Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene
Jenis Media: Kesehatan
-

Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene
Video: Baru 690 dari 13 Ribu SPPG yang Punya Sertifikat Higiene
-

Kak Seto Dirawat di RS gegara Stroke Ringan dan Aritmia, Begini Kondisinya
Jakarta –
Pemerhati anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, dirawat di rumah sakit karena stroke ringan dan aritmia atau gangguan irama jantung.
Kak Seto menjalani perawatan di RS sejak Sabtu lalu (15/10). Ia pun membagikan cerita terserang stroke ringan hingga kondisinya dalam akun Instagram @kaksetosahabatanak.
“Seminggu yang lalu, saya merasakan gejala yang tidak seperti biasanya yaitu pusing di bagian kepala dan seperti linglung,” tulis Kak Seto.
Meski mengalami sejumlah gejala, Kak Seto menjalankan tugas seperti biasanya. Namun meski sudah beristirahat, gejala yang dia alami tak kunjung reda.
Sehari setelah itu, pada Jumat (24/10), dia dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan menjalani pemeriksaan MRI, EKG dan cek darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan Kak Seto terkena stroke ringan atau mild stroke dan aritmia.
“Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” beber Kak Seto.
Kondisi Kak Seto Stabil
Kak Seto menyebut meski mengalami kedua kondisi tersebut, kondisinya masih baik. Organ vitalnya masih optimal dan disarankan beristirahat.
Atas saran dokter, ia pun memutuskan untuk dirawat di rumah sakit sejak Sabtu (25/10) agar dapat beristirahat dan memulihkan kondisi secara optimal.
“Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!” seru Kak Seto.
Halaman 2 dari 2
(suc/suc)
-

Air Hujan DKI Tercemar Mikroplastik, Harus Gimana Biar Tak Terpapar? Ini Saran Kemenkes
Jakarta –
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat ikut mewaspadai potensi paparan mikroplastik dari air hujan, menyusul temuan riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mendeteksi keberadaan partikel mikroplastik pada air hujan di wilayah DKI Jakarta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pihaknya masih berkoordinasi dengan BRIN dan instansi terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
“Memang ada temuan dari studi BRIN yang menyebutkan hujan kita mengandung mikroplastik. Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendalami hasil riset itu,” beber dr Nadia saat ditemui detikcom di Gedung Trans TV, Rabu (29/10/2025).
dr Nadia menjelaskan, berdasarkan laporan awal, paparan mikroplastik tersebut bersifat lokal, terutama di wilayah perkotaan padat seperti DKI Jakarta yang memiliki tingkat pencemaran tinggi dan penggunaan bahan plastik dalam keseharian yang masif.
“Temuan ini masih terbatas di DKI Jakarta, yang memang memiliki sumber sampah plastik cukup tinggi,” katanya.
Ia menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa setiap kejadian hujan akan selalu mengandung mikroplastik. Namun, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan karena paparan jangka panjang berpotensi memengaruhi kesehatan lingkungan dan manusia.
“Artinya, ini bukan berarti setiap hujan berikutnya pasti mengandung mikroplastik, tetapi menjadi peringatan agar kita lebih berhati-hati,” jelasnya.
Pakai Masker dan Hindari Aktivitas Saat Hujan
Sebagai langkah antisipatif, Kemenkes menyarankan masyarakat menghindari aktivitas langsung di bawah hujan, juga tidak langsung beraktivitas pasca hujan mereda.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dalam periode waktu tersebut.
“Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker. Bila tidak mendesak, sebaiknya hindari beraktivitas di luar ruangan saat hujan,” lanjut dr Nadia.
Kemenkes juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik, mengingat sumber mikroplastik umumnya berasal dari limbah plastik yang terurai di lingkungan dan terbawa aliran udara hingga mencemari atmosfer.
dr Nadia memastikan, Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan BRIN, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan lembaga terkait lainnya untuk memetakan tingkat paparan mikroplastik di udara dan air hujan, sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai dampaknya terhadap kesehatan.
“Kami akan terus komunikasi dengan BRIN dan pihak terkait agar bisa memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi masyarakat,” katanya.
Menurut dr Nadia, temuan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran publik terhadap bahaya sampah plastik dan pentingnya mengurangi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Halaman 2 dari 3
(naf/kna)
-

BPKN Pastikan Aqua Tidak Melanggar Hak Konsumen soal Sumber Air
Jakarta –
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) memastikan tidak ditemukan pelanggaran hak konsumen dalam proses produksi maupun klaim sumber air pada produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua. BKPN menilai persoalan yang muncul lebih berkaitan dengan aspek iklan, bukan substansi produk.
“Kalau sampai hari ini kami belum temukan pelanggaran apapun karena ini hanya persoalan iklan. Kalau sumber, clear kita mengakui bahwa memang air gunung,” ujar Ketua BPKN RI Muhammad Mufti Mubarok dalam keterangan tertulis pada Rabu, (29/10/2025). Hal ini disampaikan usai pertemuan tertutup antara BPKN dan manajemen Aqua pada Selasa (28/10).
Ia menjelaskan kesimpulan tersebut diambil setelah BPKN menerima penjelasan ilmiah dan detail bahwa sumber bahan baku Aqua memang berasal dari air pegunungan yang diambil melalui proses pengeboran.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu mendapatkan edukasi yang mudah dipahami terkait jenis dan sumber bahan baku industri AMDK, karena banyak yang belum memahami perbedaannya secara teknis.
Meski demikian, Mufti memberikan catatan agar perusahaan menyesuaikan materi iklan produknya. Menurutnya, BPKN masih memerlukan pandangan dari pakar periklanan sebelum menyimpulkan apakah terdapat kekeliruan dalam iklan tersebut.
“Mungkin kami bisa menerima, tetapi masyarakat perlu penjelasan yang lebih simpel,” katanya.
Sementara itu, VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menegaskan bahwa Aqua berkomitmen menyajikan produk berkualitas bagi masyarakat. Menurutnya, setiap produksi AMDK Aqua telah memenuhi seluruh standar dan parameter Standar Nasional Indonesia (SNI), bahkan dengan lebih dari 400 parameter yang diterapkan di atas SNI.
“Jadi insyaallah dimanapun pabrik Aqua berasal tetap produknya adalah dengan standar dan kualitas yang sama dan juga pasti disetujui oleh Badan POM,” katanya.
Vera memastikan bahwa klaim sumber air pegunungan pada label Aqua sesuai dengan fakta di lapangan dan dapat dibuktikan secara ilmiah, mulai dari aspek geologi hingga hidrologi. Namun, pengambilan sumber air tersebut dilakukan melalui pengeboran.
“Jadi sumber airnya sumber air pegunungan sesuai dengan klaim kami di label. Tetapi cara pengambilannya tentunya industri manapun yang menggunakan air tanah dalam pasti penggunaannya, pengambilannya dengan pengeboran. Jadi pengeboran itu adalah caranya tetapi sumber airnya adalah sumber air pegunungan,” pungkasnya.
(akd/ega)
-

Video FDA: Inhaler Hong Thai Formula 2 Terkontaminasi Mikroba
Video FDA: Inhaler Hong Thai Formula 2 Terkontaminasi Mikroba
-

Yakin Nggak Butuh BHD? Dokter: 90 Persen Kematian Jantung Mendadak Terjadi di Luar RS
Jakarta –
Kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death bisa dialami dengan atau tanpa gejala. Peristiwa ini bisa terjadi di mana saja, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, kematian jantung menddak di luar rumah sakit lebih banyak terjadi, baik di rumah maupun tempat umum seperti mall atau area olahraga, baru kemudian di rumah sakit.
“Pada saat terjadi ada yang namanya out of hospital cardiac arrest, 90 persen lebih kejadian kematian di luar rumah sakit,” kata dr Yamin dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).
dr Yamin menuturkan, tingkat keselamatan orang-orang yang mengalami kondisi henti jantung di luar rumah sakit hanya 10 persen. Ini berarti, jika ada 100 orang mengalaminya, maka hanya 10 orang yang selamat.
“Artinya saat di event cardiac arrest yang berperan itu adalah yang kita sebut bystander. Orang yang ada di sekitarnya,” tutur dr Yamin.
Untuk itu, edukasi untuk melakukan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) penting dilakukan. Kemudian baru disertai dengan alat, yaitu automated external defibrillator (AED).
“Ini ada satu sistem alat dengan computerized, ditempel. Dia tahu nih. Ini iramanya ngaco. Harus dikasih listrik,” kata dr Yamin.
“Nah kita tinggal tekan aja nanti dia kasih listrik. Jadi sequence itu. Kita melakukan BHD. Kemudian kita pakai alat AED ini. Itu akan menolong lebih banyak orang yang terjadi sudden cardiac arrest di luar rumah sakit,” tambahnya.
Di Amerika Serikat, AED wajib ada di sekolah, terminal, hingga bandara. Mirip alat pemadam kebakaran, AED memdamkan lisrik jantung yang tidak sesuai.
“Itu yang advance-nya. Tapi sekarang di tahap kita, kita akan memperbanyak dulu alat-alat ini. Ya macam-macam. Apakah nanti kita mengadvokasi pemerintah atau kita cari lembaga-lembaga nirlaba yang bisa membantu untuk memenuhi ini. Tapi tentu harus ada yang memulai,” tambahnya.
Halaman 2 dari 2
(elk/up)
Kematian Jantung Mendadak
9 Konten
Masalah jantung dan pembuluh darah kini makin banyak dialami kaum muda. Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Kenali jenis-jenisnya dan cara mencegahnya.
Konten Selanjutnya
Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya
-

Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah mengeluarkan pengumuman terkait inhaler herbal Thai Eagle Brand, yang juga dikenal sebagai “Hong Thai” atau “Yadom”, setelah produk tersebut gagal memenuhi standar keamanan.
Inhaler herbal Thailand ini merupakan obat tradisional untuk meredakan mabuk perjalanan, meningkatkan kewaspadaan, dan melawan rasa lelah. Inhaler ini juga semakin populer sebagai oleh-oleh bagi mereka yang bepergian ke Thailand.
Kelainan dalam Hasil Uji
Sampel produk telah dikumpulkan oleh FDA dan dikirim untuk analisis laboratorium, lapor Thai PBS. Kelainan ditemukan pada jumlah total mikroba aerobik, jumlah total gabungan ragi dan jamur, serta Clostridium spp.
Produk yang dimaksud adalah Inhaler Herbal Hong Thai Brand, Formula 2, No. Registrasi G 309/62.
Batch produksi: 000332Tanggal produksi: 9 Desember 2024Tanggal kedaluwarsa: 8 Desember 2027
Berdasarkan Undang-Undang Produk Herbal, siapa pun yang memproduksi atau menjual “produk herbal di bawah standar” dapat dikenakan denda atau hukuman penjara, atau keduanya.
Badan ini juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap pelanggar.
Dalam pengumuman yang dikaitkan dengan produk tersebut, Withit Supachaiyagul, wakil sekretaris jenderal dan pelaksana tugas kepala FDA Thailand, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat membeli atau mengonsumsi produk herbal tersebut.
Apa itu Yadom?
Yadom merupakan inhaler hidung yang umum digunakan di Thailand yang mengandung herba aromatik dan minyak esensial. Namanya (ยาดม) secara harfiah berarti Ya, yang berarti obat, dan Dom, yang berarti mencium.
Untuk menggunakannya, orang-orang diminta untuk membuka produk, meletakkannya di bawah hidung, dan menghirup aromanya dengan lembut. Meskipun menggoda, usahakan untuk tidak berlebihan dan batasi penggunaan inhaler beberapa kali setiap hari.
Yadom umumnya tersedia dalam kemasan tabung plastik genggam, dengan merek-merek populer seperti Hong Thai yang menampilkan merek khas berwarna hijau atau kuning. Salah satu merek inhaler hidung tertua dan paling awet di Thailand, Poy Sian, telah tersedia sejak tahun 1936 dan mudah dikenali dari tabung putihnya yang ramping.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah mengeluarkan pengumuman terkait inhaler herbal Thai Eagle Brand, yang juga dikenal sebagai “Hong Thai” atau “Yadom”, setelah produk tersebut gagal memenuhi standar keamanan.
Inhaler herbal Thailand ini merupakan obat tradisional untuk meredakan mabuk perjalanan, meningkatkan kewaspadaan, dan melawan rasa lelah. Inhaler ini juga semakin populer sebagai oleh-oleh bagi mereka yang bepergian ke Thailand.
Kelainan dalam Hasil Uji
Sampel produk telah dikumpulkan oleh FDA dan dikirim untuk analisis laboratorium, lapor Thai PBS. Kelainan ditemukan pada jumlah total mikroba aerobik, jumlah total gabungan ragi dan jamur, serta Clostridium spp.
Produk yang dimaksud adalah Inhaler Herbal Hong Thai Brand, Formula 2, No. Registrasi G 309/62.
Batch produksi: 000332Tanggal produksi: 9 Desember 2024Tanggal kedaluwarsa: 8 Desember 2027
Berdasarkan Undang-Undang Produk Herbal, siapa pun yang memproduksi atau menjual “produk herbal di bawah standar” dapat dikenakan denda atau hukuman penjara, atau keduanya.
Badan ini juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap pelanggar.
Dalam pengumuman yang dikaitkan dengan produk tersebut, Withit Supachaiyagul, wakil sekretaris jenderal dan pelaksana tugas kepala FDA Thailand, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat membeli atau mengonsumsi produk herbal tersebut.
Apa itu Yadom?
Yadom merupakan inhaler hidung yang umum digunakan di Thailand yang mengandung herba aromatik dan minyak esensial. Namanya (ยาดม) secara harfiah berarti Ya, yang berarti obat, dan Dom, yang berarti mencium.
Untuk menggunakannya, orang-orang diminta untuk membuka produk, meletakkannya di bawah hidung, dan menghirup aromanya dengan lembut. Meskipun menggoda, usahakan untuk tidak berlebihan dan batasi penggunaan inhaler beberapa kali setiap hari.
Yadom umumnya tersedia dalam kemasan tabung plastik genggam, dengan merek-merek populer seperti Hong Thai yang menampilkan merek khas berwarna hijau atau kuning. Salah satu merek inhaler hidung tertua dan paling awet di Thailand, Poy Sian, telah tersedia sejak tahun 1936 dan mudah dikenali dari tabung putihnya yang ramping.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
