Jenis Media: Kesehatan

  • Kata Psikolog soal Seseorang Punya IQ Rendah, Bisa Terlihat dari Kebiasaan  Ini

    Kata Psikolog soal Seseorang Punya IQ Rendah, Bisa Terlihat dari Kebiasaan Ini

    Jakarta

    IQ atau Intelligence Quotient merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam berpikir logis, memecahkan masalah, hingga memahami konsep abstrak. Menurut Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, kecerdasan intelektual mencakup banyak aspek seperti kemampuan numerik, daya tangkap, logika, hingga kemampuan berpikir fleksibel dan abstrak.

    “Tapi kalau IQ itu aspeknya ada banyak,ada kemampuan daya abstraksi, secara numerik, secara daya tangkap, secara logika, analisa masalah, kemampuan dia berpikir secara fleksibel dan secara abstrak atau secara utuh, jadi aspeknya itu ada banyak kalau di inteligensi,” jelasnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/10/2025).

    Ia menegaskan, seseorang yang pandai berbicara belum tentu memiliki IQ tinggi, begitu juga sebaliknya. “Tidak ada korelasi pasti antara yang jago bicara dengan IQ tinggi, atau yang perilakunya sopan dengan kecerdasan intelektual,” tambahnya.

    Meski begitu, beberapa tanda bisa mengindikasikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang lebih rendah dari rata-rata. Misalnya, sulit berkomunikasi, sering menanyakan hal yang sama berulang kali, atau mengalami kesulitan saat menarik kesimpulan dari suatu masalah.

    “Proses berpikirnya juga tidak jangka panjang. Itu biasanya ciri-cirinya,” kata Sari.

    “Saya rasa nggak ada kebiasaan, paling kebiasaannya nanya yang sama berulang-ulang gitu ya,” lanjutnya.

    Di sisi lain, ia juga menegaskan hobi seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur kecerdasan. Menurutnya, kegiatan yang digemari seseorang lebih banyak mencerminkan karakter dan kepribadian, bukan tingkat IQ.

    “Tapi tentu saja orang dengan inteligensi yang nggak terlalu tinggi biasanya ya sulit untuk melakukan hobi-hobi yang pakai proses berpikir, misalkan hobi catur, hobi merangkai sesuatu, merakit sesuatu. Kalau dia IQ-nya rendah, nih konteksnya ngomong rendah tuh rendah banget ya, tinggi-rendah standar rendah lah, di bawah garis jauh gitu ya, pasti kesulitan untuk menjalankan hobi-hobi yang seperti itu,” sambungnya lagi.

    (suc/suc)

  • Kelihatannya Sih Easy, tapi Cuma Si Jenius Bisa Jawab Cepat 10 Teka-teki Ini!

    Kelihatannya Sih Easy, tapi Cuma Si Jenius Bisa Jawab Cepat 10 Teka-teki Ini!

    Jakarta

    Kamu pernah mencoba menemukan objek tersembunyi dalam gambar? Sekilas memang terlihat mudah, tapi terkadang dibutuhkan fokus yang tinggi untuk menyelesaikannya.

    Selain seru, permainan ini bisa melatih kemampuan otak untuk menemukan detail pada sebuah gambar. Siap mencobanya?

    Temukan Objek Tersembunyi dalam Gambar

    Ada beberapa objek yang perlu ketelitian dalam menemukannya. Yuk, tantang dirimu untuk mencari objek tersembunyi.

    1. Coba cari penyihir di sini. Ingat-ingat. penyihir identik membawa apa.

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    2. Sekilas, semua objek di sini adalah kancing. Tapi, ada dadu yang terselip.

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    3. Bunga-bunganya terlihat cantik dengan warna-warna yang indah. Bisa temukan bintang di sini?

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    4. Temukan kupu-kupu di gambar buah, bunga, dan dedaunan ini. Kalau bisa menemukannya dengan cepat, kamu jago.

    asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    5. Coba cari objek kelinci di gambar ini. Fokus untuk menemukannya ya.

    asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    6. Kali ini mungkin cukup mudah mencarinya. Temukan rubah yang sedang tidur.

    asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    7. Cari katak yang di dalam kamar. Perhatikan dengan detail.Asah Otak Foto: DetikHealth

    8. Temukan mainan anak di kamar mandi ini. Coba cari di setiap sudut.

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    9. Coba cari nanas di dapur. Temukan dalam lima detik

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    10. Pada tumpukan pisang ini, ada seekor ular yang terselip. Bisa menemkannya?

    Coba perhatikan gambar secara teliti! Foto: Dharmajati Yusuf Fadli

    Jawaban Temukan Objek dalam Gambar

    Bisa menemukan semua objek yang dimaksud? Lihat jawabannya berikut ini.

    1. Penyihirnya mengenakan pakaian hijau dan membawa sapu terbang. Kamu bisa menemukannya dengan cepat?

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    2. Wah dadunya ada di sebelah kanan bawah dan berwarna merah.

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    3. Bintangnya mirip dengan bunga. Kamu terkecoh tidak?

    asah otak malam mingguan Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    4. Kupu-kupu kuningnya terselip di antara dedaunan.asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    5. Kelincinya ada di atas menyerupai awan berwarna putih. Kamu menemukannya?

    asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    6. Mudah bukan? Meski warnanya membuat terkecoh kamu mungkin bisa menemukannya.

    asah otak detikhealth Foto: detikhealth/Afif Ahmad Rifai

    7. Ternyata kataknya ada pada gambar di dinding.Asah Otak Foto: DetikHealth

    8. Harus benar-benar teliti dan fokus untuk mencarinya. Kamu berhasil menemukannya dengan cepat?

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    9. Nanasnya ada di bagian bawah rak.Asah Otak Foto: DetikHealth

    10. Ularnya terselip di sini. Warnanya sama dengan pisang.

    Ular itu menyelinap di antara pisang-pisang. Foto: Dharmajati Yusuf Fadli

    Halaman 2 dari 8

    Simak Video “Video: Pemprov Jakarta Berencana Bangun Rumah Sakit Tipe A”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)

  • Jaga Kondisi! Kemenkes Sebut Flu-COVID dan Sejenisnya Ngegas Lagi Belakangan Ini

    Jaga Kondisi! Kemenkes Sebut Flu-COVID dan Sejenisnya Ngegas Lagi Belakangan Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut telah terjadi peningkatan tren kasus penyakit influenza atau sejenisnya (ILI, ISPA, COVID) di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir. Data diperoleh dari laporan oleh fasyankes ke SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons).

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman mengatakan hal serupa juga terjadi di negara-negara tetangga dan disebabkan oleh varian virus tertentu.

    “Kasus juga terjadi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang disebabkan didominasi virus influenza tipe A,” kata Aji dalam keterangannya saat dihubungi detikcom, Kamis (16/10/2025).

    “Di negara-negara tropis, termasuk Indonesia, virus influenza bersirkulasi sepanjang tahun. Namun aktivitasnya meningkat pada masa/waktu tertentu. Saat ini mulai adanya peralihan ke musim hujan dan kualitas udara yang buruk di beberapa kota di Indonesia,” sambungnya.

    Aji menambahkan, meningkatnya kasus influenza atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di musim hujan atau dingin memang normal terjadi. Ini karena pada saat itu suhu udara lebih rendah dan kelembapan tinggi sehingga membuat virus mudah bertahan, mereplikasi, dan menyebar luas.

    Upaya Kemenkes Mengantisipasi Lonjakan

    Kemenkes terus berupaya untuk menekan lonjakan kasus penyakit influenza atau sejenisnya. Pertama dengan Pengamatan kasus influenza melalui SKDR, dan surveilans sentinel ILI/SARI.

    Tak berhenti di sini, Kemenkes juga akan melakukan komunikasi risiko kepada masyarakat melalui berbagai platform media.

    “Terapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, rutin aktivitas fisik, jaga kebersihan diri dan lingkungan,” kata Aji.

    “Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (CTPS) atau hand sanitizer. Gunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika di keramaian dan terapkan etika batuk/bersin,” lanjutnya.

    Apabila diperlukan dapat melakukan vaksinasi influenza setahun sekali, khususnya bagi pelaku perjalanan dan masyarakat kelompok berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis.

    Kemenkes menekankan jika gejala terus memberat, segera dapatkan bantuan dokter atau ke fasyankes terdekat untuk meminimalisir risiko kondisi yang lebih serius.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

    Cuaca Terik Menyengat

    10 Konten

    Cuaca terik menyengat diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025. Menurunnya daya tahan tubuh membuat keluhan flu dan batuk meningkat.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Alasan Goldar O Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung

    Alasan Goldar O Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung

    Jakarta

    Sebuah studi ilmiah menemukan bahwa orang dengan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit kardiovaskular. Temuan menunjukkan tingkat serangan jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi di antara pembawa darah non-O.

    Alasan Golongan Darah O Lebih Rendah Alami Serangan Jantung

    Golongan darah O memiliki efek perlindungan ringan dan menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang signifikan. Peningkatan risiko pada golongan darah non-O mungkin terkait dengan kadar faktor pembekuan darah yang lebih tinggi dan penanda inflamasi tertentu, yang dapat berkontribusi pada penyumbatan arteri serta penyakit jantung seiring waktu.

    Penelitian ketat pun dilakukan selama dua dekade. Hasilnya, individu dengan golongan darah non-O yaitu A, B, AB, berisiko 6-23 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner.

    Temuan ini menunjukkan bahwa golongan darah O mungkin mempunyai perlindungan kardiovaskular yang cukup. Itu kemungkinan karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan.

    Berdasarkan penelitian, golongan darah O menunjukkan adanya kemampuan untuk melindungi kardiovaskular yang cukup. Dikutip dari Times of India, hal itu mungkin karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan.

    Selain serangan jantung, golongan darah juga dapat berpengaruh pada risiko seseorang mengalami stroke. Ada bukti bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap stroke sebelum usia 60 tahun.

    Sementara orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah mengalami stroke. Hal ini yang mungkin menjadi komponen integritas kardiovaskular secara keseluruhan.

    (sao/naf)

  • Dear Ortu, Jangan Malas Bawa Anak Imunisasi! Ini Alasan Tak Cukup Sekali Suntik

    Dear Ortu, Jangan Malas Bawa Anak Imunisasi! Ini Alasan Tak Cukup Sekali Suntik

    Jakarta

    Ketua Satgas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr dr Hartono Gunardi SpA(K) mengungkapkan alasan mengapa imunisasi yang dijalani anak harus dilakukan secara berulang. Ia menuturkan salah satu tantangan dalam memenuhi cakupan imunisasi di Indonesia adalah keengganan orang tua untuk memberikan imunisasi secara berulang.

    Berdasarkan survei yang dilakukan UNICEF Nielsen pada 2023, disebutkan 37,7 persen orang tua enggan membawa anaknya imunisasi karena takut suntik lebih dari satu kali.

    Prof Hartono menjelaskan proteksi dari vaksin akan memicu peningkatan kekebalan yang disebut dengan respons primer. Seiring waktu, proteksi akan menurun dan perlu diperbarui.

    “Kekebalan tersebut meningkat tapi selama beberapa lama dia akan menurun lagi oleh karena itu dia perlu diberikan antigen yang kedua yang akan menimbulkan pembentukan antibodi yang lebih cepat dan lebih tinggi daripada antibodi sebelumnya,” ujar Prof Hartono ketika ditemui awak media, di Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

    “Orang tua sering kali bertanya kok imunisasi nggak ada habis-habisnya, ya jadi diulang-ulang terus,” sambungnya.

    Lalu, mengapa dosis imunisasi yang dibutuhkan tidak sekalian diberikan di waktu awal dan harus diberi jeda waktu? Prof Hartono menjelaskan tubuh membutuhkan waktu untuk ‘mempelajari’ antibodi yang masuk melalui imunisasi.

    Setelah dipelajari, imunisasi booster digunakan untuk memperkuat sistem pertahanan yang ada.

    “Seperti kita melatih pelajaran, nggak bisa anak itu diajar sekaligus matematika yang sampai integral gitu ya. Nggak bisa, jadi harus satu-satu,” ujar Prof Hartono.

    “Demikian juga sistem tubuh itu belajar pelan-pelan. Karena tadi kita lihat satu antigen dia sedikit naik-naiknya, belum lengkap antibodinya, belum cukup untuk jangka panjang. Akhirnya itu mereka diulang. Banyak ulangannya, semakin tinggi antibodi yang terbentuk dan semakin lama perlindungannya,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Upaya Kemenkes Cegah Misinformasi Seputar Imunisasi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/naf)

  • Dibanding Jeroan, Ternyata Gula Lebih Memicu Asam Urat

    Dibanding Jeroan, Ternyata Gula Lebih Memicu Asam Urat

    Jakarta

    Selama ini, banyak orang meyakini bahwa makanan tinggi purin seperti jeroan, emping, atau seafood adalah penyebab utama gout atau penyakit asam urat. Karena itu, sebagian orang berusaha keras menghindari makanan tersebut, tapi sebenarnya ada faktor lain yang diam-diam jadi penyebab asam urat tinggi.

    Sejumlah penelitian mengungkapkan kaitan konsumsi gula berlebih, terutama dari makanan dan minuman manis memiliki kaitan lebih kuat menjadi penyebab peningkatan kadar asam urat (uric acid) dalam tubuh dibandingkan makanan tinggi purin. Dengan kata lain, pola makan tinggi gula bisa memicu asam urat tinggi bahkan pada orang yang jarang makan jeroan sekalipun.

    Fakta Mengenai Asam Urat

    Tidak banyak yang tahu bahwa sebagian besar asam urat dalam tubuh bukan berasal dari makanan yang dikonsumsi, melainkan dari hasil metabolisme purin di dalam tubuh. Tubuh setiap hari memecah dan memperbaiki sel-sel yang mengandung purin, yaitu komponen dari DNA dan RNA. Proses inilah yang menghasilkan asam urat secara alami di dalam tubuh.

    Menurut publikasi International Journal of Cardiology tahun 2016, sekitar dua pertiga kadar asam urat dalam darah berasal dari produksi internal tubuh (endogen), sedangkan sisanya hanya sekitar sepertiga yang berasal dari makanan. Artinya, meskipun seseorang sudah berhati-hati menghindari sumber purin tinggi seperti jeroan atau seafood, kadar asam urat tetap bisa meningkat bila tubuh gagal membuang hasil sisa metabolisme ini secara efisien, terutama melalui urin.

    Bagaimana Gula Bisa Picu Asam Urat

    Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah sekaligus memberi beban tambahan pada ginjal. Saat kadar gula darah tinggi berlangsung terus-menerus, pembuluh darah kecil di ginjal (glomerulus) perlahan mengalami kerusakan. Akibatnya, kemampuan ginjal dalam menyaring darah dan membuang zat sisa metabolisme, termasuk asam urat, menurun.

    Ketidakmampuan mengeluarkan asam urat melalui urin ini membuat asam urat yang seharusnya dikeluarkan menjadi menumpuk di dalam darah. Saat kadarnya tinggi, asam urat perlahan menumpuk dan berubah menjadi kristal di persendian dan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, hingga peradangan khas (gout).

    Pentingnya Batasi Asupan Gula Harian

    Gula tidak hanya berasal dari minuman manis, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai makanan sehari-hari, mulai dari permen, ice cream, biskuit, hingga makanan ringan kemasan. Jika dikonsumsi berlebihan, gula tambahan dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan memperburuk metabolisme tubuh.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan) per hari untuk orang dewasa. Idealnya, jumlah tersebut bahkan bisa dikurangi hingga separuhnya untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih baik.

    Membatasi asupan gula bukan berarti harus menghindarinya, melainkan mengatur agar tidak berlebihan. Pilih makanan dengan label rendah gula, ganti minuman manis dengan air putih atau infused water tanpa pemanis, dan batasi cemilan olahan yang sangat manis. Dengan langkah sederhana ini, kadar gula darah lebih terkontrol, fungsi ginjal tetap optimal, dan risiko dimasa depan terkait peningkatan asam urat bisa dihindari.
    Kesimpulan

    Kadar asam urat tinggi di dalam tubuh ternyata tidak disebabkan oleh makanan tinggi purin. Tubuh sebenarnya memproduksi asam urat sendiri dalam jumlah besar dan ketika fungsi ginjal terganggu, salah satunya akibat kadar gula darah tinggi karena kebiasaan konsumsi gula berlebih, kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui ginjal di dalam urin ikut menurun.

    Mengontrol asupan gula harian menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan ginjal sekaligus menurunkan risiko asam urat. Jadi, daripada hanya fokus menghindari jeroan dan lainnya, lebih baik mulai mengontrol seberapa banyak gula yang masuk ke tubuh setiap hari.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Mitos atau Fakta: Makan Sayuran Hijau Bikin Asam Urat Naik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Cuaca Lagi Panas-panasnya, Awas Imun Gampang Ngedrop

    Cuaca Lagi Panas-panasnya, Awas Imun Gampang Ngedrop

    Jakarta

    Beberapa waktu terakhir, tak sedikit warga yang mengeluhkan cuaca lebih panas dari biasanya. Masyarakat harusnya lebih hati-hati, rupanya paparan jangka pendek suhu panas yang lebih tinggi dapat meningkatkan peradangan atau inflamasi dan mengganggu fungsi normal sistem kekebalan tubuh. Ini akhirnya membuat tubuh menjadi lebih rentan sakit.

    Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan ahli dari Christina Lee Brown Envirome Institute, University of Louisville Amerika Serikat.

    “Dalam penelitian kami, kami menggunakan ukuran panas alternatif yang dikaitkan dengan berbagai penanda peradangan dan respons imun dalam tubuh untuk menyelidiki efek jangka pendek dari paparan panas, sehingga menghasilkan gambaran yang lebih lengkap mengenai dampaknya terhadap kesehatan,” kata penulis utama studi, Daniel W Riggs, PhD, dikutip dari American Heart Association, Rabu (15/10/2025).

    Partisipan diminta mengunjungi lokasi penelitian di Louisville selama bulan-bulan musim panas untuk menjalani tes darah. Peneliti kemudian menganalisis darah tersebut untuk melihat berbagai penanda fungsi sistem kekebalan tubuh.

    Data tersebut nantinya dikaitkan dengan berbagai penanda panas seperti kelembapan udara, kecepatan angin, hingga Universal Thermal Climate Index (UTCI), model fisiologi yang menilai tingkat kenyamanan fisik seseorang.

    Hasilnya, untuk setiap kenaikan 5 derajat UTCI, terjadi peningkatan penanda utama peradangan monosit sebesar 4,2 persen, eosinofil sebesar 9,5 persen, sel natural killer T-cells sebesar 9,9 persen, dan TNF-alpha sebesar 7,0 persen dalam darah.

    Selain itu, peneliti juga menemukan penurunan kadar sel B sebesar 6,8 persen. Ini merupakan sel kekebalan adaptif yang berfungsi mengingat virus dan kuman tertentu, serta menghasilkan antibodi untuk melawannya.

    “Peserta penelitian kami hanya mengalami paparan suhu tinggi dalam waktu singkat pada hari pengambilan darah mereka. Namun, bahkan paparan singkat pun tampaknya dapat menyebabkan perubahan pada penanda imun,” kata Riggs.

    “Suhu dan kelembapan merupakan faktor lingkungan penting yang memengaruhi penyebaran penyakit menular lewat udara. Artinya, pada hari-hari terpanas di musim panas, orang bukan hanya berisiko mengalami paparan panas, tetapi juga bisa lebih rentan terhadap penyakit atau peradangan,” sambungnya.

    Oleh karena itu, peneliti menyarankan sebisa mungkin untuk mengurangi paparan panas berlebih di luar ruangan. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah mencari tempat teduh, memakai pakaian ringan dan bersirkulasi baik, serta konsumsi air dalam jumlah cukup.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • 70 Persen Orang yang Hampir Dekati Ajal Alami Perubahan Ini di Hidupnya

    70 Persen Orang yang Hampir Dekati Ajal Alami Perubahan Ini di Hidupnya

    Jakarta

    Sekitar 15 persen pasien yang sakit parah melaporkan pernah mengalami pengalaman mendekati kematian atau near-death experience (NDE). Pada kondisi ini, mungkin orang tersebut mengalami sensasi luar biasa, seperti keluar dari tubuh, pertemuan dengan orang terkasih yang telah meninggal, penglihatan cahaya terang, tinjauan singkat tentang tonggak-tonggak kehidupan mereka, atau rasa damai yang mendalam.

    Untuk mengetahui bagaimana orang menghadapi NDE, para peneliti di University of Virginia mensurvei 167 orang yang mengaku pernah mengalaminya. Satu mekanisme koping utama menonjol di antara yang lain, hampir 70 persen melaporkan perubahan keyakinan dan spiritual mereka dan ketakutan mereka akan kematian setelah mengalami NDE.

    “NDE saya cukup besar. Saya tahu, saya tidak akan pernah menjadi orang yang sama lagi, jadi refleksi dan kerja batin yang berkelanjutan dibutuhkan setiap hari,” tulis salah satu peserta, dikutip dari NYPost.

    Peserta lainnya memanfaatkan kejadian NDE untuk mengevaluasi kembali hubungan pribadi mereka. Lebih dari 20 persen melaporkan perceraian atau putus cinta, dan bahkan lebih banyak lagi yang menghadapi tantangan atau keretakan hubungan.

    Keterasingan dan kesepian juga merupakan hal yang berulang terjadi pada orang yang pernah mengalami NDE.

    Seorang peserta survei menyebut NDE mereka sebagai ‘pedang bermata dua’. Itu adalah pengalaman yang sangat transformatif yang mereka simpan sendiri karena takut dihakimi.

    Para peneliti mengatakan 64 persen peserta menghubungi profesional kesehatan mental, penasihat spiritual, atau komunitas daring. Sekitar 78 persen orang yang mengalami NDE merasa dukungan-dukungan tersebut sangat bermanfaat.

    “Semakin intens NDE, maka semakin besar kemungkinan pasien mencari bantuan,” tulis para ahli.

    Masalahnya adalah banyak yang kesulitan menemukan dukungan yang sesuai. Sebuah gereja mengatakan banyak orang yang mendiskusikan pengalaman mereka saat mendapatkan bantuan.

    “Setelah beberapa kali mencoba, sejujurnya saya tidak ada yang cukup mampu untuk mengatasinya. Semua tanggapannya standar dan tidak menginspirasi, sangat mengecewakan,” tulis seorang peserta.

    “Pengalaman saya menunjukkan bahwa orang-orang di sekitar saya tidak memahami betapa beratnya apa yang saya alami. Jadi, saya pikir orang lain juga tidak akan peduli,” tulis peserta lainnya.

    Lewat penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice, para peneliti UVA berharap ini dapat membuka jalan bagi perawatan yang lebih baik bagi orang yang mengalami NDE.

    “Penelitian tentang cara mendukung pasien-pasien ini dan kebutuhan spesifik mereka masih terbatas,” kata Marieta Pehlivanova dari Departemen Psikiatri dan Ilmu Neurobehavioral UVA Health.

    “Kami berharap dapat mulai mengatasi kesenjangan ini dan menginspirasi peneliti lain, terutama para klinisi, untuk mendedikasikan waktu dan perhatian dalam meneliti pertanyaan-pertanyaan ini,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Video: Penjelasan BGN soal Kandungan Susu Segar MBG Cuma 30 Persen

    Video: Penjelasan BGN soal Kandungan Susu Segar MBG Cuma 30 Persen

    Video: Penjelasan BGN soal Kandungan Susu Segar MBG Cuma 30 Persen

  • Video: MBG Watch Terima 105 Aduan, Soal Apa Saja?

    Video: MBG Watch Terima 105 Aduan, Soal Apa Saja?

    JakartaCenter of Economics and Law Studies (Celios) mengungkap jumlah laporan yang sudah masuk ke platform MBG Watch per 14 Oktober 2025. Angkanya berkisar 105 aduan.

    Sebagai informasi, MBG Watch dibuat oleh koalisi masyarakat sipil seperti Celios, Unitrend, Transparency International Indonesia, Lapor Sehat, LBH Jakarta, dan Bareng Warga. Platform ini dirilis pada 7 Oktober lalu. MBG Watch sengaja dibuat untuk publik yang ingin melakukan aduan soal kasus keracunan, pelanggaran, hingga dugaan korupsi program MBG.

    Yuk klik di sini untuk menonton video 20Detik lainnya!

    (/)

    mbg watch celios makan bergizi gratis mbg aduan mbg