunyi, dan hanya dapat dideteksi melalui tes tinja,” beber dr Ogden.
Jika feses berwarna merah tua atau hitam, itu bisa menjadi tanda adanya perdarahan di bagian usus yang lebih tinggi akibat kanker. Sebaliknya, darah merah terang paling sering disebabkan oleh wasir atau ambeien.
Ketika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut selama tiga minggu atau lebih, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Halaman 2 dari 2
(sao/suc)
-

Video: Jonathan Frizzy Dituntut 1 Tahun Penjara di Kasus Vape Obat Keras
Video: Jonathan Frizzy Dituntut 1 Tahun Penjara di Kasus Vape Obat Keras
-

Video: Ratusan Siswa di Kecamatan Cipongkor Kembali Keracunan MBG
Video: Ratusan Siswa di Kecamatan Cipongkor Kembali Keracunan MBG
-

Pria 65 Tahun Punya Tumor Sebesar Kepala, Sempat Percaya Bisa Sembuh Sendiri
Jakarta –
Seorang pria 65 tahun di Kota Kirov, Rusia, memiliki tumor raksasa yang sama besar dengan kepalanya. Tumor itu terletak di bagian belakang lehernya.
Menurut pengakuan pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu, ia percaya bahwa tumor tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi, tumor itu malah semakin membesar dan membebani pangkal lehernya selama 16 tahun.
Selama ini, pria tersebut hanya bergantung dengan pengobatan rumahan untuk mengatasi tumor raksasanya. Bahkan, ia terus mencoba menggunakan salep sederhana untuk mengobatinya, tetapi hasilnya nihil.
Diketahui, tumor pada pria Rusia itu disebut jauh lebih berbahaya daripada tumor lainnya. Itu karena lokasinya di dekat kumpulan pembuluh darah dan saraf utama, yakni pleksus servikal yang terhubung dengan sumsum tulang belakang.
Menjalani Pemeriksaan di RS
Kepala departemen bedah di Rumah Sakit Klinik Regional Kirov, Igor Popyin, menjelaskan biasanya tumor seperti yang dialami pasien ini tumbuh dengan lambat dan terasa menyakitkan. Sehingga banyak pasien yang menunda berobat ke dokter spesialis dan berharap bisa sembuh sendiri.
Setelah 16 tahun menolak untuk dibawa ke rumah sakit, pasien akhirnya bisa diperiksa langsung oleh dokter. Hasilnya, tumor tersebut diidentifikasi sebagai lipoma jinak, yakni benjolan lemak yang biasanya tumbuh di antara kulit dan lapisan otot.
Lipoma biasanya tetap lembek dan tumbuh sekitar 2,5 hingga 5 cm. Tetapi, itu dapat terus tumbuh.
“Jika lipoma tumbuh, salep atau obat tradisional tidak akan membantu. Satu-satunya pengobatan yang efektif adalah operasi pengangkatan,” beber Popyin, dikutip dari NYPost.
Sebelum operasi, dokter memastikan bahwa prosedur itu dilakukan secara presisi yang hampir sempurna. Dokter menggambar garis untuk memperkirakan posisi leher normal dari pasien.
Selama prosedur, pasien harus berbaring miring. Sebab, ia tidak berbaring telentang karena benjolan tumor yang sangat besar itu.
Halaman 2 dari 2
(sao/kna)
-

Foto-foto Rontgen Temuan Benda Aneh dalam Tubuh, Paku hingga Kawat Besi
Foto Health
Averus Kautsar – detikHealth
Rabu, 24 Sep 2025 18:03 WIB
Jakarta – Melalui pemeriksaan rontgen, dokter seringkali menemukan kejadian medis aneh hingga temuan benda-benda asing dalam tubuh manusia. Ini beberapa di antaranya.
-

Cerita Warga Hong Kong Mendadak Panic Buying, Stok di Pasar-Supermarket Ludes
Jakarta –
Warga Hong Kong berbondong-bondong menyerbu pasar basah dan supermarket untuk membeli persediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi angin topan Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini.
Melihat kondisi ini, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah. Maka dari itu, warga Hong Kong mulai panic buying, memadati supermarket.
Aksi panic buying ini terjadi karena warga menimbun kebutuhan pokok, sebab khawatir toko-toko akan tutup selama dua hari. Dikutip dari Reuters, pemerintah setempat juga membagikan karung pasir kepada warga untuk memperkuat rumah mereka yang di daerah dataran rendah, sementara warganya menimbun kebutuhan sehari-hari.
Ini yang dilakukan pria bermarga Mak yang berusia 35 tahun. Ia telah membeli beberapa makanan, tetapi masih perlu membeli lebih banyak dan mempersiapkan rumahnya juga untuk menghadapi topan tersebut.
“Kami menutup rapat jendela dan pintu di rumah, memeriksa apakah ada kebocoran,” tutur Mak.
Dikutip dari South China Morning Post, sebuah toko roti yang terletak di ruang makan bawah tanah Sogo Department Store di Causeway Bay, diserbu warga. Ada lebih dari 100 pembeli mengantre di kasir.
Di daerah Sai Wan Ho yang padat penduduk, beberapa mengatakan bahwa hari itu adalah salah satu hari tersibuk yang pernah mereka lihat.
“Anda hanya melihat orang sebanyak ini biasanya saat Tahun Baru Imlek,” beber wanita bernama Anny Pang.
Wanita berusia 67 tahun itu juga berbelanja di Mr Fresh di Shing On Street, yang membuatnya sangat berkeringat. Ia membeli lebih dari 1 kg sayuran segar, termasuk dua kubis, lima buah naga, dan empat jeruk.
Menurutnya, stok yang sudah dipersiapkannya itu akan cukup hingga akhir pekan.
Kondisi panic buying ini membuat rak-rak yang biasanya berisi sayur, roti, dan makanan pokok lain di rumah sakit ludes. Menurut seorang mahasiswa yang juga berbelanja di supermarket, Zhu Yifan (22), semua ini terjadi karena kekhawatiran masyarakat akan bencana tersebut.
“Pasti ada rasa khawatir,” kata Zhu Yifan, dikutip dari Channel News Asia.
Kekhawatiran ini terasa sampai Shenzhen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung dengan Hong Kong. Rak-rak berisi daging segar dan sayuran hampir kosong di sebuah supermarket di Distrik Bao’an, Senin malam, menurut AFP.
Seorang pegawai supermarket mengatakan bahkan roti sudah habis sejak tengah hari.
“Biasanya tidak seperti ini,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(sao/naf)
-

Video: Banyak Kasus Keracunan, Epidemiolog Minta MBG Dihentikan Sementara
Video: Banyak Kasus Keracunan, Epidemiolog Minta MBG Dihentikan Sementara
-

Studi Selama 15 Tahun Ungkap Penyebab Tak Terduga Serangan Jantung pada Wanita Muda
Jakarta –
Saat menghadapi pasien muda yang mengalami serangan jantung, dokter biasanya berasumsi penyebabnya sama seperti pada pasien yang lebih tua: penyumbatan arteri akibat penumpukan kolesterol.
Namun, sebuah studi selama 15 tahun terhadap hampir 3.000 orang berusia 65 tahun ke bawah menunjukkan bahwa asumsi ini bisa jadi sangat salah, terutama bagi wanita. Penelitian ini, yang diterbitkan pada 15 September di Journal of the American College of Cardiology, menemukan bahwa lebih dari separuh serangan jantung pada wanita muda berasal dari penyebab selain penyumbatan arteri.
Penyebab Serangan Jantung yang Tersembunyi
Diberitakan Healthline, studi bernama OCTOPUS (Olmsted Cardiac Troponin in Persons Under Sixty-six) ini mengambil pendekatan komprehensif untuk memahami serangan jantung pada orang usia muda. Para peneliti melacak setiap orang berusia 65 tahun ke bawah yang memiliki kadar protein troponin yang meningkat: protein yang dilepaskan saat otot jantung rusak.
Hasilnya, mereka menemukan 4.116 kasus dengan troponin positif pada 2.790 orang. Dua kardiolog meninjau setiap kasus untuk mengklasifikasikan penyebab kerusakan otot jantung menjadi enam kategori berbeda.
Hasil studi ini mengungkap perbedaan gender yang dramatis. Sebanyak 75 persen kasus serangan jantung pada pria muda disebabkan oleh penyumbatan arteri.
Namun, hanya 47 persen serangan jantung pada wanita muda yang disebabkan oleh hal serupa. 53 persen sisanya berasal dari mekanisme lain.
Salah satu penyebab yang sangat umum pada wanita adalah disseksi arteri koroner spontan (SCAD) yang berarti dinding arteri sobek dengan sendirinya. Kondisi ini menyebabkan 11 persen serangan jantung pada wanita, sementara pada pria kurang dari 1 persen.
Sayangnya, 55 persen kasus SCAD awalnya salah didiagnosis sebagai penyumbatan, padahal mengobati SCAD dengan cara yang sama bisa memperburuk keadaan.
Gejala Serangan Jantung pada Wanita yang Sering Terabaikan
Dr Bradley Serwer, seorang kardiolog, menekankan bahwa “muda, sehat, dan berjenis kelamin perempuan tidak menjamin kekebalan dari serangan jantung.”
Ia menyarankan untuk mendengarkan tubuh dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala seperti:
Nyeri dada baru muncul, sesak napas, atau kelelahan parah saat beraktivitas.Nyeri di rahang kiri, leher, atau lengan, terutama yang muncul saat berolahraga dan mereda saat istirahat.Gejala lain seperti berkeringat atau kulit lembap dan memiliki faktor risiko jantung lainnya.
Dr Serwer juga mencatat bahwa wanita tidak selalu menunjukkan gejala serangan jantung klasik berupa nyeri dada.
“Sebaliknya, mereka mungkin mengalami sesak napas, mual, gangguan pencernaan, atau nyeri perut bagian atas, pusing, atau pingsan,” jelasnya.
“Jika mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera mencari evaluasi di Ruang Gawat Darurat atau dokter,” tutup dia.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna) -

Jangan Anggap Sepele, Kebiasaan Duduk yang Bisa Bahayakan Jantung-Picu Kematian Dini
Jakarta –
Di era modern seperti ini, sedentary lifestyle atau gaya hidup kurang gerak semakin umum. Terlebih di kalangan pekerja kantoran yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya duduk di depan layar.
Padahal, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama ini, khususnya lebih dari enam jam per hari dapat membawa dampak serius pada kesehatan, terutama jantung.
Dikutip dari Times of India, American Cancer Society menemukan orang yang duduk selama enam jam atau lebih setiap hari lebih berisiko mengalami kematian dini hingga 19 persen lebih tinggi, daripada mereka yang membatasi waktu duduk kurang dari tiga jam.
Duduk terlalu lama dapat memengaruhi berat badan dan postur tubuh, meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan penurunan kesehatan mental.
Risiko Duduk Lebih dari 6 Jam Per Hari
Mereka yang memiliki kebiasaan ini, efek pertama yang bisa terjadi adalah melambatnya metabolisme. Kalori yang dibakar oleh tubuh menjadi kurang efisien, gula bertahan lebih lama di dalam darah, dan lemak juga akan mengendap di tubuh.
Duduk berjam-jam akan mengurangi aliran darah, mendorong pembentukan gumpalan darah, meningkatnya kadar kolesterol, yang semuanya berdampak pada penyakit jantung.
Lalu, otot-otot di bagian bahwa akan melemah, sehingga mudah menjadi kaku dan membuat postur tubuh lebih buruk. Tak ayal orang yang lebih sering duduk dalam waktu lama akan rentan mengalami nyeri punggung dan leher.
Perilaku ini juga dikaitkan pada tingkat kecemasan perubahan suasana hati, dan kelelahan yang lebih tinggi.
Beberapa bukti dari studi juga menunjukkan duduk terlalu lama berkaitan dengan risiko kanker usus besar dan endometrium yang lebih tinggi.
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Bagi banyak orang, kondisi tersebut mungkin tidak bisa terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar risiko-risiko kesehatan di atas bisa ditekan.
Caranya adalah dengan memecah periode diam yang panjang dengan gerakan sederhana, seperti berdiri setiap 30 hingga 60 menit untuk menyegarkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan otot.
Memilih untuk menggunakan tangga, alih-alih lift juga bisa berdampak pada tubuh untuk mendapatkan ‘gerakan’.
Halaman 2 dari 2
(dpy/naf)
