Jenis Media: Kesehatan

  • Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri

    Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah mengeluarkan pengumuman terkait inhaler herbal Thai Eagle Brand, yang juga dikenal sebagai “Hong Thai” atau “Yadom”, setelah produk tersebut gagal memenuhi standar keamanan.

    Inhaler herbal Thailand ini merupakan obat tradisional untuk meredakan mabuk perjalanan, meningkatkan kewaspadaan, dan melawan rasa lelah. Inhaler ini juga semakin populer sebagai oleh-oleh bagi mereka yang bepergian ke Thailand.

    Kelainan dalam Hasil Uji

    Sampel produk telah dikumpulkan oleh FDA dan dikirim untuk analisis laboratorium, lapor Thai PBS. Kelainan ditemukan pada jumlah total mikroba aerobik, jumlah total gabungan ragi dan jamur, serta Clostridium spp.

    Produk yang dimaksud adalah Inhaler Herbal Hong Thai Brand, Formula 2, No. Registrasi G 309/62.

    Batch produksi: 000332Tanggal produksi: 9 Desember 2024Tanggal kedaluwarsa: 8 Desember 2027

    Berdasarkan Undang-Undang Produk Herbal, siapa pun yang memproduksi atau menjual “produk herbal di bawah standar” dapat dikenakan denda atau hukuman penjara, atau keduanya.

    Badan ini juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap pelanggar.

    Dalam pengumuman yang dikaitkan dengan produk tersebut, Withit Supachaiyagul, wakil sekretaris jenderal dan pelaksana tugas kepala FDA Thailand, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat membeli atau mengonsumsi produk herbal tersebut.

    Apa itu Yadom?

    Yadom merupakan inhaler hidung yang umum digunakan di Thailand yang mengandung herba aromatik dan minyak esensial. Namanya (ยาดม) secara harfiah berarti Ya, yang berarti obat, dan Dom, yang berarti mencium.

    Untuk menggunakannya, orang-orang diminta untuk membuka produk, meletakkannya di bawah hidung, dan menghirup aromanya dengan lembut. Meskipun menggoda, usahakan untuk tidak berlebihan dan batasi penggunaan inhaler beberapa kali setiap hari.

    Yadom umumnya tersedia dalam kemasan tabung plastik genggam, dengan merek-merek populer seperti Hong Thai yang menampilkan merek khas berwarna hijau atau kuning. Salah satu merek inhaler hidung tertua dan paling awet di Thailand, Poy Sian, telah tersedia sejak tahun 1936 dan mudah dikenali dari tabung putihnya yang ramping.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Terjadi Lagi! 133 Siswa di Bandung Barat Keracunan MBG, BGN Turunkan Tim Khusus

    Terjadi Lagi! 133 Siswa di Bandung Barat Keracunan MBG, BGN Turunkan Tim Khusus

    Jakarta

    Kasus keracunan menu makan bergizi gratis kembali terjadi di Bandung Barat. Kali ini menimpa pelajar di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jumlahnya terus melonjak.

    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung Barat, hingga Rabu (29/10/2025) pagi, tercatat 133 siswa dari sejumlah sekolah yang mengalami gejala keracunan. Saat ini masih ada yang menjalani perawatan di sejumlah tempat.

    Para siswa yang mengalami keracunan MBG tersebut berasal dari SD Negeri 2 Cibodas, SD Negeri Buahbatu, SMP Negeri 4 Lembang, dan SMK Putra Nasional Cibodas.

    “Sampai pagi ini, data korban terus bertambah sudah mencapai 133 siswa,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar saat dikonfirmasi, Rabu (29/10/2025).

    Kepala Badan Gizi Nasional Prof Dadan Hindayana menyesalkan laporan tersebut. Pihaknya disebut langsung menurunkan tim khusus untuk menangani kasus kejadian keracunan MBB yang terus berulang di Bandung Barat.

    “Kita sedang turunkan tim khusus ke Bandung Barat untuk mitigasi dan perbaikan di Bandung Barat,” konfirmasi Dadan saat dihubungi detikcom Rabu (29/10/2025).

    “Akan diwarning SPPG yang bermasalah langsung ditutup,” tegasnya.

    Meski begitu, Dadan belum bisa merinci titik kritis mana yang terjadi di Bandung Barat sehingga memicu kasus kejadian keracunan pangan MBG berulang. Pada hasil investigasi di kasus sebelumnya, ada temuan kontaminasi nitrit pada melon dan sayur lotek, yang diduga muncul karena masalah distribusi yang terlalu lama sampai disajikan ke penerima manfaat.

    Awal Mula Keracunan Berulang di Bandung Barat

    Keracunan MBG di Lembang berawal saat siswa mengonsumsi makanan pada Selasa (28/10/2025) pagi. Lalu sekitar pukul 14.00 WIB, tujuh siswa dari SMPN 4 Lembang mulai mengeluhkan mual dan pusing. Hingga pukul 19.00 WIB, tercatat hanya ada 18 siswa yang terdampak.

    Namun pukul 20.00 WIB, tiba-tiba siswa yang merasakan gejala khas keracunan itu terus bertambah. Mereka lalu dibawa ke Posko Desa Cibodas, sementara yang bergejala lebih berat dirujuk ke RSUD Lembang, Puskesmas Cibodas, serta Klinik Sespim Polri.

    “Untuk yang dirawat sampai saat ini masih ada sebanyak 30 siswa. 4 di Puskesmas Cibodas, 8 di Klinik Sespim, 18 di RSUD Lembang. Kalau yang di posko Desa Cibodas sudah tidak ada,” kata Lia.

    Petugas sudah membawa sampel menu MBG yang dikonsumsi siswa untuk diuji di Labkesda Jabar. Di antaranya nasi putih, daging rolade, capcay, tempe goreng, serta buah lengkeng.

    “Untuk sampel sudah dibawa sama petugas, langsung diserahkan ke Labkesda untuk uji sampel,” kata Lia.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Awas! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Memicu Penyakit Jantung

    Awas! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Memicu Penyakit Jantung

    Jakarta

    Kematian jantung mendadak bisa terjadi satu jam setelah timbulnya gejala. Jadi, bisa saja seseorang terlihat baik-baik saja dalam 24 jam dan meninggal secara tiba-tiba.

    Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah dari Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, terdapat beberapa kebiasaan atau gaya hidup yang mengarah pada serangan jantung. Sebuah penelitian di Australia yang menunjukkan bahwa kemudahan dalam memesan makanan online dapat berpengaruh pada penyakit jantung. Hal ini berkaitan dengan obesitas.

    “Obesity ini sekarang yang menarik adalah saat ada satu penelitian di Australia, kemudahan memesan makanan online itu berpengaruh. Jadi di Australia itu ada penelitian mereka melihat jarak residential area yang terdekat dengan fast food atau makanan-makanan cepat saji yang gampang di-order itu populasinya lebih gampang kena serangan jantung,” kata dr Yamin dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    Dengan kemudahan seseorang mendapatkan makanan tersebut, seseorang bisa makan secara berlebihan. Di sinilah teknologi bisa membantu, namun memiliki risiko pula jika salah dalam menggunakannya.

    Selain itu, contoh kebiasaan lainnya adalah melakukan pekerjaan di rumah yang pada akhirnya membuat seseorang kurang bergerak. Hal ini juga memicu sedentary lifestyle atau gaya hidup minim aktivitas fisik.

    “Atau kita bisa bekerja tanpa harus ada effort keluar rumah, jalan, menuju suatu tempat, ya kan. Dari rumah semuanya bisa diselesaikan tugas-tugas kita. Itu juga akan merangsang orang untuk imobilisasi atau sedentary life, males gerak,” kata dr Yamin.

    Sehingga, penting untuk menghindari gaya hidup yang mengarah ke serangan jantung. Mencegah sedentary lifestyle dan obesitas, serta banyak bergerak serta berolahraga perlu dilakukan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Masalah jantung dan pembuluh darah kini makin banyak dialami kaum muda. Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Kenali jenis-jenisnya dan cara mencegahnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dialami Kak Seto Sampai Dirawat di RS, Apa Itu Stroke Ringan?

    Dialami Kak Seto Sampai Dirawat di RS, Apa Itu Stroke Ringan?

    Jakarta

    Selebritas sekaligus psikolog anak Kak Seto baru-baru ini membagikan kabar bahwa dirinya terkena stroke ringan. Sosok legendaris sahabat anak Indonesia itu menceritakan awal mula dirinya mengalami kondisi tersebut.

    Peristiwa itu terjadi pada 20 Oktober lalu, ketika ia tiba-tiba merasakan pusing. Awalnya, Kak Seto memilih menahan diri dan beristirahat. Namun setelah gejala tak kunjung membaik, ia akhirnya memutuskan memeriksakan kondisinya secara menyeluruh pada 24 Oktober. Hasilnya baru ketahuan, ia mengalami stroke ringan menyerang fungsi kognitifnya.

    “Ternyata saya terdiagnosa ‘Mild Stroke’ (Stroke Ringan) yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik,” tulisnya melalui akun Instagram @kaksetosahabatanak, Selasa (28/10/2025).

    “Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” lanjutnya.

    Dirinya juga harus dirawat di rumah sakit sejak hari Sabtu untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

    Apa itu stroke ringan atau mild stroke?

    Dikutip dari Archive of Physical Medicine and Rehabilitation (ACRM), orang yang mengalami stroke ringan (mild stroke) umumnya dirawat di rumah sakit dalam waktu singkat, dengan gejala stroke yang berlangsung lebih dari satu hari. Dalam banyak kasus, gejalanya akan mereda setelah beberapa waktu.

    Jika gejala stroke berlangsung kurang dari 24 jam, biasanya disebut serangan iskemik sementara atau Transient Ischemic Attack (TIA). Namun, jika ditemukan adanya lesi atau kerusakan otak pada hasil pemindaian otak (seperti MRI atau CT scan), maka diagnosis tetap ditetapkan sebagai stroke ringan atau mild stroke, meskipun gejala berlangsung kurang dari 24 jam.

    Pengidap stroke ringan atau mild stroke biasanya masih mampu melakukan aktivitas dasar seperti pergi ke kamar mandi atau berbelanja, tetapi mungkin mengalami kesulitan dalam aktivitas kompleks.

    Meski terkesan ringan, stroke ringan tidak boleh diabaikan, baik oleh pasien maupun tenaga kesehatan, karena orang yang mengalaminya tetap berisiko mengalami hal-hal berikut:

    Mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.Mengalami kesulitan dalam aktivitas kompleks, misalnya mengemudi.Mengalami stroke kembali di masa mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Investasi Kesehatan Seumur Hidup, Ini Waktu Terbaik untuk Vaksin HPV

    Investasi Kesehatan Seumur Hidup, Ini Waktu Terbaik untuk Vaksin HPV

    Jakarta

    Investasi tidak selalu tentang uang, emas, atau saham. Ada jenis investasi lainnya yang tidak kalah penting, yaitu investasi kesehatan seumur hidup. Selain dapat meningkatkan kualitas hidup, investasi kesehatan juga mengurangi risiko penyakit sehingga dapat menjalankan rutinitas sehari-hari dengan maksimal.

    Salah satu jenis investasi kesehatan seumur hidup yang bisa dilakukan perempuan adalah melalui vaksinasi Human papillomavirus (HPV). Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit seperti kanker serviks. Sebagai informasi, kanker serviks menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Lantas, mengapa vaksin HPV penting? Dan kapan waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV?

    Apa Itu Virus HPV?

    Foto: Dok. Istimewa

    HPV adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker leher rahim (kanker serviks), kanker anogenital, serta kutil anogenital. Virus HPV memiliki 200 tipe yang beredar di dunia. Tipe HPV risiko tinggi sering menyebabkan kanker, sementara tipe HPV risiko rendah sering menyebabkan kutil anogenital.

    Kanker yang disebabkan oleh HPV menjadi ancaman serius bagi populasi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut laporan WHO, diperkirakan ada 660 ribu perempuan terdiagnosis kanker serviks di seluruh dunia pada 2022.

    Laporan WHO juga menyebutkan bahwa di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia dengan 36 ribu kasus baru dan 21 ribu kematian setiap tahunnya. Jumlah perempuan yang akan terdampak kanker leher rahim akan terus meningkat.

    Sementara itu dilansir dari Mayo Clinic, kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada sel-sel leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Berbagai jenis HPV dan infeksi menular seksual berperan dalam menyebabkan sebagian besar kanker serviks.

    Pada umumnya, kanker serviks berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika memasuki stadium lanjut. Untuk itu, mendeteksi kanker serviks sejak dini menjadi hal penting yang perlu dilakukan.

    Mengapa Vaksin HPV Penting?

    Foto: Dok. Istimewa

    Vaksin HPV menjadi penting dalam mencegah infeksi HPV penyebab kanker dan penyakit terkait HPV lainnya, baik pada pria maupun perempuan. Sebab jika tidak ditangani, bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.

    Data WHO mencatat lebih dari 95 persen kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG, Subsp. Onk pun menjelaskan di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, dan 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah,” ungkap Prof Yudi dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).

    Senada, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp.Onk mengatakan vaksinasi sebelum aktivitas seksual juga dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait HPV. Di sisi lain, bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, vaksin HPV dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks.

    Ia juga menjelaskan vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas.

    “Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok wanita dewasa yang belum tercakup,” jelasnya..

    Berdasarkan alasan tersebut, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi. Rekomendasi sini menargetkan dua kelompok kunci, yaitu perempuan pra-nikah dan perempuan pascapersalinan.

    Rekomendasi ini juga mendapat dukungan dari PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia), yang konsisten mendorong edukasi dan perluasan akses vaksinasi HPV di Indonesia.

    Kapan Vaksin HPV Sebaiknya Dilakukan?

    Foto: Istimewa

    Vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global. Namun, perlu dipahami, vaksinasi HPV hanya dapat mencegah infeksi HPV baru, tetapi tidak mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada. Oleh karena itu, vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

    Adapun vaksinasi HPV bisa diberikan pada anak perempuan mulai 9 tahun. Hal ini sesuai dengan rekomendasi IDAI 2023 dan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020, yaitu diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun atau sebelum aktif secara seksual. Sementara untuk dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah mengeluarkan jadwal imunisasi dewasa, yaitu vaksinasi HPV bisa diberikan mulai usia 19 tahun.

    Pentingnya Revaksinasi HPV dengan Vaksin yang Tepat

    Pada tahun 2023, terdapat enam vaksin HPV yang tersedia secara global, dan tiga vaksin HPV yang tersedia di Indonesia. Dikutip dari WHO, semuanya melindungi terhadap tipe HPV risiko tinggi yang menyebabkan sebagian besar kanker leher rahim dan anogenital, yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini pun telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi HPV, kanker leher rahim dan anogenital.

    Namun, terdapat tipe HPV risiko tinggi selain tipe 16 dan 18, yaitu tipe 52 dan 58 yang masih mendominasi. Teknologi vaksin terbaru memungkinkan adanya pilihan vaksin yang melindungi lebih banyak virus, termasuk HPV tipe 52 dan HPV tipe 58.

    Oleh karena itu, PAPDI mendorong masyarakat untuk aktif melakukan vaksinasi HPV dan revaksinasi HPV demi perlindungan yang lebih lengkap dan menyeluruh.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, Sp.PD, K-AI mengungkapkan saat ini, sudah tersedia pilihan vaksin HPV yang memiliki cakupan proteksi yang lebih luas hingga sembilan tipe HPV. Vaksin ini memungkinkan perlindungan lebih komprehensif terhadap subtipe yang paling umum menjadi penyebab kanker leher rahim.

    “Yang perlu diwaspadai, tipe HPV yang dominan di Indonesia seperti HPV 52 dan 58 ternyata tidak tercakup dalam vaksin HPV generasi lama. Oleh karena itu, masyarakat dapat melakukan revaksinasi HPV yaitu dengan vaksinasi HPV terbaru yang dapat melindungi dari 9 tipe virus, termasuk tipe 52 dan 58 yang paling sering ditemukan di Indonesia. Masyarakat bisa memulai dengan berdiskusi dengan tenaga kesehatan untuk mendapat info yang lebih mendalam dan menyeluruh dalam kaitannya dengan vaksinasi ini,” tuturnya.

    Senada, Ketua Satgas Imunisasi PP PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mendorong masyarakat yang sudah divaksin dengan vaksin HPV generasi sebelumnya, untuk melakukan revaksinasi HPV generasi baru.

    “Kami mendorong masyarakat mengambil langkah untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV sesuai rekomendasi PAPDI. Bagi yang sudah divaksin dengan generasi sebelumnya, revaksinasi HPV dengan vaksin HPV generasi baru dapat dipertimbangkan. Bagi yang belum divaksinasi, bisa mempertimbangkan vaksinasi generasi baru agar mendapat perlindungan yang lebih luas. Vaksinasi HPV terbaru akan memberikan perlindungan yang lebih optimal terhadap beberapa jenis HPV penyebab kanker leher rahim seperti HPV tipe 52 dan HPV tipe 58,” ucapnya.

    Itulah penjelasan tentang pentingnya vaksin HPV penting sebagai investasi kesehatan seumur hidup bagi perempuan. Bagi Anda yang belum menerima vaksinasi HPV atau memiliki riwayat medis tertentu, segera konsultasi dengan tenaga kesehatan demi mendapatkan informasi dan rekomendasi yang sesuai.

    (akd/ega)

  • Ada Angka Tersembunyi di 4 Gambar Ini, Bisa Menemukannya? Banyak yang Gagal!

    Ada Angka Tersembunyi di 4 Gambar Ini, Bisa Menemukannya? Banyak yang Gagal!

    Asah Otak

    Aida Adha Siregar – detikHealth

    Rabu, 29 Okt 2025 09:03 WIB

    Jakarta – Detikers, coba cari angka-angka tersembunyi di gambar ini, kalau nggak ketemu, kayaknya kamu bukan termasuk pemilik mata elang nih!

  • Tampak Sehat Tiba-tiba Meninggal, Dokter Ungkap Kemungkinan Pemicunya

    Tampak Sehat Tiba-tiba Meninggal, Dokter Ungkap Kemungkinan Pemicunya

    Jakarta

    Henti jantung atau juga dikenal cardiac arrest terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara mendadak. Henti jantung adalah kondisi kesehatan yang sangat serius dan tidak boleh disepelekan bila terjadi. Kondisi ini bahkan bisa dialami oleh siapa saja, bahkan orang yang tampak sehat sekalipun.

    Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS menjelaskan kematian akibat henti jantung mendadak bisa terjadi dengan timbulnya gejala, seperti nyeri dada, jantung berdebar, atau kehilangan kesadaran.

    Namun, kematian akibat henti jantung mendadak juga bisa terjadi pada seseorang tanpa keluhan apapun.

    “Misalnya pernah ketemu temen ya, dikabarkan meninggal mendadak melalui telepon atau apa. Padahal tadi pagi saya masih ketemu dia nih, masih ngobrol, masih makan. Jadi kalau kita ketemu dalam 24 jam itu dia masih sehat, dan dia meninggal dalam rentang waktu itu, kita sebut juga kematian (jantung) mendadak,’ ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    “Jadi dua itu kira-kiranya, sejak gejala pertama muncul dalam satu jam, atau ketemu terakhir dalam keadaan sehat tanpa gejala apapun, terus dia meninggal,” katanya.

    Apa Pemicunya?

    dr Yamin menjelaskan adanya faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami henti jantung mendadak. Yang pertama adalah riwayat serangan jantung sebelumnya. Meskipun sudah pulih, orang yang pernah mengalaminya tetap memiliki risiko lebih tinggi.

    Faktor kedua adalah riwayat keluarga, terutama jika ada anggota keluarga sedarah, seperti ayah, kakak, atau adik, yang meninggal mendadak di usia di bawah 40 tahun. Menurut dr Yamin, Ini biasanya berhubungan dengan kelainan listrik jantung yang bersifat genetik.

    “Jadi ada kelainan-kelainan listrik jantung yang sifatnya genetik. Jadi salah satunya itu kalau ada saudara kandung,” ucapnya lagi.

    Selain itu, gejala seperti jantung berdebar disertai pusing atau hampir pingsan tanpa sebab jelas juga perlu diwaspadai. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dapat membantu mendeteksi kelainan listrik jantung bawaan atau kondisi lain seperti penebalan otot jantung.

    “Atau orang-orang dengan penyakit jantung bawaan tertentu, misalnya kotor jantungnya terlalu tebal, sudah ketahuan misalnya dari pemeriksaan sebelumnya,” kata dr Yamin.

    Faktor risiko berikutnya berasal dari penyakit jantung koroner, yang dipicu oleh kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi. Semua kondisi tersebut dapat mempersempit pembuluh darah jantung, memicu serangan jantung, dan pada akhirnya berujung pada henti jantung mendadak.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • BGN Klarifikasi soal Insentif Rp 5 Juta untuk Konten Positif MBG: Guyonan

    BGN Klarifikasi soal Insentif Rp 5 Juta untuk Konten Positif MBG: Guyonan

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) mengklarifikasi pernyataan insentif Rp 5 juta bagi satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang membuat konten positif soal makan bergizi gratis (MBG).

    Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan informasi tersebut tidak benar dan bukan merupakan kebijakan resmi lembaga.

    “Pernyataan mengenai insentif itu disampaikan dalam suasana santai dan bersifat guyonan saat acara Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Teknis Pelaksanaan Program MBG pada Senin, 27 Oktober 2025, di Jakarta,” beber Khairul dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/10/2025).

    Khairul menjelaskan pernyataan itu muncul sebagai candaan spontan untuk mendorong semangat para pelaksana program agar lebih aktif dan kreatif dalam menyebarkan informasi positif mengenai MBG di media sosial.

    “Tidak ada kebijakan atau program resmi BGN terkait pemberian insentif pribadi untuk konten viral. Itu hanya bentuk motivasi agar peserta berani tampil dan kreatif membuat konten edukatif,” jelasnya.

    Ia menambahkan, semangat yang ingin disampaikan sebenarnya adalah dorongan agar pelaksana di daerah lebih sigap membangun komunikasi publik yang sehat, cepat, dan efektif dalam menangkal hoaks serta disinformasi pelaksanaan MBG.

    Khairul menegaskan BGN tetap berpegang pada prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta menjalankan seluruh kebijakan sesuai ketentuan mekanisme anggaran negara.

    “BGN berkomitmen memastikan semua kegiatan berjalan sesuai koridor resmi dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

    Sebagai bentuk dukungan terhadap komunikasi publik yang kredibel, BGN kini memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi Koordinator Regional (Kareg) dan Koordinator Wilayah (Korwil), termasuk pelatihan pembuatan konten edukatif tentang gizi, keamanan pangan, dan transparansi program.

    Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang dalam forum sebuah forum sempat menyebutkan adanya ‘insentif Rp 5 juta’ bagi daerah yang membuat konten MBG dan berhasil, hingga kemudian viral di media sosial.

    “Sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas pelaksana daerah, (ada) insentif pribadi sebesar Rp 5 juta bagi konten yang berhasil viral secara positif,” ujar Nanik dalam forum itu.

    Nanik juga menyoroti pentingnya pelaksana daerah menjadi garda terdepan informasi resmi untuk mengimbangi derasnya arus konten negatif dan hoaks yang beredar.

    “Kita tidak boleh kalah cepat dari hoaks. Kareg dan Korwil harus menjadi sumber informasi yang akurat dan sigap melakukan klarifikasi di lapangan,” katanya.

    Meski isu insentif itu dipastikan bukan kebijakan resmi, BGN tetap mengapresiasi semangat para pelaksana program yang aktif membangun narasi positif mengenai MBG di media sosial.

    “Kami menghargai semangat Kepala SPPG dan seluruh pelaksana di daerah dalam mengedukasi masyarakat. Yang penting, pesan publik harus tetap kredibel, akurat, dan sesuai pedoman resmi,” ujar Khairul.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pengamat Soroti Kepengurusan BGN yang Bukan Diisi Ahli Gizi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Henti Jantung gara-gara Keseringan WFH, Mungkinkah? Dokter Beberkan Risikonya

    Henti Jantung gara-gara Keseringan WFH, Mungkinkah? Dokter Beberkan Risikonya

    Jakarta

    Jantung merupakan salah satu organ vital yang berperan penting pada tubuh. Jika jantung tidak sehat, ada sejumlah masalah kesehatan yang mengintai, salah satunya henti jantung mendadak atau cardiac arrest.

    Kondisi henti jantung mendadak bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada usia muda. Salah satu penyebabnya adalah serangan jantung, yang kerap dipicu oleh gaya hidup tak sehat.

    Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, menyoroti fenomena banyaknya masyarakat yang kini bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Menurutnya, pola ini membuat aktivitas fisik semakin berkurang dan dapat berdampak pada kesehatan jantung.

    “Lifestyle misalnya salah satunya ya. Banyak yang mager ya dengan pekerjaan. Yang sekarang kan orang bisa bekerja tanpa banyak bergerak,” ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    “Atau itu tadi kita bisa bekerja tanpa harus ada effort keluar rumah, jalan, menuju suatu tempat, ya kan. Dari rumah semuanya bisa diselesaikan tugas-tugas kita. Itu juga akan merangsang orang untuk imobilisasi atau sedentary life. Hidup mager istilah anak muda,” tuturnya lagi.

    Menurut dr Yamin, kemudahan bekerja dari rumah membuat banyak orang semakin jarang melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan atau bepergian.

    Karena itu, ia mengingatkan bahwa pencegahan kematian jantung mendadak perlu dimulai dari perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan risiko serangan jantung.

    Selain menjaga pola hidup aktif, dr Yamin juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

    “Jadi kan lifestyle yang umum untuk mencegah kematian jantung mendadak ini tentu yang pertama kita akan cegah ke lifestyle yang mengarah ke serangan jantung. Jadi tentu ya harus banyak bergerak, sedentary life, exercise, olahraga, obesity tentu diatasi,” ucapnya lagi.

    “Untuk secara umum, setahun sekali (check up rutin) cukup. Tetapi nanti tentu ada orang-orang tertentu yang resikonya moderate high risk, dari pemeriksaan awal, kita bisa majukan. Lebih intensif, supaya tidak terjadi keterlambatan deteksi,” lanjutnya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Mandikan Anak Saat Demam Ternyata Ada Manfaatnya, Tapi Catat Saran Dokter

    Mandikan Anak Saat Demam Ternyata Ada Manfaatnya, Tapi Catat Saran Dokter

    Jakarta

    Salah satu momen yang sering bikin orang tua was-was adalah ketika anak demam. Untuk orang tua yang belum paham sepenuhnya soal penanganan demam anak, ini mungkin akan membuat panik.

    Sebenarnya, bolehkah anak yang sedang demam dimandikan? Untuk menyiasati ini, orang tua terkadang memilih menyeka atau mengelap tubuh anak, karena khawatir demam yang dialami semakin parah.

    Spesialis anak Brawijaya Hospital Taman Mini dr Rizky Amrullah Nasution, SpA mengungkapkan mandi sebenarnya justru disarankan untuk anak yang demam. Berdasarkan penelitian, ada tiga hal yang terbukti dapat membantu menurunkan demam anak, yaitu obat penurun panas, kompres, dan skin to skin contact.

    dr Rizky menuturkan memandikan anak memberi efek seperti kompres demam, tapi lebih baik dampaknya pada tubuh anak.

    “Jadi boleh nggak dimandikan? Boleh banget. Karena justru lebih bagus sebenarnya, karena kalau kompres itu kan hanya di atas kepala, leher, ketiak, sama lipat paha,” ujar dr Rizky pada awak media di acara Healthtalk Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

    Meski begitu, dr Rizky mengingatkan suhu air yang digunakan untuk memandikan anak harus disesuaikan. Suhu yang cocok menurut dr Rizky adalah air hangat suam kuku dengan suhu sekitar 37-38 derajat celcius, sesuai dengan suhu tubuh, tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.

    “Harapannya si air yang suhunya mirip dengan suhu tubuh ini akan membuka pembuluh darahnya, supaya demamnya cepat turun,” sambungnya.

    dr Rizky mengatakan orang tua bisa mengombinasikan tiga langkah penurun demam secara bersamaan. Langkah ini dapat membantu proses penurunan demam lebih cepat dan efektif. Apabila gejala tidak mereda dalam beberapa hari, konsultasi dengan dokter bisa dilakukan.

    “Dibandingkan hanya satu-satu aja, misal obat panasnya doang, atau kompres mandinya doang, atau skin to skinnya doang, jadi kita kombinasi ketiganya, supaya penurunan suhu tubuhnya lebih efektif,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)