Jenis Media: Kesehatan

  • 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Otak menurut Ahli Saraf

    5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Otak menurut Ahli Saraf

    Jakarta

    Ada kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak kesehatan otak. Beberapa di antaranya mungkin hampir tidak disadari banyak orang.

    Padahal, otak selalu bekerja keras, baik saat sedang memecahkan masalah yang sulit, tertawa, atau mengingat lagu favorit. Dikutip dari laman Eating Well, sering waktu, kebiasaan buruk bagi otak bisa menggerogoti kekuatan kognitif, menumpulkan fokus, dan membuat seseorang rentan pada penurunan mental.

    Menurut ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan otak.

    1. Kurang Tidur

    Menurut Maniscalco, orang-orang mengetahui bahwa tidur itu penting, tapi banyak yang tidak menyadari kalau tidur sangat vital untuk kesehatan otak.

    “Tidur bukan sekadar istirahat. Tidur adalah proses yang sangat aktif di mana otak melakukan pembersihan penting, pemrosesan emosi, dan konsolidasi memori,” katanya.

    Kurang tidur kronis bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Salah satu dugaan penyebabnya yaitu kurang tidur bisa mengganggu kemampuan otak untuk membersihkan beta-amiloid, protein toksik yang menumpuk di otak pengidap Alzheimer.

    Sebuah studi selama lebih dari 25 tahun yang mengamati hampir 8.000 orang menemukan, mereka yang rutin tidur enam jam atau kurang per malam, selama usia 50-an, 60-an, dan 70-an secara signifikan mungkin mengalami demensia, dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam.

    Jadi, untuk melindungi kesehatan otak, prioritaskan tujuh-sembilan jam tidur yang konsisten setiap malam.

    2. Minum Alkohol

    Mengonsumsi alkohol, meski hanya dalam jumlah kecil bisa membahayakan struktur dan kesehatan otak. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 36.000 orang dewasa paruh baya dan lebih tua menemukan, konsumsi alkohol secara teratur dikaitkan dengan penurunan volume otak, hilangnya materi abu-abu, dan kerusakan materi putih.
    Kondisi ini bisa mengganggu komunikasi di dalam otak.

    Hal yang mengejutkan yaitu penurunan volume materi abu-abu dan putih terlihat, bahkan pada orang yang minum alkohol satu gelas sehari. Sehingga, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin berbahaya efeknya.

    “Alkohol merupakan depresan sistem saraf pusat sekaligus neurotoksin,” kata Maniscalco.

    “Ini berarti alkohol memperlambat aktivitas otak dengan melemahkan komunikasi antar neuron dan, pada kadar yang lebih tinggi atau dengan penggunaan kronis, dapat merusak atau bahkan membunuh sel-sel otak,” tambahnya.

    3. Kurang Asupan Makanan Sehat

    Otak adalah salah satu organ yang paling aktif secara metabolik dalam tubuh. Lebih dari 20 persen asupan energi harian digunakan otak, meski hanya 2 persen dari berat badan tubuh.

    “Itu berarti apa yang Anda makan tidak hanya memengaruhi komposisi tubuh Anda, tetapi juga secara langsung memengaruhi kemampuan Anda untuk mengatur suasana hati, daya ingat, fokus, dan bahkan ketahanan emosional,” tutur Maniscalco.

    Memberikan otak beragam makanan kaya nutrisi bisa membantunya berfungsi secara optimal. Hubungan antara nutrisi dan kesehatan otak begitu kuat. Penelitian menemukan, pola makan yang kaya buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan bisa meningkatkan volume otak dan melindungi dari penurunan kognitif.

    Sebaliknya, orang-orang yang pola makannya tinggi makanan ultra olahan mungkin mengalami penurunan kognitif jauh lebih cepat, dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    4. Melakukan Hal yang Sama Sepanjang Waktu

    Menurut Maniscalco, otak terprogram untuk merespons pengalaman, tantangan, dan kesempatan belajar baru. Sebab,hal ini merangsang pertumbuhan, adaptasi terhadap lingkungan baru, dan ketahanan jangka panjang.

    “Tanpa paparan rutin terhadap hal-hal baru, kita berisiko terjebak dalam pola autopilot mental, di mana sistem otak yang paling dinamis yang paling bertanggung jawab atas perhatian, pemecahan masalah, memori, dan kreativitas kurang dimanfaatkan,” kata Manscalco.

    Aktivitas seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat baru, atau mencoba teka-teki yang menantang, pengalaman dan kesempatan belajar baru membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat koneksi yang sudah ada. Sebaliknya, penelitian menunjukkan, kurangnya stimulasi mental pada orang dewasa yang lebih tua bisa meyebabkan penurunan kognitif seiring berjalannya waktu.

    5. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

    Mungkin, media sosial terlihat seperti hiburan yang tidak berbahaya. Tapi, Maniscalco mengatakan, plaform ini bsa mengubah cara kerja otak secara signifkan.

    “Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dirancang untuk memicu dan mengeksploitasi sistem dopamin otak, sirkuit penghargaan yang sama yang terlibat dalam motivasi, keinginan, dan kecanduan,” ungkapnya.

    Seiring waktu, aktivitas ini bisa menyebabkan konsekuensi negatif bagi kesehatan otak. Sebuah tinjauan terhadap beberapa studi menemukan, orang yang kesulitan mengendalikan penggunaan internet cenderung memilki lebih sedikit materi abu-abu di area otak, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan hingga pengendalian diri. Menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosional.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

  • Kakek di India Nekat Pura-pura Meninggal, Alasannya Bikin Geleng-geleng

    Kakek di India Nekat Pura-pura Meninggal, Alasannya Bikin Geleng-geleng

    Jakarta

    Seorang kakek di Bihar, India melakukan sebuah aksi nyeleneh dengan pura-pura meninggal. Hal itu dilakukannya untuk mengetahui siapa di antara kerabatnya yang benar-benar peduli dan berduka atas kematiannya.

    Mantan prajurit angkatan udara berusia 74 tahun tersebut mengadakan upacara pemakaman palsu, hingga meminta beberapa orang untuk membawanya ke tempat kremasi di atas usungan jenazah yang dihias, lengkap dengan seluruh ritual.

    Kabar kejadian ini menyebar dengan cepat, hingga ratusan warga Desa Konchi ikut dalam prosesi unik itu. Ketika sampai di lokasi kremasi, Mohan Lal bangkit dari tempatnya dan membuat semua orang terkejut. Mohan berkata ingin melihat siapa saja yang menghadiri pemakamannya.

    “Setelah mati, orang-orang memang mengusung jenazah, tapi aku ingin menyaksikannya sendiri dan tahu seberapa besar rasa hormat serta kasih sayang yang mereka berikan padaku,” ujar Mohan dikutip dari NDTV, Senin (20/10/2025).

    Mohan dikenal oleh warga sekitar sebagai orang yang suka melakukan kegiatan sosial. Sebelumnya, ia membangun tempat kremasi yang lengkap dengan fasilitas memadai di desanya dengan dana pribadi.

    Ini dilakukannya setelah melihat betapa sulitnya proses kremasi dilakukan saat musim hujan.

    Setelah melihat ada banyak warga yang datang setelah kabar kematiannya disebarkan, Mohan senang melihat banyak orang yang datang dan masih mencintainya. Agar dimaafkan karena aksi anehnya itu, Mohan alu mengadakan pesta besar untuk orang-orang yang datang.

    (avk/up)

  • Budaya Naik Sepeda Hidup di Beijing, Bukan Sekadar Tren tapi Gaya Hidup Sehat

    Budaya Naik Sepeda Hidup di Beijing, Bukan Sekadar Tren tapi Gaya Hidup Sehat

    Beijing

    Di pagi hari, pemandangan orang bersepeda jadi hal biasa di jalanan Beijing. Warga dari berbagai usia tampak mengayuh sepeda menuju tempat kerja, sekolah, atau sekadar berbelanja di pasar sekitar.

    Jalur sepeda di kota ini kini dibuat lebar dan rapi, lengkap dengan marka khusus dan lampu lalu lintas mini yang ditujukan untuk pesepeda. Dari pekerja kantoran dengan sepeda listrik modern, hingga orang tua dengan sepeda lipat, semua tampak nyaman mengayuh di jalur yang aman dan bebas kendaraan bermotor.

    ‘Kingdom of Bicycles’ yang Bangkit Lagi

    China dulu dijuluki Kingdom of Bicycles. Pada 1980-an, hampir setiap keluarga memiliki sepeda. Tapi popularitasnya sempat meredup ketika mobil pribadi mulai menjamur. Kini, budaya itu kembali, dan kali ini dengan wajah baru.

    Pemerintah Beijing sedang gencar membangun infrastruktur sepeda untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara. Salah satu yang jadi sorotan adalah jalur sepeda khusus sepanjang 6,5 kilometer yang menghubungkan kawasan Huilongguan dan Shangdi. Jalur ini bebas mobil, punya pembatas jelas, bahkan ada atap di beberapa bagian untuk melindungi dari hujan dan salju.

    Menurut China Daily, jalur itu kini digunakan lebih dari 10.000 pesepeda setiap hari, sebagian besar pekerja yang memilih sepeda karena lebih cepat daripada naik mobil atau transportasi umum di jam sibuk.

    Akses Mudah, Infrastruktur Ramah

    Kebangkitan budaya sepeda di Beijing juga didorong oleh maraknya sistem bike-sharing seperti Meituan Bike dan HelloBike. Pengguna cukup memindai kode QR lewat ponsel, lalu bisa langsung mengayuh.

    Beijing telah meningkatkan infrastruktur bersepeda secara signifikan, termasuk 3.200 km jalur khusus, “jalan raya sepeda” layang sepanjang 6,5 km yang menghubungkan kawasan perumahan dan bisnis, serta rencana komprehensif untuk perluasan lebih lanjut.

    Meskipun masih banyak tantangan, pengembangan ini bertujuan untuk membuat bersepeda lebih aman dan nyaman dengan menyediakan jalur khusus, memperbaiki persimpangan, dan terintegrasi dengan pilihan transportasi umum lainnya seperti sistem berbagi sepeda dan stasiun metro.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Tanda Peringatan yang Harus Dikenali

    Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Tanda Peringatan yang Harus Dikenali

    Jakarta

    Stroke bisa menyerang siapa pun, termasuk orang dewasa berusia 30-an dan 40-an, hingga anak-anak. Perubahan gaya hidup dan faktor seperti stres berkontribusi pada peningkatan kasus stroke yang lebih muda.

    Sehingga, harus diketahui bahwa stroke tak hanya menyerang lansia. Tanda peringatannya perlu dikenali agar kondisi tidak semakin memburuk.

    Mengapa Stroke Bisa Menyerang Usia Muda?

    Dikutip dari laman Times of India, faktor risiko stroke, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, koleserol tinggi, obesitas, merokok, hingga kurang olahraga tidak hanya dialami oleh lansia, tapi juga orang dewasa muda.

    Sementara itu, ada juga faktor lainnya seperti stres, gangguan tidur, migrain, depresi, hingga paparan polusi lingkungan yang menjadi penyebab penting stroke pada orang yang lebih muda.

    Tanda-tanda Peringatan Stroke yang Harus Diwaspadai Usia Muda

    Mengenali tanda-tanda stroke sejak dini sangatlah penting. Pada orang dewasa muda, gejalanya kadang samar atau salah diartikan. Berikut beberapa anda peringatan yang perlu diwaspadai:

    Mati rasa atau lemas mendadak, terutama di satu sisi tubuh, memengaruhi wajah, lengan, atau kaki. Gejalanya bisa berupa mulut yang terkulai atau tidak bisa mengangkat lengan sepenuhnya.Kesulitan berbicara, bicara tidak jelas, atau kesulitan memahami percakapan.Penglihatan kabur secara tiba-tiba, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan sementara pada satu atau kedua mataSakit kepala hebat tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Terkadang disertai muntah dan pusingKehilangan keseimbangan secara tiba-tiba, kesulitan berjalan.

    Gejala ringan atau sementara pun harus diwaspadai. Mengabaikannya bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat permanen atau kematian.

    Bagaimana Cara Mencegah Stroke?

    Meski beberapa faktor risiko tidak bisa diubah, pilihan gaya hidup bisa mengurangi risiko stroke secara signifikan. Mulai dari menjaga pola makan seimbang, olahraga secara teratur, menghindari alkohol, mengelola stres, dan mengendalikan kondisi kronis, seperti diabetes dan hipertensi menjadi strategi pencegahan yang utama.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Terobosan Medis, Ilmuwan Ciptakan Ginjal yang Cocok ke Semua Goldar

    Terobosan Medis, Ilmuwan Ciptakan Ginjal yang Cocok ke Semua Goldar

    Jakarta

    Setelah satu dekade melakukan penelitian, kini para peneliti semakin dekat dengan terobosan penting dalam transplantasi ginjal, yaitu mampu mentransfer ginjal dari pendonor golongan darah berbeda dari penerima. Hal ini secara signifikan bisa mempercepat waktu tunggu dan menyelamatkan banyak nyawa.

    Dikutip dari laman Science Alert, sebuah tim dari berbagai lembaga di Kanada dan China berhasil membuat ginjal ‘universal’. Secara teori, ginjal ini bisa diterima oleh pasien manapun.

    Organ uji mereka bertahan serta berfungsi selama beberapa hari dalam tubuh penerima yang mengalami kematian otak. Keluarganya menyetujui penelitian tersebut.

    “Ini pertama kalinya kami melihat hal ini terjadi pada model manusia,” kata ahli biokimia, Stephen Withers Universitas British Columbia di Kanada.

    “Ini memberi kami wawasan berharga tentang cara meningkatkan hasil jangka panjang,” tambahnya.

    Orang dengan golongan darah O yang membutuhkan ginjal biasanya harus menunggu ginjal golongan O tersedia. Jumlah tersebut sebenarnya mencakup lebih dari separuh orang dalam daftar tunggu, tapi karena golongan darah O bisa berfungsi juga untuk orang dengan golongan darah lain, kesediannya menjadi sangat terbatas.

    Meski saat ini memungkinkan untuk mentransplantasi ginjal dengan golongan darah yang berbeda, tentunya juga dengan melatih tubuh penerima agar tidak menolak organ tersebut, proses yang ada masih jauh dari sempurna. Proses ini memakan waktu, mahal, dan juga berisiko.

    Dalam studi, para peneliti mengubah ginjal tipe A menjadi ginjal tipe O. Mereka menggunakan enzim khusus yang telah diidentifikasi sebelumnya yang menghilangkan molekul gula (antigen) penanda golongan darah A.

    Mereka membandingkan enzim tersebut dengan gunting yang bekerja pada skala molekuler. Dengan “memotong” sebagian rantai golongan darah A, enzim itu bisa mengubahnya menjadi kondisi bebas antigen ABO, yang menjadi ciri khas dari golongan darah O.

    “Ini seperti melepas cat merah dari mobil dan membuka lapisan primer netralnya,” kata Withers.

    “Setelah itu, sistem kekebalan tubuh tidak lagi menganggap organ tersebut sebagai benda asing,” tuturnya.

    Kendati demikian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum uji coba pada manusia hidup bisa dipertimbangkan. Ginjal yang ditransplantasikan mulai menunjukkan tanda-tanda golongan darah A lagi pada hari ketiga. Kondisi tersebut menyebabkan respons imun dan ada tanda-tanda bahwa tubuh sedang mencoba menoleransi ginjal tersebut.

    “Beginilah jadinya ketika ilmu pengetahuan dasar yang telah bertahun-tahun diterapkan akhirnya terhubung dengan perawatan pasien,” kata Withers.

    “Melihat temuan kami semakin mendekati dampak nyata di dunia nyata adalah hal yang membuat kami terus maju.” ungkapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Remaja Belanda Mendadak Hanya Bicara Bahasa Inggris usai Operasi Lutut, Kok Bisa?

    Remaja Belanda Mendadak Hanya Bicara Bahasa Inggris usai Operasi Lutut, Kok Bisa?

    Jakarta

    Seorang remaja berusia 17 tahun di Belanda menjalani operasi lutut setelah cedera saat bermain sepak bola. Setelah menjalani operasi dia mendadak hanya berbicara dalam bahasa Inggris.

    Dikutip dari laman Live Science, remaja ini berulangkali sangat meyakini kalau dia berada di Amerika Serikat. Padahal, dirinya hanya berbicara bahasa asing tersebut selama pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

    Remaja yang tidak disebutkan namanya ini juga tidak mengenali orang tuanya, serta tidak bisa berbicara bahasa Belanda lisan. Menurut laporan kasus, pasien tidak memiliki riwayat gejala kejiwaan dan tidak memiliki riwayat medis keluarga yang relevan, selain beberapa kasus depresi dari pihak ibu.

    Pada awalnya, perawat yang menyadari pasien berbicara bahasa Inggris mengira remaja itu mengalami delirium emergensi, suau kondisi yang bisa terjadi selama pemulihan dari anestesi. Namun, setelah pasien tidak juga berbicara bahasa Belanda sepatah kata pun beberapa jam kemudian, mereka memanggil psikiater.

    Saat diperiksa oleh tim psikiatris, pasien bisa menjawab pertanyaan, meski dalam bahasa Inggris dengan aksen Belanda. Kemudian dia mulai memberi jawaban singkat dalam bahasa Belanda meski kesulitan.

    Pasien kemudian didiagnosis mengidap Foreign Language Syndrome (FLS) atau sindrom bahasa asing. Kondisi ini terjadi saat seseorang tiba-tiba dan tanpa sadar beralih menggunakan bahasa kedua bukan bahasa ibu dalam jangka waktu tertentu.

    Ahli saraf tidak menemukan kelainan apapun selama pemeriksaan neurologis lengkap pasien. Kemudian, setelah melalui 18 jam pasca operasi, remaja ini mampu memahami bahasa Belanda meski belum bisa berbicara dalam bahasa tersebut.

    Namun, saat temannya datang mengunjungi dirinya sehari setelah operasi, tiba-tiba dia bisa memahami dan berbicara bahasa Belanda lagi. Sebab dia secara spontan mulai berbicara dalam bahasa aslinya, dokter menganggap tidak perlu melakukan tes neuropsikolgis, elektroensefalogram (EEG), atau jenis pemindaian otak lainnya. Pada akhirnya, dia diperbolehkan pulang tiga hari setelah operasi.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • Video: Bumil Rentan Alami Depresi, Pakar Ungkap Penyebabnya

    Video: Bumil Rentan Alami Depresi, Pakar Ungkap Penyebabnya

    Video: Bumil Rentan Alami Depresi, Pakar Ungkap Penyebabnya

  • 6 Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata, Segera Cek Jika Mengalaminya

    6 Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata, Segera Cek Jika Mengalaminya

    Jakarta

    Kolesterol tinggi sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas, namun dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Meskipun pemeriksaan darah menjadi cara utama untuk mendeteksi kadar lipid yang meningkat, beberapa tanda di area mata ternyata bisa memberikan petunjuk awal.

    Dikutip dari laman Times of India, mulai dari munculnya benjolan kekuningan hingga lingkaran putih samar di sekitar mata, tanda-tanda ini dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan kolesterol dalam tubuh. Mengenali gejala sejak dini penting untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dan efektif.

    1. Benjolan Kekuningan pada Kelopak Mata (Xanthelasma)

    Xanthelasma merupakan benjolan kecil kekuningan di dekat sudut dalam kelopak mata. Sebuah studi dalam Journal of the American Acadmy of Dermatology menemukan, xanthlasma palpebrarum (XP) adalah kondisi adanya endapan kolsterol kekuningan muncul di kelopak mata. Hal ini berkaitan dengan perubahan metabolisme lipid, termasuk rendahya kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL).

    Meski kadar kolesterol total normal, pembentukan XP bisa mengindikasikan ketidakseimbangan lipid yang mendasarinya. Meski biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman, keberadaannya menjadi peringatan akan peningkatan kadar lipid darah.

    2. Lingkaran Putih di Sekitar Iris Mata (Arkus Kornea)

    Arkus kornea adalah kondisi adanya lingkaran puth atau abu-abu samar muncul di sekitar iris, bagian mata yang berwarna. Hal tersebut terjadi akibat penumpukan kolesterol di kornea.

    Meski bisa menjadi bagian alami dari penuaan pada lansia, pada orang yang lebih muda, kondisi ini seringkali menandakan kadar kolesterol yang tinggi secara tidak normal.

    Keberadaan arkus korea mencerminkan penumpukan lipid yang mungkin juga terkad di pembuluh darah. Sehingga, kondisi ini bisa meningkatkan risiko aterosklerosis dan masalah jantung lainnya.

    3. Kelopak Mata Bengkak

    Pembengkakan yang terus menerus pada kelopak mata bisa menjadi tanda lain dari tingginya kolesterol. Kolesterol tinggi bisa menyebabkan retensi cairan dan memengaruhi sirkulasi, sehingga menyebabkan kelopak mata tampak bengkak.

    Meski mata bengkak sementara sering disebabkan oleh pola tidur, alergi, atau asupan garam, pembengkakan terus-menerus yang tidak kunjung sembuh bisa mengindikasikan masalah metabolik atau kardiovaskular yang mendasarinya.

    4. Lingkaran Hitam dan Vena yang Menonjol

    Dalam beberapa kasus, pengidap kolesterol tinggi mungkin melihat ada lingkaran hitam atau pembuluh darah vena yang lebih menonjol di bawah mata.

    Meski faktor seperti kurang tidur, penuaan, dan genetik berperan dalam hal ini, stres vaskular kronis akibat kolesterol tinggi bisa memperburuk tampilan lingkaran hitam dan pembuluh darah vena.

    Kelebihan lipid bisa memengaruhi elastisitas pembuluh darah, memperlambat sirkulasi, dan menyebabkan darah mengumpul. Hal tersebut bisa meningkatkan visibilitas pembuluh darah vena dan menciptakan area gelap di bawah mata.

    5. Kutil atau Benjolan Kecil di Dekat Kelopak Mata

    Skin tag atau adanya pertumbuhan kecil di sepanjang tepi kelopak mata juga bisa mengindikasikan ketidakseimbangan lipid. Benjolan kecil dan lunak ini tidak berbahaya, tapi mencerminkan kelebihan kolesterol dalam aliran darah.

    Seperti xantelasma, benjolan ini menjadi penanda eksternal potensi masalah kesehatan internal. Mendeteksi pertumbuhannya sejak dini memungkinkan evaluasi dan tindakan pencegahan untuk mengelola kadar kolesterol, sebelum muncul komplikasi yang lebih serius.

    6. Perubahan Tekstur Kelopak Mata

    Kolesterol tinggi terkadang bisa menyebabkan perubahan halus pada tekstur kelopak mata. Kulit menjadi sedikit lebih tebal atau lebih kencang.

    Perubahan tekstur ini seringkali mendahului perkembangan xantelasma yang terlihat. Sehingga, memperhatikan perubahan kecil pada tekstur kulit, dikombinasikan dengan tanda-tanda lain yang terlihat bisa membantu mengidentifikasi kolesterol tinggi sejak dini.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • Otak Laki-laki Disebut Lebih Cepat Menyusut dari Wanita, Kok Bisa? Begini Penjelasan Studi

    Otak Laki-laki Disebut Lebih Cepat Menyusut dari Wanita, Kok Bisa? Begini Penjelasan Studi

    Jakarta

    Seiring bertambahnya usia, otak pria diduga menyusut lebih cepat dibandingkan wanita. Temuan ini terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).

    Dikutip dari laman Science Alert, otak manusia secara alami memang akan menyusut seiring pertambahan usia. Pada penderita Alzheimer, penyusutan tersebut bahkan terjadi lebih drastis hingga menyebabkan kehilangan volume otak yang signifikan.

    Menariknya, meskipun perempuan dua kali lebih sering didiagnosis mengidap Alzheimer dibandingkan pria, informasi tentang bagaimana perbedaan jenis kelamin memengaruhi volume otak masih terbatas.

    Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa otak perempuan cenderung mengalami penyusutan materi abu-abu dan materi putih pada tingkat yang lebih lambat dibandingkan otak laki-laki.

    “Jika otak wanita mengalami penurunan lebih banyak, hal itu bisa jadi menjelaskan tingginya prevalensi Alzheimer,” ujar rekan penulis Anne Ravndal, seorang ahli saraf di Universitas Oslo di Norwegia.

    Ravndal beserta tim peneliti internasional mengumpulkan lebih dari 12.000 pemindaian otak yang dikumpulkan dari peserta berusia 17-95 tahun. Setiap orang menjalani setidaknya dua MRI otak dengan interval rata-rata sekitar 3 tahun di antara keduanya.

    Setelah menyesuaikan perbedaan ukuran otak berdasarkan jenis kelamin, tim menemukan bahwa pria menunjukkan penurunan di lebih banyak wilayah otak, termasuk banyak bagian korteks pada usia yang lebih tua.

    Sementara, wanita menunjukkan penurunan di lebih sedikit wilayah dan ketebalan korteks mereka tidak terlalu berubah seiring bertambahnya usia.

    Temuan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan jenis kelamin yang nyata dalam ‘biology of aging’. Meski demikian, hasil tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati. Sebab, masih diperlukan lebih banyak penelitian.

    Meski penelitian tenang biologi otak yang menua sudah dilakukan secara luas, bidang ini masih menunjukkan ketimpangan besar besar berdasarkan jenis kelamin. Pada tahun 2019, hanya 5 persen studi yang dipublikasikan di bidang ilmu saraf atau psikiatri yang mempertimbangkan pengaruh jenis kelamin.

    Hasil penelitiannya pun masih tidak konsisten. Hingga kini belum jelas apakah pria dan wanita mengalami penurunan fungsi otak dengan tingkat atau kecepatan yang berbeda.

    Di sisi lain, beberapa studi menunjukkan pria mengalami penurunan lebih tajam pada materi abu-abu dan materi putih otak, sementara studi lain justru menemukan penurunan yang lebih besar pada wanita.

    Penelitian baru ini yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Oslo, Norwegia berusaha memperjelas gambaran tersebut. Dari dua jenis kelamin, para peneliti menemukan perbedaan berdasarkan jenis kelamin dalam volume otak total, volume otak subkortikal, ketebalan korteks, dan luas permukaan, di antara puluhan pengukuran lainnya.

    Apa arti dari kehilangan ini bagi fungsi kognitif masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Para ilmuwan baru mulai memahami bagaimana bentuk otak terkait dengan penyakit serta beberapa stud i menunjukkan bahwa penyusutan otak terkadang bisa bermanfaat.

    Lokasi hilangnya volume tentu bisa memberi petunjuk penting. Tapi yang mengejutkan, Ravndal dan tim tidak menemukan perbedaan dalam perubahan volume di hippocampus, pusat saraf untuk memori dan pembelajaran yang berperan erat dalam demensia.

    Dalam penelitian baru ini, perempuan mulai menunjukkan penurunan hippocampus yang lebih cepat pada usia yang lebih tua, setelah harapan hidup mereka diperhitungkan. Tapi, hal ini mungkin hanya merupakan penundaan penuaan, akibat perempuan yang hidup lebih lama dari laki-laki. Belum tentu hal ini merupakan tanda yang menjelaskan risiko demensia.

    Saat penulis membandingkan pria dan wanita yang diprediksi akan hidup dalam jangka waktu yang sama, sebagian penurunan otak antara kedua jenis kelamin seimbang.

    Membedakan pengaruh jenis kelamin terhadap otak dari faktor genetik dan lingkungan lainnya buka hal yang mudah. Terlebih, karena kurangnya penelitian jangka panjang yang mendalam.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Sering Dapat Nilai 100 di Ujian Matematika? Coba Jawab 5 Tes Ini Selama 10 Detik!

    Sering Dapat Nilai 100 di Ujian Matematika? Coba Jawab 5 Tes Ini Selama 10 Detik!

    Sering Dapat Nilai 100 di Ujian Matematika? Coba Jawab 5 Tes Ini Selama 10 Detik!