Jenis Media: Kesehatan

  • Video: Konsumsi Ikan Hiu Berisiko Keracunan karena Mengandung Merkuri

    Video: Konsumsi Ikan Hiu Berisiko Keracunan karena Mengandung Merkuri

    Video: Konsumsi Ikan Hiu Berisiko Keracunan karena Mengandung Merkuri

  • Ketua IDAI Soroti Kasus Keracunan Akibat MBG

    Ketua IDAI Soroti Kasus Keracunan Akibat MBG

    Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan keprihatinan atas kasus keracunan makanan yang terus terjadi dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    dr Piprim mengatakan meski tujuan MBG baik untuk pemenuhan gizi anak, namun saat ini banyak kasus siswa yang keracunan setelah menyantap menu MBG. Ia meminta pemerintah dan penyelenggara mengevaluasi seluruh proses program agar kejadian serupa tidak terulang.

    Klik di sini untuk menonton video-video lainnya!

  • Menu Ikan Hiu di Kasus Keracunan MBG Kalbar Rekomendasi Ahli Gizi

    Menu Ikan Hiu di Kasus Keracunan MBG Kalbar Rekomendasi Ahli Gizi

    Puluhan siswa dan seorang guru di SDN 12 Benua Kayong, Ketapang, Kalbar mengalami keracunan seusai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan lauk ikan hiu goreng.

    Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, menyebut sudah mencopot kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengolah masakan tersebut.

    Agus Kurniawi juga mengungkap, rekomendasi pemilihan menu ikan hiu sebagai lauk MBG tersebut datang dari Ahli Gizi. Padahal diketahui, ikan hiu memiliki kandungan merkuri yang tinggi.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Ciri-ciri Sakit Dada karena Penyakit Jantung, Kenali Lokasinya

    Ciri-ciri Sakit Dada karena Penyakit Jantung, Kenali Lokasinya

    Jakarta

    Salah satu gejala masalah jantung yang paling umum diketahui adalah nyeri dada. Namun, rupanya tak semua nyeri dada itu pasti berkaitan dengan penyakit jantung. Lantas, ciri nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit jantung itu seperti apa sih?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Michael Tanaka, SpJP menjelaskan nyeri dada akibat sakit jantung memiliki lokasi yang khas, yaitu di bagian tengah atau kiri dada. Ini berkaitan dengan lokasi jantung di dalam tubuh itu sendiri.

    “Jarang banget itu nyerinya di bagian kanan,” ujar dr Michael dalam acara Heart to Heart Gathering di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025).

    “Biasanya kalau (nyeri) kanan (penyebabnya) otot paling sering ya, mungkin ketarik, suka nge-gym spasme ototnya ketarik saat angkat beban, atau angkat barang, otot dinding dadanya bermasalah. Jadi nyeri di sebelah kanan,” sambungnya.

    dr Michael menjelaskan penyakit jantung yang paling banyak ditemukan adalah penyakit jantung koroner (PJK). PJK adalah kondisi ketika pembuluh darah koroner yang menyuplai jantung menyempit atau tersumbat akibat penumpukan plak, sehingga aliran darah ke otot jantung berkurang.

    Jika tidak ditangani dengan baik, atau tidak dilakukan perubahan gaya hidup, kondisi PJK dapat memicu serangan jantung yang terjadi akibat plak menutup secara total. Pada kasus ini, PJK dan serangan jantung juga memiliki perbedaan gejala nyeri dada.

    “Tandanya, kalau sudah ada aliran darah yang terganggu (PJK) yang paling sering adalah nyeri dada. Kedua terasa sesak napas, engap, itu yang sumbatannya stabil atau belum pecah. Kalau sudah pecah, mengalami serangan jantung, itu lebih fatal, nyerinya lebih berat, sesak napas mendadak tiba-tiba, belum pernah merasakan seperti itu,” sambungnya.

    Pada kasus serangan jantung, nyeri dada juga dapat memicu pingsan dan keringat dingin.

    Hal yang membedakan lagi antara nyeri dada akibat PJK dan serangan jantung adalah saat aktivitas. Pada PJK keluhan biasanya muncul saat beraktivitas, sedangkan pada serangan jantung, nyeri dada sudah muncul meski istirahat.

    “Bedakan penyakit jantung koroner yang masih stabil, itu kalau ada keluhannya kalau aktivitas, ‘saya kok kalau naik tangga capek, kalau jalan jauh muncul nyeri dadanya’,” ujar dr Michael.

    “Tapi kalau serangan jantung, dalam kondisi resting, istirahat, itu udah langsung muncul nyeri dadanya,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Ahli Teliti DNA Wanita Usia 117 Tahun, Ternyata Ini Rahasia Panjang Umurnya

    Ahli Teliti DNA Wanita Usia 117 Tahun, Ternyata Ini Rahasia Panjang Umurnya

    Jakarta

    Peneliti mencoba meneliti tubuh centenarian (manusia yang berhasil hidup lebih dari 100 tahun) bernama Maria Branyas yang bisa hidup hingga 117 tahun. Mereka ingin tahu apa yang berbeda dengan tubuh Maria, sehingga ia bisa hidup dalam waktu yang begitu lama. Mereka menemukan salah satu alasannya adalah Maryam memiliki genom yang sangat ‘muda’.

    Beberapa varian genetik langka yang ditemukan berkaitan dengan umur panjang, fungsi kekebalan, serta kesehatan jantung dan otak. Hasil penelitian ini didasarkan pada sampel darah, air liur, urine, dan feses yang diberikan Branyas sebelum ia wafat pada 2024.

    Menurut tim ilmuwan di Josep Carreras Leukaemia Research Institute di Barcelona, sel-sel Branyas ‘berperilaku’ seolah-olah jauh lebih muda daripada usia kronologisnya. Ia melampaui angka harapan hidup rata-rata perempuan di kampung halamannya, Catalonia, lebih dari 30 tahun.

    Meski usianya sudah lanjut, Branyas tetap memiliki kesehatan yang baik. Ini ditandai dengan kondisi kardiovaskular yang prima dan tingkat peradangan yang sangat rendah.

    Sistem kekebalan tubuh dan mikrobioma usus Branyas juga menunjukkan penanda yang serupa dengan kelompok usia jauh lebih muda. Lalu, ia ditemukan memiliki kadar kolesterol ‘jahat’ dan trigliserida yang sangat rendah, serta kadar kolesterol ‘baik’ yang sangat tinggi.

    Semua faktor ini mungkin membantu menjelaskan kesehatannya yang luar biasa, sehingga bisa hidup lebih dari 100 tahun.

    Branyas menjalani hidup yang aktif secara mental, sosial, dan fisik, tapi ia juga beruntung secara genetik. Pola makan Mediterania tinggi yogurt yang dilakukannya mungkin berperan, tapi umur panjang ekstrem kemungkinan dipengaruhi oleh beragam faktor genetik dan lingkungan.

    Ilmuwan menemukan telomer (pelindung ujung kromosom) milik Branyas mengalami ‘erosi besar’.

    Meski telomer umumnya berfungsi melindungi DNA dan semakin pendek biasanya dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi, penelitian terbaru menunjukkan pada usia yang sangat lanjut, panjang telomer tidak lagi menjadi indikator yang relevan untuk menilai penuaan.

    Dalam kasus Branyas, telomer yang sangat pendek justru mungkin memberikan keuntungan biologis. Para peneliti berhipotesis bahwa masa hidup sel-sel tubuhnya yang lebih singkat bisa membantu mencegah kanker berkembang.

    “Gambaran yang muncul dari studi kami, meski hanya berasal dari satu individu luar biasa ini, menunjukkan bahwa usia yang sangat lanjut tidak selalu identik dengan kesehatan yang buruk,” tulis para peneliti yang dipimpin epigenetisis Eloy Santos-Pujol dan Aleix Noguera-Castells dikutip dari Science Direct, Kamis (25/9/2025).

    Hasil penelitian Braynas sudah memberikan gambaran yang luar biasa terkait kesehatan dan harapan hidup. Namun, peneliti mengatakan diperlukan kelompok peserta penelitian yang lebih banyak untuk menarik kesimpulan.

    Ini perlu dilakukan untuk membandingkan biomarker pada orang yang berusia sangat panjang dengan mereka yang lebih pendek umurnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Petugas Kamar Jenazah Ungkap Terjadi pada Tubuh 24 Jam usai Meninggal

    Petugas Kamar Jenazah Ungkap Terjadi pada Tubuh 24 Jam usai Meninggal

    Jakarta

    Seorang petugas kamar jenazah menjawab banyak pertanyaan orang tentang kematian. Termasuk apa yang terjadi pada tubuh setelah meninggal dunia.

    Berbagai pertanyaan tentang kematian biasanya bersifat spiritual. Tetapi, beberapa orang lebih ingin tahu apa yang terjadi pada tubuh saat sudah dinyatakan meninggal.

    Petugas kamar jenazah dan direktur pemakaman Victor M Sweeney menjawab semua rasa penasaran. Ia menjelaskan yang terjadi pada tubuh dalam 24 jam pertama.

    “Meskipun banyak orang yang menyadari bahwa tubuh mulai memusuk setelah kematian, kecepatannya dapat sangat bervariasi. Jadi, ini yang disebut interval post-mortem,” jelas Sweeney yang dikutip dari Unilad.

    “Jadi, dalam 24 jam itu, mengingat lingkungannya, segalanya bisa berjalan sangat baik atau sangat, sangat buruk. Jika dilakukan pembalsaman, itu akan menunda proses pembusukan,” sambungnya.

    Sweeney mencatat bahwa dalam satu kasus, seseorang yang telah meninggal selama lebih dari 24 jam ditemukan dalam kondisi yang cukup baik, dibandingkan dengan seberapa cepat tubuh dapat berubah.

    Ia menceritakan pengalaman saat menemukan seseorang yang sudah dua hari meninggal. Tetapi, orang tersebut berada di iklim yang cukup terkendali dan ruangannya yang lebih dingin membuat kondisi jenazah dalam kondisi baik.

    “Tetapi, darah akan mengendap, itulah yang mereka sebut livor mortis, sehingga mengendap di dasar tubuh. Jika diberi waktu dan kondisi tertentu, darah akan membeku dan berubah menjadi semacam zat seperti jeli,” terang Sweeney.

    “Dan itu agak menjijikan, tapi semuanya sangat bervariasi. Tidak ada cara untuk benar-benar mengatakan bahwa ada hal pasti yang terjadi dalam 24 jam, karena semua tergantung pada lingkungan dan orangnya.”

    Sweeney juga menjelaskan lebih detail mengenai pentingnya pembalsaman dan bagaimana hal itu mencoba memperlambat proses pembusukan. Dia mencatat bahwa setelah seseorang meninggal, tubuh belum tentu berbahaya, meskipun dijelaskan bahwa tubuh mulai mengalami perubahan.

    “Ketika kita meninggal, tubuh kita mulai rusak. Bahkan dalam rentang satu jam setelah kematian, semua bakteri yang ada di usus Anda yang membantu mencerna makanan menjadi liar karena tidak ada sistem kekebalan yang dapat menekannya,” beber Sweeney.

    “Dalam beberapa hari, misalnya saat menunggu pemakaman, tanpa kendali bakteri tersebut menyebabkan tubuh membengkak atau berubah menjadi hijau atau kulit mengelupas,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Pengidap Penyakit Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Pengidap Penyakit Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Jakarta

    Orang dengan penyakit ginjal umumnya perlu mengikuti pola makan rendah natrium, protein, kalium, dan fosfor. Ini berarti harus membatasi atau menghindari makanan tertentu, seperti sayuran tertentu.

    Ginjal memiliki banyak fungsi penting bagi kesehatan, termasuk menyaring produk limbah dan kelebihan cairan dari tubuh untuk dikeluarkan melalui urine. Ginjal juga berperan dalam mengatur keseimbangan mineral tubuh serta menghasilkan hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah.

    Ketika seseorang mengidap penyakit ginjal, zat limbah dapat menumpuk di dalam darah. Dokter biasanya menyarankan perubahan pola makan untuk membantu mengendalikan kondisi tersebut sekaligus mendukung fungsi ginjal.

    Sayuran yang Harus Dihindari Pengidap Penyakit Ginjal

    Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya.

    1. Kentang dan Ubi Jalar

    Kentang dan ubi jalar merupakan sayuran yang kaya kalium. Satu kentang panggang berukuran sedang (156 g) mengandung sekitar 610 mg kalium, sedangkan satu ubi jalar panggang berukuran sedang (114 g) mengandung sekitar 542 mg kalium.

    Beberapa makanan tinggi kalium, termasuk kentang dan ubi jalar, bisa direndam atau dimasak dengan cara tertentu untuk menurunkan kadar kaliumnya.

    Beberapa penelitian menunjukkan, merebus kentang dapat secara signifikan mengurangi kandungan kalium, terutama jika direbus mulai dari air dingin. Merendam kentang dalam air selama 5-10 menit juga dapat menurunkan kadar kalium hingga sekitar 20 persen.

    Metode ini dikenal sebagai pelindihan kalium (potassium leaching) atau metode double-cook.

    Meski begitu, penting diingat bahwa cara ini tidak menghilangkan kalium sepenuhnya. Kentang yang dimasak dengan metode double-cook tetap mengandung cukup banyak kalium, sehingga pengendalian porsi tetap sangat diperlukan untuk menjaga kadar kalium tetap seimbang.

    2. Tomat

    Tomat termasuk tinggi kalium sehingga sering kali tidak sesuai dengan pedoman diet untuk pengidap penyakit ginjal.

    Tomat bisa disajikan mentah, direbus, atau diolah menjadi saus. Namun, 1 cangkir (245 g) saus tomat dapat mengandung sekitar 728 mg kalium.

    Meskipun tomat sangat umum digunakan dalam berbagai hidangan, sebenarnya ada beberapa bahan pengganti yang bisa dipilih.

    Alternatif dengan kandungan kalium lebih rendah bergantung pada selera masing-masing. Salah satu pilihan yang lezat adalah mengganti saus tomat dengan saus paprika merah panggang, yang memiliki rasa enak sekaligus kadar kalium lebih rendah per porsi.

    3. Bayam Swiss, bayam, dan daun bit

    Bayam Swiss, bayam, dan daun bit adalah sayuran hijau berdaun yang kaya akan nutrisi dan mineral, termasuk kalium.

    Jika disajikan mentah, kandungan kalium pada sayuran ini bervariasi antara 136-290 mg per cangkir (30-38 g).

    Saat dimasak, sayuran berdaun akan menyusut menjadi porsi yang lebih kecil, tetapi kandungan kaliumnya tetap sama.

    Sebagai contoh, bayam mentah bisa menyusut drastis setelah dimasak. Artinya, setengah cangkir bayam matang akan mengandung jauh lebih banyak kalium dibandingkan setengah cangkir bayam mentah.

    Namun, konsumsi tetap perlu dibatasi karena sayuran tersebut juga mengandung oksalat dalam jumlah tinggi. Pada individu yang sensitif, oksalat dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal dapat semakin merusak jaringan ginjal dan menurunkan fungsi ginjal.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (suc/suc)

  • Video: 25 Orang di Kalbar Keracunan MBG Seusai Santap Ikan Hiu Goreng

    Video: 25 Orang di Kalbar Keracunan MBG Seusai Santap Ikan Hiu Goreng

    Video: 25 Orang di Kalbar Keracunan MBG Seusai Santap Ikan Hiu Goreng

  • Video: BGN Tutup Semua Dapur SPPG yang Bermasalah Per Hari Ini

    Video: BGN Tutup Semua Dapur SPPG yang Bermasalah Per Hari Ini

    Video: BGN Tutup Semua Dapur SPPG yang Bermasalah Per Hari Ini

  • Video: Menu MBG Ikan Hiu Goreng Diduga Bikin Keracunan, Ini Kata BGN

    Video: Menu MBG Ikan Hiu Goreng Diduga Bikin Keracunan, Ini Kata BGN

    Video: Menu MBG Ikan Hiu Goreng Diduga Bikin Keracunan, Ini Kata BGN