Jenis Media: Internasional

  • Drama Korsel Tak Berkesudahan, Giliran Presiden Sementara Dimakzulkan

    Drama Korsel Tak Berkesudahan, Giliran Presiden Sementara Dimakzulkan

    Seoul

    Drama politik di Korea Selatan (Korsel) seolah tak berkesudahan. Setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan, kini giliran Presiden sementara, Han Duck-soo yang dicopot dari jabatannya.

    Politik Korsel berada dalam kondisi tak menentu usai Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024. Darurat militer itu kemudian dicabut setelah Parlemen Korsel menggelar rapat darurat dan pemungutan suara yang meminta Presiden mencabut darurat militer.

    Setelah itu, situasi langsung berbeda. Demonstrasi menuntut agar Yoon dilengserkan dan diadili atas penerapan darurat militer terjadi. Majelis Nasional Korea Selatan akhirnya memakzulkan Yoon pada 14 Desember 2024.

    Kini, Mahkamah Konstitusi Korsel menggelar sidang terkait pemakzulan Yoon. Sidang itu akan menjadi penentu keabsahan pemakzulan Yoon dari kursi kepresidenan.

    Belum tuntas urusan pemakzulan Yoon, Parlemen Korsel kembali mengambil langkah mengejutkan. Pihak oposisi yang mendominasi Parlemen menggulirkan proses pemakzulan terhadap Han.

    Partai Demokrat yang merupakan oposisi utama telah menetapkan Malam Natal sebagai batas waktu bagi Han mengumumkan dua undang-undang khusus untuk menyelidiki pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol. Demokrat juga mendesak UU untuk mengusut tuduhan korupsi yang melibatkan istri Yoon, Kim Keon Hee.

    Han telah menolak tuntutan oposisi dan bersikeras pada perjanjian bipartisan untuk kedua undang-undang tersebut. Pemimpin oposisi, Park Chan-dae, menyebut sikap Han ‘tidak memberi kita pilihan lain selain menafsirkannya sebagai niatnya untuk melanjutkan pemberontakan dengan menunda proses hukum’.

    “Kami akan segera memulai proses pemakzulan terhadap Han,” ujarnya dilansir AFP Selasa (24/12/2024).

    Oposisi saat ini berupaya membuat dua badan investigasi independen khusus untuk menyelidiki deklarasi darurat militer Yoon dan urusan kontroversial ibu negara Kim, termasuk dugaan penyuapan. Yoon saat ini juga sedang diselidiki oleh tim gabungan yang terdiri dari polisi, kementerian pertahanan, dan penyidik antikorupsi.

    Oposisi mengatakan hanya perlu mayoritas sederhana di parlemen yang beranggotakan 300 orang untuk memakzulkan Han, karena ini adalah ambang batas untuk menjadi anggota kabinet. Namun, Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa berpendapat bahwa mayoritas dua pertiga diperlukan karena Han saat ini menjabat sebagai penjabat presiden.

    Presiden Sementara Dimakzulkan

    Foto: Han Duck-soo (REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY)

    Pada Jumat (27/12/2024), Parlemen Korsel memakzulkan Han Duck-soo. Pemakzulan dilakukan setelah pemungutan suara.

    Dilansir AFP dan Reuters, Majelis Nasional Korsel menggelar rapat untuk mencopot Han dari jabatannya. Peristiwa ini menjadi drama baru dalam krisis politik yang dipicu oleh deklarasi darurat militer oleh Yoon yang mengejutkan dunia.

    Anggota parlemen oposisi ingin Han, yang juga Perdana Menteri, dicopot dari jabatannya dengan alasan dia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon dan membawanya ke pengadilan.

    “Hari ini Partai Demokrat kami memakzulkan Perdana Menteri Han Duck-soo sesuai dengan perintah rakyat,” kata pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung.

    Dalam dokumen mosi pemakzulan yang diajukan ke parlemen, oposisi mengatakan Han ‘sengaja menghindari penyelidikan khusus untuk menyelidiki mereka yang terlibat dalam pemberontakan dan telah dengan jelas menyatakan niatnya untuk menolak pengangkatan tiga hakim Mahkamah Konstitusi’.

    Tindakan tersebut, menurut pihak oposisi telah ‘melanggar tugas pejabat publik untuk menegakkan hukum dan melayani publik’.

    Anggota parlemen dari partai berkuasa Korsel pun memprotes dengan lantang dalam rapat pemungutan suara pemakzulan. Para anggota parlemen mulai berteriak-teriak dengan marah dan mengacungkan tangan mereka dan beberapa di antara mereka berlari ke arah ketua Majelis Nasional setelah dia mengatakan bahwa hanya mayoritas sederhana yang dibutuhkan untuk melanjutkan pemakzulan.

    Ketua Majelis Nasional Korsel, Woo Won-shik, mengatakan hanya mayoritas sederhana, yakni 151 suara, yang diperlukan untuk memakzulkan Han. Hal itu disampaikan setelah ada kebingungan mengenai jumlah suara yang dibutuhkan, karena 200 suara diperlukan untuk memakzulkan seorang presiden.

    “Saya umumkan bahwa usulan pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo telah disetujui. Dari 192 anggota parlemen yang memberikan suara, 192 memilih untuk memakzulkan,” kata Woo Won-shik.

    Oposisi utama Partai Demokrat mengungkap langkah untuk memakzulkan Han setelah dia menolak untuk segera menunjuk tiga hakim untuk mengisi kekosongan di Mahkamah Konstitusi, dengan alasan hal itu akan melampaui perannya. Dengan Han yang ditangguhkan, Menteri Keuangan Choi Sang-mok akan mengambil alih jabatan presiden sementara berdasarkan hukum.

    Korea Selatan menyaksikan pemakzulan dua kepala negara dalam waktu kurang dari 2 minggu, yang akan semakin mengguncang situasi politiknya yang dinamis. Ini juga menandai pertama kalinya Korea Selatan memakzulkan seorang presiden sementara.

    Usai dimakzulkan, Han mengatakan dia sedih dengan apa yang terjadi di Korsel. Namun, dia tetap menerima hasilnya.

    “Saya menghormati keputusan parlemen dan untuk menghindari kekacauan dan ketidakpastian lebih lanjut, saya akan menangguhkan tugas saya sesuai dengan hukum yang relevan,” katanya.

    Dia mengatakan dirinya akan menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi untuk meninjau mosi pemakzulan. Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, yang telah menolak pemakzulan Han yang dipimpin oposisi, mengatakan telah mengajukan petisi konstitusional.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/lir)

  • Pria Malaysia Dihukum Cambuk Usai Berduaan dengan Wanita Bukan Mahram

    Pria Malaysia Dihukum Cambuk Usai Berduaan dengan Wanita Bukan Mahram

    Kuala Lumpur

    Seorang pria berusia 42 tahun dijatuhi hukum cambuk di negara bagian Terengganu, Malaysia. Dia dihukum karena melakukan pelanggaran syariat Islam usai berduaan dengan seorang wanita yang bukan istri atau kerabatnya (mahram).

    Dilansir AFP, Jumat (27/12/2024) kantor berita Bernama melaporkan pria yang berprofesi sebagai pekerja konstruksi itu dicambuk enam kali setelah dihukum oleh pengadilan Syariah.

    Itu adalah contoh pertama hukuman cambuk yang diperintahkan pengadilan Syariah yang terjadi di luar lingkungan pengadilan di Malaysia.

    Seorang jurnalis AFP melihat pria itu dibawa ke masjid dengan mobil tahanan setelah salat Jumat. Pelaku mengenakan pakaian tahanan oranye saat dia masuk di hadapan kerumunan.

    Hukuman cambuk sebagai hukuman atas kejahatan Islam yang dikenal sebagai ‘khalwat’ dilakukan di dalam masjid setelah sekitar 90 orang hadir.

    Awal minggu ini, Asosiasi Pengacara Malaysia mengatakan bahwa mereka sangat prihatin atas keputusan untuk mencambuk pria tersebut.

    “Hukuman seperti itu merampas martabat seseorang,” kata sebuah pernyataan.

    “Hari Valentine, Tahun Baru, ada banyak kesempatan bagi kaum muda untuk terlibat dalam perilaku yang tidak pantas,” kata pria berusia 37 tahun itu kepada AFP.

    Malaysia yang multietnis memiliki sistem hukum dua jalur, dengan pengadilan Islam menangani beberapa masalah bagi warga negara Muslim.

    Hukuman cambuk biasanya dilakukan pada orang yang berpakaian lengkap dan para kritikus mengatakan bahwa hukuman itu bertujuan untuk mempermalukan sekaligus menghukum secara fisik orang yang dicambuk.

    Pada tahun 2018, dua wanita yang dinyatakan bersalah karena melanggar hukum agama dengan melakukan hubungan seksual dicambuk di hadapan lebih dari 100 penonton di pengadilan Islam.

    Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia mengatakan minggu lalu bahwa “hukuman yang menimbulkan kekerasan fisik dan penghinaan di depan umum tidak memiliki tempat dalam sistem peradilan modern”.

    (lir/lir)

  • Pemobil di China Dihukum Mati Usai Tabrak 35 Orang Hingga Tewas

    Pemobil di China Dihukum Mati Usai Tabrak 35 Orang Hingga Tewas

    Jakarta

    Warga China Fan Weiqiu (62) dijatuhi hukuman mati usai sengaja menabrakkan mobilnya terhadap kerumunan orang yang sedang berolahraga. Sebanyak 35 orang tewas dalam insiden itu.

    Dilansir AFP, Jumat (27/12/024), insiden ini terjadi pada 11 November, lalu. Saat ini Fan Weiqiu dengan sengaja menabrak orang-orang yang sedang berolahraga di luar kompleks olahraga dengan SUV kecilnya. Ini menjadi serangan terburuk di China sejak 2014.

    Polisi saat itu mengatakan Fan ditahan di tempat kejadian dengan luka tusukan yang ditimbulkan sendiri. Pelaku mengalami koma akibat luka itu.

    Kasusnya diadili secara terbuka pada hari Jumat. Penyiar negara CCTV melaporkan putusan dijatuhkan pada hari yang sama.

    Pengadilan mengatakan motif terdakwa “sangat keji, sifat kejahatannya sangat mengerikan, metodenya sangat kejam, dan konsekuensinya sangat parah, menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat,” kata media pemerintah.

    Laporan itu menyebut bahwa Fan mengaku bersalah di hadapan beberapa keluarga korban, pejabat, dan anggota masyarakat.

    Pengadilan mendapati Fan telah “memutuskan untuk melampiaskan amarahnya” atas “pernikahan yang hancur, frustrasi pribadi, dan ketidakpuasan dengan pembagian harta setelah perceraian,” kata laporan itu.

    (lir/lir)

  • Pesawat Azerbaijan Jatuh karena Gangguan Eksternal

    Pesawat Azerbaijan Jatuh karena Gangguan Eksternal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hasil penyelidikan awal menunjukkan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan mengalami gangguan fisik eksternal. Penyelidikan ini juga menunjukkan keyakinan armada tertembak saat di udara.

    Hal tersebut diungkap pihak maskapai maupun Menteri Perhubungan Azerbaijan Rashad Nabiyev pada Jumat waktu setempat (27/12).

    “Berdasarkan pendapat para ahli dan keterangan saksi mata, dapat disimpulkan ada gangguan eksternal,” kata Menteri Nabiyev kepada wartawan, dikutip AFP.

    Mengacu pada keterangan para korban selamat, ada tiga kali ledakan sebelum pesawat itu mengalami kecelakaan.

    “Penting untuk mencari tahu dari jenis senjata apa,” imbuhnya.

    Hasil penyelidikan ini semakin memperkuat spekulasi pesawat tersebut ditabrak oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    Di sisi lain, maskapai juga menyatakan pesawat dengan rute penerbangan Baku (Azerbaijan)-Grozny (Rusia) dengan nomor J2-8243 itu jatuh akibat gangguan eksternal fisik dan teknis. Kini, Azerbaijan Airlines telah menangguhkan penerbangan ke 10 bandara Rusia.

    Sebelumnya, Kepala Badan Penerbangan Sipil Rusia, Dmitry Yadrov mengatakan situasi pada hari ini dan pada jam-jam ini di area Bandara Grozny sangat kompleks.

    Jumat kemarin, ia menyebut Bandara Grozny diserang oleh pesawat nirawak Ukraina pada saat pesawat Azerbaijan Airlines mencoba mendarat.

    “Pesawat tanpa awak Ukraina saat ini melakukan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil di kota Grozny dan Vladikavkaz,” kata Yadrov.

    Ia mengatakan pilot Azerbaijan telah dua kali mencoba mendaratkan pesawat di Grozny, yang tidak berhasil dalam kabut tebal.

    “Pilot itu ditawari bandara lain. Ia memutuskan untuk pergi ke bandara Aktau,” imbuhnya.

    Namun, Kremlin menolak mengomentari laporan bahwa pesawat itu secara tidak sengaja ditembak jatuh oleh rudal pertahanan udara Rusia.

    Beberapa pakar penerbangan dan militer telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan pecahan peluru pada badan pesawat sebagai bukti armada itu dihantam oleh sistem pertahanan udara.

    Sebuah situs web pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, dan beberapa media lain telah mengutip pejabat Azerbaijan yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan mereka yakin rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S1 menyebabkan kecelakaan itu.

    Azerbaijan Airlines jatuh di Kota Aktau pada Rabu (25/12). Imbas kecelakaan ini, 38 dari 67 penumpang tewas.

    (pta/pta)

  • Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Hamas ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan operasi rumit penyerangan yang menargetkan unit Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di daerah Tel Al-Zaatar, timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Pada Jumat, brigade Al-Qassam melaporkan, operasi penyerangan ke IDF itu dinyatakan kompleks karena melibatkan sejumlah metode dalam beberapa fase.

    Fase pertama, seorang anggota Brigade Al-Qassam melakukan aksi bom bunuh diri dengan ‘memeluk’ tentara Israel yang terdiri dari beberapa personel.

    “Al Qassam menyatakan salah satu pejuangnya meledakkan sabuk peledak di antara kelompok lima tentara IDF, yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak,” kata laporan tersebut.

    Setelah insiden ini, Brigade Al Qassam melaksanakan fase kedua serangan dengan menargetkan pasukan evakuasi yang hendak menolong para personel IDF yang tewas dan terluka karena serangan pertama.

    “Al Qassam lebih lanjut menyatakan kalau saat tim penyelamat IDF mendekati lokasi kejadian untuk menyelamatkan rekan mereka, para pejuang mereka berhasil menembak mati dua tentara tambahan sebelum melemparkan beberapa granat rakitan ke arah pasukan yang tersisa,” kata pernyataan itu dilansir RNTV, Jumat (27/12/2024).

    Mayor Komandan Kompi IDF Tewas

    Terkait serangan di Jabalia, Gaza Utara tersebut, dilansir Khaberni, pihak tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Jumat malam kalau satu di antara korban tewas adalah komandan kompi pasukan.

    “Seorang komandan kompi IDF tewas dalam bentrokan di Jabalia, Jalur Gaza utara, IDF menjelaskan kalau personel yang tewas adalah seorang (berpangkat) mayor,” kata laporan Khaberni.

    Tentara IDF mengindikasikan kalau dua tentaranya juga terluka dalam insiden yang sama, salah satunya mengalami luka-luka serius.

    Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza. (Brigade Al-Qassam/Media militer)

    Perwira IDF Tewas Kena Penembak Jitu di Netzarim

    Sebelumnya, Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Kamis bahwa seorang perwira juga terbunuh di Jalur Gaza.

    Radio Angkatan Darat Israel, mengutip sumber militer di IDF, mengkonfirmasi pembunuhan seorang perwira berpangkat mayor di Jalur Gaza.

    Sumber tersebut menjelaskan, petugas tersebut tewas terkena peluru penembak jitu hari ini di kawasan Netzarim di Jalur Gaza tengah.

    “Sumber menyebutkan, orang tersebut bernama Amit Levy, ketua tim batalion patroli, dan berusia 35 tahun,” kata laporan itu.

    Sejauh ini, Tentara pendudukan Israel mengakui kalau sebanyak 823 tentaranya telah tewas sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.  

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    IDF Didera Burnout

    Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.

    Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.

    Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.

    Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan.

    Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.

    Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.

    Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.

    Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.

    Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (Khaberni)

    “Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).

    Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.

    Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.

    Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.

    “Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.

    Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.

    “Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.

    Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.

    Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (Khaberni)

    Jumlah tentara Israel yang tewas

    IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.

    Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.

    Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

  • Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam! – Halaman all

    Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam! – Halaman all

    Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam!

    TRIBUNNEWS.COM – Penyerbuan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Jumat (27/12/2024) dilaporkan berujung pada pembakaran fasiltas kesehatan tersebut.

    Menurut sumber medis Palestina, dilansir RNTV, penyerbuan pasukan pendudukan Israel ke rumah sakit tersebut dimulai sejak Jumat dini hari.

    “Komunikasi dengan administrasi rumah sakit terputus setelah pasukan IDF mengepung fasilitas tersebut, hanya memberi waktu 15 menit bagi mereka yang ada di dalam untuk mengungsi ke halaman luar,” kata penuturan saksi mata dilansir RNTV.

    Sebuah sumber resmi mengonfirmasi bahwa IDF mengepung Rumah Sakit Kamel Adwan dan memerintahkan direkturnya, Dr. Hussam Abu Safiya, untuk mengumpulkan semua orang di halaman dalam jangka waktu yang sangat singkat sebagai bagian dari persiapan penyerbuan.

    Sumber medis rumah sakit tersebut kemudian mengonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel memang memasuki rumah sakit.

    Laporan menunjukkan bahwa sekitar 350 orang hadir di dalam Rumah Sakit Kamel Adwan, termasuk 75 pasien yang terluka, pendamping mereka, dan sekitar 180 staf medis dan pekerja dari berbagai departemen.

    Serangan udara Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara. ABu Obaida, juru bicara Al Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan, nyawa para sandera Israel tergantung pada pergerakan tentara Israel di Gaza Utara. (khaberni/tangkap layar)

    50 Orang Tewas, Termasuk Staf Medis

    Sebelumnya, Dr. Abu Safiya mengumumkan bahwa sekitar 50 orang tewas, termasuk lima staf medis, akibat serangan udara oleh pesawat IOF yang menargetkan gedung yang berdekatan dengan rumah sakit.

    Ia mengonfirmasi bahwa di antara yang meninggal terdapat Dr. Ahmed Samour, seorang dokter anak, dan Israa Abu Zaida, seorang teknisi laboratorium, keduanya tewas saat berupaya pulang ke rumah.

    Selain itu, teknisi Fares Al-Houdali tewas saat mencoba menyelamatkan pasien yang terluka.

    Pasukan Pendudukan Israel (IDF) memamerkan bendera Israel di Jalur Gaza setelah penyerbuan mereka memporak-porandakan wilayah kantung Palestina tersebut.

    Hamas: Pembantaian Brutal

    Pasukan IDF, lagi-lagi mengklaim penyerbuan terhadap fasilitas sipil ini sebagai bentuk serbuan terhadap fasilitas yang digunakan milisi Palestina.

    Mendalilkan kalau para milisi Palestina membaur, IDF beranggapan kalau korban-korban yang tewas dari kalangan sipil adalah collateral damage, korban tambahan yang tidak terhindarkan.

    Adapun pihak Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas menyatakan kalau IDF melakukan kejahatan perang menyusul serangannya ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan pembantaian brutal di daerah sekitarnya. 

    Hamas menganggap pendudukan Israel dan, lebih jauh lagi, pemerintah Amerika Serikat (AS), sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan pasien dan staf medis di dalam rumah sakit.

    “Hamas menekankan bahwa kejahatan Israel ini terjadi di tengah latar belakang kebungkaman dunia internasional dan keterlibatan yang nyata dari pemerintah AS,” kata pernyataan tersebut dilansir RNTV.

    Gerakan Hamas juga menyerukan masyarakat internasional dan semua negara serta organisasi terkait untuk segera mengambil tindakan guna memutus siklus kesunyian dan ketidakpedulian terhadap genosida yang tengah berlangsung di Gaza oleh Israel.

    “Lebih jauh, Hamas mendesak penerapan langkah-langkah mendesak untuk menghentikan agresi pendudukan Israel dan meminta pertanggungjawaban pendudukan dan para pemimpinnya atas kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina,” kata pernyataan itu.

    Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. (Kolase Tribunnews.com)

    Yordania Kutuk Serangan Israel ke RS Kamal Adwan

    Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania mengecam keras pembakaran Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara oleh Pasukan Pendudukan Israel.

    Selain membakar rumah sakit tersebut, IDF diketahui juga  dan memaksa pasien dan staf medis untuk mengungsi.

    Yordania menyebut kebrutalan Israel ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan hukum humaniter.

    “Kementerian tersebut menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan perang keji yang ditambahkan pada kejahatan Pendudukan Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, dengan menganggap Israel bertanggung jawab atas keselamatan warga sipil dan tim medis yang bekerja di rumah sakit tersebut,” tulis laporan RNTV, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.

    Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kementerian, Duta Besar Dr. Sufian al-Qudah, menegaskan kembali penolakan dan kecaman mutlak Yordania atas penargetan sistematis fasilitas dan staf medis oelh Israel.

    Aksi ini merupakan pelanggaran hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang.

    Juru bicara tersebut juga mengutuk penghancuran serius infrastruktur penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup penduduk di Gaza utara.

    “Duta Besar al-Qudah menyerukan masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menegakkan tanggung jawab hukum dan moralnya dengan menuntut Israel menghentikan agresinya terhadap Gaza, berhenti menargetkan warga sipil, dan mengakhiri bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh serangan tersebut,” kata laporan tersebut.

    Al-Qudah juga mendesak perlindungan yang diperlukan bagi rakyat Palestina, pertanggungjawaban bagi para pelaku kejahatan ini, dan pengamanan fasilitas kemanusiaan dan kesehatan, tempat penampungan, dan infrastruktur penting lainnya dari pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel.

     

    (oln/khbrn/RNTV/*)

     

  • Pejuang Al-Qassam Pakai Sabuk Berpeledak, Lakukan Serangan Bunuh Diri di Jabalia, Zionis Tewas – Halaman all

    Pejuang Al-Qassam Pakai Sabuk Berpeledak, Lakukan Serangan Bunuh Diri di Jabalia, Zionis Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejuang Brigade Al-Qassam telah melakukan serangan bunuh diri di Jabalia.

    Dalam serangan itu, Al-Qassam menggunakan sabuk berpeledak.

    Dilaporkan seorang pejuang telah berhasil meledakkan dirinya dengan sabuk peledak yang menargetkan lima tentara.

    Akibatnya menewaskan dan melukai para tentara zionis tersebut, menurut sebuah pernyataan di Telegram, mengutip Al Jazeera.

    Sayap bersenjata Hamas mengatakan penembak jitu juga menembak dua tentara Israel lainnya.

    Dilaporkan sebelum diserang Hamas, Israel berniat menyerang kelompok itu dengan sejumlah granat di daerah Tel al-Zaatar di timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Konfrontasi Gaza Utara: Perwira Zionis Tewas, 12 Tentara Israel Ditangkap

    Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), mengumumkan para pejuangnya menangkap pasukan infanteri Israel di Gaza Utara, pada Minggu (22/12/2024).

    Tentara zionis yang ditangkap sebanyak 12 tentara, mereka ditangkap dalam penyergapan kompleks.

    Secara rinci, Brigade al-Quds meledakkan sebuah rumah yang sebelumnya terdapat alat peledak anti-personil.

    Di dalamnya terdapat pasukan Israel telah membarikade dirinya di daerah al-Ezba di sebelah barat Beit Hanoun. 

    Setelah kedatangan pasukan penyelamat Israel ke lokasi penyergapan, sebuah alat peledak Thaqib diledakkan di sebuah tank militer Merkava.

    Sementara itu, pasukan Israel mengakui kematian seorang perwira dan dua tentara dari Brigade Kfir selama konfrontasi di Jalur Gaza utara.

    Media Israel mengungkapkan, petugas yang tewas memegang posisi wakil komandan perusahaan, dikutip Al Mayadeen, Rabu (25/12/2024).

    Laporan menunjukkan, unit militer Israel jatuh ke dalam penyergapan di Beit Hanoun, Gaza utara, di mana sebuah alat peledak meledak di dekat mereka.

    Akibatnya perwira dan dua tentara tewas, dan melukai tentara zionis lain.

    Setelah ledakan awal yang menyebabkan korban, unit Israel kedua tiba di tempat kejadian, untuk mencari alat peledak lain. 

    Namun, tidak ada cedera tambahan yang dilaporkan dalam insiden kedua.

    Radio Angkatan Darat Israel menyatakan, sejak awal operasi militer Divisi 162 di Gaza utara, total 38 tentara Israel dari divisi tersebut telah tewas.

    Dalam pernyataan lain, Brigade Al-Quds mengumumkan para pejuangnya terlibat dalam konfrontasi jarak dekat yang sengit menggunakan senjata jarak menengah dan bahan peledak anti-personil dengan tentara musuh.

    Lokasinya di sebuah rumah di daerah Abdul Daim di sebelah barat Beit Hanoun.

    Sementara itu, Brigade Martir al-Aqsa, sayap militer gerakan Fatah, menargetkan tentara pendudukan dan kendaraan yang ditempatkan di poros Netzarim dekat Istana Keadilan dengan roket jarak pendek 107mm.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Israel Bakar Rumah Sakit Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara, Paksa Staf dan Pasien Keluar – Halaman all

    Israel Bakar Rumah Sakit Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara, Paksa Staf dan Pasien Keluar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel menyerbu rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza pada Jumat (27/12/2024).

    Israel memaksa banyak staf dan pasien keluar dari fasilitas tersebut.

    Hal ini sebagaimana disampaikan kementerian kesehatan wilayah tersebut, Jumat.

    Rumah Sakit Kamal Adwan telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan terhadap pejuang Hamas di lingkungan sekitar.

    Kementerian mengatakan serangan terhadap rumah sakit tersebut sehari sebelumnya menewaskan lima staf medis.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya tengah melancarkan operasi terhadap infrastruktur dan pejuang Hamas di area rumah sakit tersebut, tanpa memberikan rincian.

    Israel mengulangi klaim, pejuang Hamas tengah beroperasi di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan, meskipun tidak memberikan bukti.

    Namun, pejabat rumah sakit membantah tuduhan tersebut.

    Paksa Staf dan Pasien Keluar dari Rumah Sakit

    Kementerian Kesehatan mengatakan pasukan Israel memaksa tenaga medis dan pasien berkumpul di halaman rumah sakit dan melepas pakaian mereka di tengah suhu musim dingin.

    Dikutip dari AP News, mereka dibawa keluar dari rumah sakit, sebagian ke lokasi yang tidak diketahui.

    Sementara, sebagian pasien dikirim ke Rumah Sakit Indonesia di dekatnya, yang berhenti beroperasi setelah serangan Israel awal minggu ini.

    Kementerian tersebut mengatakan, pasukan membakar beberapa bagian Rumah Sakit Kamal Adwan, termasuk laboratorium dan departemen bedah rumah sakit.

    Dikatakan, sebanyak 25 pasien dan 60 petugas kesehatan masih berada di rumah sakit dari 75 pasien dan 180 staf yang berada di sana.

    Keterangan kementerian tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen, dan upaya untuk menghubungi staf rumah sakit tidak berhasil.

    “Kebakaran berkobar di mana-mana di rumah sakit,” kata seorang anggota staf yang tidak disebutkan namanya dalam pesan audio dari rumah sakit yang diunggah di akun media sosial direkturnya, Hossam Abu Safiya.

    Staf tersebut mengatakan beberapa pasien yang dievakuasi telah dilepaskan dari oksigen.

    “Saat ini ada pasien yang bisa meninggal kapan saja,” katanya.

    Militer Israel menyatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk mengurangi kerugian bagi warga sipil dan telah “memfasilitasi evakuasi warga sipil, pasien, dan personel medis secara aman sebelum operasi”, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan berfungsi sebagai benteng teroris Hamas di Gaza utara, tempat para teroris beroperasi selama perang,” klaim Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir Arab News.

    Kamal Adwan, serta rumah sakit Indonesia dan Al-Awda, telah berulang kali diserang oleh pasukan Israel, yang telah membersihkan tepi utara Jalur Gaza selama berminggu-minggu, kata staf medis Palestina.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Serangan hari Jumat terjadi sehari setelah tentara mengevakuasi Rumah Sakit Indonesia di dekatnya dan terus menekan Rumah Sakit Al-Awda.

    Televisi Al-Aqsa milik Hamas mengatakan, beberapa jam setelah penyerbuan, pasukan Israel membakar rumah sakit tersebut.

    Dalam penggerebekan, pasukan Israel kerap kali melakukan penahanan massal, menelanjangi para pria hingga hanya mengenakan pakaian dalam untuk diinterogasi dalam apa yang dikatakan militer sebagai tindakan keamanan saat mereka mencari pejuang Hamas.

    Sejak Oktober, serangan Israel telah menutup wilayah Gaza utara di Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya serta meratakan sebagian besar distrik tersebut.

    Puluhan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi, tetapi ribuan lainnya diyakini masih berada di wilayah tersebut, tempat Kamal Adwan dan dua rumah sakit lainnya berada.

    Kelompok hak asasi manusia Israel, Physicians for Human Rights-Israel, awal minggu ini mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Israel untuk menghentikan serangan militer terhadap Kamal Adwan.

    Kelompok itu memperingatkan, evakuasi paksa rumah sakit akan “menelan ribuan penduduk di Gaza utara.”

    Serangan udara dan serangan udara Israel yang telah berlangsung hampir 15 bulan di Gaza telah menghancurkan sektor kesehatan di wilayah tersebut.

    Setahun yang lalu, Israel melakukan serangkaian penggerebekan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza utara, termasuk Kamal Adwan, RS Indonesia, dan RS al-Awda di dekatnya, dengan mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit tersebut merupakan markas Hamas, meskipun tidak memberikan banyak bukti.

    Menurut Kementerian Kesehatan, operasi Israel telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 108.000 lainnya.

    Jumlah tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

    Lebih dari 90 persen dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza telah diusir dari rumah mereka, sebagian besar dari mereka kini berlindung di kamp-kamp tenda yang luas dan kumuh di Gaza selatan dan tengah.

    Israel meluncurkan kampanyenya dengan bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya.

    Sekitar 100 warga Israel masih ditawan di Gaza, sekitar sepertiganya diyakini telah tewas.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Kepala WHO Tedros Adhanom Nyaris Jadi Korban Serangan Israel di Yaman: Satu Awak Pesawat Terluka – Halaman all

    Kepala WHO Tedros Adhanom Nyaris Jadi Korban Serangan Israel di Yaman: Satu Awak Pesawat Terluka – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus nyaris menjadi korban serangan militer Israel, Kamis (26/12/2024).

    Diketahui militer Israel meluncurkan serangan dan menargetkan bandara Yaman pada Kamis kemarin.

    Dalam serangan tersebut, militer Israel turut menyerang menara pengendali lalu lintas bandara.

    Terkait hal ini, Tedros pun mengeluarkan pernyataan terkait serangan tersebut. 

    “Misi kami untuk merundingkan pembebasan tahanan staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di Yaman berakhir hari ini,” tulisnya dilansir dari website WHO, Jumat (27/12/2024). 

    Tedros menyatakan jika pihaknya terus menyerukan pembebasan segera para tahanan. 

    Lebih lanjut, Tedros mengisahkan bagaimana kronologi pihaknya nyaris terkena serangan tersebut. 

    “Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, sekitar tiga jam yang lalu (sekitar pukul 5 sore waktu setempat), bandara tersebut dibombardir dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara tersebut,” lanjutnya. 

    Menara pengawas lalu lintas udara dan ruang tunggu keberangkatan diketahui hanya beberapa meter dari tempat Tedros bersama tim berada. 

    Serangan bom ini juga menyebabkan landasan pacu rusak. 

    Pihaknya pun harus menunggu kerusakan di bandara diperbaiki sebelum pihaknya dapat berangkat.

    “Saya dan rekan-rekan saya di PBB dan WHO aman. Ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada keluarga yang orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” ucapnya.

    Pelabuhan Yaman Dibombardir

    Tak hanya bandara Internasional Sanaa yang menjadi target serangan Israel.

    Kota Pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman juga menjadi target serangan.

    Media kelompok Houthi, yang menguasai Yaman saat ini melaporkan enam tewas karena serangan itu.

    Sementara 11 orang dilaporkan terluka.

    “Bandara diserang lebih dari enam serangan, dengan serangan juga menargetkan pangkalan udara Al-Dailami yang berdekatan,” kata seorang saksi mata.

    “Serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida,” kata seorang saksi mata lain dan laporan stasiun TV resmi Al-Masirah milik Houthi.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempurnya melakukan serangan berdasarkan data intelijen dan mengklaim menarget titik-titik militer rezim Houthi.

    Israel mengklaim bahwa wilayah yang dibombardir digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke wilayah tersebut, termasuk untuk masuknya pejabat senior Iran.

    Houthi Siapkan Serangan Balasan

    Merespon serangan yang dilakukan Israel, sayap militer Houthi menyatakan siap melancarkan balasan ke negara zionis itu.

    Selain itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan tersebut mengatakan bahwa serangan dan serangan terhadap negara tersebut “tidak akan menghalangi” rakyat Yaman untuk mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka di Gaza. 

    “Kami siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” Biro Politik Houthi, menyusul serangkaian serangan Israel yang menargetkan negara tersebut.

    Tak hanya melakukan serangan balasan ke Israel, dalam kesempatan itu Anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi Mohammed Ali al-Houthi juga mengeluarkan peringatan keras kepada AS.

    Dalam postingan X, Ali al-Houthi Memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyerang Yaman.

    Adapun pesan itu muncul setelah Houthi pada akhir pekan kemarin mengklaim telah menembak jatuh jet tempur F-18 AS dalam serangan terhadap kapal induk di Laut Merah.

    “Kami memperingatkan Amerika agar tidak menyerang Yaman. Jika mereka tidak berhenti, kami akan menyerang kepentingan AS di kawasan itu, mengabaikan garis merah apa pun,” kata al-Houthi.

    “Serangan Israel terhadap Gaza dan Yaman akan dihentikan, atau kami akan menyerang aset-aset sensitif Amerika untuk menyampaikan pesan kami,” imbuhnya dikutip dari Anadolu.

  • Keji, Israel Bom 5 Jurnalis di Gaza Pakai Rudal

    Keji, Israel Bom 5 Jurnalis di Gaza Pakai Rudal

    Jakarta, CNN Indonesia
    Sebanyak lima jurnalis asal Palestina tewas terbakar dalam sebuah mobil usai diserang rudal oleh pasukan Israel.

    Bagikan:

    url telah tercopy