Jenis Media: Kesehatan

  • Bumil Makan Nanas dan Durian Bisa Picu Keguguran? Obgyn Ungkap Faktanya

    Bumil Makan Nanas dan Durian Bisa Picu Keguguran? Obgyn Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Mitos soal makanan pantangan untuk ibu hamil (bumil) terus bergulir di masyarakat. Dua yang paling sering disebut adalah nanas dan durian. Kedua buah ini bahkan kerap dituding bisa memicu kontraksi hingga menyebabkan keguguran, benarkah demikian?

    Spesialis Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Siloam Hospital Lippo Village, dr C. Herawati Ratna Sari Dewi, SpOG, mengatakan ini bahwa ini merupakan mitos yang memang beredar di masyarakat.

    “Pada prinsipnya kalau untuk pola makan, ibu hamil itu tidak ada pantangannya secara spesifik tidak boleh,” kata dr Hera saat ditemui di Kabupaten Tangerang, Rabu (10/12/2025).

    “Kalau nanas kan orang takutnya nanti kontraksi, nggak juga mau makan nanas seberapa banyak juga nggak akan kontraksi. Makan durian juga gitu, nanti jadi kontraksi, mules, risiko kelahiran premium. Semua bahan makanan ini tidak ada yang bisa menyebabkan kontraksi,” sambungnya.

    dr Hera menambahkan yang terpenting bagi ibu hamil, dalam konteks makanan adalah pemenuhan gizi bagi ibu dan bayinya.

    “Pilihan makanannya harus makanan sehat, hindari junk food karena kita kan ingin memberi makanan terbaik. Prinsip pola makan berimbang,” katanya.

    “Makan durian boleh nggak? Nggak masalah, tapi jangan berlebih-lebihan,” sambungnya.

    Namun, beberapa buah seperti durian dan mangga dikenal memiliki indeks glikemik yang tinggi, sehingga berisiko pada diabetes. Terlebih pada ibu hamil yang memang rentan mengalami kondisi ini.

    “Kita juga perlu meluruskan bahwa hal-hal yang selama ini menjadi mitor tapi sangat kuat berakar di pemahaman masyarakat,” tegasnya.

    Menjaga Porsi Makan Bagi Ibu Hamil

    Mitos lain yang berkembang menurut dr Hera adalah terkait porsi. Banyak yang menganggap bahwa ibu hamil harus mendapatkan porsi makan dua kali lipat dari biasanya.

    “Nggak ada begitu, kami nggak menganjurkan porsinya dua kali lipat,” kata dr Hera.

    Kembali memilih makana yang sehat, dengan porsi yang sesuai dengan ibu hamil tersebut lebih dianjurkan. Hal ini untuk mencegah terlalu banyak makan, sehingga berujung kepada salah satu penyakit seperti diabetes.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Jakarta

    Seorang wanita di Barabanki, Uttar Pradesh, India, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban praktik operasi ilegal. Hal ini dilakukan oleh seorang dokter gadungan yang nekat membuka klinik.

    Ironisnya, pelaku disebut melakukan prosedur operasi sambil menonton YouTube. Bahkan, diduga dalam kondisi mabuk.

    Korban bernama Munisha Rawat awalnya mengalami sakit perut hebat pada 5 Desember 2025. Suaminya, Fateh Bahadur, kemudian membawanya ke klinik Shri Damodar Aushadhalaya yang merupakan klinik tanpa izin di sana.

    Klinik tersebut dijalankan oleh Gyan Prakash Mishra dan Vivek Mishra. Gyan diduga langsung mendiagnosis adanya batu ginjal pada pasien dan menyarankan operasi.

    Biaya awalnya dipatok Rs 25.000 atau sekitar Rp 4,6 juta. Lalu, disepakati bahwa prosedur tersebut akan dijalankan dengan biaya sebesar Rs 20.000, sekitar Rp 3,6 juta.

    Keesokan harinya operasi dilakukan, dan tragedi bermula. Menurut laporan, Gyan menjalankan prosedur medis sambil menonton video YouTube sebagai panduan.

    Dalam kondisi yang diduga mabuk, ia justru memotong saraf pasien, membuat sayatan dalam di perut, serta melukai usus kecil dan kerongkongan korban. Munishra kemudian meninggal sehari setelah operasi akibat rasa sakit hebat dan komplikasi serius.

    Pasien ditinggal saat kondisi kritis

    Setelah kejadian, kedua pemilik klinik melarikan diri dan meninggalkan pasien dalam kondisi kritis. Melihat itu, suami korban langsung melaporkannya ke polisi.

    Petugas yang tiba di lokasi menemukan klinik tersebut sudah dalam keadaan tutup. Jenazah Munishra di autopsi, sementara kasus terhadap kedua tersangka didaftarkan dengan tuduhan pembunuhan tidak disengaja dan pelanggaran Undang-Undang SC/ST.

    Pejabat polisi senior, Amit Singh Bhaduria, mengatakan pihaknya sudah menyegel klinik tersebut.

    “Para tersangka saat ini buron, tetapi akan segera kami tangkap,” ujarnya yang dikutip dari India Today.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Warning PB IDI soal Dokter Gadungan: Jangan Lihat Ijazah Kedokteran Saja”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Waspada! Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata

    Waspada! Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata

    Jakarta

    Kolesterol tinggi biasanya berkembang tanpa gejala yang jelas, tapi bisa menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan jantung serta pembuluh darah. Tes darah bisa mendeteksinya, tapi tanda-tanda tertentu yang terlihat di mata bisa memberikan petunjuk.

    Karena itu, mengenali tanda-tanda kolesterol tinggi sejak dini di area mata sangat penting. Hal ini memungkinkan seseorang untuk memeriksakan diri dan mengubah gaya hidup yang lebih sehat.

    Tanda Kolesterol Tinggi Bisa Terlihat di Mata

    Spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi SpPD mengungkap, salah satu gejala yang kerap muncul saat kolesterol seseorang berlebihan adalah adanya gumpalan lemak di area mata.

    “Penumpukan lemak, biasanya ada di sekitar mata. Bentuknya seperti bintitan tapi banyak dan berisi lemak. Sering disebut xanthoma,” ujar dr Yunita kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, gumpalan-gumpalan lemak tersebut tidak menyebabkan nyeri atau rasa sakit. Kendati demikian kondisi itu bisa membuat seseorang tidak percaya diri.

    “Tidak nyeri, cuma estetiknya aja nggak bagus. (Xanthoma) bisa bergerombol, lama-lama banyak di daerah mata,” tutupnya.

    Dikutip dari laman WebMD, xanthoma merupakan noda kecil yang muncul akibat penumpukan lemak di bawah permukaan kulit. Umumnya, xanthoma berukuran kecil, meski bisa mencapai 7,5 cm dan biasanya dialami oleh orang-orang lanjut usia. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.

    Tanda Kolesterol Lainnya yang Terlihat di Mata

    Tak hanya xanthoma, ada beberapa tanda kolesterol lainnya yanng bisa terlihat di mata. Dikutip dari laman Times of India, berikut di antaranya.

    1. Arkus Kornea

    Arkus kornea merupaka kondisi adanya lingkaran putih atau abu-abu samarr yang muncul di sekitar iris, bagian mata yang berwarna. Kondisi tersebut terjadi akibat penumpukan kolesterol di kornea.

    Meski arkus kornea merupakan bagian alami dari penuaan pada lansia, hal ini serigkali menandakan kadar kolesteril yang tinggi secara tidak normal pada orang yang lebih muda. Keberadaan arkus kornea sangat penting, sebab mencerminkan penumpukan lipid yang mungkin juga erjadi di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko aterklerosis serta masalah jantung lainnya.

    2. Kelopak Mata Bengkak Terus-menerus

    Pembengkakan pada kelopak mata yang terus menerus juga bisa menjadi tanda lain yang samar dari kolesterol tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan retensi cairan dan memengaruhi sirkulasi, sehingga menyebabkan kelopak mata tampak bengkak.

    Meski bengkak yang terjadi sementara sering disebabkan karena pola idur, alergi, atau asupan garam, pembengkakan yang terus menerus dan tak kunjung sembuh bisa mengindikasikan masalah metabolk atau kardiovaskular yang mendasarinya.

    3. Lingkaran Hitam dan Vena yang Menonjol

    Dalam beberapa kasus, orang dengan kolesterol tinggi kemungkinan melihat adanya lingkaran hitam atau pembuluh darah vena yang lebih menonjol di bawah area mata.

    Kurang tidur, penuaan, dan genetik memang bisa menyebabkan kondisi ini, tapi stres vaskular kronis karena kolesterol tinggi bisa memperburuk lingkaran hitam dan pembuluh darah vena.

    Kondisi ini terjadi karena kelebihan lipid yang dapat memengaruhi elastisitas pembuluh darah, memperlambat sirkulasi, dan menyebabkan darah mengumpul. Hal tersebut dapat meningkatkan visibilitas pembuluh darah vena dan membuat area gelap di bawah mata.

    (elk/kna)

  • BPJS Ogah Kerjasama dengan Faskes yang Izinkan Praktik Dokter Pelaku Fraud

    BPJS Ogah Kerjasama dengan Faskes yang Izinkan Praktik Dokter Pelaku Fraud

    Jakarta

    BPJS Kesehatan memutus setidaknya satu tahun kerja sama dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang terbukti melakukan fraud layanan jaminan kesehatan nasional (JKN). Bagaimana bila pelakunya adalah tenaga medis seperti dokter?

    Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga (Dirpatuhal) BPJS Kesehatan, Mundiharno, mengatakan hingga kini belum ada mekanisme formal terkait sanksi administratif atau hukum yang secara langsung dijatuhkan kepada dokter pelaku fraud.

    “Belum berjalan tapi ini wacananya bisa dicabut izin praktik,” kata Mundiharno dalam bincang media Rabu (10/11/2025).

    Menurutnya, sanksi langsung kepada tenaga medis merupakan ranah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Instrumen seperti pencabutan surat izin praktik (SIP) dan surat tanda registrasi (STR),berada sepenuhnya di kewenangan Kemenkes dan dinas kesehatan.

    “Bisa dilakukan pencabutan SIP atau, kalau rumah sakit, izin operasionalnya. STR-nya juga bisa dicabut. Tapi itu belum tertuang. Itu Kementerian Kesehatan harusnya yang melakukan. Karena itu bukan domain kita,” ujarnya.

    Meski tidak memiliki kewenangan menjatuhkan sanksi profesi, BPJS Kesehatan tetap mengambil langkah penegakan melalui sistem flagging. Dokter atau tenaga kesehatan yang terbukti melakukan kecurangan akan ditandai dalam sistem BPJS agar faskes mengetahui rekam jejaknya.

    “Dokter yang melakukan fraud kita flag. Kita bilang ke rumah sakit, ke faskes: ‘Saya nggak mau kerja sama dengan Anda kalau masih ada dokter yang melakukan fraud ini’,” ujar Mundiharno.

    Ia memastikan mekanisme ini sudah digunakan, termasuk pada kasus seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang berulang kali melakukan fraud di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.

    “Sudah pernah dilakukan. Di salah satu dokter spesialis obgyn ya. Karena di sini melakukan fraud, pindah ke sini melakukan fraud. Begitu kesini saya bilang: ‘Kalau saya masih kerja sama dengan ini, aku nggak mau’,” katanya.

    Flagging ini menjadi bentuk tekanan agar faskes tidak mempekerjakan tenaga medis yang terbukti melanggar, sekaligus menjaga keberlanjutan layanan JKN agar tetap akuntabel.

    Mundiharno mengakui bahwa penindakan akan menjadi lebih sulit jika pelaku fraud memiliki relasi kuasa kuat di daerah atau di faskes terkait. Di sinilah peran masyarakat sipil menjadi penting untuk turut mengawasi, melaporkan, dan mengawal proses penindakan agar tidak berhenti di tengah jalan.

    “Kalau satu orang masih bisa kita hadapi. Tapi kalau sudah relasi kuasa yang agak berat, itu yang perlu civil society mengawal,” tegasnya.

    Ia menambahkan, Direksi BPJS Kesehatan ke depan harus memiliki keberanian lebih besar dalam menjaga integritas program dan menghadapi tekanan semacam ini.

    “Direksi baru harus kuat yang begitu. Harus,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Video: 3 Aktivitas Harian yang Bermanfaat untuk Kesehatan

    Video: 3 Aktivitas Harian yang Bermanfaat untuk Kesehatan

    Jakarta

    Aktivitas harian yang dilakukan dengan intensitas lebih tinggi bisa memberikan manfaat besar untuk kesehatan. Misalnya, lari sambil naik tangga hingga jalan cepat di sekitar rumah.

    Cocok buat kamu yang nggak punya waktu ke gym atau nggak bisa menempuh 10.000 langkah setiap hari. Nah, aktivitas harian ini juga bisa disebut sebagai ‘olahraga singkat’, ‘snacktivity’ atau ‘ledakan aktivitas mikro’.

    “Dengan melakukan aktivitas harian mereka dalam waktu singkat dengan intensitas lebih tinggi, beberapa kali sepanjang hari, orang-orang masih dapat memperoleh manfaat kesehatan untuk menurunkan risiko penyakit kronis,” kata peneliti postdoktoral di University of Sydney, Matthew Ahmadi.

    Tonton juga video lainnya di sini!

    (/)

    sigma olahraga snacktivity kesehatan tips menjaga kesehatan aktivitas

  • Jangan Anggap Remeh, Keseringan Nonton Video Pendek Bisa Berujung Adiksi-Depresi

    Jangan Anggap Remeh, Keseringan Nonton Video Pendek Bisa Berujung Adiksi-Depresi

    Jakarta

    Konten video pendek di media sosial seperti TikTok dan Reels telah menjadi sumber hiburan utama bagi banyak orang. Namun, paparan berlebihan rupanya membawa konsekuensi pada kesehatan otak, yang kini populer disebut sebagai ‘brain rot’.

    Brain rot merupakan istilah populer yang menggambarkan penurunan fokus, konsentrasi, dan kemampuan berpikir akibat paparan konten yang serba cepat dan singkat secara berlebihan. Kelompok yang paling dikhawatirkan terdampak kondisi ini adalah anak-anak dan remaja. Lantas, apakah orang dewasa benar-benar aman dari risiko ini?

    Spesialis bedah saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS, berpendapat anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan mengalami kondisi tersebut. Hal ini disebabkan karena mereka belum memiliki kemampuan proses konsentrasi yang sebaik orang dewasa.

    “Kalau kita yang sudah mature, yang sudah dewasa mungkin sudah bisa bagaimana cara berkonsentrasi,” ujar dr Dimas.

    Namun, dr Dimas memberikan peringatan, risiko ‘brain rot’ tidak sepenuhnya hilang pada orang dewasa.

    “Tapi risikonya itu tetap juga ada pada orang dewasa,” sambungnya.

    Risiko Jangka Panjang Kecanduan Video Pendek

    dr Dimas lebih lanjut menjelaskan efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh kebiasaan menonton video pendek secara berlebihan, baik pada remaja maupun orang dewasa. Risiko utamanya adalah adiksi terhadap stimulasi cepat dan, pada kondisi yang lebih parah, dapat berujung pada depresi.

    Menurutnya, paparan konstan terhadap konten instan melatih otak untuk mengharapkan gratifikasi cepat. Pada kondisi adiksi yang parah, orang mungkin akan kesulitan untuk kembali ke tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi dan waktu lebih lama.

    Akibatnya, individu tersebut akan lebih sulit menentukan prioritas dalam melaksanakan pekerjaan atau tanggung jawab sehari-hari.

    “Sehingga pada saat mereka mengalami masalah, mereka belum bisa mencerna apa sebenarnya masalah yang terjadi, belum bisa breakdown [memecah] bagaimana solusinya, akhirnya terjun ke arah depresi seperti itu. Jadi menurut saya itu bisa sangat terkait,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Mungkinkah Kepribadian Berubah Setelah Cedera Kepala? Dokter Saraf Bilang Gini

    Mungkinkah Kepribadian Berubah Setelah Cedera Kepala? Dokter Saraf Bilang Gini

    Jakarta

    Masalah kesehatan mental sering kali dipahami hanya dari sisi psikologis atau pengaruh lingkungan eksternal, misalnya dari gaya asuh orang tua hingga pergaulan.

    Rupanya, masalah kejiwaan juga dapat berkaitan erat dengan kondisi fisik otak seseorang. Salah satu contoh yang sering dipertanyakan adalah: mungkinkah kepribadian seseorang tiba-tiba berubah secara drastis setelah mengalami trauma atau gangguan pada otak akibat kecelakaan?

    Spesialis bedah saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS, berpendapat hal tersebut mungkin saja terjadi. Ia menjelaskan bahwa perubahan kepribadian dasarnya bersifat multifaktorial, dan kondisi fisik organik otak adalah faktor penentu nomor satu.

    “Jadi tidak hanya dari lingkungan saja, tapi nomor satu itu adalah kondisi organik atau kondisi tubuhnya. Jadi kondisi secara fisik atau juga misalkan habis operasi yang berat, operasi otak berat, itu bisa terjadi kondisi seperti itu,” kata dr Dimas.

    Tergantung Area Otak yang Terkena Trauma

    dr Dimas menambahkan bahwa meskipun ada risiko terjadi perubahan karakter pasca trauma atau operasi otak berat, hal-hal tersebut dapat diminimalisir seiring kemajuan teknologi canggih yang kini tersedia untuk mengurangi dampak pasca cedera.

    Di sisi lain, perubahan yang terjadi pada sikap, kepribadian, atau kondisi psikologis pasien gangguan otak akan sangat bergantung pada area spesifik otak yang dipengaruhi oleh trauma tersebut.

    Dalam dunia bedah saraf, terdapat istilah ‘eloquent’ yang merujuk pada bagian otak yang memiliki fungsi vital. Area eloquent ini adalah bagian yang sangat penting dan harus dihindari dari kerusakan karena mengontrol fungsi-fungsi dasar manusia.

    Contoh area penting ini meliputi pusat bahasa, gerak, sensasi, penglihatan, atau memori.

    “Dan seperti contohnya kita di bagian frontal, di lobus frontal kiri itu yang mempengaruhi kita untuk bicara, untuk kita mengerti percakapan,” ungkap dr Dimas.

    Jika trauma mengenai bagian-bagian ini, perubahan kepribadian bisa sangat nyata.

    “Misalkan terkena di bagian amigdala atau hipokampus atau bagian mengingat. Jadi itu (perubahan kepribadian) sangat berpengaruh bagian otak mana yang terkena,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Aktivitas Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur Lho, Nggak Perlu ke Gym

    Aktivitas Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur Lho, Nggak Perlu ke Gym

    Jakarta

    Semua orang tahu bahwa kunci hidup sehat dan panjang adalah berolahraga serta makan dengan baik. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk berlatih keras di gym atau menempuh 10.000 langkah setiap hari.

    Kabar baiknya, aktivitas harian yang dilakukan dengan lebih giat dan berenergi ternyata dapat memberikan manfaat besar. Contohnya, berlari menaiki tangga, berjalan cepat di sekitar rumah, atau bermain aktif bersama anak maupun hewan peliharaan.

    Dalam tiga tahun terakhir, para peneliti olahraga semakin sering menyebut istilah baru, yakni vigorous intermittent lifestyle physical activity (VILPA). Aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan ‘olahraga singkat,’ ‘snacktivity,’ atau ‘ledakan aktivitas mikro.’

    Konsep tersebut hadir sebagai solusi terkait bagaimana mendorong individu yang enggan berolahraga agar mengurangi waktu duduk dan lebih banyak bergerak melalui aktivitas intens berdurasi sangat pendek.

    Selama satu dekade terakhir, high-intensity interval training (HIIT) populer sebagai latihan efisien bagi individu dengan jadwal padat. HIIT telah terbukti meningkatkan kontrol gula darah, menurunkan kolesterol, menstabilkan tekanan darah, dan mengurangi lemak tubuh.

    Menurut Mark Hamer, profesor kedokteran olahraga di University College London, VILPA merupakan versi HIIT yang lebih sederhana. Intinya, pendekatan ini mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan intensitas sedikit lebih tinggi, sehingga detak jantung meningkat selama satu hingga dua menit setiap kali melakukannya.

    Hamer menjelaskan gagasan tentang VILPA pertama kali muncul ketika ia dan rekan-rekannya menganalisis data pergerakan yang dikumpulkan melalui perangkat pemantau aktivitas yang dikenakan di pergelangan tangan pada orang-orang yang tidak melakukan olahraga formal.

    Para peneliti menemukan bahwa meski tidak berolahraga di gym atau mengikuti olahraga apa pun, sejumlah individu tetap melakukan banyak aktivitas fisik hanya dari rutinitas harian mereka. Aktivitas tersebut mencakup berjalan cepat saat berangkat kerja hingga menaiki tangga.

    “Sebagian besar pergerakan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat,” kata Hamer, dikutip BBC.

    “Hal ini mengarah pada konsep microburst.”

    Hamer dan rekan-rekannya kemudian menemukan bahwa aktivitas singkat ini ternyata berkaitan dengan berbagai manfaat kesehatan.

    Dalam sebuah studi tahun 2022 yang melibatkan data dari 25.241 orang di Inggris, Hamer bersama para ilmuwan dari University of Sydney menemukan hanya tiga hingga empat sesi VILPA berdurasi satu menit setiap hari sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian dini dari segala penyebab hingga 40 persen, serta mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 49 persen, dibandingkan dengan mereka yang hampir tidak bergerak sama sekali.

    Studi terbaru juga menunjukkan sedikit lebih dari empat menit VILPA per hari dapat membantu mengimbangi sebagian risiko gaya hidup sedentari terhadap kesehatan jantung.

    “Dengan melakukan aktivitas harian mereka dalam waktu singkat dengan intensitas lebih tinggi, beberapa kali sepanjang hari, orang-orang masih dapat memperoleh manfaat kesehatan untuk menurunkan risiko penyakit kronis,” ujar Matthew Ahmadi, peneliti postdoktoral di University of Sydney.

    “VILPA juga dapat membantu mencegah kerapuhan yang menjadi sangat penting seiring bertambahnya usia.”

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Video: Psikolog Ayank Irma Setuju Pemerintah Atur Batasan Medsos untuk Anak

    Video: Psikolog Ayank Irma Setuju Pemerintah Atur Batasan Medsos untuk Anak

    Video: Psikolog Ayank Irma Setuju Pemerintah Atur Batasan Medsos untuk Anak

  • Wamenkes Soroti Obat Bahan Alam RI yang Bisa untuk Pasien Stroke-Diabetes

    Wamenkes Soroti Obat Bahan Alam RI yang Bisa untuk Pasien Stroke-Diabetes

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menegaskan pentingnya pemanfaatan obat berbahan alam Indonesia.

    Hilirisasi riset kesehatan, kata dia, termasuk inovasi obat dari bahan alam, harus dipercepat agar Indonesia tidak selamanya menjadi pasar bagi produk impor.

    “Kita hanya punya dua dekade untuk menyiapkan generasi emas. Mereka harus sehat, kuat, cerdas, dan mampu bersaing secara global,” kata Dante.

    “Kita harus bertransformasi dari user menjadi producer. Indonesia punya biodiversitas yang sangat besar, dan itu harus diterjemahkan menjadi inovasi nyata lewat riset dan uji klinis yang kuat,” lanjut Dante.

    Obat Bahan Alam di Era Medis Modern

    Pengembangan obat dari bahan alam kini tidak lagi sebatas ramuan tradisional, melainkan melalui:

    pemetaan biomolekuler,uji praklinis standar internasional,uji klinis multi-senter,hingga evaluasi keamanan dan efektivitas jangka panjang.

    Pendekatan komprehensif ini membuat sejumlah produk fitofarmaka mulai masuk dalam berbagai pedoman klinis nasional, terutama untuk penyakit kronis seperti stroke, diabetes, gangguan hormon, serta masalah gastrointestinal.

    Obat bahan alam yang dikembangkan dengan standar ilmiah tinggi disebutnya dapat menjadi alternatif terapi yang aman, berpotensi mengurangi ketergantungan impor, serta membuka peluang hilirisasi ekonomi kesehatan berbasis biodiversitas Indonesia.

    “Jika kita ingin menjadi negara maju pada 2045, sektor kesehatan harus berdiri di atas kaki sendiri. Inovasi obat berbahan alam adalah salah satu kekuatan yang kita miliki, dan itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutupnya.

    (naf/naf)