Jenis Media: Internasional

  • Pengadilan Rusia Vonis Pria Sabotase Jalur Kereta Api 22 Tahun Penjara

    Pengadilan Rusia Vonis Pria Sabotase Jalur Kereta Api 22 Tahun Penjara

    Moskow

    Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman 22 tahun penjara kepada seorang pria atas dua tindakan sabotase di jalur kereta api di Krimea tahun lalu. Terdakwa atas nama Pavel Levchenko.

    Lewat telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (24/12/2024), pengadilan mengatakan Levchenko direkrut dan dilatih oleh dinas keamanan SBU Ukraina dan dikirim ke Krimea. Dalam putusan Pengadilan Rusia, Levchenko disebut melakukan “tindakan terorisme”.

    “Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara 22 tahun,” kata pengadilan.

    Pengadilan mengatakan Levchenko telah bertanggungjawab terkait dua ledakan di jalur kereta api saat kereta barang lewat. Levchenko juga dianggap telah merencanakan lebih banyak tindakan sabotase.

    Diketahui, Rusia mencaplok semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014. Pengadilan Rusia telah memerintahkan hukuman penjara berat bagi pengkhianatan, terorisme, dan sabotase sejak dimulainya serangan militer ke Ukraina.

    Rusia juga menyebut warga negaranya yang bekerja untuk Ukraina atau pemerintah Barat melemahkan kampanye Rusia.

    (isa/dnu)

  • Pemerintah Sementara Suriah Bubarkan Milisi, Ubah Jadi Pasukan Negara

    Pemerintah Sementara Suriah Bubarkan Milisi, Ubah Jadi Pasukan Negara

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah sementara Suriah mengumumkan pembubaran milisi atau kelompok perlawanan di negara Timur Tengah itu pada Selasa (24/12).

    Pengumuman tersebut muncul usai Perdana Menteri sementara Suriah Ahmed Al Sharaa bertemu pemimpin milisi-milisi di negara itu. Mereka sepakat para milisi akan melebur menjadi pasukan keamanan negara.

    “[pertemuan] berakhir dengan kesepakatan pembubaran semua kelompok dan integrasi mereka di bawah pengawasan kementerian pertahanan,” demikian pernyataan resmi pemerintah yang dirilis SANA dan dikutip AFP.

    Suriah sedang mengalami transisi kekuasaan usai milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) berhasil menguasai Damaskus pada 8 Desember.

    HTS lalu mendeklarasikan keruntuhan rezim Bashar Al Assad. Saat ini, Asaad dan keluarganya berada di Rusia.

    Usai berhasil merebut Suriah, mereka membentuk pemerintahan sementara dengan menunjuk sejumlah pejabat untuk posisi strategis termasuk PM yang diduduki dari kelompok HTS.

    Setelah menjadi PM sementara Al Sharaa mengatakan Suriah ingin berkontribusi dalam perdamaian kawasan saat situasi Timur Tengah terus memanas.

    Lebih dari sepekan usai Suriah dikuasai HTS, Assad tak kunjung bicara. Lalu pada 16 Desember, dia mengeluarkan pernyataan perdana.

    Assad menyebut milisi yang saat ini mengendalikan Suriah adalah teroris, label yang selama ini berikannya pada siapa saja yang menentang pemerintahannya.

    (asa/sur)

    [Gambas:Video CNN]

  • 5 Warga Belanda Dipenjara Imbas Bentrokan Fan Bola Israel di Amsterdam

    5 Warga Belanda Dipenjara Imbas Bentrokan Fan Bola Israel di Amsterdam

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pengadilan Distrik Amsterdam di Belanda telah menjatuhkan hukuman penjara hingga enam bulan kepada lima orang atas kekerasan yang terjadi di sekitar pertandingan sepak bola Liga Europa antara Ajax melawan Maccabi Tel Aviv dari Israel November lalu.

    Pada Selasa (24/12) pengadilan menjatuhkan hukuman kepada satu orang dengan hukuman 6 bulan penjara, yang lain dengan hukuman 2 1/2 bulan dan dua orang dengan hukuman 1 bulan penjara. Terdakwa kelima menerima hukuman 100 jam pelayanan masyarakat.

    Kelima terdakwa, yang semuanya adalah penduduk Belanda dan berusia antara 19 dan 32 tahun, dituduh melakukan kekerasan di depan umum, pencurian dan penyerangan terhadap pendukung Maccabi.

    Gelombang kekerasan terjadi sebelum dan sesudah pertandingan Maccabi melawan Ajax pada tanggal 7 November lalu, yang menyebabkan kemarahan yang meluas, dengan laporan tentang suporter asal Israel yang berkelahi dengan penonton, merusak properti dan membakar bendera Palestina.

    Video yang dibagikan secara luas di media sosial menggambarkan para pendukung Maccabi melakukan vandalisme terhadap properti pribadi di Amsterdam, menyerang seorang pengemudi taksi lokal, dan menantang petugas penegak hukum.

    ‘Para perusuh Maccabi’

    Leyla Hamed, seorang jurnalis sepak bola, mengonfirmasi video yang beredar daring dengan mengatakan, “Para perusuh dari klub Israel Maccabi Tel Aviv berbaris di jalan-jalan Amsterdam. Mereka mencuri bendera Palestina dari rumah-rumah dan bahkan membakar bendera Palestina.”

    Setelah gelombang kekerasan yang dilakukan para suporter Maccabi, pejabat Israel mengklaim insiden tersebut sebagai “kekerasan terhadap warga negara Israel”.

    Kerusuhan tersebut menyebabkan lima orang dirawat di rumah sakit dan 20 lainnya mengalami luka ringan. Lebih dari 60 orang ditahan.

    Enam tersangka lainnya akan diadili di kemudian hari, termasuk tiga anak di bawah umur. Berdasarkan aturan Belanda, persidangan untuk anak di bawah umur diadakan secara tertutup. Polisi terus menyelidiki kekerasan tersebut dan telah merilis gambar beberapa tersangka yang ingin mereka identifikasi.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Masuk dan Meliput di Tepi Barat  – Halaman all

    Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Masuk dan Meliput di Tepi Barat  – Halaman all

    Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Meliput di Tepi Barat 

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Fatah yang menaungi pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA), pada Senin (23/12/2024) dilaporkan mengeluarkan larangan terhadap kantor berita asal Qatar Al Jazeera untuk meliput kawasan di Tepi Barat.

    Alasan PA melarang masuknya kantor berita tersebut ke Tepi Barat karena menganggap liputan media tersebut tentang operasi Otoritas Palestina di kamp pengungsi Jenin sebagai hasutan terhadap pasukan keamanan Palestina.

    Pasukan PA diketahui menjalankan kampanye militer dalam operasi ‘Melindungi Tanah Air’ yang menargetkan milisi bersenjata yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ).

    Al Jazeera yang juga dianggap Israel sebagai corong organisasi pembebasan Palestina, Hamas, dinilai secara sistematis menggambarkan Otoritas Palestina secara negatif.

    Al Jazeera juga dinilai melakukan hasutan untuk menentang operasi pasukan keamanan Otoritas Palestina dengan cara yang membahayakan nyawa mereka.

    Sebagai catatan, Personel Al Jazeera dilarang meliput pemakaman seorang perwira yang tewas di kamp pengungsi Jenin pada Selasa pekan lalu.

    “Kepada semua karyawan Al Jazeera yang bekerja di wilayah Palestina, kami berharap Anda merenungkan tindakan Anda dan mengundurkan diri dari saluran yang bias ini yang telah menghancurkan dan terus menghancurkan dunia Arab,” tulis Fatah kepada staf saluran tersebut.

    “Al Jazeera membanjiri media dengan kebohongan, terutama di Palestina, berpihak pada sekelompok tentara bayaran yang bermusuhan di kamp Jenin dan mencoba menampilkan mereka sebagai pahlawan yang melawan pendudukan,” tambahnya.

    Pernyataan itu ditujukan kepada staf Al Jazeera yang beroperasi di wilayah Palestina tempat saluran tersebut melanjutkan kegiatannya.

    Pasukan IDF bertopeng lengkap dengan membawa sejumlah senjata tempur memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat. Penggrebekan itu dilakukan sembari menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas. (Al Jazeera)

    Persis Aksi Israel

    Aksi PA melarang Al Jazeera meliput ini persis apa yang dilakukan pihak pendudukan Israel.

    Pada awal September silam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersenjata lengkap dan bertopeng bahkan menyerbu kantor berita Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki.

    Selama penggerebekan tersebut, IDF menyampaikan perintah penutupan selama 45 hari kepada kantor media milik Qatar tersebut, pada Minggu (22/9/2024) pagi.

    Dari video yang diberitakan dan beredar luas di jejaring sosial, terlihat rombongan IDF dengan paksa memasuki gedung yang kantor Al Jazeera.

    Di video itu, seorang tentara IDF tampak menyerahkan surat perintah penutupan 45 hari kepada Kepala Biro Al Jazeera Tepi Barat, Walid al-Omari.

    Al-Omari mengatakan surat perintah penutupan yang diberikan IDF berisi tuduhan kalau jaringan tersebut melakukan hasutan dan dukungan terhadap terorisme.

    Jivara Budeiri dari Al Jazeera mengatakan pasukan Israel menggunakan gas air mata di sekitar kantor Al Jazeera dan Lapangan Al-Manara di jantung kota Tepi Barat yang diduduki.

    Ia menambahkan bahwa tentara Israel menyita kamera mereka.

    Budeiri mengatakan ia khawatir militer mungkin mencoba menghancurkan arsip Al Jazeera, yang disimpan di kantor tersebut.

    Kendaraan militer Israel meninggalkan Ramallah setelah serangan itu.

    Pada tahun 2022, pasukan Israel membunuh koresponden veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh saat dia melaporkan dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

    Setahun sebelumnya, militer Israel juga mengebom sebuah menara yang menampung kantor jaringan tersebut di Gaza.

    Al Jazeera mengecam larangan pelaporan di Israel awal tahun ini, menyebutnya sebagai tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi.

    Izin pers jurnalis Al Jazeera dicabut

    Pada pertengahan September ini, Israel mengumumkan telah mencabut izin pers empat jurnalis Al Jazeera yang bekerja di negara itu, Kamis (12/9/2024).

    Dalam sebuah pernyataan Direktur Kantor Pers Pemerintah Nitzan Chen menyebut, Al Jazeera adalah media yang menyebarkan konten palsu, yang menghasut warga Israel dan Yahudi.

    “(Al Jazeera) merupakan ancaman bagi tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” katanya, Kamis (12/9/2024).

    Wartawan di Israel tidak diwajibkan memiliki kartu pers yang dikeluarkan Kantor Pers Pemerintah.

    Namun, tanpa kartu tersebut akan sulit mengakses parlemen atau kantor kementerian pemerintah.

    Pernyataan tersebut mengatakan penggunaan kartu pers oleh para jurnalis Al Jazeera dapat “membahayakan keamanan negara pada saat darurat militer ini.”

    Keempat jurnalis Al Jazeera yang bekerja penuh waktu itu adalah warga negara Israel atau penduduk Palestina di Yerusalem timur yang dianeksasi, menurut kantor berita AFP.

    Staf Al Jazeera yang tersisa, termasuk produser video dan fotografer, diizinkan bekerja di sana karena pemerintah menganggap mereka tidak secara aktif memproduksi konten, VOA News melaporkan.

    Namun Walid Omary, Kepala Biro Al Jazeera untuk wilayah Palestina mengatakan kepada AFP, pemerintah Israel belum memberi tahu kantor beritanya terkait keputusan tersebut.

    Israel menuduh Al Jazeera bias dalam liputannya tentang perang Israel-Hamas.

     

  • Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang?
     

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Lebanon, Hizbullah dilaporkan sudah mengumumkan tempat di mana jenazah Hassan Nasrallah, mantan sekretaris jenderal gerakan ini, akan dimakamkan.

    Berdasarkan keputusan pejabat Hizbullah, jenazah Hassan Nasrallah akan dimakamkan di tempat di jalan lama menuju Bandara Internasional Rafic Hariri di Lebanon, menurut narasumber ke surat kabar Al-Sharq al-Awsat, dilansir MNA, Selasa (24/12/2024).

    “Sumber itu juga melaporkan bahwa tempat ini seharusnya diubah menjadi kuil,” tulis MNA.

    Disebutkan, persiapan sedang dilakukan untuk upacara pemakaman bersama untuk Nasrallah dan Hashem Safiuddin, kepala dewan eksekutif Hizbullah.

    Anggota Organisasi Mahasiswa Imamia, sayap mahasiswa Muslim Syiah, ikut serta dalam protes untuk mengutuk pembunuhan Hassan Nasrallah, mendiang pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, di Karachi pada 29 September 2024. – Ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota Pakistan pada 29 September setelah kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengonfirmasi bahwa pemimpin lamanya telah tewas oleh serangan udara Israel di Lebanon. (Photo by Asif HASSAN / AFP) (AFP/ASIF HASSAN)

    Kenapa Prosesi Baru Dilaksanakan 3 Bulan Setelah Kematiannya?

    Seperti diketahui, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan dahsyat di Dahieh, pinggiran selatan Beirut pada 27 September 2024.

    Artinya, ada rentang sekitar 3 bulan bagi Hizbullah untuk mengumumkan prosesi penguburan Nasrallah.

    Kenapa begitu lama?

    Sebuah artikel di lorientlejour, sempat mengulas alasan di balik tertundanya penguburan Hassan Nasrallah.

    Saat dibunuh Israel pada 27 September lalu, kematian Nasrallah baru diumumkan keesokan harinya oleh Hizbullah.

    “Sumber-sumber yang dekat dengan partai tersebut kemudian mengklaim kalau jasadnya, yang masih utuh, saat ditarik keluar dari jurang dalam yang ‘digali’ oleh puluhan bom yang dilemparkan Israel ke “markas besar” gerakan pro-Iran tersebut,” tulis laporan lorientlejour. 

    Sejak saat itu, informasi telah beredar tentang pemakaman Nasrallah, namun baru terjawab setelah pernyataan terbaru Hizbullah tersebut mengenai lokasi pemakaman meski belum juga ditentukan kapan.

    Hassan Nasrallah (via Atlantic Council)

    Alasan Keamanan

    Sebuah laporan dari AFP, mengutip sumber yang dekat dengan partai tersebut, mengindikasikan kalau mediang pemimpin Hizbullah dimakamkan “sementara” di lokasi rahasia.

    Hal itu lantaran Hizbullah khawatir kalau prosesi pemakaman Nasrallah akan menjadi sasaran serangan Israel pada periode itu sebelum gencatan senjata terjadi. 

    “Hassan Nasrallah dimakamkan di lokasi sementara, sambil menunggu keadaan yang memungkinkan pemakaman umum,” kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Sumber yang sama menyebutkan bahwa pemakaman umum di pinggiran selatan Beirut tidak mungkin diselenggarakan saat itu “karena ancaman Israel untuk menargetkan peserta pemakaman dan lokasi pemakaman.”

    “Oleh karena itu, kekhawatiran keamananlah yang muncul di sini, tulis ulasan tersebut.

    Menurut seorang pejabat Lebanon yang dikutip AFP dan yang juga meminta identitasnya dirahasiakan, Hizbullah mencoba, melalui para pemimpin Lebanon, untuk memperoleh “jaminan” dari Amerika Serikat untuk menyelenggarakan pemakaman umum bagi Nasrallah. 

    Namun karena serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon, Hizbullah tidak dapat memperoleh jaminan tersebut saat itu.

    Sejak dimulainya bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel pada 8 Oktober 2023, partai Syiah tersebut lazimnya menyelenggarakan upacara pemakaman dengan sangat ramai.

    “Hizbullah kadang mengumpulkan ribuan orang, bahkan ketika upacara tersebut diadakan di tempat-tempat yang menjadi sasaran serangan Israel, untuk mengenang para pejuangnya yang terbunuh “dalam perjalanan ke Yerusalem” dan para pemimpinnya yang terbunuh,” tulis laporan L’Orient-Le Jour. 

    Lingkungan sekitar pemakaman terkadang menjadi sasaran serangan Israel dalam beberapa bulan terakhir.

    Merujuk pada situasi gencatan senjata saat ini, sepertinya Hizbullah menilai situasi sudah cukup terkendali bila prosesi penguburan Nasrallah dihadiri oleh ribuan orang karena Israel berada dalam ‘pengawasan’ gencatan senjata. 

    Pemakaman ‘Sementara’ 

    Kebiasaan Islam biasanya mengharuskan jenazah dikuburkan secara cepat.

    “Namun, ritual Muslim, baik Syiah maupun Sunni, memperbolehkan penguburan di lokasi sementara dalam keadaan luar biasa, menurut penjelasan seorang syekh di MTV: “Tidak ada yang salah dengan menunda penguburan orang yang meninggal dan misalnya menempatkannya di dalam peti jenazah untuk sementara,” katanya kepada saluran tersebut seperti dikutip L’Orient-Le Jour. 

    “Itu bisa memakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun.”

    Hal ini dikonfirmasi kepada L’Orient-Le Jour oleh Sheikh Mohammad Nokari, seorang hakim di pengadilan Beirut.

    “Kita tidak harus terburu-buru dalam pemakaman. Jika keadaan tidak memungkinkan, bisa ditunda beberapa hari dengan satu syarat: jenazah tidak rusak,” jelasnya.

    “Jadi, jenazahnya bisa dikubur sementara sambil menunggu dipindahkan ke tempat lain. Makam kayu atau logam diperlukan. Ini sudah dilakukan beberapa kali dalam sejarah, seperti di Riad el-Solh,” imbuh Sheikh Nokari, merujuk pada mantan Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh pada tahun 1951.

     

    (oln/MNA/LLJ/*)

     

  • 5 Orang Dihukum karena Serang WN Israel

    5 Orang Dihukum karena Serang WN Israel

    Amsterdam

    Masih ingat bentrokan di Belanda pada November lalu? Bentrokan itu terjadi dalam suasana tandangnya suporter klub sepakbola Israel Maccabi Tel Aviv ke markas Ajax Amsterdam, saat serangan Israel terhadap Jalur Gaza Palestina sedang membara. Kasus kerusuhan itu telah disidang dan pengadilan memvonis lima orang karena menyerang orang Israel.

    Dilansir AFP, Selasa (24/12/2024), pengadilan distrik Amsterdam menyatakan lima orang telah bersalah karena melakukan kejahatan menendang fans Maccabi Tel Aviv di jalanan untuk menyulut kekerasan di aplikasi jejaring perpesanan.

    Hukuman terberat adalah enam bulan penjara, dijatuhkan terhadap orang bernama Sefa O. Dia dihukum karena melakukan kekerasan terhadap sejumlah orang pada 8 November itu. Video-video itu tersebar viral dan juga sampai ke warga Israel. Warga Israel menyebutnya sebagai ‘pogrom’, istilah yang merujuk ke peristiwa sejarah berupa ‘pembunuhan besar-besaran terhadap orang Yahudi’.

    Sefa O dihukum karena dinilai jaksa memainkan peran kunci dalam kekerasan. Dia di menendang orang di tanah, mengejar targetnya, dan memukul orang di kepala dan badan.

    Seorang pria bernama Umutcan A berusia 24 tahun dihukum sebulan penjara karena menyerang fans Maccabi dan merobek syal Maccabi. Jaksa menuntut hukuman lebih berat namun hakim tidak sepakat, karena umumnya pelaku kasus seperti ini dihukum untuk melayani masyarakat saja. Akhirnya, mereka dihukum kurungan meski singkat.

    Satu orang lainnya bernama Abushahab M (22 taun), tidak hadir di pembacaan dakwaan. Abushahab M adalah anak muda yang lahir di Jalur Gaza, besar di wilayah peperangan, dan kini Abushahab sedang menjalani pemeriksaan psikiatri.

    Ada enam orang tersangka lain yang dijadwalkan akan dihadirkan di persidangan pada kemudian hari. Tiga tersangka di antaranya adalah anak-anak dan persidangannya akan digelar tertutup.

    Dipengaruhi situasi di Gaza

    “Kekerasan ini dipengaruhi oleh situasi di Gaza, bukan oleh anti-Semitisme.” kata jaksa.

    Saat itu, fans Maccabi dari Israel juga menyanyikan lagu anti-Arab, juga merusak sebuah taksi, dan membakar bendera Palestina. Polisi mengatakan 45 orang sudah diperiksa berakitan dengan peristiwa itu, termasuk dari pihak fans Israel itu.

    Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, menyesalkan penggunaan kata ‘pogrom’ dalam narasi viral mengenai persitwa 8 November tersebut. Menurut Femke, istilah itu digunakan sebagai propaganda. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kekerasan itu sebagai “serangan antisemitik terencana.”

    (dnu/isa)

  • Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam – Halaman all

    Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam – Halaman all

    Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam

     

    TRIBUNNEWS.COM – Pendudukan Israel terus mengintensifkan serangan militer di wilayah Gaza Utara yang secara buta menyasar berbagai fasilitas sipil dan medis.

    Sumber-sumber Palestina melaporkan, saat fajar pada Selasa (24/12/2024), kalau pasukan pendudukan Israel melakukan operasi pengeboman yang menargetkan bangunan di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara.

     
    “Kendaraan militer tentara pendudukan Israel menembak langsung ke rumah sakit, menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas medis,” kata laporan Khaberni.  

    Sumber tersebut memastikan sekitar 20 orang, termasuk pasien dan tenaga medis, terluka akibat ledakan berturut-turut yang mengguncang area sekitar rumah sakit.

    Beberapa pasien juga terluka di dalam rumah sakit akibat kerusakan akibat operasi pengeboman tentara Israel.  

    Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida. Al Qassam menyatakan, insiden terbaru mengakibatkan tewasnya sandera Israel yang ditahan di Gaza oleh para petempur Qassam yang bertugas menjaga sandera. Pakar militer mengindikasikan kalau Qassam mengirimkan pesan peringatan ke Israel kalau mereka mulai mengeksekusi sandera Israel sebagai balasan atas pembataian demi pembantaian yang dilakukan IDF di Jalur Gaza. (khaberni)

    Abu Obaida: Nyawa Sandera Israel Terancam

    Terkait intensifnya militer Israel membombardir Gaza Utara, Abu Obaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas menyatakan genosida dan pembersihan etnis di Jalur Gaza utara menyasar warga sipil yang tidak bersalah dilakukan Israel untuk menutupi skandal dan aib tentara Zionis.

    Dia menyatakan kalau nasib sejumlah tahanan Israel bergantung pada kemajuan pergerakan tentara pendudukan Israel, ratusan meter di beberapa daerah yang menjadi sasaran agresi IDF.

    Abu Obaida juga menyiratkan kalau para pejuang pembebasan Palestina tetap teguh menjalankan perlawanan terhadap agresi IDF.

    “Kepahlawanan para mujahidin dan kinerja lapangan mereka di Jalur Gaza utara merupakan model inspiratif bagi seluruh orang merdeka di dunia,” kata Abu Obaida, dikutip Khaberni.

     Dia menekankan bahwa Israel menyembunyikan kerugian nyata dan kondisi menyedihkan tentaranya di Jalur Gaza utara demi menjaga citra tentaranya.

    RS Terakhir di Gaza Utara

    Rumah Sakit Terakhir di Gaza Utara, RS Kamal Adwan, Gaza utara, terancam mandek beroperasi setelah menjadi target serangan drone dan tank Israel.

    Serangan ini diungkap langsung oleh Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan dalam keterangan resmi yang diunggah Al Jazeera. 

    “Kami kini kembali menghadapi pengeboman langsung di unit perawatan intensif,” kata Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Sudah lebih dari satu jam ini, peluru terus berjatuhan ke arah kami dari setiap sudut, mil, dan arah,” imbuhnya.

    Menurut saksi mata yang ada dilokasi, drone Israel menargetkan generator listrik dan tangki bahan bakar di rumah sakit yang berlokasi di Kota Beit Lahia itu.

    Membuat seluruh fasilitas tidak memperoleh pasokan listrik, hingga rumah sakit yang merupakan satu dari sedikit rumah sakit yang masih beroperasi di daerah tersebut kini terancam mandek beroperasi.

    Sementara Marwan Al Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menyebutkan bahwa situasi di rumah sakit tersebut “kritis”.

    Lantaran, wilayah tersebut dibombardir tanpa henti dan rumah sakit tersebut menjadi sasaran langsung serangan udara Israel.

    Tak hanya melumpuhkan operasional RS, Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan sejumlah warga Palestina yang terluka akibat serangan peluru Israel.

    Mereka bahkan harus berlindung di koridor rumah sakit, jauh dari jendela, untuk menghindari tembakan ke fasilitas tersebut. 

    “Banyak korban luka saat peluru menembus dinding, yang juga merusak peralatan,” jelas Dr. Hussam.

    “Bagian perawatan bayi, bagian bersalin, dan seluruh bagian rumah sakit menjadi sasaran pasukan pendudukan dengan berbagai jenis senjata, termasuk tembakan penembak jitu, peluru tank, dan quadcopter,” tambahnya.

    Pasien Kelimpungan Cari Tempat Berlindung

    Serangan Israel yang terus-menerus selama lebih dari 14 bulan telah menghancurkan daerah kantong itu, membuat hampir seluruh penduduknya kelimpungan mencari mengungsi tempat berlindung. 

    Selain itu, serangan Israel yang semakin membabi buta turut menewaskan 34 warga Palestina, termasuk 19 orang sejak Minggu dini hari, dalam 24 jam terakhir.

    Akibatnya, jumlah korban tewas di Gaza membludak lebih dari 45.000 orang.

    Di mana sebagian besar anak-anak dan wanita, telah tewas dalam serangan yang telah menimbulkan kecaman global.

    Dr. Hussam Abu Safia mengatakan pasukan Israel menggunakan dalih, rumah sakit tersebut merupakan zona pertempuran untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit tersebut.

    Sebelum Israel membombardir RS Adwan, Kepala rumah sakit mengatakan bahwa IDF memerintahkan untuk menutup total RS itu.

    Namun, karena tidak ada cukup ambulans untuk mengeluarkan ratusan pasien, alhasil ‘hampir mustahil’ pihak RS mengevakuasi semua pasien.

    Israel Melanggar Semua Aturan Perang 

    Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini,menilai Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.

    Oleh karenanya Ia meminta semua pihak mendesak PM Netanyahu untuk segera menyerukan penghentian serangan untuk melindungi warga sipil.

    “Eskalasi selama 24 jam terakhir. Semakin banyak warga sipil dilaporkan tewas dan terluka,” tulisnya dalam unggahan di akun X miliknya, dikutip dari Anadolu.

    “Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi hal biasa. Dunia tidak boleh menjadi kebal terhadap ini. Semua perang memiliki aturan, dan semua aturan itu telah dilanggar,” imbuh Lazzarini.

    Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Rilisnya surat perintah penangkapan tersebut menjadikan Netanyahu, Gallant, dan Deif sebagai tersangka yang diburu secara internasional. 

    Pasalnya, ICC sekarang secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu karena salah satu dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut akan diwajibkan untuk menangkapnya di wilayah mereka.

    Selain itu surat penangkapan Netanyahu juga memberikan dampak luas, seperti melemahkan legitimasi kampanye Israel di Gaza. Kemudian merusak hubungan antara Tel Aviv dan sekutunya.

     

     

  • Turki Bantah Ada Sabotase dalam Ledakan Pabrik Senjata

    Turki Bantah Ada Sabotase dalam Ledakan Pabrik Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah ledakan di pabrik senjata di Turki bagian barat menewaskan sedikitnya 12 orang dan lima orang terluka pada Selasa (24/12) pagi waktu setempat.

    Ledakan tersebut terjadi di fasilitas produksi bahan peledak di Provinsi Balıkesir di wilayah Marmara, Turki, menurut Kantor Berita Anadolu, yang dikelola pemerintah Turki.

    Gubernur Balıkesir İsmail Ustaoğlu mengatakan ledakan di pabrik senjata tersebut meruntuhkan salah satu bangunan produksi utama, dan bangunan di sekitarnya mengalami kerusakan ringan.

    Menurut Ustaoğlu, jaksa penuntut umum setempat telah berada di tempat kejadian dan menyelidiki insiden ledakan pabrik senjata tersebut.

    “Kami memperkirakan tidak ada warga negara lain yang tersisa di dalam. Yang terluka dalam keadaan sehat dan tidak memiliki masalah,” ujar Ustaoğlu, seperti dilansir Euronews, Selasa (24/12).

    “Ledakan tersebut terjadi karena alasan teknis; tidak ada kemungkinan sabotase,” sambungnya.

    Menteri Kehakiman Turki Yılmaz Tunç menulis di platform media sosial X bahwa empat jaksa penuntut umum telah ditugaskan untuk menyelidiki penyebab ledakan tersebut.

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyampaikan belasungkawa atas insiden itu, terutama atas jatuhnya korban jiwa akibat ledakan di pabrik senjata tersebut.

    “Saya sangat berduka atas hilangnya 12 saudara kita dan mendoakan agar yang terluka segera pulih,” ucap Erdogan.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas: Gencatan Senjata Perang Gaza Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syarat Baru – Halaman all

    Hamas: Gencatan Senjata Perang Gaza Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syarat Baru – Halaman all

    Hamas: Gencatan Senjata Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syaratan Baru
     
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Tiga faksi milisi Pembebasan Palestina, dilaporkan optimistis kalau peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan akan semakin dekat jika Israel tidak menetapkan persyaratan baru, Khaberni melaporkan, Selasa (24/12/2024).

    Terkait itu, seorang pemimpin Gerakan Perlawanan Hamas mengindikasikan kalau kesepakatan tersebut dapat mewujudkan sebelum akhir tahun, jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak memblokirnya.

    Hamas mengatakan – dalam pernyataannya kalau delegasi pihaknya, Jihad Islam, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, bertemu di Kairo apda Jumat pekan lalu, guna membahas jalannya perang Israel di Gaza.

    Mereka juga membahas perkembangan negosiasi tidak langsung untuk gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran tahanan, dan semua variabel determinan di tingkat regional.

    Hamas mengatakan, delegasi tiga faksi Palestina sepakat bahwa “kemungkinan mencapai kesepakatan lebih dekat dari sebelumnya jika musuh berhenti menetapkan persyaratan baru.”

    Hamas menambahkan, “Kami sepakat dengan para pemimpin Jihad dan Front Populer untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai semua perkembangan terkait agresi Israel terhadap rakyat kami dan negosiasi gencatan senjata.”

    Hamas juga menyatakan, pihaknya berdiskusi dengan PIJ dan Front Populer mengenai proyek komite dukungan masyarakat untuk mengelola Jalur Gaza, dan pentingnya memulai langkah-langkah praktis untuk membentuk komite tersebut dan mengumumkannya sesegera mungkin.

    Perbedaan yang Tak Mengganggu

    Dalam konteks terkait, Agence France-Presse melansir ucapan seorang pemimpin Hamas, yang mengatakan:

    “Diskusi telah berlangsung lama dan penting, dan sebagian besar poin terkait isu gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah disepakati, dan beberapa poin penting telah disepakati. Tetap ada kesenjangan, tapi tidak mengganggu (peluang kesepakatan).”

    Pemimpin Hamas ini menambahkan, dengan syarat namanya tidak dipublikasikan,  kalau “Perjanjian tersebut dapat terwujud sebelum akhir tahun ini jika Netanyahu tidak mengganggu perjanjian tersebut dengan persyaratan baru.”

    Dia menjelaskan, “Perjanjian tersebut, jika diumumkan dan dilaksanakan, akan menetapkan penghentian perang secara bertahap dan penarikan militer Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, namun perjanjian tersebut berakhir dengan kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan, penghentian perang secara permanen, dan penghentian perang secara permanen. penarikan penuh dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi, dan tidak kembalinya permusuhan dengan jaminan mediator dan rekonstruksi internasional.”

    Israel: Kondisi Negosiasi Membaik

    Kemarin lusa, kantor Netanyahu memberi tahu keluarga tahanan di Jalur Gaza bahwa kondisi untuk mencapai kesepakatan pertukaran dengan faksi-faksi Palestina telah “membaik” meski belum mencapai kesepakatan akhir.

    Menurut surat kabar “Israel Today”, ini adalah pertama kalinya kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang berbicara tentang “perkembangan” dalam negosiasi sejak awal perang genosida – yang dilancarkan Israel terhadap batu, pohon, dan segala yang terkait rakyat Palestina. – pada tanggal 7 Oktober 2023.

    Selasa lalu, media Mesir memberitakan bahwa Kairo dan Doha melakukan upaya intens dengan semua pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Israel menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina di penjara-penjaranya, dan diperkirakan ada 100 tahanan Israel yang ditahan oleh milisi perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

    Adapun Hamas mengumumkan bahwa puluhan dari mereka (sandera Israel) terbunuh dalam serangan acak Tentara Israel.

    Hamas telah berulang kali menegaskan selama beberapa bulan terakhir kesiapannya untuk mencapai kesepakatan, dan mengumumkan persetujuannya pada Mei lalu atas proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden.

    Namun, Netanyahu mundur dari usulan Biden, dengan mengajukan syarat baru, terutama soal kelanjutan perang genosida dan keengganannya menarik tentara Israel dari Gaza.

    Sementara Hamas menuntut penghentian perang sepenuhnya, penarikan total tentara pendudukan Israel, dan kesepakatan pertukaran yang adil.

    Pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengumumkan kalau tentara Israel bermaksud mengambil kendali keamanan di Jalur Gaza dan berhak beroperasi di sana setelah perang, seperti yang terjadi di Tepi Barat yang diduduki.

    Pihak oposisi dan keluarga tahanan Israel menuduh Netanyahu menghalangi perjanjian tersebut, demi mempertahankan posisi dan pemerintahannya.

    Para menteri Israel dari kelompok ultranasionalis ekstrem, termasuk Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan mundur dari pemerintahan dan menggulingkannya jika syarat penghentian perang Gaza diterima Israel.

    Dengan dukungan Amerika, Israel telah melakukan – sejak 7 Oktober 2023 – genosida di Gaza yang menyebabkan hampir 153.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan orang. anak-anak dan orang tua.

    Israel melanjutkan pembantaiannya di hadapan seluruh dunia, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada tanggal 21 November, terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Galant, karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza.
     

  • Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang  – Halaman all

    Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang  – Halaman all

    Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang 

    TRIBUNNEWS.COM – Citra satelit terbaru menunjukkan Israel melakukan pembongkaran dan penggusuran massal di Gaza utara, The Washington Post melaporkan pada hari Senin.

    Penggusuran massal itu dilakukan di kawasan pemukiman demi mendirikan benteng militer yang Israel sebut sebagai koridor penyangga keamanan.

    Operasi penggusuran itu sudah dimulai sejak 5 Oktober 2024 di Gaza Utara seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun.

    “Aksi Israel ini telah menggusur puluhan ribu warga Palestina, sementara Israel menyatakan operasi tersebut akan terus berlanjut “selama diperlukan.”,” tulis laporan Ynet, mengutip lansiran Post, Selasa (24/12/2024).

    Kendaraan militer di dekat Rumah Sakit Indonesia di Jabalia, 24 Oktober. (Foto: Planet Labs)

    Menurut PBB, lebih dari 100.000 warga Palestina telah meninggalkan wilayah tersebut dalam 11 minggu terakhir, sehingga jumlah penduduknya menjadi kurang dari 50.000 jiwa—seperdelapan dari jumlah penduduk sebelum perang.

    Kelompok-kelompok kemanusiaan juga melaporkan adanya pembatasan ketat terhadap bantuan yang sampai ke wilayah tersebut.

    Citra satelit menunjukkan seluruh lingkungan dihancurkan, jalan baru dibangun, dan benteng militer yang luas didirikan.

    “Hampir setengah dari kamp pengungsi Jabaliya telah dihancurkan atau dibersihkan, dengan koridor militer sekarang menghubungkan jalan barat dan timur, menciptakan jalur dari laut ke perbatasan Israel,” kata laporan Ynet.

    Mirip Koridor Netzarim, Bedanya Ini Dilakukan di Pemukiman Padat

    Para ahli menyamakan koridor baru itu dengan Koridor Netzarim, yang pernah membelah Gaza menjadi dua.

    Namun, mereka mencatat bahwa tidak seperti wilayah pertanian di Koridor Netzarim, operasi ini dilakukan di wilayah perkotaan yang padat penduduk, dan menggambarkannya sebagai “penghancuran kota-kota Palestina.”

    Citra satelit Jabaliya; tengah: kemungkinan koridor militer baru Israel. (Foto: Planet Labs)

    Penghancuran di Jabaliya: Hampir setengah dari kamp pengungsi dihancurkan atau ‘dibersihkan’ antara 14 Oktober dan 15 Desember (Ynet)

    IDF dilaporkan telah membangun platform pertahanan tinggi untuk hampir 150 kendaraan militer di sekitar Jabaliya pada akhir Oktober, dengan benteng dan jalan tambahan muncul di citra satelit hingga pertengahan Desember.

    Penduduk Palestina dan data satelit PBB menunjukkan lebih dari 5.000 bangunan di Jabalia, 3.600 di Beit Lahia, dan 2.000 di Beit Hanoun telah dihancurkan Israel sejak perang Gaza dimulai. 

    Israel mengklaim telah memberikan peringatan melalui selebaran, panggilan telepon, dan pesawat tanpa awak yang mendesak warga sipil untuk mengungsi, namun penduduk Gaza Utara mengatakan, “Tidak ada tempat berlindung dari serangan Israel.”

    Kelompok hak asasi manusia mengkritik evakuasi massal tersebut, dengan mengatakan tindakan IDF sejalan dengan strategi yang diuraikan dalam “Rencana Jenderal” yang kontroversial.

    The General’s Plan yang dimaksud mengusulkan penunjukan Gaza utara sebagai zona militer tertutup, memaksa evakuasi massal, dan mengepung daerah tersebut hingga kelompok milisi Palestina menyerah atau terbunuh.

    Citra satelit pada tanggal 15 Desember menunjukkan kerusakan besar di Beit Lahia dan Jabaliya, (Foto: Planet Labs)

    Kanan: Beit Lahia pada tanggal 5 Desember; kiri: Beit Lahia pada 12 November.

    Israel Bantah Pengusiran Paksa

    Israel membantah tuduhan adanya pemindahan paksa penduduk Gaza Utara.

    Menteri Pertahanan Israel Katz dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer menulis surat kepada pemerintahan Biden, dengan mengatakan, “Israel tidak memiliki kebijakan untuk mengevakuasi warga sipil secara paksa dari Gaza, termasuk wilayah utara.”

    Adapun The Post menyoroti pernyataan dari mantan menteri pertahanan Moshe Ya’alon yang menuduh IDF melakukan “pembersihan etnis” dan “kejahatan perang.”

    Laporan Palestina merinci serangan gencar terhadap pemukiman warga sipil, pemisahan massal selama evakuasi, dan dugaan penyiksaan terhadap mereka yang mencoba melarikan diri.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan minggu lalu bahwa mereka “tidak melihat” bukti evakuasi paksa di Gaza.

    Pihak AS juga menambahkan bahwa tindakan tersebut akan menjadi “garis merah” bagi pemerintah AS.

    Pasukan IDF memasuki wilayah Gaza utara pada bulan Oktober. (Foto: IDF)

    Citra satelit juga mengungkapkan perubahan signifikan pada geografi Gaza, dengan benteng IDF mencerminkan taktik yang digunakan di zona penyangga sebelumnya, seperti Koridor Netzarim dan Koridor Philadelphia.

    Koridor militer kini membagi wilayah Gaza utara, memungkinkan apa yang digambarkan oleh seorang pakar sebagai “operasi pembersihan yang lebih sistematis” sekaligus memberlakukan batas de facto yang membatasi pergerakan ke selatan.

    Citra satelit menunjukkan peningkatan kerusakan di Beit Lahia antara tanggal 15 November dan 15 Desember.

    Dengan perang yang sedang berlangsung, negosiasi mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera masih menjadi perdebatan.

    Hamas telah menuntut agar keluarga-keluarga Palestina diizinkan untuk kembali ke Gaza utara sebagai bagian dari gencatan senjata, sebuah titik kritis utama dalam pembicaraan negosiasi gencatan senjata dengan Israel.

    (oln/Ynet/*)