Jenis Media: Internasional

  • Rencana Anggaran Trump Gagal, Pemerintah AS Bakal ‘Tutup’

    Rencana Anggaran Trump Gagal, Pemerintah AS Bakal ‘Tutup’

    Jakarta

    Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) yang dipimpin oleh Partai Republik telah menolak rencana baru Donald Trump terkait pendanaan operasi federal dan berupaya mencegah penutupan pemerintah.

    Rencana itu ditolak pada Kamis (19/12) waktu setempat. Sebanyak 38 anggota fraksi Partai Republik menentang paket tersebut, meskipun ada tekanan kepada mereka untuk menyetujui rencana itu.

    Paket ini, dianggap bakal meningkatkan pengeluaran dan untuk sebuah rencana, dapat dipastikan akan menambah utang hingga $36 triliun (sekitar Rp586 kuadriliun).

    Setidaknya, DPR Amerika Serikat atau yang dikenal dengan Kongres memiliki waktu hingga Jumat (20/12) waktu setempat untuk membuat rencana lain, supaya disetujui oleh Partai Republik dan Demokrat.

    Penutupan pemerintahan akan dimulai pada Sabtu (21/12) pukul 12.01 dini hari waktu setempat.

    Trump dan Elon Musk tolak rencana sebelumnya

    Sebuah rencana pengeluaran bipartisan sebelumnya telah ditolak oleh Trump dan sekutu utamanya, Elon Musk, pada Rabu (18/12).

    Oleh karena itu menjelang tenggat waktu penutupan pemerintahan, Partai Republik harus berupaya membuat rencana pengganti.

    Trump puji “keberhasilan” rencana baru

    Donald Trump sebelumnya juga meminta Kongres untuk mencegah penutupan dengan mengatakan bahwa ada “keberhasilan” dalam penyusunan rencana baru untuk pendanaan pemerintah.

    “SUKSES di Washington! Ketua DPR Mike Johnson dan DPR telah mencapai Kesepakatan yang sangat baik untuk Rakyat Amerika,” cuit Trump lewat akun media sosialnya.

    Saat ini, DPR AS dikuasai oleh Partai Republik dengan selisih 219-211 kursi.

    Tekanan dari Elon Musk dan Trump

    Para pimpinan Republik dan Demokrat telah mencapai kesepakatan terkait undang-undang sementara, yang dikenal sebagai “resolusi berkelanjutan”, untuk menjaga supaya pemerintah tetap didanai hingga pertengahan Maret 2025.

    Hanya saja, Elon Musk menyerang RUU tersebut lewat cuitan di platform media sosial miliknya, X. Dia memperkuat kritik soal berbagai ketentuan mahal yang ada dalam RUU tersebut.

    Belakangan, Donald Trump sendiri juga menyerang kesepakatan tersebut dan mengancam diadakannya pemilihan kembali anggota Partai Republik yang dianggap mendukung Trump. Dia juga menuntut agar RUU tersebut meningkatkan atau bahkan menghapus aturan batas utang negara.

    Apa isi kesepakatan itu?

    Saat ini, Partai Republik tengah bergegas untuk menyusun paket rancangan undang-undang baru yang sesuai dengan keinginan Trump. Paket baru tersebut akan mendanai operasi pemerintah selama tiga bulan, menyediakan dana sebesar $100 miliar (sekitar Rp1,6 kuadriliun) untuk bantuan bencana dan $10 miliar (sekitar Rp162 triliun) untuk bantuan pertanian, untuk memperpanjang program bantuan pertanian dan makanan yang akan berakhir tahun 2024.

    RUU tersebut menghapus elemen-elemen dalam paket kebijakan awal yang ditentang oleh Elon Musk dan para pengkritik lain. Mereka menyerang soal kenaikan gaji anggota parlemen dan aturan baru terkait tunjangan manajer farmasi.

    Bagian yang paling mengejutkan dari paket ini adalah penangguhan pagu utang hingga Januari 2027, yang dianggap bakal menambah utang federal hingga triliunan dolar. Saat ini, utang federal AS sudah membengkak hingga $36 triliun (sekitar Rp586 kuadriliun).

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris.

    mh/rs (Reuters, AP, AFP)

    (ita/ita)

  • Pria Bakar Bar Karaoke di Hanoi Vietnam, 11 Tewas

    Pria Bakar Bar Karaoke di Hanoi Vietnam, 11 Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia
    Sebanyak 11 orang tewas dan dua lainnya luka-luka, usai seorang pria membakar sebuah bar karaoke di Hanoi, Vietnam pada Rabu (18/12).

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Malaysia Sepakat Lanjutkan Pencarian Puing Pesawat MH370

    Malaysia Sepakat Lanjutkan Pencarian Puing Pesawat MH370

    Kuala Lumpur

    Pemerintah Malaysia sepakat melanjutkan pencarian puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang ditangguhkan beberapa tahun terakhir. Keputusan ini diambil setelah lebih dari 10 tahun tragedi MH370 yang menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.

    Penerbangan MH370, yang menggunakan pesawat Boeing 777 dan membawa 227 penumpang serta 12 awak, menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur di Malaysia ke Beijing di China pada 8 Maret 2014 silam.

    Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), mengatakan proposal untuk pencarian di area baru di perairan Samudra Hindia bagian selatan telah diajukan oleh perusahaan eksplorasi Ocean Infinity, yang pernah terlibat melakukan pencarian MH370 hingga tahun 2018 lalu.

    Anthony menuturkan dalam konferensi pers terbaru bahwa perusahaan itu akan menerima US$ 70 juta (Rp 1,1 miliar) jika puing-puing yang ditemukan dalam pencarian nantinya terbukti benar berasal dari MH370.

    “Tanggung jawab, kewajiban, dan komitmen kami adalah kepada keluarga korban,” ucap Anthony.

    “Kami berharap kali ini akan ada hasil positif, bahwa puing-puing dapat ditemukan dan memberikan kejelasan kepada keluarga korban,” ujarnya.

    Menurut media lokal The Star, Kementerian Transportasi Malaysia sedang mendiskusikan persyaratan akhir dengan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tersebut dan diperkirakan akan selesai pada awal tahun depan.

    Lihat juga Video ‘Malaysia Akan Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370’:

  • Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS – Halaman all

    Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para diplomat tinggi AS tiba di Ibu Kota Suriah, Damaskus pada hari ini (20/12/2024).

    Tujuan kunjungan para diplomat tinggi AS ini adalah untuk bertemu dengan perwakilan Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Para diplomat AS yang menjadi delegasi ke Damaskus di antaranya, Diplomat Timur Tengah tertinggi Departemen Luar Negeri Barbara Leaf, Utusan Presiden untuk Urusan Sandera Roger Carstens dan Penasihat Senior yang baru diangkat Daniel Rubinstei.

    Ini menjadi pertama kalinya mereka menjadi delegasi AS ke Suriah setelah Presiden Bashar Al-Assad digulingkan.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, para delegasi akan membicarakan terkait pemerintahan Suriah pasca Assad dilengserkan.

    Para delegasi ini nantinya akan langsung mencoba menemui warga Suriah untuk membicarakan ini.

    “Mereka akan terlibat langsung dengan rakyat Suriah, termasuk anggota masyarakat sipil, aktivis, anggota berbagai komunitas, dan suara-suara Suriah lainnya tentang visi mereka untuk masa depan negara mereka dan bagaimana Amerika Serikat dapat membantu mendukung mereka,” kata jubir Departemen luar negeri AS, dikutip dari Al-Arabiya.

    Selain bertemu langsung dengan warga Suriah, para diplomat ini juga akan bertemu dengan perwakilan HTS.

    Pertemuan ini akan membahas pemerintahan transisi Suriah.

    “Mereka juga berencana untuk bertemu dengan perwakilan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) untuk membahas prinsip-prinsip transisi yang didukung oleh AS dan mitra regional di Aqaba, Yordania,” jelasnya.

    Mereka juga akan membahas pencarian wartawan AS yang hilang selama 12 tahun, Austin Tice.

    “Kami berharap untuk mengungkap informasi tentang nasib Austin Tice, Majd Kamalmaz, dan warga negara Amerika lainnya yang hilang di bawah rezim Assad,” katanya.

    Kunjungan ini menjadi pertama kalinya setelah Assad digulingkan dan menjadi kontak resmi pertama pertemuan antara AS dan pemimpin HTS.

    Sebelum ini, menlu AS, Antony Blinken mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak langsung dan menerima tanda-tanda positif dari HTS.

    Awal pekan ini, ia mengatakan bahwa delegasi AS sedang bersiap mengunjungi negara itu.

    “Kami telah melakukan kontak langsung, dan kami juga berupaya untuk mengerahkan orang-orang ke lapangan di Suriah,” kata Blinken pada Kamis dalam sebuah wawancara.

    Sebagai informasi, AS telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah pada tahun 2012.

    Setelah itu, AS menutup kedutaan besarnya di Damaskus.

    Jatuhnya Assad 

    Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.

    Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

    Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

    Kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

    Puncaknya terjadi pada Minggu (8/12/2024) ketika oposisi yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 14 tahun.

    Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

    Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).

    Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.

    “Presiden al-Assad dari Suriah telah tiba di Moskow. Rusia telah memberi mereka (dia dan keluarganya) suaka atas dasar kemanusiaan,” tulis Interfax, dikutip dari Al-Arabiya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

  • FAO Tunjuk Alumni IPB Jadi Direktur Produksi Perlindungan dan Tanaman

    FAO Tunjuk Alumni IPB Jadi Direktur Produksi Perlindungan dan Tanaman

    Jakarta, CNN Indonesia

    Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) resmi menunjuk alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), Yurdi Yasmi, sebagai Direktur Produksi Perlindungan dan Tanaman.

    Yurdi menyambut baik amanah baru yang diberikan FAO kepada dirinya. Ia mengaku senang bisa berkontribusi lebih terhadap pengembangan pangan dan pertanian dunia melalui peran barunya sebagai Direktur Produksi Perlindungan dan Tanaman FAO.

    “Saya gembira dengan peran baru ini sebagai Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman dan sepenuhnya menyadari skala pekerjaan yang perlu kami selesaikan,” kata Yurdi dalam keterangannya pada Rabu (18/12).

    Sebagai Direktur Produksi Perlindungan dan Tanaman, Yurdi bertugas memimpin dukungan FAO kepada negara anggota dalam mempercepat transisi sistem produksi tanaman berkelanjutan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

    Bersama para mitra, divisi tersebut bekerja untuk memajukan produksi dan perlindungan tanaman berkelanjutan, sambil mengatasi tantangan yang dihadapi sistem agrifood, seperti perubahan iklim, konflik, serta tantangan ekonomi lainnya.

    “Kami mempromosikan produksi dan perlindungan tanaman berkelanjutan dengan memproduksi lebih banyak dengan lebih sedikit usaha untuk meningkatkan ketersediaan makanan sehat untuk konsumsi dalam negeri, ekspor komersial, bantuan pangan atau cadangan pangan darurat secara konsisten,” jelas Yurdi.

    “FAO memfasilitasi penggunaan teknologi inovatif, praktik manajemen berbasis sains, dan kebijakan berbasis bukti yang meningkatkan efisiensi, inklusivitas, ketahanan, dan keberlanjutan sistem produksi tanaman,” tambahnya.

    Yurdi sendiri merupakan pakar di bidang pertanian. Ia pernah mengemban pendidikan S1 di jurusan Kehutanan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia juga pernah berkuliah S2 dan S3 di jurusan Kebijakan Kehutanan dan Lingkungan Internasional di Wageningen dan lulus dengan predikat pujian.

    Sebagai eksekutif di bidang pertanian, Yurdi pernah mengemban jabatan penting di sejumlah organisasi internasional, seperti di International Rice Research Institute (IRRI), World Agroforestry Centre (ICRAF), dan Center for People and Forests (RECOFTC).

    Selain itu, Yurdi juga pernah memimpin beberapa proyek pertanian, lingkungan, dan kehutanan di lebih dari 20 negara, termasuk di Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Republik Rakyat Demokratik Korea, Fiji, Ghana, Myanmar, Samoa, Timor-Leste, dan Zimbabwe.

    (isa/dna)

  • Putin Akui Belum Bertemu Assad, Tegaskan Rusia Belum Kalah di Suriah

    Putin Akui Belum Bertemu Assad, Tegaskan Rusia Belum Kalah di Suriah

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui belum bertemu dengan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang berlindung di Moskow, ibu kota Rusia, setelah rezimnya ditumbangkan pasukan pemberontak awal bulan ini.

    Dalam komentar publik pertamanya soal situasi di Suriah, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), Putin menegaskan Rusia belum kalah di Suriah meskipun rezim Assad, sekutu dekatnya, digulingkan oleh pasukan pemberontak.

    Moskow melakukan intervensi militer di Suriah sejak tahun 2015 lalu dan mengubah gelombang perang sipil di negara itu demi kepentingan Assad.

    “Anda ingin menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di Suriah sebagai sebuah kegagalan, kekalahan bagi Rusia. Saya pastikan kepada Anda, tidak demikian,” tegas Putin saat berbicara dalam konferensi pers akhir tahun di Moskow.

    “Dan saya akan memberitahu Anda alasannya. Kami datang ke Suriah 10 tahun lalu untuk mencegah terbentuknya kantong teroris di sana. Secara keseluruhan, kami telah mencapai tujuan kami,” ujarnya.

    “Tidak heran jika saat ini banyak negara Eropa dan Amerika Serikat ingin menjalin hubungan dengan mereka (penguasa baru Suriah). Jika mereka adalah organisasi teroris, mengapa Anda (Barat) pergi ke sana? Itu berarti mereka telah berubah,” sebut Putin dalam pernyataannya.

    Dalam konferensi pers pada Kamis (19/12), Putin mengatakan dirinya belum bertemu dengan Assad yang melarikan diri ke Moskow usai digulingkan awal bulan lalu.

  • Israel Akan Kirim Senjata ke Pasukan PA Palestina Basmi Milisi Jenin

    Israel Akan Kirim Senjata ke Pasukan PA Palestina Basmi Milisi Jenin

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel membuka peluang untuk mengirim senjata ke pasukan keamanan Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) untuk membasmi milisi di Jenin, Tepi Barat.

    Media Israel, Haaretz, melaporkan pasukan pertahanan Israel (IDF) sedang mempertimbangkan untuk memasok peralatan militer ke pasukan PA.

    Langkah itu merupakan bagian dari upaya meningkatkan koordinasi militer Israel dan pasukan PA, demikian dikutip Middle East Eye, Kamis (19/12).

    Komandan Pusat Israel sebelumnya menyarankan untuk memperkuat aparat keamanan PA dan meningkatkan koordinasi di antara mereka.

    Sejak pekan lalu, pasukan keamanan PA menyerang Jenin. Mereka mengklaim operasi itu untuk melindungi tanah air.

    Selama operasi, mereka menembak ke arah warga Palestina, memaksa warga keluar rumah, membunuh warga tak bersenjata, anak berusia 13 tahun, dan komandan Brigade Jenin incaran Israel.

    Media Israel, Israel Broadcasting Authority (IBA) melaporkan operasi penyerbuan PA di Jenin di bawah pengawasan pasukan Israel.

    Media tersebut juga melaporkan militer Israel menyampaikan rasa puas mereka atas kampanye PA di Jenin.

    Sejumlah pihak mempertanyakan campur tangan pasukan PA di Jenin. Beberapa menduga ini terkait pengaturan politik di wilayah itu.

    PA sedang mempersiapkan kendali atas Gaza jika ada kesepakatan usai agresi Israel berakhir. Selama ini, mereka hanya mengontrol Tepi Barat dengan dukungan yang lemah dari warga.

    Israel berulang kali menyatakan tak percaya upaya PA membasmi milisi. Cara kali ini bisa jadi pembuktian PA bahwa mereka sanggup memusnahkan milisi dan akhirnya menguasai Gaza.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Siap Bereksperimen, Putin Tantang Barat Uji Sistem Pertahanan, Hadapi Rudal Oreshnik di Kyiv – Halaman all

    Siap Bereksperimen, Putin Tantang Barat Uji Sistem Pertahanan, Hadapi Rudal Oreshnik di Kyiv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menantang negara-negara Barat untuk membuktikan kapasitas sistem pertahanan mereka.

    Tantangan ini khususnya berkaitan dengan kemampuan menghadapi serangan rudal balistik Rusia, terutama rudal Oreshnik.

    Dalam komentarnya, Putin mengajak negara-negara Barat untuk menguji sistem pertahanan udara mereka dengan cara yang langsung.

    “Biarkan mereka, para pakar Barat yang meragukan kapasitas sistem rudal Oreshnik Rusia, melakukan semacam eksperimen teknologi,” kata Putin, dikutip dari TASS.

    Ia bahkan mengusulkan agar negara-negara Barat memilih target di ibu kota Ukraina, Kyiv, dan mengerahkan sistem pertahanan mereka di sana.

    Putin menginginkan agar Barat melakukan “duel teknologi” yang modern, dengan mengatakan, “Kita lihat apa yang terjadi. Kami siap untuk eksperimen semacam itu.”

    Pernyataan ini menunjukkan bahwa Putin percaya pada efisiensi dan keunggulan teknis dari rudal Oreshnik yang dimiliki Rusia.

    Oreshnik, yang merupakan rudal balistik jarak menengah, dikenal memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi dan dapat meluncur dengan kecepatan tinggi, membuatnya sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara konvensional.

    Tantangan ini tidak hanya bersifat provokatif tetapi juga bertujuan untuk membuktikan kekuatan militer Rusia di hadapan skeptisisme Barat mengenai sistem senjata Rusia.

    Sebelumnya, Putin mengklaim bahwa rudal Oreshnik yang baru-baru ini digunakan untuk menyerang kota Dnipro di Ukraina tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara Barat.

    Ia menegaskan bahwa “teknologi Barat tidak memiliki peluang” untuk menghadapi rudal ini, ABC News melaporkan.

    Putin bahkan mengusulkan pengaturan “eksperimen atau duel” di mana Rusia akan memilih target untuk serangan rudal Oreshnik di Kyiv.

    Sementara itu, Ukraina akan menyiapkan pertahanan udara yang dipasok oleh negara-negara Barat untuk mencegat rudal tersebut.

    “Ini akan menarik bagi kami,” kata Putin.

    Ia menekankan bahwa eksperimen semacam itu akan memberikan kesempatan bagi dunia untuk melihat apakah sistem pertahanan Barat benar-benar mampu menghadapi ancaman dari Rusia.

    Target Prioritas Moskow 

    Selain tantangan terhadap Barat, Putin juga mengulang ancamannya untuk menargetkan “pusat-pusat pengambilan keputusan” di Ukraina.

    “Daftar target prioritas Moskow mencakup fasilitas militer dan fasilitas kompleks industri militer,” kata Putin.

    Ia mengindikasikan bahwa serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur Ukraina masih menjadi bagian dari strategi militer Rusia.

    Presiden Rusia juga mengatakan bahwa pasukan Rusia terus membuat kemajuan di medan perang.

    Ia menyatakan bahwa pasukan Ukraina akan diusir dari posisi di wilayah Kursk barat Rusia, meskipun tidak memberikan perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.

    Reaksi Barat

    Tantangan Putin ini kemungkinan besar akan memicu berbagai reaksi dari negara-negara Barat.

    Banyak pihak mungkin menganalisis potensi risiko yang dapat muncul dari eksperimen semacam ini.

    Beberapa negara mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk menguji teknologi pertahanan mereka.

    Sementara itu, yang lain mungkin menganggapnya sebagai provokasi yang dapat memperburuk ketegangan yang sudah ada.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Terungkap! Momen Terakhir Assad di Suriah Sebelum Tumbang

    Terungkap! Momen Terakhir Assad di Suriah Sebelum Tumbang

    Damaskus

    Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, sempat bertekad untuk bertahan di Damaskus ketika pasukan pemberontak bergerak mendekati ibu kota pada awal Desember. Namun potensi adanya pertumpahan darah memaksa Assad segera meninggalkan negaranya tersebut dan terbang ke Rusia.

    Momen-momen terakhir Assad di Suriah dilaporkan media Al Majalla, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (20/12/2024), yang menyebut bahwa Assad sedang berada di Moskow pada 27 November, saat pemberontak Suriah melancarkan serangan mendadak.

    Dia berniat menghadiri seremoni pemberian gelar PhD untuk putranya, Hafez, namun akhirnya batal dan memantau situasi Suriah dari kamar hotelnya di Moskow. Ketika pasukan pemberontak berhasil merebut Aleppo pada 29 November, Assad sedang dalam penerbangan ke Suriah.

    Setelah Aleppo jatuh ke tangan pasukan pemberontak, Assad dilaporkan menolak saran dari Rusia, sekutu dekatnya, untuk bersiap mengundurkan diri guna menghindari pertumpahan darah.

    Rencana Assad kabur ke Rusia, menurut laporan Al Majalla, belum dipastikan hingga malam hari pada 7-8 Desember lalu. Dari Damaskus, Assad sempat menghubungi Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayedh.

    Pada saat itu, dia disebut meminta dukungan dari milisi Irak yang didukung Iran dan meminta bantuan keuangan dari UEA.

    Kantor media Assad pada saat itu telah menyiapkan pidato untuk dibaca olehnya di istana kepresidenan. Pada 7 Desember, atau sehari sebelum rezimnya tumbang, Assad masih berupaya meyakinkan jajaran pejabatnya, termasuk diplomat utamanya, bahwa situasi masih terkendali dan bahwa “dukungan Rusia akan diberikan”.

    Lihat Video Trump: Assad Kabur karena Rusia Enggan Melindunginya

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Memanas! Netanyahu Ancam Houthi Akan Membayar Harga yang Mahal

    Memanas! Netanyahu Ancam Houthi Akan Membayar Harga yang Mahal

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kelompok pemberontak Houthi bahwa mereka “akan membayar harga yang mahal” setelah Israel melancarkan serangan di Yaman. Serangan itu sebagai respons atas serangan rudal dari kelompok bersenjata di Yaman tersebut.

    “Setelah Hamas, Hizbullah, dan rezim (Bashar al-) Assad di Suriah, Houthi hampir menjadi lengan terakhir yang tersisa dari poros kejahatan Iran,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Jumat (20/12/2024).

    “Houthi sedang belajar dan akan belajar dengan cara yang sulit, bahwa mereka yang menyerang Israel akan membayar harga yang sangat mahal untuk itu,” imbuhnya.

    Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Israel Katz bersumpah bahwa “tangan panjang” Israel akan mencapai para pemimpin gerakan Houthi.

    Serangan udara Israel di Yaman menewaskan sembilan orang, kata Al Masirah TV, outlet berita televisi utama yang dijalankan oleh Houthi yang berpihak pada Iran. Serangan itu juga menargetkan dua pembangkit listrik pusat di selatan dan utara ibu kota, Sanaa, imbuh Al Masirah TV.

    “Saya peringatkan para pemimpin organisasi teroris Houthi: tangan panjang Israel juga akan menjangkau Anda,” kata Katz dalam sebuah postingan di media sosial X.

    “Siapa pun yang mengangkat tangan melawan negara Israel, tangannya akan dipotong; siapa pun yang menyakiti, akan disakiti tujuh kali lipat,” imbuhnya.