Jenis Media: Kesehatan

  • Viral Mobil Logo Badan Gizi Nasional Lagi Angkut Babi, Ini Faktanya

    Viral Mobil Logo Badan Gizi Nasional Lagi Angkut Babi, Ini Faktanya

    Jakarta

    Beredar video viral di media sosial mobil berlogo Badan Gizi Nasional (BGN) tampak tengah mengangkut sejumlah hewan, yakni ayam dan babi. BGN belakangan buka suara, memastikan sudah melaporkan pemilik kendaraan tersebut ke pihak kepolisian.

    Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menilai hal ini termasuk ke dalam penyalahgunaan identitas lembaga.

    “Saya sudah minta Koordinator Wilayah (Korwil) untuk melapor ke polisi, karena ada penyalahgunaan nama dan merek BGN,” kata Nanik kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

    Nanik menjelaskan mobil yang muncul dalam video tersebut bukan milik BGN dan juga tidak berasal dari salah satu dapur atau unit operasional BGN.

    “Kami memastikan bahwa mobil itu bukan milik BGN, dan juga bukan milik salah satu dapur BGN,” tegasnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Kedeputian Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas) BGN, insiden itu terjadi di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Kendaraan tersebut diketahui milik Yayasan Fahasara Dodo Jamejawa Lasori, sebuah yayasan lokal yang belum menjadi mitra resmi BGN.

    Menurutnya, ayasan Fahasara Dodo Jamejawa Lasori saat ini baru mengajukan diri sebagai calon mitra satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), tetapi belum lolos proses verifikasi kerja sama.

    “Mereka masih dalam proses pengajuan. Artinya mereka belum memiliki ikatan kerja sama dengan BGN,” ujarnya.

    Karenanya, ia menyimpulkan, segala aktivitas atau penggunaan logo dan atribut lembaga yang dilakukan oleh yayasan tersebut tidak memiliki dasar hukum dan tidak mewakili BGN secara resmi.

    Video yang memperlihatkan mobil berlogo BGN mengangkut ayam dan babi itu diketahui direkam pada 24 Oktober 2025 di wilayah Nias Selatan. Rekaman tersebut kemudian diunggah ke laman Facebook pada 30 Oktober 2025, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai platform media sosial.

    “Siang tadi Koordinator Wilayah (Korwil) BGN Nias Selatan sudah bertemu langsung dengan pemilik mobil untuk mengonfirmasi peristiwa ini,” kata Nanik.

    Dalam pertemuan itu, Korwil meminta pertanggungjawaban pemilik kendaraan karena menggunakan logo SPPG dan BGN sebagai atribut resmi tanpa izin.

    BGN melalui Biro Hukum dan Humas menyatakan akan menindak tegas setiap bentuk penyalahgunaan nama, logo, maupun simbol lembaga oleh pihak yang tidak berwenang.

    Lembaga tersebut mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap entitas yang mengatasnamakan BGN, serta melaporkan apabila menemukan kegiatan serupa di wilayah lain.

    “Kami akan terus memastikan bahwa seluruh kegiatan dan mitra BGN berjalan sesuai dengan ketentuan hukum serta standar tata kelola yang berlaku,” tutup Nanik.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif

    Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif

    Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif

  • Ngaku Jago Hitung-hitungan? Coba Tebak Jawaban di 8 Teka-teki Matematika Ini!

    Ngaku Jago Hitung-hitungan? Coba Tebak Jawaban di 8 Teka-teki Matematika Ini!

    Jakarta

    Butuh tantangan untuk otak? Salah satu cara seru untuk melatih logika dan konsentrasi adalah mencoba teka-teki matematika. Tak hanya untuk anak sekolah, permainan angka ini cocok untuk siapa saja yang ingin mengasah ketajaman berpikir.

    Lewat soal-soal yang tampak mudah, teka-teki ini bisa membuatmu berpikir kreatif dan teliti. Siap menguji kemampuan memecahkan beberapa soal teka-teki matematika?

    Teka-teki Matematika untuk Senam Otak

    Coba selesaikan 8 soal teka teki matematika berikut ini. Kerjakan dengan teliti ya!

    1. Ketahui pola yang ada di setiap bidang. Tebak berapakah angka yang ditanyakan?

    Tes asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    2. Perhatikan pola penjumlahan berikut

    1+4=5
    2+5=12
    3+6=21
    8+11=?

    3. 5+5+5+5+5+5+5+5+5+5+5+5+5+5×0+5+5=….

    4. Perhatikan pola ini

    3+1=24
    5+2=37
    7+2=59
    8+1=79
    7+5=?

    5. 23, 33, 45, 59,… tebak berapa angka selanjutnya.

    6. Berapakah angka yang hilang?

    asah otak health Foto: detikHealth

    7. Ketahui triknya untuk menjawab soal ini.

    1351=64
    2622=48
    3514=49
    4040=80
    5712=?

    8. Lihat pola perkalian berikut:

    3×2=5
    8×4=48
    7×2=45
    6×5=11
    4×3=?

    Jawaban Teka-Teki Matematika

    Berikut kunci jawabannya. Bagaimana? Apakah mudah menyelesaikannya?

    1. Angka yang ditanyakan adalah 8. Angka pada kotak tengah merupakan hasil jumlah angka di dua kotak atas dikurangi jumlah angka di dua kotak bawah.
    2. Jika 3+6= (9+12)=21, maka 8+11= (19+21)=40. Hasil dari setiap penjumlahan akan dijumlahkan dengan hasil sebelumnya
    3. Perkalian dan pembagian didahulukan dari penjumlahan dan pengurangan. Jai hasilnya adalah 75
    4. 7-5=2 dan 7+5=12. Jawabannya adalah 21. Hasilnya merupakan pengurangan dan penjumlahan bilangan tersebut.

    5. Angka berikutnya adalah 75. Pola yang digunakan yaiu dari kiri ke kanan, angka bertambah 10, 12, 14, dan terakhir 16.
    6. Angka yang hilang adalah 25. Dua angka di dasar segitiga ditambah terlebih dahulu. Kemudian hasilnya dikali angka paling atas.
    7. 5712=69. Polanya angka pertama dan ketiga dijumlah untuk mendapat angka bagian depan. Lalu, angka kdua dan kempat juga dijumlah untuk mendapat angka belakang.
    8. 4×3=5. Polanya adalah pangkat dua angka pertama dikurang pangkat dua angka kedua.

    Halaman 2 dari 5

    (elk/suc)

  • 5 Sikap yang Dianggap Aneh tapi Bisa Jadi Otak Cerdas, Punya Salah Satunya?

    5 Sikap yang Dianggap Aneh tapi Bisa Jadi Otak Cerdas, Punya Salah Satunya?

    Jakarta

    Dulu, banyak orang merasa malu dengan sifat, kebiasaan, atau perilaku yang dianggap berbeda dari kebanyakan orang. Namun seiring waktu, cara pandang masyarakat terhadap hal-hal tersebut ikut berubah.

    Kini, beberapa sikap yang dulu terlihat aneh justru bisa menjadi tanda kecerdasan, kedewasaan berpikir, dan kesadaran diri yang tinggi. Dikutip dari Your Tango, berikut penjelasannya.

    1. Introvert

    Sifat introvert dulu sering dianggap sesuatu yang perlu disembunyikan. Namun kini, justru dipandang sebagai salah satu tanda kecerdasan. Orang introvert dikenal sebagai pemikir yang mendalam, karena mereka cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk menelusuri pikirannya sendiri, mengenali emosinya, dan memproses informasi dalam situasi sosial dibandingkan orang ekstrovert.

    Dalam interaksi sosial, orang introvert sering dianggap ‘pemalu’ atau terlalu pendiam. Padahal, menjadi sosok yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara justru bisa menunjukkan kecerdasan emosional dan intelektual yang lebih tinggi.

    Mereka cenderung mengajukan pertanyaan yang bermakna, membuat orang lain merasa didengar, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan cara memusatkan perhatian dan energi mereka secara tulus kepada orang di sekitarnya.

    2. Menyukai Waktu Sendiri

    Bagi banyak orang, bersosialisasi bisa membuat mereka merasa lebih bahagia dan sehat. Namun, sebuah penelitian dari British Journal of Psychology justru menemukan hal sebaliknya untuk orang-orang dengan tingkat kecerdasan tinggi, mereka lebih menikmati waktu sendirian. Menghabiskan waktu dengan diri sendiri justru membuat mereka merasa lebih tenang dan terpenuhi.

    Kecenderungan untuk menikmati waktu sendiri, seperti menekuni hobi, merenung, atau mengurai pikiran tanpa gangguan, kini dipandang sebagai tanda kecerdasan, bukan sesuatu yang perlu disembunyikan.

    Kebiasaan ini membantu seseorang membangun pengendalian emosi dan kesadaran diri yang lebih baik. Selain itu, aktivitas menyendiri juga berperan positif dalam meningkatkan kreativitas, menjaga kesehatan otak dan mental, serta memperkuat jati diri dan rasa percaya diri.

    3. Memiliki Hobi Unik atau Spesifik

    Rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba hal baru dan menekuni hobi yang jarang diminati orang lain juga dapat menjadi tanda kecerdasan. Sebuah studi dari jurnal Neuron menunjukkan orang dengan IQ tinggi cenderung tertarik pada hal-hal ‘niche’, bidang atau hobi yang biasanya diabaikan oleh kebanyakan orang.

    Tak jarang, mereka yang punya hobi unik justru sempat merasa malu atau dianggap aneh. Entah karena dulu diejek saat kecil karena suka membaca, bermain catur, belajar bahasa asing, atau meneliti budaya tertentu. Padahal, menekuni hobi yang spesifik adalah cara mereka menyalurkan rasa ingin tahu dan kedalaman berpikir, yang kini diakui sebagai tanda kecerdasan.

    4. Berbagi Kisah Tentang Kesehatan Mental

    Dulu, membicarakan kesehatan mental, pengalaman pahit, atau trauma dianggap tabu. Banyak orang memilih diam karena takut dinilai lemah atau ‘tidak normal’.

    Namun penelitian dari Frontiers in Psychiatry menunjukkan pengalaman sulit justru bisa membentuk ketangguhan dan kedewasaan emosional pada seseorang. Mereka yang pernah menghadapi trauma sering kali memiliki pemahaman diri yang lebih dalam serta kemampuan beradaptasi yang kuat untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna.

    Kini, semakin banyak orang yang terbuka berbagi kisah tentang kesehatan mental dan perjuangan mereka, menandakan pergeseran positif dalam masyarakat. Keberanian untuk menghadapi masa lalu ini justru menunjukkan kecerdasan emosional dan kesadaran diri yang membantu seseorang hidup lebih produktif dan berdaya.

    5. Sensitif Secara Emosional

    Penelitian dalam Journal of Intelligence menemukan adanya hubungan antara kecerdasan emosional, kepekaan, dan tingkat kecerdasan umum yang tinggi. Individu yang cerdas tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan memahami dan mengelola emosi dengan lebih baik.

    Dulu, orang yang ‘terlalu sensitif’ sering dianggap lemah. Namun kini, sifat itu justru dilihat sebagai kekuatan, tanda empati, kesadaran diri, dan kemampuan membangun hubungan yang sehat. Kepekaan emosional membuat seseorang lebih mampu memproses perasaan secara mendalam, berpikir kritis, serta tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang dan bijaksana.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/kna)

  • Cegah Penularan, Nakes Skrining TBC ke Pelajar Jakarta

    Cegah Penularan, Nakes Skrining TBC ke Pelajar Jakarta

    Foto Health

    Ari Saputra – detikHealth

    Kamis, 30 Okt 2025 16:00 WIB

    Jakarta – Petugas tenaga kesehatan mendatangi sekolah untuk melakukan skrining tuberkulosis (TBC) kepada para pelajar di Jakarta Pusat.

  • Perkuat Skill Dokter Ortopedi, Siloam Gelar Profesional Exchange Bareng Ahli Bedah AS

    Perkuat Skill Dokter Ortopedi, Siloam Gelar Profesional Exchange Bareng Ahli Bedah AS

    Jakarta

    Siloam International Hospitals (Siloam) melalui Siloam Hospitals Mampang kembali menegaskan komitmennya terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan dan kompetensi tenaga medis melalui kolaborasi dengan Johnson & Johnson MedTech dalam kegiatan Southeast Asia VRAS Expert Roadshow.

    Program ini menghadirkan Direktur Medis Joint Center dari Valley Medical Center, dr Timothy Alton. Dirinya merupakan ahli bedah ortopedi ternama dunia yang telah menangani lebih dari 1.000 kasus ortopedi menggunakan VELYS™ Robotic-Assisted Solution.

    dr Alton merupakan dual fellowship-trained orthopedic surgeon yang mengkhususkan diri pada fracture care serta hip and knee arthroplasty. Dengan fokus pada complex fractures serta primary dan revision joint replacements, ia dikenal sebagai salah satu pakar terkemuka di bidang ortopedi dunia.

    Sharing Session Global untuk Tingkatkan Standar Klinis di Indonesia

    Kegiatan ini merupakan bentuk sharing session clinical di mana dokter ahli internasional memberikan pengalaman praktik dengan pendekatan medis terbaru. Melalui pendekatan ini, para dokter tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis langsung dari pakar internasional.

    Model sharing session ini menjadi salah satu cara efektif untuk memastikan standar praktik klinis global dapat diadaptasi secara aman, konsisten dan sesuai dengan konteks layanan kesehatan di Indonesia.

    Pelajari One Day Care Surgery untuk Tindakan Ortopedi

    Dalam kegiatan Sharing Session on Ambulatory Surgery with VELYS, dr Alton berbagi praktik terbaik mengenai teknik bedah minimal sayatan dan penjagaan jaringan otot (minimally invasive dan muscle-sparing), yang terbukti meningkatkan hasil pemulihan pasien di Amerika Serikat.

    Kegiatan ini diikuti oleh para dokter spesialis ortopedi, serta tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medik, anestesi, gizi klinis, perawat, dan fisioterapis.

    Seluruh tim berperan penting dalam pengembangan layanan mobilisasi dini dan operasi rawat jalan (day care surgery), yaitu prosedur bedah yang memungkinkan pasien menjalani operasi dan pulang pada hari yang sama setelah kondisi pascaoperasi dinyatakan stabil.

    “Saya sangat terkesan melihat semangat para dokter di Indonesia yang ingin terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang teknologi bedah terkini.

    “Melalui kegiatan ini, saya berharap pengalaman yang saya bagikan selama berpraktik di Amerika Serikat dapat memberikan inspirasi dan kepercayaan diri bagi tim medis di sini untuk menghadirkan layanan yang lebih maju dan berfokus pada pemulihan pasien,” ujar dr Timothy Alton.

    Pada kesempatan yang sama, Hospital Director Siloam Hospitals Mampang, Dr dr Wahyuni Dian Purwati, SpEM mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat menjaid wadah pertukaran ilmu dalam teknik bedah ortopedi.

    “Agar dapat terus meningkatkan layanan kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam memaksimalkan teknologi Robotic VELYS. Kehadiran VELYS™ Robotic-Assisted Solution di Mampang sejak bulan ini akan memudahkan masyarakat menjangkau layanan robotik dengan kualitas dunia,” kata Wahyuni.

    “Namun kami tidak akan berpuas diri; dengan mempelajari teknik-teknik baru, kami berharap layanan day care surgery dapat juga kami terapkan di Indonesia,” sambungnya.

    Kelebihan VELYS™ Robotic-Assisted Solution

    Sebagai bagian dari strategi pengembangan kompetensi berkelanjutan, Siloam secara konsisten menghadirkan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi mutakhir, termasuk pelatihan robotik.

    Inisiatif seperti professional exchange ini menjadi wadah penting bagi dokter Indonesia untuk memperluas wawasan global, berkolaborasi lintas negara, serta memperkuat kemampuan dalam menghadirkan layanan kesehatan setara dengan standar internasional.

    Melalui kolaborasi dengan mitra global seperti Johnson & Johnson MedTech, Siloam terus menghadirkan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan bedah dan mempercepat pemulihan pasien.

    Menjawab kebutuhan masyarakat akan prosedur operasi yang aman, minim risiko, dan memungkinkan pasien kembali beraktivitas lebih cepat, teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution menjadi solusi masa depan bagi layanan ortopedi di Indonesia.

    Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen Siloam dalam memperkuat kapasitas tenaga medis sekaligus menegaskan posisinya sebagai institusi kesehatan yang mengedepankan inovasi, keselamatan pasien, dan standar pelayanan kelas dunia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Perjuangan Ibu Lawan Kista Ovarium, Kembali untuk Keluarga”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Aritmia Picu Stroke Ringan, Dokter Wanti-wanti Generasi Muda Juga Bisa Kena

    Aritmia Picu Stroke Ringan, Dokter Wanti-wanti Generasi Muda Juga Bisa Kena

    Jakarta

    Psikolog anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto tengah menjalani perawatan karena stroke ringan. Belakangan, Kak Seto juga diketahui mengalami aritmia, atau gangguan irama jantung.

    Ia sempat mengeluhkan gejala seperti pusing dan linglung beberapa hari sebelum memeriksakan diri. Apa kaitan keduanya?

    Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay, SpJP, MKes, FIHA, FAsCC, menjelaskan aritmia, terutama atrial fibrilasi (AF), merupakan salah satu kondisi yang dapat memicu stroke karena aliran darah di jantung tidak stabil.

    “Pada aritmia seperti AF, jantung berdenyut tidak teratur sehingga aliran darah melambat dan dapat terbentuk trombus atau bekuan darah di dalam jantung. Bekuan ini dapat lepas dan menyumbat pembuluh darah otak, sehingga memicu stroke,” beber dr Vito kepada detikcom Kamis (30/10/2025).

    Ia menambahkan, kelemahan otot jantung (heart failure) juga bisa memicu terbentuknya bekuan darah serupa, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    “Jadi bukan cuma orang tua yang bisa mengalami ini. Memang makin bertambah usia risikonya meningkat, tapi pada usia muda pun bisa terjadi, terutama bila ada faktor risiko lain seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, merokok, sumbatan jantung atau kelemahan pompa jantung,” lanjut dia.

    Kenapa Anak Muda Juga Berisiko?

    dr Vito mengingatkan aritmia bisa muncul tanpa gejala. Banyak orang baru mengetahuinya setelah pemeriksaan kesehatan rutin atau setelah mengalami keluhan lebih lanjut.

    “Karena itu, deteksi check up jantung sesuai usia dan kondisi klinis dan penanganan aritmia atau obat pengencer darah penting, agar kita bisa mencegah komplikasi seperti stroke,” bebernya.

    Perubahan pola hidup modern, kurang tidur, stres, konsumsi kafein berlebihan, hingga makanan tinggi gula dan lemak, juga semakin memperbesar risiko ini.

    Gejala Aritmia

    Dikutip dari Mayo Clinic, aritmia mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Detak jantung yang tidak teratur mungkin baru diketahui saat pemeriksaan kesehatan karena alasan lain.

    Gejala aritmia dapat meliputi:

    Rasa berdebar, berdebar-debar, atau berdebar kencang di dada.

    Detak jantung cepat.

    Detak jantung lambat.Nyeri dada.Sesak napas.Gejala lain dapat meliputi:Kecemasan.Merasa sangat lelah.Pusing atau sakit kepala ringan.Berkeringat.Pingsan atau hampir pingsan.

    Kapan harus ke dokter?

    Jika merasa jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, atau melewatkan satu detak pun, segera melakukan pemeriksaan kesehatan. Dapatkan perawatan medis darurat jika Anda mengalami gejala-gejala nyeri dada, sesak napas, pingsan.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Inhaler Viral Thailand Ditarik gegara Cemaran Bakteri, Begini Bahayanya Jika Dihirup

    Inhaler Viral Thailand Ditarik gegara Cemaran Bakteri, Begini Bahayanya Jika Dihirup

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand menarik sejumlah produk inhaler karena adanya kontaminasi mikroba, ragi, jamur, dan bakteri patogen. Otoritas kesehatan tersebut menyebut kontaminasi itu bisa berisiko bagi kelompok rentan dan lanjut usia.

    Supattra Boonserm, Sekretaris Jenderal FDA Thailand mengatakan bahwa FDA mengumpulkan sampel dari banyak merek inhaler herbal untuk pengujian setelah adanya laporan daring pada bulan Mei tentang kontaminasi jamur yang ditemukan dalam inhaler herbal yang dapat membahayakan paru-paru penggunanya.

    Pengujian tersebut mencari jumlah total mikroba aerobik, jumlah total ragi dan jamur, serta kontaminasi dengan bakteri tertentu, yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Clostridium spp., yang dilarang dalam produk herbal.

    Supattra mengatakan pengujian pada sampel menunjukkan tingkat yang tidak aman berdasarkan ketiga kriteria untuk inhaler herbal “Hong Thai Formula 2”, nomor registrasi G309/62, lot 000332 yang diproduksi pada 9 Desember 2024. Bakteri Clostridium yang terdeteksi adalah Clostridium perfringens.

    Badan tersebut juga menemukan jumlah mikroba aerobik total pada tingkat yang tidak aman dalam sampel inhaler herbal Chama Herbs, nomor registrasi G561/67, lot NF 2522503001 yang diproduksi pada 3 Maret 2025.

    “Oleh karena itu, FDA memberi tahu publik bahwa inhaler herbal dari kedua merek tersebut merupakan produk herbal di bawah standar dan akan secara bertahap membuat pengumuman lebih lanjut jika produk dari merek lain terbukti memiliki tingkat kontaminasi mikroba yang tidak aman,” ujar Sekretaris Jenderal FDA dikutip dari The Bangkok Post.

    Picu masalah kesehatan

    Ia memperingatkan bahwa tingkat kontaminasi mikroba, jamur, ragi, dan bakteri yang tidak aman dapat sangat berbahaya bagi kesehatan bagi mereka yang mengidap defisiensi imun dan lansia.

    “Menghirup produk berisiko menimbulkan masalah kesehatan akibat spora jamur dan Clostridium perfringens, seperti infeksi saluran pernapasan, kesulitan bernapas disertai mengi, batuk, dan sakit mulut dan tenggorokan,” kata Supattra.

    FDA menangguhkan produksi produk yang dimaksud dan memerintahkan penarikan serta pemusnahannya. Produksi dapat dilanjutkan jika produsen menemukan dan memperbaiki sumber kontaminasi dan FDA mensertifikasi proses produksi yang telah ditingkatkan, ujarnya.

    Dr Sarawut Boonsuk, direktur jenderal Departemen Ilmu Kedokteran, mengatakan bahwa pada tahun 2025, departemen kesehatan menerima 54 sampel inhaler untuk diperiksa dan 39 di antaranya terbukti di bawah standar.

    “Sebagian besar di antaranya di bawah standar untuk jumlah total mikroba aerobik, ragi, jamur, dan Clostridium perfringens.

    “Clostridium perfringens berada di tanah dan bersifat anaerobik. Spora jamur dan Clostridium perfringens dapat membahayakan orang yang lemah, memiliki kekebalan tubuh rendah, atau lanjut usia, jika terhirup,” kata Dr. Sarawut.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat

    Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat

    Jakarta

    Diabetes, ‘ibu dari segala penyakit’ yang bisa memicu komplikasi sejumlah penyakit seperti stroke, jantung, gagal ginjal, mulai mengintai usia muda. Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) menjadi salah satu faktor pemicu utamanya.

    Survei Kementerian Kesehatan menunjukkan sebanyak 29,7 persen penduduk Indonesia mengonsumsi pangan dengan kandungan GGL melampaui batas rekomendasi. Kondisi ini berpotensi memperburuk tren peningkatan kasus diabetes yang mulai banyak menyerang usia produktif.

    Salah satu upaya yang tengah disiapkan pemerintah adalah penerapan label informasi gizi atau rencananya ‘Nutri-level’ pada produk pangan olahan dan pangan siap saji.

    Melalui sistem Nutri Level, konsumen dapat dengan cepat mengetahui seberapa tinggi kandungan GGL pada suatu produk, dengan melihat warna serupa ‘traffic light’. Pendekatan kebijakan yang juga dipilih di beberapa negara lain, termasuk Singapura. Warna hijau menandakan kandungan rendah GGL, sementara merah sebaliknya.

    Langkah ini diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk merubah pola makan menjadi lebih sehat.

    “Penerapan kewajiban pencantuman Nutri Level dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, ditargetkan pada minuman siap konsumsi dengan kandungan GGL level C dan D,” beber Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Taruna Ikrar, dalam satu kesempatan.

    Kebijakan ini akan diselaraskan antara BPOM dan Kementerian Kesehatan, agar regulasi pangan olahan dan pangan siap saji berjalan seiring dan saling memperkuat.

    Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi juga menekankan perubahan perilaku konsumsi perlu dilakukan sedini mungkin.

    “Anak muda sekarang rentan karena gaya hidupnya serba instan dan banyak konsumsi minuman tinggi gula. Tanpa intervensi kebijakan seperti Nutri Level, risiko diabetes akan terus meningkat di usia muda,” jelas dia.

    Upaya ini juga diharapkan dapat mendorong transparansi industri pangan dan menciptakan ekosistem yang lebih sehat, baik bagi konsumen maupun pelaku usaha.

    Lebih detail tentang rencana penerapan Nutri Level di Indonesia, detikcom Leaders Forum kembali hadir dengan tema ‘Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat‘. Akan hadir sebagai pembicara, Kepala BPOM Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu mewakili pelaku usaha pangan, dan praktisi klinis – dokter spesialis penyakit dalam Brawijaya Hospital dr Erpryta Nurdia Tetrasiwi, SpPD.

    Nantikan penayangannya, Jumat (31/10/2025) di detikcom.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Kak Seto Aktif dan Bugar, Kok Bisa Kena Stroke? Begini Penjelasan Neurolog

    Kak Seto Aktif dan Bugar, Kok Bisa Kena Stroke? Begini Penjelasan Neurolog

    Jakarta

    Pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto tengah menjalani perawatan di rumah sakit setelah mengalami stroke ringan dan aritmia atau gangguan irama jantung. Banyak yang terkejut, mengingat figur berusia 73 tahun itu dikenal rajin berolahraga dan memiliki gaya hidup aktif.

    Lalu, bagaimana seseorang yang terlihat bugar bisa tetap terserang stroke?

    Menurut Dr. dr. Pricilla Yani Gunawan, SpN, Subsp ENK(K), neurolog dari Siloam Hospital, stroke merupakan penyakit multifaktor, artinya dipengaruhi oleh banyak hal yang saling berkaitan, bukan hanya pola hidup atau aktivitas fisik.

    “Faktor yang paling sering itu tekanan darah, gula darah, kolesterol. Aktivitas fisik memang berpengaruh pada elastisitas pembuluh darah, tapi bukan berarti kalau punya faktor risiko, terus olahraga pasti terhindar. Semua faktor harus kita identifikasi,” kata dr Pricilla saat ditemui detikcom di Siloam Hospital Lippo Village, Rabu (29/10/2025).

    Ia menekankan bahwa usia adalah salah satu faktor risiko stroke yang tidak bisa dikendalikan. Semakin bertambah umur seseorang, maka pembuluh darah secara alami akan mengalami perubahan yang meningkatkan risiko penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

    “Usia merupakan faktor yang nggak bisa kita kontrol. Semua orang pasti akan menua. Seiring usia, pembuluh darah makin kaku, dan fungsi-fungsi tubuh yang tadinya protektif juga mulai berkurang,” ujar dr Pricilla.

    Kaitan stroke dan usia tua

    Sejumlah studi juga memperkuat hubungan antara usia, aritmia, dan risiko stroke.

    Sebuah systematic review yang diterbitkan dalam jurnal Stroke (2021) menunjukkan bahwa atrial fibrillation, jenis aritmia paling umum pada lansia, meningkatkan risiko stroke iskemik hingga lima sampai tujuh kali lipat, terutama pada usia di atas 65 tahun.

    Penelitian lain dalam European Heart Journal (2020) menegaskan, penuaan menyebabkan pengerasan arteri dan gangguan konduksi listrik jantung, yang bisa memicu aritmia bahkan pada individu aktif sekalipun.

    Dengan kata lain, meski gaya hidup sehat dan olahraga rutin tetap penting, faktor usia dan kondisi pembuluh darah tetap berperan besar terhadap risiko stroke.

    “Kalau tensi tinggi, kolesterol belum terkontrol, atau ada aritmia, olahraga saja tidak cukup. Harus tetap dipantau dan diobati,” pungkas dr Pricilla.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)