Jenis Media: Kesehatan

  • Kemenkes Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien RI Berobat ke Luar Negeri

    Kemenkes Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien RI Berobat ke Luar Negeri

    Jakarta

    Meski industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri meningkat signifikan, masih banyak pasien Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri. Direktur Jenderal Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Lucia Rizka Andalusia, mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah akses terhadap teknologi kesehatan inovatif yang masih terbatas di Tanah Air.

    “Kalau untuk mendapatkan akses teknologi kesehatan inovatif, apakah itu alat kesehatan atau obat-obatan, masih sulit di Indonesia, ya pasti orang akan berobat ke luar negeri karena di sana lebih mudah,” ujar Rizka dalam konferensi pers Minggu (26/10/2025).

    Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar preferensi pasien, melainkan akibat dari lambatnya ketersediaan teknologi kesehatan mutakhir di rumah sakit dalam negeri, yang berdampak ke layanan pasien.

    “Misalnya untuk radioterapi, di Indonesia harus antre berminggu-minggu, bahkan berbulan. Sementara di negara tetangga bisa cepat. Itu yang membuat orang akhirnya memilih berobat ke luar negeri,” lanjutnya.

    Rizka menegaskan, dari sisi produksi alkes dalam negeri, kemajuan Indonesia sebenarnya dinilai tajam.
    Sebelum pandemi COVID-19, hanya ada sekitar 400 industri alkes di Indonesia, yang sebagian besar masih bergantung pada impor. Kini, jumlahnya melonjak dua kali lipat menjadi sekitar 815 industri.

    Tidak hanya itu, belanja alat kesehatan dalam negeri dalam tiga tahun terakhir meningkat 3,4 kali lipat dibandingkan 2019.

    “Dulu belanja alkes dalam negeri itu sangat rendah. Tapi sekarang sudah jauh meningkat karena berbagai upaya kita lakukan,” jelasnya.

    Salah satu strategi utama Kemenkes adalah penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kebijakan freeze-unfreeze terhadap produk impor.

    “Kalau kita sudah bisa membuat produk dalam negeri dan jumlahnya mencukupi, maka kita akan ‘freeze’ produk impornya. Ini sangat efektif, sehingga rumah sakit pemerintah, termasuk RS vertikal, akan memilih produk dalam negeri,” ujar Rizka.

    Kemenkes juga menggelar business matching antara industri alkes lokal dan fasilitas kesehatan (faskes). Langkah ini terbukti penting agar produk dalam negeri dikenal dan digunakan oleh rumah sakit di Indonesia.

    “Kalau tidak ada business matching, industri dan rumah sakit tidak saling tahu. Misalnya ada yang bikin hospital bed elektrik otomatis di dalam negeri, tapi rumah sakit tidak tahu, akhirnya tetap beli impor,” katanya.

    Rizka memastikan peluang produk alkes seperti linet dan dv medika yang wacananya akan membantu memproduksi bed dengan teknologi advanced di Indonesia terbuka, selama mematuhi mekanisme pengadaan yang berlaku.

    “Yang penting harganya kompetitif dan spesifikasinya sesuai kebutuhan rumah sakit,” tandas dia.

    Meski capaian industri alkes dalam negeri sudah menggembirakan, Rizka menilai tantangan terbesar Indonesia justru terletak pada akses terhadap teknologi kesehatan inovatif.

    Tanpa perbaikan di sisi ini, pasien akan terus mencari pengobatan di luar negeri.

    “Pemerintah berupaya keras agar masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap teknologi inovatif secepat mungkin, supaya mereka bisa berobat di Indonesia dengan kualitas yang sama seperti di negara lain,” tegasnya.

    Pertumbuhan pesat industri alkes lokal menunjukkan Indonesia punya kapasitas besar untuk mandiri. Namun, persoalan akses, efisiensi layanan, dan kecepatan adopsi teknologi menjadi titik lemah yang masih membuat pasien memilih pengobatan di luar negeri.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Kemenkes Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien RI Berobat ke Luar Negeri

    Kemenkes Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien RI Berobat ke Luar Negeri

    Jakarta

    Meski industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri meningkat signifikan, masih banyak pasien Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri. Direktur Jenderal Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Lucia Rizka Andalusia, mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah akses terhadap teknologi kesehatan inovatif yang masih terbatas di Tanah Air.

    “Kalau untuk mendapatkan akses teknologi kesehatan inovatif, apakah itu alat kesehatan atau obat-obatan, masih sulit di Indonesia, ya pasti orang akan berobat ke luar negeri karena di sana lebih mudah,” ujar Rizka dalam konferensi pers Minggu (26/10/2025).

    Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar preferensi pasien, melainkan akibat dari lambatnya ketersediaan teknologi kesehatan mutakhir di rumah sakit dalam negeri, yang berdampak ke layanan pasien.

    “Misalnya untuk radioterapi, di Indonesia harus antre berminggu-minggu, bahkan berbulan. Sementara di negara tetangga bisa cepat. Itu yang membuat orang akhirnya memilih berobat ke luar negeri,” lanjutnya.

    Rizka menegaskan, dari sisi produksi alkes dalam negeri, kemajuan Indonesia sebenarnya dinilai tajam.
    Sebelum pandemi COVID-19, hanya ada sekitar 400 industri alkes di Indonesia, yang sebagian besar masih bergantung pada impor. Kini, jumlahnya melonjak dua kali lipat menjadi sekitar 815 industri.

    Tidak hanya itu, belanja alat kesehatan dalam negeri dalam tiga tahun terakhir meningkat 3,4 kali lipat dibandingkan 2019.

    “Dulu belanja alkes dalam negeri itu sangat rendah. Tapi sekarang sudah jauh meningkat karena berbagai upaya kita lakukan,” jelasnya.

    Salah satu strategi utama Kemenkes adalah penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kebijakan freeze-unfreeze terhadap produk impor.

    “Kalau kita sudah bisa membuat produk dalam negeri dan jumlahnya mencukupi, maka kita akan ‘freeze’ produk impornya. Ini sangat efektif, sehingga rumah sakit pemerintah, termasuk RS vertikal, akan memilih produk dalam negeri,” ujar Rizka.

    Kemenkes juga menggelar business matching antara industri alkes lokal dan fasilitas kesehatan (faskes). Langkah ini terbukti penting agar produk dalam negeri dikenal dan digunakan oleh rumah sakit di Indonesia.

    “Kalau tidak ada business matching, industri dan rumah sakit tidak saling tahu. Misalnya ada yang bikin hospital bed elektrik otomatis di dalam negeri, tapi rumah sakit tidak tahu, akhirnya tetap beli impor,” katanya.

    Rizka memastikan peluang produk alkes seperti linet dan dv medika yang wacananya akan membantu memproduksi bed dengan teknologi advanced di Indonesia terbuka, selama mematuhi mekanisme pengadaan yang berlaku.

    “Yang penting harganya kompetitif dan spesifikasinya sesuai kebutuhan rumah sakit,” tandas dia.

    Meski capaian industri alkes dalam negeri sudah menggembirakan, Rizka menilai tantangan terbesar Indonesia justru terletak pada akses terhadap teknologi kesehatan inovatif.

    Tanpa perbaikan di sisi ini, pasien akan terus mencari pengobatan di luar negeri.

    “Pemerintah berupaya keras agar masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap teknologi inovatif secepat mungkin, supaya mereka bisa berobat di Indonesia dengan kualitas yang sama seperti di negara lain,” tegasnya.

    Pertumbuhan pesat industri alkes lokal menunjukkan Indonesia punya kapasitas besar untuk mandiri. Namun, persoalan akses, efisiensi layanan, dan kecepatan adopsi teknologi menjadi titik lemah yang masih membuat pasien memilih pengobatan di luar negeri.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Sumber Aqua dari Air Akuifer Dalam, Pakar Geologi Jelaskan Kualitasnya

    Sumber Aqua dari Air Akuifer Dalam, Pakar Geologi Jelaskan Kualitasnya

    Jakarta

    Sumber air Aqua belakangan ramai disorot publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi salah satu lokasi pengolahan air milik perusahaan tersebut. Kunjungan tersebut terungkap melalui YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM).

    Seorang staf perusahaan kemudian menjelaskan air diambil dari bawah tanah melalui proses pengeboran. Terkait hal tersebut Danone menegaskan sumber air yang digunakan bukan berasal dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam lapisan air tanah alami yang terbentuk di sistem hidrogeologi pegunungan.

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir secara alami,” jelas Aqua dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana menjelaskan air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi dan tak bisa dilihat langsung lantaran tersimpan di dalam batuan. Batuan tersebut disebut akuifer.

    Adapun air tanah dalam atau akuifer ini berbeda dengan air tanah dangkal yang biasa digunakan oleh sumur penduduk. Kedalaman air tanah dalam ini bisa mencapai hingga 200 meter dan seterusnya.

    “Ini air tanah ini terlindungi, tidak banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia sehingga dia kualitasnya jauh lebih baik, gitu ya,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (24/10/2025).

    Air tanah dalam umumnya memiliki kualitas yang sangat baik dan relatif aman untuk dikonsumsi. Hal ini karena pada kedalaman tersebut, lanjut Prof Heru, air sudah terlindungi dari kontaminasi seperti bakteri dan virus.

    “Bakteri, virus itu tidak bisa hidup di air tanah dalam, karena virus dan bakteri itu mempunyai masa hidup di dalam batuan itu hanya 60 hari, 70 hari, 100 hari, hanya itu. Jadi kalau di dalam sana, itu pasti tidak ada bakteri, itu ya,” tutur Prof Heru.

    Namun yang menjadi perhatian utama adalah kandungan kimia berbahaya. Lantaran hal tersebut, penting untuk melalui proses penelitian dan pemeriksaan lebih lanjut. Ia juga menjelaskan produsen AMDK yang beredar di pasaran wajib melalui proses penyaringan dan sterilisasi, termasuk dengan teknologi ultraviolet.

    Senada, Rachmat Fajar Lubis dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengatakan air tanah dari sumur dalam (air tanah tertekan) berada jauh di bawah permukaan, sehingga tak bersinggungan langsung dengan aktivitas manusia dan hewan.

    “Di bawah permukaan tanah yang cukup dalam, tidak ada kehidupan mikroorganisme. Jadi airnya lebih murni, hanya mengandung mineral alami dari batuan yang dilaluinya,” ungkapnya.

    Inilah alasan mengapa perusahaan air minum memilih menyedot air dari lapisan tanah dalam, bukan dari sumber mata air terbuka.

    “Dengan cara itu, kualitas air bisa dijaga, bebas kontaminasi, dan tetap memenuhi standar kesehatan,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

  • Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Jakarta

    Menurut Indeks Kesehatan Global Bloomberg tahun 2024, Spanyol menjadi negara paling sehat nomor satu di dunia. Negeri Matador melampaui Italia, dengan rata-rata harapan hidup 86 tahun.

    Spanyol memang memiliki sistem layanan kesehatan publik yang kuat dan akses ke layanan pencegahan, namun gaya hidup dan pola makan memiliki kontribusi yang setara dalam pencapaian tersebut.

    Lalu, apa ‘rahasia’ masyarakat Spanyol dalam menjaga kesehatan mereka? Berikut jawabannya, dikutip dari Times of India.

    1. Minyak Zaitun di Tiap Masakan

    Masakan Spanyol mengandalkan minyak zaitun extra virgin, salah satu bahan utama diet tradisional Mediterania. Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan polifenol, senyawa yang terbukti melindungi kesehatan jantung dan mengurangi peradangan.

    Dalam sebuah penelitian, menemukan bahwa peserta yang menjalani diet Mediterania dengan suplemen minyak zaitun extra virgin mengalami penurunan signifikan dalam insidensi kejadian kardiovaskular mayor, penurunan angka mortalitas secara keseluruhan, serta perbaikan profil lipid dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.

    2. Hidup Lebih ‘Lambat’

    Sebuah studi yang diterbitkan di ScienceDirect mencatat bahwa budaya yang lebih santai, seperti Spanyol, mengalami tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan karena memprioritaskan waktu bersosialisasi dan istirahat daripada produktivitas yang konstan.

    Ritme kehidupan orang Spanyol jauh lebih lambat. Waktu makan tidak terburu-buru, bersifat sosial, dan sering kali disantap bersama. Tradisi siesta (istirahat siang singkat) dan makan siang bersama yang panjang mendorong gaya hidup seimbang yang memungkinkan pemulihan dan mengurangi tingkat stres.

    3. Budaya Tapas

    Budaya tapas di Spanyol adalah gaya makan berupa hidangan porsi kecil dan dinikmati sambil bersosialisasi.

    Menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, makan di lingkungan yang santai dan sosial mendorong konsumsi yang penuh kesadaran dan meningkatkan hasil metabolisme. Hal ini nantinya akan berdampak pada pencernaan yang baik.

    4. Spanyol Kaya Akan Vitamin D

    Iklim Spanyol menyediakan vitamin D yang melimpah, yang penting untuk kesehatan tulang, fungsi kekebalan tubuh, dan pengaturan suasana hati. Paparan sinar matahari setiap hari dan aktivitas luar ruangan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat di sana.

    5. Saling Terkoneksi

    Koneksi merupakan kebiasaan sehat di Spanyol. Dari pertemuan di lingkungan sekitar hingga pertemuan di kafe, ikatan sosial sangat erat, dan komunitas merupakan elemen penentu budaya Spanyol.

    Sebuah studi kohort besar di Spanyol yang disebut Proyek SUN menemukan bahwa partisipan dengan hubungan sosial yang kuat memiliki risiko depresi dan kematian dini yang jauh lebih rendah.

    6. Merawat Orang Tua

    Menurut The Lancet, isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Sebaliknya, budaya hidup antargenerasi di Spanyol membuat lansia tetap terlibat secara emosional dan aktif secara mental.

    Salah satu studi terlama yang dilakukan oleh Harvard menemukan bahwa hubungan merupakan prediktor terbesar umur panjang.

    7. Ritual Paseo

    Paseo merupakan aktivitas jalan kaki santai di sore hari. Biasanya masyarakat di sana akan mengitari alun-alun atau daerah pesisir.

    erjalan kaki secara teratur dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan. Menurut WHO, bahkan berjalan kaki dengan kecepatan sedang pun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan kematian dini.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Paksu Merapat! 5 Cara Ampuh Bikin Istri Orgasme Berkali-kali saat Bercinta

    Paksu Merapat! 5 Cara Ampuh Bikin Istri Orgasme Berkali-kali saat Bercinta

    Jakarta

    Orgasme atau klimaks seksual merupakan momen yang sangat diharapkan oleh banyak perempuan ketika berhubungan intim. Namun, masih banyak istri yang mengaku kesulitan mencapai orgasme saat bercinta.

    Kondisi ini membuat sebagian perempuan memilih berpura-pura orgasme demi memuaskan pasangan. Padahal, hal ini sebenarnya bisa dihindari jika para suami memahami cara yang tepat untuk membantu istri mencapai kepuasan seksual.

    Dikutip dari Men’s Health, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu pasangan mencapai orgasme saat berhubungan intim.

    1. Pilih Posisi Seks yang Tepat

    Salah satu titik rangsang paling sensitif pada wanita adalah klitoris. Menurut pakar seks dari SKYN, Gigi Engle, posisi lotus merupakan salah satu posisi terbaik karena memberikan kontak maksimal pada area klitoris.

    Dalam posisi ini, pria duduk bersila, sementara wanita duduk di pangkuannya dengan posisi saling berhadapan dan melingkarkan kaki di punggung pasangan.

    2. Lebih Banyak Berciuman

    Ketika suasana mulai memanas, sebagian pria cenderung melewatkan ciuman dan langsung fokus pada aktivitas utama. Padahal, ciuman memiliki peran penting dalam membantu wanita mencapai orgasme.

    Sebuah survei pada tahun 2017 yang melibatkan lebih dari 50.000 orang dewasa menemukan bahwa wanita lebih mudah mencapai orgasme ketika hubungan seksual mencakup ciuman lama, seks oral, dan stimulasi genital.

    3. Bangun Gairah dengan Obrolan ‘Nakal’

    Menggoda pasangan dengan obrolan atau bisikan sensual dapat meningkatkan gairah dan membantu mencapai orgasme. Pria bisa memulai dengan membicarakan hal-hal yang diinginkan atau mendengarkan keinginan pasangannya untuk menciptakan suasana yang lebih intim.

    4. Fokus pada Leher

    Leher merupakan bantalan sentuh yang sangat responsif. Kulit di leher tipis, dan pembuluh darah dekat dengan permukaan. Jadi, tidak mengherankan jika para peneliti menemukan bahwa leher merupakan salah satu tempat terbaik untuk stimulasi menggunakan sentuhan ringan.

    5. Sentuh Area Sensitif Selain Alat Kelamin

    Penelitian tahun 2016 menemukan bahwa sekitar 12 persen wanita mampu mencapai orgasme hanya dari rangsangan di area sensitif selain alat kelamin.

    Selain itu, studi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa rangsangan pada puting dapat mengaktifkan area otak yang sama seperti saat alat kelamin distimulasi. Artinya, bagian ini juga bisa menjadi sumber kenikmatan yang kuat.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • BPJS Watch Pertanyakan Transparansi Seleksi Dewas-Direksi BPJS, Ajukan Somasi

    BPJS Watch Pertanyakan Transparansi Seleksi Dewas-Direksi BPJS, Ajukan Somasi

    Jakarta

    Proses seleksi calon Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi BPJS Kesehatan serta BPJS Ketenagakerjaan periode 2026 hingga 2031 menuai sorotan.

    Dua lembaga pemantau publik, BPJS Watch dan Indonesian Audit Watch (IAW), menilai proses yang dijalankan Panitia Seleksi (Pansel) sarat kejanggalan dan berpotensi conflict of interest (COI).

    Dalam pernyataan bertajuk ‘#SaveJamsos Indonesia, Agar BPJS Tidak Jadi Bancakan’ keduanya menyoroti indikasi intervensi politik dalam pembentukan Pansel, keterlambatan penerbitan Keppres 104/P dan 105/P 2025, hingga waktu pendaftaran yang dipersingkat hanya tiga hari.

    BPJS Watch juga menerima banyak laporan kendala teknis saat pendaftaran online, mulai dari gagal unggah dokumen, error server, hingga perubahan lembaga tujuan tanpa persetujuan peserta.

    Selain itu, hasil seleksi administrasi dinilai janggal karena hanya meloloskan 8 calon Dewas unsur pekerja dan pemberi kerja di masing-masing BPJS.

    Beberapa nama yang lolos bahkan disebut masih berstatus pengurus partai politik aktif, yang dianggap melanggar aturan seleksi.

    “Kami mendesak proses seleksi diulang secara transparan dan objektif. Kami mengajukan somasi, dengan tenggat waktu jawaban dalam waktu 1×24 jam. Jika tidak direspons, kami siap menempuh langkah hukum,” tegas BPJS Watch dalam konferensi pers daring, Minggu (26/10/2025).

    Keduanya juga menilai Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) gagal menjaga independensi karena berperan ganda sebagai pengawas sekaligus pelaksana seleksi, sehingga rawan konflik kepentingan.

    BPJS Watch dan IAW meminta pemerintah memastikan seluruh tahapan rekrutmen pimpinan BPJS berjalan transparan, akuntabel, dan bebas intervensi politik.

    “BPJS adalah badan publik yang mengelola dana rakyat. Jangan sampai jadi bancakan kekuasaan,” tutup pernyataan mereka.

    (naf/naf)

  • Sumber Aqua dari Air Akuifer Dalam, Pakar Geologi Jelaskan Kualitasnya

    KDM Hingga Netizen Heran Air Aqua Pakai Air Tanah, Ilmuwan BRIN Jelaskan Maknanya

    Jakarta

    Iklan Aqua, pelopor air minum dalam kemasan (AMDK) yang sudah berdiri sejak 1973 telah membentuk persepsi di masyarakat, airnya berasal langsung dari mata air pegunungan jernih dan alami. Visual air yang ‘jatuh dari gunung’ membuat banyak orang membayangkan air yang mengalir langsung dari sumber alam tanpa proses tambahan.

    Hal itu juga yang tertangkap di bayangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia baru saja mengunjungi pabrik Aqua dan terheran saat mengetahui sumber air AMDK ternyata berasal dari air tanah tekanan dengan metode pengeboran di kawasan pegunungan.

    Hal ini juga memicu kebingungan dan kecurigaan di publik terkait iklan yang selama ini beredar tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

    “Satu saja kalau warga mah, dalam iklannya itu air yang jatuh dari gunung. Terus kemudian kemarin lihat airnya dibor, itu saja. Saya nggak ada masalah,” ujarnya.

    “Pemahaman publik, termasuk saya, air Aqua itu jatuh dari gunung, crut, kayak air terjun. Kan gambarnya ilustrasinya begitu.”

    Rachmat Fajar Lubis dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut menanggapi anggapan viral di medsos.

    Sebagai ahli hidrologi, ia menekankan sumber air Aqua dan sebagian besar AMDK lain memang berasal dari kawasan pegunungan, tapi bukan langsung dari mata air terbuka di permukaan.

    “Perlu dicatat, dulu, perusahaan-perusahaan AMDK seperti Aqua memang mengambil air dari wilayah pegunungan, tapi bukan semuanya dari mata air. Setahu saya, sekarang hanya dua lokasi yang masih memakai mata air langsung, Aqua, di Bali dan di Solok,” jelas Fajar kepada detikcom.

    Ia menambahkan, penggunaan istilah ‘air pegunungan’ dalam iklan modern sebenarnya sudah tepat, karena air tanah dari kawasan gunung api memiliki kualitas mineral yang baik dan melimpah.

    “Mereka menargetkan air dari daerah gunung api karena kandungan mineralnya bagus. Jadi istilah ‘air pegunungan’ itu lebih sesuai secara ilmiah,” katanya.

    Dulu dari Mata Air, Sekarang dari Sumur Dalam

    Menurutnya, perubahan sumber air ini berkaitan dengan kebutuhan higiene dan keamanan kualitas air.

    “Kalau dicek, iklan Aqua yang menonjolkan mata air itu sudah sangat lama, mungkin tahun 1970-an saat mereka baru berdiri. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi iklan yang menyebut ‘mata air’, mereka selalu bilangnya ‘air pegunungan’.”

    Alasannya, lanjut dia, karena air dari mata air terbuka lebih rentan terkontaminasi, terutama oleh bakteri dari lingkungan sekitar.

    “Air dari mata air itu bisa tercemar bakteri E coli dari kotoran hewan di sekitar sumber air. Bakteri ini bisa menyebabkan diare. Makanya dulu selalu ada kampanye ‘air harus dimasak dulu’,” jelasnya.

    Selain itu, vegetasi seperti lumut atau tumbuhan liar di sekitar mata air juga bisa memengaruhi kualitas air.

    “Ada lumut yang menyegarkan, tapi ada juga yang belum diketahui efeknya terhadap tubuh. Ini masih terus kami riset,” tambahnya.

    Air Sumur Dalam Lebih Terlindungi dan Stabil

    Berbeda dengan mata air yang bersinggungan langsung dengan aktivitas manusia dan hewan, air tanah dari sumur dalam (air tanah tertekan) berada jauh di bawah permukaan.

    “Di bawah permukaan tanah yang cukup dalam, tidak ada kehidupan mikroorganisme. Jadi airnya lebih murni, hanya mengandung mineral alami dari batuan yang dilaluinya,” ungkapnya.

    Inilah alasan mengapa perusahaan air minum memilih menyedot air dari lapisan tanah dalam, bukan dari sumber mata air terbuka.

    “Dengan cara itu, kualitas air bisa dijaga, bebas kontaminasi, dan tetap memenuhi standar kesehatan,” katanya.

    Perubahan istilah dari mata air ke air pegunungan dinilai bukan bentuk penipuan, melainkan penyesuaian ilmiah dan regulatif terhadap praktik modern pengambilan air. Namun, karena citra iklan masa lalu begitu melekat, banyak masyarakat masih mengira air kemasan diambil dari pancuran gunung secara langsung.

    Fajar menilai, perlu ada edukasi publik yang lebih terbuka mengenai sumber air, proses pengolahan, dan regulasi pengawasan AMDK.

    “Masyarakat perlu tahu bahwa air pegunungan yang diambil lewat sumur dalam bukan berarti air buatan atau hasil bor sembarangan. Justru itu cara paling aman untuk memastikan air tetap alami dan steril,” pungkasnya.

    Air itu tetap berasal dari proses alam, hujan yang meresap ke dalam tanah, tersaring oleh lapisan batuan, dan muncul di lapisan air tanah dalam yang kemudian diambil melalui sumur industri berizin. Dengan kata lain, air Aqua memang dari pegunungan, tapi tidak langsung dari mata air di permukaannya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Bisa Lihat Semua Hewan di Sini? 10 Tes Buta Warna Ini Bikin Banyak Orang Salah Fokus!

    Bisa Lihat Semua Hewan di Sini? 10 Tes Buta Warna Ini Bikin Banyak Orang Salah Fokus!

    Jakarta

    10 Tes Buta Warna Tebak Gambar Hewan, Buktikan Seberapa Tajam Matamu

    Pernah melihat gambar hewan yang tersembunyi di antara warna dan pola tertentu? Itu bisa jadi merupakan bagian dari tes buta warna yang dirancang untuk menguji seberapa baik matamu dalam membedakan warna dan bentuk.

    Tes ini bisa berfungsi untuk mendeteksi gangguan penglihatan warna. Yuk lihat, seberapa cepat kamu bisa menemukan hewan-hewan tersembunyi dalam tes ini.

    Tes Buta Warna Tebak Gambar Hewan

    Siap melewati beberapa tes buta warna berikut? Perhatikan gambarnya dengan baik.

    1. Seekor serangga yang memiliki sayap. Bisa melihatnya dengan jelas?

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    2. Hewan laut yang cerdas dengan mata yang besar. Hayo, bisa menjawabnya tidak?

    Soal Buta Warna Nggak Pakai Mikir, Harusnya Terjawab Kurang dari Semenit Foto: detikhealth

    3. Serangga ini punya banyak kaki. Seringkali jadi fobia orang-orang.

    Petunjuknya ini gambar hewan pengerat yang populer sebagai peliharaan. (Foto: detikHealth) Foto: Firdaus Anwar/detikcom

    4. Hewan berkaki empat yang suka melompat. Coba jawab dengan cepatBuktikan Kamu Nggak Buta Warna! Harusnya Sih Bisa ‘Sat-set’ Jawab 5 Soal Ini Foto: detikhealth

    5. Merasa susah menjawabnya? Hewan berkaki dua ini memiliki paruh.

    Buktikan Kamu Nggak Buta Warna! Harusnya Sih Bisa ‘Sat-set’ Jawab 5 Soal Ini Foto: detikhealth

    6. Hewan ini punya capit yang tajam. Berhasil jawab tidak?

    Buktikan Kamu Nggak Buta Warna! Harusnya Sih Bisa ‘Sat-set’ Jawab 5 Soal Ini Foto: detikhealth

    7. Hewan yang umum ditemukan di peternakan. Ayo buktikan ketajaman penglihatanmu.Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    8. Ini adalah hewan penghisap darah. Seringkali keluar di malam hari.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    9. Ditemukan di tempat yang banyak air. Banyak orang yang menangkapnya untuk dimasak.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    10. Serangga yang suka hinggap di bunga dan memiliki sayap.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    Jawaban Tes Buta Warna Tebak Gambar Hewan

    Bisa menjawab semua atau ada yang sulit untuk dijawab? Berikut jawabannya.

    1. Lebah
    2. Gurita
    3. Laba-laba
    4. Kanguru
    5. Bebek

    6. Kepiting
    7. Ayam
    8. Nyamuk
    9. Ikan
    10. Kupu-kupu

    Halaman 2 dari 5

    (elk/suc)

  • Pansel Umumkan Nama yang Lolos Administrasi Dewas dan Direksi BPJS, Cek di Sini

    Pansel Umumkan Nama yang Lolos Administrasi Dewas dan Direksi BPJS, Cek di Sini

    Jakarta

    Panitia Seleksi (Pansel) Calon Anggota Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi BPJS Kesehatan serta BPJS Ketenagakerjaan resmi mengumumkan hasil seleksi administrasi bagi seluruh pendaftar.

    Ketua Pansel BPJS Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menyampaikan bahwa proses pemeriksaan dokumen telah selesai dan hasilnya diumumkan secara resmi pada Rabu (23/10/2025).

    “Kami telah menyelesaikan proses verifikasi dokumen seluruh pendaftar dan memastikan semuanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Kunta di Jakarta.

    Nama-nama calon yang memenuhi persyaratan administratif dapat diakses melalui laman resmi seleksi DI SINI.

    Kunta menjelaskan, para calon yang lolos tahap administrasi akan melanjutkan ke tahap Seleksi Kompetensi Bidang Jaminan Sosial, yang dijadwalkan berlangsung pada 18 November 2025.

    “Tahapan ini akan menguji pemahaman dan kapasitas para calon dalam bidang jaminan sosial secara mendalam,” jelasnya.

    Tahapan ini menjadi bagian penting dalam proses pemilihan pimpinan BPJS periode 2026 hingga 2031.

    Masyarakat Bisa Beri Tanggapan

    Pansel juga membuka ruang partisipasi publik terhadap para calon yang telah dinyatakan lolos administrasi.

    Masyarakat dapat memberikan tanggapan atau masukan terhadap nama-nama calon mulai 23 Oktober hingga 12 November 2025 melalui mekanisme yang tersedia di laman seleksi resmi.

    “Partisipasi publik menjadi salah satu instrumen penting untuk menjaga integritas dan transparansi proses seleksi,” kata Kunta.

    “Kami ingin memastikan calon pimpinan BPJS yang terpilih nanti benar-benar memiliki kompetensi dan integritas tinggi untuk memperkuat sistem jaminan sosial nasional.”

    Seluruh proses seleksi diklaim dilaksanakan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Penetapan Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi BPJS.

    Pansel menegaskan setiap tahapan dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan partisipatif, sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

    Halaman 2 dari 2

    (naf/naf)

  • Intip Dokter Lakukan Operasi Robotik Pertama dari Ribuan Kilometer via Internet

    Intip Dokter Lakukan Operasi Robotik Pertama dari Ribuan Kilometer via Internet

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Minggu, 26 Okt 2025 16:00 WIB

    Brasil – Tim dokter Brasil mencetak sejarah medis dengan melakukan telesurgery robotik lintas 3.000 km. Operasi pada seekor babi ini membuka era baru bedah jarak jauh.