Jenis Media: Kesehatan

  • Bisa Jawab Soal Ini Kurang dari 5 Detik? Fix, Kamu Jenius

    Bisa Jawab Soal Ini Kurang dari 5 Detik? Fix, Kamu Jenius

    Asah Otak

    Aida Adha Siregar – detikHealth

    Rabu, 22 Okt 2025 10:02 WIB

    Jakarta – Tebak gambar acak semacam ini mungkin tampak membingungkan, tetapi khusus bagi mereka yang jenius, tidak perlu satu menit untuk menjawabnya dengan tepat.

  • Tren COVID-19 di RI Naik, Ini Varian yang Lagi Merebak

    Tren COVID-19 di RI Naik, Ini Varian yang Lagi Merebak

    Jakarta

    Tren COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini diketahui melalui Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

    Adapun proporsi positif COVID-19 di Indonesia meningkat menjadi 3 persen dari 1 persen di minggu sebelumnya. Berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 (M1-M42), tercatat 447 kasus positif dari 16.617 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate 2,69 persen. Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.

    “Sementara itu, pada sentinel site hingga minggu ke-25 (M25), tercatat 82 kasus positif dari 2.613 spesimen yang telah diperiksa,” demikian laporan Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    “Varian dominan di Indonesia adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.”

    Kemenkes mengatakan varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan.

    “Subvarian LF.7.9.1 dan LP.7, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1 JN.1 masih menjadi Variants of Interest (VoI) sejak ditetapkan pada Desember 2023,” demikian laporan Kemenkes.

    (suc/kna)

  • Dokter Ungkap 3 Hal yang Paling Sering Diinginkan Pasien Menjelang Ajal

    Dokter Ungkap 3 Hal yang Paling Sering Diinginkan Pasien Menjelang Ajal

    Jakarta

    Menjelang kematian atau akhir hayat, apakah orang-orang memikirkan kenangan favorit, daftar impian yang tidak pernah tercapai, atau penyesalan mereka dalam menjalin hubungan? Terdapat 3 hal yang dipikirkan mereka menurut pengalaman dari dokter paliatif.

    Seorang dokter yang menggunakan platform TikToknya untuk membahas kesehatan mental, Dr Alex George, membagikan video tentang perawatan paliatif. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, perawatan paliatif adalah bentuk perawatan khusus yang memberi bantuan kenyamnan dan dukungan pada pengidap penyakit serius.

    Dikutip dari laman Express, dalam videonya, dia berbincang dengan pakar perawatan paliatif, Dr Kathrin Mannix yang membagikan temuan yang sangat menarik dari pekerjaannya. Dia mengungkap ada tiga hal utama yang direnungkan orang-orang ketika akan meninggal dunia.

    “Ketika seseorang berada di akhir hayatnya, atau menyadari dia sedang sekarat, apa yang sebenarnya penting bagi mereka? Apa yang penting bagi orang-orang pada umumnya?” kata Dr Mannix.

    Dr Mannix mengatakan, banyak orang dalam hidup yang memikirkan daftar impian, perjalanan besar yang ingin dilakukan dan hal lainnya. Tapi, di penghujung hidup seseorang, pandangan mereka menyempit pada sesuatu yang benar-benar penting, yaitu hubungan mereka, orang-orang yang paling penting bagi mereka.

    “Mereka ingin memperbaiki hubungan yang rusak. Mereka ingin bersyukur atas arti orang lain bagi mereka sepanjang hidup mereka. Mereka ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka mencintai mereka,” ungkapnya.

    Dia kemudian membahas kesulitan yang manusia hadapi saat membahas kematian, dan yang lebih penting adalah cinta.

    “Kita tidak pandai dengan kata-kata yang dimulai dari huruf D bukan? Kita tidak terbiasa mengucapkan kata deaf (tuli), dying (sekarat), atau dead (mati). Namun, yang lebih sulit lagi bagi kita adalah kata yang dimulai dengan huruf L. Kita jadi kelu untuk mengucapkanya,” kata Dr Mannix.

    “Jadi, teleponlah orang-orang dan beri tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka. Itulah panggilan Anda untuk bertindak sekarang,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/naf)

  • Cerita di Balik Viral Pria Punya Mata Palsu Berhiaskan Berlian Mewah

    Cerita di Balik Viral Pria Punya Mata Palsu Berhiaskan Berlian Mewah

    Jakarta

    Seorang pria di Alabama, Amerika Serikat bernama Slater Jones ramai disorot pasca memasang berlian di mata palsunya. Ini diklaim sebagai mata prostetik paling mahal di dunia.

    Semua berawal ketika Jones mengalami masalah kesehatan parah yang membuatnya harus kehilangan mata kanan. Pria yang juga memiliki toko perhiasan itu akhirnya melakukan kerjasama dengan ahli prostetik mata bernama John Lim.

    Jones meminta dibuatkan prostetik mata yang benar-benar menggambarkan identitasnya desainer perhiasan.

    Mata prostetik itu lalu dibuat dengan berlian dua karat di bagian tengahnya. Itu nampak berkilau indah saat terkena cahaya hingga sering menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya.

    “Saya kehilangan mata, tapi hal itu justru membawa cahaya baru dalam hidup saya,” ujar Jones dikutip dari Oddity Central, Selasa (21/10/2025).

    “Berlian tersebut membuat mata palsu ini lebih dari sekadar alat medis, melainkan sebuah karya seni,” tambahnya lagi.

    Melalui unggahan media sosial, mata berlian milik Jones mengundang banyak komentar netizen. Meski banyak orang yang memuji kreativitas Jones dan Lim, tak sedikit juga yang khawatir dengan keamanan mata prostetik berlian tersebut.

    Ditakutkan ada risiko tertentu dari memasukkan berlian ke dalam rongga mata Jones.

    Lim mengaku bangga bisa membuat mata prostetik tersebut. Ia menyebut mata palsu itu menjadi yang paling berharga yang pernah ia buat.

    “Saya sudah membuat sekitar 10.000 mata prostetik, untuk bayi berusia enam minggu hingga orang berusia 101 tahun, tapi ini adalah mata buatan paling berharga dari segi material,” tanda Lim.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • 7 Tanda Otak Bermasalah, Bisa Jadi Ciri-ciri Kena Kanker!

    7 Tanda Otak Bermasalah, Bisa Jadi Ciri-ciri Kena Kanker!

    Jakarta

    Sakit kepala mungkin menjadi salah satu kondisi yang banyak dialami orang. Bisa karena stres, kelelahan, atau sekadar pikiran yang sibuk.

    Namun, gejala-gejala ini juga merupakan contoh gejala yang dalam kasus terjadi, dapat menandakan sesuatu yang jauh lebih serius, yakni tumor otak.

    Terkait diagnosis, baik pasien maupun dokter umum sering mengabaikan gejala awalnya. Kondisi ini terkadang menyebabkan keterlambatan diagnosis.

    Hal ini sejalan dengan temuan dari studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang sering mengabaikan tanda-tanda peringatan. Hal ini menjadi masalah karena tumor otak memerlukan perawatan yang lebih invasif, jika terjadi terdeteksi dini.

    Gejala tumor otak seringkali menyerupai pengalaman sehari-hari, seperti kelelahan, stres, migrain, atau menopause, yang tumpang tindih dengan kondisi yang jauh lebih umum. Misalnya seperti kecemasan, infeksi sinus, atau sakit kepala kronis.

    “Saya rasa saya mungkin mengalami gejala sekitar dua atau tiga bulan sebelumnya,” kata seorang pasien yang dikutip dari Science Alert.

    Berikut tujuh gejala kanker otak yang dikeluhkan pasien dan kerap diabaikan:

    1. Kesulitan Menemukan Kata-kata

    Beberapa orang menyadari bahwa mereka kesulitan memikirkan kata-kata tertentu, menyusun kalimat lengkap, atau bergabung dalam percakapan tanpa penundaan. Seorang pasien mengatakan pengalaman itu terasa aneh, tetapi mereka mengabaikannya saat itu.

    Pasien lainnya juga melaporkan mereka tidak bisa mengungkapkan kata-kata yang terasa janggal. Tetapi, mereka tidak bisa menjelaskan kepada siapa pun tentang apa yang sedang terjadi.

    Masalah menemukan kata terkadang dapat dikaitkan dengan kelelahan, stres, atau bahkan kecemasan. Tetapi, jika terus berlanjut atau muncul tiba-tiba, hal tersebut mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

    2. Kabut Otak atau Brain Fog

    Beberapa pasien menggambarkan kebingungan umum, seperti kesulitan fokus, berpikir jernih, atau mengingat sesuatu. Salah satu pasien membuat janji temu dengan dokter umum, tetapi saat gejala muncul mereka lupa untuk mengungkapkannya yang menyebabkan diagnosis yang terlewat.

    Kabut otak dapat dipicu oleh banyak hal, termasuk menopause, kurang tidur, atau stres. Tetapi saat kabut otak disertai dengan perubahan neurologis lainnya, seperti masalah bicara atau penglihatan, penting untuk memperhatikannya.

    3. Mati Rasa atau Kesemutan

    Beberapa orang melaporkan kesemutan atau mati rasa yang berpindah-pindah di seluruh tubuh. Pasien mengungkapkan bahwa tumor itu mempengaruhi separuh wajahnya, lidah, hingga bagian dalam mulut.

    Hal ini dapat terjadi saat tumor memengaruhi area kontrol sensorik atau motorik otak, yakni area yang mengirim dan menerima sinyal ke berbagai bagian tubuh. Meskipun mati rasa dapat disebabkan oleh hal lain (seperti saraf terjepit, sirkulasi darah yang buruk, atau migrain), gejala baru atau gejala yang muncul di satu sisi harus selalu diperiksa.

    4. Gangguan Penglihatan

    Perubahan penglihatan merupakan tanda awal lainnya. Seorang pasien mengalami penglihatan ganda saat menonton TV dan mengira mereka membutuhkan kacamata baru. Pasien lain mengatakan garis lurus tampak melengkung.

    Perubahan penglihatan dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk ketegangan mata atau migrain. Tetapi, distorsi yang tiba-tiba atau tidak biasa, terutama jika terjadi bersamaan dengan gejala neurologis lainnya, seperti sakit kepala, pusing, kesulitan berbicara, lemas atau mati rasa di salah satu sisi tubuh, atau masalah koordinasi, memerlukan perhatian medis.

    5. Tulisan Tangan Berantakan

    Beberapa pasien menyadari adanya perubahan koordinasi tangan-mata mereka. Salah satu pasien bercerita ada saat di mana ia tidak bisa menulis.

    Saat itu, ia sedang menulis beberapa catatan dalam rapat. Kemudian, tulisannya menjadi sangat berantakan.

    Perubahan koordinasi kecil terkadang dapat disebabkan oleh kelelahan atau gangguan. Tetapi, penurunan kemampuan menulis, keterampilan motorik halus, atau keseimbangan yang terus-menerus dapat menandakan adanya masalah pada area kontrol motorik otak, yang mengoordinasikan gerakan seperti menulis atau mengancingkan baju.

    6. Perubahan Kepribadian

    Perubahan perilaku atau suasana hati bisa terasa samar, tetapi cukup nyata. Seorang pasien mengira sifat mudah tersinggung dan hilangnya motivasi mereka hanya tanda-tanda kelelahan.

    “Saya tidak benar-benar memahaminya. Saya hanya ingin pensiun karena sudah muak,” kata pasien tersebut.

    Kepribadian memang dapat berfluktuasi seiring perubahan hidup atau stres. Tetapi, perubahan yang tiba-tiba atau mencolok, terutama di samping gejala lain, mungkin mengindikasikan sesuatu yang lebih.

    7. Sakit Kepala

    Sakit kepala adalah hal yang umum dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi, bagi beberapa pasien merasa sakitnya konstan dan tak henti, berlangsung selama berminggu-minggu, hal itu perlu diwaspadai.

    “Rasanya berlangsung lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari,” beber salah satu pasien.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Teka-Teki Ini Bikin Otak Ngebul, Tapi Katanya Sih Easy buat Si IQ Tinggi!

    Teka-Teki Ini Bikin Otak Ngebul, Tapi Katanya Sih Easy buat Si IQ Tinggi!

    Asah Otak

    Aida Adha Siregar – detikHealth

    Selasa, 21 Okt 2025 17:00 WIB

    Jakarta – Teka-teki di bawah ini bisa bikin kamu mikir keras, tapi juga bantu mengasah kecerdasan otak. Fokus, biar bisa jawab dengan tepat dan cepat!

  • Kanker Kolorektal Intai Gen Z, Kemenkes Bakal Skrining 33 Juta Populasi Berisiko

    Kanker Kolorektal Intai Gen Z, Kemenkes Bakal Skrining 33 Juta Populasi Berisiko

    Jakarta

    Kanker kolorektal makin banyak ditemukan pada usia muda. Kementerian Kesehatan RI berupaya meningkatkan skrining, temuan kasus kanker kolorektal lebih dini agar kematian bisa dicegah.

    Targetnya, 33 juta warga Indonesia yang masuk kategori populasi berisiko bisa diskrining selambatnya 2025. Berdasarkan data awal cek kesehatan gratis, lima provinsi dengan jumlah populasi berisiko tinggi terbanyak berada di Bali, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur dengan 7,6 juta orang.

    Kepala Tim Kerja KDI Kemenkes RI Rindu Rachmiati SKM M Epid menjelaskan kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar terdiri dari kolon, bagian terpanjang usus besar atau rektum bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus.

    Mengutip data International Agency for Research on Cancer (IARC), Rindu menekankan kanker kolorektal adalah salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Indonesia.

    “Penyebab kematian kelima tertinggi di Indonesia. Angka kematian kolorektal laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh bedanya dibandingkan dengan misalkan perempuan payudara dan kanker serviks. Dengan insiden kasus prevalensinya 12,1 dan kematian 6,6,” sebutnya.

    Kanker terus menjadi beban pembiayaan terbesar kedua terkait kesehatan, dengan sekitar Rp 5,9 triliun menurut data 2022.

    Rindu merinci kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi kanker kolorektal:

    usia lebih dari 45 tahun laki2 perempuanmemiliki riwayat keluarga kanker sususpola makan rendah serat tinggi lemak junkfoodperokokobesitas sentralkurang aktivitas fisik

    “Mayoritas ditemukan dalam stadium lanjut,” tegas dia.

    Karenanya, pemerintah meningkatkan deteksi dini demi menekan kemungkinan angka kesakitan dan kematian serta tingginya beban biaya kesehatan akibat kanker. Bila ini semua tidak diintervensi, diperkirakan terjadi peningkatan 77 persen kasus kanker di 2050.

    Skrining akan dilakukan pada orang yang tampaknya sehat di atas 45 tahun, tidak memiliki gejala. Pertama dilakukan wawancara kuesioner, bila hasilnya dinyatakan berisiko, dilakukan pemeriksaan colok dubur, hingga pemeriksaan darah samar pada feses.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Curhat Istri 10 Tahun Tak Tahu Suaminya HIV, Terungkap saat Jenguk di Penjara

    Curhat Istri 10 Tahun Tak Tahu Suaminya HIV, Terungkap saat Jenguk di Penjara

    Jakarta

    Seorang wanita di China terkejut setelah mengetahui rahasia besar suaminya yang disembunyikan selama 10 tahun. Selama itu, wanita bernama Wang tidak pernah tahu suaminya didiagnosis human immunodeficiency virus atau HIV.

    Kasus yang dipublikasikan di Yunnan AIDS Prevention ini dialami Wang dan suaminya, Li, yang sudah menikah selama 10 tahun tanpa memiliki anak. Dikutip dari World of Buzz, selama bertahun-tahun Li telah berbohong terkait penyakitnya itu.

    Namun, pada Desember 2021 Li dijatuhi hukuman penjara karena mengoperasikan kasino. Tetapi, rahasia yang lebih besar dari itu akhirnya terungkap saat Wang mengunjungi suaminya di penjara.

    Ketika kunjungan, Wang diminta oleh staf penjara untuk menyiapkan obat HIV untuk Li. Saat itulah, Wang baru mengetahui bahwa Li mengidap HIV sejak tahun 2011, tapi tidak pernah menceritakan kepadanya sejak awal bertemu.

    Sejak awal pernikahannya, Wang pernah bertanya tentang obat yang diminum Li. Suaminya itu mengaku mengidap penyakit hati dan perlu minum obat.

    Di tahun 2021 itulah, Li baru menjelaskan bahwa ia mengidap HIV. Tetapi, ia bersikeras mengaku terus mencari pengobatan yang mampu menekan penularan virus tersebut kepada orang lain.

    Beruntung, Wang dinyatakan negatif HIV. Meski begitu, ia mengalami tekanan mental yang luar biasa selama proses tes.

    Wang mengaku merasa takut dan cemas karena ia tidak mengambil tindakan perlindungan apapun selama 10 pernikahannya. Ia pun tidak pernah tahu apa yang mungkin terjadi pada dirinya.

    Setelah belajar dari kesalahannya, Wang menggugat Li di Pengadilan Songjiang dan menuntut pembatalan pernikahan tersebut. Wang merasa Li telah jahat menyembunyikan fakta bahwa ia mengidap penyakit yang serius.

    Wang juga menganggap pernikahan itu sudah ditakdirkan dan mustahil untuk dilanjutkan. Di China, KUHPdengan jelas menyatakan bahwa salah satu pihak dalam pernikahan masih memiliki kewajiban pranikah, yakni untuk mengungkapkan penyakit serius apapun yang dapat berdampak signifikan pada pernikahannya.

    (sao/kna)

  • Video Kepala BGN Minta SPPG Pakai Air Galon untuk Masak MBG

    Video Kepala BGN Minta SPPG Pakai Air Galon untuk Masak MBG

    Video Kepala BGN Minta SPPG Pakai Air Galon untuk Masak MBG

  • Video Kepala BGN Minta SPPG Pakai Air Galon untuk Masak MBG

    Foto SPPG Polri Pejaten yang Sudah Terapkan Rapid Test, Jaga Kualitas Makanan

    Jakarta

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri di Pejaten menjadi salah satu contoh penerapan pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG).

    SPPG Pejaten sedikitnya melayani sekitar 3.000 penerima manfaat yang terdiri atas siswa-siswi tingkat TK, PAUD, SD, SMP, hingga SMK. Distribusi makanan dilakukan secara bertahap dalam beberapa kloter.

    Kloter pertama mulai siap dikirim pada pukul 07.45 WIB untuk siswa TK, PAUD, serta SD kelas 1 hingga 2. Kloter kedua dikirim pada pukul 09.00 WIB untuk siswa SD kelas 3 hingga 5, sementara distribusi terakhir dilakukan menjelang jam makan siang bagi siswa SMA dan SMK.

    Pihak SPPG memastikan proses memasak hingga pendistribusian tidak melampaui enam jam demi menjaga kualitas dan keamanan pangan.

    Sudah Terapkan Rapid Test Kualitas Pangan

    Potret rapid test untuk MBG Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth

    SPPG Pejaten menjadi salah satu unit yang sudah menerapkan kebijakan baru Badan Gizi Nasional (BGN), yakni pelaksanaan rapid test makanan. Pemerintah mewajibkan seluruh SPPG di Indonesia untuk menjalani pemeriksaan cepat semacam ini, sebagai upaya memastikan keamanan makanan sebelum dikonsumsi, belajar dari pengalaman panjang Jepang.

    Sebagai negara dengan pengalaman lebih dari 100 tahun dalam menjalankan program mirip MBG, Jepang pernah mencatat insiden keracunan makanan akibat masalah pada kualitas bahan baku.

    Pembelajaran ini yang kemudian diterapkan di Indonesia melalui peningkatan standar keamanan MBG.

    Tiga Hal yang Jadi Teladan

    Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menilai SPPG Pejaten bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain, terutama setelah munculnya sejumlah laporan kasus keracunan makanan di beberapa daerah.

    “Menurut saya ada tiga hal penting. Pertama, SOP harus ditetapkan dengan sangat rinci. Kedua, pelaksanaannya harus disiplin, karena SOP yang bagus tapi tidak dijalankan dengan baik tentu jadi catatan. Ketiga, perlu disebarkan dan dibuka agar pihak lain bisa melihat langsung bahwa SPPG yang baik itu seperti apa,” kata Prof Tjandra saat ditemui detikcom Selasa (21/10/2025).

    Ia juga menekankan pentingnya pengawalan mutu secara konsisten, mulai dari fasilitas penyimpanan bahan makanan, proses pengolahan, hingga distribusi.

    Peran Sanitarian dan Pengawasan Rutin

    Prof Tjandra Yoga Aditama, pengamat kesehatan yang tengah mengunjungi dapur makanan bergizi gratis SPPG Pejaten Polri. Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth

    Untuk menjaga keamanan pangan, Prof Tjandra menyarankan agar pengawasan rutin melibatkan tenaga sanitarian, yang juga bisa diperbantukan puskesmas setempat. Menurutnya, keberadaan sanitarian juga diperlukan untuk memastikan aspek sanitasi dan higiene di setiap tahap produksi makanan.

    “Di sini juga sudah dilakukan pemeriksaan, apakah ada kandungan seperti arsen, formalin, dan nitrit, yang bisa terdeteksi sejak dini,” ujarnya.

    Selain itu, SPPG Pejaten juga telah menerapkan sistem penyimpanan bahan makanan yang terpisah antara bahan kering dan basah, dengan pengaturan suhu ruang yang disesuaikan. Langkah ini menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan dan kualitas pangan.

    Prof Tjandra berharap model seperti SPPG Pejaten dapat diadopsi oleh daerah lain, termasuk wilayah terluar dan tertinggal, agar seluruh anak Indonesia mendapat akses makanan bergizi dan aman dengan standar yang sama.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakasatgas MBG Polri Irjen Nurwono Danang menyebut pihaknya telah membangun 645 SPPG. Polri menargetkan 1.500 SPPG dibangun di seluruh daerah Indonesia.

    “Kita wajibkan untuk seluruh polres-polres yang awalnya satu Polres membangun satu SPPG, saat ini kita wajibkan bisa membangun satu Polres tiga SPPG. Sehingga diharapkan Polri bisa membangun sampai 1.500 SPPG di seluruh Indonesia,” kata Danang.

    (naf/kna)