Jenis Media: Kesehatan

  • Wajib Dicatat! Dokter Saraf Ungkap Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat Menyusut

    Wajib Dicatat! Dokter Saraf Ungkap Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat Menyusut

    Jakarta

    Seiring bertambahnya usia, otak akan semakin mengecil dan mulai menurunkan fungsinya. Kondisi ini juga disebut dengan istilah medis ‘atrofi serebri’. Masalah kesehatan ini pada akhirnya dapat mengganggu fungsi kognitif dan motorik, yang dampaknya mungkin akan berbeda pada tiap orang.

    Meski penyusutan otak adalah hal yang pasti terjadi, rupanya ada beberapa hal yang dapat mempercepat proses penyusutan otak tersebut. Ini tercermin dari dari kebiasaan sehari-hari yang mungkin tak sadar telah dilakukan oleh banyak orang.

    Pertama adalah kebiasaan makan yang penting kenyang. Spesialis bedah saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS menjelaskan makan dengan gizi seimbang adalah salah satu faktor penting menjaga kondisi otak.

    Jangan sampai, konsumsi makanan sehari-hari hanya terlalu fokus pada karbohidrat.

    “Sebenarnya nutrisi yang baik tentu adalah nutrisi yang seimbang. Jadi yang kita perhatikan saat ini di Indonesia kadang-kadang nutrisi tidak seimbang,” ungkap dr Dimas ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (12/12/2025).

    “Makannya yang penting kenyang. Jadi makan nasinya banyak banget, karbohidratnya banyak, proteinnya mungkin belum cukup. Jadi sebenarnya yang paling baik adalah nutrisi yang seimbang,” sambungnya.

    Kebiasaan kedua adalah kurangnya aktivitas fisik atau mager. Menurut dr Dimas, aktivitas fisik akan membantu proses penyerapan nutrisi yang dikonsumsi.

    Nutrisi dari makanan akan masuk ke dalam otak dan otot secara lebih baik, bila dilakukan dengan aktivitas fisik. Kondisi percepatan penciutan otak pun bisa diminimalkan.

    Faktor ketiga dan yang paling penting adalah tidak memiliki aktivitas harian, baik bekerja, memiliki hobi, atau kegiatan sosial. Ketika otak tidak dilatih untuk berpikir, maka semakin besar risiko otak mengecil dengan lebih cepat.

    Orang yang sudah berusia 40-50 tahun biasanya mulai mengalami penyusutan dengan lebih cepat, karena anggapan bahwa kelompok ini sudah tua dan tidak perlu beraktivitas apa-apa lagi. Padahal menjaga aktivitas harian sangat penting dalam menjaga kesehatan otak.

    “Tidak beraktivitas inilah yang akhirnya menyebabkan manusia tidak biasa berpikir sehingga lama-kelamaan ototnya mulai menciut,” jelas dr Dimas.

    “Jadi memang harus beraktivitas sebanyak mungkin. Kemudian kalau bisa memang masih aktif di lingkungan-lingkungan baik itu PKK, posyandu, pengajian, atau gereja dan lain sebagainya. Jadi masih ada aktivitas yang dilakukan pada usia senja,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Banyak Warga Jakarta Depresi, Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

    Banyak Warga Jakarta Depresi, Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

    Kenapa angka depresi di Jakarta tinggi? 😥

    Fakta: Depresi di Jakarta (1,5%) lebih tinggi dari nasional (1,4%). Tapi, yang berobat dikit banget! Alasannya karena masih takut dicap ‘ODGJ’ atau dibilang kurang semangat. 😔

    Mental Health itu bukan aib, guys! Itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kalau sakit, ya diobati.

    Yuk, lawan stigma ini! 👊 Cari bantuan ke Puskesmas/ahli terdekat, jangan tunda lagi!

  • BGN Mulai Fokus Beri MBG di Wilayah 3T, Wajib Ada Dapur Meski Siswanya Sedikit

    BGN Mulai Fokus Beri MBG di Wilayah 3T, Wajib Ada Dapur Meski Siswanya Sedikit

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) mulai mengarahkan penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dewan Pakar BGN, Prof Dr Ir Ikeu Tanziha, MS, menegaskan bahwa perubahan strategi ini dilakukan karena kesenjangan pemenuhan gizi antarwilayah masih cukup lebar, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

    “Sebenarnya kita di awal, seluruh anak tanpa kecuali jadi bagian dari MBG. Tapi seiring berjalannya waktu, pertumbuhan di berbagai daerah sudah mulai masif, sementara di daerah-daerah tertentu justru masih menjadi tantangan,” beber Prof Ikeu dalam sesi bincang detikPagi, Jumat (12/12/2025).

    Karena itu, BGN mulai memusatkan perhatian pada wilayah 3T yang aksesibilitasnya terbatas. Demi memastikan pemerataan, standar operasional pelaksanaan (SOP) MBG di wilayah 3T kini dibuat berbeda dengan daerah lainnya.

    “Kalau daerah lain minimal harus seribu sampai dua ribu penerima manfaat, kalau 3T tidak. Di sana 50 atau 150 anak pun harus dibuatkan satu dapur,” jelasnya.

    Menurut Prof Ikeu, keberadaan dapur ini wajib, meski jumlah siswa relatif sedikit, karena prinsip MBG adalah memastikan ketersediaan makanan bergizi yang segar, aman, dan dimasak sesuai kebutuhan harian anak.

    Ia menambahkan, pembangunan dapur-dapur di wilayah 3T tidak bisa dilakukan sendiri oleh BGN. Kerja sama dengan pemerintah daerah menjadi kunci, mengingat pemda memiliki data dan pengetahuan lapangan mengenai titik-titik wilayah 3T di daerahnya.

    “Pemda lebih tahu 3T itu di mana. Kita sudah MoU dengan berbagai pemda, dan mereka sudah mulai membangun dapur-dapur untuk wilayah 3T,” kata Prof Ikeu.

    Dengan pendekatan ini, BGN berharap MBG dapat menyasar kelompok anak yang selama ini berada di wilayah dengan keterbatasan akses pangan, sekaligus mempercepat pemerataan pelayanan gizi nasional.

    (naf/up)

  • Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan beberapa korban dari insiden kecelakaan mobil pengangkut MBG yang menabrak puluhan siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara telah diizinkan untuk pulang dari rumah sakit.

    Namun, masalah pemulihan korban sepertinya belum selesai sampai di situ. Ada potensi dampak psikologis yang bisa dialami para siswa, mulai dari trauma ringan hingga risiko berkembang menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD).

    Psikolog Joice Manurung mengatakan anak-anak usia SD di usia 6-12 tahun tersebut belum cukup mampu untuk mengelola emosinya, mengelola masalah, hingga menafsirkan semua situasi.

    “Istilah saya ‘belum matang’. Bisa dibayangkan ketika anak berada dalam kondisi ‘belum matang’ dan tiba-tiba mengalami peristiwa yang mengejutkan. Maka secara logis, dia tidak sanggup mengelola itu,” kata Joice saat dihubungi detikcom, Jumat (12/12/2025).

    Terlebih, kondisi ini diperparah dengan lokasi kejadian, yakni sekolah. Menurut Joice, anak-anak menganggap sekolah adalah tempat paling, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Nah ketika seseorang mengalami peristiwa yang mengancam, membahayakan nyawa atau mengganggu emosinya begitu berat, namun dia tidak bisa menyelesaikannya secara rasional secara logis gitu ya. Nah itu akan meninggalkan residu-residu. Residu-residu inilah yang disebut sebagai trauma,” katanya.

    Trauma Bisa Dialami Juga oleh Bukan Korban

    Joice menambahkan, trauma atau lebih tepatnya goncangan emosional usai insiden mobil menabrak tersebut juga bisa dialami oleh mereka di luar 22 orang yang terdata.

    “Walaupun dia bukan korban yang ditabrak, misalnya dia paling depan duduknya, dia hanya melihat atau berteriak itu dia sudah mengalami goncangan,” katanya.

    “Kalau dia sudah tergoncang, tadi muncul ketakutan, muncul kecemasan dalam bentuk prediksi-prediksi atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Atau tadi saya bilang dia bisa tanda kutip nanti membangun sebuah konstruksi yang baru tentang sekolah. Oh, berarti sekolah itu ternyata tidak aman ya,” sambungnya.

    Trauma ini bisa bermacam bentuknya, bisa saja korban takut ke sekolah, selalu was-was kalau ke sekolah, atau ketakutan lain akan terjadi hal serupa ke depannya.

    “Nah, kalau ini terus terbawa, ini juga akan menjadi sebuah residu dan disebut juga sebagai sebuah peristiwa traumatik,” kata Joice.

    Berubah Menjadi PTSD

    PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) juga bisa menjadi kondisi yang perlu diwaspadai dan menurut Joice ini bisa muncul dua atau tiga bulan mendatang pasca-kejadian.

    ” Jadi, dia suka migrain atau dia jadi ketakutan ketemu orang dewasa atau dia sulit tidur, mimpi-mimpi buruk itu mungkin tiga bulan lagi atau dua bulan lagi. Nah, kalau begini, kadangkalanya kita perlu bantuan psikiater,” kata Joice.

    Di sinilah peran penting guru atau orang tua untuk memberikan bantuan kepada anak melalui profesional seperti psikolog anak. Tidak hanya untuk anak, namun bantuan untuk orang tua juga.

    “Setelah dapat identifikasi, lalu tahu dampaknya, baru akan disusun nanti program terapinya. Terapi ini bisa bergantung dari kondisi anak, kemudian kebutuhan si anak,” katanya.

    “Karena orang tua juga perlu di-handle. Kan tidak semua orang tua juga matang menyelesaikan ini,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Yuk Ketahui Dampak dan Penanganan Trauma pada Anak Korban Bencana!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Cuaca Dingin, Dokter Beberkan Kaitannya

    Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Cuaca Dingin, Dokter Beberkan Kaitannya

    Jakarta

    Sebuah studi berskala besar yang dipublikasi di JAMA Cardiology mengungkap adanya kaitan kuat antara suhu rendah dan meningkatnya kasus serangan jantung.

    Peneliti menemukan bahwa serangan jantung memang lebih sering terjadi pada kondisi cuaca dingin, angin kencang, minim cahaya matahari, serta tekanan atmosfer yang rendah.

    Mengenai temuan dari studi tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Agora, dr Gustaf David Sinaka Sitorus, SpJP, menegaskan bahwa cuaca dingin tidak secara langsung menyebabkan serangan jantung.

    Namun, suhu rendah dapat menjadi pemicu trigger bagi individu yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung.

    “Tapi, memang serangan jantung, segala sesuatu yang membuat pasien tidak nyaman mungkin nggak tahan dengan dingin, nah tentunya bisa memicu. Terutama pada individu sudah memiliki faktor risiko,” jelas dr Gustaf pada detikcom, Rabu (10/12/2025)

    Ia menambahkan bahwa respons tiap orang terhadap cuaca bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut berlebihan untuk beraktivitas di suhu rendah.

    “Nanti yang mau ke Puncak nggak jadi karena takut, nggak juga. Tiap orang pasti beda-beda,” kata dia.

    Gejala Darurat yang Wajib Diwaspadai

    dr Gustaf mengingatkan bahwa yang paling penting diperhatikan adalah gejala darurat yang menjadi tanda utama serangan jantung, terutama jika muncul saat berada di suhu dingin. Tanda utamanya adalah nyeri dada.

    Nyeri dada akibat serangan jantung biasanya terasa seperti ditindih, panas, dan dapat menjalar ke dada, punggung, hingga leher. Keluhan ini khas karena berlangsung cukup lama, sekitar 20 menit, bukan nyeri yang hilang dalam hitungan detik.

    Kalau pasiennya dalam cuacanya yang dingin mengeluh sesak, bisa jadi suatu reaksi alergi cuaca dingin. Tetapi, harus diperhatikan, ada kemungkinan juga kalau gejala seperti sesak itu gejala serangan jantung,” ucapnya.

    Pada akhirnya, dokter menegaskan bahwa cuaca dingin hanya trigger yang memperburuk kondisi, sementara faktor dominan tetap berada pada riwayat kesehatan individu.

    “Tapi, balik lagi, yang individu dan faktor risiko penyakit jantungnya yang dominan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Jakarta

    Mayapada Hospital Tangerang resmi melakukan seremoni peletakan batu pertama (Groundbreaking) tower ke-4 sebagai bentuk ekspansi layanan. Tower baru tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2026 atau awal 2027.

    Chief Operating Officer Mayapada Healthcare, Hendy Widjaja, mengatakan pembangunan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Mayapada Hospital Tangerang sebagai rumah sakit rujukan dengan berbagai layanan lintas spesialisasi.

    “Seremoni ini menandakan kesiapan dari Mayapada Healthcare untuk memulai pembangunan gedung dari Mayapada, gedung keempat dari Mayapada Tangerang untuk mengukuhkan posisi Mayapada Tangerang sebagai rumah sakit terpadu lintas spesialisasi yang unggul di kawasan Banten,” ujarnya di Area Groundbreaking Mayapada Hospital Tangerang, Jumat (12/12/2025).

    Ia menjelaskan, tower ke-4 diproyeksikan sebagai pusat pelayanan kanker terpadu.

    “Tower keempat ini akan dipusatkan untuk layanan onkologi yang mencakup layanan kedokteran nuklir, theranostic, juga dilengkapi dengan teknologi medis modern yang mendukung diagnosis dan penanganan kasus kanker yang kompleks secara komprehensif,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Hendy menerangkan bahwa tower yang akan dibangun di atas lahan seluas 7.643 meter persegi dengan 9 lantai dan 1 basement ini terbagi menjadi dua fase pembangunan.

    Pada fase pertama, pembangunan difokuskan untuk layanan onkologi yang mencakup kedokteran nuklir, theranostic, hot lab, layanan nuklir medis, serta fasilitas diagnostik seperti digital PET scan dan SPECT-CT. Fasilitas lain seperti ruang rawat inap, poli konsultasi, kemoterapi, dan mammografi juga akan dihadirkan pada tahap ini. Sementara itu, pada fase kedua, pengembangan diarahkan pada layanan kesehatan jiwa, mata, dental, hingga estetika yang disertai dengan penambahan ruang rawat inap serta berbagai fasilitas penunjang untuk pasien dan keluarga.

    “Kita mulai dengan fase pertama dulu. Karena yang jadi utama itu secara pembangunannya adalah tiga lantai itu untuk onkologinya. Kemudian nanti kita lihat kesiapannya dan juga ketersediaan dokternya untuk kita buka lantai-lantai berikutnya,” terangnya.

    Senada, Hospital Director Mayapada Hospital Tangerang, dr. Nurhidayati Endah Puspita Sari, menilai pengembangan tower ke-4 sejalan dengan pertumbuhan rumah sakit yang telah berdiri selama lebih dari 17 tahun.

    “Mayapada Hospital Tangerang sendiri sudah hadir selama lebih dari 17 tahun dan dalam perjalanannya kami telah mengoperasikan 3 tower terintegrasi dengan fasilitas dan teknologi yang senantiasa ditingkatkan. Tower 4 sendiri target operasionalnya di akhir 2026 atau awal 2027,” ungkapnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa onkologi dipilih sebagai fokus utama karena menjadi salah satu penyakit yang paling sering ditangani di wilayah tersebut.

    “Kenapa dipilih onkologi? Karena memang kasusnya di Mayapada Hospital Tangerang ini, onkologi merupakan salah satu dari tiga besar penyakit yang paling banyak dilayani. Dan juga tadi, melengkapi layanan dari hulu ke hilir. Karena memang saat ini, untuk layanan yang nantinya akan dibuat di sini, (PET scan dan PET-CT) itu salah satu layanan yang kami belum ada di sini,” pungkasnya.

    Dengan pembangunan ini, Mayapada Hospital Tangerang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat rujukan di wilayah Tangerang serta membuktikan komitmen dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas bagi masyarakat.

    (akn/ega)

  • Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Jakarta

    Mayapada Hospital Tangerang resmi melakukan seremoni peletakan batu pertama (Groundbreaking) tower ke-4 sebagai bentuk ekspansi layanan. Tower baru tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2026 atau awal 2027.

    Chief Operating Officer Mayapada Healthcare, Hendy Widjaja, mengatakan pembangunan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Mayapada Hospital Tangerang sebagai rumah sakit rujukan dengan berbagai layanan lintas spesialisasi.

    “Seremoni ini menandakan kesiapan dari Mayapada Healthcare untuk memulai pembangunan gedung dari Mayapada, gedung keempat dari Mayapada Tangerang untuk mengukuhkan posisi Mayapada Tangerang sebagai rumah sakit terpadu lintas spesialisasi yang unggul di kawasan Banten,” ujarnya di Area Groundbreaking Mayapada Hospital Tangerang, Jumat (12/12/2025).

    Ia menjelaskan, tower ke-4 diproyeksikan sebagai pusat pelayanan kanker terpadu.

    “Tower keempat ini akan dipusatkan untuk layanan onkologi yang mencakup layanan kedokteran nuklir, theranostic, juga dilengkapi dengan teknologi medis modern yang mendukung diagnosis dan penanganan kasus kanker yang kompleks secara komprehensif,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Hendy menerangkan bahwa tower yang akan dibangun di atas lahan seluas 7.643 meter persegi dengan 9 lantai dan 1 basement ini terbagi menjadi dua fase pembangunan.

    Pada fase pertama, pembangunan difokuskan untuk layanan onkologi yang mencakup kedokteran nuklir, theranostic, hot lab, layanan nuklir medis, serta fasilitas diagnostik seperti digital PET scan dan SPECT-CT. Fasilitas lain seperti ruang rawat inap, poli konsultasi, kemoterapi, dan mammografi juga akan dihadirkan pada tahap ini. Sementara itu, pada fase kedua, pengembangan diarahkan pada layanan kesehatan jiwa, mata, dental, hingga estetika yang disertai dengan penambahan ruang rawat inap serta berbagai fasilitas penunjang untuk pasien dan keluarga.

    “Kita mulai dengan fase pertama dulu. Karena yang jadi utama itu secara pembangunannya adalah tiga lantai itu untuk onkologinya. Kemudian nanti kita lihat kesiapannya dan juga ketersediaan dokternya untuk kita buka lantai-lantai berikutnya,” terangnya.

    Senada, Hospital Director Mayapada Hospital Tangerang, dr. Nurhidayati Endah Puspita Sari, menilai pengembangan tower ke-4 sejalan dengan pertumbuhan rumah sakit yang telah berdiri selama lebih dari 17 tahun.

    “Mayapada Hospital Tangerang sendiri sudah hadir selama lebih dari 17 tahun dan dalam perjalanannya kami telah mengoperasikan 3 tower terintegrasi dengan fasilitas dan teknologi yang senantiasa ditingkatkan. Tower 4 sendiri target operasionalnya di akhir 2026 atau awal 2027,” ungkapnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa onkologi dipilih sebagai fokus utama karena menjadi salah satu penyakit yang paling sering ditangani di wilayah tersebut.

    “Kenapa dipilih onkologi? Karena memang kasusnya di Mayapada Hospital Tangerang ini, onkologi merupakan salah satu dari tiga besar penyakit yang paling banyak dilayani. Dan juga tadi, melengkapi layanan dari hulu ke hilir. Karena memang saat ini, untuk layanan yang nantinya akan dibuat di sini, (PET scan dan PET-CT) itu salah satu layanan yang kami belum ada di sini,” pungkasnya.

    Dengan pembangunan ini, Mayapada Hospital Tangerang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat rujukan di wilayah Tangerang serta membuktikan komitmen dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas bagi masyarakat.

    (akn/ega)

  • Penampakan Kosmetik Ilegal yang Diamankan BPOM, Ada Produk Mengandung Merkuri

    Penampakan Kosmetik Ilegal yang Diamankan BPOM, Ada Produk Mengandung Merkuri

    Foto Health

    Averus Kautsar – detikHealth

    Jumat, 12 Des 2025 15:30 WIB

    Jakarta – BPOM RI berhasil membongkar peredaran kosmetik ilegal senilai Rp 1,8 triliun dari hasil intensifikasi pengawasan. Begini penampakan produknya.

  • Tes Buta Warna Tebak Ikon Wisata, Bisa Jawab Semua atau Masih Keliru?

    Tes Buta Warna Tebak Ikon Wisata, Bisa Jawab Semua atau Masih Keliru?

    Jakarta

    Ingin tahu seberapa tajam kemampuan matamu dalam mengenali warna? Tak hanya menebak angka, kamu juga bisa menebak ikon wisata dalam tes buta warna.

    Dalam tantangan visual ini, kamu diminta mengidentifikasi berbagai landmark terkenal, dengan perpaduan warna. Apakah kamu masih bisa menebak ikon tersebut dengan tepat atau justru terkecoh?

    Tes Buta Warna Tebak Ikon Wisata

    Berikut beberapa tes buta warna yang berisi beberapa gambar ikon wisata. Siap menjawabnya?

    1. Objek wisata internasional yang populer. Ketinggiannya mencapai 330 meter.

    Foto: detikHealth

    2. Bentuknya mirip masjid. Bangunannya didirikan oleh seorang raja untuk mengenang istrinya.

    Foto: detikHealth

    3. Tingginya 132 meter. Objek wisata ini dibuat untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

    Foto: detikHealth

    4. Monumen bersejarah yang penting untuk umat Buddha di Indonesia.Foto: detikHealth

    5. Ikon wisata yang terkenal. Objek ini didirikan untuk mengenang sejarah salah satu negara di Asia Tenggara.

    Foto: detikHealth

    6. Objek wisata ikonik di Indonesia yang membentang di atas sungai Musi. Keindahannya semakin memukau di malam hari.

    Foto:Tes buta warna (detikHealth)

    7. Karya monumental yang terkenal di dunia. Objek ini melambangkan perjuangan dalam meraih kemerdekaan.Foto: detikHealth

    8. Bangunan peninggalan bangsa Romawi. Dahulu, objek ini menjadi tempat pertempuran gladiator hingga prosesi upacara mewah.

    Foto: Tes buta warna wisata detikHealth

    Jawaban Tes Buta Warna Tebak Ikon Wisata

    Berikut beberapa jawaban tes buta warna tebak gambar ikon wisata. Berapa tantangan yang berhasil dijawab?

    1. Menara Eiffel
    2. Taj Mahal
    3. Monas
    4. Borobudur

    5. Merlion Park
    6. Jembatan Ampera
    7. Patung Liberty
    8. Colosseum

    Halaman 2 dari 5

    (elk/kna)

  • Nggak Percaya Medis, Influencer Meninggal Perdarahan saat Melahirkan di Rumah

    Nggak Percaya Medis, Influencer Meninggal Perdarahan saat Melahirkan di Rumah

    Jakarta

    Seorang influencer gaya hidup sehat Stacey Warnecke meninggal perdarahan saat melahirkan di rumahnya. Wanita berusia 30 tahun itu memilih persalinan tanpa bantuan medis seperti dokter atau bidan.

    Diberitakan ABC News, meski anaknya yang diberi nama Alex lahir dengan selamat, kondisinya memburuk pasca persalinan. Suaminya kemudian memanggil ambulans dan paramedis mendapati Stacey sudah tampak pusat dan kesulitan bernapas.

    “Ia dibawa ke rumah sakit Frankston tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. Diduga ia meninggal karena komplikasi setelah perdarahan pasca persalinan,” ujar tenaga medis yang menanganinya saat itu.

    Stacey dilaporkan tidak mempercayai sistem medis setelah kewajiban vaksin COVID-19 pada tahun 2021, sehingga dia memilih untuk tidak menerima perawatan kesehatan selama kehamilannya.

    Ia melahirkan pada pukul 3 pagi waktu setempat pada tanggal 29 September, dan awalnya tampak baik-baik saja tetapi mulai merasa “tidak enak badan” dan mulai mengalami pendarahan setelah plasenta keluar.

    Ia tiba di Rumah Sakit Frankston pada pagi hari sekitar pukul 5 dan dalam “kondisi kritis,” sebelum menjalani sejumlah prosedur, termasuk histerektomi darurat.

    Namun, ia mengalami beberapa kali serangan jantung dan meninggal di ICU. Pendarahan Stacey sangat parah sehingga persediaan darah golongan darahnya di rumah sakit benar-benar habis.

    Menolak bantuan medis saat hamil

    Semasa hamil, dia memilih untuk tidak menerima perawatan kesehatan apa pun selama kehamilannya, termasuk menolak USG dan janji temu dengan bidan atau dokter kandungan.

    Ia ingin melahirkan di rumah dan menghubungi Lal, yang juga mempromosikan dirinya sebagai free birth “keeper” di media sosial.

    Free birth keeper, terkadang disebut persalinan alami atau tanpa bantuan, berbeda dengan persalinan di rumah yang direncanakan, yang melibatkan perawatan dari tenaga kesehatan terdaftar. Ada banyak program persalinan di rumah yang didanai pemerintah di seluruh Australia.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)