Jenis Media: Kesehatan

  • Bak Mukjizat, Kepala Balita Terpisah dari Tulang Belakang Bisa Disambung Lagi

    Bak Mukjizat, Kepala Balita Terpisah dari Tulang Belakang Bisa Disambung Lagi

    Jakarta

    Bak mukjizat, peristiwa yang terjadi pada bocah berusia dua tahun bernama Oliver Staub tampak sulit dipercaya. Pasalnya, ia mengalami cedera fatal pasca ditabrak truk besar yang menyebabkan kepalanya terpisah dari tulang belakang.

    Dokter sempat menjelaskan kondisi Staub pasca kecelakaan bahkan hanya bisa bertahan beberapa hari. Namun, seperti keajaiban, Oliver berhasil selamat melalui operasi yang dilakukan University Chicago Medicine.

    Ketua Bedah Saraf di University of Chicago Medicine dr Mohamad Bydon menyebut anggota tubuh anak tersebut kini bahkan sudah bisa kembali bergerak. Kondisi yang jelas jauh berbeda pasca kecelakaan.

    Ayahnya, Stefan, menceritakan kilas balik seburuk apa kondisi yang dialami anaknya. Oliver kala itu ditemukan tak bernapas di kursi belakang dengan posisi kepala sangat tak wajar.

    “Saya yakin dia sudah meninggal,” kenang Stefan, dikutip dari cerita di YouTube The Staub Family, Rabu (28/10/2025).

    Bibi Oliver yang berada di mobil belakang langsung memberikan CPR dan membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit Meksiko City, dokter menyampaikan kabar pahit.

    “Kami menangis dan berpelukan. Kami bahkan sudah membicarakan soal pemakamannya,” kata bibi Oliver, Laura.

    Ketika rumah sakit menanyakan apakah mereka ingin mendonorkan organ Oliver, Laura menjawab tanpa ragu.

    “Oliver adalah anak paling ceria di dunia. Kami tahu, jika dia bisa membantu orang lain, dia pasti akan senang.”

    Kondisi Membaik

    Kondisi Oliver tiba-tiba membaik setelah 39 hari dirawat. Anak itu mulai menunjukkan tanda kesadaran setelah dinyatakan lumpuh total. Ia kemudian diperbolehkan pulang dengan penyangga leher dan selang pernapasan.

    “Dokter di Meksiko tampaknya sudah kehilangan harapan. Namun berkat ketelatenan orang tuanya, nyawa Oliver tetap bertahan,” beber dr Bydon yang sukses melakukan operasi.

    dr Bydon, dikenal dengan penelitian tentang pengobatan cedera tulang belakang menggunakan stem cell.

    Pada 11 Juli, tim dokter yang dipimpin dr Bydon melakukan dua tahap operasi besar, menyambungkan kembali tengkorak Oliver dengan tulang belakang, serta merekonstruksi lapisan saraf tulang belakangnya. Operasi ini sangat berisiko karena pada anak sekecil Oliver, sedikit saja kehilangan darah bisa berakibat fatal.

    Beberapa hari pascaoperasi, keajaiban itulah terjadi.

    “Dia mulai menggerakkan tangan kanannya. Awalnya kami pikir itu hanya refleks. Tapi lalu dia mulai menggenggam jari orang tuanya. Lalu jari-jari lain, kaki, dan bahkan bisa bernapas tanpa ventilator untuk beberapa waktu,” jelas dr Bydon.

    Ia bahkan menyebut pemulihan ini sebagai keajaiban medis.

    “Biasanya, kami hanya berharap pasien bisa menstabilkan lehernya. Tapi Oliver tidak hanya itu, dia bisa menggerakkan tubuhnya dan mulai merasakan ketika harus buang air kecil. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Pengakuan Orang-orang yang Pernah ‘Mati Suri’, Ini yang Dirasakan

    Pengakuan Orang-orang yang Pernah ‘Mati Suri’, Ini yang Dirasakan

    Jakarta

    Cahaya putih terang, pertemuan dengan entitas kuat, dan sensasi meninggalkan tubuh adalah gambaran klasik dari Pengalaman Mendekati Kematian (Near-Death Experience atau NDE). Namun, keterbatasan bahasa sering kali membuat deskripsi ini terasa tidak lengkap.

    Dikutip dari IFL Science, untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail, para peneliti kini meminta 50 partisipan untuk menggambar NDE mereka menggunakan pena biru. Tujuannya adalah untuk memahami “arsitektur” atau geometri ruang yang mereka navigasi selama pengalaman ineffable (tak terlukiskan) tersebut.

    Berdasarkan jawaban dan gambar partisipan (meskipun studi ini belum menjalani peer review), peneliti menemukan bahwa NDE cenderung terjadi dalam empat konfigurasi spasial yang berbeda:

    A-shapes (Bentuk A): Ruang visual berbentuk kerucut (conical). Peneliti menduga ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, menyebabkan hilangnya penglihatan tepi (mirip berada dalam terowongan gelap).B-shapes dan C-shapes (Bentuk B dan C): Ruang berbentuk lengkungan elips (elliptical arch-shaped spaces). Ini dianggap sebagai ruang transisi.C5-shapes (Bentuk C5): Ruang tertutup berbentuk elips 360 derajat (ellipsoidal enclosure). Ini adalah fase paling imersif.

    Para partisipan umumnya melaporkan bahwa pengalaman mendekati kematian mereka berprogres dari visi berbentuk kerucut (A-shape) ke visi imersif penuh (C5-shape), atau sebaliknya.

    Para penulis studi menyarankan bahwa pola ini mungkin mewakili urutan “defisit bidang visual” yang terkait dengan fungsi otak yang terganggu saat mendekati kematian.

    Fenomena “Keluar dari Tubuh”

    Selain memetakan ruang NDE, peneliti juga menanyakan di mana partisipan menempatkan diri mereka dalam setiap adegan. Hasilnya, ditemukan fenomena menarik terkait out-of-body experience:

    Saat Awal atau Akhir NDE: Ketika pengalaman keluar dari tubuh (out-of-body) terjadi, partisipan merasa diri mereka berada di luar tubuh (extracorporeally located) tetapi secara visual masih terikat dengan tubuh fisik dan lingkungan di sekitarnya.Selama Fase Lain: Pada fase NDE lainnya, partisipan tidak menggambarkan tubuh fisik atau lingkungan sekitarnya. Ini menunjukkan pemisahan fenomenologis di mana tubuh dan lingkungan tidak lagi berfungsi sebagai titik acuan bagi self mereka suggests a phenomenological decoupling in which body and environment cease to serve as reference points [for the self].].

    Dengan kata lain, self mereka hanya dapat ditempatkan secara fisik dalam ruang visual ketika mereka secara aktif melihat diri mereka masuk atau meninggalkan tubuh. Setelah sepenuhnya terpisah, self tidak lagi memiliki titik tetap dalam bidang visual.

    Temuan ini penting karena out-of-body experience adalah elemen yang umum; hanya 18 dari 50 partisipan yang mengatakan mereka tidak melihat diri mereka meninggalkan atau memasuki tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video SPPG Polda Jateng dengan Fasilitas Lengkap-Food Security Ketat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Heboh Monyet Lab Terinfeksi Virus Lepas usai Truk Kecelakaan di AS, Ini Faktanya

    Heboh Monyet Lab Terinfeksi Virus Lepas usai Truk Kecelakaan di AS, Ini Faktanya

    Jakarta

    Sekelompok monyet laboratorium yang diduga membawa penyakit dilaporkan kabur setelah truk pengangkutnya mengalami kecelakaan di jalan raya utama negara bagian Mississippi, Amerika Serikat.

    Menurut unggahan di laman Facebook Departemen Sheriff Jasper County, truk yang membawa monyet jenis rhesus itu terlibat kecelakaan di jalur antarnegara bagian (Interstate) 59 pada Selasa (28/10/2025).

    Pihak berwenang menyebut, monyet-monyet tersebut berasal dari Tulane University di New Orleans, Louisiana, dan terinfeksi beberapa jenis virus, termasuk hepatitis C dan COVID-19. Kondisi ini dianggap berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia.

    “Monyet-monyet itu memiliki berat sekitar 40 pon (sekitar 18 kilogram), bersifat agresif terhadap manusia, dan hanya dapat ditangani dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap,” tulis pihak kepolisian dalam unggahan tersebut, dikutip dari Guardian.

    Sementara pihak Tulane University membantah klaim Departemen Sheriff Jasper County yang menyebut bahwa monyet-monyet laboratorium yang kabur tersebut terinfeksi virus.

    “Primata non-manusia di Pusat Riset Biomedis Nasional Tulane disediakan bagi lembaga penelitian lain untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan,” ujar pihak universitas dalam pernyataannya.

    “Monyet-monyet yang dimaksud dalam insiden ini bukan milik kami dan tidak membawa penyakit menular. Kami saat ini bekerja sama dengan otoritas setempat dan akan mengirim tim ahli perawatan hewan untuk membantu bila diperlukan,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, sejumlah monyet dilaporkan telah dimusnahkan setelah berhasil lepas pada Selasa. Pihak kepolisian awalnya menyebut satu ekor hewan masih hilang, namun dalam pembaruan informasi kemudian mengklarifikasi bahwa setelah petugas dari Tulane University berhasil masuk ke dalam truk dan melakukan pengecekan jumlah secara menyeluruh, mereka memastikan tiga ekor monyet masih berkeliaran.

    Dikutip dari NBC News, Departemen Sheriff Jasper County memperingatkan masyarakat mengenai insiden di Jalur Antarnegara Bagian (Interstate) 59, yang membentang di bagian selatan dan timur Jasper County, tak lama setelah pukul 09.30 pagi waktu setempat.

    Pihak berwenang juga mengimbau warga untuk tidak mendekati monyet-monyet tersebut, karena hewan-hewan itu berpotensi menimbulkan ancaman kesehatan dan bersifat agresif terhadap manusia.

    Departemen sheriff menyatakan telah menghubungi perusahaan khusus pembuangan hewan untuk mengevakuasi bangkai monyet di lokasi kejadian. Sementara itu, pihak Tulane University berencana mengirimkan tim tambahan untuk menjemput monyet-monyet yang masih berada di dalam kandang dan belum melarikan diri.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Siasat BPOM RI Tanggapi Kasus Keracunan MBG yang Masih Berulang

    Siasat BPOM RI Tanggapi Kasus Keracunan MBG yang Masih Berulang

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menyebut hingga saat ini ada hampir 10 ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah mendapatkan rekognisi dari BPOM. Sebagai langkah pencegahan keracunan program makan bergizi gratis (MBG), sebelumnya pemerintah mewajibkan dapur SPPG untuk memiliki tiga sertifikat yaitu Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), sertifikat laik higiene dan sanitasi (SLHS), dan sertifikat halal, ditambah rekognisi dari BPOM RI.

    “Updatenya sampai sekarang ini angka pastinya kemarin katanya sudah hampir 10 ribuan. Jadi kita tunggu tahap berikutnya,” ucap Taruna ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

    Menurut Taruna, rekognisi yang diberikan BPOM untuk SPPG sangat penting. Ia berharap ini menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya keracunan kembali. BPOM RI semula sempat menargetkan pemberian rekognisi pada 30 ribu SPPG hingga akhir tahun, tetapi di tengah insiden kasus keracunan pangan yang belum sepenuhnya teratasi, pihaknya bersama BGN masih fokus dalam perbaikan tata kelola SPPG yang saat ini tersedia.

    Ia juga menegaskan, SPPG yang sudah mendapatkan rekognisi dari BPOM tetap akan diawasi dengan ketat. Bukan berarti bebas dari pengawasan BPOM.

    “Nah, SPPG ini direkognisi tentu kita tetap awasi, supaya tidak terjadi kejadian keracunan seperti sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional,” ujar Taruna.

    “Bukan hanya SPPG-nya yang kita lihat, tapi kita siapkan mulai dari SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indnesia)-nya, termasuk penjama pangannya juga kita sudah latih. Jadi nanti SPPI nanti yang tanggung jawab terhadap pangan ini,” tandasnya.

    (avk/naf)

  • 8 Gambar Ini Bisa Mengelabui Mata! Fix, Kamu Jago Kalau Lihat dan Hitung Angkanya

    8 Gambar Ini Bisa Mengelabui Mata! Fix, Kamu Jago Kalau Lihat dan Hitung Angkanya

    Jakarta

    Mengerjakan tes buta warna sekilas mungkin terlihat sederhana, yaitu hanya menebak angka atau pola di antara warna-warna. Tapi, di balik gambar tersebut, ada tantangan visual yang cukup menarik.

    Kali ini tantangan semakin menarik karena ada soal matematika yang perlu dikerjakan. Bisakah kamu menyelesaikan semua tantangan ini?

    8 Tantangan Tes Buta Warna sekaligus Hitung Angka

    Fokus dan lihat angka dalam lingkaran dengan baik. Setelah itu selesaikan perhitungannya.

    1. Coba perhatikan angka berapakah keduanya lalu jumlahkan.

    Hitung-hitungan Nggak Pakai Mikir, Bisa Jawab Semua Tandanya Mata Sehat Foto: detikhealth

    2. Perhatikan dengan seksama. Apakah kamu bisa melihatnya dengan jelas?

    Hitung-hitungan Nggak Pakai Mikir, Bisa Jawab Semua Tandanya Mata Sehat Foto: detikhealth

    3. Kali ini adalah pengurangan. Ada dua angka di salah satu gambar.

    Hitung-hitungan Nggak Pakai Mikir, Bisa Jawab Semua Tandanya Mata Sehat Foto: detikhealth

    4. Pembagian angka satuan ini cukup mudah. Coba hitung berapa hasilnya.

    Tes Buta Warna, Bisa Lihat Angka di Gambar Berikut dan Tebak Hasilnya? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    5. Hanya perlu dijumlahkan. Berapa hasilnya?Tes Buta Warna, Bisa Lihat Angka di Gambar Berikut dan Tebak Hasilnya? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    6. Mungkin agak sulit ditebak nih. Tebak berapa hasil dari pengurangan ini?

    Tes Buta Warna, Bisa Lihat Angka di Gambar Berikut dan Tebak Hasilnya? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    7. Soal berikut adalah perkalian. Perhatikan dan hitung berapa hasilnya.

    Tes Buta Warna Sekaligus Hitung Angka, Bisa Jawab dalam 5 Menit Saja? Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    8. Soal terakhir, bisa melihat angkanya dengan jelas? Coba jawab dengan cepat

    Tes Buta Warna Sekaligus Hitung Angka, Bisa Jawab dalam 5 Menit Saja? Foto: detikhealth/Dharmajati Yusuf Fadli

    Jawaban Tes Buta Warna sekaligus Hitung Angka

    Apakah susah menyelesaikannya? Berikut beberapa jawaban tantangan tes buta warna sekaligus hitung angka.

    1. 4+8=12
    2. 9×8=72
    3. 38-2= 36
    4. 8:4=2
    5. 30+8=38
    6. 47-3=44
    7. 47×4=188
    8. 30:5=6

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Berawal dari Keraguan, Operasi Jantung pun Berikan Harapan

    Berawal dari Keraguan, Operasi Jantung pun Berikan Harapan

    Berawal dari Keraguan, Operasi Jantung pun Berikan Harapan

  • Kenali Gejala Gangguan Irama Jantung, Salah Satunya Disertai Kliyengan

    Kenali Gejala Gangguan Irama Jantung, Salah Satunya Disertai Kliyengan

    Jakarta

    Respons irama jantung bisa dipengaruhi oleh sistem eksternal. Situasi yang berdampak pada sistem persarafan, seperti rasa takut, melihat sesuatu yang dibanggakan, bisa membuat jantung berdebar.

    Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, kondisi irama jantung yang tidak normal adalah ketika debaran datang tiba-tiba dengan cepat, tanpa ada pencetus yang fisiologis. Artinya, bukan sesuatu yang alamiah atau natural.

    “(Jantung berdebar) tiba-tiba. Apalagi, ini yang penting, disertai kliyengan yang hampir membuat pingsan. Jadi berdebar dengan kliyengan yang kira-kira membuat kita hampir pingsan. Itu salah satu gejalanya yang harus diperhatikan,” kata dr Yamin dalam tayangan detik Sore, Selasa (28/9/2025).

    Jika kunjungan ke dokter dilakukan saat tidak ada momen debaran jantung disertai gejala yang disebutkan, pasien akan ditanya mengenai riwayat keluarga. Terkadang dilakukan juga pemeriksaan fisik, untuk mengetahui ada tidak bunyi-bunyi jantung yang memberi petunjuk untuk suatu kelainan tertentu.

    “Kalau nggak dapat, kalau kita curiga ada kelainan yang struktural, misalnya jantungnya tebal, ototnya bocor, kelepnya bocor, kita bisa lakukan imaging,” tutur dr Yamin.

    Jika irama jantung yang tidak normal datang dalam 2-3 hari sekali, pasien bisa diberikan alat bernama halter monitoring. Patch kecil ini ditempel dan bisa merekam irama tubuh, bisa selama 24 jam atau hingga 2 minggu. Alat tersebut akan merekam detak jantung secara nonstop.

    “Kemudian kita analisis. Apalagi kalau saat direkam gejala itu muncul, kita akan tahu, apakah gejala yang dirasa dengan yang ditangkap oleh alat ini sinkron nggak?,” kata dr Yamin.

    “Kalau ketemu, maka kita langsung bisa menentukan jenis gangguan listriknya apa. Kita lakukan stratifikasi. Risiko ringan, sedang, atau berat,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    8 Konten

    Masalah jantung dan pembuluh darah kini makin banyak dialami kaum muda. Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Kenali jenis-jenisnya dan cara mencegahnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

    Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

    Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

  • Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

    Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

    Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene

  • Kak Seto Dirawat di RS gegara Stroke Ringan dan Aritmia, Begini Kondisinya

    Kak Seto Dirawat di RS gegara Stroke Ringan dan Aritmia, Begini Kondisinya

    Jakarta

    Pemerhati anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, dirawat di rumah sakit karena stroke ringan dan aritmia atau gangguan irama jantung.

    Kak Seto menjalani perawatan di RS sejak Sabtu lalu (15/10). Ia pun membagikan cerita terserang stroke ringan hingga kondisinya dalam akun Instagram @kaksetosahabatanak.

    “Seminggu yang lalu, saya merasakan gejala yang tidak seperti biasanya yaitu pusing di bagian kepala dan seperti linglung,” tulis Kak Seto.

    Meski mengalami sejumlah gejala, Kak Seto menjalankan tugas seperti biasanya. Namun meski sudah beristirahat, gejala yang dia alami tak kunjung reda.

    Sehari setelah itu, pada Jumat (24/10), dia dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan menjalani pemeriksaan MRI, EKG dan cek darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan Kak Seto terkena stroke ringan atau mild stroke dan aritmia.

    “Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” beber Kak Seto.

    Kondisi Kak Seto Stabil

    Kak Seto menyebut meski mengalami kedua kondisi tersebut, kondisinya masih baik. Organ vitalnya masih optimal dan disarankan beristirahat.

    Atas saran dokter, ia pun memutuskan untuk dirawat di rumah sakit sejak Sabtu (25/10) agar dapat beristirahat dan memulihkan kondisi secara optimal.

    “Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!” seru Kak Seto.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)