Jenis Media: Kesehatan

  • Studi Ungkap Kaitan Tumbuh Uban dengan Sel Kanker, Begini Temuannya

    Studi Ungkap Kaitan Tumbuh Uban dengan Sel Kanker, Begini Temuannya

    Jakarta

    Menurut sebuah studi terbaru di Jepang, terungkap rambut putih atau beruban menjadi tanda tubuh sedang melindungi diri dari kanker. Beberapa pemicu kanker seperti sinar ultraviolet atau zat kimia tertentu dapat mengaktifkan jalur pertahanan alami yang membuat rambut lebih cepat beruban, sekaligus menurunkan risiko kanker.

    Dalam studi ini, peneliti melihat kondisi sel punca yang bertanggung jawab memproduksi pigmen warna rambut. Pada percobaan tikus, mereka menemukan sel-sel merespons kerusakan DNA dengan beberapa dua kemungkinan, yaitu sel berhenti tumbuh dan membelah yang akhirnya memicu uban atau berkembangbiak tanpa kendali hingga memicu tumor.

    Pertumbuhan rambut yang sehat bergantung pada populasi sel punca yang terus memperbarui diri di dalam folikel rambut. Sebuah kantong kecil di dalam folikel menyimpan cadangan sel punca melanosit, yaitu cikal bakal sel pembentuk melanin yang memberi warna pada rambut.

    “Setiap siklus rambut, sel punca melanosit ini akan membelah dan menghasilkan sejumlah sel matang,” kata Dot Bennett, ahli biologi sel dari City St George’s, University of London, yang tidak terlibat dalam penelitian, dikutip dari Live Science, Jumat (12/12/2025).

    “Sel-sel tersebut kemudian bermigrasi ke dasar folikel rambut dan mulai membuat pigmen untuk mewarnai rambut,” sambungnya.

    Rambut beruban terjadi ketika sel-sel ini tidak lagi mampu menghasilkan pigmen dalam jumlah cukup untuk mewarnai setiap helai rambut. Menurut Bennet, ini semacam kelelahan sel yang disebut ‘senescence’.

    “Ada batas jumlah pembelahan sel, dan mekanisme ini tampaknya menjadi cara tubuh mencegah kesalahan genetik acak yang menumpuk seiring waktu agar tidak berkembang menjadi kanker,” tambahnya mengomentari temuan tersebut.

    Ketika sel punca melanosit mencapai ‘checkpoint stemness’, mereka berhenti membelah. Akibatnya, folikel tidak lagi memiliki sumber sel penghasil pigmen untuk mewarnai rambut.

    Biasanya, hal ini terjadi seiring bertambahnya usia ketika sel punca secara alami mencapai batas tersebut.

    Proses Penelitian Pada Tikus

    Peneliti Emi Nishimura dari University of Tokyo tertarik melihat bagaimana mekanisme tersebut muncul sebagai respons kerusakan DNA, yang menjadi pemicu utama terbentuknya kanker. Dalam studi tikus, mereka menggunakan berbagai teknik untuk melacak perjalanan sel punca melanosit selama siklus rambut setelah dipaparkan pada kondisi lingkungan berbahaya, termasuk radiasi pengion dan senyawa karsinogenik.

    Menariknya, mereka menemukan jenis kerusakan menentukan bagaimana sel bereaksi.

    Radiasi pengion membuat sel punca berdiferensiasi dan matang, lalu mengaktifkan jalur biokimia pemicu senescence. Akibatnya, cadangan sel punca melanosit cepat habis dalam siklus rambut, sehingga produksi sel pigmen berhenti dan rambut akhirnya beruban.

    Dengan menghentikan pembelahan sel, jalur senescence ini mencegah DNA yang bermutasi diwariskan ke generasi sel berikutnya, sehingga menurunkan peluang terbentuknya tumor.

    Sedangkan, paparan karsinogen kimia seperti 7,12-dimethylbenz[a]anthracene (DMBA) tampaknya melewati mekanisme perlindungan ini. Alih-alih memicu senescence, jalur biokimia lain yang justru menekan senescence diaktifkan.

    Peneliti menyebut ini memungkinkan folikel rambut mempertahankan cadangan sel puncanya dan tetap menghasilkan pigmen meski DNA rusak. Rambut pun tetap berwarna, tapi dalam jangka panjang, replikasi DNA yang rusak tanpa kendali akhirnya memicu tumor dan kanker.

    “Temuan ini menunjukkan bahwa sel punca yang sama bisa mengalami dua nasib berlawanan tergantung jenis stres yang mereka alami,” kata Nishimura sambil ditekankan langkah selanjutnya adalah melihat apakah temuan pada tikus ini juga berlaku pada folikel rambut manusia.

  • Video Pemerintah Australia Tanggapi Gugatan Reddit soal Larangan Anak Bermedsos

    Video Pemerintah Australia Tanggapi Gugatan Reddit soal Larangan Anak Bermedsos

    Jakarta

    Platform komunitas daring Reddit mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung Australia (MA) untuk membatalkan larangan media sosial bagi remaja di bawah usia 16 tahun, serta dimasukkannya Reddit dalam larangan tersebut. Mereka menyebut undang-undang tersebut melanggar kebebasan berekspresi politik bagi kaum muda serta menegaskan platform mereka tidak tergolong sebagai media sosial.

    Menteri Kesehatan Australia, Mark Butler, menanggapi gugatan itu dengan menyatakan bahwa pemerintah Australia akan tetap teguh melindungi warganya.

    “Yang terjadi adalah tindakan yang diambil untuk melindungi keuntungan yang mereka peroleh dengan mengorbankan kesehatan mental kaum muda, dan kami akan melawan tindakan ini di setiap langkahnya,” kata Butler.

    Klik di sini untuk menonton video-video lainnya!

    (/)

    mahkamah agung australia reddit larangan media sosial bagi remaja larangan medsos australia larangan medsos di australia australia

  • Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

    Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

    Jakarta

    Sebuah penelitian mengungkapkan ada golongan darah tertentu yang memiliki risiko serangan stroke lebih besar. Golongan darah memiliki penanda kimia, seperti A, B, AB, dan O, yang disebut antigen dan ada di permukaan sel darah merah. Namun, pada golongan darah utama itu, juga ada variasi halus yang disebabkan oleh mutasi gen tertentu.

    Para peneliti menganalisis data dari 48 studi genetik, mencakup sekitar 17 ribu pasien stroke dan hampir 600 ribu orang tanpa stroke. Semua peserta berusia antara 18 hingga 59 tahun.

    Hasilnya menunjukkan hubungan yang jelas antara gen yang bertanggung jawab atas subtipe darah A1 dan risiko stroke pada usia muda.

    “Jumlah orang yang mengalami stroke dini meningkat. Mereka yang terkena lebih mungkin meninggal akibat kejadian yang mengancam jiwa ini, dan para penyintas berpotensi menghadapi puluhan tahun disabilitas. Meski begitu, penelitian tentang penyebab stroke dini masih sangat sedikit,” ucap peneliti neurolog vaskular dari University of Maryland, Steven Kittner, dikutip dari ScienceDirect, Jumat (12/12/2025).

    Pemeriksaan genom secara luas menemukan dua lokasi yang sangat terkait dengan peningkatan risiko stroke lebih awal. Salah satunya bertepatan dengan lokasi gen penentu golongan darah.

    Analisis kedua yang berfokus pada jenis gen golongan darah tertentu menemukan orang dengan variasi gen golongan darah A memiliki risiko stroke sebelum usia 60 tahun sebesar 16 persen lebih tinggi dibanding populasi dengan golongan darah lain.

    Sementara itu, mereka yang memiliki gen golongan darah O1 memiliki risiko 12 persen lebih rendah.

    Meski demikian, peneliti menekankan peningkatan risiko stroke pada orang dengan golongan darah A tergolong kecil, sehingga tidak diperlukan kewaspadaan atau pemeriksaan khusus bagi kelompok ini.

    “Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A dapat meningkatkan risiko, tetapi kemungkinan hal ini berkaitan dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein lain dalam sirkulasi, yang semuanya berperan dalam proses pembentukan bekuan darah,” ungkap Kittner.

    Kittner menuturkan studi lanjutan perlu dilakukan untuk pada kelompok etnis lainnya. Pada penelitian tersebut, peserta studi berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia.

    Jumlah orang non-Eropa yang terlibat dalam penelitian hanya sekitar 35 persen. Sampel yang beragam dapat memperjelas makna temuan tersebut.

    “Kami jelas memerlukan studi lanjutan untuk memperjelas mekanisme peningkatan risiko stroke ini,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Menkes Sebut Biaya Layanan Medis RI Naik 9-11 Persen Per Tahun

    Menkes Sebut Biaya Layanan Medis RI Naik 9-11 Persen Per Tahun

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyoroti inflasi biaya kesehatan yang jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menkes menyebut biaya layanan medis di Indonesia naik sekitar 9 sampai 11 persen setiap tahun, sementara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya berada di angka 5,2 persen.

    “Ini persis seperti suami naik gaji 5 persen, istri minta 11 persen. Nggak mungkin ketemu,” kata Budi di Jakarta, Jumat (12/12/2025).

    Menurutnya, pola tersebut terjadi hampir di seluruh dunia, tetapi di Indonesia efeknya bisa lebih berat karena struktur pembiayaan kesehatan masih terus berkembang.

    Budi menekankan peran BPJS Kesehatan menjadi sangat krusial untuk menahan laju inflasi. Namun, ia mengingatkan tugas BPJS bukan untuk menjadi lembaga yang ‘dicintai’ fasilitas kesehatan, melainkan lembaga yang mampu menjaga agar biaya layanan tidak melonjak tanpa kendali.

    “Kalau Pak Ghufron (Direktur Utama BPJS Kesehatan) itu dicintai seluruh rumah sakit, itu berarti beliau nggak perform. Tapi kalau semua rumah sakit antre pengen kerja sama dengan BPJS, tapi sambil misu-misu, maki-maki, cela-cela, itu artinya Pak Ghufron perform sekali,” ujar Budi sambil menegaskan bahwa keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan penyedia layanan adalah pekerjaan yang sangat rumit.

    Menurut Menkes, BPJS Kesehatan adalah satu-satunya wakil masyarakat yang mampu menahan tekanan dari sisi penyedia layanan, dokter, klinik, rumah sakit, farmasi yang ingin tarif lebih tinggi, pendapatan lebih besar, dan keuntungan maksimal.

    Sementara di sisi lain, masyarakat berharap layanan kesehatan bisa diakses semurah mungkin.

    “Supply side pasti pengen mahal. Sedangkan masyarakat maunya semurah-murahnya. Nah, keseimbangan inilah yang Pak Ghufron harus kejar,” kata Budi.

    Ia menambahkan bahwa sektor kesehatan memiliki karakter unik yang sangat berbeda dengan sektor ekonomi lain karena minimnya transparansi harga. Budi mencontohkan bagaimana biaya operasi sederhana dapat memiliki perbedaan harga ekstrem antarnegara.

    “Gimana bisa, apendiktomi di Amerika 25 ribu dolar. Di Singapura 12 ribu dolar. Di Indonesia seribu dolar. Hanya di sektor kesehatan gap-nya bisa sampai 500 sampai 1000 persen,” ujarnya.

    “Itu karena tidak adanya transparansi dari lainnya kesehatan, sehingga gapnya besar sekali. Yang menderita siapa? Masyarakatnya. Untuk the same procedures bedanya bisa 3 kali lipat, 4 kali lipat.”

    Ia membandingkannya dengan apa yang terjadi di sektor keuangan. “Kalau tukar dolar di Amerika, di Changi, di Belanda, selisihnya paling 5 persen. Nggak pernah 500 persen.”

    Pemerintah, kata Budi, wajib menyediakan sumber daya yang menjadi fondasi pengendalian biaya kesehatan, mulai dari tenaga kesehatan, regulasi yang kuat, hingga ketersediaan obat yang murah.

    “Pemerintah harus kasih alat-alatnya, kasih orang-orangnya, dan memastikan obat-obatnya tersedia dengan harga rendah. BPJS memanfaatkan resource itu untuk menyeimbangkan tekanan dari dua sisi,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Wajib Dicatat! Dokter Saraf Ungkap Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat Menyusut

    Wajib Dicatat! Dokter Saraf Ungkap Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat Menyusut

    Jakarta

    Seiring bertambahnya usia, otak akan semakin mengecil dan mulai menurunkan fungsinya. Kondisi ini juga disebut dengan istilah medis ‘atrofi serebri’. Masalah kesehatan ini pada akhirnya dapat mengganggu fungsi kognitif dan motorik, yang dampaknya mungkin akan berbeda pada tiap orang.

    Meski penyusutan otak adalah hal yang pasti terjadi, rupanya ada beberapa hal yang dapat mempercepat proses penyusutan otak tersebut. Ini tercermin dari dari kebiasaan sehari-hari yang mungkin tak sadar telah dilakukan oleh banyak orang.

    Pertama adalah kebiasaan makan yang penting kenyang. Spesialis bedah saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS menjelaskan makan dengan gizi seimbang adalah salah satu faktor penting menjaga kondisi otak.

    Jangan sampai, konsumsi makanan sehari-hari hanya terlalu fokus pada karbohidrat.

    “Sebenarnya nutrisi yang baik tentu adalah nutrisi yang seimbang. Jadi yang kita perhatikan saat ini di Indonesia kadang-kadang nutrisi tidak seimbang,” ungkap dr Dimas ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (12/12/2025).

    “Makannya yang penting kenyang. Jadi makan nasinya banyak banget, karbohidratnya banyak, proteinnya mungkin belum cukup. Jadi sebenarnya yang paling baik adalah nutrisi yang seimbang,” sambungnya.

    Kebiasaan kedua adalah kurangnya aktivitas fisik atau mager. Menurut dr Dimas, aktivitas fisik akan membantu proses penyerapan nutrisi yang dikonsumsi.

    Nutrisi dari makanan akan masuk ke dalam otak dan otot secara lebih baik, bila dilakukan dengan aktivitas fisik. Kondisi percepatan penciutan otak pun bisa diminimalkan.

    Faktor ketiga dan yang paling penting adalah tidak memiliki aktivitas harian, baik bekerja, memiliki hobi, atau kegiatan sosial. Ketika otak tidak dilatih untuk berpikir, maka semakin besar risiko otak mengecil dengan lebih cepat.

    Orang yang sudah berusia 40-50 tahun biasanya mulai mengalami penyusutan dengan lebih cepat, karena anggapan bahwa kelompok ini sudah tua dan tidak perlu beraktivitas apa-apa lagi. Padahal menjaga aktivitas harian sangat penting dalam menjaga kesehatan otak.

    “Tidak beraktivitas inilah yang akhirnya menyebabkan manusia tidak biasa berpikir sehingga lama-kelamaan ototnya mulai menciut,” jelas dr Dimas.

    “Jadi memang harus beraktivitas sebanyak mungkin. Kemudian kalau bisa memang masih aktif di lingkungan-lingkungan baik itu PKK, posyandu, pengajian, atau gereja dan lain sebagainya. Jadi masih ada aktivitas yang dilakukan pada usia senja,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Banyak Warga Jakarta Depresi, Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

    Banyak Warga Jakarta Depresi, Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

    Kenapa angka depresi di Jakarta tinggi? 😥

    Fakta: Depresi di Jakarta (1,5%) lebih tinggi dari nasional (1,4%). Tapi, yang berobat dikit banget! Alasannya karena masih takut dicap ‘ODGJ’ atau dibilang kurang semangat. 😔

    Mental Health itu bukan aib, guys! Itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kalau sakit, ya diobati.

    Yuk, lawan stigma ini! 👊 Cari bantuan ke Puskesmas/ahli terdekat, jangan tunda lagi!

  • BGN Mulai Fokus Beri MBG di Wilayah 3T, Wajib Ada Dapur Meski Siswanya Sedikit

    BGN Mulai Fokus Beri MBG di Wilayah 3T, Wajib Ada Dapur Meski Siswanya Sedikit

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) mulai mengarahkan penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dewan Pakar BGN, Prof Dr Ir Ikeu Tanziha, MS, menegaskan bahwa perubahan strategi ini dilakukan karena kesenjangan pemenuhan gizi antarwilayah masih cukup lebar, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

    “Sebenarnya kita di awal, seluruh anak tanpa kecuali jadi bagian dari MBG. Tapi seiring berjalannya waktu, pertumbuhan di berbagai daerah sudah mulai masif, sementara di daerah-daerah tertentu justru masih menjadi tantangan,” beber Prof Ikeu dalam sesi bincang detikPagi, Jumat (12/12/2025).

    Karena itu, BGN mulai memusatkan perhatian pada wilayah 3T yang aksesibilitasnya terbatas. Demi memastikan pemerataan, standar operasional pelaksanaan (SOP) MBG di wilayah 3T kini dibuat berbeda dengan daerah lainnya.

    “Kalau daerah lain minimal harus seribu sampai dua ribu penerima manfaat, kalau 3T tidak. Di sana 50 atau 150 anak pun harus dibuatkan satu dapur,” jelasnya.

    Menurut Prof Ikeu, keberadaan dapur ini wajib, meski jumlah siswa relatif sedikit, karena prinsip MBG adalah memastikan ketersediaan makanan bergizi yang segar, aman, dan dimasak sesuai kebutuhan harian anak.

    Ia menambahkan, pembangunan dapur-dapur di wilayah 3T tidak bisa dilakukan sendiri oleh BGN. Kerja sama dengan pemerintah daerah menjadi kunci, mengingat pemda memiliki data dan pengetahuan lapangan mengenai titik-titik wilayah 3T di daerahnya.

    “Pemda lebih tahu 3T itu di mana. Kita sudah MoU dengan berbagai pemda, dan mereka sudah mulai membangun dapur-dapur untuk wilayah 3T,” kata Prof Ikeu.

    Dengan pendekatan ini, BGN berharap MBG dapat menyasar kelompok anak yang selama ini berada di wilayah dengan keterbatasan akses pangan, sekaligus mempercepat pemerataan pelayanan gizi nasional.

    (naf/up)

  • Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan beberapa korban dari insiden kecelakaan mobil pengangkut MBG yang menabrak puluhan siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara telah diizinkan untuk pulang dari rumah sakit.

    Namun, masalah pemulihan korban sepertinya belum selesai sampai di situ. Ada potensi dampak psikologis yang bisa dialami para siswa, mulai dari trauma ringan hingga risiko berkembang menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD).

    Psikolog Joice Manurung mengatakan anak-anak usia SD di usia 6-12 tahun tersebut belum cukup mampu untuk mengelola emosinya, mengelola masalah, hingga menafsirkan semua situasi.

    “Istilah saya ‘belum matang’. Bisa dibayangkan ketika anak berada dalam kondisi ‘belum matang’ dan tiba-tiba mengalami peristiwa yang mengejutkan. Maka secara logis, dia tidak sanggup mengelola itu,” kata Joice saat dihubungi detikcom, Jumat (12/12/2025).

    Terlebih, kondisi ini diperparah dengan lokasi kejadian, yakni sekolah. Menurut Joice, anak-anak menganggap sekolah adalah tempat paling, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Nah ketika seseorang mengalami peristiwa yang mengancam, membahayakan nyawa atau mengganggu emosinya begitu berat, namun dia tidak bisa menyelesaikannya secara rasional secara logis gitu ya. Nah itu akan meninggalkan residu-residu. Residu-residu inilah yang disebut sebagai trauma,” katanya.

    Trauma Bisa Dialami Juga oleh Bukan Korban

    Joice menambahkan, trauma atau lebih tepatnya goncangan emosional usai insiden mobil menabrak tersebut juga bisa dialami oleh mereka di luar 22 orang yang terdata.

    “Walaupun dia bukan korban yang ditabrak, misalnya dia paling depan duduknya, dia hanya melihat atau berteriak itu dia sudah mengalami goncangan,” katanya.

    “Kalau dia sudah tergoncang, tadi muncul ketakutan, muncul kecemasan dalam bentuk prediksi-prediksi atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Atau tadi saya bilang dia bisa tanda kutip nanti membangun sebuah konstruksi yang baru tentang sekolah. Oh, berarti sekolah itu ternyata tidak aman ya,” sambungnya.

    Trauma ini bisa bermacam bentuknya, bisa saja korban takut ke sekolah, selalu was-was kalau ke sekolah, atau ketakutan lain akan terjadi hal serupa ke depannya.

    “Nah, kalau ini terus terbawa, ini juga akan menjadi sebuah residu dan disebut juga sebagai sebuah peristiwa traumatik,” kata Joice.

    Berubah Menjadi PTSD

    PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) juga bisa menjadi kondisi yang perlu diwaspadai dan menurut Joice ini bisa muncul dua atau tiga bulan mendatang pasca-kejadian.

    ” Jadi, dia suka migrain atau dia jadi ketakutan ketemu orang dewasa atau dia sulit tidur, mimpi-mimpi buruk itu mungkin tiga bulan lagi atau dua bulan lagi. Nah, kalau begini, kadangkalanya kita perlu bantuan psikiater,” kata Joice.

    Di sinilah peran penting guru atau orang tua untuk memberikan bantuan kepada anak melalui profesional seperti psikolog anak. Tidak hanya untuk anak, namun bantuan untuk orang tua juga.

    “Setelah dapat identifikasi, lalu tahu dampaknya, baru akan disusun nanti program terapinya. Terapi ini bisa bergantung dari kondisi anak, kemudian kebutuhan si anak,” katanya.

    “Karena orang tua juga perlu di-handle. Kan tidak semua orang tua juga matang menyelesaikan ini,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Yuk Ketahui Dampak dan Penanganan Trauma pada Anak Korban Bencana!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Cuaca Dingin, Dokter Beberkan Kaitannya

    Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Cuaca Dingin, Dokter Beberkan Kaitannya

    Jakarta

    Sebuah studi berskala besar yang dipublikasi di JAMA Cardiology mengungkap adanya kaitan kuat antara suhu rendah dan meningkatnya kasus serangan jantung.

    Peneliti menemukan bahwa serangan jantung memang lebih sering terjadi pada kondisi cuaca dingin, angin kencang, minim cahaya matahari, serta tekanan atmosfer yang rendah.

    Mengenai temuan dari studi tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Agora, dr Gustaf David Sinaka Sitorus, SpJP, menegaskan bahwa cuaca dingin tidak secara langsung menyebabkan serangan jantung.

    Namun, suhu rendah dapat menjadi pemicu trigger bagi individu yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung.

    “Tapi, memang serangan jantung, segala sesuatu yang membuat pasien tidak nyaman mungkin nggak tahan dengan dingin, nah tentunya bisa memicu. Terutama pada individu sudah memiliki faktor risiko,” jelas dr Gustaf pada detikcom, Rabu (10/12/2025)

    Ia menambahkan bahwa respons tiap orang terhadap cuaca bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut berlebihan untuk beraktivitas di suhu rendah.

    “Nanti yang mau ke Puncak nggak jadi karena takut, nggak juga. Tiap orang pasti beda-beda,” kata dia.

    Gejala Darurat yang Wajib Diwaspadai

    dr Gustaf mengingatkan bahwa yang paling penting diperhatikan adalah gejala darurat yang menjadi tanda utama serangan jantung, terutama jika muncul saat berada di suhu dingin. Tanda utamanya adalah nyeri dada.

    Nyeri dada akibat serangan jantung biasanya terasa seperti ditindih, panas, dan dapat menjalar ke dada, punggung, hingga leher. Keluhan ini khas karena berlangsung cukup lama, sekitar 20 menit, bukan nyeri yang hilang dalam hitungan detik.

    Kalau pasiennya dalam cuacanya yang dingin mengeluh sesak, bisa jadi suatu reaksi alergi cuaca dingin. Tetapi, harus diperhatikan, ada kemungkinan juga kalau gejala seperti sesak itu gejala serangan jantung,” ucapnya.

    Pada akhirnya, dokter menegaskan bahwa cuaca dingin hanya trigger yang memperburuk kondisi, sementara faktor dominan tetap berada pada riwayat kesehatan individu.

    “Tapi, balik lagi, yang individu dan faktor risiko penyakit jantungnya yang dominan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Mayapada Hospital Tangerang Groundbreaking Tower 4, Target 2027 Rampung

    Jakarta

    Mayapada Hospital Tangerang resmi melakukan seremoni peletakan batu pertama (Groundbreaking) tower ke-4 sebagai bentuk ekspansi layanan. Tower baru tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2026 atau awal 2027.

    Chief Operating Officer Mayapada Healthcare, Hendy Widjaja, mengatakan pembangunan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Mayapada Hospital Tangerang sebagai rumah sakit rujukan dengan berbagai layanan lintas spesialisasi.

    “Seremoni ini menandakan kesiapan dari Mayapada Healthcare untuk memulai pembangunan gedung dari Mayapada, gedung keempat dari Mayapada Tangerang untuk mengukuhkan posisi Mayapada Tangerang sebagai rumah sakit terpadu lintas spesialisasi yang unggul di kawasan Banten,” ujarnya di Area Groundbreaking Mayapada Hospital Tangerang, Jumat (12/12/2025).

    Ia menjelaskan, tower ke-4 diproyeksikan sebagai pusat pelayanan kanker terpadu.

    “Tower keempat ini akan dipusatkan untuk layanan onkologi yang mencakup layanan kedokteran nuklir, theranostic, juga dilengkapi dengan teknologi medis modern yang mendukung diagnosis dan penanganan kasus kanker yang kompleks secara komprehensif,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Hendy menerangkan bahwa tower yang akan dibangun di atas lahan seluas 7.643 meter persegi dengan 9 lantai dan 1 basement ini terbagi menjadi dua fase pembangunan.

    Pada fase pertama, pembangunan difokuskan untuk layanan onkologi yang mencakup kedokteran nuklir, theranostic, hot lab, layanan nuklir medis, serta fasilitas diagnostik seperti digital PET scan dan SPECT-CT. Fasilitas lain seperti ruang rawat inap, poli konsultasi, kemoterapi, dan mammografi juga akan dihadirkan pada tahap ini. Sementara itu, pada fase kedua, pengembangan diarahkan pada layanan kesehatan jiwa, mata, dental, hingga estetika yang disertai dengan penambahan ruang rawat inap serta berbagai fasilitas penunjang untuk pasien dan keluarga.

    “Kita mulai dengan fase pertama dulu. Karena yang jadi utama itu secara pembangunannya adalah tiga lantai itu untuk onkologinya. Kemudian nanti kita lihat kesiapannya dan juga ketersediaan dokternya untuk kita buka lantai-lantai berikutnya,” terangnya.

    Senada, Hospital Director Mayapada Hospital Tangerang, dr. Nurhidayati Endah Puspita Sari, menilai pengembangan tower ke-4 sejalan dengan pertumbuhan rumah sakit yang telah berdiri selama lebih dari 17 tahun.

    “Mayapada Hospital Tangerang sendiri sudah hadir selama lebih dari 17 tahun dan dalam perjalanannya kami telah mengoperasikan 3 tower terintegrasi dengan fasilitas dan teknologi yang senantiasa ditingkatkan. Tower 4 sendiri target operasionalnya di akhir 2026 atau awal 2027,” ungkapnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa onkologi dipilih sebagai fokus utama karena menjadi salah satu penyakit yang paling sering ditangani di wilayah tersebut.

    “Kenapa dipilih onkologi? Karena memang kasusnya di Mayapada Hospital Tangerang ini, onkologi merupakan salah satu dari tiga besar penyakit yang paling banyak dilayani. Dan juga tadi, melengkapi layanan dari hulu ke hilir. Karena memang saat ini, untuk layanan yang nantinya akan dibuat di sini, (PET scan dan PET-CT) itu salah satu layanan yang kami belum ada di sini,” pungkasnya.

    Dengan pembangunan ini, Mayapada Hospital Tangerang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat rujukan di wilayah Tangerang serta membuktikan komitmen dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas bagi masyarakat.

    (akn/ega)