Jenis Media: Kesehatan

  • Perkuat Kerja Sama, BPOM Bahas Pengembangan Jamu dan Pengobatan Tradisional China

    Perkuat Kerja Sama, BPOM Bahas Pengembangan Jamu dan Pengobatan Tradisional China

    Jakarta

    Delegasi BPOM melakukan pertemuan bilateral dengan akademisi bidang pengobatan tradisonal China atau Tradisional Chinse Medicine (TCM). Dalam kesempatan tersebut, hadir Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (Deputi 1) William Adi Teja serta Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Lynda Kurnia Wardhani.

    Bersama delegasinya, Kepala BPOM, Taruna Ikar bertemu dengan beberapa akademisi TCM dari beberapa institusi. Mulai dari Zhao Changlong dan Tong Xiaoying dari China Academy of Chinese Medical Sciences, Wang Heping dari Beijing Yuanmei Manual Bone Setting and Orthopedics Center, Liu Ying dari Center for Integrative Medicine, Beijing University of Chinese Medicine, hingga Wang Xing dari Zhongyu Pharmaceutical Economics Development and Application Center.

    Dalam pertemuan, para pihak saling bertukar pandangan mengenai kerja sama regulator dan media dalam memperkuat kepercayaan publik terhadap berbagai produk kesehatan, terutama obat tradisional. Pengembangan dari obat tradisional memadukan aspek budaya, ilmu pengetahuan, serta inovasi.

    Taruna mengapresiasi upaya China dalam mengombinasikan berbagai area dalam pengembangan TCM. Hal tesebut mencakup akupuntur, penelitian herbal, pengobatan intergrative, dan pelatihan tenaga profesonal yang terlibat.

    “Kami sangat mengapresiasi kontribusi para ahli dan institusi di Tiongkok dalam memajukan TCM melalui penelitian, inovasi klinik, dan kolaborasi internasional hingga TCM dapat dikenal sebagai warisan budaya dan ilmu pengetahuan,” ujar kepala BPOM tersebut, dikutip dari laman Badan POM, Rabu, (5/11/2025).

    Taruna turut berbagi perspektf dan sisi pengembangan obat tradisional yang dilakukan di Indonesia. Lebih lanjut, dirinya menyebut visi untuk memodernisasi jamu menjadi obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengembangan tersebut akan semakin meningkatkan kredibilitas serta peluang pasar obat tradisional Indonesia, sekaligus meningkatkan pengetahuan di bidang obat tradisional dan menjaga biodiversitas hayati Indonesia.

    Obat tradisional Indonesia sendiri atau jamu telah dinobatkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak benda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada Desember 2023. Dalam hal ini BPOM berperan penting dalam memastikan obat tradisional di Indonesia aman, berkhasiat, dan bermutu.

    Dari pertemuan tersebut, delegasi BPOM berharap bisa menjalin kerja sama lebih lanjut dengan institusi dan tim ahli TCM dalam mengembangkan pengetahuan uji klinik dan prakik regulatori dalam pengembagan TCM dan jamu Indonesia. Bentuk kolaborasi lain yang mungkin dapat dilakukan meliputi peningkatan kapasitas di bidang akupuntur, pengembangan TCM dan jamu Indonesia. Kolaborasi lain yang mungkin dilakukan adalah untuk melaksanakan peningkatan kapasitas di bidang akupunktur, pengobatan integrative, standardisasi herbal, serta manajemen kesehatan yang mendukung pengembangan obat tradisional.

    “Kami yakin kolaborasi ini sangat relevan untuk mengembangkan pengobatan tradisional sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan warisan budaya dari kedua negara,” kata Taruna.

    Tim akademisi China yang hadir menyambut hangat ajakan kolaborasi dari Taruna. Liu Ying dari Center for Integrative Medicine, Beijing University of Chinese Medicine yakin bahwa kolaborasi ini bisa berkontribusi dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat, baik terkait manfaat obat tradisional untuk pengobatan atau sebagai jembatan anara budaya dan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Tak hanya untuk kedua negara, manfaat ini diharapkan bisa dirasakan oleh masyaraka global.

    (elk/kna)

  • Viral Avoidant Attachment Jadi ‘Bahasa Baru’ Gen Z, Ahli Jiwa Ungkap Maknanya

    Viral Avoidant Attachment Jadi ‘Bahasa Baru’ Gen Z, Ahli Jiwa Ungkap Maknanya

    Jakarta

    Istilah avoidant attachment sedang ramai di media sosial. Banyak Generasi Z yang menggunakan istilah ini sebagai alasan mereka sulit dekat secara emosional atau cenderung menarik diri saat hubungan mulai serius.

    Di TikTok sendiri sudah lebih dari 150 ribu tagar #avoidantattachment dipakai para creator sebagai konten video. Tapi, apa sih arti sebenarnya dari avoidant attachment?

    Spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan secara psikologis ‘avoidant attachment’ adalah gaya keterikatan (attachment style) yang mulai terbentuk sejak masa kecil.

    “Biasanya karena pengalaman hubungan emosional dengan orang tua atau pengasuh yang kurang responsif, dingin, atau menolak ekspresi emosi anak,” kata dr Lahargo kepada detikcom, Rabu (5/11/2025).

    Individu dengan gaya avoidant ini akan tumbuh menjadi orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain, tidak nyaman dengan keintiman, dan lebih suka mengandalkan diri sendiri daripada meminta dukungan emosional.

    “Jadi benar, di TikTok gaya ini sering digambarkan sebagai orang yang ‘lebih nyaman sendiri’, ‘tidak mau terikat’, atau ‘tak butuh orang lain’, tapi sebenarnya itu adalah mekanisme pertahanan diri emosional yang terjadi secara unconscious (di bawah sadar), jadi bukan sekadar pilihan gaya hidup,” katanya.

    Apa sih yang Dirasakan oleh Individu dengan Avoidant Attachment?

    Menurut dr Lahargo, individu dengan avoidant attachment cenderung menekan emosi sendiri karena percaya bahwa menampilkan perasaan merupakan tanda kelemahan.

    Lalu, mereka juga memiliki batasan ketat dalam hubungan, baik pertemanan maupun romantik. Tampak kuat, mandiri, dan rasional, tetapi sebenarnya juga takut ditolak atau kehilangan kendali.

    “Saat orang lain mendekat terlalu dekat secara emosional, mereka bisa merasa tidak nyaman atau bahkan sesak’,” tutur dr Lahargo.

    “Jadi, ‘strong independent person’ ini sering bukan karena benar-benar tak butuh orang lain, tapi karena takut kehilangan kendali atas dirinya bila terlalu dekat dengan orang lain,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Bukan Kipas Angin, Ini Kemungkinan Penyebab Asam Urat di Umur 17 Tahun

    Bukan Kipas Angin, Ini Kemungkinan Penyebab Asam Urat di Umur 17 Tahun

    Jakarta

    Sebuah konten viral di media sosial menyebut seorang remaja 17 tahun sudah mengidap asam urat. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa paparan dingin dari kipas angin menjadi biang keroknya.

    Tidur malam dengan kipas angin yang langsung diarahkan ke tubuh dianggap dapat mengganggu sirkulasi darah dan metabolisme, sehingga memicu adanya penumpukan kristal di sendi.

    Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD menegaskan bahwa tidak ada kaitannya antara kipas angin atau AC yang digunakan saat tidur dengan penyakit asam urat atau gout.

    “Jadi mitos kalau kipas atau AC ‘menyebabkan’ asam urat,” kata dr Rudy saat dihubungi, Rabu (5/11/2025).

    Meski demikian, asam urat yang seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan para lansia, memang bisa menyerang para generasi muda. Bahkan remaja di usia 17 tahun seperti diceritakan dalam konten viral tersebut.

    “Penyebabnya biasanya pola makan tinggi purin (jeroan, seafood tertentu, daging merah). Konsumsi minuman manis/fruktosa tinggi (bubble tea, soda, teh manis), obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang minum air putih, kebiasaan begadang, stres,” katanya.

    “Riwayat keluarga atau faktor genetik, gangguan metabolik atau masalah pada ginjal sejak kecil, konsumsi suplemen tinggi protein tanpa pengawasa (kasus pada anak gym),” sambungnya.

    Menurut dr Rudy, gaya hidup modern yang keliru menjadi faktor penyebab terjadinya asam urat pada usia muda.

    Cara Terhindar dari Asam Urat di Usia Muda

    Pencegahan (preventif) sangat penting karena membantu menjaga kesehatan jangka panjang. Menurut dr Rudy, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak muda terhindar dari asam urat.

    Perbanyak minum air putih 2-3 liter/hariBatasi makanan tinggi purin & minuman manisKurangi junk food & daging berlemakKonsumsi lebih banyak sayur, buah, whole grainOlahraga rutin minimal 30 menit/hariJaga berat badan idealKonsultasi dokter & cek kadar asam uratBila perlu, terapi obat sesuai anjuran dokter

    “Kalau ada nyeri sendi, kompres hangat dan hindari paparan dingin langsung ke area yang sakit,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Warga Palestina Berjuang Lawan Trauma Dua Tahun Perang

    Warga Palestina Berjuang Lawan Trauma Dua Tahun Perang

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Rabu, 05 Nov 2025 14:00 WIB

    Gaza – Dua tahun perang meninggalkan luka mendalam di Gaza. Di tengah reruntuhan dan kekurangan, para penyintas kini berjuang melawan trauma psikologis.

  • Siap-siap! Pemerintah Segera Hapus Tunggakan Iuran 23 Juta Peserta BPJS Kesehatan

    Siap-siap! Pemerintah Segera Hapus Tunggakan Iuran 23 Juta Peserta BPJS Kesehatan

    Jakarta

    Pemerintah bakal menghapus tunggakan iuran 23 juta peserta BPJS Kesehatan. Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengatakan kebijakan tersebut akan segera dijalankan pemerintah melalui program Penghapusan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan.

    “Yang masih nunggak peserta BPJS Kesehatan itu jumlahnya 23 juta peserta. Tunggakan ini dalam waktu dekat, Insya Allah, akan diputihkan, dihapus,” kata Muhaimin dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).

    Menurut Muhaimin, penghapusan tunggakan diutamakan pada kelompok masyarakat tidak mampu, demi kembali mendapatkan hak layanan kesehatan, yang belakangan terkendala pembayaran iuran.

    “Langkah ini adalah bentuk tanggung jawab negara sebagaimana amanat Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan,” ujarnya.

    Peserta Diminta Registrasi Ulang

    Muhaimin menjelaskan peserta yang masih memiliki tunggakan akan diminta untuk melakukan registrasi ulang agar status kepesertaannya kembali aktif.

    Program penghapusan tunggakan ini akan difokuskan bagi peserta bukan penerima upah (PBPU) atau masyarakat yang bekerja di sektor informal. Pemerintah menargetkan kebijakan tersebut mulai berjalan pada akhir 2025.

    “Caranya, seluruh peserta BPJS Kesehatan yang masih nunggak segera mendaftar ulang menjadi peserta aktif,” kata Muhaimin.

    Tingkat kepesertaan aktif BPJS Kesehatan disebutnya juga dapat terus meningkat. Saat ini, program JKN telah menjangkau 279,7 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

    Selain penghapusan tunggakan, pemerintah juga akan memperkuat penegakan aturan kepatuhan kepesertaan BPJS Kesehatan, salah satunya melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

    “Yang mampu membayar iuran harus tetap berkontribusi dengan semangat solidaritas. Yang belum mampu akan dibantu oleh negara. Inilah bentuk gotong royong dalam menjaga keberlanjutan BPJS Kesehatan,” ujar Muhaimin.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Video Sebulan Sakit sampai Berobat ke Malaysia, Inul: Ternyata Stres Tinggi

    Video Sebulan Sakit sampai Berobat ke Malaysia, Inul: Ternyata Stres Tinggi

    Jakarta

    Inul Daratista menceritakan kalau dirinya sempat sakit hampir sebulan dan sampai berobat ke Malaysia. Ternyata, penyebabnya karena stres tinggi.

    “Sakitnya itu kayak aneh saja gitu. Jadi tiba-tiba menggigil, tiba-tiba kedinginan, terus pencernaan nggak bagus, terus sampai aku pergi ke Penang segala macam, kan,” cerita Inul.

    “Terus habis itu alhamdulillah, semuanya ternyata karena stres tinggi. Jadi sakitnya, tuh, datangnya nggak karu-karuan gitu. Tapi alhamdulillah sudah mulai normal sehat kembali,” jelasnya.

    Tonton video lainnya di sini ya!

    (/)

  • Dinkes DKI Buka Suara soal 20 Anak Sakit Diduga Terdampak Uji Coba RDF Rorotan

    Dinkes DKI Buka Suara soal 20 Anak Sakit Diduga Terdampak Uji Coba RDF Rorotan

    Jakarta

    Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta buka suara soal laporan puluhan anak jatuh sakit di Cakung, Jakarta Timur, diduga terdampak uji coba operasional Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, imbas pencemaran udara di wilayah tersebut.

    Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab pasti gangguan kesehatan yang dialami warga.

    “Kita lagi periksa, kita sekarang lagi cek. Teman-teman tim kesehatan lagi turun,” ujar Ani saat ditemui detikcom di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Ani menuturkan tim dari Puskesmas Cakung, Cilincing, dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI sudah diturunkan untuk meninjau kondisi warga serta melakukan pemantauan kualitas udara di sekitar kawasan Rorotan.

    “Tim kita, Puskesmas Cakung, Cilincing, dan Dinkes sedang turun di lapangan,” lanjut Ani.

    Menurutnya, meskipun laporan warga sedang dalam penelusuran, tidak menutup kemungkinan kasus penyakit yang muncul juga dipengaruhi faktor cuaca dan iklim tak menentu.

    “Tidak menutup kemungkinan memang saat ini karena cuacanya, iklimnya juga memang menyebabkan penyakit-penyakit yang menyerang pernapasan seperti ISPA memang sedang tinggi di mana-mana,” ujarnya.

    Menurut Ani, peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tengah terjadi di berbagai wilayah Jakarta akibat perubahan cuaca dan kualitas udara. Karena itu, tim kesehatan diminta memastikan apakah kasus di Cakung Timur berkaitan langsung dengan aktivitas RDF Plant atau merupakan bagian dari peningkatan kasus musiman.

    Laporan Warga

    Sebelumnya, Ketua RT 18 Cakung Timur, Wahyu Andre Maryono, melaporkan sekitar 20 anak di wilayahnya mengalami sakit sejak Oktober 2025, diduga akibat pencemaran udara dari uji coba RDF Plant Rorotan.

    “Betul ada 20 orang warga saya yang mengalami beragam penyakit terkait udara. Itu baru warga RT saya, belum dari wilayah lain,” kata Wahyu, dikutip dari Antara.

    Menurut Wahyu, penyakit yang dialami warga bervariasi, mulai dari batuk, pilek, muntah, mata merah, hingga ISPA. Lima anak dilaporkan masih sakit hingga awal November.

    Warga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghentikan sementara operasional RDF Plant Rorotan karena dianggap belum memenuhi standar operasional prosedur (SOP) dan berdampak pada kesehatan serta kenyamanan lingkungan.

    “Kami minta ini menjadi perhatian serius pemerintah karena warga yang mengalami dampaknya,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Tebak Gambar Ini Bikin Pusing, Tapi Mudah Buat Pemilik IQ Tinggi!

    Tebak Gambar Ini Bikin Pusing, Tapi Mudah Buat Pemilik IQ Tinggi!

    Tebak Gambar Ini Bikin Pusing, Tapi Mudah Buat Pemilik IQ Tinggi!

  • Sudah 50 Juta Warga RI Ikut CKG, Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Sudah 50 Juta Warga RI Ikut CKG, Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Jakarta

    Sudah ada lebih dari 50 juta warga di Indonesia yang mengikuti cek kesehatan gratis. Dari total 53,6 juta pendaftar, sebanyak 50,5 juta orang sudah melakukan pemeriksaan.

    Data ini dihimpun dari laporan Kemenkes RI periode 10 Februari hingga 4 November 2025.

    Rinciannya, 34,3 juta peserta mengikuti CKG umum dan 16,2 juta peserta mengikuti CKG sekolah.

    Kurang aktivitas fisik dan obesitas masih menjadi masalah yang kerap ditemukan.

    Berdasarkan data per akhir Oktober 2025, hampir 96 persen peserta CKG dewasa dilaporkan kurang aktivitas fisik, diikuti dengan karies gigi (41,9 persen), obesitas sentral (32,9 oersen), serta overweight dan obesitas (24,4 persen).

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan temuan tersebut menjadi alarm serius.

    “Data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Rabu (5/11).

    “Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” tambahnya.

    Hasil pemeriksaan CKG juga mengungkap tantangan pada berbagai kelompok usia:

    Bayi baru lahir:

    risiko kelainan saluran empedu (18,6 persen)berat badan lahir rendah (6,1 persen)penyakit jantung bawaan kritis (5,5 persen).

    Balita dan anak prasekolah:

    gigi tidak sehat (31,5 persen)stunting (5,3 persen)wasting (3,8 persen).

    Remaja dan pelajar:

    aktivitas fisik kurang (60,1 persen)karies gigi (50,3 persen)anemia (27,2 persen).

    Lansia:

    kurang aktivitas fisik (96,7 persen)hipertensi (37,7 persen).

    Temuan ini menunjukkan masalah kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat telah muncul sejak usia muda dan berlanjut hingga lanjut usia.

    Menkes menegaskan hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat program promotif dan preventif, serta menjadi dasar dalam perumusan kebijakan baru di bidang kesehatan masyarakat.

    “Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujar Budi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video CKG Capai 50,5 Juta Peserta: Hampir 96% Dewasa Kurang Aktivitas Fisik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Ada Benarnya! Kipas Angin Bisa Picu Gejala Asam Urat, Tapi Memang Bukan Penyebabnya

    Ada Benarnya! Kipas Angin Bisa Picu Gejala Asam Urat, Tapi Memang Bukan Penyebabnya

    Jakarta

    Belakangan muncul video viral di TikTok bahwa tidur setiap hari dengan kipas angin yang mengarah langsung ke badan dapat memicu asam urat. Dalam video tersebut narasi yang beredar adalah pasien sering mengeluh nyeri kaki setiap bangun tidur.

    Banyak yang percaya kipas angin dan asam urat saling berkaitan, terlihat dari banyaknya komentar berisi testimoni serupa di unggahan tersebut. Sebagian di antaranya mengaku bahwa mereka juga mengalami rasa sakit di kaki usai bangun tidur dan menggunakan kipas angin.

    “Gw yg baru kena, padahal umur masih 18,” tulis salah satu warganet, dikutip Rabu (5/11/2025).

    “betul buangeeeet. Kaki q ngilu KLO kena kipas angin,tapi GK bisa tidur KLO GK pakek kipas angin,” tulis lainnya.

    Dipastikan Tidak Benar

    Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD menegaskan bahwa penyaki asam urat atau goit tidak disebabkan oleh kipas angin atau paparan udara dingin lainnya.

    “Penyebab utama kadar asam urat tinggi adalah metabolisme dan faktor gaya hidup, seperti makanan tinggi purin, obesitas, riwayat keluarga, dan gangguan ginjal,” kata dr Rudy saat dihubungi detikcom, Rabu (5/11/2025).

    Namun, bukan berarti paparan dingin dari kipas angin tidak memiliki dampak sama sekali terhadap penyakit asam urat. Menurut dr Rudy, udara dingin dapat memicu munculnya gejala pada orang yang sudah memiliki kadar asam urat (uric acid) tinggi.

    “Sendi yang dingin membuat kristal urat yang sudah ada menjadi lebih mudah mengendap sehingga nyeri terasa kambuh, tapi dinginnya kipas bukan penyebab penyakitnya,” katanya.

    Hal ini juga berlaku pada mereka yang tidur menggunakan AC (air conditioner). Paparan dingin, baik kipas atau AC, bisa memicu kekambuhan nyeri sendi pada orang yang sudah memiliki gout, tapi bukan penyebab munculnya asam urat pertama kali.

    “Jadi mitos kalau kipas atau AC ‘menyebabkan’ asam urat,” kata dr Rudy.

    Penyebab Asam Urat

    Sebagai internis, dr Rudy mengatakan bahwa asam urat banyak dipengaruhi oleh gaya hidup buruk seseorang, di antaranya:

    Minuman manis, kopi susu gula tinggi, bobaMakanan cepat saji, jeroan, kulit ayam, seafood berlebihanKurang minum air putihKurang olahragaBerat badan berlebihKebiasaan begadang dan stres.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)