Jenis Media: Kesehatan

  • Benarkah Lari Tiap Hari Malah Bikin Lutut Cepat Rusak? Ini Kata Dokter

    Benarkah Lari Tiap Hari Malah Bikin Lutut Cepat Rusak? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Lari banyak dijadikan sebagi olahraga favorit karena bisa dilakukan di mana saja. Namun, muncul juga kekhawatiran bahwa lari setiap hari bisa membuat lutut cepat rusak, benarkah demikian?

    Spesialis ortopedi, dr Karina Besinga, SpOT(K) dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk mengatakan cepat rusak atau tidaknya lutut seseorang tergantung dari seberapa awal dia memulai aktivitas lari itu sendiri.

    “Kalau dari usia muda kita sudah biasa lari, jadi sampai usia 50-60 tahun itu cartilage-nya memang terbentuknya kenyal dan keras, elastisitasnya,” kata dr Karina kepada awakmedia di Jakarta Barat, Sabtu (1/10/2025).

    “Kalau ada orang yang misalnya baru lari di usia 40-50 tahun, di mana mungkin sudah terjadi perubahan struktur, itu biasanya memiliki risiko terjadi cedera atau penipisan pada bantalan tulang,” sambungnya.

    Menurut dr Karina, kesehatan sendi, dalam hal ini lutut tergantung karakteristik tubuh masing-masing orang.

    “Karakteristik setiap orang kan berbeda. Ada orang yang dari genetiknya terlahir dengan bantalan tulang memang lembek,” katanya.

    “Kalau dia lari meskipun dia usia 20-an tahun, terus dia lari, lalu sakit, itu tidak menjadi patokan dengan orang yang (punya) cartilage normal,” sambungnya.

    Terpenting, untuk menjaga kesehatan lutut bisa dilakukan dengan cara melatih otot-otot sekitar paha, baik bagian depan atau belakang. Otot paha yang kuat dapat membantu dalam menahan beban ketika berlari, sehingga meminimalisir risiko cedera lutut.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Bercinta Setiap Hari, Normal atau Berlebihan? Ini Penjelasannya

    Bercinta Setiap Hari, Normal atau Berlebihan? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Frekuensi bercinta atau berhubungan seks tiap pasutri bisa berbeda. Ada yang dua hingga tiga kali seminggu, namun adapula yang bercinta setiap hari.

    Bercinta kerap dianggap sebagai aktivitas menyenangkan yang memiliki manfaat dapat membuat pikiran lebih tenang dan badan rileks. Tetapi apakah aman jika hal ini dilakukan tanpa libur?

    Dikutip MedicineNet bercinta setiap hari bukanlah sesuatu yang umum dalam pasangan.

    Menurut survei tahun 2017, hanya sekitar 4 persen orang dewasa yang mengaku berhubungan seks setiap hari. Umumnya, frekuensi aktivitas seksual memang cenderung lebih tinggi saat pasangan masih berada dalam masa bulan madu atau baru menikah.

    Kondisi serupa juga bisa terjadi ketika pasangan sedang berusaha untuk memiliki momongan, karena hubungan seksual yang lebih sering dapat meningkatkan peluang kehamilan.

    Namun, di luar soal frekuensi, rutin berhubungan seks ternyata membawa banyak manfaat bagi tubuh dan kesehatan mental. Berikut di antaranya:

    1. Mengurangi Stres

    Aktivitas seksual dan orgasme terbukti dapat membantu menurunkan tingkat stres serta kecemasan. Ini karena hubungan seks mampu menurunkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, sekaligus meningkatkan pelepasan endorfin dan oksitosin yang memberi efek tenang dan rasa bahagia.

    2. Membantu Tidur Lebih Nyenyak

    Penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa berhubungan seks sebelum tidur dapat membantu seseorang tertidur lebih cepat dan menikmati kualitas tidur yang lebih baik.

    3. Meredakan Rasa Nyeri

    Hormon endorfin dan zat kimia lain yang dilepaskan selama gairah dan orgasme berfungsi sebagai pereda nyeri alami, mirip dengan cara kerja opioid. Karena itu, bagi sebagian orang, seks dapat membantu meredakan kram menstruasi, migrain, atau sakit kepala.

    4. Menjaga Kesehatan Jantung

    Sebuah penelitian jangka panjang yang dimuat dalam American Journal of Cardiology menemukan bahwa pria yang berhubungan seks setidaknya dua kali seminggu memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular-seperti stroke atau serangan jantung-dibandingkan mereka yang hanya melakukannya sebulan sekali atau lebih jarang.

    Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 32.000 pria di Amerika Serikat, ditemukan bahwa mereka yang mengalami ejakulasi lebih dari 21 kali per bulan memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena kanker prostat dibandingkan mereka yang hanya empat hingga tujuh kali per bulan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Menyoal Cedera Tulang Kemaluan Lamine Yamal, Messi Juga Pernah Alami

    Menyoal Cedera Tulang Kemaluan Lamine Yamal, Messi Juga Pernah Alami

    Jakarta

    Bintang muda Barcelona, Lamine Yamal sedang dibayang-bayangi oleh cedera tulang kemaluan atau pubalgia. Kondisi ini menyebabkan otot-otot berkumpul di area kemaluan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

    Dikutip dari The Sun, para petinggi Barca dikabarkan khawatir kondisi tersebut bisa menjadi kronis dan tidak ada obat yang jelas. Yamal telah absen dalam lima pertandingan di semua kompetisi sejauh musim ini.

    Lionel Messi muda juga pernah mengalami kondisi serupa. Berbicara kepada stasiun radio Buenos Aires club94.7 enam tahun lalu, Messi berkata bahwa ‘Pubalgia itu rumit’.

    Yamal memutuskan untuk tetap menjalani perawatan konservatif setelah berkonsultasi dengan dokter eksternal. Namun, jika cederanya berlanjut, dirinya mungkin berubah pikiran dan menjalani operasi.

    Lalu apa itu Pubalgia dan seburuk apa cedera ini hingga bisa mengancam masa depan Yalam.

    Sport hernia atau pubalgia adalah cedera jaringan lunak yang menyakitkan dan terjadi di area selangkangan. Hernia ini paling sering terjadi selama olahraga yang membutuhkan perubahan arah mendadak atau gerakan memutar yang intens.

    Meskipun pubalgia dapat menyebabkan hernia inguinalis, tapi itu adalah cedera yang berbeda. Hernia inguinalis (jenis hernia selangkangan yang paling umum) terjadi ketika jaringan perut, seperti sebagian usus, mendorong melalui lubang di dinding perut bagian bawah, sehingga menimbulkan tonjolan yang menyakitkan.

    Sementara, pubalgia adalah tegangnya atau robeknya jaringan lunak (otot, tendon, ligamen) di perut bagian bawah atau selangkangan.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Wanti-wanti Kemenkes RI soal Konsumsi Gula Berlebih, Bisa Picu Penyakit Ini

    Wanti-wanti Kemenkes RI soal Konsumsi Gula Berlebih, Bisa Picu Penyakit Ini

    Jakarta

    Mengonsumsi minuman dan makanan manis memang nikmat. Namun, di balik kenikmatan tersebut, hidangan dengan kandungan gula tinggi dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan konsumsi gula yang berlebih bisa memicu penyakit tidak menular, salah satunya diabetes.

    “Nah, nanti kalau penyakit gula ini terus kita tidak kendalikan, ujung-ujungnya kita akan bisa terkena penyakit jantung, stroke, ginjal, bahkan juga kanker,” ujarnya dalam acara detikcom Leaders Forum, Jumat (31/10/2025).

    dr Nadia menjelaskan, penyakit-penyakit tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menjadi beban besar bagi sistem pembiayaan kesehatan nasional.

    Mengacu pada data, prevalensi diabetes di Indonesia kini mencapai 11,7 persen, naik hampir dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu yang hanya sekitar 6 persen. Dengan jumlah penduduk sekitar 280 juta jiwa, diperkirakan lebih dari 30 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes.

    Kondisi ini, lanjut dr Nadia, menjadi tantangan besar bagi Indonesia yang menargetkan lahirnya generasi emas 2045, generasi yang sehat, produktif, dan bebas dari beban penyakit kronis. Pemerintah menilai, upaya pengendalian penyakit tidak menular harus dimulai dari perubahan perilaku masyarakat.

    “Kalau kemudian kita bisa mengendalikan konsumsi gula, itu penyakit jantung, stroke, dan penyakit-penyakit akibat penyakit tidak menular itu bisa turun 50 persen,” kata dr Nadia.

    “Karena balik lagi ya, penyakit-penyakit PTM itu adalah penyakit yang perilaku. Dan salah satunya, kita tahu sedentary, apa-apa sekarang, kita cukup duduk manis, semua datang. Makanan datang, makanya itu perlu kita kendalikan pola konsumsi kita,” tuturnya.

    Karenanya, dr Nadia mengingatkan untuk tidak menunggu hingga sakit baru memeriksakan diri. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan secara rutin sebagai langkah pencegahan dini.

    Saat ini, pemerintah telah menyediakan program cek kesehatan gratis di seluruh puskesmas. Melalui program ini, masyarakat dapat memeriksa berbagai aspek kondisi tubuhnya, mulai dari berat badan, indeks massa tubuh (IMT), kebiasaan merokok, tingkat aktivitas fisik, hingga kadar gula darah.

    Bagi yang sudah terdiagnosis memiliki penyakit tidak menular seperti diabetes, layanan ini juga mencakup pemeriksaan lanjutan untuk kolesterol, tekanan darah, fungsi ginjal, dan kesehatan jantung. Semua layanan diberikan secara gratis untuk memastikan masyarakat memiliki akses mudah terhadap pemeriksaan dasar kesehatan.

    “Jadi jangan lupa nih, habis ini yuk periksa, cek kesehatan gratis, dan itu diberikan betul-betul gratis di seluruh puskesmas,” lanjutnya.

    dr Nadia juga menekankan pentingnya kesadaran individu dalam menjaga kesehatan. Ia menekankan untuk lebih pintar memilih makanan, menjaga pola makan seimbang, membatasi gula, garam, dan lemak, serta rutin berolahraga agar tetap sehat dan produktif hingga usia lanjut.

    “Supaya nanti kita usianya 100 tahun. Jadi tetap produktif ya. Tetap produktif, bukan bolak-balik ke rumah sakit,” sambungnya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

  • Olahraga Otak Buat yang Merasa Cerdas, Yakin Bisa Jawab Semua?

    Olahraga Otak Buat yang Merasa Cerdas, Yakin Bisa Jawab Semua?

    Olahraga Otak Buat yang Merasa Cerdas, Yakin Bisa Jawab Semua?

  • Dermatolog Spill Cara Menjaga Kesehatan Kulit di Musim Hujan Biar Nggak Panuan

    Dermatolog Spill Cara Menjaga Kesehatan Kulit di Musim Hujan Biar Nggak Panuan

    Jakarta

    Belakangan, cuaca berangin kencang dan hujan deras mewarnai kehidupan warga. Bahkan hujan deras ini memicu banjir di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Depok, dan Semarang.

    Spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpDVE, FINSDV mengatakan musim hujan dan banjir dapat membuat kesehatan kulit menjadi lebih rentan. Ini disebabkan kulit yang menjadi lebih sering basah dan lembab.

    Oleh karena itu, ia membagikan beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk menjaga kesehatan kulit selama musim hujan. Menurut dr Ruri, kunci pertama adalah menjaga kulit tetap kering dan bersih.

    Setelah beraktivitas di luar rumah, segera mandi dengan sabun lembut untuk membersihkan kulit dari air kotor yang menempel tubuh.

    “Selain, itu gunakan pakaian yang cepat kering dan menyerap keringat. Hindari pakaian yang lembap terlalu lama,” kata dr Ruri ketika dihubungi detikcom, Sabtu (1/11/2025).

    “Gunakan juga pelembap atau moisturizer secara teratur, terutama setelah mandi. Ini bertujuan untuk menjaga fungsi barier kulit,” sambungnya lagi.

    Ia juga menyarankan penggunaan alas kaki yang tertutup dan tahan air ketika hujan atau berjalan di genangan. Langkah ini penting untuk mencegah infeksi jamur di kaki.

    Apabila sudah muncul ruam, gatal, atau luka yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.

    “Jangan diobati sendiri dengan krim sembarangan karena bisa memperparah infeksi,” tandasnya.

    Adapun berikut ini sederet risiko masalah kulit yang dapat muncul ketika musim hujan dan banjir:

    Infeksi jamur seperti tinea corporis atau panu, terutama di area lipatan (ketiak, selangkangan, bawah payudara) karena kelembapan tinggi.Dermatitis kontak akibat kulit sering terpapar air kotor atau banjir yang mengandung bakteri, bahan kimia, dan alergen.Infeksi bakteri seperti impetigo atau folikulitis, bisa timbul setelah kulit lecet lalu terkena air tercemar.Eksim atau dermatitis atopik yang bisa kambuh karena udara lembap dan dingin membuat barier kulit mudah rusak.Kadang juga muncul gatal-gatal atau urtikaria (biduran) akibat perubahan suhu mendadak dari panas ke dingin.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Cerita Pasien dengan Kondisi Medis Super Langka, Bikin Orang Lain Alergi

    Cerita Pasien dengan Kondisi Medis Super Langka, Bikin Orang Lain Alergi

    Jakarta

    Pernahkah melihat orang-orang di sekitar bersin? Jika sering terjadi, ini bisa jadi tanda fenomena langka yang disebut People Allergic to Me (PATM) atau ‘orang alergi terhadap saya’. Ini kondisi ketika tubuh seakan menjadi alergen sehingga orang-orang di sekitar bersin.

    Fenomena ini pertama kali muncul di internet pada tahun 2007. Ini menjadi ramai diperbincangkan setelah seseorang mengaku merasa memicu alergi untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.

    “Saya sudah melalui ‘neraka’ ini selama lima tahun, entah kenapa saya memicu alergi pada orang lain. Saya rasa ini bukan masalah bau badan, tapi membuat orang di sekitar saya bersin, batuk, dan mengusap hidung seolah dikelilingi debu,” ceritanya pada saat itu, dikutip dari IFL Science, Sabtu (1/11/2025).

    Meski mulai banyak orang yang melaporkan kejadian serupa, kondisi PATM ini diabaikan oleh ahli dan dianggap sebagai masalah psikologis. Sampai pada tahun 2017, PATM pertama kali disebut dalam sebuah penelitian soal kelainan Trimethylaminuria (TMAU), sebuah gangguan yang menyebabkan orang berbau menyengat meski sering mandu.

    Beberapa tahun kemudian, peneliti mulai memetakan apa PATM itu sebenarnya. Peneliti saat itu menemukan adanya hubungan antara PATM dan mikrobioma usus pasien.

    Petunjuk Baru Soal Gas dari Kulit

    Tubuh manusia menghasilkan lebih dari 1.800 jenis senyawa organik volatil (VOC), sebuah zat kimia yang menguap dari tubuh. Sekitar 500 di antaranya keluar melalui kulit, bukan hanya lewat napas.

    “Masalahnya, napas tidak cocok untuk pemantauan jangka panjang VOC. Sedangkan kulit memungkinkan pengamatan terus-menerus,” kata ahli kimia dari Jepang, Profesor Mitsubayashi.

    Pada tahun 2023, peneliti di Jepang meneliti gas dari orang yang mengalami kondisi PATM dan hasilnya mengejutkan mereka.

    Dari hasil analisia 75 jenis gas kulit, satu senyawa bernama toluena begitu menonjol pada pasien PATM. Kadar toluena pasien PATM ditemukan 40 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang normal.

    Toluena merupakan sejenis hidrokarbon yang juga terdapat dalam pengencer cat dan spidol permanen. Zat ini dikenal karena aromanya yang menyengat dan berbahaya bagi otak.

    Lalu, mengapa itu membuat orang lain bereaksi? Karena toluena bersifat iritan, bisa menyebabkan mata dan saluran pernapasan gatal atau terbakar, bahkan menimbulkan efek neurologis, kejang, hingga kematian jika terpapar tinggi.

    Biasanya, tubuh menguraikan toluena lewat hati dan mengeluarkannya melalui urin. Namun, orang dengan PATM memiliki kemampuan memecah toluena yang lebih buruk.

    “Penderita PATM memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk memecah toluena, sehingga zat ini menumpuk dalam darah dan keluar melalui kulit,” ucap Profesor Yoshika Sekine, dari Tokai University.

    Dengan kata lain, PATM bukan semata halusinasi atau delusi. Ada bukti fisik bahwa pasien benar-benar mengeluarkan zat yang bisa memicu reaksi alergi pada orang di sekitarnya.

    Sayangnya, hingga kini belum ada pengobatan atau tes pasti untuk PATM. Karena masih sangat langka dan baru dikenal di dunia medis, dokter tidak memiliki prosedur diagnosis resmi.

    Beberapa pengidap PATM melaporkan pola makan juga berpengaruh. Misalnya, setelah mengonsumsi banyak gula, daging, atau karbohidrat, reaksi orang lain cenderung lebih kuat.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Jarang Disadari, Ini 5 Tanda Awal Kanker Paru yang Muncul di Kaki

    Jarang Disadari, Ini 5 Tanda Awal Kanker Paru yang Muncul di Kaki

    Jakarta

    Kanker paru sering dikaitkan dengan gejala yang berhubungan dengan pernapasan, seperti batuk terus menerus, nyeri dada, dan sesak napas. Namun, penyakit ini juga bisa memberikan tanda di bagian tubuh lain, seperti kaki.

    Dikutip dari Times of India, kaki bengkak, nyeri, atau perubahan warna kulit tungkai bawah terkadang dapat menjadi indikator awal komplikasi yang mendasari kanker paru-paru.

    Gejala ini biasanya muncul akibat sirkulasi darah yang buruk, pembekuan darah, atau retensi cairan akibat dampak penyakit sistem kardiovaskular dan limfatik.

    Berikut adalah tanda awal kanker paru yang dapat muncul di kaki.

    1. Kaki dan Tungkai Bengkak (Edema perifer)

    Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau telapak kaki merupakan satu tanda paling umum yang terlihat dari kanker paru. Kondisi ini dikenal sebagai edema perifer, terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan.

    Pembengkakan yang terus menerus atau semakin parah tidak boleh diabaikan, karena dapat menjadi tanda bahwa kanker memengaruhi sirkulasi atau menyebar ke organ lain.

    2. Kaki Nyeri, Kemerahan, dan Hangat

    Kanker paru secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam, suatu kondisi gumpalan darah terbentuk di vena dalam kaki. Gejalanya meliputi nyeri, hangat, dan kemerahan pada salah satu kaki.

    Gumpalan ini dapat menjadi fatal jika mencapai paru-paru, karena dapat menyebabkan emboli paru. Penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker paru tujuh kali lebih mungkin mengalami trombosis vena dalam.

    3. Perubahan Warna Kulit

    Kulit kaki yang berubah menjadi pucat, kebiruan, atau kemerahan dapat menjadi indikasi buruknya suplai oksigen atau sirkulasi darah. Dalam beberapa kasu, insufisiensi vena atau kerusakan jaringan dapat menyebabkan ulkus yang lambat sembuh atau terinfeksi.

    4. Kram dan Kelemahan Otot

    Kanker paru dapat menyebabkan penyusutan dan kelemahan otot, terutama pada tungkai bawah. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya nutrisi, kurangnya suplai oksigen ke otot, atau tidak aktifnya kaki dalam jangka waktu lama.

    5. Kuku Membulat

    Kondisi ini dikenal dengan Clubbing of the fingers, yakni kondisi ujung jari dan kuku menjadi membulat, membesar, dan melengkung ke bawah, sering kali menyerupai bagian belakang sendok.

    Clubbing umumnya terjadi di jari tangan. Ini karena kadar oksigen rendah dalam darah dalam jangka waktu yang lama, suatu ciri khas dari penyakit paru termasuk kanker paru.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Dokter: Kanker Paru Banyak yang Tak Bergejala “
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Penampakan Ngeri Usus Anak 13 Tahun usai Telan 100 Magnet, Berakhir Dioperasi

    Penampakan Ngeri Usus Anak 13 Tahun usai Telan 100 Magnet, Berakhir Dioperasi

    Jakarta

    Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Selandia Baru harus dilarikan ke rumah sakit setelah menelan banyak magnet berkekuatan tinggi, dan terpaksa harus kehilangan sebagian ususnya, menurut laporan kasus terbaru di New Zealand Medical Journal.

    Anak yang identitasnya tidak diungkapkan tersebut, diketahui menelan antara 80 hingga 100 magnet neodymium, masing-masing berukuran 5 milimeter kali 2 milimeter.

    Magnet berkekuatan tinggi ini, sering dijual sebagai mainan untuk orang dewasa, berukuran kecil, tetapi sangat berbahaya jika tertelan. Tarikan magnet yang sangat kuat dapat menyebabkan bagian-bagian saluran pencernaan saling menempel, sehingga menimbulkan komplikasi serius seperti nekrosis akibat tekanan, perforasi (robekan pada usus), atau infeksi yang mengancam jiwa, demikian isi laporan tersebut.

    Operasi seringkali diperlukan dan pasien berisiko mengalami komplikasi jangka panjang seperti nyeri kronis.

    Dikutip dari CNN, anak itu mengeluhkan sakit perut selama empat hari sebelum mencari pertolongan medis. Saat tiba di rumah sakit, ia mengatakan telah menelan magnet-magnet tersebut sepekan sebelumnya. Laporan tidak menyebutkan nama rumah sakit tempat ia dirawat maupun alasan mengapa ia menelan magnet tersebut.

    Hasil scan menunjukkan magnet-magnet itu telah menggumpal menjadi empat rantai di bagian kanan bawah perutnya, menarik beberapa bagian usus dengan gaya magnet yang kuat. Beberapa hasil medical image bahkan terdistorsi akibat magnet tersebut. Tim dokter kemudian melakukan operasi eksploratif.

    Selama prosedur berlangsung, dokter bedah menemukan rantai magnet menyebabkan nekrosis akibat tekanan, kematian jaringan akibat tekanan berkepanjangan pada bagian usus halus dan usus besar. Magnet-magnet itu berhasil diangkat, tetapi sebagian usus anak tersebut harus diangkat. Ia dirawat selama delapan hari di rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.

    Meskipun negara seperti Selandia Baru dan Australia telah secara permanen melarang penjualan magnet berkekuatan tinggi, penegakan aturan di negara itu masih menjadi tantangan. Magnet jenis ini masih banyak dijual secara daring dengan harga murah, sering kali tanpa pemeriksaan usia pembeli.

    Anak itu mengatakan kepada dokter, kalau ia membeli magnet dari toko di lapak online. Pihak perusahaan mengatakan kepada CNN, mereka tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.

    “Sebagai langkah pencegahan, kami meninjau foto magnet yang dipublikasikan di jurnal dan memeriksa daftar produk serupa di platform kami. Magnet yang saat ini tersedia sudah sesuai dengan regulasi Selandia Baru, dan produk serupa juga dijual oleh sejumlah pengecer besar lainnya, baik daring maupun fisik,” kata juru bicara perusahaan yang menjual magnet, yakni Temu.

    “Meskipun produk ini legal untuk dijual, magnet dapat berbahaya jika tertelan. Kami mendukung upaya peningkatan kesadaran publik tentang bahaya magnet,” tambah pihak Temu.

    Di Amerika Serikat, Komisi Keselamatan Produk Konsumen (Consumer Product Safety Commission/CPSC) pada 2022 telah memberlakukan standar keselamatan wajib yang membatasi kekuatan magnet longgar atau terpisah dalam produk yang dirancang untuk hiburan atau pereda stres.

    Lembaga tersebut juga telah mengeluarkan beberapa penarikan produk yang mengandung magnet berbahaya dan tetap mengklasifikasikan magnet jenis ini sebagai risiko keselamatan publik.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Ciri-ciri Pengguna Ganja-Ekstasi Menurut Pakar Farmasi UGM, Bisa Terlihat di Wajah

    Ciri-ciri Pengguna Ganja-Ekstasi Menurut Pakar Farmasi UGM, Bisa Terlihat di Wajah

    Jakarta

    Belum lama ini, warganet dihebohkan dengan kabar penangkapan penyanyi Onadio Leonardo atas dugaan penyalahgunaan narkoba jenis ekstasi dan ganja. Terlepas dari apa yang terjadi pada Onadio, pakar farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati, mengungkapkan dua jenis narkoba itu dapat memberikan efek buruk pada tubuh.

    Prof Zullies mengungkapkan ekstasi merupakan obat psikoaktif sintesis yang memiliki efek stimulan. Narkoba jenis ini biasanya disalahgunakan untuk mendapatkan efek bahagia dan energi secara berlebih, serta lebih berani bergaul.

    Namun, menurut Prof Zullies efek tersebut bersifat sementara. Setelahnya, pengguna ekstasi sering merasa lelah, sedih, dan depresi.

    “Pemakaian ekstasi sering membuat orang terlihat saat aktif dan sulit diam, banyak bicara, dan tampak senang,” ungkap Prof Zullies, ketika dihubungi detikcom, Jumat (31/10/2025).

    “Lalu, tandanya gigi gemertak, mulut kering, mata melebar, dan berkeringat banyak. Setelah efeknya habis, biasanya jadi murung, gelisah, atau kelelahan berat,” sambungnya berbicara soal tanda penggunaan ekstasi.

    Sedangkan, ganja merupakan jenis narkoba yang dibuat dari tanaman Cannabis. Narkoba jenis ini memiliki kandungan THC yang biasanya disalahgunakan untuk mendapat efek tenang, santai, dan bahagia.

    Meski begitu, Prof Zullies menekankan penggunaan ganja justru dapat berbalik menjadi cemas, panik, atau bahkan halusinasi apabila dosisnya tinggi. Beberapa tanda penggunaan ganja yang dapat terlihat biasanya meliputi mata merah, mulut kering, reaksi melambat, hingga sering tertawa tanpa alasan jelas.

    “Tanda selanjutnya sulit konsentrasi, mudah lupa, dan cenderung malas atau tidak termotivasi. Jika sudah kecanduan, mereka akan mencari ganja terus dan sulit berhenti,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)