Jenis Media: Kesehatan

  • Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti fenomena stroke di Tanah Air. Kini, kasus stroke tak lagi hanya bisa terjadi pada mereka di usia 50 tahun ke atas, bahkan usia di bawah 40 tahun juga berisiko.

    “Bahkan yang mengalami stroke itu di bawah usia 40 tahun, yang tadinya kita menemukan pada usia-usia lansia atau usia di atas 50 tahun,” kata Direktur P2PTM Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    Menurut dr Nadia, salah satu penyebab banyaknya stroke di usia dewasa muda, dipengaruhi oleh meningkatnya kasus hipertensi yang mulai meningkat trennya.

    “Kita lihat prevalensinya (hipertensi) agak jauh lebih besar, sekitar 15-18 persen. Lebih tinggi dari yang DM (diabetes melitus),” kata dr Nadia.

    Kemenkes sendiri mencatat tidak sedikit juga kasus hipertensi yang ditemukan di usia 30 tahun. Tentunya, gaya hidup yang buruk menjadi faktor utama dalam kondisi ini.

    “Pola yang sama juga untuk hipertensi. Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL),” kata Nadia.

    “Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” sambungnya.

    Bagaimana Mencegah Hipertensi?

    Dikutip dari laman UGM, Guru Besar dan Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof dr Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD mengatakan seringkali hipertensi ini memang tidak disadari oleh dewasa muda.

    “Anak-anak muda tidak menyadari kalau mereka menderita hipertensi karena masih merasa sehat dari sisi kemampuan tubuh,” ujar Prof Fatwa.

    Fatwa menambahkan bahwa pengendalian hipertensi yang paling efektif itu dilakukan seawal mungkin, dimulai saat masih dini dengan menanamkan perilaku hidup sehat.

    Beberapa perilaku yang bisa dihindari menurut Prof Fatwa untuk mencegah hipertensi, di antaranya:

    MerokokPola makan tinggi lemakKurang konsumsi sayur dan buahKurang aktivitas fisik (mager)Stres

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Tak Sekadar Hiburan, 10 Tebak-tebakan Ini Bisa Ungkap Ketajaman Logikamu!

    Tak Sekadar Hiburan, 10 Tebak-tebakan Ini Bisa Ungkap Ketajaman Logikamu!

    Jakarta

    Melatih otak tidak harus selalu dengan cara yang serius. Dengan tebak-tebakan, kamu bisa terhibur sambil mengasah otak dan kreativitas.

    Sekilas terlihat mudah, tapi pertanyaan unik dari tebak-tebakan bisa membuat berpikir lebih keras. Tak heran jika banyak orang yang menyukai tebak-tebakan dan melakukan permainan ini di waktu senggang.

    Tebak-tebakan Asah Otak

    Yuk siap-siap tantang kemampuan berpikir dan logikamu lewat tebak-tebakan berikut. Meski terlihat sederhana, jawabannya bisa bikin berpikir dua kali.

    1. Bagaimana bisa tiga anak-anak, dua perempuan dewasa, satu pria dewasa. dan satu kucing bisa berlindung di bawah payung tanpa basah sama sekali?
    2. Badanku kecil dan panjang, rambutku hanya satu, aku muncul saat gelap gulita. Siapakah aku?
    3. Siapakah aku? Pagi, siang, sore, dan malam aku bekerja tanpa henti dan terus berputar-putar. Bila tidak matilah aku.
    4. Aku punya lengan tapi tidak punya jari, punya leher tapi tidak punya kepala. Siapakah aku?
    5. Tubuhku dari besi, gigiku tajam dan banyak. Aku suka bersuara. Kira-kira, siapa aku?

    6. Badanku penuh duri, tapi aku bukan buah. Wanta sangat menyukaiku. Siapa aku?
    7. Siapa aku? Aku dimakan tapi tidak ditelan.
    8. Hidup tergantung, mati juga tergantung. Siapakah aku?
    9. Jika kamu ikut lomba lari marathon dan kamu mendahului orang di posisi nomor 2, kamu sekarang di nomor berapa?
    10. Hewan apa yang tidak berbunyi. Tapi jika terdengar suaranya sekali saja dia akan mati?Jawaban Asah Otak

    Berikut kunci jawaban dari teka-teki yang diberikan. Mudah bukan?

    1. Saat itu hujan tidak turun
    2. Lilin
    3. Jam
    4. Baju
    5. Gergaji

    6. Bunga mawar
    7. Catur
    8. Bola lampu
    9. Kalau kamu mendahului orang di urutan nomor dua, sekarang kamulah yang ada di nomor dua
    10. Kutu. Akan ada bunyi “tik” saat dimatikan dengan dipencet.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Viral Anak Muda China Makan Ulat demi Hidup Frugal, Murah-Tinggi Protein

    Viral Anak Muda China Makan Ulat demi Hidup Frugal, Murah-Tinggi Protein

    Jakarta

    Muncul sebuah tren di kalangan anak muda China makan ulat untuk frugal living atau hidup hemat. Tren ini pertama kali diusulkan dalam sebuah komunitas online bernama ‘Asosiasi Pria Hemat’ yang memiliki anggota 240 ribu.

    Salah satu unggahan yang viral dalam komunitas online itu adalah mengonsumsi ulat bread worm. Pengunggahnya menyebut ulat ini memiliki kandungan protein berkualitas, tapi harganya jauh lebih murah dibanding daging ayam atau sapi.

    Harganya sekitar 12 yuan (Rp 28 ribu) per kilo dan mengandung 20 persen protein di dalamnya. Ia juga menyebut ulat ini bisa berkembang biak tanpa henti, sehingga pasokannya selalu ada. Bahkan, rasanya disebut seperti susu almond.

    “Kemarin saya makan tiga kali pakai ulat ini, dan baru habis setengahnya. Total biayanya cuma sekitar tiga yuan (Rp 7 ribu),” tulis pengguna media sosial, dikutip dari SCMP, Senin (27/10/2025).

    Untuk menghemat minyak goreng, ulat itu diolah dengan cara dikukus. Sebagian orang yang mencoba bahkan menggiling ulat itu menjadi pasta seperti daging cincang, untuk dibuat pangsit atau dibuat patty burger.

    Pengguna media sosial juga menemukan efek ulat tersebut untuk mengatasi insomnia.

    “Bonus lainnya, di malam hari saya taruh mangkuk berisi ulat di samping tempat tidur. Suara mereka merayap seperti gema ombak laut. Itu membantu menyembuhkan insomnia saya,” klaimnya.

    Orang-orang dalam grup online itu melakukan apa saja demi berhemat. Selain mengonsumsi ulat, ada yang menyarankan untuk membekukan telur yang sudah dikocok dengan wadah es batu. Dengan cara ini, satu butir telur bisa dikonsumsi dalam 3 kali makan.

    Kulit dan tulang ayam pun dijadikan sup, sedangkan minyak dari kulit ayam panggang digunakan untuk menumis nasi agar tidak terbuang.

    Untuk menghemat biaya tempat tinggal, ada yang menyarankan menyewa apartemen tepat di bawah unit yang menggunakan pemanas lantai, agar tetap hangat di musim dingin tanpa biaya tambahan. Ada juga yang menyarankan mandi air dingin dan tidur di lantai saat musim panas untuk menghindari pemakaian AC.

    “Dulu saya menghabiskan lebih dari 30 ribu yuan (sekitar Rp 70 juta) per tahun. Sekarang, termasuk uang kuliah, saya hanya menghabiskan sedikit di atas 10 ribu yuan (Rp 23,3 juta),” kata netizen lain.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Pakar UGM Jelaskan Asal-Usul Sumber Air Pegunungan pada Produk AQUA

    Pakar UGM Jelaskan Asal-Usul Sumber Air Pegunungan pada Produk AQUA

    Jakarta

    Ahli hidrogeologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Heru Hendrayana, menjelaskan asal-usul sumber air yang digunakan oleh AQUA. Ia menegaskan bahwa sumber air Aqua terbukti berasal dari sumber air pegunungan berdasarkan hasil riset ilmiah yang melibatkan Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

    Menurut Heru, penentuan apakah suatu sumber air yang layak tidak bisa dilakukan sembarangan, tetapi harus didasarkan pada penelitian hidrogeologi dan analisis hidro isotop.

    Sebagai salah satu tim ahli yang ikut meninjau sumber air di pabrik AQUA di Subang, Jawa Barat, Heru menyampaikan bahwa sumber air yang digunakan memiliki karakteristik yang sama dengan sumber air pegunungan yang berasal dari wilayah tangkapan air di gunung Tangkuban Perahu.

    “Sumber airnya memang berasal dari sistem hidrogeologi pegunungan. Itu dibuktikan lewat penelitian isotop yang menunjukkan kesamaan ‘DNA’ sumber airnya dengan air yang turun dan tersimpan di sumber air pegunungan di mana pabrik AQUA berada,” jelasnya, dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

    Ia menambahkan, sumber air pegunungan tidak selalu harus diambil dari puncak gunung. Secara ilmiah, sumber air yang berasal dari lereng, kaki, atau dataran tinggi yang masih termasuk dalam sistem sumber air pegunungan, juga tergolong sumber air pegunungan, selama asal-usulnya memang dari kawasan tersebut.

    “Jadi, lokasi pengambilan bisa di berbagai titik dalam sistem sumber air pegunungan, yang penting asal hidrologinya sama,” katanya.

    Lebih lanjut ia mengatakan melalui riset isotop, para ahli dapat mengetahui asal muasal sumber air dan ketinggian tempat hujan jatuh yang menjadi sumbernya.

    “Setiap sumber air punya ‘DNA’-nya sendiri. Dari isotop air, kita bisa mendeteksi apakah sumber air itu benar berasal dari sumber air pegunungan atau bukan. Dalam kasus Aqua, hasilnya menunjukkan bahwa karakter sumber airnya sesuai dengan sumber air pegunungan,” ujarnya.

    Heru juga meluruskan persepsi bahwa sumber air pegunungan harus selalu berasal dari mata air di permukaan gunung.

    “Tidak semua mata air di gunung merupakan sumber air pegunungan. Ada yang hanya berasal dari air hujan dangkal yang cepat keluar kembali ke permukaan. Sumber air seperti itu berbeda dengan yang telah melalui sistem batuan dan proses alami di sumber air pegunungan,” jelasnya.

    Ia menegaskan bahwa sumber air permukaan terbuka, seperti air hujan langsung atau genangan, tidak digunakan oleh industri AMDK besar karena berisiko terpapar cemaran.

    “AQUA mengambil sumber air yang terlindungi di dalam sistem alamiah, namun secara asal-usul tetap satu sistem dengan sumber air pegunungan. Jadi DNA-nya sama,” tegasnya.

    Heru mengingatkan agar masyarakat untuk berhati-hati, terhadap produk air minum yang tidak melalui riset ilmiah mengenai asal-usul sumber airnya.

    “Yang perlu diwaspadai justru produk kecil yang mengklaim sumber air pegunungan tanpa bukti ilmiah. Sementara perusahaan besar seperti AQUA memiliki riset komprehensif untuk membuktikan asal dan kualitas sumber airnya,” tutupnya.

    (prf/ega)

  • Israel Kembalikan Ratusan Jenazah Warga Gaza, Kondisinya Mengenaskan-Tak Utuh

    Israel Kembalikan Ratusan Jenazah Warga Gaza, Kondisinya Mengenaskan-Tak Utuh

    Jakarta

    Tim forensik di Rumah Sakit Nasser, Gaza, tengah berjuang menyelidiki ratusan jenazah yang dikembalikan oleh otoritas Israel dalam kondisi mengenaskan. Dalam laporan eksklusif BBC, para dokter menggambarkan bagaimana jenazah-jenazah itu tiba dalam keadaan beku, banyak di antaranya tanpa identitas, dan menunjukkan dugaan tanda-tanda kekerasan serta penyiksaan.

    Selama sebelas hari terakhir, 195 jenazah warga Gaza telah dikembalikan oleh Israel sebagai bagian dari pertukaran jenazah di bawah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Donald Trump. Sebagai imbalannya, Gaza mengembalikan 13 jenazah warga Israel serta dua lainnya dari Nepal dan Thailand.

    Foto-foto yang diterima BBC menunjukkan beberapa jenazah dalam kondisi membusuk, sebagian berpakaian sipil atau hanya mengenakan pakaian dalam, dengan luka di tubuh serta tangan terikat di belakang punggung. Beberapa juga disebut datang dalam keadaan mata tertutup dan leher terikat kain.

    “Ketika seseorang ditemukan telanjang, dengan tangan terikat di belakang dan bekas ikatan di pergelangan tangan serta kaki, itu menunjukkan mereka meninggal dalam posisi seperti itu. Ini pelanggaran hukum internasional,” ujar Dr. Ahmed Dheir, kepala tim forensik RS Nasser.

    Namun, proses identifikasi dan pemeriksaan medis berjalan sangat lambat. RS Nasser tidak memiliki fasilitas penyimpanan dingin maupun alat tes DNA, membuat proses pencairan jenazah beku sering kali justru memicu pembusukan cepat.

    Beberapa dokter forensik di Gaza melaporkan adanya bekas luka dan tekanan di pergelangan tangan serta pergelangan kaki, yang diduga berasal dari ikatan yang terlalu kuat hingga menghambat sirkulasi darah. Ada pula bekas lekukan dalam di sekitar mata dan leher, yang menurut para dokter “memerlukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian, apakah akibat jeratan atau kekerasan.”

    Selain luka-luka fisik, tim medis juga menemukan kondisi lain yang menimbulkan pertanyaan.

    Kondisi jenazah tak utuh

    BBC melaporkan bahwa dokter Gaza menduga beberapa jenazah dikembalikan tanpa bagian tubuh kecil seperti jari tangan atau kaki, yang disebut mungkin diambil untuk pengujian DNA.

    Militer Israel membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa semua jenazah yang dikembalikan adalah “kombatan yang tewas di Gaza”, serta menegaskan bahwa mereka “beroperasi sesuai hukum internasional.”

    Forensik internasional menilai kondisi ini sebagai “darurat forensik global.”

    “Melihat foto-foto seperti ini, ada kebutuhan mendesak untuk dilakukan autopsi medis lengkap. Hanya dengan begitu kita bisa tahu kebenaran di balik kematian mereka,” ucap Profesor Michael Pollanen, ahli patologi forensik dari University of Toronto.

    Namun hingga kini, sebagian besar jenazah belum dapat diidentifikasi. Dari hampir 200 tubuh, hanya sekitar 50 yang berhasil dikenali melalui ciri fisik dasar. Lebih dari 50 lainnya telah dikubur tanpa nama karena keterbatasan ruang penyimpanan di RS Nasser.

    Keluarga korban pun menghadapi ketidakpastian. Banyak yang datang ke rumah sakit atau pemakaman massal, berharap menemukan anggota keluarga mereka di antara jenazah yang belum teridentifikasi.

    “Sulit sekali mengubur jenazah tanpa tahu siapa dia. Kalau ada tes DNA, kami pasti tahu itu benar dia atau bukan,” ujar Houwaida Hamad, yang masih mencari keponakannya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Jakarta

    Diabetes kerap disebut ‘mother of all disease’ karena dapat memicu komplikasi serius pada hampir semua organ vital. Namun, banyak orang yang menyadari dampaknya ketika masalah sudah berat.

    Untuk itu, penting mengenali komplikasi diabetes sejak dini agar lebih waspada dan bisa melakukan pencegahan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Tangerang, dr. Luse, Sp.PD-KEMD, FINASIM, mengatakan diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak ginjal, mata dan saraf.

    “diabetes yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil atau mikroangiopati, yang berisiko merusak ginjal, mata, dan saraf,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

    Selain itu, dr. Luse menjelaskan, komplikasi diabetes juga dapat menyerang ginjal atau Nefropati Diabetik, yang sering kali tidak bergejala hingga fungsi ginjal menurun berat.

    “Tanda yang muncul biasanya pembengkakan di kaki dan kencing berbusa, bahkan bisa berujung gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Karena itu, pemeriksaan rutin urin dan fungsi ginjal sangat penting,” jelasnya.

    Lebih lanjut ia menambahkan, komplikasi juga dapat menyerang organ mata yang disebut Retinopati Diabetik.

    “Gejala awal kerusakan pembuluh darah di mata ditanda dengan penglihatan buram dan melihat bayangan melayan (floaters). Hal ini bisa berujung pada kebutaan permanen jika tidak ditangani. Oleh karena itu, pasien diabetes disarankan periksa mata minimal 1 tahun sekali,” imbuhnya.

    dr. Luse menjelaskan selain mata, diabetes juga dapat merusak saraf Neuropati Diabetik yang membuat pasien kehilangan sensasi di tangan dan kaki.

    “Gejalanya berupa kesemutan, baal, atau rasa terbakar, dan berisiko menyebabkan luka tak terasa hingga infeksi yang bisa berujung amputasi atau dikenal sebagai kaki diabetes,” ungkap dr. Luse.

    Ia juga menyampaikan, tidak hanya pada mata dan saraf, diabetes juga merusak pembuluh darah besar atau makroangiopati yang memicu komplikasi kronis seperti risiko serangan jantung, stroke, serta penyumbatan darah di kaki.

    “Pasien diabetes memiliki resiko 2-4 kali lipat lebih tinggi untuk terkena serangan jantung atau stroke. Kondisi fatal ini dapat ditandai dengan gejala nyeri dada, sesak napas, kelemahan mendadak, bahkan dapat berujung pada kematian,” tuturnya.

    Selain komplikasi kronis, gula darah yang sangat tinggi bisa memicu kondisi gawat darurat seperti Ketoasidosis Diabetik (DKA) pada diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe 1 akan memicu gejala mual, muntah, napas berbau buah, hingga koma. Pada diabetes tipe 2 juga bisa terjadi Hiperosmolar Hiperglikemik dengan gejala dehidrasi berat dan penurunan kesadaran. Kedua kondisi ini tidak bisa ditangani di rumah dan harus segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

    Meski begitu, menurut dr. Luse komplikasi diabetes sebenarnya bisa dicegah dengan rutin memantau gula darah, mengikuti pola makan sehat, dan berobat teratur.

    “Sayangnya, banyak pasien datang ke rumah sakit setelah komplikasi muncul, misalnya gagal ginjal atau kebutaan. Diabetes itu bukan hanya soal gula tinggi, tapi penyakit sistemik yang bisa merusak hampir seluruh organ tubuh. Karena itu, deteksi dini dan kontrol ketat sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen,” katanya.

    Kabar baiknya, langkah pencegahan diabetes semakin mudah dilakukan, salah satunya dengan layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital, yang menyediakan pemeriksaan skrining diabetes berbasis AI serta tes gula darah (pemeriksaan HbA1c dan Kolesterol) untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes dan menjaga metabolisme tubuh tetap optimal.

    Sugar Clinic Mayapada Hospital tersedia di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter dan melihat jadwal praktik yang tersedia di aplikasi MyCare, serta mengakses layanan darurat melalui fitur Emergency Call atau dengan menghubungi 150990.

    Untuk informasi lengkap seputar layanan di Mayapada Hospital. Yuk, unduh aplikasi MyCare dan kunjungi fitur Health Articles & Tips. Ada juga fitur Personal Health untuk memantau kebugaran (langkah kaki, detak jantung, kalori terbakar, dan BMI).

    (anl/ega)

  • Flare Autoimun Muncul Mendadak? Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam!

    Flare Autoimun Muncul Mendadak? Dokter Mayapada Hospital Siaga 24 Jam!

    Jakarta

    Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus dapat muncul mendadak dan menyebabkan kerusakan organ vital bila tidak segera ditangani. Kondisi ini terjadi saat sistem imun terlalu aktif, sehingga pengenalan gejala dan penanganan cepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi serius.

    Salah satu fase paling berisiko dari lupus adalah flare, yakni ketika gejala yang sempat mereda tiba-tiba kambuh dan bisa lebih parah dari sebelumnya.

    Meski awalnya tampak ringan seperti rasa lelah atau nyeri sendi, flare yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi serangan sistemik yang mengancam keselamatan jiwa.

    Penanganan cepat oleh dokter spesialis, khususnya di IGD, sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa penderita lupus.

    Di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Lebak Bulus, tersedia dokter penyakit dalam yang siaga 24 jam dan berpengalaman menangani autoimun, termasuk dr. Prasna Pramita, Sp.PD, K-AI, MARS, FINASIM yang turut menjelaskan pemicu serta gejala flare lupus yang perlu diwaspadai.

    Flare pada lupus terjadi ketika sistem imun menjadi hiperaktif dan keliru mengenali jaringan tubuh sendiri sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh justru menyerang dirinya sendiri, memicu gejala yang bisa memburuk secara tiba-tiba.

    “Pemicu flare sangat beragam, mulai dari stres fisik atau emosional, paparan sinar matahari, infeksi, kehamilan, konsumsi obat tanpa pengawasan, hingga ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat yang diresepkan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

    Dokter Prasna menyoroti sejumlah gejala lupus yang memerlukan penanganan medis segera, seperti demam tinggi tanpa sebab jelas, nyeri sendi disertai bengkak, ruam merah di wajah atau tubuh, sesak nafas, nyeri dada, kelelahan ekstrem, penurunan kesadaran, kejang, serta pembengkakan akibat gangguan ginjal.

    “Segera cari pertolongan medis agar kondisi tidak berkembang menjadi kerusakan organ yang membahayakan jiwa,” tambahnya.

    Penanganan cepat saat flare lupus sangat penting untuk melindungi fungsi organ vital seperti ginjal, paru, dan otak, mencegah risiko cuci darah dan perawatan intensif, serta menjaga stabilitas kondisi dan kualitas hidup jangka panjang.

    Karena itu, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat. Layanan Emergency Mayapada Hospital Jakarta Selatan didukung dokter spesialis penyakit dalam yang siaga 24 jam untuk menangani berbagai kebutuhan medis.

    Penanganan lanjutan pada pasien lupus juga dapat dilakukan dengan berkoordinasi bersama dokter subspesialis ginjal (nefrologi), muskuloskeletal (reumatologi), dan paru (pulmonologi), didukung fasilitas laboratorium dan radiologi cepat, terapi imunosupresif dan steroid dosis tinggi, bila diperlukan.

    Dalam kondisi darurat, masyarakat dapat menghubungi 150990 atau menggunakan fitur emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk memesan konsultasi dokter kapan saja dan di mana saja.

    Selain itu, MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips seputar layanan kesehatan, serta Personal Health yang terintegrasi dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau aktivitas harian seperti jumlah langkah, kalori terbakar, detak jantung, dan Body Mass Index (BMI).

    (anl/anl)

  • Air Pegunungan Tak Harus Diambil di Gunung, Ini Penjelasan Pakar Geologi

    Air Pegunungan Tak Harus Diambil di Gunung, Ini Penjelasan Pakar Geologi

    Jakarta

    Polemik iklan Aqua yang menyebut airnya berasal langsung dari gunung belakangan menuai sorotan publik. Isu ini bermula saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi salah satu lokasi perusahaan tersebut dan menanyakan sumber air yang digunakan.

    Dalam kunjungan itu, seorang staf perusahaan menjelaskan bahwa air diambil dari bawah tanah melalui proses pengeboran. Penjelasan tersebut kemudian memicu perdebatan terkait asal-usul sebenarnya dari air pegunungan.

    “Pemahaman publik, termasuk saya, air Aqua itu jatuh dari gunung, crut, kayak air terjun. Kan gambarnya ilustrasinya begitu.” ucap salah satu netizen.

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan air pegunungan tentunya air yang berasal dari pegunungan.

    Meskipun demikian, ia menegaskan air pegunungan tak selalu harus diambil langsung di gunung, bisa di lereng, dataran, puncak, hingga di tubuh gunung. Adapun hal tersebut bisa dibuktikan melalui penelitian dan riset yang mendalam.

    “Nah caranya gimana? Nah ini melalui penelitian, riset yang cukup panjang. Nah jadi melalui kimia, melalui isotop, melalui kajian bawah permukaan dan sebagainya,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (23/10/2025).

    Ia mengibaratkan, air tanah memiliki karakteristik layaknya DNA pada manusia. Setiap sumber air dapat diteliti dari mana asalnya, sehingga bisa diketahui apakah air yang muncul di suatu lokasi benar-benar berasal dari sistem pegunungan tertentu atau tidak.

    “Air tanah itu bisa dideteksi asal usulnya dari mana itu biasanya dengan isotop. Nah jadi misalnya dia di lereng gunung A bisa gak dibuktikan dia dari gunung A, bisa, tapi dengan cara metode tadi, ya,” ucapnya lagi.

    “Jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian. ya, sekarang intinya itu tadi, air pegunungan tidak harus di gunung, gitu ya,” lanjutnya.

    Prof Heru juga menegaskan, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) berskala besar yang mencantumkan label air pegunungan pada produknya umumnya telah melalui proses penelitian dan uji ilmiah terlebih dahulu. Hal ini menjadi syarat mutlak agar klaim tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

    “Semua AMDK yang besar-besar ya, yang besar-besar itu berani mencantumkan air pegunungan, itu pasti sudah melakukan uji tadi,” imbuhnya lagi.

    “Perusahaan-perusahaan besar yang mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” ucap Prof Heru.

    Senada, Rachmat Fajar Lubis dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan sumber air Aqua dan sebagian besar AMDK lain memang berasal dari kawasan pegunungan, tapi bukan langsung dari mata air terbuka di permukaan.

    “Perlu dicatat, dulu, perusahaan-perusahaan AMDK seperti Aqua memang mengambil air dari wilayah pegunungan, tapi bukan semuanya dari mata air. Setahu saya, sekarang hanya dua lokasi yang masih memakai mata air langsung, Aqua, di Bali dan di Solok,” jelas Fajar.

    Ia menambahkan, penggunaan istilah ‘air pegunungan’ dalam iklan modern sebenarnya sudah tepat, karena air tanah dari kawasan gunung api memiliki kualitas mineral yang baik dan melimpah.

    “Mereka menargetkan air dari daerah gunung api karena kandungan mineralnya bagus. Jadi istilah ‘air pegunungan’ itu lebih sesuai secara ilmiah,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Mulai Banyak Anak Muda Kena Penyakit Gula, Bebani BPJS Kesehatan Triliunan Rupiah

    Jakarta

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka diabetes terus mengalami peningkatan. Tak terkecuali bagi generasi muda di bawah usia 40 tahun, sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Angka diabetes terus terjadi peningkatan. Sekarang (prevalensi) sempat 8 persen, sekarang jadi 10 persen,” kata Nadia saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    “Tadi kita lihat pada peluncuran ini, di bawah 40 tahun itu sudah ada yang terkena diabetes. Usia 30 tahun ke atas itu juga sudah terkena diabetes tipe 2, artinya diabetes yang didapat. Walaupun jumlahnya masih sedikit, tetapi ada tren peningkatan,” sambungnya.

    Gaya Hidup Buruk Jadi Faktornya

    Nadia menambahkan, gaya hidup yang buruk masih menjadi faktor utama dari dewasa muda sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL). Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” katanya.

    Senada, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pembiayaan peserta JKN terkait diabetes telah menelan anggaran cukup tinggi.

    “Tahun 2024, ada 20,5 juta peserta JKN terdiagnosis hipertensi dan 7,4 juta peserta JKN terdiagnosis diabetes melitus. Total biaya pelayanan kesehatan kedua penyakit tersebut mencapai Rp 30,5 triliun, termasuk untuk penanganan penyakit penyerta seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung,” ujar Ghufron.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!

    Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!

    Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!