Jenis Media: Internasional

  • Trump Merasa AS Kena Tarif Tak Adil, Ancam Ambil Alih Terusan Panama

    Trump Merasa AS Kena Tarif Tak Adil, Ancam Ambil Alih Terusan Panama

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, menuduh Panama mengenakan tarif yang berlebihan untuk penggunaan Terusan Panama. Dia mengancam jika Panama tidak mengelola terusan dengan cara yang dapat diterima, maka AS akan mengambil alihnya.

    Dilansir Reuters, Minggu (22/12/2024), hal itu disampaikannya dalam sebuah posting di Truth Social. Trump juga memperingatkan bahwa dia tidak akan membiarkan terusan tersebut jatuh ke ‘tangan yang salah’.

    Dia tampaknya memperingatkan tentang potensi pengaruh China pada jalur tersebut, dengan menulis bahwa terusan tersebut tidak boleh dikelola oleh China. Postingan tersebut merupakan contoh yang sangat langka dari seorang Pemimpin AS yang mengatakan bahwa dia dapat mendorong negara berdaulat untuk menyerahkan wilayahnya.

    Hal tersebut juga menggarisbawahi perubahan yang diharapkan dalam diplomasi AS di bawah Trump, yang secara historis tidak menghindar dari mengancam sekutu dan menggunakan retorika yang suka berperang ketika berhadapan dengan mitranya.

    Sebagian besar terusan Panama dibangun AS. Paman Sam juga mengelola wilayah di sekitar jalur tersebut selama beberapa dekade.

    Namun, pemerintah AS sepenuhnya menyerahkan kendali terusan tersebut kepada Panama pada tahun 1999 setelah periode pemerintahan bersama.

    “Biaya yang dibebankan Panama sungguh menggelikan, terutama jika kita tahu betapa besar kemurahan hati AS terhadap Panama,” tulis Trump dalam unggahannya di Truth Social.

    Donald Trump belum dilantik. Dia baru resmi memimpin AS pada Januari 2025.

    (haf/imk)

  • Tragedi Magdeburg: Arab Saudi Sudah Beri Peringatan, Jerman Malah Mengabaikan – Halaman all

    Tragedi Magdeburg: Arab Saudi Sudah Beri Peringatan, Jerman Malah Mengabaikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Serangan brutal di Pasar Natal Kota Magdeburg, Jerman, , yang menewaskan lima orang dan melukai puluhan lainnya, telah menarik perhatian internasional.

    Sorotan pun tertuju pada identitas pelaku dan peringatan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi.

    Pada hari Jumat (21/12/2024), serangan yang melibatkan penyerangan dengan kendaraan di pasar Natal menyebabkan kematian seorang anak berusia sembilan tahun dan empat orang dewasa.

    Tersangka, seorang psikiater berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang diidentifikasi sebagai Taleb A, sudah menetap di Jerman selama hampir dua dekade.

    Dia ditangkap di lokasi kejadian beberapa saat setelah melakukan serangan tersebut.

    Menurut pejabat kepolisian kota Magdeburg, Taleb A mengemudikan kendaraannya secara perlahan ke arah kerumunan, sebelum akhirnya menambah kecepatan.

    Korban luka mencapai 41 orang, di mana sebagian di antaranya menderita luka serius atau dalam kondisi kritis.

    Pemerintah Arab Saudi mengeklaim bahwa mereka telah memberikan peringatan kepada Jerman tentang potensi aksi kriminal dari Taleb A.

    Sumber dari pemerintah Arab Saudi yang berbicara kepada Reuters mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memonitor Taleb A selama dua tahun terakhir.

    Pengawasan ini dilakukan karena pelaku diketahui memposting pandangan ekstremis di akun media sosialnya yang dianggap mengancam perdamaian dan keamanan.

    Sumber tersebut mengonfirmasi bahwa Arab Saudi telah mengirimkan informasi terkait Taleb A pada tahun 2023 dan 2024.

    Meskipun informasi ini diteruskan ke otoritas keamanan Jerman, penilaian risiko yang dilakukan oleh penyelidik kriminal Jerman menyimpulkan bahwa Taleb A tidak menimbulkan bahaya khusus.

    Mengapa Jerman Mengabaikan Peringatan Arab Saudi?

    Dugaan pengabaian informasi dari Arab Saudi menjadi sorotan, dan banyak pihak mempertanyakan alasan di balik keputusan Jerman.

    Badan intelijen domestik dan luar negeri Jerman enggan memberikan komentar terkait isu ini ketika dihubungi oleh Reuters.

    Mereka tidak memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung.

    Pernyataan dari sumber di surat kabar Jerman, Welt, menunjukkan bahwa informasi dari Arab Saudi seharusnya dapat diambil lebih serius.

    Hal ini terjadi mengingat bahwa Taleb A sudah dicap sebagai sosok yang berpotensi melakukan tindakan membahayakan.

    Dengan adanya serangan yang mematikan ini, pemerintah Jerman diharapkan untuk lebih memperhatikan informasi dari pihak luar, terutama terkait dengan potensi ancaman keamanan.

    Penyelidikan terhadap peristiwa ini masih berlangsung, dan masyarakat internasional menantikan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

    Dalam situasi yang tragis ini, diharapkan agar semua pihak dapat mengambil hikmah dan meningkatkan kerjasama internasional dalam memerangi terorisme dan menjaga keamanan publik.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tragedi Pasar Natal di Magdeburg: Masalah Imigrasi jadi Motivasi di Balik Serangan – Halaman all

    Tragedi Pasar Natal di Magdeburg: Masalah Imigrasi jadi Motivasi di Balik Serangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada tanggal 21 Desember 2024, pasar Natal di Magdeburg, Jerman, mengalami tragedi yang mengerikan saat seorang pria melakukan serangan tabrak lari yang menewaskan lima orang dan melukai puluhan lainnya.

    Korban tewas termasuk seorang anak berusia sembilan tahun.

    Pihak kepolisian setempat terus menyelidiki pelaku yang diidentifikasi sebagai seorang dokter psikiater asal Arab Saudi.

    Pelaku, yang berusia 50 tahun dan telah tinggal di Jerman selama hampir dua dekade, ditangkap di lokasi kejadian hanya beberapa saat setelah melakukan aksi brutal tersebut.

    Menurut pejabat kepolisian, pelaku awalnya mengemudikan kendaraannya dengan perlahan menuju titik keluar darurat pasar Natal sebelum mempercepat laju mobilnya dan menabrak kerumunan yang sedang merayakan musim Natal.

    Pejabat kota Magdeburg, Ronni Krug, menjelaskan betapa tragisnya insiden ini, menyatakan, “Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi saya mengaitkan pasar Natal dengan anggur panas dan bratwurst, dan kemarin orang-orang meninggal di area ini. Lainnya sedang berjuang untuk hidup mereka.” 

    Apa yang Mendorong Pelaku untuk Bertindak?

    Jaksa Penuntut Magdeburg, Horst Nopens, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi tindakan pelaku adalah isu imigrasi yang sedang hangat diperbincangkan di Jerman.

    Dikutip dari Reuters, Nopens menduga bahwa pelaku merasa frustrasi dengan cara pemerintah Jerman menangani imigrasi, khususnya terkait pengelolaan pengungsi asal Arab Saudi.

    Lebih lanjut, Nopens menegaskan bahwa pelaku dikenal vokal dalam menyuarakan pandangannya yang menentang kebijakan imigrasi pemerintah.

    Dalam postingan di akun X miliknya, ia sering menunjukkan dukungannya terhadap partai-partai anti-Islam dan sayap kanan, termasuk Alternative for Germany (AfD).

    Menurut Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, sifat Islamofobia pelaku sangat jelas terlihat, meskipun ia enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai motif serangan tersebut.

    Serangan ini memperburuk perdebatan di Jerman mengenai isu keamanan dan imigrasi, terutama menjelang pemilu nasional yang akan dilaksanakan pada bulan Februari.

    Beberapa jajak pendapat menunjukkan bahwa partai sayap kanan kemungkinan akan mendapatkan dukungan yang kuat.

    Friedrich Merz, pemimpin partai oposisi Christian Democrats, mengingatkan agar publik tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan mengenai pola serangan ini, menekankan bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan pola serangan ekstremis sayap kanan yang telah dikenal sebelumnya.

    Serangan di pasar Natal Magdeburg ini telah memicu diskusi yang lebih luas mengenai isu imigrasi dan keamanan di Jerman.

    Dengan tersangka yang memiliki pandangan politik yang kuat terhadap isu-isu tersebut, kejahatan ini bukan hanya tragedi individu, tetapi juga mencerminkan ketegangan sosial yang lebih besar.

    Seiring pihak berwenang terus menyelidiki motif di balik serangan tersebut, masyarakat Jerman dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan menangani isu-isu sensitif yang menjadi latar belakang tindakan brutal ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Helikopter Jatuh di Rumah Sakit Turki, 4 Orang Tewas

    Helikopter Jatuh di Rumah Sakit Turki, 4 Orang Tewas

    Ankara

    Satu unit helikopter jatuh di rumah sakit yang terletak di Turki barat daya. Kecelakaan yang diduga terjadi akibat kabut tebal itu menewaskan empat orang.

    “Helikopter itu jatuh ke tanah setelah menabrak lantai empat sebuah rumah sakit saat lepas landas,” kata Gubernur Mugla, Idris Akbiyik, seperti dilansir AFP, Minggu (22/12/2024).

    Peristiwa itu menewaskan dua pilot, seorang dokter, dan seorang karyawan. Otoritas berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan itu.

    “Ada kabut tebal,” kata Akbiyik.

    Saluran televisi NTV melaporkan helikopter itu lepas landas dalam kondisi dengan jarak pandang yang buruk dari atap rumah sakit di Mugla untuk menuju ke kota Antalya. Helikopter itu kemudian terlihat melayang dalam kabut beberapa menit setelah lepas landas, sebelum jatuh ke lapangan kosong di sebelah rumah sakit yang ditabraknya.

    Kecelakaan itu terjadi kurang dari 2 minggu setelah enam tentara tewas ketika dua helikopter bertabrakan selama latihan militer di provinsi Isparta, barat daya Turki. Saat itu, Kementerian Pertahanan tidak menjelaskan secara rinci apa yang menyebabkan kecelakaan itu.

    (haf/imk)

  • Qatar Buka Kembali Kantor Kedubes Suriah usai 13 Tahun Ditutup, Mulai Jalin Hubungan dengan HTS – Halaman all

    Qatar Buka Kembali Kantor Kedubes Suriah usai 13 Tahun Ditutup, Mulai Jalin Hubungan dengan HTS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Qatar mengumumkan telah membuka kembali kantor kedutaan besar mereka di Damaskus, Suriah, Sabtu (21/12/2024).

    Pembukaan kedubes Qatar ini dilakukan setelah 13 tahun terakhir kantor tersebut ditutup lantaran pemutusan hubungan diplomatik antara kedua negara.

    Namun pasca rezim Bashar al-Assad dilengserkan kelompok Hayat Tahrir al-Shams (HTS) yang dipimpin Abu Mohammad al-Julani, Qatar mulai mendekatkan diri dengan pemerintahan baru Suriah.

    “Qatar pada hari Sabtu secara resmi membuka kembali kedutaan besarnya di Ibu Kota Suriah, Damaskus, setelah hampir 13 tahun,” jelas Diplomat Qatar di Suriah mengutip dari Anadolu.

    “Bendera Qatar dikibarkan di gedung kedutaan, yang kembali beroperasi di Ibu Kota Suriah setelah jatuhnya rezim Assad,” imbuhnya.

    Beberapa hari sebelum membuka kembali kedutaan besar mereka, pemerintah Qatar diketahui telah mengirim delegasi diplomatik ke Damaskus.

    Perwakilan itu dikirim untuk bertemu dengan pemerintah transisi.  Dengan misi menyatakan “komitmen penuh Doha untuk mendukung rakyat Suriah”,

    Kabar ini lantas direspons baik oleh masyarakat setempat.

    Adalah Khalid al-Khalid, penduduk setempat, mengungkapkan kebahagiaannya atas dibukanya kembali kedutaan.

    Ia mencatat bahwa Qatar merupakan salah satu negara yang paling banyak mendukung revolusi Suriah, dan mengatakan: “Saya berharap negara-negara lain juga akan membuka kembali kedutaan mereka.”

    Al-Khalid menekankan perlunya Suriah menerima dukungan internasional, dengan menyatakan: “Kami ingin negara-negara Arab mendukung kami.”

    Al-Khalid menekankan perlunya Suriah menerima dukungan internasional, dengan menyatakan: “Kami ingin negara-negara Arab mendukung kami.”

    Ghaith mengatakan bahwa pembukaan kembali kedutaan akan berkontribusi pada kemajuan Suriah menuju menjadi tempat yang aman, dengan harapan mereka yang telah melarikan diri akan kembali.

    Ia mengaku gembira dengan pembukaan kembali kedutaan karena akan membantu pembangunan kembali Suriah.

    Turki Ikut Buka Kedubes Suriah

    Sebelum Qatar membuka kedubes Suriah, Kedutaan Besar Turki di Damaskus, Suriah juga dibuka lagi.

    Pembukaan ini dilakukan Kedubes Turki di Suriah sejak ditutup sejak 2012.

    “Utusan yang baru, Burhan Koroglu, dan stafnya berangkat hari ini, kedutaan akan beroperasi besok,” kata Menteri Luar Negeri Hakan Fidan kepada televisi swasta NTV dilansir AFP.

    Kedutaan yang  terletak di dekat Rawda Square ini sempat ditutup diikuti dengan pemulangan staf dan keluarga mereka ke Turki.

    Namun sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad awal Desember, Konsulat Jenderal Suriah di Istanbul juga telah kembali beroperasi tanpa hambatan.

    Pemerintah Sementara Suriah Awali Era Baru

    Setelah rezim Assad, pemerintah sementara Suriah yang baru telah mengumumkan komitmennya untuk memulai era baru dengan membangun masa depan yang lebih adil bagi rakyat Suriah.

    Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, juru bicara pemerintah sementara, Obaid Arnaut menyatakan, tujuan utama mereka adalah membangun kembali kepercayaan rakyat terhadap sistem peradilan dan supremasi hukum.

    “Pengadilan khusus akan dibentuk untuk menuntut pertanggungjawaban bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan terhadap rakyat Suriah selama pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang telah digulingkan,” katanya.

    Dengan langkah ini, pemerintah sementara berkomitmen untuk menyembuhkan luka mendalam yang dialami rakyat Suriah dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih adil dan setara.

    Selain itu, pemerintah sementara juga berencana untuk mereformasi lembaga-lembaga negara yang tercemar oleh praktik korupsi, dengan memprioritaskan mereka yang memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap negara.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Israel Gempur Sekolah di Gaza, 17 Orang Termasuk Anak-anak Tewas

    Israel Gempur Sekolah di Gaza, 17 Orang Termasuk Anak-anak Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel masih terus membombardir wilayah Jalur Gaza, Palestina, mengakibatkan sejumlah orang tewas. Di sisi lain, militer Israel memerintahkan evakuasi sebuah rumah sakit di bagian utara.

    Petugas medis Palestina mengatakan delapan orang, termasuk anak-anak, tewas di Sekolah Musa Bin Nusayr yang menaungi keluarga pengungsi di Kota Gaza.

    Militer Israel, dalam sebuah pernyataan, menyatakan serangan tersebut menargetkan militan Hamas yang beroperasi dari pusat komando yang diduga ada di dalam sekolah. Israel mengklaim kelompok militan Hamas menggunakan tempat itu untuk merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan Israel.

    Melansir Reuters, Minggu (22/12), petugas medis juga mengatakan empat orang Palestina tewas ketika serangan udara menghantam sebuah mobil.

    Sedikitnya lima warga Palestina lainnya tewas dalam dua serangan udara terpisah di Rafah dan Khan Younis, sebelah selatan daerah kantong tersebut.

    Di kota Beit Lahiya, Gaza utara, di mana tentara telah beroperasi sejak Oktober, Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengatakan bahwa tentara memerintahkan staf untuk mengevakuasi rumah sakit dan memindahkan pasien dan orang-orang yang terluka ke rumah sakit lain di daerah tersebut.

    Abu Safiya mengatakan bahwa misi tersebut “hampir tidak mungkin” karena staf tidak memiliki ambulans untuk memindahkan pasien.

    Militer Israel telah beroperasi di dua kota di Gaza utara, Beit Lahiya dan Beit Hanoun, serta kamp Jabalia di dekatnya selama hampir tiga bulan.

    Palestina menuduh Israel melakukan tindakan “pembersihan etnis” untuk menghilangkan penduduk di daerah-daerah tersebut untuk menciptakan zona penyangga.

    Israel membantah hal ini dan mengatakan bahwa serangan di daerah tersebut bertujuan untuk memerangi militan Hamas dan mencegah mereka berkumpul kembali. Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan ratusan militan dan menghancurkan infrastruktur militer sejak operasi itu dimulai.

    Sayap-sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan bahwa mereka telah menewaskan banyak tentara Israel dalam penyergapan selama periode yang sama.

    Para mediator belum berhasil mencapai gencatan senjata antara Israel dan kelompok Islam Hamas.

    Sumber-sumber yang dekat dengan diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa Qatar dan Mesir telah berhasil menyelesaikan beberapa perbedaan antara pihak-pihak yang bertikai, namun masih ada beberapa hal yang belum terselesaikan.

    Israel memulai serangannya ke Gaza setelah para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas-komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 sandera, menurut penghitungan Israel. Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih ditahan, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.

    Pihak berwenang di Gaza mengatakan bahwa kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina dan membuat sebagian besar penduduknya yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi. Sebagian besar daerah kantong pesisir itu hancur berantakan.

    4 Alasan Amerika Serikat Selalu ‘Loyal’ Dukung Israel (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia) (tim/dmi)

  • Nyaris 5.000 Orang Ditangkap Terkait Pernikahan Anak Ilegal di India

    Nyaris 5.000 Orang Ditangkap Terkait Pernikahan Anak Ilegal di India

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 4.800 orang ditangkap terkait pernikahan anak secara ilegal di India. Sementara itu, 416 orang telah ditahan.

    Kepala Negara Bagian Assam, Himanta Biswa Sarma, menyatakan akan terus menindak kasus pernikahan anak ilegal.

    “Kami akan terus mengambil langkah tegas untuk mengakhiri kejahatan sosial ini. Assam menentang pernikahan anak,” kata Sarma dikutip dari AFP, Minggu (22/12).

    Dia menambahkan orang-orang yang ditangkap akan segera diadili. Ribuan orang yang ditangkap itu di antaranya para orang tua yang menikahkan dini anak-anak mereka. Ada juga petugas pencatatan sipil yang meresmikan pernikahan.

    Sarma telah berjanji memberantas pernikahan anak hingga nol kasus pada 2026. Negara Bagian Assam sudah memulai gerakan penghapusan pernikahan anak sejak Februari 2023.

    Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 220 juta pernikahan anak di India. Angkanya memang terus menurun beberapa tahun belakangan ini.

    Usia pernikahan ilegal di India yaitu 18 tahun, tetapi banyak anak-anak yang dipaksa menikah. Terutama di kawasan pedesaan yang miskin.

    Banyak orang tua yang berharap menikahkan anak-anak mereka bisa meningkatkan keamanan finansial mereka.

    Namun, kenyataannya, anak-anak perempuan yang dikawinkan dini akhirnya putus sekolah. Mereka di rumah untuk melakukan pekerjaan domestik dan mengalami masalah kesehatan karena melahirkan di usia sangat muda.

    Pada 2017, pengadilan tinggi di India memutuskan bahwa hubungan seks dengan istri di bawah umur merupakan pemerkosaan. Putusan ini disambut gembira para aktivis.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pemimpin HTS Serukan Pencabutan Sanksi untuk Pemulihan Suriah – Halaman all

    Pemimpin HTS Serukan Pencabutan Sanksi untuk Pemulihan Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM  Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Jolani, menghadiri pertemuan bersejarah dengan delegasi Amerika Serikat yang dipimpin oleh Barbara Leaf di ibu kota Suriah, Damaskus.

    Dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat, al-Jolani menyerukan pencabutan sanksi yang dijatuhkan terhadap Suriah serta meminta dukungan AS untuk proses pemulihan negara yang dilanda perang.

    Al-Jolani menekankan bahwa rakyat Suriah saat ini menjaga jarak dari semua pihak di kawasan dan menilai bahwa pemulihan adalah hal terpenting bagi mereka setelah bertahun-tahun mengalami konflik.

    “Rakyat Suriah telah berjuang untuk mengatasi rezim Bashar Al-Assad dan melindungi wilayah dari kekacauan serta intervensi asing,” ujarnya.

    Ia juga menegaskan perlunya era baru Suriah yang bebas dari perang dan pertikaian, serta mendesak agar rezim sebelumnya yang dianggap sebagai penjahat perang diadili.

    “Rezim Assad harus bertanggung jawab atas perang saudara selama 14 tahun ini dan kehancuran yang dialami oleh warga Suriah,” tambah al-Jolani.

    Dalam pertemuan tersebut, delegasi AS memberikan ucapan selamat kepada Suriah atas keberhasilan mereka dalam menggulingkan rezim Assad.

    Barbara Leaf menegaskan bahwa AS akan terus mendukung rakyat Suriah dan pemerintahan baru.

    “Dukungan penuh terhadap Suriah akan membantu negara ini mencapai stabilitas yang kuat dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

    Leaf juga memuji langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan baru Suriah, termasuk pembebasan para tahanan dan upaya untuk menemukan jurnalis AS yang hilang, Austin Tice.

    Ia menilai pembentukan Kementerian Pertahanan Suriah dan Tentara Suriah Bersatu sebagai langkah yang tepat dan efektif.

    Pertemuan ini menjadi penting karena merupakan interaksi pertama antara pemimpin HTS dan delegasi AS setelah jatuhnya rezim Bashar Al-Assad.

    Oposisi Suriah berhasil merebut kendali pemerintahan pada 8 Desember 2024, setelah serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu.

    Bashar Al-Assad yang telah memimpin Suriah selama 25 tahun melarikan diri ke Rusia setelah penggulingan tersebut.

    Abu Mohammad al-Jolani kemudian membentuk pemerintahan sementara yang berlaku selama tiga bulan, dengan fokus pada pencapaian perdamaian regional dan kemitraan strategis dengan negara-negara tetangga.

    Dengan situasi yang terus berkembang di Suriah, pertemuan ini menandai langkah penting menuju pemulihan dan stabilitas negara yang telah lama dilanda konflik.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • India Ambil Tindakan Keras Atasi Pernikahan Anak, 5.000 Orang Ditangkap

    India Ambil Tindakan Keras Atasi Pernikahan Anak, 5.000 Orang Ditangkap

    New Delhi

    India mengambil tindakan keras terhadap pernikahan anak ilegal di wilayah timur lautnya. Langkah ini menyebabkan hampir 5.000 penangkapan dan penahanan terhadap 416 orang.

    “Kami akan terus mengambil langkah berani untuk mengakhiri kejahatan sosial ini,” kata Kepala Menteri Negara Bagian Assam, Himanta Biswa Sarma, dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Minggu (22/12/2024).

    “Assam terus berjuang melawan pernikahan anak,” tambahnya, dengan mengatakan penggerebekan telah dilakukan semalam dan mereka yang ditangkap akan diadili pada hari Minggu.

    PBB mencatat ada lebih dari 220 juta pengantin anak di India. Tetapi, jumlah pernikahan anak telah menurun drastis pada abad ini.

    Negara bagian Assam telah menangkap ribuan orang dalam gerakan penghapusan pernikahan anak yang dimulai pada Februari 2023, termasuk orang tua dari pasangan yang sudah menikah dan petugas pencatatan sipil yang menandatangani pertunangan di bawah umur. Sarma telah berkampanye dengan platform untuk memberantas pernikahan anak sepenuhnya di negaranya pada tahun 2026.

    Usia pernikahan yang sah di India adalah 18 tahun, tetapi jutaan anak dipaksa menikah saat mereka masih muda. Hal itu terjadi terutama di daerah pedesaan yang miskin.

    Banyak orang tua menikahkan anak-anak mereka dengan harapan dapat meningkatkan keamanan finansial mereka. Hasilnya bisa sangat menghancurkan, dengan anak perempuan putus sekolah untuk memasak dan membersihkan rumah bagi suami mereka, dan menderita masalah kesehatan karena melahirkan di usia muda.

    (haf/imk)

  • Kapal Feri Terbalik di Kongo, 38 Orang Tewas dan 100 Lainnya Hilang – Halaman all

    Kapal Feri Terbalik di Kongo, 38 Orang Tewas dan 100 Lainnya Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah feri yang membawa lebih dari 400 orang terbalik di Sungai Busira di timur laut Kongo pada Jumat (21/12/2024) malam.

    Feri tersebut, tenggelam saat banyak orang pulang kampung untuk merayakan Natal.

    Dikutip dari AP dan The Guardian, hingga Sabtu (22/12/2024), tercatat 38 orang dipastikan tewas, dan lebih dari 100 orang lainnya masih hilang.

    Penumpang feri tersebut, sebagian besar adalah pedagang yang ingin berkumpul dengan keluarga mereka untuk merayakan Natal.

    Dua puluh orang yang selamat telah dievakuasi, namun pencarian korban masih berlanjut.

    Beberapa saksi mata dan pejabat setempat menyatakan, feri tersebut kelebihan muatan karena singgah di dua pelabuhan sebelum akhirnya menuju Boende, yang membuat jumlah korban jiwa semakin besar.

    Menurut informasi yang diperoleh dari penduduk lokal di Ingende, kota terakhir di sungai tersebut, sebelum kecelakaan terjadi, feri tersebut mengangkut lebih dari 400 orang.

    Penyebab kelebihan muatan ini adalah karena feri singgah di dua pelabuhan sebelumnya—Ingende dan Loolo—untuk menjemput lebih banyak penumpang.

    Kondisi tersebut, menyebabkan feri melaju dengan beban yang sangat berat dan berisiko tinggi.

    Sumber lokal juga menyebutkan bahwa ada alasan untuk percaya bahwa jumlah korban lebih dari yang tercatat karena tidak semua penumpang berhasil diselamatkan.

    Kejadian ini menggambarkan betapa pentingnya penerapan langkah-langkah keselamatan dan pemeriksaan kapal secara lebih ketat di wilayah tersebut.

    Kurangnya Pengawasan dan Alat Pengamanan

    Kecelakaan ini memicu kemarahan di kalangan warga dan pejabat setempat terkait kurangnya pengawasan terhadap pengoperasian kapal di wilayah tersebut.

    Nesty Bonina, seorang anggota pemerintah setempat dan tokoh terkemuka di Mbandaka, ibu kota provinsi Equateur, mengkritik otoritas yang tidak menangani kejadian ini dengan baik.

    Bonina menegaskan, kapal yang berlayar pada malam hari seharusnya mendapat pengawasan ketat dari petugas layanan sungai.

    Dia juga menyayangkan kurangnya alat pengapung dan peralatan keselamatan lainnya di kapal-kapal yang beroperasi di wilayah itu.

    Banyaknya kecelakaan kapal yang terjadi, ditambah kurangnya pengawasan, menunjukkan bahwa pihak berwenang harus segera mengambil langkah tegas untuk meningkatkan keselamatan penumpang di sungai-sungai Kongo.

    Selain itu, pemerintah harus menangani masalah transportasi dengan lebih serius agar tidak ada lagi korban yang jatuh akibat kecelakaan serupa di masa depan.

    Kecelakaan Kapal Serupa

    Kecelakaan feri ini terjadi kurang dari empat hari setelah sebuah kecelakaan kapal terbalik lainnya di timur laut Kongo yang menewaskan 25 orang.

    Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan kapal yang terjadi di negara tersebut.

    Pada bulan Oktober, 78 orang juga tewas dalam kecelakaan kapal yang kelebihan muatan, dan pada bulan Juni, 80 orang lainnya kehilangan nyawa dalam insiden serupa dekat Kinshasa.

    Kecelakaan kapal yang kelebihan muatan merupakan masalah yang sudah sering terjadi di Kongo, dengan banyaknya kapal yang tidak mematuhi peraturan keselamatan yang ada.

    Kondisi ini semakin diperburuk oleh minimnya infrastruktur transportasi darat yang memadai, membuat banyak orang mengandalkan kapal kayu yang sering kali tidak layak.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)