Jenis Media: Internasional

  • Semua Penumpang Jeju Air Hampir Dipastikan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Semua Penumpang Jeju Air Hampir Dipastikan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seluruh penumpang dan awak kabin Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, hampir dipastikan meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang berhasil selamat, keduanya merupakan pramugari.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12), Jeju Air yang berangkat dari Thailand ke Korea Selatan itu membawa total 181 orang. Terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kabin.

    Pesawat itu mengalami kecelakaan saat mendarat. Badan pesawat mendarat tanpa roda, menabrak pagar pembatas dan terbakar.

    Kecelakaan pesawat itu diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk. Pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin.

    Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    Menurut keterangan, pesawat hancur total sehingga menyulitkan proses evakuasi. Identifikasi korban tewas juga jadi sulit.

    “Penumpang terlempar dari pesawat setelah menabrak dinding, sehingga peluang untuk selamat sangat kecil,” kata seorang petugas pemadam kebakaran.

    “Pesawat itu hampir hancur total. Mengidentifikasi korban tewas pun sulit. Proses ini memakan waktu sembari kami mengevakuasi jenazah,” lanjutnya.

    Sejauh ini, hanya dua orang yang berhasil diselamatkan. Keduanya adalah pramugari Jeju Air. AFP mencatat 167 orang dipastikan meninggal, sisanya masih dalam proses evakuasi.

    Sementara CNN mencatat korban tewas telah mencapai 176 penumpang. Catatan itu berdasarkan Badan Pemadam Kebakaran Korea. 

    Sebanyak 176 korban tewas itu terdiri dari 82 laki-laki, 83 perempuan, dan 11 orang yang belum diketahui jenis kelaminnya.

    Sementara jumlah korban yang ditemukan selamat hanya dua orang. Itu artinya masih ada 3 orang yang hilang. 

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bertambah, Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Kini 176 Orang

    Bertambah, Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Kini 176 Orang

    Jakarta

    Korban tewas kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan terus bertambah. Data terbaru, jumlah korban tewas sebanyak 176 orang.

    Dikutip BBC, Minggu (29/12/2024), Pejabat di Korsel menyampaikan sebanyak 176 orang tewas akibat kecelakaan Jeju Air pagi tadi. Sejauh ini korban yang teridentifikasi baru 22 orang.

    Badan Pemadam Kebakaran Nasional terus memperbarui jumlah korban tewas. Pesawat Jeju Air diketahui membawa 181 penumpang, di mana 175 penumpang dan enam awak pesawat.

    Dua orang awak pesawat diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit. Dikutip Yonhap, pihak berwenang mengatakan tiga orang lainnya belum ditemukan. Operasi pencarian akan terus berlanjut untuk menemukan tiga korban lagi.

    Pihk Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas Bandara sempat mengeluarkan peringatan bird strike pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    Dikutip Yonhap, pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8.58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9.03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Lihat juga video: Kecelakaan Jeju Air di Korsel: 80 Orang Tewas, 2 Luka, dan 99 Hilang

    (idn/knv)

  • Zelensky Soroti Permintaan Maaf Putin soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Zelensky Soroti Permintaan Maaf Putin soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev usai Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Aliyev menyampaikan permintaan maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Zelensky meminta setiap negara menekan Rusia untuk menghentikan kebohongan terkait bencana tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12/2024), Zelensky menuduh Moskow melakukan ‘kebohongan yang sama seperti yang diceritakan tentang MH-17’. Diketahui MH-17 merupakan pesawat Malaysia Airlines yang menurut para penyelidik internasional telah ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan oleh pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur pada tahun 2014.

    Diplomat utama Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan kecelakaan itu merupakan’”pengingat yang jelas’ tentang MH17. Kallas menyerukan ‘investigasi internasional yang cepat dan independen’.

    Sejumlah maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan ke Rusia minggu ini setelah insiden itu, termasuk flydubai dan El Al dari Israel.

    Sebagian besar maskapai penerbangan Barat telah menghentikan penerbangan ke Rusia sejak Moskow melancarkan serangannya ke Ukraina.

    Sementara Kazakhstan — sekutu utama Rusia — telah bereaksi secara diam terhadap kecelakaan itu dan tidak menyalahkan Moskow, beberapa pejabat di Azerbaijan, yang juga memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, menyerukan permintaan maaf.

    Putin Minta Maaf Atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas “insiden tragis” itu melalui panggilan telepon. Namun Putin tidak mengatakan pertahanan udara Rusia yang melakukan penembakan terhadap pesawat itu.

    Rusia sebelumnya mengatakan semestinya pesawat itu mendarat di Grozny, akan tetapi pesawat itu justru terjatuh di Kazakhstan barat, diserang oleh pesawat nirawak Ukraina hari itu.

    Kemudian di sejumlah jalan di Baku, Ibu Kota Azerbaijan, beberapa warga yang diwawancarai AFP mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf resmi dari sekutu Rusia.

    Moskow mengatakan Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat itu telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”.

    “Selama waktu itu, Grozny, (kota) Mozdok dan Vladikavkaz diserang oleh pesawat tempur Ukraina dan pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini,” kata Putin, berdasarkan keterangan Kremlin.

    “Vladimir Putin telah menyampaikan permintaan maafnya bahwa insiden tragis itu terjadi di wilayah udara Rusia dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban tewas, dan mendoakan agar mereka yang terdampak segera pulih,” bunyi pernyataan itu.

    Sementara itu berdasarkan pernyataan dari kantor Aliyev melalui panggilan telepon tersebut tampaknya menunjukkan tidak ada keraguan bahwa pesawat itu ditembak di atas Rusia.

    “Presiden Ilham Aliyev menekankan bahwa pesawat penumpang Azerbaijan Airlines mengalami gangguan fisik dan teknis eksternal saat berada di wilayah udara Rusia, yang mengakibatkan hilangnya kendali sepenuhnya,” kata Aliyev.

    Aliyev juga menyoroti beberapa lubang di badan pesawat, cedera yang dialami penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin di tengah penerbangan, dan kesaksian dari pramugari dan penumpang yang selamat mengonfirmasi bukti adanya gangguan fisik dan teknis eksternal.”

    Sebelumnya, Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, tempat Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.

    Pesawat penumpang bikinan Embraer itu terbang dari Baku Azerbaijan menuju Grozny kawasan Cechnya di Rusia selatan. Namun pesawat itu belok menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.

    Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat itu tewas karena kecelakaan tersebut. Pemantau penerbangan Rusia mengatakan ada hal darurat yang mungkin berupa tabrakan burung di pesawat itu.

    Lihat juga video: Korban Selamat Ungkap Ada 2 Ledakan Sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh

    (yld/knv)

  • Suasana Duka di Ruang Tunggu Bandara Muan Korsel

    Suasana Duka di Ruang Tunggu Bandara Muan Korsel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tangis dan kecemasan para kerabat korban kecelakaan pesawat Jeju Air tampak di ruang tunggu Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).

    Mereka menunggu kabar dari pihak berwenang soal informasi korban.

    Teriakan histeris terdengar saat diumumkan nama 22 korban yang berhasil diidentifikasi.

    Hingga saat ini, tercatat 151 orang meninggal dunia dalam insiden nahas tersebut. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang terbakar.

    Pesawat Jeju Air 7C2216 terbang dari Bangkok, Thailand, membawa 175 penumpang dan 6 awak.

  • Pasukan Israel Nyanyikan Lagu Rasis ‘Biarkan Desamu Terbakar’ Saat Bumi Hanguskan Beit Hanoun – Halaman all

    Pasukan Israel Nyanyikan Lagu Rasis ‘Biarkan Desamu Terbakar’ Saat Bumi Hanguskan Beit Hanoun – Halaman all

    Pasukan Israel Nyanyikan Lagu Rasis ‘Biarkan Desamu Terbakar’ Saat Bumi Hanguskan Beit Hanoun

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel (IDF) yang beroperasi di wilayah yang mereka kepung secara total di Jalur Gaza utara , mengunggah rekaman di media sosial yang membuktikan kalau tuduhan genosida memang benar terjadi di Gaza.

    Unggahan yang beredar pada Sabtu (28/12/2024) itu menampilkan personel IDF membakar rumah-rumah di kota Beit Hanoun, Gaza Utara.

    “Aksi pembakaran rumah-rumah warga oleh IDF itu disertai dengan lagu rasis “Biarkan desamu terbakar”,” tulis laporan Anews, Minggu (29/12/2024).

    Para prajurit IDF, diketahui merupakan bagian dari Batalyon ke-92 militer Israel, difilmkan sedang membakar rumah-rumah milik penduduk Beit Hanoun yang mengungsi paksa.

    Rekaman yang diambil menggunakan pesawat tanpa awak (drone) menggambarkan kehancuran yang meluas di area yang menjadi sasaran.

    Sebagai informasi, lagu rasis “Biarkan desamu terbakar” telah menjadi elemen yang berulang dalam perayaan dan selebrasi oleh tentara dan bahkan pemukim Israel saat fasilitas milik Palestina dihancurkan.

    Selebrasi pasukan Israel (IDF) saat melakukan penyerbuan dan pembakaran rumah-rumah warga Palestina di Beit Hanoun, Gaza Utara. Mereka menyanyikan lagu rasis, Biarkan Desamu Terbakar yang ditujukan bagi Palestina.

    Laporan Anews, mencontohkan, lagu itu dinyanyikan saat IDF melakukan serangan genosida ke Rafah, Gaza Selatan.

    “Setelah pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Israel di Rafah di Gaza selatan, warga Israel di Yerusalem terlihat merayakan dengan lagu yang sama,” kata laporan tersebut.

    Nyanyian tersebut juga populer di kalangan pendukung klub sepak bola Israel tertentu, yang sering mengarahkannya kepada warga Palestina selama pertandingan.

    Israel telah menewaskan lebih dari 45.400 korban di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menghancurkan daerah kantong itu menjadi puing-puing.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong Palestina tersebut.

    Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (rntv/tangkap layar)

    Kronologi Penyerbuan IDF ke Beit Hanoun

    Militer Israel baru-baru ini meluncurkan serangan besar-besaran di daerah Beit Hanoun, Gaza.

    Dalam operasi ini, mereka menggunakan tank tempur dan kendaraan lapis baja, serta melibatkan tentara bersenjata lengkap.

    Artikel ini akan membahas rincian dari serangan tersebut, dampaknya terhadap warga sipil, dan latar belakang Beit Hanoun.

    Apa Penyebab Serangan di Beit Hanoun?

    Menurut laporan dari militer Israel, serangan ini dilakukan berdasarkan informasi intelijen yang menyebutkan bahwa militan dan infrastruktur mereka berada di daerah tersebut.

    Sebelum invasi darat dilakukan, pesawat tempur Israel telah menyerang berbagai target yang diyakini terkait dengan militan.

    Bagaimana Dampak Serangan Terhadap Warga Sipil?
    Serangan di Rumah Sakit Kamal Adwan

    Pada tanggal 26 Desember 2024, militer Israel menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

    Serangan ini menyebabkan kebakaran besar yang merusak fasilitas penting, termasuk ruang operasi dan arsip rumah sakit.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sekitar 400 orang, termasuk staf medis dan pasien, terjebak di dalam rumah sakit saat serangan berlangsung.

    Pasukan Israel dilaporkan menahan banyak dari mereka, dengan beberapa mengalami pemukulan dan dibiarkan kedinginan setelah diusir.

    Di antara yang ditahan adalah Dr Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit.

    Nasib pasien lainnya yang terjebak dalam situasi tersebut hingga kini belum diketahui.

    Apa Reaksi Internasional Terhadap Serangan Ini?

    Serangan di Rumah Sakit Kamal Adwan mendapat kecaman keras, termasuk dari Iran yang menyebutnya sebagai kejahatan perang.

    Mereka mengeklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk menghancurkan sistem kesehatan di wilayah Gaza yang sudah tertekan oleh situasi perang.

    Apa yang Terjadi di Beit Hanoun Pasca Serangan?

    Setelah serangan, laporan menunjukkan bahwa pasukan Israel mengepung daerah tempat tinggal 300 keluarga di Beit Hanoun.

    Serangan ini merupakan bagian dari serangkaian serangan mematikan yang terjadi di Jalur Gaza, termasuk beberapa serangan pesawat yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa.

    Dari laporan yang ada, dua orang dilaporkan tewas akibat serangan di lingkungan Remal, dan satu orang lainnya tewas di dekat Rumah Sakit Lapangan Yordania di Sabra.

    Selain itu, tujuh orang ditemukan tewas di reruntuhan rumah setelah serangan di kamp pengungsi Maghazi.

    Apa yang Terjadi Selanjutnya di Beit Hanoun?

    Kehadiran militer Israel di Rafah, selatan Gaza, juga dilaporkan sedang mengalami revitalisasi, dengan Brigade Kiryati mengambil alih dari Brigade Nahal setelah tujuh bulan.

    Semua informasi ini menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut di kawasan tersebut, yang semakin mempengaruhi kehidupan warga sipil di Gaza.

    Beit Hanoun sendiri, yang merupakan kota Palestina di tepi timur laut Jalur Gaza, memiliki populasi sekitar 52.237 jiwa pada tahun 2017 dan telah berada di bawah administrasi Hamas sejak pertengahan tahun 2007.

    Situasi yang kian memburuk ini menambah kompleksitas konflik di kawasan yang sudah penuh dengan ketegangan ini.

    Dengan latar belakang serangan yang terus berlangsung dan dampaknya yang parah terhadap kehidupan warga sipil, situasi di Beit Hanoun dan Gaza secara keseluruhan tetap menjadi perhatian dunia.

     

    (oln/anews/khbrn/*)

     

  • Pilot Jeju Air Sempat Beri Kode Darurat Usai Terima Peringatan ‘Bird Strike’

    Pilot Jeju Air Sempat Beri Kode Darurat Usai Terima Peringatan ‘Bird Strike’

    Jakarta

    Menara pengawas Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.

    Dikutip Yonhap, Minggu (29/12/2024), menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8:58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

    Jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air bertambah jadi 151 orang. Saat ini operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.

    “Sejauh ini dua orang diselamatkan, 151 dipastikan meninggal,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

    (idn/knv)

  • Putin Telepon Presiden Azerbaijan, Minta Maaf soal Jatuhnya Pesawat

    Putin Telepon Presiden Azerbaijan, Minta Maaf soal Jatuhnya Pesawat

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12/2024), Putin mengakui pertahanan udara Rusia sedang bekerja ketika pesawat penumpang itu mencoba mendarat di Grozny sebelum jatuh.

    Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas “insiden tragis” itu melalui panggilan telepon. Namun Putin tidak mengatakan pertahanan udara Rusia yang melakukan penembakan terhadap pesawat itu.

    Rusia sebelumnya mengatakan semestinya pesawat itu mendarat di Grozny, akan tetapi pesawat itu justru terjatuh di Kazakhstan barat, diserang oleh pesawat nirawak Ukraina hari itu.

    Kemudian di sejumlah jalan di Baku, Ibu Kota Azerbaijan, beberapa warga yang diwawancarai AFP mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf resmi dari sekutu Rusia.

    Moskow mengatakan Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat itu telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”.

    “Selama waktu itu, Grozny, (kota) Mozdok dan Vladikavkaz diserang oleh pesawat tempur Ukraina dan pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini,” kata Putin, berdasarkan keterangan Kremlin.

    Sementara itu berdasarkan pernyataan dari kantor Aliyev melalui panggilan telepon tersebut tampaknya menunjukkan tidak ada keraguan bahwa pesawat itu ditembak di atas Rusia.

    “Presiden Ilham Aliyev menekankan bahwa pesawat penumpang Azerbaijan Airlines mengalami gangguan fisik dan teknis eksternal saat berada di wilayah udara Rusia, yang mengakibatkan hilangnya kendali sepenuhnya,” kata Aliyev.

    Aliyev juga menyoroti ‘beberapa lubang di badan pesawat, cedera yang dialami penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin di tengah penerbangan, dan kesaksian dari pramugari dan penumpang yang selamat mengonfirmasi bukti adanya gangguan fisik dan teknis eksternal’.

    Sementara itu para penyintas telah memberi tahu media tentang mendengar “ledakan” saat pesawat berusaha mendarat.

    Kantor Aliyev mengatakan pihaknya menginginkan penyelidikan “untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.”

    Sebelumnya, Pejabat Amerika Serikat (AS) menduga Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan karena rudal Rusia. Dugaan ini sudah buru-buru dibantah Rusia, namun sumber dari Azerbaijan mengatakan rudal itu tak sengaja mengenai pesawat nahas tersebut.

    Dilansir Reuters yang mengutip sumber Azerbaijan, Jumat (27/12/2024), hasil awal dari investigasi Azerbaijan menunjukkan bahwa pesawat itu kena hantam sistem pertahanan udara Rusia bernama Pantsir-S.

    Alat komunikasi pesawat tersebut sempat kolaps disebabkan oleh sistem pertahanan elektronik yang mendekati Grozny. Sumber itu mengatakan Azerbaijan berharap Rusia mengakui kesalahan di tragedi ini.

    Diketahui, pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, tempat Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.

    Pesawat penumpang bikinan Embraer itu terbang dari Baku Azerbaijan menuju Grozny kawasan Cechnya di Rusia selatan. Namun pesawat itu belok menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.

    Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat itu tewas karena kecelakaan tersebut. Pemantau penerbangan Rusia mengatakan ada hal darurat yang mungkin berupa tabrakan burung di pesawat itu.

    (yld/gbr)

  • Putin Cabut Kelompok Taliban dan HTS Dari Daftar Teroris – Halaman all

    Putin Cabut Kelompok Taliban dan HTS Dari Daftar Teroris – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Lembaga asal Amerika Serikat, Institute for the Study of War (ISW) menyebut pemimpin Rusia, Vladimir Putin telah menghapus Taliban dan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris.

    Dengan demikian hubungan Rusia dengan dua organisasi penguasa Afghanistan dan Suriah tersebut kini telah cair.

    Taliban adalah kelompok yang kini menguasai Afghanistan setelah Amerika Serikat meninggalkan negara itu di zaman Presiden Donald Trump berkuasa.

    Sementara Tahrir al-Sham (HTS) berkuasa di Suriah setelah menggulingkan rezim Bashar Al Assad belum lama ini.

    Dikutip dari Ukrainska Pravda, ISW menyebut Putin telah menandatangani dekrit yang memberi wewenang kepada pemerintah Rusia untuk menghapus organisasi tertentu dari daftar kelompok terorisnya. 

    Dekrit tersebut termasuk Taliban, yang saat ini memerintah Afghanistan, dan HTS, yang baru-baru ini mengambil alih kekuasaan di Suriah. 

    Keputusan tersebut dipandang sebagai bagian dari strategi Rusia yang lebih luas untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan kelompok-kelompok ini.

    Para blogger militer Rusia menyarankan bahwa tindakan ini akan mendorong kerja sama politik dan ekonomi antara Rusia dan Taliban, yang berpotensi memfasilitasi terciptanya rute perdagangan baru melalui Afghanistan. 

    Dekrit tersebut juga memberikan kesempatan bagi Rusia untuk bekerja sama dengan pemerintah sementara Suriah yang dipimpin oleh HTS. Para analis mengamati bahwa hal ini akan memungkinkan Rusia untuk mengamankan dan mempertahankan pangkalan militernya di Suriah.

    Taliban, seperti dilansir dari BBC adalah kelompok yang mulai berjuang di selatan Afghanstan pada 1990-an. Nama Taliban berasal dari bahasa Pashtun yang artinya adalah murid atau mahasiswa.

    Sempat berkuasa pada 2000-an, Taliban kemudian didongkel sebagai penguasa Afghanistan. Amerika Serikat pun menempatkan ribuan pasukannya di negara itu.

    Akan tetapi Presiden AS Donald Trump akhirnya menarik pasukannya dari Kabul dan menyerahkan kekuasaannya pada Taliban di tahun 2021. Oleh kebanyakan negara Barat, Taliban masih disebut sebagai organisasi teroris.

    Sementara Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) adalah koalisi kelompok pemberontak Islam Sunni yang berbasis di Suriah utara yang berkembang dari Jabhat al-Nusrah, atau “Front Nusrah,” bekas cabang al-Qa’ida di Suriah.

    Selama tahun-tahun awal pemberontakan Suriah, pertikaian internal antara Front Nusrah, ISIS, dan faksi-faksi yang bersekutu dengan kelompok-kelompok ini untuk memperebutkan wilayah, pendapatan, dan perlawanan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 151 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 151 Orang

    Jakarta

    Jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang di Bandara International Muan, Korsel bertambah. Badan Pemadam Kebakaran Korsel melaporkan saat ini korban tewas berjumlah 151 orang.

    “Sejauh ini dua orang diselamatkan, 151 dipastikan meninggal,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Minggu (29/12/2024).

    Saat ini operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Keluarga dan kerabat korban berkumpul di Bandara Muan.

    Adapun kecelakaan itu terjadi pukul 9 pagi waktu setempat. Pesawat Boeing 737-800 itu membawa 175 penumpang dan enam orang awak. Pesawat tersebut berangkat dari Bangkok pada pukul 01.30 pagi dan dijadwalkan tiba di Muan sekitar pukul 08.30 pagi.

    Pesawat tersebut tergelincir di tanah tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat kemudian menabrak tembok beton sebelum meledak dan terbakar.

    “Setelah pesawat menabrak dinding, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah,” kata seorang pejabat badan pemadam kebakaran, dikutip Yonhap.

    “Pesawat itu hampir hancur total, dan sulit untuk mengidentifikasi korban tewas. Kami sedang dalam proses evakuasi jenazah, yang akan memakan waktu,” sambungnya.

    (idn/knv)

  • Menlu Ucapkan Duka kepada Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Menlu Ucapkan Duka kepada Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri RI Sugiono turut menyampaikan duka cita atas kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara International Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).

    Ia mengungkapkan rasa belasungkawa dan duka cita atas kejadian itu. Sugiono juga menyampaikan doa dan dukungannya untuk semua pihak yang terkena dampak kecelakaan tersebut.

    “Kami sangat berduka cita atas insiden tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan,” ujar Sugiono via akun Twitter/X @Menlu_RI.

    “Doa dan dukungan kami menyertai para korban, keluarga mereka, dan semua yang terkena dampak dari insiden menghancurkan ini,” lanjutnya.

    Pesawat Jeju Air bernomor penerbangan 7CC216 mengalami kecelakaan ketika hendak mendarat di Bandara Internasional Muan Korea Selatan. Pesawat itu semula terbang dari Bangkok ke Korea, tetapi mengalami masalah jelang pendaratan.

    Berdasarkan sejumlah sumber, mesin pesawat itu mengalami kerusakan akibat menabrak kawanan burung. Di sisi lain, ketika akan mendarat, pesawat juga tidak mengeluarkan roda pendaratan hingga kehilangan kendali di landasan pacu.

    Pesawat kemudian menabrak dinding pagar dan mengeluarkan gumpalan asap, sebelum seluruh badan pesawat terbakar.

    Petugas kebakaran kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan dari insiden tersebut. Menurut data per Minggu (29/12) pukul 14.42 waktu Korea, jumlah korban tewas sudah menyentuh angka 120 orang.

    Catatan itu sudah melampaui setengah dari total manusia yang ada di dalam pesawat saat insiden terjadi. Pesawat Jeju Air dengan penerbangan 7C2216 itu membawa 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 kru pesawat.

    Di sisi lain, terdapat dua korban selamat yang semuanya merupakan pramugari. Keduanya juga telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

    (frl/mik)

    [Gambas:Video CNN]