Jenis Media: Internasional

  • Kecelakaan Jeju Air Diduga Akibat Tabrak Burung dan Cuaca Buruk

    Kecelakaan Jeju Air Diduga Akibat Tabrak Burung dan Cuaca Buruk

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, Minggu (29/12), diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk.

    Diberitakan AFP, pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    “[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk,” ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.

    “Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama,” lanjutnya.

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.

    Peringatan itu membuat pesawat tersebut sempat mencoba mendarat lagi di landasan. Namun, upaya itu tidak berhasil, pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan.

    Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar dari landasan pendaratan, lalu menabrak pagar, dan hancur hingga memicu kepulan api.

    “Butuh waktu sekitar tiga menit dari saat menara pengawas menyampaikan peringatan tabrakan burung hingga pesawat berupaya mendarat di landasan lagi,” ujar pernyataan resmi Kementerian Pertanahan Korea.

    Pernyataan itu juga menjelaskan bahwa pilot sempat menyerukan panggilan Mayday dua menit sebelum kecelakaan. Namun, insiden itu tidak terhindarkan hingga menelan ratusan korban jiwa.

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi juga menilai kecelakaan itu tak disebabkan karena landasan yang terlalu pendek. Landasan itu dinilai bukan menjadi faktor lantaran panjangnya mencapai 2,8 kilometer.

    Pesawat dengan ukuran serupa juga bisa beroperasi dengan normal tanpa masalah sebelumnya. Dengan begitu, faktor ukuran lintasan pacu dinilai tak ikut berpengaruh dalam kecelakaan.

    “Landasan pacu itu panjangnya 2.800 meter, dan pesawat berukuran serupa telah beroperasi di sana tanpa masalah,” ujarnya.

    “Kecelakaan ini tidak mungkin disebabkan oleh panjangnya landasan pacu,” sambung pernyataan tersebut.

    Kecelakaan itu menelan ratusan korban jiwa yang hampir seluruhnya adalah penumpang. Menurut data per Minggu (29/12) pukul 14.42 waktu Korea, jumlah korban tewas sudah menyentuh angka 120 orang.

    Catatan itu sudah melampaui setengah dari total orang yang ada di dalam pesawat saat insiden terjadi. Pesawat Jeju Air dengan penerbangan 7C2216 itu membawa 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 kru pesawat.

    Terdapat dua korban selamat yang semuanya merupakan pramugari. Keduanya telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

    (frl/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Korban Tewas Jadi 122 Orang

    Korban Tewas Jadi 122 Orang

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat kecelakaan Jeju Air yang membawa 181 orang di Bandara International Muan, Korea Selatan, bertambah. Kini total korban tewas menjadi 122 orang.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), pihak berwenang mengonfirmasi terdapat 122 orang tewas akibat kecelakaan tersebut hingga pukul 14.47 waktu setempat.

    Diketahui, kecelakaan itu terjadi pada pukul 09.07 pagi, ketika pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan tembok pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Dalam video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat itu mencoba mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan dilalap api.

    Para pejabat yakin bahwa kegagalan roda pendaratan, mungkin karena tabrakan burung, mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu. Mereka memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

    Sebanyak 2 orang selamat dari kecelakaan tersebut. Dikatakan seorang pejabat pemadam kebakaran, usai pesawat menabrak tembok, sejumlah penumpang terlempar keluar dari pesawat sehingga ia menduga peluang penumpang lainnya selamat sangat rendah.

    “Setelah pesawat menabrak tembok, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah,” kata seorang pejabat pemadam kebakaran.

    “Pesawat itu hampir hancur total, dan sulit untuk mengidentifikasi korban tewas,” kata pejabat itu.

    “Kami sedang dalam proses menemukan jenazah, yang akan memakan waktu,” tambahnya.

    Pihak berwenang Jeolla Selatan menaikkan peringatan darurat ke tingkat tertinggi dan mengerahkan semua personel penyelamat dan polisi yang tersedia ke lokasi kecelakaan.

    Penjabat Presiden Choi Sang-mok mendeklarasikan daerah Muan sebagai zona bencana khusus saat ia mengunjungi lokasi kecelakaan untuk menginstruksikan para pejabat agar melakukan upaya maksimal untuk operasi pencarian.

    Choi juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada anggota keluarga yang ditinggalkan dan berjanji untuk menawarkan mereka semua bantuan pemerintah yang memungkinkan.

    (yld/knv)

  • Presiden Yoon Suk Yeol Mangkir Panggilan Ketiga oleh KPK Korea

    Presiden Yoon Suk Yeol Mangkir Panggilan Ketiga oleh KPK Korea

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden yang termakzul, Yoon Suk Yeol, mangkir untuk kali ketiga dari panggilan tim investigasi gabungan terkait deklarasi darurat militer yang memicu kegaduhan di Korea Selatan beberapa waktu lalu.

    Diberitakan AFP, Yoon absen dalam pemeriksaan yang telah dijadwalkan oleh Kantor Penyelidikan Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO). Ia sebenarnya diminta memenuhi panggilan pada Minggu (29/12) pukul 10.00 waktu Korea.

    “Presiden Yoon Suk Yeol tidak muncul di Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) pada pukul 10 pagi hari ini,” ujar kantor tersebut, seperti diberitakan AFP.

    “Markas Besar Investigasi Gabungan akan meninjau dan memutuskan tindakan selanjutnya,” sambung pernyataan tersebut.

    Situasi ini menjadi kali ketiga Yoon Suk Yeol mangkir dari pemeriksaan. Ia sebelumnya juga absen ketika CIO menjadwalkan pemeriksaan pada 17 Desember dan 25 Desember.

    CIO diperkirakan akan membuat keputusan terkait nasib Yoon dalam beberapa hari ke depan. Badan pemberantas korupsi itu dapat merilis panggilan keempat atau justru meminta pengadilan untuk memberikan surat perintah penangkapan.

    CIO bukan menjadi satu-satunya pihak yang tengah menyelidiki Yoon Suk Yeol. Lembaga itu juga turut bekerja sama dalam tim investigasi gabungan yang terdiri dari CIO, polisi, dan unit investigasi kementerian pertahanan.

    Pada 24 Desember, pengacara Yoon, Seok Dong-hyeon mengatakan kliennya memprioritaskan proses pemakzulannya di Mahkamah Konstitusi. Yoon juga disebut berencana mengeluarkan pernyataan soal posisinya dalam persidangan setelah Hari Natal.

    Presiden Yoon Suk Yeol sebelumnya dituding menyalahgunakan kekuasaan sebagai presiden untuk menerapkan darurat militer. Dia juga dituding mengerahkan militer untuk menggeruduk Majelis Nasional Korsel dan menangkap sejumlah tokoh kunci di parlemen.

    Langkah Yoon justru menjadi bumerang. Penolakan masif dari masyarakat dan partai oposisi mendesaknya untuk mencabut darurat militer.

    Selain itu, Majelis Nasional Korsel menyampaikan mosi pemakzulan. Mosi itu l didukung 204 dari 300 anggota Majelis Nasional Korsel. Dukungan pemakzulan juga datang dari PPP. Selain itu, ada 85 orang menolak, 3 abstain, 8 suara tidak sah. Pemakzulan Yoon berlanjut ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    Jika dikuatkan MK, yang diharuskan menyampaikan putusan enam bulan sejak pemakzulan, pemilihan sela harus dilakukan dalam waktu 60 hari setelah putusan.

    (frl/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

    Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Rusia semakin ‘ngegas’ meningkatkan upayanya mencaplok wilayah di Ukraina bagian timur.

    Paling tidak, wilayah Donetsk saat ini menjadi daerah yang paling banyak dicaplok oleh pasukan Vladimir Putin tersebut.

    Hal ini menjadi kakhawatiran tersendiri bagi Barat, pasalnya wilayah yang dicaplok Rusia semakin membengkak.

    Relawan Taras Chmut dikutip dari Strana belum lama ini mengatakan, di Donetsk saja sejak Juni 2024 lalu Ukraina telah kehilangan tanahnya seluas 1.110 kilometer persegi.

    Relawan tersebut menjabarkan luas yang dicaplok Rusia tersebut semakin lama semakin membesar.

    Ia menyebutkan pada bulan Juni, Angkatan Bersenjata Ukraina kehilangan 100 km persegi, pada bulan September – 400 km persegi, dan pada bulan November membengkak 610 km persegi.

    Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menandai kemajuan terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Sejak bulan April, Rusia telah bergerak maju menuju kota Pokrovsk, ibu kota regional dan tujuan militer utama. Beberapa kota telah direbut dalam kemajuan ini, termasuk Novohrodivka, kota dengan populasi sebelum perang sebanyak 15.000 jiwa.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Peperangan Ukraina dengan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

     Sementara The Guardian menyebutkan, Ukraina kehilangan wilayah yang setara dengan luas kota New York di Amerika Serikat, akibat serangan pasukan Rusia pada bulan November 2024. Ini menjadi angka bulanan terburuk bagi pembela Ukraina sejak September 2022.

    Data Institut Studi Perang (ISW) menunjukkan bahwa pasukan Rusia telah merebut wilayah seluas 2.233 km persegi (862 mil persegi). Pada tahun 2024, mereka telah merebut sekitar 2.656 km persegi.

    Wilayah yang direbut Rusia pada bulan November berjumlah 1.202 km persegi, kira-kira sama luasnya dengan Kota New York. 

    Namun, para ahli berpendapat bahwa sebagian besar wilayah tersebut merupakan pedesaan dan tidak memiliki nilai strategis atau operasional yang besar. 

    Pasukan Rusia sebagian besar telah mengepung tetapi belum merebut kota-kota besar, dan beberapa jalur kereta api atau jalan raya utama telah terputus baru-baru ini.

    Kontrol Rusia atas wilayah Ukraina telah meningkat dari 17,4 persen pada November 2023 menjadi 17,9% pada 30 November 2024.

    Sementara euronews mengabarkan, Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Meski demikian angka tepatnya tidak diketahui.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menjadi yang terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Semakin cepatnya penguasaan Rusia di Ukraina tak lepada dari langkah Presden Volodymyr Zelensky yang berusaha menginvasi Kursk.

    Sebagian besar pasukan terlatihnya dikerahkan untuk menyerang wilayah Kursk yang berada di perbatasan tersebut. Namun langkah itu jadi bumerang, wilayah lain di Donetsk jadi tak terjaga secara baik dan Vladimir Putin menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang Ukraina. 

    (Tribunnews.com/Strana/euronews.com/Guardian)

     

     

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air Ungkap Detik-detik Sebelum Kecelakaan di Korsel – Halaman all

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air Ungkap Detik-detik Sebelum Kecelakaan di Korsel – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) pagi.

    Berdasarkan informasi terbaru, korban tewas akibat insiden tersebut kini berjumlah 96 orang. 

    Adapun salah satu korban sempat membagikan pesan ke keluarganya sebelum kecelakaan terjadi.

    Dilansir dari Koreaboo, seorang anggota keluarga dari salah satu penumpang pesawat Jeju Air membagikan tangkapan layar pesan KakaoTalk sebelum kehilangan kontak. 

    Dalam obrolannya, anggota keluarga tersebut mengatakan belum berhasil menghubungi penumpang tersebut sejak saat itu.

    Berikut isi pesan tersebut:

    Penumpang: Kami sedang menahan.

    Penumpang: Seekor burung masuk ke sayap…

    Keluarga: Hah?

    Penumpang: …jadi kami belum bisa mendarat.

    Keluarga: Sejak kapan?

    Penumpang: Barusan.

    Penumpang: Haruskah aku membuat surat wasiat?

    Sebelumnya, pesawat Jeju Air yang mengangkut 175 penumpang dan enam kru dari Thailand itu gagal mendarat dan menabrak tembok di Bandara Internasional Muan pada Minggu sekira pukul 09.00 waktu setempat.

    Pihak berwenang di lokasi kejadian dan pakar penerbangan masih menyelidiki penyebab kecelakaan.

    Dengan begitu, dugaan kecelakaan pesawat setelah menabrak seekor burung.

    Namun, belum ada informasi yang dapat diverifikasi.

    Hingga saat ini, dilaporkan total korban tewas mencapai 96 orang. 

    Adapun mayoritas korban tewas adalah penumpang yaitu terdiri dari 47 penumpang laki-laki dan 48 penumpang perempuan.

    Bahkan, menurut pihak pemadam kebakaran setempat, ada satu penumpang anak-anak yang turut menjadi korban tewas.

    Di sisi lain, ada dua orang yang berhasil diselamatkan di mana mereka adalah kru dari pesawat tersebut.

     

     

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan pada Minggu (29/12) kembali bertambah. Badan Pemadam Kebakaran Korea menyatakan jumlah korban tewas terkini mencapai 120 orang.

    Diberitakan Yonhap, jumlah itu berdasarkan data Badan Pemadam Kebakaran per pukul 14.42 waktu Korea Selatan. Angka itu juga sudah melampaui setengah dari total penumpang dan awak kru yang berada di dalam pesawat.

    Angka itu terus bertambah karena proses evakuasi masih berjalan. Terdapat tiga orang yang berhasil diselamatkan dari insiden tersebut, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.

    Pihak berwenang juga belum memperbarui rincian identitas korban. Data terakhir menyatakan bahwa dari 62 korban tewas yang ditemukan lebih dahulu, 25 korban merupakan laki-laki dan 37 lainnya perempuan.

    Mereka merupakan bagian dari 181 orang yang ada di dalam pesawat ketika kecelakaan terjadi, dengan rincian 175 orang penumpang dan 6 kru pesawat. Penumpang pesawat Jeju Air itu juga dikonfirmasi berasal dari Korea Selatan sebanyak 172 orang dan 3 penumpang lainnya merupakan WN Thailand.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi pertama kali ketika layanan darurat menerima panggilan dari Bandara Internasional Muan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 dari Bangkok itu kemudian dikonfirmasi mengalami kecelakaan ketika akan mendarat. Pesawat itu hilang kendali di landasan pacu dan menabrak dinding pagar.

    Menurut laporan AFP, sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengeluarkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Pihak berwenang kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan dari insiden tersebut. Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan.

    (frl/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Korban Tewas Jadi 122 Orang

    Setidaknya 85 Korban Tewas, Pesawat Jeju Air Hancur Sisa Bagian Ekor

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan bertambah menjadi 85 orang. Pesawat Jeju Air dilaporkan hancur total akibat kecelakaan itu.

    Dilansir AFP, Reuters, kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat, kemudian bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Akibat kecelakaan itu pesawat terbakar saat mendarat dan asap mengepul di sekitar lokasi. Terbaru, sebanyak 85 orang tewas dan 2 orang berhasil diselamatkan hingga kini.

    “Dua awak pesawat, seorang pria dan seorang wanita, diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang terbakar,” kata kepala pemadam kebakaran Muan Lee Jung-hyun dalam konferensi persnya.

    Api berhasil dipadamkan pada pukul 1 siang. Dilaporkan pesawat Jeju Air ‘hampir hancur total’ saat mendarat darurat, hanya bagian ekornya yang masih terlihat bentuknya.

    “Hanya bagian ekornya yang masih sedikit bentuknya, dan bagian lainnya (pesawat) tampak hampir mustahil dikenali,” kata Lee.

    Pihak berwenang telah beralih dari operasi penyelamatan menjadi operasi pemulihan. Lee menambahkan, petugas juga sedang mencari jenazah di daerah sekitar yang mungkin terlempar dari pesawat.

    Lebih lanjut, berdasarkan laporan kantor berita Yonhap mengutip seorang petugas pemadam kebakaran yang mengatakan sebagian besar dari 175 penumpang dan enam awak pesawat diduga tewas.

    Setidaknya 58 jenazah telah ditemukan tetapi jumlah tersebut belum final. Hal itu berdasarkan keterangan petugas pemadam kebakaran lainnya kepada Reuters.

    Seorang pejabat bandara kepada Reuters tak lama setelah kecelakaan mengatakan pihak berwenang juga telah berupaya menyelamatkan orang-orang di bagian ekor.

    Lihat video: Kecelakaan Jeju Air di Korsel: 80 Orang Tewas, 2 Luka, dan 99 Hilang

    (yld/knv)

  • Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Dugaan Penyebab Roda Pendaratan Rusak – Halaman all

    Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Dugaan Penyebab Roda Pendaratan Rusak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air nomor penerbangan 2216 dari Bangkok terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, pagi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.

    Penyebab utama kecelakaan ini diduga adalah kerusakan pada roda pendaratan setelah pesawat menabrak burung.

    Pilot pesawat berusaha melakukan pendaratan darurat setelah roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik.

    Menurut pejabat setempat, saat mendekati ujung landasan pacu, pesawat tidak dapat mengurangi kecepatannya secara memadai.

    Akibatnya, pesawat menabrak struktur bandara, menyebabkan kerusakan parah dan memicu kebakaran.

    Pesawat telah mencoba satu pendaratan sebelum dipaksa untuk berputar ketika roda pendaratan gagal turun secara normal.

    Manuver ini dikenal sebagai go-around, di mana pilot membatalkan pendaratan dan mencoba lagi.

    Rob McBride dari Al Jazeera melaporkan bahwa operasi penyelamatan besar-besaran sedang berlangsung di lokasi kejadian.

    “Gambar yang ditayangkan menunjukkan pesawat mendarat dengan posisi miring, diikuti oleh ledakan besar,” kata McBride.

    Tanggapan Resmi

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sangmok, memerintahkan semua instansi terkait untuk mengerahkan sumber daya guna mendukung operasi penyelamatan.

    “Semua instansi terkait harus mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk menyelamatkan personel,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.

    Kecelakaan ini menjadi perhatian serius bagi otoritas penerbangan dan keselamatan di Korea Selatan, dengan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti kecelakaan masih berlangsung.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel Berusia 15 Tahun

    Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel Berusia 15 Tahun

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pesawat Boeing 737-8AS dari maskapai Jeju Air yang kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan berusia 15 tahun 4 bulan.

    Dikutip dari situs FlightRadar24, pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 itu teregistrasi dengan kode HL8088. Burung besi ini pertama kali mengudara pada 19 Agustus 2009.

    Kemudian pada September, pesawat pabrikan Amerika Serikat ini memulai penerbangan bersama Ryanair, maskapai asal Irlandia.

    Selanjutnya pada 3 Februari 2017, Boeing 737-8AS itu berpindah tangan ke Jeju Air, maskapai bertiket murah asal Korea Selatan. Pesawat ini efektif melayani penerbangan komersil pada 10 Februari 2017.

    Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat mendarat  di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga telah memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan penumpang pesawat.

    Jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan kini menjadi 85 orang. Angka itu dikonfirmasi Badan Pemadam Kebakaran Korea Selatan dalam laporan terbaru.

    (can/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Jakarta

    Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan. Kecelakaan ini mengakibatkan pesawat terbakar hebat dan mengakibatkan 85 orang tewas.

    Dilansir kantor berita Yonhap dan AFP, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat, kemudian bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Akibat kecelakaan itu pesawat terbakar saat mendarat dan asap mengepul di sekitar lokasi. Terbaru, sebanyak 85 orang tewas dan 2 orang berhasil diselamatkan hingga kini.

    “Sejauh ini, dua orang berhasil diselamatkan dan 85 orang tewas,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dengan operasi penyelamatan yang masih berlangsung.

    Berdasarkan video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat itu berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan kebakaran.

    Pesawat itu hampir hancur total akibat ledakan itu.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan. Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan menyebut penyebab kecelakaan kemungkinan besar disebabkan karena tabrakan burung dan cuaca buruk.

    “Penyebab kecelakaan diduga karena tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk. Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama,” kata Lee Jeong-hyun, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, dalam sebuah pengarahan.

    Total ada 181 orang di dalam pesawat, diantaranya 6 awak pesawat dan 176 orang penumpang, berada di dalam pesawat yang kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    (yld/knv)