Jenis Media: Kesehatan

  • Video Menkes Usul ke Prabowo Adakan Lomba Kementerian yang Paling Sehat

    Video Menkes Usul ke Prabowo Adakan Lomba Kementerian yang Paling Sehat

    Video Menkes Usul ke Prabowo Adakan Lomba Kementerian yang Paling Sehat

  • Kondisi Faskes Pascabencana Sumatera, Menkes Sebut Ada Puskesmas Hanyut-Hilang

    Kondisi Faskes Pascabencana Sumatera, Menkes Sebut Ada Puskesmas Hanyut-Hilang

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kondisi rumah sakit dan puskesmas yang terdampak bencana alam di Sumatera. Dalam paparannya kepada Presiden Prabowo, Menkes mengungkapkan seluruh rumah sakit sudah mulai beroperasi meski masih terbatas.

    Ketika bencana alam terjadi pada akhir November, Menkes mengungkapkan 41 rumah sakit tidak beroperasi sama sekali.

    “Rumah sakit di Sumatera, kita itu ada 41 yang tidak beroperasi pada saat 26 November. Sekarang alhamdulillah, 100 persen sudah mulai beroperasi, walaupun bertahap, IGD-nya dulu atau ruang operasinya dulu,” ungkap Menkes dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, dilihat detikcom di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (16/12/2025).

    Menkes lantas mencontohkan RS Tanjung Pura Langkat yang sempat didatangi Presiden Prabowo, kini sudah mulai beroperasi. Rumah sakit tersebut sudah dibersihkan dan dapat melayani masyarakat melalui IGD dan operasi terbatas.

    “Nanti, ini akan kita tingkatkan terus, agar bisa di layanan full-nya jalan,” kata Menkes.

    Sementara itu, dari 1.000 puskesmas yang ada, Menkes menyebut ada sekitar 500 yang terdampak bencana alam Sumatera. Menkes mengungkapkan sebanyak 414 puskesmas saat ini sudah mulai beroperasi.

    Sedangkan menurut data Kemenkes, ada sekitar 50 yang tidak beroperasi karena hanyut atau bahkan hilang. Setelah rumah sakit beroperasi, dalam dua minggu ke depan, pihak Kemenkes akan fokus untuk kembali mengaktifkan puskesmas yang belum beroperasi.

    “Dia (puskesmas) penting untuk melayani kesehatan masyarakat yang masih tinggal di rumah dan juga melayani kesehatan masyarakat di 800 ribu yang ada di posko pengungsian. Kami butuh bantuan Bapak, supaya ini bisa dijalankan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Ternyata Ini Pemicu ‘Gray Divorce’, Cerai usai Nikah Puluhan Tahun Meningkat

    Ternyata Ini Pemicu ‘Gray Divorce’, Cerai usai Nikah Puluhan Tahun Meningkat

    Jakarta

    Fenomena perceraian di usia senja atau gray divorce kembali menjadi sorotan, menyusul gugatan cerai Atalia Praratya terhadap Ridwan Kamil setelah puluhan tahun membina rumah tangga.

    Gugatan tersebut terdaftar di Pengadilan Agama Bandung, dengan sidang perdana dijadwalkan pada Rabu (17/12/2025). Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti terkait pokok perkara dalam gugatan tersebut.

    “Betul, informasinya memang demikian,” ujar Panitera Pengadilan Agama Bandung, Dede Supriadi, saat dikonfirmasi detikJabar, Senin (15/12/2025).

    Adapun istilah ‘gray divorce’ merujuk pada perceraian atau perpisahan yang terjadi di usia lanjut, umumnya pada usia 50 tahun ke atas. Pasangan yang bercerai pada tahap kehidupan ini biasanya telah menjalin hubungan jangka panjang selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

    Berbeda dengan pasangan usia muda yang kerap bercerai karena perselingkuhan, kekerasan, persoalan keuangan, atau minimnya pengalaman dalam hubungan jangka panjang, pasangan usia lebih tua cenderung menghadapi akumulasi berbagai persoalan yang menumpuk seiring berjalannya waktu.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, psikolog Chivonna Childs, PhD menjelaskan fenomena gray divorce mengalami peningkatan moderat antara 1970 hingga 1990, lalu melonjak dua kali lipat pada 2010 dan terus meningkat hingga kini.

    Menurut Dr Childs, perubahan angka perceraian ini banyak dipengaruhi oleh meningkatnya angka harapan hidup, perubahan budaya, serta bergesernya pandangan masyarakat terhadap makna dan manfaat pernikahan.

    “Ini bukan lagi abad ke-18, 19, atau bahkan ke-20. Bertahan dalam pernikahan yang tidak lagi memberikan kepuasan bukanlah sebuah keharusan,” ujar Dr Childs.

    “Perempuan kini memiliki stabilitas dan fleksibilitas finansial yang lebih baik, dan perhatian terhadap kesehatan mental juga semakin meningkat. Kita tidak lagi harus bertahan dalam pernikahan semata-mata demi keamanan finansial.”

    Selain itu, sejumlah faktor lain yang kerap mendorong terjadinya gray divorce antara lain:

    Hubungan yang timpang, ketika pasangan memiliki minat, impian, dan tujuan hidup yang berbedaPerasaan bahwa pernikahan telah berjalan stagnanKurangnya rasa pemenuhan diriKeinginan mencari koneksi emosional yang lebih bermaknaSindrom empty nest serta dorongan untuk hidup lebih mandiriHasrat untuk pertumbuhan pribadi, menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan kualitas hidupPeristiwa besar yang mengubah hidup, seperti pengalaman nyaris meninggal atau bertahan dari penyakit serius

    “Gray divorce sering kali merupakan pilihan untuk memperbaiki kualitas hidup dan mengejar pertumbuhan pribadi,” kata Dr Childs.

    “Keputusan ini membutuhkan keberanian besar, dan umumnya diambil dengan pertimbangan yang matang.”

    Sementara itu, menurut Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, MPHM, salah satu pemicu yang kerap luput disadari adalah kebiasaan berpura-pura bahagia demi menjaga citra rumah tangga.

    “Ketidakbahagiaan yang disangkal justru paling berbahaya. Hadapi secara jujur, bicarakan, dan cari jalan keluarnya bersama. Pura-pura bahagia hanya akan merusak hubungan secara perlahan,” tegasnya saat dihubungi detikcom Selasa (16/12/2025).

    Ia menegaskan penuaan yang sehat (healthy aging) dalam pernikahan tidak hanya soal fisik, tetapi juga menyangkut kesehatan emosional, mental, dan spiritual pasangan.

    “Banyak pasangan yang tampak baik-baik saja di luar, tapi sebenarnya memendam ketidakbahagiaan bertahun-tahun. Ini seperti bom waktu. Jika tidak dihadapi secara nyata dan dicari solusinya, konflik akan menggerogoti hubungan secara perlahan,” kata Imran.

    Menurutnya, grey divorce sering muncul pada fase transisi besar dalam hidup, seperti pensiun atau sindrom sarang kosong (empty nest), ketika pasangan kembali berhadapan satu sama lain tanpa distraksi peran sebagai orang tua.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/naf)

  • Kepala BGN Lapor Prabowo, Update Kondisi Siswa usai Ditabrak Mobil MBG

    Kepala BGN Lapor Prabowo, Update Kondisi Siswa usai Ditabrak Mobil MBG

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana melapor kepada Presiden Prabowo Subianto terkait insiden mobil pengantaran MBG yang menabrak siswa dan guru di SDN Kalibaru 01 Cilincing, Jakarta Utara.

    Dadan mengatakan dalam kejadian itu, tercatat 22 orang mengalami cedera. Setelah dilakukan observasi selama sekitar enam jam pada hari yang sama, sebanyak 10 siswa diperbolehkan pulang.

    “Hari ini tersisa empat yang dirawat di RS Koja dan satu yang dirawat di Cilincing karena keadaan baik,” kata Dadan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).

    Sementara itu, salah satu siswa harus dirawat di ruang perawatan intensif anak (PICU) akibat mengalami fraktur pada wajah dan telah menjalani operasi selama sekitar lima jam.

    Dadan mengatakan saat ini pasien tersebut dalam proses pemulihan dan mendapat penanganan langsung dari tiga dokter spesialis.

    “Ditangani oleh tiga orang dokter spesialis, dari dokter spesialis anak, bedah saraf, dan termasuk juga bedah plastik,” kata Dadan.

    SPPG Wajib Pantau Proses Masak dan Distribusi

    Di kesempatan lain, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang mengingatkan kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) harus memantau proses memasak dan pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sekolah-sekolah.

    Kepala SPPG, lanjut Nanik harus terlibat dan bertanggung jawab penuh dalam mengatur jam kerja timnya, baik dirinya sendiri, akuntan, ahli gizi, maupun para relawan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video BGN: Sedikit Siswa yang Trauma, Sebagian Besar Senang dengan MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Video Menkes: Semua RS yang Terdampak Banjir Sumatera Sudah Beroperasi

    Video Menkes: Semua RS yang Terdampak Banjir Sumatera Sudah Beroperasi

    Video Menkes: Semua RS yang Terdampak Banjir Sumatera Sudah Beroperasi

  • Video Lapor Ke Prabowo, Menkes Bakal Kirim 600 Dokter ke Bencana Sumatera

    Video Lapor Ke Prabowo, Menkes Bakal Kirim 600 Dokter ke Bencana Sumatera

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan ke Presiden Prabowo Subianto terkait perkembangan tenaga medis yang dikirim ke bencana di Sumatera. Menkes Budi memastikan akan ada 600 dokter umum, magang, hingga spesialis yang dikirim.

    Pengiriman tenaga medis ke lokasi bencana ini pun diapresiasi Presiden Prabowo Subianto. Prabowo berterima kasih pada perguruan tinggi dan seluruh pihak yang berkontribusi dalam membantu pengiriman tenaga kesehatan ke lokasi bencana di Sumatera.

    Tonton juga berita video lainnya di sini ya…

  • Waspadai Dampak Picky Eating pada Anak, Berikut Cara Jitu Cegahnya

    Waspadai Dampak Picky Eating pada Anak, Berikut Cara Jitu Cegahnya

    Jakarta – Ibu pusing anak susah makan? Hati-hati, picky eating berisiko sebabkan weight faltering dan hambat perkembangan otak lho! Yuk, ubah Gerakan Tutup Mulut jadi Gerakan Tumbuh Maksimal dengan konsisten menerapkan Feeding Rules! Batas waktu makan 30 menit ya!
    (anl/ega)

  • Menuju Akhir Tahun 2025, Dokter Beberkan Tips Jaga Jantung Biar Tetap Sehat

    Menuju Akhir Tahun 2025, Dokter Beberkan Tips Jaga Jantung Biar Tetap Sehat

    Jakarta

    Menuju akhir tahun 2025, banyak orang mulai menyusun resolusi untuk tahun baru. Tak hanya soal karier, keuangan ataupun asmara, gaya hidup sehat juga termasuk ke daftar resolusi 2026 untuk memastikan jantung tetap prima.

    Konsultan bedah jantung di Sir HN Reliance Foundation Hospital and Research Centre di Mumbai, dr Bipeenchandra Bhamre, mengungkapkan penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar sepanjang 2025. Bahkan semakin banyak anak muda yang mengalami gejala gangguan jantung.

    “Tekanan darah tinggi, kolesterol, gangguan jantung terkait diabetes, hingga henti jantung mendadak kini marak terjadi pada berbagai kelompok usia,” ujarnya, dikutip dari Hindu Times.

    Ia juga menyoroti kelompok usia muda kerap mengalami gejala yang sering dianggap sepele, seperti kelelahan atau gangguan pencernaan. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi tanda awal gangguan jantung.

    “Orang berusia 25 hingga 75 tahun kini banyak yang mengalami keluhan seperti rasa tidak nyaman di dada, mudah sesak saat berjalan, kelelahan berkepanjangan, pembengkakan pada kaki, pusing, nyeri dada yang menyerupai asam lambung, hingga jantung berdebar,” jelas dr Bhamre.

    la memperingatkan bahwa jika gejala-gejala tersebut diabaikan, dampaknya bisa sangat serius termasuk serangan jantung, stroke, atau kerusakan jantung jangka panjang.

    Oleh karena itu, dr Bhamre menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sebagai langkah pencegahan. la pun membagikan lima kebiasaan sehat yang dapat dijadikan resolusi pada 2026 untuk menjaga kesehatan jantung, berikut penjelasannya.

    1. Aktif bergerak

    Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga, atau olahraga ringan di rumah membantu mengontrol kolesterol, tekanan darah, dan berat badan. la menyarankan olahraga setidaknya 45 menit setiap hari.

    2. Pola makan sehat

    Menerapkan pola makan sehat dapat menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung. Konsumsi beragam buah, seperti stroberi, blueberry, apel, jeruk, kiwi, dan pepaya, dianjurkan sebagai sumber vitamin dan antioksidan. Asupan sayuran yang baik untuk jantung juga perlu diperbanyak, antara lain bayam, brokoli, wortel, tomat, bit, serta kacang-kacangan.

    Selain itu, kacang dan biji-bijian dapat dimasukkan ke dalam menu harian, seperti almond, walnut, pistachio, biji rami, chia seed, dan biji labu, yang dikenal mengandung lemak sehat dan mineral penting.

    Beberapa nutrisi kunci untuk kesehatan jantung meliputi omega-3 yang terdapat pada ikan dan walnut, serat dari oat, sayuran, dan kacang-kacangan, kalium dari bayam dan ubi, antioksidan dari buah beri dan sayuran hijau, magnesium dari kacang serta biji-bijian, serta vitamin C dari buah sitrus, kiwi, dan paprika.

    “Kurangi makanan yang digoreng, camilan manis, dan garam berlebihan,” kata dr Bhamre.

    3. Tidur cukup dan teratur

    Kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. dr Bhamre menyarankan pola tidur yang teratur dengan jam tidur dan bangun yang konsisten. Idealnya, tidur dimulai pukul 10 malam, berlangsung selama 8-9 jam, dan bangun antara pukul 06.00 hingga 07.00.

    4. Kelola stres

    Manajemen stres dapat dilakukan melalui latihan pernapasan dalam, meditasi, serta menjalani hobi seperti melukis, berkebun, atau mempelajari keterampilan baru. la juga menyarankan untuk mengambil jeda singkat saat bekerja.

    “Luangkan waktu istirahat singkat selama bekerja untuk melindungi kesehatan jantung Anda,” katanya,

    5. Pemeriksaan kesehatan rutin

    Pemeriksaan darah, elektrokardiogram (EKG), dan pengecekan tekanan darah dapat membantu mendeteksi masalah jantung sejak dini dan memungkinkan penanganan lebih cepat. Bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, skrining kesehatan dianjurkan dilakukan setiap enam bulan sekali.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Flu ‘Menggila’ di AS Disebut Varian Baru, China-Jepang Ikut Dihantui Lonjakan Kasus

    Flu ‘Menggila’ di AS Disebut Varian Baru, China-Jepang Ikut Dihantui Lonjakan Kasus

    Jakarta

    Lonjakan kasus influenza di Amerika Serikat dan sejumlah negara Asia disebut kuat dipicu oleh kemunculan varian subclade K baru, yang kini mendominasi sirkulasi global. Varian ini menjadi perhatian serius karena dikaitkan dengan awal musim flu yang lebih cepat serta peningkatan kasus berat, terutama pada kelompok rentan.

    Data terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, pada pekan yang berakhir 6 Desember, kunjungan ke fasilitas kesehatan di AS dengan gejala demam disertai batuk atau sakit tenggorokan mencapai 3,2 persen. Angka ini melampaui ambang epidemi nasional dan menandai dimulainya musim flu.

    “Mayoritas virus influenza yang kami temukan musim ini adalah subclade K, varian dari Influenza A(H3N2),” demikian disampaikan otoritas kesehatan AS.

    Subclade K merupakan turunan dari H3N2, tipe influenza A yang secara historis kerap menyebabkan penyakit lebih berat dibandingkan subtipe lain. Musim flu yang didominasi H3N2 sering dikaitkan dengan lonjakan rawat inap, khususnya pada lansia dan penderita komorbid.

    Di New York State, dampak subclade K terlihat jelas. Kasus flu meningkat sekitar dua minggu lebih awal dari pola tahunan. Rawat inap akibat flu bahkan berlipat ganda setiap pekan selama dua minggu terakhir.

    “Kurva kasusnya membentuk pola J, artinya lonjakan kasus berat terjadi sangat cepat,” beber pejabat kesehatan di New York, dr James McDonald, dikutip dari CNN.

    Fenomena serupa juga terjadi di luar Amerika Serikat. Australia, negara tempat subclade K pertama kali terdeteksi, mencatat hampir 500 ribu kasus flu terkonfirmasi, memecahkan rekor nasional. Negara-negara lain seperti Jepang, China, Inggris, dan Kanada juga melaporkan musim flu yang lebih sibuk dari biasanya.

    Para ahli epidemiologi kerap menjadikan Australia sebagai indikator awal untuk memprediksi situasi di belahan bumi utara. Lonjakan tajam akibat subclade K di Australia memperkuat kekhawatiran akan musim flu berat di negara-negara lain.

    Meski demikian, sejumlah pakar mengingatkan bahwa dinamika flu tetap sulit diprediksi. Namun kehadiran subclade K dinilai berpotensi mengubah pola lama.

    “Dengan adanya varian baru, kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pola musim sebelumnya,” kata Dr. Angela Rasmussen, ahli virologi dari University of Saskatchewan.

    Otoritas kesehatan di berbagai negara kini menekankan pentingnya vaksinasi flu, pemantauan ketat varian yang beredar, serta kewaspadaan dini terhadap gejala, terutama di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat.

    Subclade K menjadi pengingat bahwa influenza bukan sekadar penyakit musiman biasa, tetapi ancaman yang terus berevolusi dan dapat menekan sistem kesehatan bila diabaikan.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • CDC AS Diam-diam Ubah Rekomendasi Vaksinasi pasca Dipimpin Menkes Antivaksin

    CDC AS Diam-diam Ubah Rekomendasi Vaksinasi pasca Dipimpin Menkes Antivaksin

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara terbuka dan tegas membantah perubahan posisi terbaru yang dilakukan oleh U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengenai hubungan antara vaksin dan autisme.

    Analisis terbaru dari komite pakar WHO menegaskan kembali bahwa tidak ada kaitan sebab akibat antara vaksinasi masa kanak-kanak dan Autism Spectrum Disorders (ASD).

    Pernyataan WHO ini muncul setelah CDC di bawah Presiden Donald Trump, atas instruksi dari Sekretaris Department of Health and Human Services (HHS), Robert F. Kennedy Jr. merevisi kebijakan terkait vaksinasi.

    Menkes AS yang menjabat saat ini dikenal luas sebagai aktivis anti-vaksin yang vokal selama bertahun-tahun. Ia seringkali mempromosikan teori yang telah didiskreditkan secara ilmiah mengenai kaitan antara vaksin dan autisme, termasuk keberatan terhadap penggunaan aluminium adjuvants dan thiomersal.

    Bulan lalu, CDC diam-diam mengubah redaksional pada situs webnya mengenai vaksin dan autisme. Sebelumnya, CDC secara tegas menyatakan vaksin tidak menyebabkan autisme. Namun, kini situs tersebut menyatakan bahwa konsensus tersebut “bukan klaim berbasis bukti karena studi belum mengesampingkan kemungkinan bahwa vaksin bayi menyebabkan autisme.”

    Perubahan ini, yang secara eksplisit diakui oleh Robert F. Kennedy Jr, yang dikenal antivaksin, telah memicu reaksi keras dari komunitas kesehatan masyarakat Amerika. American Medical Association (AMA) menyatakan kekhawatiran mendalam bahwa “melanggengkan klaim yang menyesatkan tentang vaksin akan menyebabkan kebingungan, ketidakpercayaan, dan konsekuensi berbahaya.”

    Kewajiban Mendasarkan Kebijakan pada Sains

    Dalam pernyataannya, WHO secara implisit menargetkan perubahan kebijakan CDC dengan mendesak otoritas nasional lainnya:

    “WHO menyarankan semua otoritas nasional untuk mengandalkan sains terbaru dan memastikan kebijakan vaksin didasarkan pada bukti terkuat yang tersedia,” kata organisasi tersebut.

    Kritik tajam terhadap perubahan CDC juga datang dari politisi AS sendiri. Senator GOP Bill Cassidy, yang sebelumnya mendukung konfirmasi Kennedy, menuduh CDC bertindak “salah, tidak bertanggung jawab, dan secara aktif membuat orang Amerika lebih sakit” dengan menyebarkan klaim menyesatkan. Cassidy menegaskan bahwa vaksin anak adalah aman dan efektif.

    CDC hingga kini belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai analisis terbaru dari WHO ini.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/sao)