Jenis Media: Kesehatan

  • 9 Tanda Orang dengan IQ Rendah yang Jarang Disadari

    9 Tanda Orang dengan IQ Rendah yang Jarang Disadari

    Jakarta

    Banyak orang percaya kecerdasan membantu seseorang bisa maju dalam kehidupan, baik secara profesional maupun pribadi. Orang yang cerdas dianggap memiliki Intelligence Quotient atau IQ, sehingga dihormati di tempat kerja dan lingkungan sosialnya.

    Namun, beberapa orang mungkin tidak secerdas yang mereka yakini, yang didukung indikasi nyata yang membuktikan hal tersebut. Dikutip dari Your Tango, ini 9 tanda seseorang memiliki IQ rendah yang mungkin kerap tak disadari:

    1. Lebih Banyak Bicara Dibanding Mendengarkan

    Seseorang yang memiliki IQ rendah dan berpura-pura cerdas akan mencoba menjadi pusat perhatian dalam percakapan apapun yang mereka ikuti. Bahkan, mereka tidak mengakui bahwa interaksi yang sukses membutuhkan jeda dan diam.

    Sebuah studi tahun 2020 tentang komunikasi mendefinisikan mendengarkan sebagai tindakan yang memiliki pengaruh kuat pada kesehatan dan kesejahteraan. Sangat mungkin seseorang yang lebih banyak bicara daripada mendengarkan merasa tidak yakin dengan tingkat kecerdasan mereka yang sebenarnya, sehingga mereka mencoba terlihat cerdas dan terus-menerus mengoceh.

    “Mendengarkan secara aktif adalah ketika seseorang dapat mendengarkan Anda dengan saksama, benar-benar memahami apa yang Anda katakan, dan tidak menyela,” kata psikoterapis Jenny Maenpaa.

    “Orang yang berpura-pura pintar mungkin tidak terampil dalam mendengarkan secara aktif, karena yang mereka inginkan hanyalah menguasai percakapan untuk meningkatkan ego mereka sendiri,” sambungnya.

    2. Sering Menyombongkan Diri

    Tanda lain seseorang tidak secerdas yang mereka kira adalah sering menyombongkan diri, yang berkaitan juga dengan rasa tidak aman. Menurut penelitian dari University of Arizona, menyombongkan diri tentang kemampuan diri sendiri membuat orang kurang percaya.

    “Jika Anda menganggap diri Anda individu yang sangat cakap. Kurangi sedikit dalam menampilkan diri kepada orang lain atau mengelola kesan tentang apa yang dapat Anda lakukan,” kata penulis studi profesor Universitas Arizona, Martin Reimann.

    “Orang yang benar-benar cerdas tidak perlu membuktikan betapa pintarnya mereka. Sementara seseorang yang ingin orang lain berpikir mereka pintar, justru perlu membuktikannya.”

    3. Tidak Sadar Diri

    Indikasi utama kecerdasan seseorang bergantung pada seberapa sadar diri mereka. Seseorang yang memiliki pemahaman yang kuat tentang siapa mereka dan apa yang mendorong mereka kemungkinan besar mencapai titik mental itu dengan melakukan refleksi diri.

    Namun, seseorang yang tidak secerdas yang mereka katakan mungkin tidak mengenal diri mereka sendiri. Sebuah studi psikologi tahun 2016 mengukur dampak kesadaran diri terhadap kesejahteraan seseorang yang sadar dengan kondisinya.

    Studi ini menemukan bahwa refleksi diri dan wawasan merupakan aspek kunci dari efek positif kesadaran diri. Orang yang cerdas sering kali melihat ke dalam diri sendiri.

    Mereka mempertanyakan pola perilaku mereka sendiri dan berusaha memperbaiki cara mereka menunjukkan diri bagi diri sendiri dan orang lain. Sementara pada orang yang kurang cerdas, lebih menghindari menggali dunia batin mereka karena tidak memiliki kapasitas intelektual untuk melakukannya.

    Akibatnya, mereka tidak sepenuhnya memahami diri mereka sendiri, melampaui keinginan dan kebutuhan permukaan mereka.

    4. Kurang Rasa Ingin Tahu

    Orang yang benar-benar cerdas selalu mengeksplorasi ide-ide baru. Tetapi, orang yang berpura-pura cerdas tidak benar-benar menantang diri mereka sendiri.

    Orang yang berpura-pura tahu mengetahui fakta atau hal sepele yang sangat spesifik agar tampak berpengetahuan. Tetapi, mereka tdak menyelami lebih dalam dari apa yang sudah mereka ketahui.

    5. Tidak Mengakui saat Salah

    Tanda kecerdasan tinggi adalah mampu mengatakan bahwa orang tersebut tidak tahu jawabannya. Sementara orang yang berpura-pura cerdas, terlalu sombong untuk mengakui ketika mereka salah.

    Sebuah studi psikologi tahun 2019 mengkaji konsep kerendahan hati intelektual, yang didefinisikan oleh para peneliti sebagai kesadaran akan kekeliruan intelektual seseorang.

    “Kerendahan hati intelektual dikaitkan dengan penilaian yang lebih akurat terhadap pengetahuan umum seseorang. Artinya, mengetahui dan mengakui apa yang tidak Anda ketahui mungkin merupakan langkah pertama untuk mencari pengetahuan baru,” terang psikolog dan peneliti utama Elizabeth J Krumrei-Mancuso.

    6. Mencari Validasi dari Luar

    Mengandalkan pujian dan sanjungan orang lain sebagai ukuran harga diri merupakan tanda bahwa seseorang adalah validator eksternal. Seseorang yang memvalidasi tindakannya sendiri, tanpa bertanya kepada orang lain.

    Seseorang yang berpura-pura cerdas membutuhkan aliran validasi dari luar yang konstan, karena sebenarnya mereka tidak mendasarkan rasa harga dirinya pada nilai-nilai mereka sendiri, melainkan pada bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain.

    7. Kompetitif

    Seseorang yang sering membandingkan diri mereka dengan orang lain secara negatif menunjukkan dengan sangat jelas bahwa mereka hanya berpura-pura cerdas. Sebab mereka sebenarnya tidak yakin dengan diri mereka sendiri.

    Mereka akan bertanya berapa nilai orang lain dalam tugas akademik atau menuntut untuk mengetahui apa yang dikatakan orang lain secara empat mata. Semua ini karena mereka ingin meyakinkan diri sendiri bahwa mereka lebih baik dari Anda.

    8. Berpikir Dangkal

    Tanda lain bahwa mereka orang yang kurang cerdas adalah senang dengan kepalsuan. Mereka lebih mementingkan penampilan daripada membangun fondasi yang kokoh dalam hubungan.

    Mereka berpegang teguh pada standar kaku tentang ‘baik’ atau ‘buruk’, dan menghakimi siapa pun yang menyimpang dari norma. Berpura-pura lebih cerdas daripada yang sebenarnya adalah cara bagi mereka untuk meningkatkan rasa percaya diri, meskipun pada awalnya mereka mendasarkan harga diri mereka pada idealisme yang dangkal.

    9. Menekan Emosi Mereka

    Tidak memberi ruang bagi perasaan mereka sendiri merupakan indikasi bahwa seseorang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Sementara orang yang cerdas tahu bahwa memiliki beragam emosi tidaklah masalah, orang yang berpura-pura cerdas berpikir bahwa mereka harus selalu sempurna.

    Oleh karena itu, mereka menolak untuk mengungkapkan atau mengeksplorasi perasaan mereka. Psikolog Nick Wignall menjelaskan bahwa orang yang tidak cerdas secara emosional sering kali menutupi emosi mereka dengan bahasa yang rumit, mencatat bahwa mereka mengintelektualisasikan emosi mereka, menggunakan bahasa abstrak dan konseptual untuk menghindari menggambarkan perasaan mereka yang sebenarnya.

    Sebab orang yang berpura-pura pintar kesulitan mengungkapkan perasaannya, mereka cenderung berputar-putar membicarakan topik emosional. Salah satu penanda kecerdasan sejati adalah kesediaan untuk terbuka terhadap semua emosi, bahkan yang menyakitkan atau sulit dijelaskan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Merasa Sedih saat Hujan Turun, Simak Tips Preventif dari Psikolog”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Wamenkes Benny Jelaskan Alasan MBG Tak Disetop Meski Ada Kasus Keracunan

    Wamenkes Benny Jelaskan Alasan MBG Tak Disetop Meski Ada Kasus Keracunan

    Jakarta

    Menghentikan program makan bergizi gratis (MBG) dinilai pemerintah bukan menjadi langkah tepat untuk menekan kemungkinan bertambahnya kasus keracunan pangan. Wakil menteri kesehatan baru dr Benjamin Paulus Octavianus yang kini ikut mendampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menekankan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan MBG sebetulnya terjadi saat dapur MBG atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) sudah beroperasi tanpa kesiapan, khususnya fasilitas sanitasi.

    Dorongan untuk penghentian MBG dinilai relatif tak berdasar lantaran lebih dari 99 persen pelaksanaan MBG berjalan baik di berbagai daerah.

    “Kalau ada satu lokasi bermasalah lalu 10 ribu titik lain ikut dihentikan, itu justru merugikan. Tugas kami menjaga, memantau, dan mencegah agar kejadian seperti itu tak terulang,” kata pria yang akrab disapa dr Benny, dalam Temu Media di Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    Kemenkes RI disebutnya kini ikut terlibat dalam pengawasan keamanan MBG, dengan menggerakkan dinas kesehatan di setiap daerah.

    Salah satu langkah tegas yang diberlakukan adalah SPPG dengan fasilitas tak layak, dilarang melanjutkan operasional.

    “Sekarang setiap pagi kami menerima laporan dari tim di lapangan. Pemantauan berjalan setiap hari di seluruh puskesmas yang memantau SPPG. Jadi pengawasan sudah jauh lebih bagus,” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/10/2025).

    Sebagai langkah perbaikan, Kemenkes RI juga mengusulkan penambahan ahli kesehatan lingkungan di setiap pelaksana MBG untuk memastikan aspek kebersihan dan keamanan makanan.

    “Menambah satu petugas khusus di setiap unit itu tidak mudah karena berarti menambah anggaran. Tapi ini sudah disetujui, dan ini langkah luar biasa untuk menjaga keamanan pangan,” jelasnya.

    Terkait regulasi, Kemenkes juga telah memberikan masukan terhadap Peraturan Presiden (Perpres) terkait tata kelola MBG. Usulan tersebut kini tengah dibahas di tingkat pemerintah pusat bersama Badan Gizi Nasional (BGN).

    “Usulan Perpres sudah masuk dan kami sudah berikan masukan. Semua kementerian terkait juga dilibatkan,” ujarnya.

    Kemenkes menekankan, program MBG masih dalam tahap awal dan akan terus disempurnakan.

    “Ini proyek besar, pasti ada kekurangan. Tapi semua langkah perbaikan terus dilakukan agar masyarakat tetap aman dan mendapat manfaat maksimal,” tegasnya.

    (naf/naf)

  • 10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    Jakarta

    Bagi kebanyakan orang, area yang lemaknya paling sulit dihilangkan meski sudah rutin berolahraga dan makan sehat adalah lemak perut dan pinggang atau lemak visceral. Area ini biasanya sulit dihilangkan, sehingga mengakibatkan frustrasi dan kebingungan.

    Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat lemak di perut dan sekitar pinggang tidak terhempas meski sudah berolahraga dan makan sehat. Dikutip dari Times of India, berikut alasannya:

    1. Peningkatan Kalori yang Diam-diam

    Diet sehat pun akan berantakan saat kontrol porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad ternyata tinggi kalori.

    Hal ini secara bertahap menambah kalori ekstra yang tidak disadari, menempatkan tubuh dalam surplus kalori halus yang menghambat pembakaran lemak. Maka dari itu, sangat penting memantau asupan dan mengendalikan kalorinya.

    2. Stres Kronis dan Peningkatan Kadar Kortisol

    Kortisol dikenal sebagai salah satu penyumbang lemak perut. Stres yang terus-menerus dan hormon kortisol, bekerja secara kimiawi dan memaksa tubuh untuk menyimpan lemak berlebih di perut.

    Ini merupakan teknik yang terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Cobalah untuk melakukan meditasi, yoga, dan pernapasan yang penuh kesadaran untuk menurunkan kortisol dan membantu pembakaran lemak.

    3. Kurang Tidur Berkualitas

    Tidur adalah saat tubuh menjadi seimbang. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu dua hormon vital, yakni leptin yang mengatur rasa kenyang dan ghrelin yang memicu rasa lapar.

    Ketika tidur terganggu, tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi dan tinggi gula, serta kesulitan menggunakan energi. Seiring waktu, hal ini membuat lemak perut berada dalam pola yang lebih sulit dibakar.

    4. Terlalu Banyak Gula dan Karbohidrat Olahan

    Pola makan dengan peningkatan gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Penyimpanan lemak di perut didorong oleh insulin yang tinggi, dan pemecahan lemak pun terhambat.

    Penggantian karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi lemak visceral.

    5. Tak Latihan Kekuatan

    Kardio membakar kalori, tetapi latihan kekuatan dapat membangun otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik.

    Jika tidak ada otot, metabolisme akan melambat dan pembakaran lemak menjadi lebih sulit, bahkan dengan pengaturan pola makan. Latihan ketahanan dapat meningkatkan pengeluaran kalori saat istirahat, dan mengencangkan perut.

    6. Ketidakseimbangan Hormon

    Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid menentukan di mana tubuh menyimpan serta memetabolisme lemak. Wanita perimenopause atau menopause yang meningkatkan penyimpanan lemak perut.

    Hal yang sama berlaku untuk pria dengan kadar testosteron rendah. Identifikasi dan koreksi ketidakseimbangan hormon melalui bantuan ahli medis agar dapat meningkatkan efisiensi metabolisme.

    7. Rutinitas yang Tidak Teratur

    Penurunan lemak tubuh bergantung pada ritme, frekuensi makan yang teratur, kebiasaan tidur, dan olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan makan atau terus-menerus mengubah pola makan akan membuat tubuh bingung, serta memperlambat metabolisme.

    Penurunan lemak mengutamakan konsistensi, bukan kesempurnaan. Bahkan, kebiasaan ringan dan konstan, seperti berjalan kaki setiap hari atau jendela makan yang tetap, dapat memberikan dampak jangka panjang yang sehat.

    8. Duduk Terlalu Lama dan Kurang Aktivitas

    Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga menjadi penyebab lemak perut. Meningkatnya jam duduk menekan enzim pembakar lemak, memperlambat aliran darah dalam tubuh, dan metabolisme tubuh melambat selama berjam-jam.

    Berdiri, melakukan peregangan, hingga berjalan sebentar setiap jam akan memulai kembali metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    9. Kondisi Medis yang Mendasari

    Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme, PCOS, dan diabetes, lebih sering menyebabkan lemak perut membuncit. Alih-alih penurunan berat badan, kondisi ini mengendalikan hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang seseorang.

    Penanganan yang dilakukan dengan diagnosis yang tepat, pengobatan (beberapa obat juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan), atau nutrisi khusus yang cenderung menghambat kemajuan.

    10. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Alkohol menyediakan kalori kosong dan secara langsung memengaruhi cara hati (liver) memproses lemak. Saat alkohol ditambahkan, hati tidak memproses lemak sampai alkohol dimetabolisme, yang menghambat pemecahan lemak.

    Lemak menumpuk di sekitar organ dan lingkar pinggang. Tren ini dapat dibalik dengan mengurangi asupan alkohol.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Video Setahun Prabowo-Gibran di Sektor Kesehatan: Mimpi Sehat untuk Semua

    Video Setahun Prabowo-Gibran di Sektor Kesehatan: Mimpi Sehat untuk Semua

    Video Setahun Prabowo-Gibran di Sektor Kesehatan: Mimpi Sehat untuk Semua

  • 10 Teka-Teki Ini Bikin Keliru, Cuma Sedikit Orang yang Berhasil Jawab Benar

    10 Teka-Teki Ini Bikin Keliru, Cuma Sedikit Orang yang Berhasil Jawab Benar

    Jakarta

    Uji seberapa tajam logika dan kecerdasanmu dengan deretan tebak-tebakan ini. Tentunya orang-orang cerdas dan kreatif bisa menemukan jawabannya dengan cepat.

    Meski terlihat gampang, tapi jawaban dari tebak-tebakan bisa mengecoh. Penasaran seberapa jauh kemampuanmu?

    Teka Teki untuk Menguji Logika dan Kecerdasan

    Baca soal-soal ini dengan teliti, dan pastikan kamu menjawab dengan benar.

    1. Aku tidak bisa berbicara dan mendengar, tapi aku selalu menunjukkan kebenaran. Siapakah aku?
    2. Usia Lina adalah 4 tahun, usia Dinda adalah 5 tahun, usia Andi adalah 4 tahun, usia Selena adalah 6 tahun. Berapa usia Alina?
    3. Perhatikan gambar berikut. Berapa angka untuk telur yang ditanyakan?

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    4. A ayah dari B, tapi bukan anak laki-lakinya. Bagaimana bisa?
    5. Bila kamu melempar batu berwarna biru ke laut merah akan jadi apa?
    6. Seseorang masuk ke ruangan gelap dan mendorong sesuatu. Ada pecahan kaca dan ada yang mati. Apa yang terjadi?

    7. Perhatikan gambar ini. Pintu mana yang akan kamu pilih?asah otak sabtu 21 agustus Foto: Firdaus/detikHealth

    8. Bagaimana cara untuk mendapat angka 100 dengan empat angka 7 dan satu angka 1?
    9. Bayangkan Anda berada di perahu yang tenggelam dan dikelilingi oleh hiu. Bagaimana Anda bisa bertahan?
    10. Ilham berdiri di belakang Anto dan Anto berdiri di belakang Ilham. Bagaimana ini bisa terjadi?

    Jawaban Teka-teki untuk Menguji Logika dan Kecerdasan.

    Sudah yakin dengan semua jawabanmu? Apakah benar semua atau ada yang salah?

    1. Cermin
    2. Usia Alina 5 tahun. Umur setiap anak sesuai dengan jumlah huruf pada namanya.
    3. 23. Angka pertama mewakili putih telur dan angka kedua mewakili kuning telur
    4. B adalah putrinya, bukan putranya.

    5. Basah
    6. Sebuah akuarium pecah dan ikannya mati.
    7. Pintu ketiga. Sebab singa yang belum makan 2 tahun pasti sudah mati.
    8. 177-77=100
    9. Berhenti membayangkan
    10. Mereka saling membelakangi

    Halaman 2 dari 5

    (elk/suc)

  • Dicek Dinkes! SPPG yang Belum Layak-Rentan Picu Keracunan MBG Tak Boleh Jalan

    Dicek Dinkes! SPPG yang Belum Layak-Rentan Picu Keracunan MBG Tak Boleh Jalan

    Jakarta

    Pemerintah memperketat pengawasan pelaksanaan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dalam program makan bergizi gratis. Kini, setiap SPPG baru tidak boleh berjalan sebelum dinyatakan layak oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

    Wakil Menteri Kesehatan dr Benjamin Paulus Octavianus menegaskan aturan ini diterapkan untuk memastikan aspek higienitas dan kelayakan dapur SPPG benar-benar memenuhi standar sebelum melayani masyarakat.

    “Sekarang ada peraturan baru. Jadi, SPPG yang baru dibuka, kalau belum dinyatakan layak oleh Dinas Kesehatan, maka dia tidak boleh melakukan operasi,” kata Benjamin dalam Temu Media di Kementerian Kesehatan RI, Jumat (17/10/2025).

    Benjamin menjelaskan, kebijakan ini menjadi langkah penting dalam mencegah kasus-kasus keracunan yang sebelumnya sempat terjadi di beberapa daerah.

    Menurutnya, jika dulu SPPG bisa langsung beroperasi setelah dibuka, kini seluruh aspek kelayakan harus diperiksa terlebih dahulu.

    “Kalau dulu kan SPPG buka langsung masak. Sekarang Dinas Kesehatan lihat dulu, kesling-nya, kebersihan dapurnya, airnya, semua dilihat layak dulu. Baru boleh dikasih anggaran untuk beli bahan makanan dan dimasak,” ujarnya.

    Ia menambahkan, penilaian kelayakan mencakup pemeriksaan fasilitas dapur, ketersediaan air bersih, sanitasi, dan manajemen pengelolaan pangan.

    “Yang sekarang begini, kelayakannya itu yang dilihat Dinas Kesehatan. Kalau Dinkes bilang belum layak, ya belum boleh beroperasi,” tegasnya.

    Dugaan Kenaikan Keracunan Pangan

    Benjamin menyebut, jumlah SPPG yang sudah beroperasi saat ini telah mencapai lebih dari 10 ribu, dengan masing-masing melayani hingga 3.000 porsi per hari.

    Namun, ia mengingatkan semakin besar cakupan layanan, semakin besar pula risiko jika standar kebersihan tidak dipenuhi.

    “Kita berusaha agar angka kejadian (keracunan) bisa zero case. Tapi namanya orang baru buka, kadang masih ada faktor kebersihan, air, atau sanitasi yang belum sempurna,” tuturnya.

    Untuk memperkuat pengawasan, Kementerian Kesehatan juga menambahkan tenaga ahli yang fokus pada aspek kebersihan lingkungan dan sanitasi dapur di setiap wilayah.

    “Baru tiga hari lalu kita minta ditambahkan ahli tentang kebersihan lingkungan sanitasinya. Ini untuk melengkapi mereka supaya ke depan kasus-kasus bisa makin berkurang, sampai akhirnya tidak ada lagi,” kata Benjamin.

    Kementerian Kesehatan menilai, pengawasan di hulu, yakni saat SPPG baru akan beroperasi merupakan langkah preventif yang jauh lebih efektif dibanding hanya menindak setelah muncul kasus.

    Dengan sistem baru ini, setiap dapur SPPG akan diaudit terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan sebelum menerima alokasi anggaran dan memulai kegiatan memasak.

    “Sekarang lebih ketat. SPPG baru ini kalau mau buka harus punya kelayakan dulu, baru boleh buka,” tegas Benjamin.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: SPPG Polri Pejaten Sediakan 108 Menu MBG Bersertifikat Halal”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Spray Dingin Tak Efektif Atasi Kram, Ini Alasannya Menurut Dokter Olahraga

    Spray Dingin Tak Efektif Atasi Kram, Ini Alasannya Menurut Dokter Olahraga

    Jakarta

    Kram merupakan masalah umum yang dialami orang saat mengikuti perlombaan marathon. Biasanya, kondisi ini yang menghambat orang untuk bisa menyelesaikan kompetisi tersebut.

    Spesialis olahraga, dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO, mengungkapkan kram itu banyak penyebabnya atau multifaktor. Mulai dari peningkatan aktivitas dari membran sel otot, stres, terlalu banyak mengonsumsi kafein, masalah temperatur, hingga masalah usia.

    “Jadi, dari sini kita bisa melihat bahwa kram itu multifaktorial. Untuk mencegahnya, perlu manajemen yang baik,” beber dr Andi dalam temu media daring, Rabu (15/10/2025).

    “Manajemennya itu yang pertama adalah kita harus melakukan stretching. Ototnya itu berkontraksi, ototnya itu memendek dan kontraksi terus menerus,” sambung dokter yang juga menjadi medical director Jakarta Running Festival 2025 tersebut.

    Untuk mengatasinya, dr Andi menyarankan untuk aktif melakukan stretching. Bisa juga diberikan manual therapy atau massage yang membantu otot lebih rileks, diberikan hidrasi yang cukup, serta jika kekurangan natrium atau kalsium bisa diberikan penanganan hidrasi.

    Salah satu pemahaman yang salah saat mengatasi kram adalah memberikan cold therapy dalam bentuk semprotan (spray) dingin. Menurut dr Andi, hal ini kurang tepat, karena menurutnya hot therapy justru lebih efektif.

    Menurut dr Andi, hot therapy bersifat vasodilatasi atau melebarkan pembuluh darah karena adanya peningkatan suhu tubuh dan rendahnya oksigen. Jadi, saat terjadi vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat otot-otot halus di dinding pembuluh darah berkontraksi, harus diberikan hot therapy.

    “Jadi, kalau vasokontriksi kalau kita semprot atau es, itu justru terjadi vasokontriksi. Jadi ototnya yang kontraksi, makin kontraksi lagi, makin capek, dan makin sakit,” jelas dr Andi.

    Maka dari itu, dr Andi menyarankan untuk memberikan hot therapy. Ini dilakukan agar otot lebih rileks atau mengalami vasodilatasi.

    “Immediate action-nya (tindakan segera) kalau kram, teman-teman nggak usah minta semprotan. Karena ketika minta semprotan, efek dinginnya itu yang bisa membuat teman-teman makin tambah kram lagi,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngulik Menu Latihan Pelari Jakarta International Marathon 2025”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/up)

  • CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan hasil sementara dari program cek kesehata gratis (CKG) yang sudah menjangkau 41 juta penduduk di seluruh Indonesia.

    Salah satu temuan paling mencolok, kata Dante, adalah tingginya angka obesitas pada usia dewasa, yang kini dialami sekitar sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia. Angka tersebut bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan, mengingat belum seluruh usia dewasa mengikuti CKG.

    “Untuk usia dewasa, ternyata yang paling tinggi, sepertiga kasus dari populasi orang dewasa itu obesitas. Ini diukur dari berat badan maupun lingkar perut. Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 cm atau perempuan lebih dari 80 cm, itu sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung,” ujar Dante dalam pemaparan di Temu Media Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    Temuan di Setiap Kelompok Usia

    Cek kesehatan gratis menyasar berbagai kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak prasekolah, siswa sekolah dasar dan menengah, orang dewasa, hingga lansia.

    “Sekarang ini, satu hari bisa sampai 600 ribu orang ikut pemeriksaan,” jelasnya.

    Hasilnya menunjukkan perbedaan masalah kesehatan di tiap kelompok usia:

    Bayi baru lahir: banyak ditemukan berat badan lahir rendah.Anak prasekolah: gangguan kesehatan gigi dan kekurangan gizi masih dominan.Usia sekolah: banyak anak mengalami masalah gigi serta kurang aktivitas fisik, yang mulai memicu risiko obesitas sejak dini.

    “Aktivitas fisik yang kurang ini akan memicu obesitas. Jadi di satu sisi ada anak-anak yang stunting, tapi di sisi lain banyak juga anak-anak yang obesitas, terutama di kota-kota besar,” sebut Dante.

    Kemenkes mengingatkan obesitas menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Pengukuran sederhana seperti memeriksa lingkar perut secara berkala, dinilai penting dilakukan untuk deteksi dini risiko penyakit tidak menular.

    “Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 atau perempuan lebih dari 80, itu sudah tanda bahaya. Karena obesitas ini penyumbang besar risiko jantung dan penyakit metabolik lain,” katanya.

    Banyak Kasus Tak Disadari

    Dante mengungkapkan banyak masyarakat belum mengetahui kondisi kesehatannya sebelum mengikuti program cek kesehatan gratis.

    “Untuk diabetes, angkanya sekarang 10,1 persen, artinya satu dari sepuluh orang Indonesia mengidap diabetes. Tapi dari angka itu, hanya 30 persen yang tahu sebelumnya. Sisanya 70 persen baru tahu setelah pemeriksaan,” ungkapnya.

    Hal serupa juga ditemukan pada kondisi hipertensi, saat sebagian besar dari mereka tidak menyadari mengalami tekanan darah tinggi.

    “Kasus hipertensi tiga kali lipat lebih banyak dari yang diketahui sebelumnya. Dan ini baru bisa terdeteksi lewat pemeriksaan kesehatan,” kata Dante.

    Pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum seseorang mengeluhkan gejala. Menurutnya, banyak kasus berat seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal bisa dicegah jika faktor risikonya diketahui lebih awal.

    “Pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebelum orang itu sakit, sebelum ada keluhan. Supaya bisa terdeteksi lebih awal, sebelum kena stroke, sebelum cuci darah, dan sebagainya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Langkah Lanjutan Jika Ditemukan Anak Sakit di Cek Kesehatan Gratis Sekolah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Banyak SPPG Ganti Menu Jadi Snack-Biskuit, Wamenkes: MBG Harus Dimasak

    Banyak SPPG Ganti Menu Jadi Snack-Biskuit, Wamenkes: MBG Harus Dimasak

    Jakarta

    Belakangan tidak sedikit satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang mengganti menu makan bergizi gratis dengan snack dan roti kering. Hal ini ikut disoroti Wakil Menteri Kesehatan dr Benjamin Paulus Octavianus.

    Ia menegaskan, kebijakan itu tidak sejalan dengan tujuan program makan bergizi gratis (MBG) yang mengutamakan makanan segar dan dimasak langsung.

    “Saya setuju bahwa dari Kementerian Kesehatan, masyarakat harus diberikan makanan yang dimasak. Karena makanan yang dimasak itu kualitasnya lebih aman dibanding kita pakai biskuit atau makanan kering lain,” ujar Benjamin, dalam Temu Media di Kementerian Kesehatan RI, Jumat (17/10/2025).

    dr Benjamin menjelaskan berdasarkan laporan terakhir yang diterima Kementerian Kesehatan, Jumat pagi (17/10), terdapat 439 kasus keracunan pangan MBG di delapan kabupaten. Tren tersebut menurutnya fluktuatif.

    “Kemenkes ini luar biasa, laporan tadi pagi 439 kasus di delapan kabupaten. Kami punya laporan setiap hari, kemarin 200, sebelumnya 103, jadi naik-turun dari sekitar hampir 35 juta orang yang makan,” jelasnya.

    Ia menegaskan, target pemerintah adalah zero case, artinya tidak boleh ada satu pun kasus keracunan dalam program makan bergizi gratis.

    “Targetnya kita ya harus zero, nggak boleh ada orang keracunan,” tegas Benjamin.

    Alasan SPPG Beralih ke Snack Kering

    Menurut Benjamin, sebagian SPPG memilih menyediakan makanan kering seperti biskuit atau snack kemasan karena kendala operasional di lapangan, misalnya belum memiliki dapur layak atau keterbatasan waktu dalam pengadaan bahan segar.

    “Memang ada yang sudah mampu langsung masak makanan, ada juga yang karena harus segera membeli makan, akhirnya memilih makanan jadi seperti biskuit,” katanya.

    Namun, pemerintah ingin memastikan setiap penerima program mendapatkan makanan bergizi yang benar-benar memenuhi standar keamanan dan nilai gizi.

    Kementerian Kesehatan kini tengah memperkuat sistem pengawasan terhadap mutu makanan yang disalurkan oleh SPPG, termasuk menyiapkan standar kelayakan dapur, sanitasi, dan pelatihan pengelolaan bahan makanan. Benjamin menyebut peningkatan kualitas ini menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dan kredibilitas program.

    “Kita tingkatkan kualitasnya. Makanan yang berproses dan dimasak itu jauh lebih baik untuk kesehatan penerima manfaat,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menu MBG Ikan Hiu Goreng Diduga Bikin Keracunan, Ini Kata BGN”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Mau Ikut Marathon? Awas, Gerakan Sesimpel Ini Bisa Picu Kram

    Mau Ikut Marathon? Awas, Gerakan Sesimpel Ini Bisa Picu Kram

    Jakarta

    Bagi banyak orang, kram otot menjadi salah satu ‘musuh’ utama saat perlombaan marathon. Saat kondisi ini terjadi, biasanya pelari kesulitan untuk melanjutkan ajang lari dan mungkin berakhir dengan Did Not Finish (DNF).

    Spesialis olahraga, dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO mengatakan kram umumnya terjadi saat otot sudah lelah (fatigue), sehingga terjadi ketidakseimbangan neuromuskuler dan rentan mengganggu sinyal saraf dan otot. Ada juga dehidrasi yang menjadi faktor utama kondisi ini kerap muncul.

    Saat tubuh dalam keadaan lelah di ajang marathon, dr Andi menambahkan kram bisa dipicu oleh gerakan-gerakan sederhana. Bahkan, sesimpel menyapa orang-orang yang ada di pinggir lintasan.

    “Beberapa tuh ada yang cuman gara-gara cheering (bersorak), terus dia melanin (lari), terus say hai gitu, terus kemudian balik lagi dipanggil mendadak, terus dia menggerakkan involuntar gitu, terus kemudian habis itu kram. Itu ada juga yang seperti itu,” kata dr Andi dalam temu media daring, Rabu (15/10/2025).

    dr Andi menambahkan bahwa kram otot ini jenisnya banyak dan bersifat tidak sengaja, sehingga seringkali seseorang tidak menyadarinya.

    “Sebagian otot berkontraksi bersifat tidak sengaja, jadi pasti tidak sadar. Terus langsung terasa nyeri, jadi dia langsung kontraksi terus menerus atau bahkan kontraksi nge-lock gitu dan menimbulkan nyeri yang sangat nyeri,” katanya.

    “Sensasinya bisa dalam bentuknya mengencang, jadi kaku gitu. Kadang-kadang dia berkedut sampai nyeri tajam. Kram ini sensasinya bisa luas, antara nge-lock banget atau kaku gitu,” sambungnya.

    Otot paling sering terkena kram adalah betis. Namun, otot-otot lain seperti di paha, telapak kaki, atau punggung kaki juga bisa terkena kram. Biasanya kram kalau sudah parah bisa menjalar ke area-area sekitarnya.

    “Penyebabnya masih menjadi misteri. Masih terus dibahas, kram ini kenapa dan segala macam. Padahal persiapan cukup, hidrasinya cukup tapi masih kram,” kata dr Andi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Gokil! Harry Styles Selesaikan Berlin Marathon Kurang dari 3 Jam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)