Jenis Media: Kesehatan

  • Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

    Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

    Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

  • Dokter RI Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien Jantung Pilih Berobat ke LN

    Dokter RI Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien Jantung Pilih Berobat ke LN

    Jakarta

    Tidak bisa dipungkiri masih banyak pasien jantung di Tanah Air memilih berobat ke negara lain, meski fasilitas medis di dalam negeri juga terus berkembang. Ternyata ada satu ‘pekerjaan rumah’ yang masih harus dibenahi oleh tenaga medis, tenaga kesehatan, ataupun rumah sakit itu sendiri.

    Spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular Sugisman, SpBTKV(K) dari BraveHeart Brawijaya Hospital mengatakan ‘biang kerok’ masih banyaknya pasien jantung berobat ke luar negeri adalah pelayanan.

    “Sebenarnya banyak faktor sih, kalau saya pelajari lebih banyak menyangkut masalah servis. Bukan menyangkut masalah kualitas dokternya,” kata dr Sugisman ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

    Dokter yang juga berpraktik di RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita tersebut mengakui bahwa kualitas dokter di dalam negeri saat ini bisa dikatakan tidak kalah dengan dokter asing.

    “Mungkin yang perlu diperbaiki adalah bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik pada pasien. Supaya pasien itu tidak merasa, untuk mendapatkan akses ke dokter jadi lebih panjang prosedurnya, birokrasinya jadi lebih panjang,” katanya.

    “Itu kadang-kadang pasien mengeluhnya terkait itu. Kalau masalah kualitas pelayanan medis itu sendiri, saya pikir kita tidak kalah bersaing (dengan LN),” sambungnya.

    Namun, dr Sugisman menekankan semakin ke sini pelayanan yang diberikan dokter-dokter sudah semakin membaik. Tentu, hal ini membutuhkan waktu untuk benar-benar bisa menjadi optimal.

    Saat ini, penyakit jantung koroner masih menjadi musuh nomor satu. Perubahan gaya hidup disebut menjadi salah satu faktor penentu makin banyaknya kasus ini.

    “Paling banyak (yang kita hadapi) penyakit jantung koroner. Itu prevalensinya setiap tahun makin bertambah,” katanya.

    “Mungkin karena pola hidup, pola makan, dan gaya hidup kita yang berubah. Kita kan banyak sekarang mengkonsumsi makanan-makanan junk food.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/sao)

  • Soal Korban Trauma Pasca Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Dinkes DKI Bilang Gini

    Soal Korban Trauma Pasca Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Dinkes DKI Bilang Gini

    Jakarta

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sedikitnya 28 orang menjalani perawatan intensif di rumah sakit imbas ledakan SMAN 72 DKI Jakarta. Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati memastikan seluruh pembiayaan pasien ditanggung oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.

    “Seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov DKI Jakarta sesuai penanganan yang diberikan oleh Rumah sakit berdasarkan kebutuhan medis pasien,” beber Ani dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (9/11/2025).

    Berdasarkan pantauan di sejumlah RS, sebagian besar korban ledakan mengalami barotrauma, yang menyebabkan nyeri telinga, gangguan pendengaran atau telinga berdenging.

    Pihaknya juga memastikan akan memberikan pendampingan psikis pada para korban dan keluarga yang terdampak. Hal ini demi memastikan seluruh korban dinyatakan pulih dari trauma.

    Konsultasi yang kemudian dibuka juga dipastikan akan mengutamakan keamanan dan kenyamanan korban. Layanan tersebut dibuka dalam program Jakcare, bisa diakses secara gratis via online.

    “Untuk konsultasi psikologis dan dukungan psikososial pasca kejadian,” tandas Ani.

    Berikut rincian perawatan korban ledakan SMAN 72 Jakarta, berdasarkan laporan Dinkes DKI Sabtu (8/11/2025):

    28 pasien sempat menjalani rawat inap65 pasien lainnya menjalani rawat jalan atau sudah diperbolehkan pulang.

    Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih menjadi fasilitas kesehatan yang paling banyak menangani korban yakni 39 pasien dengan rincian:

    13 pasien dirawat inap

    26 pasien telah pulang.Selain itu, Rumah Sakit (RS) Yarsi menangani 15 pasien, di mana 14 di antaranya sempat dirawat inap. RS Pertamina menangani 7 pasien dan 1 orang masih dalam perawatan saat ini. Sedangkan 32 pasien lainnya ditangani di sejumlah puskesmas seperti, Puskesmas Kelapa Gading dan 5 orang di Klinik Bina kasih

    Hingga Sabtu sore, masih terdapat 28 orang dirawat inap di beberapa rumah sakit, yaitu 13 orang di RSI Cempaka Putih dan 14 orang di RS Yarsi, serta satu orang RS Pertamina Jaya. Sementara data dari puskesmas, seluruh pasien di puskesmas telah selesai ditangani atau dirujuk ke rumah sakit.

    Terpisah, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyebut korban ledakan SMA 72 Jakarta Utara yang dirawat di RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih masih trauma.

    Kondisi Pasien Trauma

    “Tentu mereka (korban ledakan SMA 72) masih trauma ya, tentu mereka masih trauma, tapi ya pelan-pelan nanti kita dampingi,” kata Gus Ipul usai menjenguk para korban di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Minggu (9/11), dikutip dari CNN.

    Ia mengatakan pendampingan dan trauma healing itu akan dilakukan oleh Kementerian Sosial. Selain itu, ada bantuan dari pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih serta Kepolisian RI (Polri).

    Akan tetapi, Gus Ipul belum bisa memberikan estimasi waktu berapa lama proses trauma healing itu selesai. Ia hanya menegaskan semuanya tergantung kondisi masing-masing korban.

    “Tim kami nanti, tentu bersama orang tua, nanti secara rutin akan bertemu. Kita akan lakukan asesmen, termasuk dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),” tuturnya.

    (naf/naf)

  • Babak Baru Kasus Kematian Maradona, Ini Kejanggalan yang Ditemukan

    Babak Baru Kasus Kematian Maradona, Ini Kejanggalan yang Ditemukan

    Jakarta

    Sebanyak tujuh tenaga kesehatan didakwa dalam kematian legenda pesepakbola Diego Maradona. Mereka digugat karena lalai dalam merawat Diego hingga akhirnya meninggal pada 2020.

    Kasus kelalaian ini menuduh tim medis Maradona gagal memberikan perawatan yang memadai dalam beberapa minggu menjelang kematiannya, hampir lima tahun lalu.

    Diketahui, Maradona meninggal pada usia 60 tahun akibat serangan jantung pada 25 November 2020, saat dalam pemulihan pasca operasi pembekuan darah di otak.

    Namun, para terdakwa membantah semua tuduhan, didakwa dengan pembunuhan berencana. Itu sebuah kejahatan yang serupa dengan pembunuhan tidak disengaja, karena menyiratkan bahwa para terdakwa menyadari risiko yang disebabkan oleh dugaan tindakan sembrono mereka dan mengabaikannya.

    Dikutip dari Euro News, salah satu tenaga medis yang didakwa adalah Leopoldo Luque. Ia merupakan dokter utama Maradona saat kematiannya, serta psikolog, psikiater, koordinator medis, dan para perawatnya.

    Kejahatan ini dapat diancam hukuman maksimal 25 tahun penjara.

    Jaksa penuntut, Patricio Ferrari, menegaskan bahwa para profesional tersebut tidak memberikan perawatan medis yang memadai pada Maradona. Ia menyatakan Maradona dibawa ke rumah di Tigre antara 11-25 November, tanpa berada dalam ‘penggunaan penuh kemampuan mentalnya’ untuk memutuskan rawat inap di rumah.

    “Setelah mengutuknya pada pengabaian di rumah itu, mereka dengan sengaja dan kejam memutuskan bahwa dia (Maradona) harus mati,” ujar Jaksa Ferrari, yang juga menunjukkan foto Maradona terbaring di tempat tidur dengan perut bengkak sebagai bukti.

    Selain Luque, enam profesional kesehatan lain yang akan diadili, yakni:

    Agustina Cosachov (Psikiater): Pihak yang meresepkan obat-obatan yang dikonsumsi Maradona hingga ia meninggal.Carlos Díaz (Psikolog).Nancy Forlini (Koordinator perusahaan medis): Bertanggung jawab atas perawatan Maradona selama rawat inap di rumah.Mariano Perroni (Perwakilan perusahaan perawat): Mewakili penyedia layanan perawat.Dr Pedro Di Spagna (Dokter): Yang memantau perawatan Maradona.

    (sao/naf)

  • Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba

    Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Uni Emirat Arab (UEA) atau The Emirates Drug Establishment (EDE) menarik produk inhaler viral asal Thailand, Hong Thai (Yadom) dari pasaran. Pengumuman ini diterbitkan oleh otoritas pada 3 November 2025.

    “Uji laboratorium telah mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroba dalam beberapa batch inhaler hidung herbal Thailand yang didistribusikan secara lokal,” tambah surat edaran tersebut, dikutip dari Khaleej Times.

    Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah menarik satu batch inhaler populer tersebut pada Oktober 2025. Alasannya karena inhaler tersebut gagal memenuhi standar yang dipersyaratkan dalam uji kontaminasi mikroba.

    Dalam surat edaran setebal 3 halaman tersebut, otoritas Thailand menyatakan bahwa batch ‘000332’ dari ‘Formula Inhaler Herbal 2’ gagal memenuhi standar kontaminasi mikroba. Perusahaan manufaktur, Hong Thai, segera mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa keselamatan pelanggan adalah prioritas utama mereka.

    Pada kesempatan yang sama, pihak Hong Thai juga memberi tahu publik terkait masalah tersebut.

    Setelah peringatan dari Thailand keluar, EDE segera mengambil tindakan dan menguji semua batch yang tersedia di pasar lokal untuk memverifikasi keamanannya. Dan analisis laboratorium mengonfirmasi tingkat kontaminasi mikroba yang melebihi batas yang diizinkan untuk produk inhalasi yang ditetapkan oleh standar farmakope internasional.

    “Tingkat yang tinggi tersebut berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna,” beber EDE.

    Akibatnya, EDE memerintahkan penarikan semua batch produk dari peredaran, bukan hanya yang diidentifikasi oleh regulator Thailand.

    Batch yang ditarik memiliki nomor registrasi G 309/62, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027). Sekitar 200.000 unit dari batch yang terdampak ditarik di UEA.

    “Penarikan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan otoritas regulasi lainnya untuk memastikan produk tersebut ditarik sepenuhnya dari semua tempat penjualan, termasuk platform daring,” tegas EDE.

    EDE mengimbau masyarakat untuk berhenti menggunakan produk tersebut dan membuang unit apapun yang mereka miliki dengan aman. Konsumen yang telah membeli Hong Thai Herbal Inhaler atau Yadom, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027) disarankan untuk segera menghentikan penggunaannya.

    Selain itu, EDE menyarankan penduduk di UEA untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala tidak biasa setelah menghirup inhaler Hong Thai. Mulai dari sesak napas, iritasi hidung, atau pusing yang terus-menerus.

    Sebelumnya, Kementerian Malaysia telah resmi melarang penjualan inhaler viral asal Thailand itu. Pihak Malaysia menyebut produk tersebut belum terdaftar secara resmi di negaranya, dan inhaler ‘Hong Thai Formula 2’ dipastikan tidak memiliki izin edar.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Video Menko PMK: RI Negara Kedua Penyumbang Pasien TBC Terbanyak di Dunia

    Video Menko PMK: RI Negara Kedua Penyumbang Pasien TBC Terbanyak di Dunia

    Video Menko PMK: RI Negara Kedua Penyumbang Pasien TBC Terbanyak di Dunia

  • Menyoal Barotrauma, Kondisi yang Dialami Puluhan Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta

    Menyoal Barotrauma, Kondisi yang Dialami Puluhan Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta

    Jakarta

    Ledakan di SMAN 72 Jakarta tak hanya menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah, tetapi juga menyebabkan puluhan orang mengalami gangguan kesehatan serius. Sebagian besar korban dilaporkan mengalami barotrauma, kondisi medis yang disebabkan oleh perubahan tekanan udara secara mendadak.

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa hingga Sabtu (8/11), masih ada 28 korban yang dirawat di rumah sakit.

    “Sebagian besar pasien mengalami keluhan pada area telinga akibat efek gelombang kejut dari ledakan, dan saat ini seluruhnya telah mendapatkan terapi sesuai kebutuhan medis masing-masing,” ujar Ani dalam keterangan tertulis.

    Apa Itu Barotrauma?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, barotrauma adalah kondisi ketika tubuh mengalami tekanan udara atau air yang berubah secara mendadak sehingga memengaruhi organ tertentu. Jenis yang paling umum adalah barotrauma telinga tengah (ear barotrauma), tetapi tekanan ekstrem juga bisa memengaruhi paru-paru, sinus, maupun saluran pencernaan.

    Barotrauma tidak hanya terjadi pada orang yang terpapar ledakan, tetapi juga umum dikeluhkan penyelam, penumpang pesawat, karena tubuh tidak sempat menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan secara cepat.

    Jenis-jenis barotrauma:

    Barotrauma diklasifikasikan berdasarkan bagian tubuh yang terdampak, antara lain:

    Ear barotrauma (airplane ear): menyerang telinga tengah, menyebabkan rasa penuh, nyeri, atau gangguan pendengaran.Sinus barotrauma: menimbulkan tekanan di wajah, nyeri kepala, dan mimisan.Pulmonary barotrauma: memengaruhi paru-paru dan dapat menyebabkan nyeri dada, batuk berdarah, hingga sesak napas.Gastrointestinal barotrauma: terjadi di lambung atau usus akibat udara berlebih, menimbulkan kembung, nyeri perut, atau kram.

    Tanda-tanda barotrauma bervariasi tergantung lokasi yang terdampak. Namun pada kasus ledakan seperti di SMAN 72 Jakarta, gejala dominan biasanya muncul di telinga dan sinus, meliputi:

    Nyeri hebat di telingaRasa penuh atau tersumbatGangguan pendengaran sementaraPusing, mual, atau muntahMimisan dan sakit kepala (bila mengenai sinus)Pada kasus berat, barotrauma dapat menimbulkan perforasi gendang telinga atau kerusakan paru akibat gelombang kejut (blast injury).

    Diagnosis dan Penanganan

    Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik menggunakan otoskop untuk melihat kondisi gendang telinga. Pemeriksaan lain seperti CT scan, X-ray, atau tes pendengaran dapat dilakukan bila dicurigai ada kerusakan lebih dalam, misalnya pada paru atau saluran cerna.

    Penanganan barotrauma bergantung pada tingkat keparahan:

    Kasus ringan: dapat membaik sendiri dengan istirahat dan obat dekongestan.Kasus sedang: membutuhkan terapi tambahan seperti obat pereda nyeri atau obat tetes telinga.Kasus berat: dapat memerlukan oksigen hiperbarik atau tindakan medis lain bila terjadi komplikasi di paru atau lambung.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Dinkes DKI Ungkap Kondisi Puluhan Pasien Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta

    Dinkes DKI Ungkap Kondisi Puluhan Pasien Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta

    Jakarta

    Seluruh korban ledakan di SMAN 72 Jakarta masih dirawat intensif di rumah sakit. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut ada 28 orang yang dirawat di RS hingga Sabtu sore (8/11/2025).

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati merinci total ada 93 korban dalam insiden tersebut yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Dari jumlah itu, 28 pasien masih menjalani rawat inap, sementara 65 pasien lain dilaporkan rawat jalan atau sudah diperbolehkan pulang.

    Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih menjadi fasilitas kesehatan yang menangani korban terbanyak, dengan total 39 pasien, terdiri dari 13 pasien rawat inap dan 26 pasien sudah pulang.

    Sementara RS Yarsi menangani 15 pasien, saat 14 di antaranya sempat dirawat inap. RS Pertamina Jaya menangani 7 pasien, dan 1 di antaranya masih dalam perawatan.

    Selain di rumah sakit, terdapat 32 pasien yang ditangani di fasilitas layanan primer seperti Puskesmas Kelapa Gading serta Klinik Bina Kasih. Seluruh pasien yang ditangani di puskesmas saat ini telah selesai mendapat perawatan atau dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lanjutan.

    Masalah yang Ditemukan

    Ani menjelaskan, sebagian besar korban mengalami barotrauma, yakni cedera akibat tekanan udara tinggi dari ledakan yang menyebabkan nyeri telinga, gangguan pendengaran, atau telinga berdenging.

    “Sebagian besar pasien mengalami keluhan pada area telinga karena efek gelombang kejut dari ledakan, dan saat ini seluruhnya telah mendapatkan terapi sesuai kebutuhan medis masing-masing,” kata Ani dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (9/11).

    Selain penanganan medis, Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan juga menyiapkan pendampingan psikologis bagi para korban dan keluarga agar mereka dapat pulih dari trauma.

    Pendampingan dilakukan bekerja sama dengan psikolog dan tenaga kesehatan masyarakat dari berbagai rumah sakit serta puskesmas di Jakarta.

    Dinkes juga membuka akses layanan “JakCare”, platform konsultasi online untuk dukungan psikologis dan psikososial bagi korban pasca kejadian.

    “Pendampingan ini penting agar para siswa dan keluarga bisa merasa aman, didengar, dan mendapat dukungan emosional yang berkelanjutan,” kata Ani.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Pakar Bicara Dugaan Motif di Balik Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Pakar Bicara Dugaan Motif di Balik Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Jakarta

    Polri masih berupaya keras untuk mengungkap motif di balik ledakan SMAN 72 Jakarta. Kabar yang belakangan mencuat dan ramai disorot adalah terduga pelaku nekat melancarkan aksinya imbas sering menjadi korban perundungan atau bullying.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membenarkan hal tersebut.

    “Itu (dugaan bullying) yang salah satu kita kumpulkan juga terkait dengan bagian dari kita untuk mengungkap motif. Artinya, informasi-informasi yang terkait, yang bisa mendukung proses kita untuk mendapatkan gambaran motif tentunya kita kumpulkan,” bebernya, dikutip dari detikNews.

    Selain itu, Polri juga mendalami informasi terkait kemungkinan apakah terduga pelaku ikut paham tertentu, apakah terpapar suatu konten, atau kah mungkin juga hal-hal yang membuat dia tertarik.

    Respons Pakar

    Konsultan Yayasan Lentera Anak, Reza Indragiri Amriel khusus menyoroti dugaan motif bullying, yang menurutnya bisa berdampak besar bila terabaikan. Utamanya di lingkup sekolah.

    “Peledakan di SMAN 72 kita asumsikan berhubungan dengan bullying, itu narasi yang sudah beredar luas,” beber Reza, saat dihubungi detikcom Sabtu (9/11/2025).

    “Korban bullying sering mengalami viktimisasi berulang. Pertama saat dia dirundung. Kedua, saat dia mencari pertolongan tapi justru diabaikan atau dianggap lebay. Bahkan jika melapor ke polisi, tidak jarang justru dipaksa memaafkan pelaku atas nama restorative justice. Di situlah terjadi viktimisasi ketiga,” lanjut Reza.

    Ia menambahkan, akibat penelantaran berulang, korban akhirnya bisa terdesak ke titik ekstrem, melakukan kekerasan terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain.

    “Belum sempat kita menolong dia sebagai korban, justru hukuman berat yang sebentar lagi kita timpakan kepadanya sebagai pelaku. Getir, menyedihkan,” ujarnya.

    Reza mengungkapkan, berbagai penelitian menunjukkan 90 persen anak yang menjadi pelaku perundungan sebenarnya juga pernah menjadi korban bullying. “Data ini membuat persoalan tidak bisa dipandang hitam putih. Perilaku perundungan bukan sekadar kenakalan remaja, tapi ekspresi berbahaya dari anak-anak yang gagal mendapatkan ruang aman untuk menyalurkan tekanan atau penderitaan mereka,” katanya.

    Karena itu, menurut Reza, kasus ini wajar diproses secara pidana, tetapi dengan catatan, anak pelaku tetap diperlakukan sebagai anak, sesuai Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

    UU SPPA menegaskan meskipun anak melakukan tindak pidana, ia tetap manusia yang memiliki masa depan dan harus didampingi negara serta masyarakat dalam mencapai tujuan tersebut.

    “Pertanggungjawaban pidana tetap ada, tapi proses hukumnya harus meninjau secara multidimensi dan multifaktor,” kata Reza.

    Untuk itu, ia mendorong agar pengadilan tidak hanya fokus pada sanksi, tetapi juga memahami latar belakang ekologis dan sosial anak.

    Dalam sidang kasus anak korban perundungan yang kemudian menjadi pelaku kekerasan, Reza selalu mendorong hakim menerapkan dua pendekatan.

    Pertama, Bioecological Model (BM) yakni meninjau lima lapisan lingkungan yang memengaruhi tumbuh kembang anak (keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat, dan kebijakan publik). Kedua, Interactive Model (IM), menyoroti hubungan timbal balik antara anak dan lingkungannya.

    “Sayangnya, model seperti ini butuh kerja keras lintas sektor dan waktu yang panjang. Itu sering berbenturan dengan asas peradilan kita yang cepat, sederhana, dan berbiaya ringan. Akibatnya, vonis terhadap anak korban bullying yang jadi pelaku kerap tetap mengikuti pola sanksi pelaku dewasa,” pungkas Reza.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Dokter Indonesia Jadi Pembicara di PharmaResearch Global Symposium

    Dokter Indonesia Jadi Pembicara di PharmaResearch Global Symposium

    Jakarta

    PharmaResearch Global Symposium (PGS) ke-6 kembali digelar sebagai forum ilmiah dan edukatif yang mempertemukan para profesional medis dan pakar estetika dari berbagai negara di Asia, Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.

    Simposium tahunan ini menjadi wadah untuk berbagi riset, inovasi, serta perkembangan terbaru di bidang bioteknologi estetika regeneratif yang diinisiasi oleh PharmaResearch, perusahaan di balik kesuksesan REJURAN®, treatment berbasis DNA salmon yang kini dikenal sebagai salah satu skin booster premium terpopuler di dunia.

    Dalam simposium bergengsi di Gangneung, Korea Selatan, dr Mathelda Weni H, M.Kes (AAM), M.M. menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang dipercaya sebagai pembicara internasional. Tahun ini, beliau membawakan topik berjudul ‘The Next Chapter of REJURAN® S: Unlocking New Indication for Under-Eye, Melasma & Inflammation’.

    The Next Chapter of REJURAN® S: Potensi Baru di Dunia Estetika Regeneratif

    Foto: REJURAN

    Dalam presentasinya, dr Mathelda Weni memaparkan potensi besar REJURAN® S yang kini berkembang lebih jauh dari sekadar perawatan scars bekas jerawat. Ia menjelaskan bahwa formulasi REJURAN® S yang lebih kental dan stabil dapat memberikan hasil optimal untuk area-area yang sulit ditangani, seperti under-eye rejuvenation, melasma, dan inflamasi pada jaringan kulit.

    dr Mathelda Weni juga menekankan keunggulan REJURAN® S yang aman, terukur, dan memberikan hasil konsisten, didukung dengan LifeViz Quantificare, teknologi visualisasi 3D yang memastikan peningkatan hasil dapat diukur secara objektif. Sebagai satu-satunya pembicara dari Indonesia, dr Mathelda Weni mengaku bangga bisa membawa nama Indonesia di forum ilmiah internasional ini.

    “Menjadi satu-satunya pembicara yang meimage.pngakili Indonesia di PharmaResearch Global Symposium tahun ini adalah sebuah kehormatan besar bagi saya. I’m deeply honored to represent our country and share clinical insights on REJURAN® S, a treatment that goes beyond scars and continues to evolve image.pngith science,” ujar dr Mathelda Weni, dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/11/2025).

    “Topik ini sangat relevan karena banyak pasien yang mencari solusi efektif untuk area seperti under-eye, melasma, dan inflamasi dan REJURAN® S terbukti memberikan hasil yang signifikan dan minimal doimage.pngntime. Semoga pengalaman ini dapat menginspirasi lebih banyak dokter di Indonesia untuk terus berinovasi dan membaimage.pnga praktik estetika kita ke tingkat global,” sambungnya.

    Kebanggaan Indonesia di Panggung Estetika Global

    Sebagai distributor resmi REJURAN® di Indonesia, idsMED Aesthetics menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pencapaian dr Mathelda Weni di PharmaResearch Global Symposium (PGS) ke-6.

    Menurut Vice President of idsMED Aesthetics Andy Rahardja, partisipasi dr Mathelda Weni menjadi bukti nyata kompetensi dokter estetika Indonesia telah diakui di tingkat internasional dan mampu memberikan kontribusi penting dalam perkembangan industri estetika global. Dirinya mengaku sangat bangga terhadap pencapaian tersebut.

    “Beliau membawa nama harum Indonesia di panggung dunia, serta memaparkan karya ilmiah yang relevan bagi industri estetika global. Topik yang dibawakan tentang potensi REJURAN® S membuka pandangan baru bahwa inovasi berbasis sains dapat memberikan dampak nyata bagi pasien, mulai dari rejuvenasi area mata hingga penanganan melasma dan inflamasi,” ujar Andy Rahardja.

    “Ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki talenta medis yang mampu bersaing dan berkontribusi di level internasional,” sambungnya.

    Sementara itu, Head of Aesthetics idsMED Indonesia Marisa Theresia menambahkan partisipasi dokter Indonesia di forum internasional ini menegaskan kualitas edukasi dan riset estetika di Indonesia semakin diakui.

    “Melalui platform REJURAN® Indonesia Academy (RIA), idsMED terus berkomitmen mendukung pengembangan kompetensi dokter lokal agar mampu menerapkan inovasi global dan memberikan hasil terbaik bagi pasien di tanah air,” kata Marisa Theresia.

    Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi instagram @rejuran.indonesia.

    (akd/ega)